ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ANDIKA BINTANG 0913315043/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

ANDIKA BINTANG 0913315043/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA

BANK UMUM SYARIAH

Yang diajukan

ANDIKA BINTANG 0913315043/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafi’I, MM, AK Tanggal :…………..

NIP : 19510807 198303 1001

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi,

Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS NIP : 19600330 198603 1003


(4)

MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA

BANK UMUM SYARIAH

Yang diajukan

ANDIKA BINTANG 0913315043/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafi’I, MM, AK Tanggal :…………..

NIP : 19510807 198303 1001

Mengetahui Kaprogdi Akuntansi,

Dr. Hero Priono, Msi, Ak NIP : 19611011 199203 1001


(5)

MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH

Yang diajukan Andika Bintang 0913315043/FE/AK telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing: Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Drs. Ec. Sjafi’i, Ak, MM Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si

Sekretaris

Drs. Ec. Muslimin, M.Si Anggota

Drs. Ec. Sjafii, Ak., MM Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(6)

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh.

Segala puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah,

Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas dengan menggunakan

pendekatan Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah”.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(7)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Drs. Ec. Sjafi’I, MM, AK selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Drs. Ec. Eko Riyadi, M.Aks selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat sewaktu kuliah.

7. Kedua Orang Tua dan ketiga kakak serta ustad Carlos yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

8. Sahabat seangkatan dan seperjuangan yang selalu ada disetiap suka dan duka. Amarus, Soleh, Dedy, Gofur, Rio, Mas Andre, Defri, Mario, Galeh, Rigel, Riza, Rizky dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

10.Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.


(8)

memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh.

Surabaya, Mei 2013


(9)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Pembiayaan Murabahah ... 10

2.2.1.1. Syarat dan Komponen Pembiayaan Murabahah ... 11

2.2.1.2. Manfaat Pembiayaan Murabahah ... 12

2.2.1.3 Non Performing Finance Murabahah ... 12


(10)

2.2.3.1. Aplikasi dalam Perbankan ... 18

2.2.3.2. Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah ... 19

2.2.4. Profitabilitas ... 23

2.2.5. Bank Syariah ... 27

2.2.5.1. Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 28

2.2.5.2. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 28

2.2.6. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas ... 29

2.2.7. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas ... 31

2.2.8. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas ... 33

2.2.9. Hubungan Non Performing Finance


(11)

2.4. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1. Definisi Operasional ... 40

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 41

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.2.1. Obyek Penelitian... 42

3.2.2. Populasi ... 42

3.2.3. Sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1. Jenis Data ... 43

3.3.2. Pengumpulan Data ... 44

3.4. Uji Normalitas ... 45

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 46

3.6. Analisis Regresi Linier Berganda ... 48

3.7. Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 51


(12)

4.1.5. Sejarah Umum PT. Bank BCA Syariah ... 59

4.1.6. Sejarah Umum PT. Bank BNI Syariah ... 60

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

4.2.1. Data Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan ROA (Return On Assets) ... 62

4.3. Uji Kualitas Data ... 65

4.3.1. Uji Normalitas ... 66

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 67

4.4.1. Uji Autokorelasi ... 67

4.4.2. Uji Multikolinearitas ... 68

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 69

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 70

4.6. Uji Hipotesis ... 72

4.6.1. Uji F dan koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.6.2. Uji Parsial (Uji t) ... 74

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

4.8. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Terdahulu ... 78


(13)

DAFTAR PUSTAKA


(14)

Oleh Andika Bintang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh non

performing finance pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, dan

pembiayaan musyarakah terhadap Profitabilitas (return on assets) pada Bank Umum Syariah. Suatu pembiayaan yang telah disalurkan kepada nasabah berpotensi terjadi kredit bermasalah. Kredit bermasalah pada bank syariah dapat dilihat dari tingkat non performing finance.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode verifikatif. Untuk mengolah dan menganalisis data yang diperoleh serta membuat kesimpulan penelitian digunakan alat statistik. Pengujian statistik baik secara simultan maupun parsial dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: pengujian uji asumsi klasik, analisis regresi linier, koefisien korelasi parsial, koefisien determinasi serta pengujian hipotesis. Data yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan dari periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2012.

