Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi T1 132009079 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali adalah tempat yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Balai ini berada di tengah kota Boyolali yang beralamat di Jln.Pandanaran no.174 Boyolali yang dipimpin oleh Drs. Wagiyanto, MM.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dalam kelompok eksperimen mencangkup kemandirian dalam kehidupannya sehari-hari tergolong rendah. Subjek penelitian ini adalah 19 anak asuh usia 13 sampai 19 tahun. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 anak pada kelompok eksperimen dan 9 anak pada kelompok control.

Skor kemandirian 19 remaja dengan katagori rendah yang berumur 13 berjumlah 1 anak, berumur 15 berjumlah 3 anak, berumur 16 berjumlah 7 anak, berumur 17 berjumlah 3 anak, berumur 18 berjumlah 4 anak, berumur 19 berjumlah 1 anak dengan rata-rata 122,1

1.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Tes Awal (Pre-Test)

Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 November 2012 dengan menyebar skala kemandirian yang terdiri dari 63 item pertanyaan. Skala ini dibagikan


(2)

kepada 30 anak asuh usia 13-19 tahun. Setelah data diolah ada 19 anak asuh yang kemandiriannya berkatagori rendah. Selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen 10 anak dan kelompok kontrol 9 anak Pembagian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan skor dan rata – rata. Kelompok eksperimen akan diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi.

Tabel 4.1 Prosentase pre test berdasarkan aspek kemandirian No Aspek Skor Max Total Skor Prosentase

1. Bebas bertindak 912 457 50,10 % 2. Kepercayaan diri 988 507 51,31 %

3. Inisiatif 988 458 46,35 %

4. Pengendalian diri 912 436 47,80 % 5. Progresif dan ulet 912 484 53,07 %

4.2.2 Layanan (Treatment)

Dalam melaksanakan eksperimen penulis tidak terikat waktu, sehingga penulis melakukan eksperimen sesuai kesepakatan penulis dengan 10 remaja yang masuk dalam kelompok eksperimen. Eksperimen dengan bimbingan kelompok dilaksanakan secara berkelanjutan pada hari yang telah disepakati dengan 10 remaja kelompok eksperimen yaitu setiap hari Kamis pada pukul 19.00 WIB. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan 28 Februari 2013 sebanyak 8 sesi pertemuan. Adapun sesi-sesi kegiatan bimbingan kelompok sebagai berikut:


(3)

a. Sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2013 Tahap Pembentukan

Pada pertemuan ini adalah tahap pertama dalam bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Sebelum melakukan kegiatan bimbingan kelompok, penulis sudah pernah mengadakan praktek BK di tempat tersebut sehingga peserta sudah mengetahui tentang bimbingan kelompok serta langkah-langkahnya.

Pada tahap pertama dimulai dengan penjelasan secara ringkas tentang bimbingan kelompok beserta azas dan cara melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi. Pada tahap ini dilanjutkan dengan kesepakatan kontrak waktu antara penulis dengan peserta. Penulis dan peserta saling berkenalan satu sama lain. Peserta diminta untuk mengisi quiz “mengenal diri sendiri“ yang telah disediakan oleh penulis.

Tahap Peralihan

Penulis menjelaskan tentang kegiatan kelompok pada pertemuan sesi ini serta menanyakan kesiapan peserta untuk memasuki kegiatan.

Tahap Kegiatan

Memasuki kegiatan inti, peserta diminta untuk memilih salah satu hewan yang mirip dengan kelebihan dan kelemahannya.

Pada sesi kedua peserta diminta satu per satu untuk mendiskripsikan serta menjelaskan apa kelebihan dan kekurangan dari hewan tersebut


(4)

yang mirip dengan dirinya. Peserta ada yang memilih gajah, serigala, semut, kucing, ular, harimau, bunglon. Setelah waktu sudah berjalan 40 menit, sesuai kesepakatan peserta dipersilakan untuk beristirahat selama 5 menit.

