KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI LINGKUNGAN SLB NEGERIB SUMEDANG :Studi Deskriptif di Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang:.
(Studi Deskriptif di Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperloeh gelar Sarjana Pendidikan Khusus Strata Satu (S1)
Oleh :
RADEN AJENG SRI RIZJIL ALIM 1001269
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
(Studi Deskriptif di Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Oleh
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikanDepatemenPendidikanKhusus
© Raden Ajeng Sri Rizjil Alim 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI LINGKUNGAN SLB NEGERI B SUMEDANG
(Studi Deskriftif Terhadap Masyarakat di Dusun Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Dr. Juang Sunanto, M.Ed NIP. 19610515 198703 1 002
Pembimbing II
Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 195607221 98503 1 001
(4)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI LINGKUNGAN SLB NEGERI B SUMEDANG
(Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat di Lingkungan Dusun Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu hal yang tidak terlepas dari sebuah interaksi masyarakat terhadap lingkungannya, berangkat dari adanya permasalahan ketidak pahaman masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus maka berpengaruh terhadap interaksi sosial maupun sikap masyarakat terhadap anak-anak tersebut. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang yang berlokasi di Dusun Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, yang meliputi pengetahuan masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus, interaksi sosial masyarakat dengan anak berkebutuhan khusus, sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus dan pandangan terhadap pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Demi mencapai tujuan tersebut, maka digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualtitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus belum terjalin dengan baik, hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai anak berkebutuhan khusus dan tidak mau berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus. Melalui penelitian ini, peneliti menyampaikan rekomendasi untuk masyarakat dan bagi para peneliti berikutnya agar menunjukkan kepeduliannya terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus.
(5)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abtract : Community care for children with special needs is one thing that can not be separated from a community interaction to the environment, departing from their unfamiliarity community issues regarding children with special needs, the effect on social interaction and attitudes towards these children. Based on these problems, this study aims to collect data about community care for children with special needs in the State B SLB SumedangMargamukti hamlet located in the Village District of Cimalaka Slippery Sumedang District, which includes the knowledge society towards children with special needs, social interaction with children with special needs, attitudes towards children with special needs and views on the education of children with special needs. To achieve these objectives, we used descriptive method kualtitatif approach. The data collection techniques were carried out in the study is the observation, interview and documentation. The results showed that public awareness of children with special needs have not been well established, this is because there are still people who lack sufficient knowledge of children with special needs and do not want to interact with children with special needs. Through this study, researchers make recommendations for the community and for subsequent researchers that show concern for the presence of children with special needs.
(6)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Masalah ... 3
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian... 4
BAB II KEPEDULIAN MASYARAKAT ... 5
A. Kepedulian ... 5
B. Masyarakat ... 7
C. Anak Berkebutuhan Khusus ... 10
D. Sekolah Luar Biasa ... 17
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Tempat Penelitian ... 20
B. Metode Penelitian ... 21
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 24
D. Pengujian Keabsahan Data ... 27
E. Teknik Analisis Data ... 27
F. Tahap-tahap Penelitian ... 30
(7)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Simpulan ... 54
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(8)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang yang hidup bersama di dalam wilayah tertentu, kumpulan tersebut akan terjadi interaksi untuk mencoba memenuhi kebutuhan bersama serta bersosialisasi dengan sesama anggota masyarakat lainnya. Di dalam masyarakat terdapat keberagaman. Keberagaman tersebut dapat berupa ciri fisik yang khas, pekerjaan/mata pencaharian, pendidikan, status sosial, dan lain sebagainya. Salah satu anggota masyarakat adalah anak berkebutuhan khusus.
Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan (retarded) yang mengalami hambatan sehingga berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Tanggapan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus masih beragam, perbedaan pekerjaan, pendidikan dan status sosial akan memberikan pemahaman serta kepedulian masyarakat terhadap suatu objek atau situasi tertentu akan berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman yang mereka dapatkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “kepedulian adalah perihal sangat peduli, sikap mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan
terhadap suatu masalah atau objek.” Sedangkan menurut Riwayadi dan Anisyah (dalam Siregar, 2010, hlm. 33) “Kepedulian adalah keadaan
(9)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lingkungan masyarakat pasti memiliki profesi pekerjaan, jenjang pendidikan dan lingkungan sosial yang dikelilingi oleh lembaga-lembaga pendidikan yang berbeda-beda. Ketika pendidikan tinggi yang dimiliki oleh seseorang belum tentu mampu membuat orang tersebut memiliki rasa
(10)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepedulian terhadap masyarakat lingkungan mereka. Dari masalah rasa kepedulian yang masih belum semua orang miliki terhadap keberadaan orang lain disekitarnya terutama anak berkebutuhan khusus maka dilihat fakta di lapangan di daerah margamukti sudah terdapat SLB Negeri B Sumedang yang bersebelahan dengan SLB B Negeri Tingkat Provinsi dan masih di lingkungan Margamukti yang tidak jauh dari kedua SLB tersebut terdapat SDN Margamukti, AKPER Sumedang, MAN 1 Sumedang, dan SMAN 1 Cimalaka, SMAN 2 Cimalaka dan SPMA Sumedang. Masyarakat yang berada di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan tersebut seperti guru-guru SD, Mahasiswa-mahasiswi AKPER dan siswa-siswi yang bersekolah di MAN dan SMAN pasti memiliki penerimaan (tanggapan) dan rasa kepedulian yang berbeda-beda terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus di lingkungan mereka.
Namun jika diperhatikan secara langsung, dengan kondisi daerah Margamukti yang memiliki lingkungan dengan instansi pendidikan yang hampir lengkap dari tingkat SD hingga kampus berada di lingkungan tersebut pasti memiliki ketertarikan atau rasa kepedulian yang berbeda-beda terhadap anak berkebutuhan khusus. Secara umum masih terdapat masyarakat di daerah Margamukti yang melihat dan mempunyai tanggapan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang aneh, sehingga ketika mereka bertemu dengan anak tersebut akan menjauhinya, tetapi adapula masyarakat yang lebih memilih cuek dan merasa tidak peduli dengan keberadaan mereka, sehingga keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus merasa malu untuk membawa mereka keluar rumah. Apabila dalam lingkungan masyarakat masih dominan memiliki tanggapan yang kurang baik terhadap anak berkebutuhan khusus, ataupun tidak merasa peduli terhadap anak berkebutuhan khusus maka keberadaan SLB untuk memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus dianggap tidaklah berarti apa-apa untuk masyarakat bila mereka masih saja memberikan sikap yang
(11)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurang baik terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB. Jika di dalam lingkungan masyarakat tersebut sangat tidak mau memperdulikan anak berkebutuhan khusu dan tidak mau berinteraksi dengan mereka bagaimana dengan anak berkebutuhan khusus saat sudah terjun bekerja di masyarakat bisa saja mereka tidak akan dapat perkerjaan ataupun penerimaan masyarakat terhadap dirinya. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pemahaman mengenai anak berkebutuhan khusus dan persepsi mereka mengenai anak berkebutuhan khusus maupun pandangan yang masih kurang baik.
Dusun margamukti khususnya sudah memiliki SLB B Negeri B Tingkat Provinsi dan SLB N B Sumedang dengan kedua sekolah luar biasa beserta asrama yang berada berdekatan dengan lingkungan rumah penduduk, maka masyarakat Dusun Margamukti lebih banyak mengenal anak berkebutuhan khusus sehingga memiliki rasa kepedulian tersendiri dari diri mereka. Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Lingkungan SLB Negeri B Sumedang”.
B. Fokus Masalah
Fokus dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Kepedulian Masyarakat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang. Dari fokus masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus? 2. Bagaimana interaksi sosial masyarakat dengan anak berkebutuhan khusus
(12)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus di lingkungan mereka?
