Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Tax is a compulsory contribution given to the state or government by the people whose implementation was set in the tax regulation. And also there is no reciprocity that can be directly perceived by the taxpayer for the payment of such tax. Tax payments made by the taxpayer intended to fund the government and improve the development of the State. Regarding of this, the study aims to analyze how big the influence of government regulation number 46 on tax compliance. The sample used in this study are listed in Tax Office (KPP) Pratama Bandung Karees. Data testing in this study had done using the validity test, and reliability, while the statistical data analysis using simple linear regression, correlation coefficient, coefficient of determination and hypothesis testing. The results shows that the Government Regulation Number 46 effected on tax compliance in Tax Office (KPP) Pratama Bandung Karees.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak adalah iuran wajib yang diberikan kepada Negara atau pemerintah oleh rakyatnya yang pelaksanaannya diatur dalam perundang-undangan perpajakan. Dan juga tidak ada timbal balik yang dapat langsung dirasakan oleh wajib pajak atas pembayaran pajak tersebut. Pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak bertujuan dalam membiayai jalannya pemerintahan dan meningkatkan pembangunan Negara. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh peraturan pemerintah nomor 46 terhadap kepatuhan wajib pajak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. pengujian data dalam penelitian ini melalui uji validitas, dan reliabilitas, sedangkan analisis data statistic menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pemahaman Umum Perpajakan ... 7

2.1.1 Definisi Pajak ... 7

2.1.2 Subjek Pajak dan Wajib Pajak ... 8

2.1.3 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 9

2.1.3.1 Stelsel Pajak ... 9

2.1.3.2 Asas Pemungutan Pajak ... 11

2.1.3.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 12

2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak ... 13


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.6 Jenis Pajak ... 15

2.1.7 Definisi Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasilan ... 18

2.1.8 Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) ... 20

2.1.8.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) ... 20

2.1.8.2 Pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) ... 21

2.1.8.3 Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) ... 21

2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ... 22

2.2.1 Tujuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ... 22

2.2.2 Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013... 22

2.2.3 Objek Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ... 23

2.2.4 Tarif Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ... 23

2.2.5 Perhitungan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013... 23

2.2.6 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan ... 24

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 24

2.4 Penelitian Terdahulu ... 26

2.5 Kerangka Pemikiran ... 27

2.6 Pengembangan Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 30

3.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 30

3.1.2 Uraian Tugas Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 34

3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 38

3.2 Metode Penelitian ... 40


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel ... 40

3.2.3 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.3 Metode Analisis Data ... 42

3.3.1 Uji Validitas ... 42

3.3.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.3.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 44

3.3.4 Analisis Koefisien Korelasi ... 45

3.3.5 Koefisien Determinasi (R2) ... 46

3.3.6 Uji Hipotesis ... 47

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 49

3.4.1 Variabel Dependen : Kepatuhan Wajib Pajak ... 49

3.4.2 Variabel Independen :Peraturan Pemerintah Nomor 46 ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Tanggapan Responden ... 51

4.1.2 Data Demografi Responden ... 52

4.1.3 Pengujian Instrumen ... 54

4.1.3.1 Uji Validitas ... 55

4.1.3.2 Uji Reliabilitas... 57

4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 59

4.2 Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 69

4.3 Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 76

4.3.1 Analisis Regresi Linear sederhana ... 76

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi... 77


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.3.4 Pengujian Hipotesis... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 81

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Tingkat Hubungan Korelasi ... 46

Table 3.2 Operasional Variabel ... 50

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 51

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Peraturan Pemerintah Nomor 46 ... 56

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 56

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel X ... 57

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Y ... 58

Tabel 4.9 Interval Penilaian Variabel ... 59

Tabel 4.10 Responden Mengetahui Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 46 ... 60

Tabel 4.11 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Memudahkan Responden Dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakan ... 61

Tabel 4.12 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Perpajakan Semakin Luas ... 62

Tabel 4.13 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Bermanfaat Bagi Responden ... 63

Tabel 4.14 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Memberikan Kondisi Kontrol Sosial Yang Lebih Baik ... 64

