Keragaan Agribisnis Belimbing Manis (Averrhoa carambola) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Maju Bersama, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok).

(1)

(2)

(3)

Lampiran 2. Kerangka Pemikiran

Keragaan agribisnis belimbing manis terdiri atas lima subsistem yaitu subsistem hulu, subsistem usahatani, subsistem pemasaran, subsistem pasca panen/ pengolahan hasil dan subsistem penunjang. Dari keseluruhan subsistem yang ada, akan dianalisis bagaimana kelayakan finansial kegiatan usahatani belimbing manis di Kelurahan Tugu, Kota Depok dengan beberapa kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net B/C. Kemudian juga akan dianalisis bagaimana strategi pengembangan agribisnis belimbing manis dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats ).

Dari hasil analisis kelayakan finansial dan analisis SWOT , maka dapat diketahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar agribisnis belimbing manis di Kelurahan Tugu Kota Depok terus berkembang, mengingat komoditas belimbing sebagai ikon kota, yang juga sebagai komoditas unggulan khas kota Depok. Berikut ini merupakan gambar skema kerangka pemikiran.


(4)

Gambar 20. Skema kerangka pemikiran Keragaan Agribisnis

Belimbing Manis

Sistem Agribisnis : 1. Subsistem Hulu 2. Subsistem Usahatani 3. Subsistem Pemasaran 4. Subsistem Pasca

Panen/ pengolahan hasil

5. Subsistem Penunjang

Analisis SWOT Analisis kelayakan

Usahatani Belimbing Manis

Strategi pengembangan Agribisnis belimbing Sebagai Komoditas Unggulan Kota Depok Kriteria :

1. NPV 2. IRR 3. Net B/C


(5)

Lampiran 3. Metodologi Penelitian

1. Objek dan Tempat Penelitian

Objek penelitian adalah usaha agribisnis belimbing manis di Kelompok Tani Maju Bersama, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan ;

1) Ikon kota Depok adalah Belimbing, oleh karena itu Kota Depok merupakan kota sentra belimbing, dan Kelurahan Tugu merupakan salah satu sentra penanaman belimbing yang ada di Kota Depok.

2) Kelompok tani Maju Bersama merupakan kelompok tani yang ada di Kelurahan Tugu yang menjadi sentra penanaman belimbing di kecamatan Cimanggis. Kelurahan Tugu merupakan kelurahan yang paling banyak memproduksi buah belimbing diantara 13 kelurahan di Kecamatan Cimanggis.

2. Desain dan Teknik Penelitian

Desain penelitian menggunakan desain kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moelong (2008:6) adalah penelitian yang secara holistik bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, baik itu perilakunya, persepsi, motivasi maupun tindakannya, dan secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Adapun penggunaan studi kasus deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengungkap atau


(6)

memperoleh informasi dari data penelitian secara menyeluruh, luas, dan mendalam (Sugiyono, 2008:35).

3. Data/Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Konsep/Variabel) Sebagai pengukuran variabel-variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini, maka variable yang ada diuraikan dahulu menjadi indikator-indikator untuk mengetahui jenis data yang dibutuhkan dan cara menganalisisnya dapat dilihat pada Tabel 23

Tabel 23. Operasional Variabel untuk Keragaan Agribisnis Belimbing Manis Konsep Keragaan Agribisnis Belimbing manis

Dimensi Variabel Indikator Satuan

Subsistem hulu (Penyediaan sarana dan prasarana produksi)

Bibit Sumber perolehan Membeli/membuat -

Jenis - -

Harga - Rp

Jumlah - Bibit/Ha

Ketersediaan - -

Waktu Tepat/tidak -

Pupuk Sumber perolehan Membeli/membuat -

Jenis Kimia/ nabati -

Harga - Rp

Jumlah - Kg/Ha

Ketersediaan - -

Waktu Tepat/tidak -

Alat pengairan Sumber perolehan Membeli/membuat -

Jenis Mesin/ non-mesin -

Harga - Rp

Jumlah - -

Ketersediaan - -

Waktu Tepat/tidak -

Pestisida Sumber perolehan Membeli/membuat -

Jenis Kimiawi/nabati -

Harga - Rp

jumlah - -

Ketersediaan - -

Waktu Tepat/tidak -

Alat pertanian Sumber perolehan Membeli/membuat -


(7)

Harga - Rp

Jumlah - -

Ketersediaan - -

Waktu Tepat/tidak -

Subsistem usahatani

Penyiapan lahan

Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Penyiapan benih

Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Penanaman Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Pemupukan Waktu - Hari

Jumlah/masa tanam

- Kg/masa

tanam

Tenaga kerja - Hari

Pengairan Sumber air - -

Jenis irigasi Teknis/non teknis -

Waktu - Hari

Tenaga kerja - Orang

Pemangkasan Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Pengendalian OPT

Waktu - Hari

Jenis

Pengendalian

- -

Tenaga Kerja - Orang

Sanitasi Kebun Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Penjarangan Buah

Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Pembungkusan Buah

Waktu - Hari

Tenaga Kerja - Orang

Panen Waktu - Hari

Jumlah/masa tanam

- Kg/masa

panen

Tenaga Kerja - Orang

Subsistem pasca panen/agroin dustri

Pembersihan Waktu -

Tempat Ada/tidak -

Sortasi dan grading

Tingkat

kesegaran dan ketuaan

- -

Grade A/B/C -


(8)

Bahan - -

Pengolahan Waktu - Hari

Jumlah pengolahan

- -

Pengemasan Waktu - Hari

Kuantitas Bahan - -

Subsistem pemasaran

Produk Terjual - Kg

Tidak terjual - Kg

Saluran Pemasaran

Dalam Negeri - Kg

Luar Negeri - Kg

Subsistem penunjang

Kelembagaan Akses

kelembagaan

Ada/tidak -

Jumlah - -

Jasa penunjang Jumlah Ada/tidak -

Analisis kelayakan finansial

Biaya investasi - Rp/tahun

Biaya Penyusutan

- Rp/tahun

Biaya TBM - Rp/tahun

Biaya TM - Rp/tahun

Kriteria kelayakan

NPV, IRR, Net B/C

- -

Strategi pengem-bangan

Faktor internal Sumber Daya Manusia

- -

Teknik budidaya - -

Permodalan -

Pemasaran Produksi Faktor eksternal Kebijakan pemerintah -

Pasar - -

Pesaing - -

Teknologi - -

4. Sumber Data/Informasi Dan Cara Menentukannya

Sumber data/informasi yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Rincian data/informasi adalah sebagai berikut :