4. Bagaimana pandangan masyarakat setempat mengenai pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang.
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus.
b. Mengetahui interaksi sosial masyarakat dengan anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang.
c. Mengetahui sikap masyarakat terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus di lingkungan mereka.
d. Mengetahui pandangan masyarakat setempat mengenai pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.
2. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara teoritis adalah agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus, sehingga masyarakat tidak memberikan pandangan negatif terhadap anak-anak tersebut dan pada akhirnya masyarakat
(13)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memahami dengan memberikan sikap yang baik dan kepeduliannya terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus di lingkungan mereka. Secara praktis, bagi masyarakat dapat menjadi sebuah masukan agar masyarakat dapat untuk menumbuhkan dan membawa sikap mereka agar memberikan sikap positif terhadap adanya anak berkebutuhan khusus. Bagi peneliti dapat memberikan wawasan dan pengalaman bagaimana kepedulian masyarakat yang sebenarnya di lingkungan masyarakat
(14)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
(15)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SLB Negeri B Sumedang dalam lingkup lingkungan warga di RW. 05 dusun Margamukti, Desa Licin, Kabupaten Sumedang, di RW. 05 ini terdapat 15 KK, yang memiliki rata-rata profesi sebagai pedagang. Dusun Margamukti yang dikenal sebagai daerah pendidikan, disini dibangun kampus yang menunjang sektor pendidikan Sumedang. terdapat 4 sekolah menengah atas : SMAN 1 Cimalaka, SMAN 2 Cimalaka, MAN 1 Sumedang, dan SPP SPMA. Perguruan Tinggi : Akper Sumedang, dan Sekolah Luar Biasa : SLB B Jawa Barat.
2. Subjek Penelitian
Subjek atau informan pada penelitian ini adalah masyarakat dusun Margamukti dan dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel beberapa orang sebagai sumber informasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive atau bertujuan, yaitu didasarkan pada tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran yang jelas mengenai kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan Margamukti.
Berdasarkan dari hasil teknik purposive sampling yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(16)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Data Responden
No Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
1. Sekertaris Desa L 1
2. Pedagang P 1
3. Warga Terdekat (Masyarakat Rw. 05)
P / L 3
4. Mahasiswa Akper L 1
Adapun yang menjadi pertimbangan dalam penetapan sampel pada tabel 3.1 ini sebagai berikut :
1. Aparat desa
2. Masyarakat dengan profesi pedagang 3. Masyarakat yang bermukim di sekitar slb 4. Masyarakat golongan mahasiswa
. Dengan begini, diharapkan data yang diperoleh akurat dan dapat menggambarkan mengenai kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLBN B Sumedang.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan fokus pembahasan dalam penelitian ini, yakni ingin mengetahui kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di Lingkungan SLB Negeri B Sumedang maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitiankualitatif. Menurut Sugiyono (2012. hlm. 35)
Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan yang lain. Metode deskriptif dapat disimpulkan sebagai sebuah metode yang bertujuan
(17)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan secara sistematis dengan fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat dan data yang slaing berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak tetapi pada hakekatnya mencarai pemahaman observasi.
Adapun pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini bertujuanuntuk mengungkapkan data yang ada di lapangan dengan cara menguraikan danmenginterpretasikan seperti apa adanya (alamiah), dan menghubungkansebab akibat terhadap sesuatu yang terjadi pada saat penelitian, agar diperolehgambaran nyata mengenai kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diuraikanoleh Nasution (2003, hlm. 9) berkaitan dengan ciri penelitian kualitatif, yaitu:
a. Sumber data ialah yang wajar atau „natural setting”
b. Peneliti sebagai instrumen penelitian c. Mencari makna.
d. Mengutamakan data langsung. e. Triangulasi
f. Menonjolkan rincian kontekstual.
g. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti h. Mengutamakan perspektif emic
i. Verifikasi
j. Sampling yang purposif k. Mengutamakan “audit trail” l. Partisipasi tanpa mengganggu
m. Mengadakan analisis sejak awal penelitian
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yangmendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatuindividu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu settingkonteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, danholistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yangsifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari sudut pandang partisipan.
