PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA.

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh :

RAHMAT HIDAYATULLOH NIM. 1002537

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

Oleh

Rahmat Hidayatulloh 1002537

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan

Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rahmat Hidayatulloh 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai

(dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain).

(Q.S Al-Insyirah: 6-7)

Belajar, Berkarya dan Bekerja

Karya sederhana ini, Aku persembahkan

untuk kedua orang tua ku dan adik ku yang

telah mendukung, mendoakan dan memberi ku

motivasi dalam segala hal


(4)

Halaman Pengesahan Skripsi

RAHMAT HIDAYATULLOH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing Pembimbing I

Drs. Iyon Suyana, M.Si. NIP. 196208241991031001

Pembimbing II

Dra. Hera Novia, M.T. NIP. 196811042001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032000


(5)

vi

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II BAHAN AJAR BERUPA LEMBAR KERJA SISWA DAN MISKONSEPSI ... 8

a. Bahan Ajar ... 10

b. Lembar Kerja Siswa ... 10

c. Lembar Kerja Siswa yang Dikembangkan ... 12

d. Miskonsepsi ... 14

e. Indentifikasi Miskonsepsi dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) ... 17


(6)

vii

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

a. Metode Penelitian ... 28

b. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

c. Definisi Operasional ... 29

d. Instrumen Penelitian ... 30

e. Prosedur Penelitian ... 31

f. Teknik Pengolahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

a. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Studi Pendahuluan ... 42

b. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Pengembangan ... 46

1. Tahap Pembuatan Bahan Ajar ... 46

2. Validasi Bahan Ajar ... 47

3. Uji Coba Bahan Ajar ... 48

c. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Uji Coba Produk ... 48

1. Kualitas Bahan Ajar ... 48

a. Penilaian Guru Terhadap Bahan Ajar ... 48

b. Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar ... 51

c. Identifikasi Miskonsepsi ... 53

d. Hasil Uji Hipotesis ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.KESIMPULAN ... 64

B. SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(7)

viii

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Penentuan Identifikasi Miskonsepsi dengan CRI... 19

3.1 Pemberian Skor Penilaian Guru ... 36

3.2 Tafsiran Terhadap Penilaian Guru ... 37

3.3 Pemberian Skor Angket ... 37

3.4 Penentuan Kategori Tingkat Miskonsepsi ... 39

4.1 Persentase Jumlah Siswa TK, TTK, dan MK pada Tahap Studi Pendahuluan ... 43

4.2 Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar ... 52

4.3 Persentase Jumlah Siswa TK, TTK, dan MK Kelas Eksperimen ... 55

4.4 Persentase Jumlah Siswa TK, TTK, dan MK Kelas Kontrol ... 57


(8)

ix

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Gas Ideal dalam Tabung Dipanaskan ... 20

2.2a Gas Memuai ... 21

2.2b Gas Memampat ... 21

2.3 Grafik Proses Isotermal ... 21

2.4 Grafik Proses Isokhorik ... 23

2.5 Grafik Isobarik ... 23

2.6 Grafik Proses Adiabatik... 24

3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R dan D... 28

3.2 Alur Penelitian ... 32

4.1 Diagram Persentase Jumlah Siswa yang TK, TTK, dan MK ... 45

4.3 Diagram Persentase Penilaian Guru Terhadap Keefektifan Kalimat dalam Bahan Ajar ... 49

4.4 Diagram Persentase Penilaian Guru Terhadap Kesesuaian Konsep dalam Bahan Ajar... 50

4.5 Diagram Persentase TK, TTK, dan MK Kelas Eksperimen ... 56

4.6 Diagram Persentase TK, TTK, dan MK Kelas Kontrol ... 59

4.7 Diagram Perbandingan Persentase TK, TTK, dan MK Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61


(9)

x

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN C

Lampiran C.1 ... 71

Lampiran C.2 ... 73

Lampiran C.3 ... 76

Lampiran C.4 ... 77

Lampiran C.5 ... 85

LAMPIRAN D Lampiran D.1 ... 131

Lampiran D.2 ... 142

Lampiran D.3 ... 148

Lampiran D.4 ... 152

Lampiran D.5 ... 156

Lampiran D.6 ... 157

Lampiran D.7 ... 159

Lampiran D.8 ... 170

Lampiran D.9 ... 180

Lampiran D.10 ... 182

Lampiran D.11 ... 184

Lampiran D.12 ... 200

Lampiran D.13 ... 210


(10)

xi

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran D.15 ... 214

Lampiran D.16 ... 216

Lampiran D.17 ... 218

Lampiran D.18 ... 219

Lampiran D.19 ... 221

Lampiran D.20 ... 223

Surat Keterangan Penelitian ... 236

Foto-foto Dokumentasi Penelitian ... 237


(11)

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

Rahmat Hidayatulloh NIM. 1002537

Pembimbing I : Drs. Iyon Suyana, M. Si. Pembimbing II : Dra. Hera Novia, M.T. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) untuk meminimalisir miskonsepsi fisika siswa SMA pada materi hukum I Termodinamika dengan mengetahui kualitas LKS yang dikembangkan. Kualitas LKS dinilai melalui uji keterbacaan para siswa, penilaian guru, dan uji miskonsepsi, serta mengetahui jumlah persentase miskonsepsi siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA 6 sebagai kelas eksperimen, dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung dengan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi tiga tahapan, yaitu pendahuluan (studi kepustakaan dan survei lapangan), pengembangan (penyusunan produk, dan validasi produk) dan uji produk (uji coba terbatas dan revisi hasil uji coba terbatas). Instrumen penelitian yang digunakan berupa format penilaian guru, angket respon siswa, dan soal tes. Penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan sangat kuat dengan persentase penilaian sebesar 97,76%. Respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan tergolong kategori sangat kuat dengan persentase sebesar 81,99%. Adapun persentase miskonsepsi kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kategori sedang. Berdasarkan hasil uji t satu pihak (pihak kanan) menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika pada materi hukum I Termodinamika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik, dan berhasil dalam meminimalisir miskonsepsi siswa pada materi hukum I termodinamika.