(9)

a. Data primer

Data primer didapat dari wawancara langsung dengan responden, yaitu ketua kelompok tani Maju Bersama dan beberapa anggota kelompok tani yang melakukan kegiatan agribisnis belimbing Manis di Kelurahan Tugu. Peneliti juga mengamati kegiatan agribisnis belimbing manis yang dilakukan oleh para petani, disertai dengan observasi lapangan terhadap kegiatan pengolahan hasil belimbing manis.

b. Data sekunder

Data sekunder didapat dari studi literatur, buku yang berkaitan dengan keragaan agribisnis belimbing manis, kegiatan usahatani belimbing manis, kelayakan usahatani dan strategi pengembangan. Data sekunder juga didapat dari instansi terkait seperti Balai Penyuluhan pertanian Cimanggis, Depok dan Dinas Pertanian Depok, jurnal-jurnal penelitian, studi kepustakaan, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Cara menentukan jumlah responden kepada petani adalah ditentukan secara sengaja (purposive) dengan jumlah secukupnya yang diperoleh dengan cara longsoran salju (snow balling technique). Cara longsoran salju adalah dari jumlah responden yang sedikit, semakin lama semakin berkembang menjadi semakin banyak, sehingga dalam proses penelitian, responden bisa menjadi lebih besar. Orang yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah ketua kelompok tani Maju Bersama. Sedangkan yang menjadi responden adalah anggota kelompok tani belimbing manis dan perangkat lainnya yang ada dalam kelompok


(10)

tani Maju bersama. Dengan teknik ini, jumlah narasumber akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan pemenuhan informasi.

5. Teknik Pengumpulan Data/Informasi

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah :

1) Pengamatan langsung (observasi). Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Pengamatan langsung dilakukan untuk melihat sejauh mana kegiatan agribisnis yang dilakukan pada kelompok tani Maju Bersama.

2) Wawancara (Interview), merupakan metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

3) Studi literatur, dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan.


(11)

6. Rancangan Analisis Data/Informasi

Analisis data yang digunakan adalah metode deskrptif dengan pendekatan konsep subsistem agribisnis, kriteria investasi untuk kelayakan finansial dan konsep manajemen strategi. Pada penelitian ini metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan terkait dengan kegiatan agribisnis Belimbing manis di kelompok tani Maju Bersama I, II dan III. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah ;

1) Mendeskripsikan keragaan yang dilihat dari aspek lima subsistem agribisnis kemudian menghitung kelayakan usaha penilaian finansial dengan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net)B/C

a. Net Present Value (NPV)

Adalah selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Secara matematis NPV dirumuskan sebagai berikut ;


(12)

Di mana:

B = Benefit (manfaat) C = Cost (biaya)

i = Tingkat bunga bank yang berlaku n = Lamanya periode waktu

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

- Apabila NPV yang diperoleh positif (NPV > 0), berarti proyek layak untuk diusahakan.

- Apabila NPV yang diperoleh sama dengan nol (NPV = 0), berarti proyek masih layak untuk diusahakan.

- Apabila NPV yang diperoleh negatif (NPV < 0), berarti proyek tidak layak untuk diusahakan

b. Internal Rate of Return (IRR)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Apabila nilai suatu IRR lebih besar dari pada/sama dengan Discount Factor yang berlaku, maka proyek dinyatakan layak (Choliq dkk, 1999 : 37-38). Secara matematis IRR dirumuskan sebagai berikut;


(13)

Di mana :

i1 = Discount Factor pertama dimana diperoleh NPV positif i2 = Discount Factor kedua dimana diperoleh NPV negatif Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

- Jika IRR ≥ Opportunity Cost of Capital, maka proyek dianggap layak untuk diusahakan.

- Jika IRR < Opportunity Cost of Capital, maka proyek dianggap tidak layak untuk diusahakan.

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV Negatif. Net B/C menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan (Choliq dkk, 1999: 35). Secara matematis nilai Net B/C dirumuskan sebagai berikut :

1 ! " #$% &

1 ! " &

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

- Jika Net B/C ≥ 1, maka proyek dianggap layak untuk diusahakan. - Jika Net B/C < 1, maka proyek dianggap tidak layak untuk diusahakan.


(14)

2) Strategi pengembangan dicari melalui mbangan dengan teknik analisis sebagai berikut;

a. Mengidentifikasi faktor Internal dan Eksternal

Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dengan mengambil faktor-faktor kunci. Faktor-faktor tersebut dimasukkan kedalam tabel seperti di bawah ini

Faktor Internal

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) 1.

2. dst

1. 2. dst Faktor Eksternal

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) 1.

2. dst

1. 2. dst

b. Matriks SWOT

Analisis SWOT dituangkan ke dalam matriks SWOT yang menghasilkan 4kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO (Strengths- Opportunities) , strategi WO (Weaknesses- Opportunities), strategi ST (Strengths- Threats ) dan strategi WT (Weaknesses-Threats). Kemudian dijabarkan ke dalam tabel seperti di bawah ini.


(15)

INTERNAL EKSTERNAL

Kekuatan (Strengths) Daftar 5-10 faktor-faktor kekuatan

Kelemahan(Weaknesses) Daftar 5-10 faktor-faktor kelemahan

Peluang (Opportunities) Daftar 5-10 faktor-faktor peluang

Strategi Kekuatan

dan Peluang (SO) Mengembangkan kekuatan dan mengoptimalkan peluang

Strategi Kelemahan dan Peluang (WO)

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats) Daftar 5-10 faktor-faktor ancaman

Strategi Kekuatan

dan Ancaman (ST) Mengembangkan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi Kelemahan dan Ancaman (WT)

meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

c. Matriks IFE dan EFE

Menurut David (2004) tahapan dalam membuat matriks IFE/EFE adalah sebagai berikut:

1. Tuliskan daftar semua kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman suatu orgaanisasi. Peluang dan kekuatan didaftar terlebih dahulu baru kemudian ancaman dan kelemahan dari organisasi.