Tabel 4.15 Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan ... 65

Tabel 4.16 Tata Cara Pembebasan Dari Pemotongan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak ... 66


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.18 Analisa Tanggapan Responden Mengenai Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 68 Tabel 4.19 Responden Selalu Menyampaikan SPT Tepat Waktu ... 70 Tabel 4.20 Dalam Penyampaian Spt, Responden Tidak Mengalami

Kesulitan ... 70 Tabel 4.21 Penyampaian SPT Masa Yang Terlambat ... 71 Tabel 4.22 SPT Masa Yang Terlambat Tidak Lewat Dari Batas Waktu

Penyampaian SPT ... 72 Tabel 4.23 Responden Tidak Memiliki Tunggakan Pajak Untuk Semua

Jenis Pajak ... 73 Tabel 4.24 Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman ... 74 Tabel 4.25 Analisa Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Wajib

Pajak Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 75 Tabel 4.26 Regresi Linier Sederhana Antara X Terhadap Y ... 77 Tabel 4.27 Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment Variabel X Dan


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 28 Gambar 2 Struktur Organisasi ... 39


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Kuesioner ... 86

Lampiran B : Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Variabel X ... 89

Lampiran C : Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Variabel Y ... 92

Lampiran D : Tabel Product Moment ... 95

Lampiran E : Tabel Distribusi t ... 97

Lampiran F : Surat Izin Penelitian ... 99


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap perekonomian Indonesia belakangan jadi menarik dan ramai diperbincangkan mengingat jumlah lapangan kerja yang besar di sektor ini. Selain itu, tentu saja karena kontribusi yang besar terhadap produk domestik bruto. Sebagaimana Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di banyak Negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia juga memainkan peranan signifikan bagi perekonomian nasional. Di Indonesia, jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 56 juta unit dan menyumbang sekitar 60% dari total Gross Domestic Product (GDP) dan menampung 97% dari total tenaga kerja pada tahun 2012. Meski Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan dominan terhadap perekonomian nasional, apabila dikaitkan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, terlihat bahwa kepatuhan pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih belum memadai. Meski jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di atas 50 juta unit, jumlah pembayar pajak ”orang pribadi” yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) masih sekitar 20 juta. Menurut Inasius (2014) ada beberapa alasan mengapa pembayar pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) belum maksimal berkontribusi dalam penerimaan pajak.

Pertama, usaha dengan karakteristik tersebut mengalami kendala utama dalam bidang administrasi. Sebab, secara umum perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dimulai dari usaha perorangan, yang jika berkembang,


(12)

BAB I: Pendahuluan | 2

Universitas Kristen Maranatha berbentuk badan dengan skala kecil menengah. Beban administrasi yang kompleks akan meningkatkan biaya kepatuhan pajak yang dapat menurunkan daya saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini berdampak terhadap tingkat kepatuhan pajak yang rendah.

Kedua, tarif pajak yang tidak kompetitif bagi pembayar pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk berkompetisi dengan non-Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebagai contoh, bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pajak merupakan komponen biaya dalam penghitungan sederhana. Jika tingkat keuntungan sebelum pajak 10% dengan Pajak Penghasilan (PPh) 1% dan PPN 3% , akan dihasilkan keuntungan 6%. Dengan penghitungan sederhana ini, para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan mudah melaksanakan pemenuhan kewajiban pajaknya, tentu saja dengan memprediksi keuntungan yang dapat direalisasikan.

Ketiga, etika dan pengaruh lingkungan terhadap tingkat kepatuhan pembayar pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dapat disebabkan ketidakjujuran Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau pengaruh keluarga dan lingkungan.

Keempat, kemungkinan untuk terdeteksi aparat pajak. Dengan adanya kemungkinan diperiksa atau terdeteksi atas kewajiban pajak yang ada, berdampak terhadap tingkat kepatuhan pembayar pajak.