Setelah 5 menit berlalu kegiatan dimulai kembali. Pada sesi kedua ini Penulis memberikan materi tentang cara mengenal diri sendiri kemudian, peserta diajak untuk merefleksikan dengan mengisi lembar tugas yang telah disediakan kemudian, mendiskusikan tentang bagaimana cara menyikapi kekurangan dan kelebihan diri masing-masing.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan akan diakhiri. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan kedua. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan belum berhasil karena peserta menganggap bahwa pertemuan ini hanya untuk bermain saja sehingga, peserta hanya bersemangat pada sesi dimana mereka diajak untuk bermain memilih hewan. Pada metode tugas dan diskusi banyak peserta yang tidak fokus.


(5)

b. Sesi kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2013 Tahap Pembentukan

Pada pertemuan kedua adalah kegiatan kedua bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa. Pada sesi ini topik yang dibahas adalah bertanggung jawab.

Tahap Peralihan

Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini. Kegiatan pada sesi ini peserta diajak untuk memainkan lomba “bertanggung jawab kepada barang yang kita miliki”. Penulis menginformasikan tentang tata cara perlombaan. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya tentang perlombaan pada sesi ini.

Tahap Kegiatan

Peserta diberi kesempatan 15 menit untuk membersihkan kamar masing-masing. Sesuai peraturan yang telah disepakati oleh peserta hanya 3 kamar yang akan dipilih untuk menjadi kamar yang bersih, rapi dan nyaman. 3 kamar yang menurut kriteria adalah kamar WR, AB, AK dan masing-masing mendapatkan hadiah kecil.

Setelah waktu berlalu 40 menit, peserta dipersilakan untuk beristirahat selama 5 menit. Setelah peserta selesai beristirahat, penulis menyampaikan materi tentang bertanggung jawab terutama dengan apa yang dimiliki. Peserta diminta untuk mendiskusikan tentang kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan sesi ini dengan


(6)

materi yang telah disampaikan oleh penulis. Penulis memberikan tugas kepada peserta dengan instruksi selama seminggu peserta mengisi form sesuai dengan kegiatan sehari-hari yang sudah dilakukan dan akan dikumpulkan kembali pada pertemuan berikutnya untuk memutuskan peserta mana yang berhak mendapatkan hadiah. Penulis juga akan mencari informasi lewat pengasuh untuk mencari kebenaran apa yang peserta tulis di form.

Tahap Pengakhiran

Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan ketiga. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan sudah berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan peserta mengikuti kegiatann dengan antusias untuk menciptakan kamar yang nyaman dan bersi. Peserta juga melaksanakan tugas dengan baik. Menurut pengasuh selama satu minggu peserta semangat untuk menjaga kebersihan dan kerapian sehingga, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan sesuai dengan harapan penulis.


(7)

c. Sesi ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2013 Tahap Pembentukan

Pada sesi ketiga adalah kegiatan ketiga bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Sebelum peserta berkumpul di aula, penulis menyembunyikan barang-barang di sekitar aula.

Penulis membuka kegiatan dengan berdoa. Pada sesi ini topik yang dibahas adalah berani menerima resiko. Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini.

Tahap Peralihan

Kegiatan pada sesi ini peserta diajak untuk mencari barang yang diinginkan peserta yang sudah disepakati pada pertemuan sebelumnya. Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini.

Tahap Kegiatan

Penulis mulai memberikan intruksi permainan. Peserta diminta untuk mencari barang masing-masing yang ada di sekitar aula yang sebelumnya sudah di sembunyikan oleh penulis.

Dengan instruksi penulis maka peserta diharapkan dapat menebak tempat persembunyian barang.peserta diberi waktu 10 menit untuk menemukan barang. Setelah waktu 40 menit berlalu, peserta di persilakan untuk beristirahat selama 5 menit. Pada sesi kedua peserta


(8)

diajak untuk mengungkapkan proses untuk mendapatkan barang tersebut.

Setelah itu peserta diajak untuk berdiskusi tentang penerapan kegiatan hari ini jika dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyampaikan materi tentang berani menerima resiko.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan pada pertemuan ini akan diakhiri. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan keempat. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan dengan antusias peserta begitu menggebu-gebu untuk mencari barang yang disembunyikan oleh penulis. Peserta mencari sampai harus menerobos dari meja ke meja yang berada di aula, ada yang mencari di sekitar aula dengan senter. Pada waktu sesi diskusi peserta juga mulai mengutarakan pendapat, bertanya dan menjawab apa yang penulis tanyakan. Peserta mulai focus mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh penulis sehingga, pada pertemuan sesi ini berjalan sesuai dengan harapan penulis.