(18)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelahmelakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.
Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahamanumum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.
Dalam penelitian ini, peneliti juga mempunyai pertimbangan tentangpenggunaan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:
a. Fokus penelitian diperoleh dari hasil observasi aktual.
b. Penelitian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlibat secara partisipatifdalam sosial penelitian.
c. Instrumen utama penelitian adalah peneliti.
d. Pertanyaan penelitian banyak disatukan selama penelitian berlangsung. e. Dipergunakaan wawancara terbuka baik formal maupun informal. f. Dipergunakan berbagai teknik pengumpulan data penelitian serta
analisis datahasil penelitian.
g. Proses penelitian dibiarkan sesuai realitas yang terjadi tanpa ada rekayasa peneliti sehingga tidak menggangu kehidupan sosial penelitian.
h. Kesimpulan penelitian merupakan hasil bersama antar peneliti dengan pihak-pihak terkait dalam penelitian.
Pemilihan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasari bahwa peneliti bermaksud mengkaji dan menggambarkan persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang.
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan secara langsung denganmelihat kepedulian masyarakat yang berada di lingkungan SLB Negeri B Sumedang yaitu masyarakat daerah lingkungan Margamukti.
(19)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemanfaatandibiarkan berlangsung sebagaimana adanya dan tanpa rekayasa peneliti.
Data mengenai kepedulian masyarakat di lingkungan Margamukti tersebut berupa deskripsi. Semua datayang ada bersifat alamiah. Kegiatan penganalisaan data sebagai suatu prosesdalam penelitian kualitatif, mengandung arti bahwa pelaksanaanya harus mulaidilakukan sejak pengumpulan data dilaksanakan dan dikerjakan secara intensifsesudah meninggalkan lapangan, selanjutnya data yang telah terkumpul baik darihasil observasi, wawancara, catatan lapangan maupun dari hasil dokumentasidikumpulkan untuk diolah dan dianalisis secara kritis.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitudengan cara:
1. Observasi
Dalam mendapatkan data yang objektf peneliti melakukan observasi langsung kelokasi penelitian, data observasi merupakan deskripsi yang faktual, cermat, dan teliti serta terperinci mengenai kegiatan lapangan, manusia dan situasi sosialnya. Di dalam pengertian
psikologik, “observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera” (Arikunto, 2002, hlm. 133). Teknik ini digunakan untuk mengamati dan mencatat secara cermat perilaku informan. Hal ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh melalui wawancara.
(20)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana dan ibrahim (dalam Anggriana, 2006, hlm. 43) mengemukakan keuntungan menggunakan teknik observasi sebagai berikut :
Melalui observasi atau pengamatan dapat diketahui sikap dan perilaku individu, kegiatan-kegiatan yang dialakukan tingkat partisipatif dalam suatu kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.
Dalam mendapatkan data yang objektif peneliti melakukan observasilangsung kelokasi penelitian, data observasi merupakan deskripsi yang faktual,cermat, dan teliti serta terinci mengenai kegiatan lapangan, manusia dan situasisosialnya.
Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh informasi yangberkaitan dengan hal-hal yang berhubungan di sekelilingnya, sehingga penelitimemperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan mengenai persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB Negeri B Sumedang.
2. Wawancara
Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi, maka digunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukalan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memeberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto (2002, hlm. 135) adalah
“pengumpulan datayang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden”. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengorek kedalaman peristiwa maupun setting sosial yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.
(21)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk mendukung proses penelitian. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insan. Sumber ini terdiri atas dokumen, menururt Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2011, hlm. 217), yang dimaksud dengan dokumenadalah “setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya sedikit permintaan penyidik”.