Berdasarkan hasil pengolahan data secara parsial diperoleh bahwa, non performing finance pembiayaan murabahah, non performing finance pembiayaan mudharabah, dan non performing finance pembiayaan musyarakah secara parsial maupun simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Sedang untuk pengujian secara simultan diperoleh bahwa non performing finance pembiayaan

murabahah, non performing finance pembiayaan mudharabah dan non performing finance pembiayaan musyarakah tidak terdapat pengaruh terhadap

profitabilitas.

Kata kunci : Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah, Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah, Profitabilitas


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian menggunakan perbankan sebagai lembaga keuangan yang dapat membantu berjalannya usaha tersebut. Bank yang dapat berperan sebagai penyedia modal dengan memberi pinjaman berupa alternatif yang banyak dipilih untuk memenuhi kebutuhan dunia tersebut.

Namun, krisis moneter yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak juli 1997 dan disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar bagi perekonomian di Indonesia. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk rekonstrukturisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang jauh lebih unggul karena menawarkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu perbankan syariah.


(16)

Bank syariah adalah bank yang sistem operasinya tidak mengandalkan bunga. Bank Islam atau sering disebut juga lembaga keuangan atau perbankan yang sistem operasionalnya berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam yang dipahami dengan pemahaman para Salafush Sholih. Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam mengenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam hadir sebagai solusi terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat muslim Indonesia yang ingin melepaskan diri dari riba telah mendapatkan solusi dengan adanya Bank Syariah. Dalam perkembangannya dunia perbankan, suatu bank akan dinilai baik kinerja usahanya apabila dapat dinilai dari suatu penilaian rasio keuangannya. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial. Salah satu rasio yang terpenting adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return On Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, dan ROA (Return On Assets) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.


(17)

Sedangkan kredit atau pembiayaan merupakan pos harta (asset) terbesar sekaligus sumber penghasilan terbesar bagi perbankan. Sementara itu, rapuhnya dunia perbankan antara lain diakibatkan oleh proporsi kredit atau pembiayaan bermasalah (non performing loan / non peforming financing) yang besar. Non

Peforming Finance (NPF) adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan

deposan kepada bank dengan kata lain NPF dapat disebut dengan kredit bermasalah. Risiko kerugian bank akibat pembayaran kembali pembiayaan yang tidak lancar akan berpengaruh terhadap pendapatan dan profit yang diterima oleh bank. Dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah oleh bank syariah memberikan pembiayaan yang berprinsipkan jual beli dan bagi hasil.

Pembiayaan yang berprinsipkan jual beli salah satunya adalah pembiayaan murabahah, salam, dan istishna. Sedangkan pembiayaan yang berprinsipkan bagi hasil adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.

Pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank syariah melalui prinsip jual beli dan bagi hasil kepada masyarakat akan berpotensi timbulnya kredit bermasalah. Kredit bermasalah pada pembiayaan dalam bank syariah ini dikaitkan dengan bagaimana usaha yang telah dibiayai oleh bank syariah dapat dijalankan, apakah sang mudharib telah benar-benar menjalankan usaha sesuai dengan yang disebutkan dalam kontrak ataukah si pengelola usaha tersebut ingkar. Kredit bermasalah dapat dilihat dari tingkat non peforming finance (NPF) pembiayaan.


(18)

Tabel 1.1

Tingkat Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,

Musyarakah terhadap ROA Tahun 2010-2011

M urabahah M udharabah M usyarakah M urabahah M udharabah M usyarakah

1 M uamalat 1,43% 3,96% 6,52% 1,36% 1,23% 3,39% 4,55% 1,52%

2 BSM 3,41% 1,75% 7,02% 2,21% 2,7% 1,14% 5,25% 1,95%

3 M ega Syariah 2,92% 80,01% 9,79% 1,90% 3,34% 97,39% 10,89% 1,58%

4 BRI Syariah 3,28% 0,19% 3,54% 0,35% 3,67% 1,36% 3,65% 0,20%

5 BCA Syariah 0,00% 0,00% 0,00% 1,13% 0,17% 0,00% 0,00% 0,9%

6 BNI Syariah 2,60% 10,44% 7,61% 0,61% 1,65% 1,99% 14,53% 1,29%

No Nama Bank

2010 2011

NPF

ROA

NPF

ROA

(Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah)

Berdasarkan informasi tabel di atas dapat dilihat Non Performing Finance pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada tahun 2010 sampai 2011 di 6 Bank Umum Syariah mengalami fluktuasi, BCA Syariah merupakan Bank Syariah yang memiliki tingkat NPF yang paling rendah sedangkan Bank Mega Syariah merupakan Bank Syariah yang memiliki tingkat NPF paling tinggi.