2. Berikan bobot terhadap daftar yang telah dibuat untuk menunjukan reatif tingkat kepentingan faktor dalam menuju kesuksesan organisasi. Pembobotan berkisar antara 0.00 (tidak penting) sampai 1.00 (sangat penting) yang diletakkan pada kolom kedua. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu

3. Tentukan ranting tiap faktor yang menunjukan keefektifan strategi suatu organisasi saat ini dalam merespon faktor-faktor tersebut pada kolom ketiga. Untuk matriks IFE, 1 = kelemahan utama,


(16)

2 = kelemahan minor, 3 = kekuatan minor dan 4 = kekuatan utama. Sedangkan untuk matriks EFE, 4 = respon tinggi, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata dan 1 = respon kurang. Setiap rating digandakan dengan masing-masing bobot untuk memperoleh skor pembobotan.

Berikut ini merupakan tabel matriks evaluasi internal dan eksternal Faktor- Faktor Internal Rating Bobot Skor

pembobotan Kekuatan

1. 2.

Total Kelemahan

3. 4.

Total

Total IFE

Faktor- Faktor Eksternal Rating Bobot Skor pembobotan Peluang

1. 2.

Total Ancaman

3. 4.

Total

Total EFE

d. Grafik Pembobotan SWOT dalam menentukan strategi utama Dalam membuat grafik pembobotan, langkah perama adalah Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor kekuatan (Strength) dengan kelemahan(Weaknesses) (S-W) dan faktor Peluang (Opportunities) dengan ancaman (Threats) (O-T). Perolehan angka


(17)

(S-W) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Vertikal (x), sementara perolehan angka (O-T) menjadi nilai atau titik pada sumbu Horizontal (y). Langkah selanjutnya adalah Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Keterangan :

Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam

Kuadran II

Difersifikasi Strategi (+,-) Progresif (+,+) Kuadran I

Kuadran IV

Strategi Bertahan (-,-)

Kuadran III Ubah Strategi (-,+)

Kelemahan (Weaknesses)

Peluang (Opportunities) Ancaman

(Threath)


(18)

kondisi prima namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri


(19)

7. Jadwal Penelitian Tabel 24. Jadwal Penelitian

Fase-fase penelitian Waktu

Persiapan Desember 2011 –Februari 2012

Pengumpulan data dan informasi Februari –Maret 2012

Pengolahan data Maret –April 2012


(20)

Lampiran 4. Skedul Penyusutan Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/tahunpada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012 (Dalam Rp 000)

No Jenis investasi Nilai ekonomis

Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Mesin Steam 5 - 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 2 Mesin Diesel 10 - 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 3 Selang 5 - 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 4 Gerobak

Dorong

5 - 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600

Total - 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430 2.430

lanjutan lampiran 6…

No Jenis investasi Nilai ekonomis

Tahun

17 18 19 20 1 Mesin Steam 5 1.500 1.500 1.500 1.500 2 Mesin Diesel 10 300 300 300 300 3 Selang 5 30 30 30 30 4 Gerobak

Dorong

5 600 600 600 600


(21)

Lampiran 5. Rincian biaya Peralatan Usahatani Belimbing Manis pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

No Alat Pertanian Jumlah (unit)

Harga Nilai (Rp)

1 Parang 3 40,000 120,000

2 Cangkul 3 50,000 150,000

4 Sapu Lidi 3 10,000 30,000

5 Meteran 2 20,000 40,000

6 Garpu 3 100,000 300,000

7 Gaco 3 80,000 240,000

8 Tangga Kayu 5 150,000 750,000

9 Ember 5 25,000 125,000

10 Gunting Pangkas 4 95,000 380,000

11 Gergaji 4 200,000 800,000

12 Corong 5 6,000 30,000

13 Sabit 5 30,000 150,000


(22)

Lampiran 6. Biaya Tanaman Belum menghasilkan (TBM) Tahun ke-0 sampai tahun ke-2 Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

No Uraian

Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Bibit 200 ph 25.000 5.000.000 b. Pupuk

- Pupuk NPK 180 kg 3.000 540.000 200 kg 3.000 600.000 240 kg 3.000 720.000 - Pupuk kandang 3000 kg 750 1.500.000 3500 kg 750 2.625.000 4200 kg 750 3.150.000 - Hormon 18 Liter 90.000 1.620.000 18 Liter 90.000 1.620.000 18 Liter 90.000 1.620.000

c. Pestisida

- Insektisida Kontak 18 Liter 240.000 4.320.000 18 Liter 240.000 4.320.000 18 Liter 240.000 4.320.000

d. Tenaga kerja

- Persiapan lahan 20 HOK 50.000 1,000,000 - Pengajiran dan

Penanaman 20 HOK 50.000 1,000,000 - Pemeliharaan 10 HOK 50.000 500.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pengendalian OPT 10 HOK 50.000 500.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 e. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 16.180.000 10.865.000 11.510.000 2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 4.320.000 4.320.000 4.320.000 Pajak 750.000 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 3.115.000 Penyusutan Alat - 2.430.000 2.430.000

Jumlah 8.185.000 10.615.000 10.615.000


(23)

Lampiran 7. Biaya Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun ke-3 Sampai Tahun ke-20 Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/Tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

No Uraian

Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Pupuk

- Pupuk NPK 300 kg 3.000 900.000 360 kg 3.000 1.080.000 420 kg 3.000 1.260.000 480 kg 3.000 1.440.000 - Pupuk kandang 6000 kg 750 4.500.000 9000 kg 750 6.750.000 10800 kg 750 8.100.000 12000 kg 750 9.000.000 - Pupuk Daun 18 kg 60.000 1.080.000 18 kg 60.000 1.080.000 18 kg 60.000 1.080.000 18 kg 60.000 1.080.000 - Hormon 18 Liter 90.000 1.620.000 18 Liter 90.000 1.620.000 18 Liter 90.000 1.620.000 18 Liter 90.000 1.620.000

b. Pestisida

- Insektisida Kontak 18 Liter 240.000 4.320.000 18 Liter 240.000 4.320.000 18 Liter 240.000 4.320.000 18 Liter 240.000 4.320.000 c. Tenaga kerja

- Pengendalian

OPT 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pemeliharaan 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pembungkusan 25 HOK 14.000.000 25 HOK 14.000.000 25 HOK 15.000.000 25 HOK 16.500.000 - Panen 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 d. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 29.370.000 31.800.000 31.630.000 36.910.000 2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 4.320.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 Pajak 750.000 750.000 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 3.115.000 3.115.000 Penyusutan alat 2.430.000 2.430.000 2.430.000 2.430.000

Jumlah 10.615.000 10.615.000 11.095.000 11.095.000


(24)

Lanjutan lampiran 7….