Dengan studi dokumentasi diharapkan terkumpul dokumen-dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian. Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk menggali data dan informasi yang berkenaan dengan lingkungan yang berada di dekat SLBN B Sumedang yaitu Dusun Margamukti Desa Licin.
Dalam penelelitian kualitatif sangat mengutamakan manusia sebagai instrumen penelitian karena mempunyai adaptabilitas yang tinggi (Nasution, 2002, hlm. 84). Peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang masuk ke lapangan dan berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui wawancara, observasi, ataupun studi dokumentasi. Sesuai dengan pendapat di atas Moleong (2011, hlm. 35) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif pengumpulan data banyak tergantung pada diri peneliti sebagai alat pengumpul data.
Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrumen utama penelitian (human instrumen). Konsekuensi dari posisi ini adalah peneliti harus mengenal apa yang akan diteliti dan melakukan secara langsung seluruh kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang ada serta menginterpretasi data yang diperoleh.
Ada dua pendapat ahli yang dijadikan acuan sehingga peneliti sendiri merupakan instrument utama dalam penelitiannya, yaitu Nasution (1998, hlm. 55-56) menyatakan bahwa :
(22)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuna semata-mata akan tetapi diperlukan penghayatan yang mendalam. Sugiyono (2006, hlm. 54) juga berpendapat bahwa :
Alat pengumpul data yang paling tepat digunakan dalam penelitian kualitatif adalah manusia, karena pelaku paling tepat direkam dengan alat manusia. Cara pengumpulan datanya adalah pengamatan secara partisipatif dan wawancara mendalam.
Memperhatikan pendapat tersebut maka alat utama yang digunakan adalah penelitian sendiri dengan dibantu catatan lapangan. Keberhasilan penelitian kualitatif sangat bergantung pada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan yang disusun peneliti. Catatan lapangan dapat disusun melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi (Nasution, 2002, hlm. 56). Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan sumber data dalam penelitian kualitatif disebut informan, yang dipilih sesuai dengan profesinya di lingkungan SLB B Negeri Sumedang dengan didasarkan pada pertimbangan rasional penelitian, bahwa informanlah yang memiliki otoritas dan kompetensi untuk memberikan informasi atau data sebagaimana diharapkan oleh ahli.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah 1. Pedoman wawancara, yang digunakan untuk semua responden; 2. Pedoman observasi atau pengamatan, lembar pengamatan diberi nama catatan untuk data kasar, dan catatan lapangan untuk data yang sudah disusun, digunakan untuk menuliskan situasi lingkungan yang terjadi saat peristiwa berlangsung dan 3. Dokumentasi.
(23)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian kualitatif ini, pengujian keabsahan data didasarkan empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confimability) (Moleong, 2011, hlm. 324).
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat kepercayaan. Moleong (2011, hlm. 330) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Triangulasi data dilakukan dengan cross check, yaitu dengan cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data observasi atau data dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik pengumpulan data tersebut.
E. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisa data, peneliti berpatokan pada langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti memilih data mana yang relevan dan kurang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini informasi mengenai upaya akan dan telah dilakukan dilapangan dijadikan sebagai bahan yang harus melalui penyeleksian, memfokuskan,simplikasi, dan transformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatanlapangan. Data mentah diseleksi dan diklasifikasikan berdasarkan aspekpermasalahan penelitian dan diringkas agar mudah dipahami serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih mudah dikendalikan.
(24)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ringkasan data secara keseluruhan ditulis kedalam pola analisa untuk analisis.Data dianjurkan disajikan kedalam bentuk tabel sehingga lebih mudah untukdipahami dan dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu.
c. Kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan merupakan bentuk pernyataan yang sangat penting dan berhargaterhadap analisis data dan menjelaskan pola urutan. Sesuai dengan tujuan penelitian, analisis penelitian ini terutama dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan responden dari hasil obeservasi, wawancara dan dokumentasi mengenai kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLBN B Sumedang.