(12)

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is aimed to develop the student's worksheet to minimize the missconception of physics for Senior High School students on the material of the First Law of Termodynamic by recognizing the quality of the student's worksheet. The quality of students’s worksheet has been developed based on the students' legibility test, the teacher's assessment, and the missconception test, and also to know the comparison of the percentage of the students' missconception on the experiment class and the control class. This research was done to the students of XI IPA 6 as the experiment class, and the students of XI IPA 3 as the control class in one of the public senior high schools in Bandung with a Research and Development. The procedure of the research has three steps, they are an introduction (a library study and a survey), a development (a product arrangement, and a product validation) and a product testing (limited testing and revising the result of the limited testing). The research instruments used are the teacher assessment form, the quesioner of the students' respond, and the testing questions. The teacher's assessment to the developed student's worksheet is very strong, with the assessment percentage of 97,76%. The students' respond to the developed student's worksheet includes a very strong category with the percentage of 81,99%. Furthermore, the percentage of the experiment class and the control class' missconception is medium. Based on the t test of one side (right side) shows that the study using the developed student's worksheet is much better than the study without using the developed student's worksheet in minimizing the missconception of physics on the material of the First Law of Termodynamic. Thus, it can be assumed that the developed student's worksheet has a best quality, and succeed in minimizing the students' missconception on the material of the First Law of Termodynamic.


(13)

1

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fisika sebagai bagian dari IPA, merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa SMA. Berdasarkan Permendikbud No. 64 Tahun 2013, salah satu pertimbangan fisika dipelajari di SMA adalah dimaksudkan sebagai wahana untuk mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan dan menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi dan sains, maka adanya tuntutan selain mempelajari ilmu pengetahuan yang ada, diperlukan sistem pembelajaran sains yang menjadikan siswanya dapat belajar bagaimana memperoleh suatu pengetahuan, meningkatkan kemampuan membuat keputusan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sehingga dalam pembelajaran fisika tentunya siswa harus terlebih dahulu mengetahui fakta-fakta maupun fenomena fisis yang akan mereka pelajari, sehingga mendapatkan pengalaman belajar dari fakta-fakta tersebut untuk memahami konsep-konsep fisika. Penguasaan konsep yang baik, maka setiap permasalahan yang muncul akan dapat diselesaikan dengan maksimal. Akan tetapi, mata pelajaran fisika banyak mencakup konsep-konsep yang abstrak (Masril dan Nur Asma, 2002), hal ini membuka peluang yang cukup besar bagi siswa untuk mengalami miskonsepsi. Klamer menyatakan bahwa adanya miskonsepsi ini jelas akan sangat menghambat pada proses penerimaan dan asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri siswa, sehingga akan menghalangi keberhasilan siswa dalam proses belajar lebih lanjut (Yuyu R. Tayubi, 2005).

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam


(14)

2

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bidang itu (Suparno, 2005 : 4). Miskonsepsi tersebut berkaitan dengan tingkat pemahaman siswa dalam menangkap materi pelajaran yang berbeda-beda. Tidak jarang, meskipun konsep siswa tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang ada tetapi dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah. Hal ini disebabkan, karena konsep yang mereka bawa terkadang dapat menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Adanya miskonsepsi dapat menghambat proses pembelajaran dan menjadi sumber keraguan saat berbenturan dengan konsep yang baru dipelajari (Viridi, 2008).

Clement, Gilbert, dan Mahopatra (dalam Suparno, 2005) mengungkapkan bahwa miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang Fisika. Salah satu konsep fisika yang dialami banyak miskonsepsi oleh siswa adalah pada materi Termodinamika (Suparno, 2005 : 11). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum I Termodinamika dengan menggunakan CRI (Certainty of Responses Index) menunjukkan bahwa dari 37 siswa, sebanyak 57,14 % mengalami miskonsepsi mengenai usaha pada bebagai proses termodinamika, 67% siswa mengalami miskonsepsi mengenai Hukum I Termodinamika. Beberapa miskonsepsi yang ditemukan antara lain, terdapat 54,05 % siswa menunjukkan bahwa pada proses ekspansi adiabatik suhu gas akan naik, 70,27 % siswa menyatakan bahwa pada proses isotermik gas ideal memiliki perubahan nilai energi dalam (perubahan energi dalamnya tidak sama dengan nol), dan 51,35% siswa menyatakan bahwa besar usaha pada proses isokhorik tidak sama dengan nol.