No Uraian

Tahun ke-7 Tahun ke-8 Tahun ke-9 Tahun ke-10 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Pupuk

- Pupuk NPK 540 kg 3.000 1.620.000 600 kg 3.000 1.800.000 1200 kg 3.000 3.600.000 1800 kg 3.000 5.400.000 - Pupuk kandang 15000 kg 750 11.250.000 18000 kg 750 13.500.000 21000 kg 750 15.750.000 24000 kg 750 18.000.000 - Pupuk Daun 18 kg 60.000 1.080.000 24 kg 60.000 1.440.000 24 kg 60.000 1.440.000 24 kg 60.000 1.440.000 - Hormon 18 Liter 90.000 1.620.000 24 Liter 90.000 2.160.000 24 Liter 90.000 2.160.000 24 Liter 90.000 2.160.000

b. Pestisida

- Insektisida Kontak 18 Liter 240.000 4.320.000 24 Liter 240.000 5.760.000 24 Liter 240.000 5.760.000 24 Liter 240.000 5.760.000 c. Tenaga kerja

- Pengendalian

OPT 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pemeliharaan 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pembungkusan 25 HOK 16.700.000 25 HOK 17.000.000 25 HOK 18.600.000 30 HOK 20.700.000 - Panen 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 d. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 39.540.000 44.610.000 50.260.000 56.410.000

2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 4.800.000 4.800.000 4.800.000 6.500.000 Pajak 750.000 750.000 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 3.115.000 3.115.000 Penyusutan alat 2.430.000 2.430.000 2.430.000 2.430.000

Jumlah 11.095.000 11.095.000 11.095.000 12.795.000


(25)

Lanjutan lampiran 7…

No Uraian

Tahun ke-11 Tahun ke-12 Tahun ke-13 Tahun ke-14 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Pupuk

- Pupuk NPK 2400 kg 3.000 7.200.000 3000 kg 3.000 9.000.000 3600 kg 3.000 10.800.000 4200 kg 3.000 12.600.000 - Pupuk kandang 27000 kg 750 20.250.000 30000 kg 750 22.500.000 33000 kg 750 24.750.000 34200 kg 750 25.650.000 - Pupuk Daun 24 kg 60.000 1.440.000 24 kg 60.000 1.440.000 24 kg 60.000 1.440.000 24 kg 60.000 1.440.000 - Hormon 24 Liter 90.000 2.160.000 24 Liter 90.000 2.160.000 24 Liter 90.000 2.160.000 24 Liter 90.000 2.160.000

b. Pestisida

- Insektisida Kontak 24 Liter 240.000 5.760.000 24 Liter 240.000 5.760.000 24 Liter 240.000 5.760.000 24 Liter 240.000 5.760.000 c. Tenaga kerja

- Pengendalian

OPT 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pemeliharaan 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pembungkusan 30 HOK 23.000.000 30 HOK 26.000.000 30 HOK 28.000.000 30 HOK 32.000.000 - Panen 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 25 HOK 50.000 1.250.000 d. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 62.760.000 69.810.000 75.860.000 82.560.000

2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 Pajak 750.000 750.000 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 3.115.000 3.115.000 Penyusutan alat 2.430.000 2.430.000 2.430.000 2.430.000

Jumlah 12.795.000 12.795.000 12.795.000 12.795.000

Total 75.555.000 82.605.000 88.655.000 95.355.000 .


(26)

Lanjutan lampiran 7…

No Uraian

Tahun ke-15 Tahun ke-16 Tahun ke-17 Tahun ke-18 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Pupuk

- Pupuk NPK 6000 kg 3.000 18.000.000 6000 kg 3.000 18.000.000 6000 kg 3.000 18.000.000 6000 kg 3.000 18.000.000 - Pupuk kandang

36000 kg 750 27.000.000 36000 kg 750 27.000.000 36000 kg 750 27.000.000

36000

kg 750 27.000.000 - Pupuk Daun 30 kg 60.000 1.800.000 30 kg 60.000 1.800.000 30 kg 60.000 1.800.000 30 kg 60.000 1.800.000 - Hormon 30 Liter 90.000 2.700.000 30 Liter 90.000 2.700.000 30 Liter 90.000 2.700.000 30 Liter 90.000 2.700.000

b. Pestisida

- Insektisida Kontak 30 Liter 240.000 7.200.000 30 Liter 240.000 7.200.000 30 Liter 240.000 7.200.000 30 Liter 240.000 7.200.000 c. Tenaga kerja

- Pengendalian

OPT 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pemeliharaan 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pembungkusan 30 HOK 36.000.000 30 HOK 40.000.000 30 HOK 45.000.000 30 HOK 50.000.000 - Panen 30 HOK 50.000 1.500.000 30 HOK 50.000 1.500.000 30 HOK 50.000 1.500.000 30 HOK 50.000 1.500.000 d. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 95.900.000 99.900.000 104.900.000 109.900.000

2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 8.500.000 8.500.000 8.500.000 8.500.000 Pajak 750.000 750.000 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 3.115.000 3.115.000 Penyusutan alat 2.430.000 2.430.000 2.430.000 2.430.000

Jumlah 14.795.000 14.795.000 14.795.000 14.795.000


(27)

Lanjutan lampiran 7…

No Uraian

Tahun ke-19 Tahun ke-20 Volume Harga Nilai Volume Harga Nilai 1 Biaya Tidak tetap

a. Pupuk

- Pupuk NPK 6000 kg 3.000 18.000.000 6000 kg 3.000 18.000.000 - Pupuk kandang 36000 kg 750 27.000.000 36000 kg 750 27.000.000 - Pupuk Daun 30 kg 60.000 1.800.000 30 kg 60.000 1.800.000 - Hormon 30 Liter 90.000 2.700.000 30 Liter 90.000 2.700.000 b. Pestisida

- Insektisida Kontak 30 Liter 240.000 7.200.000 30 Liter 240.000 7.200.000 c. Tenaga kerja

- Pengendalian

OPT 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pemeliharaan 15 HOK 50.000 750.000 15 HOK 50.000 750.000 - Pembungkusan 30 HOK 50.000.000 30 HOK 65.000.000 - Panen 30 HOK 50.000 1.500.000 30 HOK 50.000 1.500.000 d. Bahan bakar 40 Liter 5.000 200.000 40 Liter 5.000 200.000

Jumlah 109.900.000 124.900.000 2 Biaya Tetap

Sewa Lahan 8.500.000 8.500.000 Pajak 750.000 750.000 Peralatan 3.115.000 3.115.000 Penyusutan alat 2.430.000 2.430.000

Jumlah 14.795.000 14.795.000


(28)