Berdasarkan keempat alasan di atas, Pajak Penghasilan (PPh) perpajakan atas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdiri atas dua jenis pajak utama yang memiliki peran signifikan, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dengan Pajak Penghasilan (PPh) sebagai pajak dominan. Berdasarkan


(13)

BAB I: Pendahuluan | 3

Universitas Kristen Maranatha Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46, wajib pajak dengan peredaran usaha di bawah Rp 4,8 miliar dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 1% dari total peredaran usaha dan bersifat final. Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tak harus menghitung secara tepat berapa keuntungan yang dihasilkan karena pajak tersebut bersifat final sehingga tidak dipengaruhi oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan. Ini berarti pembayar pajak di sektor ini dipermudah, baik dari segi administrasi maupun tarif yang kompetitif, Inasyius (2014).

Apabila merujuk peraturan yang berlaku, yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan peredaran di bawah Rp 4,8 miliar wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%, bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hal ini akan menjadi beban bagi Wajib Pajak. Di sini tarif pajak dan kesederhanaan administrasi menjadi isu utama yang dapat berimplikasi terhadap ketidakpatuhan wajib pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), belum lagi ketidakjujuran pembayar pajak.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 197 yang mulai berlaku pada awal 2014 meningkatkan batasan wajib Penghasilan Kena Pajak (PKP) jadi Rp 4,8 miliar per tahun. Ini berarti bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya ada satu pajak utama yang jadi beban dalam komponen penghitungan keuntungan, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) 1%.

Terkait kebijakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46/2013 dan PMK No 197/2013, tidak saja membawa angin segar bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan tarif yang kompetitif, tetapi juga kesederhanaan dalam pemenuhan kewajiban pelaporan pajak tahunan. Karena itu, kombinasi tentang Pajak Penghasilan (PPh) 1% dan peningkatan batasan untuk jadi Penghasilan Kena Pajak


(14)

BAB I: Pendahuluan | 4

Universitas Kristen Maranatha (PKP) adalah solusi yang selaras menunjang tingkat kepatuhan wajib pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Jika kita melihat penelitian sebelumnya, menurut Susilo dan Sijaruddin (2013) yang meneliti tentang “Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat)” dan hasilnya adalah pemahaman wajib pajak mengenai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 masih minim. Beberapa wajib pajak hanya mengetahui tarif Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46, sebagian besar wajib pajak belum mengetahui dan memahami mengenai peraturan yang diatur didalamnya.

Sementara menurut Syahdan dan Rani (2013) yang meneliti tentang “Dimensi Keadilan Atas Pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 dan Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak” menyimpulkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan lebih dipengaruhi oleh ketatnya sistem perpajakan yang berlaku dibandingkan persepsi mereka mengenai keadilan perpajakan. Dengan kata lain, adil atau tidaknya sistem perpajakan yang berlaku tidak mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak Wajib Pajak.

Peneliti lainnya, Resyniar (2013) yang meneliti tentang “Persepsi Pelaku

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013” dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tarif dan dasar perhitungan pajak memberikan dampak yang besar bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu pada besarnya jumlah nominal pajak yang dibayarkan. Kenaikan terjadi pada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang termasuk


(15)

BAB I: Pendahuluan | 5

Universitas Kristen Maranatha sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi mengalami kenaikan pembayaran yang lebih besar daripada Wajib Pajak Badan. Sedangkan Wajib Pajak Badan yang mengalami kenaikan yang besar adalah Wajib Pajak Badan yang memiliki laba yang rendah, Wajib Pajak Badan yang memiliki laba yang tinggi justru merasa diuntungkan dengan adanya penurunan pembayaran pajak menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 46.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka sebagai bahan penelitian skripsi ini, penulis memilih judul “Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan masalah tentang Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees:

Apakah Peraturan Pemerintah Nomor 46 berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk menganalisis atau mengetahui seberapa besar pengaruh peraturan pemerintah nomor 46 terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.


(16)

BAB I: Pendahuluan | 6

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karees

Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak dan evaluasi dalam pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 46.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah kemampuan analisis dan wawasan tentang pengetahuan perpajakan.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk menambah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.