(9)

d. Sesi keempat dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2013 Tahap Pembentukan

Pada sesi keempat adalah kegiatan keempat bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa. Pada sesi ini topik yang dibahas adalah mengatur waktu. Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini.

Tahap Peralihan

Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini. Setelah penulis memastikan kesiapan peserta, penulis mulai memberikan intruksi permainan.

Tahap Kegiatan

Peserta diminta untuk mengisi gelas aqua dengan batu, batu sedang, kerikil, pasir yang ada disekitar aula.Setelah peserta mengumpulkan bahan-bahan tersebut peserta diminta untuk mengatur bahan sesuai dengan kegiatanmu sehari-hari.

Setelah waktu sudah berjalan 40 menit peserta dipersilakan untuk beristirahat selama 5 menit. Pada sesi kedua masing-masing peserta diminta menjelaskan apa yang ia maksud mengatur bahan sedemikian rupa dengan cara diundi dan mendiskusikannya secara berkelompok.

Dari hasil kegiatan pada pertemuan kali ini Peserta lebih banyak menaruh pada kegiatan bermain, berkumpul dengan teman di Balai.


(10)

Sedikit peserta yang mementingkan belajar untuk sekolah keesokan harinya.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan kali akan berakhir. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan kelima. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan antusias peserta mengikuti permainan yang harus mencari kerikil, pasir maupun batu pada malam hari disekitar aula. Pada sesi diskusi peserta juga mengikuti dengan baik, peserta juga dapat menjelaskan dengan baik apa yang ia buat pada permainan mengatur waktu sehingga, pada pertemuan ini dapat berjalan sesuai harapan penulis.

e. Sesi kelima dilakssanakan pada tanggal 7 Februari 2013 Tahap Pembentukan

Pada sesi kelima adalah kegiatan kelima bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa. Pada sesi ini topik yang dibahas adalah emosi.


(11)

Tahap Peralihan

Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini. Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini. Setelah penulis memastikan kesiapan peserta, penulis mulai memberikan intruksi permainan.

Tahap Kegiatan

Penulis membagikan masing-masing peserta kertas hvs serta alat tulis Penulis menggambar di papan tulis bundaran oval menyerupai bentuk wajah dan memberikan instruksi gambarlah ekspresi perasaanmu saat ini di kertas yang sudah dibagikan oleh penulis. Peserta diberi waktu 10 menit untuk merenungkan dan menuangkan ke dalam kertas.

Setelah 10 menit berlalu, peserta diminta untuk menjelaskan tentang apa yang ia renungkan dan ia gambar. Hasilnya ada 6 yang merasakan emosi senang, 2 yang merasakan perasaan sedih dan 2 yang merasakan perasaannya biasa saja tidak senang juga tidak sedih. Setelah waktu menunjukkan 40 menit maka peserta dipersilakan untuk beristirahat selama 5 menit.

Pada sesi kedua, penulis mendorong peserta untuk menceritakan perasaannya satu persatu serta mendiskusikan bagaimana cara mengendalikan emosi dengan baik dengan pedoman materi dan perasaan peserta. Pada pertemuan kali ini peserta lebih bisa mengekspresikan serta mengeluarkan emosi yang dirasakan pada saat


(12)

ini dengan menggambar ekspresi wajah yang diinstruksikan penulis pada awal kegiatan.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan pada pertemuan ini akan segera diakhiri. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan keenam. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan antusias siswa mengekspresikan emosi mereka di kertas HVS. Pada sesi diskusi peserta juga dapat menjelaskan apa yang ia ekspresikan di kertas HVS tentang emosi mereka saat itu sehingga, pada sesi ini berjalan sesuia harapan penulis.

f. Sesi keenam dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2013 Tahap Pembentukan

Pada sesi keenam adalah kegiatan keenam bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa.


(13)

Pada sesi ini topik yang dibahas adalah percaya diri untuk mengambil keputusan. Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini.

Tahap Peralihan

Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini. Setelah penulis memastikan kesiapan peserta.

Tahap Kegiatan

Penulis memberikan teka teki tema yang akan dibahas pada pertemuan kali ini dengan memperagakan orang yang percaya diri. Penulis memulai untuk mendiskusikan materi tentang percaya diri. Setelah waktu sudah berjalan 40 menit peserta dipersilakan untuk beristirahat selama 5 menit. Pada sesi kedua penulis mulai memberikan intruksi permainan “meniti jembatan manusia”.