Wandersee, Mintzes, dan Novak (dalam Suparno, 2005) menjelaskan bahwa dari 700 studi mengenai miskonsepsi yang terjadi dalam semua bidang fisika diantaranya 70 studi menunjukkan adanya miskonsepsi mengenai panas, optika, dan sifat-sifat materi. Asumsi ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Indana Zulfa (2013) juga menunjukkan bahwa dari 210 siswa yang dijadikan sampel penelitian ditemukan sebanyak 64,95% siswa mengalami salah konsep tentang usaha dalam termodinamika, 31,07 % siswa tentang Hukum I Termodinamika, dan 3,98 % siswa tentang hukum II termodinamika. Kesalahan


(15)

3

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep yang ditemukan, antara lain : (1) mengidentifikasi usaha terbesar atau terkecil pada sebuah sistem, (2) mengidentifikasi usaha yang bernilai postif atau negatif, dan (3) menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan energi dalam ( ) pada proses isokhorik. Data di atas menunjukan bahwa hingga saat ini masih banyak ditemukan miskonsepsi siswa pada materi Hukum I Termodinamika.

Salah satu penyebab adanya miskonsepsi tersebut diantaranya kesalahan dari buku teks (Suparno, 2005 : 70). Pembelajaran di kelas sampai saat ini masih menggunakan buku-buku teks atau bahan ajar cetak konvensional. Pendidik hanya menggunakan sebuah buku sebagai satu-satunya bahan ajar. Bahan ajar cetak tersebut hanya berisi ringkasan materi, contoh soal dan latihan-latihan soal dalam pembelajaran fisika. Strategi pengorganisasian dan penyampaian isi di dalam bahan ajar tersebut tidak terstruktur dengan baik. Materi yang disajikan di dalam bahan ajar cetak tersebut banyak yang bersifat abstrak dan rumit sehingga siswa malas untuk membacanya apalagi mempelajarinya.

Mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar yang berbeda dengan buku teks sebagaimana yang banyak digunakan oleh pendidik saat ini. Bahan ajar yang dibuat tersebut bisa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Akan tetapi, selama ini sering terdengar keluhan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) hanya berisi latihan soal-soal, dan siswa diminta mengerjakannya pada saat jam kosong atau untuk pekerjaan rumah. Tentu saja Lembar Kerja Siswa (LKS) tidaklah hanya berisi latihan soal-soal yang justru akan menimbulkan miskonsepsi fisika pada siswa, tetapi LKS itu seharusnya membantu peserta didik untuk dapat menemukan arahan yang terstruktur dalam memahami materi yang diberikan (Prastowo, 2011 : 204). Bahan ajar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa dengan bantuan simulasi yang digunakan dalam kegiatan tatap muka atau pembelajaran di kelas serta sebagai tugas terstruktur siswa untuk belajar secara mandiri di rumah. Sebelum bahan ajar tersebut diuji cobakan ke siswa, terlebih dahulu dilakukan judgment kepada beberapa ahli yang meliputi aspek kesesuaian bahasa, kesesuaian konsep, dan keterbacaan, sehingga dengan


(16)

4

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil judgment tersebut diharapkan bahan ajar atau LKS yang dikembangkan tidak menimbulkan miskonsepsi.

Dengan demikian, maka penulis ingin mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meminimalisir miskonsepsi fisika pada materi Hukum I Termodinamika. Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum I Termodinamika. Lembar kegiatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dikembangkan tersebut tidaklah hanya berisi latihan soal-soal, tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman siswa dalam belajar di kelas (tatap muka) dan panduan siswa untuk mengerjakan tugas terstruktur.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan , maka akan dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa untuk Meminimalisir

Miskonsepsi Fisika Siswa SMA”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pengembangan Lembar Kerja Siswa dan miskonsepsi. Agar penelitian lebih terfokus, maka penulis membatasi variabel-variabel tersebut sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini, bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan hanya pada materi Hukum I Termodinamika.

2. Penelitian ini hanya sampai pada uji coba produk secara terbatas, kemudian diteliti jumlah persentase hasil tes miskonsepsi fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya perumusan masalah yang akan mengarahkan dengan tepat pada tujuan yang hendak dicapai. Adapun perumusan masalah tersebut adalah :


(17)

5

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Bagaimana prosedur mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk

meminimalisir miskonsepsi fisika siswa SMA pada materi Hukum I Termodinamika?”

Sementara, pertanyaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimana penilaian guru terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan?

2. Bagaimana respon siswa terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan?

3. Bagaimana jumlah persentase miskonsepsi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa untuk meminimalisir miskonsepsi siswa pada materi Hukum I Termodinamika.

2. Mengetahui kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika siswa SMA pada materi Hukum I Termodinamika.

3. Mengetahui jumlah persentase miskonsepsi yang dialami siswa pada kelas yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dibandingkan dengan tanpa menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran fisika, dan juga sebagai bahan masukan untuk


(18)

6

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan Lembar Kerja Siswa pada pokok bahasan lainnya dalam pelajaran sains.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan pengalaman baru yang dapat memotivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan, membangkitkan semangat dalam mempelajari ilmu fisika, dan meminimalisir miskonsepsinya pada materi Hukum I Termodinamika.

3. Bagi peneliti dalam bidang sejenis, diharapkan dapat dijadikan salah satu dasar dan masukan dalam penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa pada pokok bahasan lainnya.