(17)

81 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahasan Bab IV mengenai Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa saran sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dianalisis berdasarkan kuesioner yang disebarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan baik, hal ini menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 bermanfaat bagi wajib pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 46 memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dan pengetahuan Wajib Pajak tentang manfaat perpajakan menjadi semakin luas

2. Tanggapan responden terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan tinggi, hal ini dapat dilihat dari Wajib Pajak selalu menyampaikan SPT tepat waktu, dalam penyampaian SPT. Wajib pajak tidak mengalami kesulitan dan wajib pajak tidak memiliki tunggakan pajak untuk semua jenis pajak.


(18)

BAB V: Simpulan dan Saran│82

Universitas Kristen Maranatha 3. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y= 0,143 +

0.963X dapat dijelaskan bahwa jika Peraturan Pemerintah Nomor 46 sama dengan nol atau tidak ada perubahan, maka Kepatuhan Wajib Pajak adalah 0,143, Peraturan Pemerintah Nomor 46 memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.963 artinya kenaikan variabel Peraturan Pemerintah Nomor 46 sebesar 1 satuan akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0.963. Hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r sebesar 0,811. Karena nilai r berada diantara 0,800-1,000. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r, maka korelasi antara Peraturan Pemerintah Nomor 46 dengan Kepatuhan Wajib Pajak dapat dikatakan sangat kuat. Hasil perhitungan koefisien determinasi bahwa variabel independen mampu menerangkan perubahan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 65,77%, artinya bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 membentuk Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 65,77% pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Sisanya dibentuk oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti sebesar 34,23% yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar variabel Peraturan Pemerintah Nomor 46. Dari perhitungan statistik uji dapat dilihat thitung = 13,722 lebih besar dari ttabel = 2,000. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Sehingga hipotesis

yang diajukan yaitu: “Peraturan Pemerintah Nomor 46 berpengaruh terhadap


(19)

BAB V: Simpulan dan Saran│83

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan rekomendasi yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, yaitu:

1. Pada umumnya Wajib Pajak telah mengetahui Peraturan Pemerintah No. 46, namun masih ada yang belum memahami mengenai peraturan tersebut terutama tentang tata cara pembebasan dari pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan, oleh karena itu hendaknya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees secara terus menerus mensosialisasikan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tersebut kepada masyarakat.

2. Walaupun kepatuhan Wajib Pajak di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan tinggi, namun hendaknya para wajib pajak meningkatkan kepatuhan tersebut, seperti dalam penyampaian SPT harus tepat waktu, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, tidak mempunyai tunggakan pajak, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.


(20)

84 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam, (2006) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi ketiga, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Inasius, Fany. (2014) Pajak dan UMKM. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta

Keputusan KMK No.235/KMK.03/2003 tentang kriteria wajib pajak

Leaflet Pajak. Aspek Perpajakan sesuai Peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2013. Liberti Pandiangan. (2007). Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta. Penerbit Andi

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 197/PMK.03/2013 Tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/Pmk.03/2010 Tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai” Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang “Pajak Penghasilan Atas

Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”

Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Resyniar (2013). Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Penerapan PP. 46 Tahun 2013

Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugiharti. (2007). Asas dan Dasar Perpajakan Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama

Rustiyaningsih, Sri.(2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta, No.02 Tahun XXXV, ISSN 0854-1981

Sarwono, Jonathan, (2012) SPSS Teori dan Latihan, Yogyakarta, Graha Ilmu Sekaran, Uma. (2006) Metode Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace. (1981). An

Introduction to Taxation, New York: Harcout Brace Jovanovich Inc. Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Bisnis, Edisi 1, Bandung: Alfabeta

Sunjoyo., Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena dan Albert Kurniawan. (2012). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta


(21)

85

Universitas Kristen Maranatha Syahdan dan Rani (2013). Dimensi Keadilan atas perlakuan PP No. 46 Tahun 2013

dan peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4.

Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


(1)

BAB I: Pendahuluan | 6

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karees

Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak dan evaluasi dalam pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 46.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah kemampuan analisis dan wawasan tentang pengetahuan perpajakan.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk menambah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.