Tahapan analisis data dalampenelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data,penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Keempat jalur kegiatan tersebutdiuraikan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data; Proses pemilihan data. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan studi dokumentasi yang dicatat sebagai catatan lapangan.
2. Reduksi data; Kegiatan merangkum catatan lapangan dengan memilih dataatau informasi yang sesuai dengan fokus penelitian.
3. Penyajian data; Yaitu proses pengumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Menarik kesimpulan(verifikasi);Kegiatan penarikan kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung,sehingga makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni berupa validitasnya.
(25)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara keseluruhan keempat jalur diatas tersebut saling berkaitan satusama lain, dan merupakan kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.
Ketiga kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data tersebutmerupakan proses siklus dan interaktif. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yang telahdiperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Klasifikasi data, yaitu mengumpulkan dan memilah-milah unit menjadi satukategori tertentu berdasarkan karakteristik-karakteristik yang terkait. Setiapinformasi atau data yang diperoleh langsung diolah, baik dari hasilobservasi, angket, maupun studi dokumentasi.
2. Klarifikasi data, yaitu menguraikan kategori-kategori tersebut untuk memahami aspek-aspek yang terdapat didalamnya untuk mencari hal-hal baru. Dalam menguraikan setiap kategori tersebut, peneliti menjelaskan hubungan satu dengan lain sehingga tidak kehilangan konteks.
3. Reduksi Data, yaitu merangkum data yang difokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang data yang tidak diperlukan.
4. Melalui triangulasi, yaitu membandingkan informasi atau data yang diperoleh dari sumber (informan).
5. Memberikan tafsiran yang menggambarkan pandangan peneliti dalammemberikan makna terhadap analisis unit atau kategori dan hubungan antarakategori.
F. Tahap-tahap Penelitian
(26)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Pra Penelitian
a. Menyusun rancangan penelitian
Kegiatan awal dalam penelitian ini adalah mengajukan proposal penelitian ke dewan skripsi, setelah disetujui kemudian proposal penelitian tersebut diseminarkan. Setelah proposal disetujui oleh penelaah, kemudian peneliti melanjutkan bimbingan dan konsultasi kepada dosen pembimbing agar penelitian lebih terarah b. Memilih Lapangan Penelitian
Pemilihan lapangan penelitian disesuaikan dengan penemuan masalah peneliti, ini didasarkan pada studi pendahuluan.
c. Mengurus Perizinan
Tahap selanjutnya adalah menguras perzinan untuk penelitian yang bersifat administratif.
d. Menyiapkan Peralatan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyiapkan alat-alat yang mendukung untuk kelancaran pengumpulan data dilapangan.
Kegiatan pada tahap ini yaitu menyiapkan pedoman observasi, instrumen wawancara, dan alat-alat untuk mendukung kelancaran pada saat penelitian berlangsung.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan dalam penelitian ini dibagi tiga tahapan, yaitu :
a. Memahami Latar Penelitian Dan Persiapan Diri
Untuk memahami pekerjaan dilapangan, maka peneliti harus memahami latar penelitian terdahulu. Di samping itu ia perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental (Moleong, 2008, hlm. 137). Selain itu peneliti juga akan memperhatikan :
(27)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada saat memasuki lapangan peneliti hendaknya memakai pakaian yang rapih dan sopan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Namun selain itu peneliti tidak hanya memperhatikan tata cara berpakaian saja, dalam tutur kata dan tingkah lakupun, peneliti akan menyesuaikan diri dengan lingkungan penelitian.
2) Jumlah Waktu Studi
Jumlah waktu yang digunakan dalam studi penelitian ini disesuaikan dengan proses pengumpulan data. Apabila data yang diperoleh dinilai cukup, maka studi dilapangan ini akan dihentikan. Karena peneliti juga perlu menata, mengorganisasi, dan menganalisis data yang telah terkumpul.
b. Memasuki Lapangan 1) Keakraban Hubungan
Peneliti akan berusaha membuat suasana akrab dengan responden agar penelitian yang berlangsung berjalan dengan lancar dan mempermudah peneliti memperoleh data-data yang diinginkan.