Peserta dibagi menjadi 2 kelompok dipilih secara acak yang masing-masing beranggotakan 5 orang. 5 orang menjadi jembatan yang 5 orang secara bergantian menjadi orang yang melewati jembatan manusia tanpa menyentuh lantai sama sekali hingga jembatan manusia habis dilewati. Setelah itu mereka bergantian yang semula menjadi jembatan manusia sekarang menjadi orang yang melewati jembatan dan yang semula menjadi orang yang melewati jembatan sekarang menjadi jembatan manusia.


(14)

Setelah permainan sudah selesai penulis menegaskan kepada peserta bahwa kita harus bisa menjadi orang yang percaya diri dan positif thingking.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan kali ini akan diakhiri. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan ketujuh. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan dengan antusias peserta untuk melaksanakan permainan meniti jembatan manusia. Peserta berfikir bagaimana caranya tidak jatuh ke lantai selain itu, tidak membebankan tangan teman-temanya. Peserta berfikir apabila bisa melewati jembatan tangan tersebut dengan secepat mungkin akan meringankan teman yang lain. Pada sesi diskusi anak juga dapat berinteraksi dengan baik sehingga, pertemuan kali ini berjalan sesuai dengan harapan penulis.


(15)

g. Sesi ketujuh dilakasanakan pada tanggal 21 Februari 2013 Tahap Pembentukan

Pada sesi ketujuh adalah kegiatan ketujuh bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa. Pada sesi ini topik yang dibahas adalah kreativitas.

Tahap Peralihan

Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini. Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini. Setelah penulis memastikan kesiapan peserta, penulis mulai memberikan intruksi permainan.

Tahap Kegiatan

Penulis membagikan pada masing-masing anak botol aqua gelas, batang es krim, gunting dan lem castol dengan instruksi peserta bebas membuat apapun yang berguna menurut pembuat dari bahan yang sudah disediakan dengan imajinasi dan daya kreativitas masing-masing tanpa memandang bagus atau jelek.

Peserta diberi waktu 30 menit untuk membuat barang hasil imajinasi dan daya kreatif peserta masing-masing. Setelah 40 menit peserta diajak untuk beristirahat selama 5 menit tetapi kebayakan anak-anak lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya, ada juga yang beristirahat makan dan minum sambil menyelesaikan pekerjaannya.


(16)

Karena waktu istirahat sudah habis pekerjaan peserta belum selesai maka sesuai kesepatan bersama waktu ditambah 5 menit. Setelah 5 menit berlalu, peserta diminta untuk membereskan kotoran yang ada disekitar dan memperlihatkan hasil karyanya sendiri-sendiri.

Peserta diminta untuk mempresentaikan satu persatu tentang hasil karya yang telah dibuat dalam tempo waktu yang singkat. Ada anak yang membuat arena permainan penumpah air, kartu ucapan, tempat sampah, pesawat, peluncur bom. Penulis memberikan informasi tentang materi kreativitas dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan pada kali ini.

Kegiatan pada kali ini peserta sangat partisipasi, lebih rileks dan dapat mengekspresikan daya ciptanya lebih bebas tanpa memikirkan hasilnya. Ternyata hasil dari karya peserta tidak ada satupun yang membuat seadanya mereka semua membuat dengan daya ciptanya sendiri-sendiri.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa pertemuan kali ini akan diakhiri. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

Penulis dan peserta membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk pertemuan kedelapan. Penulis menutup pertemuan dengan


(17)

mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan berhasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan antusias peserta dengan permainan kreativitas walaupun bahan ditentukan dan dibatasi oleh penulis tetapi peserta tidak ada yang mengeluh dan membuat barang-barang tersebut menjadi sesuatu yang berguna bagi mereka. Pada sesi diskusi setiap peserta dapat menjelaskan secara baik sehingga, pada sesi ini dapat dikatakan berjalan sesuai dengan harapan penulis.

h. Sesi kedelapan dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2013. Tahap Pembentukan

Pada sesi kedelapan adalah kegiatan kedelapan bimbingan kelompok dengan mengumpulkan peserta yang siap melaksanakan kegiatan di aula. Penulis membuka kegiatan dengan berdoa.