Lampiran 8. Cash Flow Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/Tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012 (Dalam Rp 000)

No Cash flow Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Cash in flow

1 Penerimaan - - - 60.000 63.000 67.200 72.000 82.800 91.800 102.000 105.000 108.000 111.000 114.000 120.000

Total - - - 60.000 63.000 67.200 72.000 82.800 91.800 102.000 105.000 108.000 111.000 114.000 120.000

2 Cash out flow

Investasi 13.650 - - - - Biaya tidak tetap 16.180 10.865 11.510 29.370 31.800 31.630 36.910 39.540 44.610 50.260 56.410 62.760 69.810 75.860 82.560 Biaya Tetap 8.185 10.615 10.615 10.615 10.615 11.095 11.095 11.095 11.095 11.095 12.795 12.795 12.795 12.795 12.795

Total 38.015 21.480 22.125 39.985 42.415 42.725 48.005 50.635 55.705 61.355 69.205 75.555 82.605 88.655 95.355

3 Net cash flow -38.015 -21.480 -22.125 20.015 20.585 21.775 23.995 32.165 36.095 40.645 35.795 32.445 28.395 25.345 24.645

Lanjutan Lampiran 8…

No Cash flow Tahun

15 16 17 18 19 20 Cash in flow

1 Penerimaan 129.000 132.000 138.000 150.000 180.000 180.000

Total 129.000 132.000 138.000 150.000 180.000 180.000

2 Cash out flow

Investasi - - - - Biaya tidak tetap 95.900 99.900 104.900 109.900 109.900 124.900 Biaya Tetap 14.795 14.795 14.795 14.795 14.795 14.795

Total 110.695 114.695 119.695 124.695 124.695 139.695


(29)

Lampiran 9. Analisis Data Net Present Value (NPV) Pada Discount Factor 13 % Umur

Tanaman (Tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

Discount Factor 13%

NPV Pada DF 13%

0 0 38.015.000 -38.015.000 1 -38.015.000

1 0 21.480.000 -21.480.000 0.8850 -19.009.800

2 0 22.125.000 -22.125.000 0.7831 -17.326.088

3 60.000.000 39.985.000 20.015.000 0.6931 13.872.397

4 63.000.000 42.415.000 20.585.000 0.6133 12.624.781

5 67.200.000 45.425.000 21.775.000 0.5428 11.819.470

6 72.000.000 48.005.000 23.995.000 0.4803 11.524.799

7 82.800.000 50.635.000 32.165.000 0.4251 13.673.342

8 91.800.000 55.705.000 36.095.000 0.3762 13.578.939

9 102.000.000 61.355.000 40.645.000 0.3329 13.530.721

10 105.000.000 69.205.000 35.795.000 0.2946 10.545.207

11 108.000.000 75.555.000 32.445.000 0.2607 8.458.412

12 111.000.000 82.605.000 28.395.000 0.2307 6.550.727

13 114.000.000 88.655.000 25.345.000 0.2042 5.175.449

14 120.000.000 95.355.000 24.645.000 0.1807 4.453.352

15 129.000.000 110.695.000 18.305.000 0.1599 2.926.970

16 132.000.000 114.695.000 17.305.000 0.1415 2.448.658

17 138.000.000 119.695.000 18.305.000 0.1252 2.291.786

18 150.000.000 124.695.000 25.305.000 0.1108 2.803.794

19 180.000.000 124.695.000 55.305.000 0.0981 5.425.421

20 180.000.000 139.695.000 40.305.000 0.0868 3.498.474

Total 2.005.800.000 1.570.690.000 435.110.000 70.851.806

1

NPV = Rp 70.851.806

1 ! " #$% &

1 ! " &

# 145.202.694


(30)

Lampiran 10. Analisis Internal Rate Of Return (IRR)

Umur Tanaman (Tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

Discount Factor 20%

Discount Factor 25%

NPV Pada DF 20%

NPV Pada DF 25%

0 0 38.015.000 -38.015.000 1 1 -38.015.000 -38.015.000 1 0 21.480.000 -21.480.000 0,8333 0,8000 -17.899.284 -17.184.000 2 0 22.125.000 -22.125.000 0,6944 0,6400 -15.363.600 -14.160.000 3 60.000.000 39.985.000 20.015.000 0,5787 0,5120 11.582.681 10.247.680 4 63.000.000 42.415.000 20.585.000 0,4823 0,4096 9.928.146 8.431.616 5 67.200.000 45.425.000 21.775.000 0,4019 0,3277 8.751.373 7.135.668 6 72.000.000 48.005.000 23.995.000 0,3349 0,2621 8.035.926 6.289.090 7 82.800.000 50.635.000 32.165.000 0,2791 0,2097 8.977.252 6.745.001 8 91.800.000 55.705.000 36.095.000 0,2326 0,1678 8.395.697 6.056.741 9 102.000.000 61.355.000 40.645.000 0,1938 0,1342 7.877.001 5.454.559 10 105.000.000 69.205.000 35.795.000 0,1615 0,1074 5.780.893 3.844.383 11 108.000.000 75.555.000 32.445.000 0,1346 0,0859 4.367.097 2.787.026 12 111.000.000 82.605.000 28.395.000 0,1122 0,0687 3.185.919 1.950.737 13 114.000.000 88.655.000 25.345.000 0,0935 0,0550 2.369.758 1.393.975 14 120.000.000 95.355.000 24.645.000 0,0799 0,0440 1.969.136 1.084.380 15 129.000.000 110.695.000 18.305.000 0,0649 0,0352 1.187.995 644.336 16 132.000.000 114.695.000 17.305.000 0,0541 0,0281 936.201 486.271 17 138.000.000 119.695.000 18.305.000 0,0451 0,0225 825.556 411.863 18 150.000.000 124.695.000 25.305.000 0,0376 0,0180 951.468 455.490 19 180.000.000 124.695.000 55.305.000 0,0313 0,0144 1.731.047 796.392 20 180.000.000 139.695.000 40.305.000 0,0261 0,0115 1.051.961 463.508


(31)

Lanjutan Lampiran 10…

20% 16.627.21716.627.2174.680.288 3 25 20 %


(32)