2) Mempelajari Bahasa
Pada penggunaan bahasa sebenarnya tidak ada banyak kesulitan yang didapat oleh peneliti karena peneliti sendiri berasal dari Sumedang, maka penggunaan bahasa tidak menjadi masalah walapun responden menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa sunda.
3) Peranan Peneliti
Perananan peneliti adalah mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Peneliti akan berusaha untuk mengumpulkan informasi karena pengumpulan data merupakan tugas utama peneliti.
(28)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Analisis Data
Menurut Patton (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008 , hlm. 91) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan ukuran dasar. Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 91) “Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan
mengkategorikannya”.
Dari berbagai definisi diatas dapat digaris bahwai bahwa analisis bertujuan untuk mengatur dan menggorganisasikan data yang diperoleh dari lapangan. Adapun proses berjalannya analisis data menurut Sieddel (dalam Moleong, 2008, hlm. 248) adalah sebagai berikut :
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar , dan membuat indeksnya
c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
(29)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
(30)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
(31)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB B Negeri Sumedang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus yang dimiliki oleh masyarakat dengan profesi dan pendidikan yang lebih tinggi, mereka sudah mengetahui mulai dari apa itu anak berkebutuhan khusus, jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, ciri-ciri anak berkebutuhan khusus, dan persepsi mereka saat pertama kali bertemu dengan anak tersebut sudah baik. Mereka beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan pribadi yang unik.
Masyarakat kalangan menengah kebawah dan pendidikan yang rendah sama sekali kurang mengetahui mengenai apa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus tersebut, mereka hanya sebatas mengetahui apa yang sering mereka jumpai dalam keseharian mereka. Dalam penggunaan istilah anak berkebutuhan khusus masih belum semua warga menggunakan istilah tersebut, karena warga masih banyak menyebut anak berkebutuhan khusus dengan anak cacat.
2. Interaksi sosial masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus sudah cukup terjalin dengan baik pada beberapa warga saja tetapi masih terdapat masyarakat yang tidak mau berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus dengan alasan tidak memiliki kepentingan dengan mereka sehingga acuh dan tidak memperdulikan keberadaan anak itu.
Sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus, terlihat sudah memberikan respon sikap positif tidak ada masyarakat yang menunjukan sikap penolakan atau tidak menerima keberadaan anak
(32)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkebutuhan khusus, semua masyarakat di lingkungan tersebut mau menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus.
3. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus sudah baik masyarakat berpandangan bahwa pendidikan dirasakan sangat penting karena semua anak wajib mendapatkan pendidikan.
B. Saran
Saran penelitian ini merupakan rekomendasi kepada pihak terkait, maka peneliti menyusun rekomendasi sebagai berikut :
1. Masyarakat
Dalam masyarakat pasti akan selalu terjalinnya sebuah interaksi. Sebaiknya warga Rw. 05 di Dusun Margamukti melakukan sebuah interaksi sosial tidak hanya pada anak pada umumnya ataupun warga sekitar tetapi juga dengan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah d SLB yang berada di lingkungan Dusun tersebut. Aparat desa pun sebaiknya memberikan upaya untuk mengadakan sebuah program untuk anak berkebutuhan khusus sehingga warga memiliki pemahaman serta kepedulian yang lebih baik lagi.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian kepedulian masyarakat yang lebih meluas terhadap anak berkebutuhan khusus, juga untuk para peneliti berikutnya diharapkan mampu merubah persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus dan membuat masyarakat memperlihatkan sebuah kepedulian yang mengarah pada hal yang positif.