Pada sesi ini topik yang dibahas adalah mencintai diri sendiri. Penulis menjelaskan apa yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini.

Tahap Peralihan

Penulis menjelaskan kembali yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini. Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan tentang kegiatan pada sesi kali ini. Setelah penulis memastikan kesiapan peserta, penulis mulai memberikan intruksi percobaan.


(18)

Tahap kegiatan

Pada sesi ini peserta diajak untuk percobaan antara wortel, telur dan kopi dengan air panas. Penulis meletakkan panci yang berisi air dan menyalakan kompor. Penulis memberikan pertanyaan kepada peserta” apabila kalian adalah salah satu dari bahan yang saya siapkan ( telur, wortel, dan kopi ) maka, kalian memilih menjadi?“. Peserta ada yang menjawab menjadi telur, ada yang menjawab menjadi wortel dan ada juga yang menjawab menjadi kopi. Penulis mengunci jawaban masing-masing peserta.

penulis menunjuk salah satu peserta untuk memasukkan telur ke dalam panci. Setelah telur dimasukkan dan mendidih maka telur akan menjadi matang. Penulis menunjuk salah satu peserta lagi untuk memasukkan wortel, setelah mendidih wortel malah menjadi kematangan dan tidak enak untuk dimakan, penulis menunjuk salah satu peserta untuk percobaan terakhir dengan memasukkan kopi ke dalam panci, setelah mendidih kopi tersebut menjadi minuman yang rata-rata digemari oleh para bapak-bapak, baunya harum rasanya nikmat dan kopi akan larut dalam air.

Setelah waktu sudah berlalu 40 menit maka peserta diminta untuk beristirahat selama 5 menit. Pada sesi kedua peserta diajak untuk mendiskusikan dari masing-masing percobaan yang telah dilakukan pada sesi pertama. Penulis menegaskan untuk menjadi seperti kopi yang harumnya wangi, rasanya enak, larut dalam air yang


(19)

diaplikasikan dalam kehidupan menjadi orang yang bisa berbaur dengan lingkungannya, selalu berpikir positif, sebisa mungkin untuk menjadi orang yang baik semua itu adalah upaya untuk kita mencintai diri kita sendiri.

Penulis menggabungkan dengan materi yang sudah disediakan. Penulis dan peserta menyimpulkan “apa yang kita kerjakan pasti kita akan menuainya baik manis maupun pahit”.

Tahap Pengakhiran

Penulis menginformasikan bahwa kegiatan kali ini akan berakhir. Peserta diminta untuk menulis kesan-kesan untuk pertemuan kali ini. Penulis memberikan penilaian segera terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi pertemuan kali ini.

Berdasarkan hasil observasi, pertemuan pada sesi ini dapat dikatakan berhasi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan antusias peserta mengikuti percobaan wortel, kopi dan telur. Pada sesi diskusi peserta juga melaksanakan dengan baik dengan memberikan pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan dari penulis maupun dari peserta lain. Pada sesi ini terakhir ini berjalan sesuai dengan harapan penulis.


(20)

4.2.3 Tes Akhir (Post-Test)

Post test dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2013. Pada kegiatan ini, penulis membagikan skala kemandirian yang berjumlah 63 item pertanyaan kepada 19 anak asuh Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo. Setelah peserta diberi layanan, penulis melaksanakan postes yang diolah dengan teknik analisis Mann-whitney Test dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.2 Data skor Post-Test No Kode

Nama

Skor Tingkatan Kemandirian

1. AS 217 Tingkat Saksama

2. AB 213 Tingkat Saksama

3. IM 142 Tingkat Komformistik

4. ES 154 Tingkat Saksama

5. LK 219 Tingkat Individualistis 6. AK 211 Tingkat Individualistis

7. AD 212 Tingkat Saksama

8. LS 214 Tingkat Individualistis

9. FJ 134 Tingkat Komformistik

10. WS 230 Tingkat Individualistis Jumlah 1946 Rata-rata 194,6

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa skor terendah setelah layanan (treatment) adalah 134 dan skor tertinggi adalah 230 dengan rata-rata 194,6.