Faktor Internal

Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot

A 4 4 3 4 3 3 2 3 1 27 0,13

B 4 4 2 2 3 2 3 2 1 23 0,11

C 4 4 1 3 3 2 1 2 1 21 0,10

D 3 4 3 2 3 3 2 2 2 24 0,12

E 4 3 2 3 2 3 2 1 1 21 0,10

F 3 3 3 3 2 1 2 1 2 20 0,09

G 3 2 2 3 3 1 1 2 2 19 0,09

H 2 3 1 2 2 2 1 2 2 17 0,08

I 3 2 2 1 1 2 2 2 2 17 0,08

J 3 2 2 2 3 2 2 3 3 22 0,10

Total 211 1,00

Keterangan :

A = Kemauan petani untuk maju B = Varietas unggul

C = Penyuluhan pertanian yang aktif

D = Komoditas belimbing dijadikan sebagai Ikon Kota

E = Petani tetap pada posisi bertahan dari kegiatan agribisnis belimbing F = Sumber daya manusia yang berkurang

G = Akses permodalan terbatas H = Manajemen yang tradisional I = Penyempitan lahan


(33)

Faktor Eksternal

Kunci A B C D E F G H Total Bobot

A 4 4 2 2 3 2 1 18 0,13

B 4 4 3 3 3 1 3 21 0,16

C 4 2 3 3 3 2 1 18 0,13

D 3 3 3 2 2 3 1 17 0,12

E 2 3 3 2 3 2 2 17 0,12

F 3 3 2 3 2 3 3 19 0,14

G 1 2 3 3 3 2 1 15 0,11

H 1 3 1 1 2 3 1 12 0,09

Total 137 1,00

Keterangan :

A = Bantuan pendanaan dari pemerintah daerah

B = Penelitian dan pengembangan komoditas belimbing oleh pemerintah Kota Depok

C = Belimbing yang ditanam di Kelurahan Tugu dapat menghasilkan keunggulan komoditas

D = Depok terkenal dengan kota belimbing

E = Terjadi penurunan harga pada saat panen raya F = Adanya pesaing di pasar induk

G = Kalah bersaing dengan buah musiman H = Teknologi masih tradisional


(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

a. Susunan pengurus Kelompok Maju Bersama II

b. Susunan pengurus Kelompok Maju Bersama III Ketua

Baesuni Wakil Ketua

Suryadi

Sekertaris Asmawi

Bendahara H.Muhayar

Anggota Anggota

Anggota Anggota

Ketua Andi Sopian Wakil Ketua Ahdi Marjuki

Sekertaris Supriadi

Bendahara Sa’ili

Anggota Anggota


(41)

Responden pada penelitian kali ini adalah anggota dari kelompok tani Maju Bersama I, II dan III. Peneliti mengambil jumlah responden sebanyak 4 responden. Karena penelitian ini kualitatif, maka penulis menentukan responden sampai tingkat kejenuhan data yang didapat.

Tabel 25. karakteristik Responden No Nama Petani Usia Jumlah

pohon

Luas lahan Usia pohon

Kelompok tani 1 Herman

Gunawan

43 th 70 phn 2.500 m2 20 th Maju Bersama I 3 Baesuni 50 th 80 phn 6.000 m2 25 th Maju Bersama II 4 Camid 47 th 40 phn 4.000 m2 20 th Maju Bersama II 5 Ahdi Marzuki 40 th 125 phn 10.000 m2 15 th Maju Bersama III Sumber :

Sumber data primer diperoleh dari informan dan responden dari perwakilan kelompok tani Maju Bersama I, II dan III. Kegiatan agribisnis belimbing di Kelurahan Tugu sudah dilakukan cukup lama. Rata-rata usia pohon yang mereka miliki adalah 10-20 tahun. Letak kebun belimbing manis rata-rata jauh dari aliran sungai. Kepemilikan lahannya beragam, ada yang milik sendiri, menyewa lahan orang lain dan ada yang keduanya. Letak kebun belimbingnya pun banyak yang terpisah. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan lahan yang sekarang sudah banyak dipakai untuk perumahan dan lain-lain.


(42)

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN

KERAGAAN AGRIBISNIS BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Maju Bersama Kelurahan Tugu, Kecamatan

Cimanggis, Kota Depok) Nama Mahasiswa : Rahmawati Halimah

NPM : 150310080022

Jurusan : Agribisnis

Hal : Keragaan Agribisnis Belimbing Manis (Averrhoa carambola)

(Studi Kasus pada Kelompok Tani Maju Bersama Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok) Sumber Informasi : Responden dan informan

1. Kuisioner bagi Informan A.Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan terakhir :

5. Luas lahan :

6. Jumlah pohon :

7. Lama menjadi ketua : ... tahun

8. Lama menjalani kegiatan agribisnis belimbing manis : ... tahun

B. Keragaan Agribisnis Belimbing Manis

Subsistem hulu (Penyediaan sarana dan prasarana Produksi) - Bibit

1. Berasal dari mana sumber perolehan bibit belimbing manis? 2. Bibit varietas apa yang digunakan?


(43)

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoorninasikan dengan kelompok tani?

- Pupuk

1. Berasal dari mana sumber perolehan pupuk? 2. Pupuk jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pupuk per kg?

4. Berapa banyak jumlah pupuk yang dibeli?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoorninasikan dengan kelompok tani?

- Pestisida

1. Berasal dari mana sumber perolehan pestisida? 2. Pestisida jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pestisida per kg?

4. Berapa banyak jumlah pestisida yang dibeli ?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoorninasikan dengan kelompok tani?

- Alat pengolahan lahan

1. Berasal dari mana sumber perolehan alat pengolahan lahan? 2. Jenis alat apa yang digunakan?

3. Berapa harga alat yang digunakan? 4. Berapa banyak jumlah alat yang dipakai ?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoorninasikan dengan kelompok tani?


(44)

- Penyiapan lahan

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Penyiapan Benih

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan benih?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Penanaman

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pemupukan

1. Berapa lama waktu untuk pemupukan?

2. Berapa jumah pupuk yang dipakai per masa tanam?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pengairan

1. Berasal dari mana sumber air yang digunakan? 2. Jenis irigasi apa yang digunakan?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pemangkasan

1. Berapa lama waktu untuk pemangkasan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pengendalian OPT

1. Berapa lama waktu untuk mengendalikan OPT? 2. Bagaimana Jenis Pengendalian OPT yang dilakukan?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Sanitasi Kebun

1. Berapa lama waktu untuk sanitasi kebun?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Penjarangan buah

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?


(45)

1. Berapa lama waktu untuk pembungkusan buah?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipperlukan untuk kegiatan ini? - Panen

1. Berapa lama waktu untuk panen?

2. Berapa jumlah hasil panen per masa panen?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

Subsistem Pasca panen/ agroindustri - Pembersihan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pembersihan? 2. Dimana tempat pembersihan dilakukan?