Dari data tersebut terlihat ada fenomena yang tidak wajar yaitu pada Bank Syariah Mandiri yang mengalami penurunan profitabilitas (ROA) ketika NPF atau kredit bermasalah mengalami penurunan. Dan terlihat juga fenomena yang tidak wajar pada Bank BNI Syariah dimana ketika tingkat NPF


(19)

profitabilitas mengalami kenaikan sebesar 0,68% menjadi 1,29%. Hal ini tidak sesuai dengan konsep profitabilitas bahwa salah satu faktor yang akan mempengaruhi profitabilitas suatu bank adalah kualitas kredit pembiayaan yang diberikan dan pengembaliannya, dengan kata lain besarnya risiko pengembalian kredit akan mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu bank. Jika tingkat NPF / kredit bermasalah tinggi maka profitabilitas akan mengalami penurunan sedangkan jika tingkat NPF rendah maka profitabilitas akan mengalami kenaikan.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa pengembalian kredit dari suatu pembiayaan mempunyai hubungan dalam menentukan profitabilitas bank syariah.

Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ” Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan

Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas

dengan menggunakan pendekatan Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah ”.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah non performing finance pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas (return on assets) secara simultan dan parsial pada Bank Umum Syariah ?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menguji secara empiris non performing finance pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas (return on assets) secara simultan dan parsial pada Bank Umum Syariah.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Bagi Praktisi

Bagi Bank Umum Syariah yang diteliti khususnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan pikiran serta saran-saran yang dapat membantu Bank Umum Syariah dalam menjalankan operasinya yang berprinsipkan syariah dalam rangka meningkatkan profitabilitas.

1.4.2. Bagi Akademisi

Bagi akademisi, dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai akuntansi perbankan syariah khususnya mengenai pengaruh non performing finance pembiayaan murabahah dan mudharabah, serta musyarakah terhadap profitabilitas.

1.4.3. Bagi Peneliti

1. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dasar untuk


(21)

2. Bagi pengembang ilmu Akuntasi Syariah, sebagai referensi mengenai Analisis pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas (return on assets).


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.2. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil dari penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hutami Kusumawati (2010).

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Risiko Mudharabah dan

Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah” mempunyai

kesimpulan secara parsial risiko pembiayaan Mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas . risiko pembiayaan

Mudharabah hanya memberikan kontribusi sebesar 7,9% terhadap tingkat

profitabilitas, sedangkan risiko pembiayaan Murabahah secara parsial juga tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Risiko pembiayaan Murabahah hanya memberikan kontribusi sebesar 1,7% terhadap tingkat profitabilitas dan secara simultan risiko pembiayaan

Mudharabah dan risiko pembiayaan Murabahah tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah. risiko pembiayaan Mudharabah dan risiko pembiayaan Murabahah secara simultan hanya mampu memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 8,3% terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah.


(23)

2. Eksa Buanita Rosliana (2011).

Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Profitabilitas dengan menggunakan pendekatan Return on Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”, mempunyai kesimpulan Non performing finance pembiayaan

murabahah secara parsial memiliki hubungan yang negatif dengan

profitabilitas dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas. Sehingga Non performing finance pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan

Non performing finance pembiayaan mudharabah secara parsial memiliki

hubungan yang negatif dengan profitabilitas dan memiliki hubungan yang cukup kuat. Sehingga non performing finance pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dan Non

performing finance pembiayaan murabahah dan Non performing finance

pembiayaan mudharabah secara simultan memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

3. Yesi Oktriani (2012).

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah Terhadap profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)”, mempunyai kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan


(24)

bahwa pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dan pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Apabila pembiayaan musyarakah,

mudharabah, dan murabahah pada bank dilaksanakan dengan baik, maka

akan menyebabkan profitabilitas semakin baik pula.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pembiayaan Murabahah

Murabahah didefinisikan oleh para Fuqoha sebagai penjualan barang

seharga biaya/harga pokok barang tersebut ditambah mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut (Wiroso, 2005 : 13).