(21)

Tabel 4.3 Uji Mann-Whitney post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

postest Eksperimen 10 12.45 124.50

kontrol 9 7.28 65.50

Total 19

Test Statisticsb

postest

Mann-Whitney U 20.500

Wilcoxon W 65.500

Z -2.209

Asymp. Sig. (2-tailed) .027

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .043a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada pengolahan hasil uji statistik terhadap hasil post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dari uji Mann Whitney post-test diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,027<0,050 dengan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 12,45 dan mean rank post test kelompok kontrol adalah 7,28. Selisih mean rank post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebesar 5,17, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tentang kemandirian.


(22)

Tabel 4.4 Perbedaan Data Skor Pre Test dan Post Test No Kode

Nama

Skor

Pre-Test

Skor

Post-Test

Tingkatan Kemandirian

1. AS 109 217 Tingkat Saksama

2. AB 139 213 Tingkat Saksama

3. IM 110 142 Tingkat Komformistik

4. ES 133 154 Tingkat Saksama

5. LK 115 219 Tingkat Individualistis

6. AK 129 211 Tingkat Individualistis

7. AD 117 212 Tingkat Saksama

8. LS 108 214 Tingkat Individualistis

9. FJ 124 134 Tingkat Komformistik

10. WS 127 230 Tingkat Individualistis

Jumlah 1221 1946

Rata-rata 122,1 194,6

Dari tabel diatas dapat dilihat dari hasil pre test dan post test kelompok eksperimen setelah menerima layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi permainan. Rata-rata aspek kemandirian pre test adalah 122,1 sedangkan rata-rata aspek kemandirian post test adalah 194,6.


(23)

Tabel 4.5 Uji Mann-Whitney pre test dan post test kelompok eksperimen

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

NK Pre Eksperimen 10 5.50 55.00

Post Eksperimen 10 15.50 155.00

Total 20

Test Statisticsb

NK

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 55.000

Z -3.780

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok

Pada pengolahan hasil uji statistik terhadap hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dari uji Mann Whitney diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,000<0,050 dengan mean rank pre test kelompok eksperimen adalah 5,50 dan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 15,50. Selisih mean rank pre test kelompok eksperimen dan mean rank post test kelompok eksperimen adalah sebesar 10 sehingga, ada peningkatan kemandirian yang sangat signifikan setelah kelompok eksperimen menerima layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi permainan.


(24)

4.3 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada peningkatan yang signifikan kemandirian remaja melalui bimbingan kelompok di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali”.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat perbedaan kemandirian remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen diberi layanan bimbingan kelompok. Hasil ini dapat dilihat dari uji Nampak bahwa Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,000<0,050 dengan mean rank pada pre test adalah 5,50. Sedangkan mean rank pada post test adalah 15,50. Ada peningkatan mean rank pada post test sebesar 10 sehingga, ada peningkatan yang sangat signifikan kelompok eksperimen dalam kemandirian.

Dari uji Mann Whitneypost test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol diperoleh hasil yaitu nilai Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,027<0,050 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberi layanan dengan kelompok yang tidak diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi

Maka hipotesis yang diajukan penulis yang menyatakan bahwa “Permainan simulasi dapat meningkatkan kemandirian remaja secara signifikan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali diterima”.


(25)

4.4 Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulakan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kemandirian pada kehidupan sehari-hari pada remaja, secara sangat signifikan ditunjukkan dengan Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,000<0,050 yang artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ditunjukkan pula dengan mean rank pre test kelompok ekperimen sebesar 5,50 dan mean rank postest kelompok eksperimen sebesar 15,50. Mean rank kelompok eksperimen meningkat sebesar 10 sehingga, dapat dikatakan ada peningkatan kemandirian yang sangat signifikan.

Bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari pada remaja (13-19 tahun). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astati (2009). Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Adams (dalam Romlah, 1989) yang menyatakan bahwa permainan simulasi dapat dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini penulis menerapkan kemandirian dengan permainan simulasi. Permainan simulasi terdiri dari pemainan dan simulasi sehingga dalam pelaksanaan layanan setiap sesi melakukan kegiatan permainan dan diskusi yang dapat diimplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang kemandirian.