E.Struktur Organisasi

Adapun rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian e. Struktur Organisasi

2. Bab II Bahan Ajar Berupa Lembar Kerja Siswa Dan Miskonsepsi a. Bahan Ajar

b. Lembar Kerja Siswa

c. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan d. Miskonsepsi

e. Indentifikasi Miskonsepsi dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)

f.Materi Hukum I Termodinamika g. Hipotesis Penelitian


(19)

7

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. BAB III Metode Penelitian

a. Metode Penelitian

b. Populasi dan Sampel Penelitian c. Definisi Operasional

d. Instrumen Penelitian e. Prosedur Penelitian f.Teknik Pengolahan Data

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Studi Pendahuluan b. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Pengembangan c. Hasil Penelitian dan Pembahasan pada Tahap Uji Coba Produk

5. BAB V Simpulan dan Saran a. Simpulan


(20)

28

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010 : 409). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut ini adalah langkah-langkah pada metode Research and Development (R & D).

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

Berdasarkan pembatasan masalah, pada penelitian ini tidak semua langkah R & D tersebut dilakukan, hanya sampai pada tahap uji coba produk pada langkah ke enam yang disertai dengan revisi produk. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian untuk melakukan uji coba pemakaian secara luas hingga produksi massal.

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2013:117) mengemukakan bahwa populasi adalah generalisasi yang terdiri atas: obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Potensi dan Masalah Validasi Desain Desain Produk Pengumpulan

Data y

y

Revisi Desain y

Uji Coba Produk y

Revisi Produk y

Uji Coba Pemakaian Revisi Produk y Produksi Massal


(21)

29

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2001 : 3). Senada dengan pernyataan tersebut Sugiyono (2013 : 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA di salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak dari enam kelas yang tersedia dan didapatkan dua buah kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas eksperimen.

C.Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengembangan Lembar Kerja Siswa sebagai variabel bebas dan miskonsepsi sebagai variabel terikat. Definisi untuk kedua variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (UU RI Nomor 18 Tahun 2002). Sedangkan, Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran (Widjajanti, 2008). Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu Lembar Kerja Siswa yang dikemas sedemikian rupa sehingga membantu siswa untuk menemukan suatu konsep dalam materi Hukum I Termodinamika dalam proses pembelajaran, dan mendalami konsep yang telah dipelajarinya secara mandiri dalam bentuk tugas terstruktur (Pekerjaan Rumah).


(22)

30

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui kualitas bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan dilakukan uji keterbacaan melalui angket respon siswa, penilaian guru melalui format penilaian guru terhadap bahan ajar yang dikembangkan, dan uji miskonsepsi.

2. Miskonsepsi

Hammer menyatakan bahwa miskonsepsi dapat dipandang sebagai suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil di benak siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para ahli. Identifikasi miskonsepsi siswa dilakukan melalui tes pilihan ganda dengan menggunakan Certainty of response Index (CRI) yang dilaksanakan setelah diberi perlakuan.

D.Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan tiga instrumen penelitian untuk mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:

1. Format Penilaian Guru

Format penilaian guru digunakan untuk mengetahui penilaian guru fisika terhadap bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan. Penilaian guru terdiri dari penilaian terhadap keefektifan kalimat, tertera pada lampiran C.1, dan kesesuaian bahan ajar terhadap konsep pada materi Hukum I Termodinamika tertera pada lampiran C.2.

2. Angket Respon Siswa

Angket merupakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010 : 199). Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar/ LKS yang dikembangkan. Angket respon siswa terhadap bahan ajar/ LKS dapat dilihat pada lampiran C.3.


(23)

31

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Soal Tes

Soal tes ini digunakan sebagai tes untuk mengukur miskonsepsi siswa terhadap konsep fisika yang diajarkan. Bentuk tes yang akan digunakan adalah pilihan ganda dengan lima pilihan. Pola soal yang digunakan dibuat dengan mengacu pada bentuk soal FCI (Force Concept Inventory) yang berupa soal-soal konsep. Soal yang digunakan ini merupakan soal-soal yang valid berdasarkan hasil uji coba pada tahap studi pendahuluan. Soal-soal tersebut terdapat pada lampiran C.4.

E.Prosedur Penelitian

Untuk memberikan gambaran secara umum, alur penelitian dirancang seperti yang tercantum pada gambar 3.2.


(24)

32

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Study Literatur tentang miskonsepsi dan cara mengembangkan bahan ajar

Penentuan Materi dan Analisis Materi Pada Standar Isi

Penyusunan Kisi-kisi Soal dan Penyusunan Butir Soal

Validasi Soal oleh Para Ahli TAHAP PENDAHULUAN

Perbaikan

Survei Lapangan

Miskonsepsi yang Dialami Siswa Soal yang Valid

TAHAP PENGEMBANGAN

Penyusunan Bahan Ajar Berupa Lembar Kerja Siswa

Validasi Bahan Ajar Berupa Lembar Kerja Siswa

Penyusunan Instrumen Penelitian

Perbaikan

Validasi Instrumen Penelitian

Perbaikan

UJI PRODUK

Uji Coba Produk Terbatas Pengambilan Data

Analisis Data

Kualitas Bahan Ajar Berupa LKS Gambar 3.2 Alur Penelitian


(25)

33

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Studi Pendahuluan

Pada tahap awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan potensi masalah serta pengumpulan data berupa kajian literatur, yaitu mengkaji sumber-sumber belajar berkaitan dengan materi sesuai dengan Standar Isi dan hasil penelitian yang relevan.