- Sortasi dan Grading

1. Bagaimana tingkat kesegaran dan ketuaan buah yang sesuai? 2. Bagaimana tingkat kualitas untuk menentukan grade buah? - Pengawetan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengawetan?

2. Bahan apa saja yang digunakan untuk pengawetan buah belimbing? - Pengolahan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengolahan? 2. Berapa banyak macam pengolahan yang dilakukan? 3. Berapa besar pemanfaatan produk pada saat pengolahan? - Pengemasan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengemasan? 2. Bagaimana kuantitas bahan saat proses pengemasan?

Subsistem Pemasaran

1. Berapa persen perbandingan produk yang terjual dan yang tidak terjual? 2. Bagaimana rantai pemasaran dan kemana saja tujuan pemasaran belimbing

manis?

3. Bagaimana permintaan untuk komoditas belimbing manis di pasaran? Apakah meningkat setiap tahunnya?


(46)

1. Bagaimana peran kelompok tani dalam menunjang kegiatan agribisnis belimbing manis?

2. Program apa saja yang sudah dilakukan untuk menunjang kegiatan agribisnis belimbing manis?

3. Apa saja kelembagaan yang tersedia selain kelompok tani dan gabungan kelompok tani?

4. Bagaimana peran jasa penunjang lainnya?

Analisis kelayakan usaha tani

1. Apa saja jenis investasi yang dipakai?

2. Biaya apa saja yang ada pada tanaman belum menghasilkan? Dan bagaimana perincian harganya?

3. Biaya apa saja yang ada pada tanaman menghasilkan? Dan bagaimana perincian harganya?

4. Bagaimana hasil produksi buah belimbing setiap tahunnya?

Strategi pengembangan agribisnis belimbing manis 1. Faktor internal lingkungan agribisnis belimbing manis - Bagaimana aspek sumber daya manusia yang ada? - Bagaimana aspek teknik budidaya?

- Bagaimana aspek permodalan? - Bagaimana aspek pemasaran? - Bagaimana aspek produksi?

2. Faktor eksternal lingkungan agribisnis belimbing manis - Bagaimana aspek politik dan kebijakan pemerintah? - Bagaimana aspek pasar ?

- Bagaimana aspek pesaing? - Bagaimana aspek teknologi?


(47)

A. Identitas responden anggota gabungan kelompok tani

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan terakhir :

5. Luas lahan :

6. Jumlah pohon :

7. Lama menjalani kegiatan agribisnis belimbing manis : ... tahun

B. Keragaan Agribisnis Belimbing Manis

Subsistem hulu (Penyediaan sarana dan prasarana Produksi) - Bibit

1. Berasal dari mana sumber perolehan bibit belimbing manis? 2. Bibit varietas apa yang digunakan?

3. Berapa harga bibit per kg?

4. Berapa banyak jumlah bibit yang dibeli untuk satu kali tanam? 5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoordinasikan dengan kelompok tani?

- Pupuk

1. Berasal dari mana sumber perolehan pupuk? 2. Pupuk jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pupuk per kg?

4. Berapa banyak jumlah pupuk yang dibeli?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi? 6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan?

- Pestisida

1. Berasal dari mana sumber perolehan pestisida? 2. Pestisida jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pestisida per kg?


(48)

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? - Alat pengolahan lahan

1. Berasal dari mana sumber perolehan alat pengolahan lahan? 2. Jenis alat apa yang digunakan?

3. Berapa harga alat yang digunakan?

4. Berapa banyak jumlah alat yang di pakai ?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi? 6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan?

Subsistem Usahatani - Penyiapan lahan

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Penyiapan Benih

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan benih?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Penanaman

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pemupukan

1. Berapa lama waktu untuk pemupukan?

2. Berapa jumah pupuk yang dipakai per masa tanam?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pengairan

4. Berasal dari mana sumber air yang digunakan? 5. Jenis irigasi apa yang digunakan?

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pemangkasan

3. Berapa lama waktu untuk pemangkasan?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Pengendalian OPT


(49)

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Sanitasi Kebun

3. Berapa lama waktu untuk sanitasi kebun?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini? - Penjarangan buah

3. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipperlukan untuk kegiatan ini? - Pembungkusan buah

3. Berapa lama waktu untuk pembungkusan buah?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipperlukan untuk kegiatan ini? - Panen

4. Berapa lama waktu untuk panen?

5. Berapa jumlah hasil panen per masa panen?

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

Subsistem Pasca panen/ agroindustri - Pembersihan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pembersihan? 2. Dimana tempat pembersihan dilakukan?

- Sortasi dan Grading

1. Bagaimana tingkat kesegaran dan ketuaan buah yang sesuai? 2. Bagaimana tingkat kualitas untuk menentukan grade buah? - Pengawetan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengawetan?

2. Bahan apa saja yang digunakan untuk pengawetan buah belimbing? - Pengolahan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengolahan? 2. Berapa banyak macam pengolahan yang dilakukan? 3. Berapa besar pemanfaatan produk pada saat pengolahan? - Pengemasan


(50)

Subsistem Pemasaran

1. Berapa persen perbandingan produk yang terjual dan yang tidak terjual? 2. Bagaimana rantai pemasaran dan kemana saja tujuan pemasaran belimbing

manis?

3. Bagaimana permintaan untuk komoditas belimbing manis dipasaran? Apakah meningkat setiap tahunnya?

Subsistem Penunjang

1. Bagaimana peran kelompok tani sebagai penunjang agribisnis belimbing manis?

2. Apakah sudah lama ikut dalam gabungan kelompok tani ini? Bagaimana dampaknya?

3. Bagaimana peran jasa penunjang lainnya? 4. Apa saja kelembagaan yang tersedia?

Analisis kelayakan usaha tani

1. Apa saja jenis investasi yang dipakai?

2. Biaya apa saja yang ada pada tanaman belum menghasilkan? Dan bagaimana perincian harganya?

3. Biaya apa saja yang ada pada tanaman menghasilkan? Dan bagaimana perincian harganya?

4. Bagaimana hasil produksi buah belimbing setiap tahunnya?

Strategi pengembangan agribisnis belimbing manis 1. Faktor internal lingkungan agribisnis belimbing manis - Bagaimana aspek sumber daya manusia yang ada? - Bagaimana aspek teknik budidaya?

- Bagaimana aspek permodalan? - Bagaimana aspek pemasaran? - Bagaimana aspek produksi?