(2)

81 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahasan Bab IV mengenai Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa saran sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dianalisis berdasarkan kuesioner yang disebarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan baik, hal ini menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 bermanfaat bagi wajib pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 46 memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dan pengetahuan Wajib Pajak tentang manfaat perpajakan menjadi semakin luas

2. Tanggapan responden terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan tinggi, hal ini dapat dilihat dari Wajib Pajak selalu menyampaikan SPT tepat waktu, dalam penyampaian SPT. Wajib pajak tidak mengalami kesulitan dan wajib pajak tidak memiliki tunggakan pajak untuk semua jenis pajak.


(3)

BAB V: Simpulan dan Saran│82

Universitas Kristen Maranatha

3. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y= 0,143 + 0.963X dapat dijelaskan bahwa jika Peraturan Pemerintah Nomor 46 sama dengan nol atau tidak ada perubahan, maka Kepatuhan Wajib Pajak adalah 0,143, Peraturan Pemerintah Nomor 46 memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.963 artinya kenaikan variabel Peraturan Pemerintah Nomor 46 sebesar 1 satuan akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0.963. Hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r sebesar 0,811. Karena nilai r berada diantara 0,800-1,000. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r, maka korelasi antara Peraturan Pemerintah Nomor 46 dengan Kepatuhan Wajib Pajak dapat dikatakan sangat kuat. Hasil perhitungan koefisien determinasi bahwa variabel independen mampu menerangkan perubahan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 65,77%, artinya bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 membentuk Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 65,77% pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Sisanya dibentuk oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti sebesar 34,23% yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar variabel Peraturan Pemerintah Nomor 46. Dari perhitungan statistik uji dapat dilihat thitung = 13,722 lebih besar dari ttabel = 2,000. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Sehingga hipotesis

yang diajukan yaitu: “Peraturan Pemerintah Nomor 46 berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak” dapat diterima.


(4)

BAB V: Simpulan dan Saran│83

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan rekomendasi yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, yaitu:

1. Pada umumnya Wajib Pajak telah mengetahui Peraturan Pemerintah No. 46, namun masih ada yang belum memahami mengenai peraturan tersebut terutama tentang tata cara pembebasan dari pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan, oleh karena itu hendaknya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees secara terus menerus mensosialisasikan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tersebut kepada masyarakat.

2. Walaupun kepatuhan Wajib Pajak di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dapat dikatakan tinggi, namun hendaknya para wajib pajak meningkatkan kepatuhan tersebut, seperti dalam penyampaian SPT harus tepat waktu, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, tidak mempunyai tunggakan pajak, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.


(5)

84 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam, (2006) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi ketiga, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Inasius, Fany. (2014) Pajak dan UMKM. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta

Keputusan KMK No.235/KMK.03/2003 tentang kriteria wajib pajak

Leaflet Pajak. Aspek Perpajakan sesuai Peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2013. Liberti Pandiangan. (2007). Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta. Penerbit Andi

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 197/PMK.03/2013 Tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/Pmk.03/2010 Tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai” Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang “Pajak Penghasilan Atas

Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”

Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Resyniar (2013). Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Penerapan PP. 46 Tahun 2013

Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugiharti. (2007). Asas dan Dasar Perpajakan Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama

Rustiyaningsih, Sri.(2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta, No.02 Tahun XXXV, ISSN 0854-1981

Sarwono, Jonathan, (2012) SPSS Teori dan Latihan, Yogyakarta, Graha Ilmu Sekaran, Uma. (2006) Metode Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace. (1981). An

Introduction to Taxation, New York: Harcout Brace Jovanovich Inc. Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Bisnis, Edisi 1, Bandung: Alfabeta

Sunjoyo., Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena dan Albert Kurniawan. (2012). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta


(6)

85

Universitas Kristen Maranatha

Syahdan dan Rani (2013). Dimensi Keadilan atas perlakuan PP No. 46 Tahun 2013 dan peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4.

Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Pengaruh Account Representative (AR) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

0 0 19

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

0 0 22

Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 23

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

0 2 23

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18