Menurut Ascarya (2007 : 164) mendefinisikan bahwa pengertian pembiayaan murabahah adalah penjualan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang


(25)

dimasukkan ke dalam harga jual barang tersebut, pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun tangguh.

Sedangkan menurut Sri Nurhayati (2011 : 168) Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2.2.1.1. Syarat dan Komponen Pembiayaan Murabahah

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:102) transaksi murabahah harus memenuhi syarat berikut ini:

1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah,

2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan,

3. Kontrak harus bebas dari riba,

4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian,

5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

Secara prinsip, jika syarat (1),(4), dan (5) tidak dipenuhi, pembeli memiliki piihan:

1. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya,

2. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang.


(26)

2.2.1.2. Manfaat Pembiayaan Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi murabahah memiliki beberapa manfaat, dengan demikian juga resiko yang harus diantisipasi. Menurut Wiroso manfaat murabahah adalah sebagai berikut:

1) Adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dengan harga jual

kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah juga sangat sederhana.

2) Mudah diimplementasikan, jual beli murabahah dengan cepat mudah

diimplementasikan dan dipahami, karena para pelaku bank syariah menyamakan murabahah sama dengan kredit investasi konsumtif.

3) Pendapatan bank dapat diprediksi, dalam transaksi murabahah bank

syariah dapat melakukan estimasi pendapatan yang akan diterima, karena dalam transaksi murabahah hutang nasabah adalah harga jual sedangkan dalam harga jual terkandung porsi pokok keuntungan.

4) Menganalogikan murabahah dengan pembiayaan konsumtif, karena

secara sepintas terdapat persamaan antara jual beli murabahah dengan pembiayaan yang diberikan adalah komoditi (barang) bukan uang dan pembayarannya dapat dilakukan dengan secara tangguh atau cicilan ataupun cara lainnya.

2.2.1.3. Non Performing Finance Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan jenis produk yang memiliki porsi terbesar dalam banyak bank syariah di seluruh dunia. Hal ini disebabkan


(27)

karena sistem murabahah lebih mudah dimengerti oleh masyarakat dan juga oleh pegawai bank yang selama ini telah mengenal sistem bunga. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah oleh bank mengandung resiko kegagalan atau kemacetan dalam hal pelunasannya sehingga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Dalam hal ini pembiayaan murabahah pun mempunyai resiko dalam pelunasan pembayaran dari nasabah atau kredit bermasalah (non performing finance).

Secara luas non performing finance adalah suatu kredit yang pembayarannya dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih lagi. Dengan demikian maka jelas bahwa non performing finance mencakup keseluruhan kualitas kredit yang digolongkan kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Tinggi rendahnya risiko yang dihadapi bank dari seluruh jumlah pembiayaan yang diberikan ditandai dengan tinggi rendahnya persentase risiko kredit. Pada pembiayaan murabahah, tingkat risiko kredit yang mungkin terjadi karena nasabah tidak dapat membayar angsuran, atau cicilan dari pembelian barang dari bank.

Non Performing finance murabahah berdasarkan Peraturan BI

No.5/7/BPI/2003 tanggal 19 Mei 2003 (Reki,2008):

“Merupakan pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai sebab tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman)”.


(28)

Non performing Finance pembiayaan Murabahah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Murabahah Pembiayaan

Total

macet diragukan

lancar kurang

bermasalah murabahah

pembiayaan Jumlah

Murabahah

NPF  (   )

2.2.2. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dalam prakteknya penyaluran dana pada Bank syariah menggunakan prinsip syariah. Salah satu prinsip syariah tersebut adalah prinsip bagi hasil. Dalam penelitian ini mudharabah merupakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

Sri Nurhayati wasilah (2008:130) dalam bukunya mengemukakan Mudharabah adalah:

“Akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan Mudharabah didanai sepenuhnya oleh pemilik dana (shahibul maal) dan


(29)

pengelola usaha (mudharib) hanya menjalankan usaha tanpa penanaman dana sesuai dengan kesepakatan dan keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati diawal akad, bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana, kecuali apabila terjadi akibat kelalaian dari pengelola usaha maka kerugian ditanggung oleh pengelola usaha.