(51)

- Bagaimana aspek politik dan kebijakan pemerintah? - Bagaimana aspek pasar ?

- Bagaimana aspek pesaing? - Bagaimana aspek teknologi?


(1)

Subsistem Penunjang

1. Bagaimana peran kelompok tani dalam menunjang kegiatan agribisnis

belimbing manis?

2. Program apa saja yang sudah dilakukan untuk menunjang kegiatan agribisnis

belimbing manis?

3. Apa saja kelembagaan yang tersedia selain kelompok tani dan gabungan

kelompok tani?

4. Bagaimana peran jasa penunjang lainnya?

Analisis kelayakan usaha tani

1. Apa saja jenis investasi yang dipakai?

2. Biaya apa saja yang ada pada tanaman belum menghasilkan? Dan bagaimana

perincian harganya?

3. Biaya apa saja yang ada pada tanaman menghasilkan? Dan bagaimana

perincian harganya?

4. Bagaimana hasil produksi buah belimbing setiap tahunnya?

Strategi pengembangan agribisnis belimbing manis

1. Faktor internal lingkungan agribisnis belimbing manis

- Bagaimana aspek sumber daya manusia yang ada?

- Bagaimana aspek teknik budidaya?

- Bagaimana aspek permodalan?

- Bagaimana aspek pemasaran?

- Bagaimana aspek produksi?

2. Faktor eksternal lingkungan agribisnis belimbing manis

- Bagaimana aspek politik dan kebijakan pemerintah?

- Bagaimana aspek pasar ?

- Bagaimana aspek pesaing?


(2)

2. Kuisioner bagi responden

A. Identitas responden anggota gabungan kelompok tani

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan terakhir :

5. Luas lahan :

6. Jumlah pohon :

7. Lama menjalani kegiatan agribisnis belimbing manis : ... tahun

B. Keragaan Agribisnis Belimbing Manis

Subsistem hulu (Penyediaan sarana dan prasarana Produksi) - Bibit

1. Berasal dari mana sumber perolehan bibit belimbing manis?

2. Bibit varietas apa yang digunakan?

3. Berapa harga bibit per kg?

4. Berapa banyak jumlah bibit yang dibeli untuk satu kali tanam?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan? Apakah dikoordinasikan dengan

kelompok tani?

- Pupuk

1. Berasal dari mana sumber perolehan pupuk?

2. Pupuk jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pupuk per kg?

4. Berapa banyak jumlah pupuk yang dibeli?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan?

- Pestisida

1. Berasal dari mana sumber perolehan pestisida?

2. Pestisida jenis apa yang digunakan?

3. Berapa harga pestisida per kg?


(3)

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan?

- Alat pengolahan lahan

1. Berasal dari mana sumber perolehan alat pengolahan lahan?

2. Jenis alat apa yang digunakan?

3. Berapa harga alat yang digunakan?

4. Berapa banyak jumlah alat yang di pakai ?

5. Bagaimana ketersediannya di tingkat lokal? Apakah mencukupi?

6. Bagaimana ketepatan waktu penyediaan?

Subsistem Usahatani

- Penyiapan lahan

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Penyiapan Benih

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan benih?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Penanaman

1. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Pemupukan

1. Berapa lama waktu untuk pemupukan?

2. Berapa jumah pupuk yang dipakai per masa tanam?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Pengairan

4. Berasal dari mana sumber air yang digunakan?

5. Jenis irigasi apa yang digunakan?

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Pemangkasan

3. Berapa lama waktu untuk pemangkasan?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Pengendalian OPT


(4)

5. Bagaimana Jenis Pengendalian OPT yang dilakukan?

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Sanitasi Kebun

3. Berapa lama waktu untuk sanitasi kebun?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

- Penjarangan buah

3. Berapa lama waktu untuk penyiapan lahan?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipperlukan untuk kegiatan ini?

- Pembungkusan buah

3. Berapa lama waktu untuk pembungkusan buah?

4. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipperlukan untuk kegiatan ini?

- Panen

4. Berapa lama waktu untuk panen?

5. Berapa jumlah hasil panen per masa panen?

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini?

Subsistem Pasca panen/ agroindustri

- Pembersihan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pembersihan?

2. Dimana tempat pembersihan dilakukan?

- Sortasi dan Grading

1. Bagaimana tingkat kesegaran dan ketuaan buah yang sesuai?

2. Bagaimana tingkat kualitas untuk menentukan grade buah?

- Pengawetan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengawetan?

2. Bahan apa saja yang digunakan untuk pengawetan buah belimbing?

- Pengolahan

1. Berapa lama waktu untuk kegiatan pengolahan?

2. Berapa banyak macam pengolahan yang dilakukan?

3. Berapa besar pemanfaatan produk pada saat pengolahan?

- Pengemasan


(5)

2. Bagaimana kuantitas bahan saat proses pengemasan?

Subsistem Pemasaran

1. Berapa persen perbandingan produk yang terjual dan yang tidak terjual?

2. Bagaimana rantai pemasaran dan kemana saja tujuan pemasaran belimbing

manis?

3. Bagaimana permintaan untuk komoditas belimbing manis dipasaran? Apakah

meningkat setiap tahunnya?

Subsistem Penunjang

1. Bagaimana peran kelompok tani sebagai penunjang agribisnis belimbing

manis?

2. Apakah sudah lama ikut dalam gabungan kelompok tani ini? Bagaimana

dampaknya?

3. Bagaimana peran jasa penunjang lainnya?

4. Apa saja kelembagaan yang tersedia?

Analisis kelayakan usaha tani

1. Apa saja jenis investasi yang dipakai?

2. Biaya apa saja yang ada pada tanaman belum menghasilkan? Dan bagaimana

perincian harganya?

3. Biaya apa saja yang ada pada tanaman menghasilkan? Dan bagaimana

perincian harganya?

4. Bagaimana hasil produksi buah belimbing setiap tahunnya?

Strategi pengembangan agribisnis belimbing manis

1. Faktor internal lingkungan agribisnis belimbing manis

- Bagaimana aspek sumber daya manusia yang ada?

- Bagaimana aspek teknik budidaya?

- Bagaimana aspek permodalan?

- Bagaimana aspek pemasaran?


(6)

2. Faktor eksternal lingkungan agribisnis belimbing manis

- Bagaimana aspek politik dan kebijakan pemerintah?

- Bagaimana aspek pasar ?

- Bagaimana aspek pesaing?