Hasil penelitian yang dikaji adalah penelitian-penelitian mengenai miskonsepsi fisika pada materi Hukum I Termodinamika. Peneliti juga mengkaji bagaimana cara mendeteksi adanya miskonsepsi dengan menggunakan instrumen tes, serta cara mengatasi miskonsepsi dari beberapa sumber. Untuk mendeteksi adanya miskonsepsi, peneliti membuat instrumen tes pilihan ganda dengan lima pilihan dan menyertakan CRI (Certainty of Responses Index) untuk menunjukkan tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal. Sebelum dilakukan uji coba untuk mendeteksi adanya miskonsepsi, terlebih dahulu peneliti meminta pertimbangan (judgment) terhadap beberapa ahli, dosen untuk memvalidasi kesesuaian soal dengan indikator soal, dan kesesuaian bahasa dalam soal seperti pada lampiran C.5. Kemudian peneliti melakukan survei lapangan dengan melakukan uji coba soal tersebut kepada siswa kelas XII yang tentunya sudah mempelajari materi Hukum I Termodinamika. Berdasarkan uji coba soal tersebut, maka peneliti memperoleh informasi mengenai miskonsepsi yang dialami oleh para siswa, serta mendapatkan data berupa skor jawaban siswa terhadap soal yang diberikan kemudian mengolahnya sehingga dapat mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal tersebut

Selain itu, peneliti juga melakukan pencarian terhadap tahap-tahap dalam pengembangan bahan ajar khususnya yang berupa Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu alternatif untuk meminimalisir adanya miskonsepsi siswa dari beberapa sumber.


(26)

34

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa. Pengembangan produk ini melibatkan beberapa tahap yang secara garis besar mencakup tiga tahapan pengembangan R & D yaitu tahap desain produk, validasi desain dan revisi desain. Tahap-tahap pengembangan tersebut dapat diperinci sebagai berikut:

a. Penyusunan Bahan Ajar Berupa LKS

Berdasarkan SK, KD, dan miskonsepsi yang dialami siswa dari hasil survei lapangan, selanjutnya dilakukan pembuatan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa .

b. Validasi Bahan Ajar Berupa LKS

Dalam proses pembuatan bahan ajar ini, peneliti meminta pertimbangan dan masukan dari dosen pembimbing. Dari hasil bimbingan ditemukan kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan bahan ajar tersebut, sehingga dilakukan revisi dan bimbingan beberapa kali hingga menghasilkan bentuk bahan ajar yang baik.

Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan (judgment) terhadap beberapa ahli di bidangnya, yaitu 1 orang dosen, dan 2 orang guru fisika terkait dengan kesesuaian konsep, keterbacaan, dan kesesuaian bahasa. Dari hasil judgment

tersebut ditemukan adanya kekurangan dan kesalahan, sehingga dilakukan revisi agar menghasilkan bahan ajar yang layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Pembuatan Instrumen Penelitian dan Validasi Instrumen

Instrumen yang dibuat adalah lembar uji keterbacaan berupa angket, dan lembar penilaian guru terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Lembar uji keterbacaan dibuat untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan ajar melalui pernyataan-pernyataan dalam angket yang dibuat untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar/ LKS yang dikembangkan yang digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan lembar penilaian guru dibuat untuk mengetahui penilaian guru terhadap bahan ajar yang dikembangkan.


(27)

35

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba lapangan yang meliputi uji keterbacaan melalui pengumpulan angket respon siswa, penilaian guru, dan uji miskonsepsi yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

a. Ujicoba Produk Terbatas

1) Penilaian Guru Terhadap Bahan Ajar berupa LKS yang Dikembangkan Penilaian terhadap bahan ajar berupa LKS yang dikembangkan ini dilakukan oleh 3 orang guru fisika. Instrumen yang digunakan untuk mengukur penilaian guru adalah angket yang bertujuan untuk mengetahui penilaian guru terhadap bahan ajar berupa LKS yang dikembangkan dari berbagai aspek. Adapun beberapa aspek yang dinilai adalah keefektifan kalimat dalam bahan ajar, yang meliputi kelogisan, kehematan, penggunaan ejaan, komunikatif, dan kejelasan bahasa. Selain itu, aspek yang dinilai adalah kesesuaian bahan ajar dengan konsep Hukum I Termodinamika yang meliputi kedalaman konsep, kesesuaian konsep, dan kesesuaian kegiatan siswa.

2) Pengumpulan Angket Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar berupa LKS yang Dikembangkan

Angket respon siswa diberikan kepada para siswa untuk menilai keterbacaan bahan ajar berupa LKS yang dikembangkan. Penilaian siswa dapat diketahui berdasarkan sikap yang diberikan siswa terkait dengan pernyataan-pernyataan dalam angket tersebut.

3) Uji Miskonsepsi

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi miskonsepsi yang dialami para siswa yang menggunakan bahan ajar berupa LKS yang dikembangkan dibandingkan dengan para siswa yang tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan, serta keduanya diberikan model pembelajaran yang sama. Uji tersebut dilakukan dengan memberikan tes yang sama kepada kedua kelompok untuk mengukur miskonsepsi pada materi Hukum I Termodinamika. Sehingga dengan melakukan analisis hasil tes dengan menggunakan CRI akan dapat mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa pada materi Hukum I


(28)

36

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Termodinamika pada kelompok eksperimen/ kelas XI IPA 6 dan kelompok kontrol/ kelas XI IPA 3.

a. Revisi Produk

Dari berbagai tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir dari penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan rancangan produk berdasarkan masukan dari guru, dan hasil ujicoba sehingga menjadi produk final.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengolahan Data Format Penilaian Guru