(33)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2009). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amin, dkk. (1979). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: PT. New Aqua Press.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi, S. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta. Jadid. (2008). Pengertian Masyarakat. [Online]. Tersedia :
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/[20 Mei 2013]
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, J. (2011).Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (2002).Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito Subino. (1968). Psikologi. Bandung: STBA YAPARI-ABA
Poerwadarminta, W.J.S. (1990). Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Rahardja. (2008). Ketunanetraan. [Online]. Tersedia :
http://www.dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/ketunanetraan.html [21April 2013]
Rudito, B. (2008). Social Mapping. Bandung: Rekayasa Sains. Soemantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:
PT. Refika Aditama.
(34)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunaryo. (2001). Pusat Bahasa Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.
(35)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wardani, dkk. (2002). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Bandung: Universitas Terbuka.
(1)
(2)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan SLB B Negeri Sumedang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus yang dimiliki oleh masyarakat dengan profesi dan pendidikan yang lebih tinggi, mereka sudah mengetahui mulai dari apa itu anak berkebutuhan khusus, jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, ciri-ciri anak berkebutuhan khusus, dan persepsi mereka saat pertama kali bertemu dengan anak tersebut sudah baik. Mereka beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan pribadi yang unik.
Masyarakat kalangan menengah kebawah dan pendidikan yang rendah sama sekali kurang mengetahui mengenai apa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus tersebut, mereka hanya sebatas mengetahui apa yang sering mereka jumpai dalam keseharian mereka. Dalam penggunaan istilah anak berkebutuhan khusus masih belum semua warga menggunakan istilah tersebut, karena warga masih banyak menyebut anak berkebutuhan khusus dengan anak cacat.
2. Interaksi sosial masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus sudah cukup terjalin dengan baik pada beberapa warga saja tetapi masih terdapat masyarakat yang tidak mau berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus dengan alasan tidak memiliki kepentingan dengan mereka sehingga acuh dan tidak memperdulikan keberadaan anak itu.
Sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus, terlihat sudah memberikan respon sikap positif tidak ada masyarakat yang menunjukan sikap penolakan atau tidak menerima keberadaan anak
(3)
berkebutuhan khusus, semua masyarakat di lingkungan tersebut mau menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus.
3. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus sudah baik masyarakat berpandangan bahwa pendidikan dirasakan sangat penting karena semua anak wajib mendapatkan pendidikan.
B. Saran
Saran penelitian ini merupakan rekomendasi kepada pihak terkait, maka peneliti menyusun rekomendasi sebagai berikut :
1. Masyarakat
Dalam masyarakat pasti akan selalu terjalinnya sebuah interaksi. Sebaiknya warga Rw. 05 di Dusun Margamukti melakukan sebuah interaksi sosial tidak hanya pada anak pada umumnya ataupun warga sekitar tetapi juga dengan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah d SLB yang berada di lingkungan Dusun tersebut. Aparat desa pun sebaiknya memberikan upaya untuk mengadakan sebuah program untuk anak berkebutuhan khusus sehingga warga memiliki pemahaman serta kepedulian yang lebih baik lagi.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian kepedulian masyarakat yang lebih meluas terhadap anak berkebutuhan khusus, juga untuk para peneliti berikutnya diharapkan mampu merubah persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus dan membuat masyarakat memperlihatkan sebuah kepedulian yang mengarah pada hal yang positif.
(4)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2009). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amin, dkk. (1979). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: PT. New Aqua Press.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi, S. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta. Jadid. (2008). Pengertian Masyarakat. [Online]. Tersedia :
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/[20 Mei 2013]
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, J. (2011).Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (2002).Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito Subino. (1968). Psikologi. Bandung: STBA YAPARI-ABA
Poerwadarminta, W.J.S. (1990). Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Rahardja. (2008). Ketunanetraan. [Online]. Tersedia :
http://www.dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/ketunanetraan.html [21April 2013]
Rudito, B. (2008). Social Mapping. Bandung: Rekayasa Sains. Soemantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:
PT. Refika Aditama.
(5)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Sunaryo. (2001). Pusat Bahasa Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.
(6)
Raden Ajeng Sri Rizjil Alim, 2014
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wardani, dkk. (2002). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Bandung: Universitas Terbuka.