(26)

Dalam layanan ini anak asuh di bebaskan untuk bertindak tanpa suatu paksaan dari teman, pengasuh atau peneliti, peneliti juga menginformasikan kepada anak asuh yang masuk dalam kelompok eksperimen bahwa layanan ini adalah layanan yang nantinya akan bermain yang bermakna secara bersama-sama, sehingga anak asuh merasa tidak terbebani setiap mengikuti layanan.

Peneliti dapat mendorong anak asuh untuk percaya diri berdasarkan observasi dari kegiatan diskusi dan kegiatan pemberian tugas anak asuh tidak meniru jawaban temannya, tidak mudah dibujuk oleh temannya dan dapat menentukan yang tepat pada diri sendiri, sehingga ada beberapa yang mulai memunculkan inisiatif sendiri dengan mengemukakan pendapat, mengikuti permainan yang sudah diinformasikan oleh peneliti dengan berbagai ide-ide kreatif untuk memecahkan suatu permainan.

Dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh peneliti, peneliti dapat melihat pengendalian diri anak asuh dengan melihat apakah anak asuh dapat sportif dalam melaksanakan perlombaan, selain itu peneliti dapat melihat pada waktu diskusi bagaimana anak asuh mengemukakan pendapat ada yang asal menjawab (ceplas-ceplos), ada yang mengemukakan pendapat dipikir terlebih dahulu untuk menemukan solusi yang tepat.

Dengan permainan anak asuh dapat menunjukkan kegigihannya untuk menyelesaikan permainan yang diselenggarakan oleh peneliti seperti menyelesaikan permainan jembatan manusia, mencari barang yang diinginkan, mencari bebatuan untuk berlatih mengatur waktu, menciptakan


(27)

barang dari bahan yang sudah ditentukan peneliti dengan jumlah yang terbatas, percobaan wortel , telur dan kopi.

Keberhasilan peneliti tidak jauh dari dukungan para pengasuh, anak-anak yang sangat antusias pada layanan ini, anak-anak asuh yang cepat tanggap dalam pelaksanaan permainan maupun perlombaan yang diselenggarakan oleh peneliti. Pemilihan teknik yang bisa dikatakan tepat untuk anak asuh yang berusia 13-19 tahun. Dengan bermain anak tidak merasa cepat bosan, tidak merasa terbebani, tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang dibimbing untuk menjadi anak yang mandiri, sehingga kegiatan dapat dikatakan berhasil pada waktu jam istirahat anak asuh yang mengikuti layanan tidak diperkenankan jauh dari aula, dengan bekal camilan dan minuman yang disediakan peneliti maka anak tidak akan pergi jauh dari aula sebelum layanan selesai sehingga pada waktu dimulai sesi kedua peneliti tidak perlu menyiapkan anak asuh kembali untuk berkumpul di aula.

Hambatan yang muncul pada saat melaksanakan layanan adalah pemilihan hari yang sulit di sepakati sehingga pada awal pertemuan karena beberapa banyak yang mengerjakan tugas kelompok, mengikuti les tambahan sehingga pada akhirnya layanan disepakati setelah makan malam pada pukul 19.00 WIB sampai dengan 20.25 WIB. Selain itu karena rentang usia yang cukup jauh maka, pada saat penginstruksian permainan maupun tugas terkadang peneliti mengulang penjelasan kepada anak asuh yang duduk di bangku SMP. Anak yang terlalu aktif terkadang membuat peneliti


(28)

kualahan dalam memilih pemberian rewad kepada anak asuh sehingga peneliti memilih 4 juara dengan umur yang berbeda.


(29)

(30)

65


(1)

4.4 Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulakan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kemandirian pada kehidupan sehari-hari pada remaja, secara sangat signifikan ditunjukkan dengan Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,000<0,050 yang artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ditunjukkan pula dengan mean rank pre test kelompok ekperimen sebesar 5,50 dan mean rank postest kelompok eksperimen sebesar 15,50. Mean rank kelompok eksperimen meningkat sebesar 10 sehingga, dapat dikatakan ada peningkatan kemandirian yang sangat signifikan.

Bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari pada remaja (13-19 tahun). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astati (2009). Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Adams (dalam Romlah, 1989) yang menyatakan bahwa permainan simulasi dapat dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini penulis menerapkan kemandirian dengan permainan simulasi. Permainan simulasi terdiri dari pemainan dan simulasi sehingga dalam pelaksanaan layanan setiap sesi melakukan kegiatan permainan dan diskusi yang dapat diimplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang kemandirian.