Untuk pengolahan data penilaian guru dilakukan terhadap setiap aspek pada angket tersebut. Adapun tahapan pengolahan datanya sebagai berikut:

a. Pemberian Skor

Pemberian skor terhadap penilaian guru dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Pemberian Skor Penilaian Guru

Pernyataan Skor

Sesuai/ Jelas 1

Tidak Sesuai/ Tidak Jelas 0

b. Pengolahan Skor a. Perhitungan Skor

Skor Maksimal = jumlah responden x bobot maksimal

b. Pengolahan nilai persentase


(29)

37

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menafsirkan Data

Untuk menafsirkan pengolahan skor yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tafsiran Terhadap Penilaian Guru

Rentang Persentase (%) Kategori

0 – 20 Sangat Lemah

21 – 40 Lemah

41 – 60 Cukup

61 – 80 Kuat

81 – 100 Sangat Kuat

(Sumber: Riduwan, 2007) 2. Pengolahan Angket Respon Siswa

a. Pemberian Skor

Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert untuk mengetahui respon siswa adalah pernyataan positif. Jawaban siswa dikategorikan setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Cara pemberian skor pada angket siswa data dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert Skor

Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

3 2 1

b. Mengolah Skor Angket 1) Perhitungan Skor

Skor Maksimal = jumlah responden x bobot maksimal


(30)

38

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Pengolahan Persentase rata-rata skor penilaian

c. Menafsirkan Data

Untuk menafsirkan pengolahan skor yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel 3.2.

3. Pengolahan Soal Tes

a. Memeriksa hasil jawaban siswa dan skor CRI

Setiap jawaban benar siswa mendapatkan skor 1, sedangkan jawaban salah diberikan skor 0 serta mengidentifikasi besarnya CRI (0-5). Kemudian setiap jawaban siswa diidentifikasi untuk masing-masing pertanyaan. Sehingga dapat diketahui siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi.

b. Mengolah hasil tesdengan CRI

Hasil tes setiap siswa diidentifikasi seperti tabel 2.1 menggunakan CRI. Setelah teridentifikasi jumlah siswa yang tahu konsep (TK), tidak tahu konsep (TTK), dan miskonsepsi (MK) kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase yang dapat dinyatakan sebagai berikut:


(31)

39

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari persentase yang diperoleh tersebut kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Setelah diperoleh persentase miskonsepsi siswa pada materi Hukum I Termodinamika, kemudian membandingkan tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

c. Menafsirkan Data

Untuk menafsirkan tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kategori miskonsepsi ditunjukkan seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Persentase Tingkat Miskonsepsi

Persentase (%) Kategori

0 - 30 Rendah

31 - 60 Sedang

61 - 100 Tinggi

(Iwan Permana Suwarna: 2013 : 4) Setelah mengetahui persentase miskonsepsi kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian mengkategorikan tingkat miskonsepsinya sesuai dengan tabel 3.4. Apabila kategori miskonsepsi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada kategori yang berbeda, maka dapat menentukkan apakah penggunaan LKS yang dikembangkan lebih baik dalam meminimalisir miskonsepsi fisika dibandingkan tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan atau sebaliknya. Sedangkan apabila kategori miskonsepsi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, maka perlu dilakukan uji t satu pihak (pihak kanan) untuk mengetahui keefektifan penggunaan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika.

4. Pengolahan Uji – t

Satu Pihak (Pihak Kanan)

Langkah-langkah pengujian hipotesis ini dilakukan sebagai berikut:


(32)

40

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitasnya menggunakan uji Liliefors seperti pada langkah berikut.

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

1) Menentukan taraf signifikansi (α)

2) Statistik Uji L = Maks |F(zi) – S(zi)|, dengan F(zi) = P(z≤zi) dan S(zi) =

proporsi cacah z≤zi terhadap seluruh zi. 3) Komputasi

4) Daerah Kritik

DK = {L|L > Lα ; n } dengan n adalah ukuran sampel 5) Keputusan Uji: Ho diterima jika L Є DK

6) Kesimpulan

(Budiyono, 2004: 170-171)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji karakteristik sampel dalam menjawab soal sebagai instrumen penelitian yang digunakan apakah sama atau tidak, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1) Menentukan varians dari skor tes awal siswa

2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus : dk = n-1

3) Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

Dengan Fhitung yaitu nilai homogenitas yang dicari, s2b yaitu varians yang nilainnya lebih besar dari s2k yaitu varians yang nilainya lebh kecil.

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi Jika Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen


(33)

41

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Uji t satu pihak (pihak kanan)

Langkah - langkah pengujian :

H0 : μ ≤ μ0, Pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan sama baiknya

dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika pada materi Hukum I Termodinamika.

Ha : μ > μ0, Pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika pada materi Hukum I Termodinamika.

1) Menentukan taraf signifikansi (α)

2) Statistik uji yang digunakan dengan

3) Komputasi 4) Daerah kritik

DK = {t| t < t 1-α ; n1 + n2 – 2 }

5) Keputusan Uji: H0ditolak jika t Є DK 6) Kesimpulan


(34)

42

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma


(35)

64

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian guru terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan kalimat yang sangat efektif, dan sangat sesuai dengan konsep pada materi Hukum I Termodinamika

2. Respon siswa terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan sangat baik.

3. Jumlah persentase miskonsepsi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan 31,78% pada kelas eksperimen, dan 47,93% pada kelas kontrol serta keduanya berada pada kategori sedang. Sementara itu, dengan uji hipotesis menunjukkan bahwa Pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika siswa pada materi Hukum I Termodinamika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut:

1. Perlu dikembangkan bahan ajar berupa LKS dalam Meminimalisir Miskonsepsi Fisika pada pokok bahasan lainnya agar dapat menunjang pembelajaran fisika SMA/MA.

2. Perlu pengembangan lanjutan sesuai alur metode Research and Development untuk bahan ajar berupa LKS dalam Meminimalisir Miskonsepsi Fisika.


(36)

65

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Aufschnaiter, C. & Rogge, C. 2010. Misconceptions or Missing Conceptions?.

Eurasian Journal of Mathematics & Technology Education, 6 (1). hlm. 3-18. Budiyono, (2004). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

concept inventory and certainty of response index. Jurnal Fisika HFI B5. D.L. Evans,dkk. 2003. Progress on Concept Inventory Assessment Tools, dalam

, ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference, November 5-8, 2003, ISBN: 0-7803-7961-6.

Dahar, W.R. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Das Salirawati. 2010. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia Pada Peserta Didik Sma. (Disertasi). Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. diakses dari http://Gurupembaharuan diakses tanggal 17 Januari 2014. Effandi Zakaria (2007). Promoting Coopertative Learning in Science and

Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. University Kebangsaan Malaysia.[Online]

http://www.jurnalteknologi.utm.my/index.php/jurnalteknolohgi/article/do

wnload/112/102. Diakses 17 Maret 2014.

Hammer, D. (1996). More Than Misconceptions : Multiple Perspectives on Student Knowledge and Reasoning, and an Appropriate Role for Education Research. Am. J. Phys. 64(10). hlm. 1316 - 1325.

Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L., (1999). Misconseptions and the Certainty of Response Index (CRI). Phys. Educ. 34(5), hlm. 294 - 299.


(37)

66

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K. Clark Midkiff, Thomas A. Litzinger, and D. L. Evans. Development Of Engineering Thermodynamics Concept Inventory Instruments. ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference F2A-3. October 10 - 13, 2001 Reno, NV Liliawati, W & Puspita, E. (2010). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Dalam Prosiding Seminar Nasional Fisika, Bandung

Liliawati, W. & Ramlan, T. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respos Index) dalam Upaya Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan Penelitian Pembinaan UPI. Bandung: Lembaga Penelitian UPI.

Masril & N. Asma. (2002). Pengungkapan miskonsepsi siswa menggunakan force Muktiawan, A. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Koloid. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: DIVA Press.

Pratiwi, F. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Topik Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Kelarutan Garam. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riduwan. (2007). Pengantar Statustika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Setiawan, 2006. Makalah: Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Investigasi. Yogjakarta. diakses dari http:

//p4tkmatematika.org/downloads/ppp/ppp_pendekatan _investigasi.pdf diakses tanggal 10 Januari 2014.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(38)

67

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunyono et al. (2006). Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar Melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan di Lingkungan:Lampung. FKIP Universitas Lampung.

Sunyono. (2008). Development of Student Worksheet Base on Environtment on Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.

Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education, UPI, Bandung, hlm. 1-12.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Sutardi, 2010. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA berbasis Spead sheet untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah. Prosiding pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang.

Suwarna, P. I. (2013). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Fisika Melalui CRI (Certainty of Responses Index) Termodifikasi.FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. hlm. 1-15.

Tan, K.C.D., dkk. 2005. The Ionisation Energy Diagnosti Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students Understanding of Ionisation Energy. Chemistry Education Research And Practice, 6(4). [Online]. Tersedia: http://pubs.rsc.org. Diakses 9 Maret 2014.

Tasri, L. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. [Online]. Tersedia:

http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_vol.3_No.2_Oktober

2011_pdf/Jurnal%20Lu%27mu%20Tasri.pdf. Diakses 17 Maret 2014. Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika dengan

menggunakan CRI (certainty of response indeks). Mimbar Pendidikan. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia. hlm. 4-9.

Thompson, F. 2006. An exploration of common student misconceptions in science.

International Education Journal 7(4), hlm. 553-559.

Viridi, Sparisoma. (2008). Miskonsepsi dalam Fisika. Berita Pembelajaran, No.2, Tahun 1. Bandung: ITB [Online]. Tersedia :


(39)

68

Rahmat Hidayatulloh, 2014

Pengembangan lembar kerja siswa untuk menimalisir mikonsepsi fisika siswa sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://ditdik.itb.ac.id/pembelajaran/wp-content/uploads/2005/11/edisi2-tahun1-september-2008.pdf. Diakses 8 Februari 2014.

Widjajanti, E. (2008). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/ MAK: Kualitas lembar kerja siswa. Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. Yogyakarta.

Wulansari, R. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kontekstual Berbantuan CD Interaktif pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Negeri 2 Margorejo Pati. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang, Semarang.

Yenita, Septyowaty, R & Zulirfan. 2008. Penggunaan LKS Non Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA 12 Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains 2 (1), Universitas Riau. hlm. 28-31. Zulfa, I. (2013). Pengembangan Instrumen TCI (Thermodynamic Concept

Inventory) Berbasis Representasi Grafik Disertai Alasan Setengah Terbuka Pada Materi Termodinamika. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian guru terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan kalimat yang sangat efektif, dan sangat sesuai dengan konsep pada materi Hukum I Termodinamika

2. Respon siswa terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan sangat baik.

3. Jumlah persentase miskonsepsi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan 31,78% pada kelas eksperimen, dan 47,93% pada kelas kontrol serta keduanya berada pada kategori sedang. Sementara itu, dengan uji hipotesis menunjukkan bahwa Pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKS yang dikembangkan dalam meminimalisir miskonsepsi fisika siswa pada materi Hukum I Termodinamika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut:

1. Perlu dikembangkan bahan ajar berupa LKS dalam Meminimalisir Miskonsepsi Fisika pada pokok bahasan lainnya agar dapat menunjang pembelajaran fisika SMA/MA.