(2)

Dalam layanan ini anak asuh di bebaskan untuk bertindak tanpa suatu paksaan dari teman, pengasuh atau peneliti, peneliti juga menginformasikan kepada anak asuh yang masuk dalam kelompok eksperimen bahwa layanan ini adalah layanan yang nantinya akan bermain yang bermakna secara bersama-sama, sehingga anak asuh merasa tidak terbebani setiap mengikuti layanan.

Peneliti dapat mendorong anak asuh untuk percaya diri berdasarkan observasi dari kegiatan diskusi dan kegiatan pemberian tugas anak asuh tidak meniru jawaban temannya, tidak mudah dibujuk oleh temannya dan dapat menentukan yang tepat pada diri sendiri, sehingga ada beberapa yang mulai memunculkan inisiatif sendiri dengan mengemukakan pendapat, mengikuti permainan yang sudah diinformasikan oleh peneliti dengan berbagai ide-ide kreatif untuk memecahkan suatu permainan.

Dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh peneliti, peneliti dapat melihat pengendalian diri anak asuh dengan melihat apakah anak asuh dapat sportif dalam melaksanakan perlombaan, selain itu peneliti dapat melihat pada waktu diskusi bagaimana anak asuh mengemukakan pendapat ada yang asal menjawab (ceplas-ceplos), ada yang mengemukakan pendapat dipikir terlebih dahulu untuk menemukan solusi yang tepat.

Dengan permainan anak asuh dapat menunjukkan kegigihannya untuk menyelesaikan permainan yang diselenggarakan oleh peneliti seperti menyelesaikan permainan jembatan manusia, mencari barang yang diinginkan, mencari bebatuan untuk berlatih mengatur waktu, menciptakan


(3)

barang dari bahan yang sudah ditentukan peneliti dengan jumlah yang terbatas, percobaan wortel , telur dan kopi.

Keberhasilan peneliti tidak jauh dari dukungan para pengasuh, anak-anak yang sangat antusias pada layanan ini, anak-anak asuh yang cepat tanggap dalam pelaksanaan permainan maupun perlombaan yang diselenggarakan oleh peneliti. Pemilihan teknik yang bisa dikatakan tepat untuk anak asuh yang berusia 13-19 tahun. Dengan bermain anak tidak merasa cepat bosan, tidak merasa terbebani, tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang dibimbing untuk menjadi anak yang mandiri, sehingga kegiatan dapat dikatakan berhasil pada waktu jam istirahat anak asuh yang mengikuti layanan tidak diperkenankan jauh dari aula, dengan bekal camilan dan minuman yang disediakan peneliti maka anak tidak akan pergi jauh dari aula sebelum layanan selesai sehingga pada waktu dimulai sesi kedua peneliti tidak perlu menyiapkan anak asuh kembali untuk berkumpul di aula.

Hambatan yang muncul pada saat melaksanakan layanan adalah pemilihan hari yang sulit di sepakati sehingga pada awal pertemuan karena beberapa banyak yang mengerjakan tugas kelompok, mengikuti les tambahan sehingga pada akhirnya layanan disepakati setelah makan malam pada pukul 19.00 WIB sampai dengan 20.25 WIB. Selain itu karena rentang usia yang cukup jauh maka, pada saat penginstruksian permainan maupun tugas terkadang peneliti mengulang penjelasan kepada anak asuh yang duduk di bangku SMP. Anak yang terlalu aktif terkadang membuat peneliti


(4)

kualahan dalam memilih pemberian rewad kepada anak asuh sehingga peneliti memilih 4 juara dengan umur yang berbeda.


(5)

(6)

65


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi T1 132009079 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi T1 132009079 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi T1 132009079 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemandirian Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan Permainan Simulasi

0 0 89

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Intern Pada KSP Pamardi Utomo Unit Ungaran T1 162010026 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Intern Pada KSP Pamardi Utomo Unit Ungaran T1 162010026 BAB II

0 1 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Intern Pada KSP Pamardi Utomo Unit Ungaran T1 162010026 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Intern Pada KSP Pamardi Utomo Unit Ungaran T1 162010026 BAB V

0 0 4

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB IV

0 2 32