2. Perlu pengembangan lanjutan sesuai alur metode Research and

Development untuk bahan ajar berupa LKS dalam Meminimalisir


(3)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Aufschnaiter, C. & Rogge, C. 2010. Misconceptions or Missing Conceptions?. Eurasian Journal of Mathematics & Technology Education, 6 (1). hlm. 3-18. Budiyono, (2004). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

concept inventory and certainty of response index. Jurnal Fisika HFI B5. D.L. Evans,dkk. 2003. Progress on Concept Inventory Assessment Tools, dalam

, ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference, November 5-8, 2003, ISBN: 0-7803-7961-6.

Dahar, W.R. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Das Salirawati. 2010. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi

Kimia Pada Peserta Didik Sma. (Disertasi). Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. diakses dari http://Gurupembaharuan diakses tanggal 17 Januari 2014. Effandi Zakaria (2007). Promoting Coopertative Learning in Science and

Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education. University Kebangsaan

Malaysia.[Online]

http://www.jurnalteknologi.utm.my/index.php/jurnalteknolohgi/article/do wnload/112/102. Diakses 17 Maret 2014.

Hammer, D. (1996). More Than Misconceptions : Multiple Perspectives on Student Knowledge and Reasoning, and an Appropriate Role for

Education Research. Am. J. Phys. 64(10). hlm. 1316 - 1325.

Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L., (1999). Misconseptions and the


(4)

K. Clark Midkiff, Thomas A. Litzinger, and D. L. Evans. Development Of

Engineering Thermodynamics Concept Inventory Instruments. ASEE/IEEE

Frontiers in Education Conference F2A-3. October 10 - 13, 2001 Reno, NV Liliawati, W & Puspita, E. (2010). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Dalam

Prosiding Seminar Nasional Fisika, Bandung

Liliawati, W. & Ramlan, T. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respos Index) dalam Upaya

Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan

Penelitian Pembinaan UPI. Bandung: Lembaga Penelitian UPI.

Masril & N. Asma. (2002). Pengungkapan miskonsepsi siswa menggunakan force Muktiawan, A. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Koloid. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Pratiwi, F. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Topik Pengaruh Penambahan Asam

Terhadap Kelarutan Garam. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riduwan. (2007). Pengantar Statustika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Setiawan, 2006. Makalah: Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Investigasi. Yogjakarta. diakses dari http:

//p4tkmatematika.org/downloads/ppp/ppp_pendekatan _investigasi.pdf diakses tanggal 10 Januari 2014.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(5)

67

Sunyono et al. (2006). Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar Melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan di

Lingkungan:Lampung. FKIP Universitas Lampung.

Sunyono. (2008). Development of Student Worksheet Base on Environtment on Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.

Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education, UPI,

Bandung, hlm. 1-12.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Sutardi, 2010. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA berbasis Spead sheet untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah. Prosiding pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang.

Suwarna, P. I. (2013). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran

Fisika Melalui CRI (Certainty of Responses Index) Termodifikasi.FITK

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. hlm. 1-15.

Tan, K.C.D., dkk. 2005. The Ionisation Energy Diagnosti Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students

Understanding of Ionisation Energy. Chemistry Education Research And

Practice, 6(4). [Online]. Tersedia: http://pubs.rsc.org. Diakses 9 Maret 2014.

Tasri, L. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. [Online]. Tersedia: http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_vol.3_No.2_Oktober 2011_pdf/Jurnal%20Lu%27mu%20Tasri.pdf. Diakses 17 Maret 2014. Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika dengan

menggunakan CRI (certainty of response indeks). Mimbar Pendidikan.

Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia. hlm. 4-9.

Thompson, F. 2006. An exploration of common student misconceptions in science. International Education Journal 7(4), hlm. 553-559.

Viridi, Sparisoma. (2008). Miskonsepsi dalam Fisika. Berita Pembelajaran, No.2, Tahun 1. Bandung: ITB [Online]. Tersedia :


(6)

http://ditdik.itb.ac.id/pembelajaran/wp-content/uploads/2005/11/edisi2-tahun1-september-2008.pdf. Diakses 8 Februari 2014.

Widjajanti, E. (2008). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/

MAK: Kualitas lembar kerja siswa. Makalah pada Kegiatan Pengabdian

pada Masyarakat. Yogyakarta.

Wulansari, R. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kontekstual Berbantuan CD Interaktif pada Materi Bangun Ruang Sisi

Datar Kelas VIII SMP Negeri 2 Margorejo Pati. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang, Semarang.

Yenita, Septyowaty, R & Zulirfan. 2008. Penggunaan LKS Non Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA 12

Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains 2 (1), Universitas Riau. hlm. 28-31.

Zulfa, I. (2013). Pengembangan Instrumen TCI (Thermodynamic Concept Inventory) Berbasis Representasi Grafik Disertai Alasan Setengah

Terbuka Pada Materi Termodinamika. (Skripsi). Jurusan Pendidikan