2.2.2.1. Manfaat Pembiayaan Mudharabah

Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Syafi’i Antonio (2001:97) bahwa terdapat beberapa manfaat pada pembiayaan mudharabah diantaranya adalah:

1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha

nasabah meningkat.

2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan

secara tetap tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative speed.

3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus

kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang

benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

5. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga


(30)

jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

2.2.2.2. Non Performing Finance Mudharabah

Setiap usaha yang dilakukan oleh manajemen perbankan memiliki suatu problem finance yang berdampak terhadap tingkat likuiditas, kecukupan modal, efisiensi serta pengaruh inflasi, para analisa keuangan juga perlu memberi perhatian yang cukup terhadap risiko yang timbul. Pembiayaan atau kredit yang merupakan salah satu bentuk aktiva yang produktif bank syariah yang memiliki kegagalan tidak tertagihnya kembali pembiayaan yang telah disalurkan. Setiap pembiayaan memiliki risiko yang dihadapi oleh pihak bank maupun nasabah.

Terdapat risiko dalam pembiayaan mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan yang relatif tinggi, yaitu sebagai berikut (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001 : 94) :

1. Side Streaming, yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang

disebut dalam kontrak.

2. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

Non Performing Finance Mudharabah berdasarkan Peraturan BI

No.5/7/BPI/2003 tanggal 19 Mei 2003 (Reki, 2008): “Merupakan pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai


(31)

sebab tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman)”.

Bank Indonesia mengintruksikan perhitungan non performing finance sesuai dengan SE.BI No 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan bank. (Elza Widyasari : 2009).

Jadi besarnya Non performing Finance pembiayaan Mudharabah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mudharabah Pembiayaan

Total

macet diragukan

lancar kurang

bermasalah mudharabah

pembiayaan Jumlah

Mudharabah

NPF  (   )

2.2.3. Pembiayaan Musyarakah

Instrumen penting lain yang digunakan oleh perbankan Islam untuk

menyediakan pembiayaan selain mudharabah adalah musyarakah atau syirkah atau penyertaan modal (equity participation). Musyarakah atau syirkah secara etimologi bermakna ikhtilath (percampuran) antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga sulit dipisahkan, atau penggabungan antara dua harta atau lebih, yang tidak bisa dibedakan lagi antara satu harta dengan lainnya. Syirkah menurut syara’ adalah transaksi antara dua orang atau lebih yang kedua-duanya bersepakat untuk melakukan kerjasama usaha dengan tujuan mencari keuntungan melalui persyaratan dan rukun tertentu. Menurut Kasmir dalam


(32)

buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2003;183), pengertian

musyarakah sebagai berikut :

“Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa musyarakah merupakan ikatan kerjasama usaha antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Apabila akad telah disepakati, maka semua pihak mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan hukum dan hak untuk mendapatkan keuntungan dari harta serikat yang dikelolanya.

2.2.3.1. Aplikasi Dalam Perbankan

Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin dalam Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah (2004;12), aplikasi musyarakah dalam perbankan biasanya digunakan untuk beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Pembiayaan proyek 2. Modal ventura”.

Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan proyek

Yaitu proyek kerjasama antara bank dengan nasabah di mana keduanya menyediakan dana untuk membiayai suatu proyek secara bersama-sama.


(33)

Setelah proyek tersebut selesai, nasabah mengembalikan dana bank serta bagi hasilnya.

2. Modal ventura

Yaitu suatu lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi di dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

2.2.3.2. Kredit/Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Finance) Musyarakah

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.31 (revisi 2000), kredit/pembiayaan non performing pada umumnya merupakan kredit/pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat sembilan puluh hari lebih setelah jatuh tempo, atau kredit/pembiayaan yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit/pembiayaan bermasalah atau non performing loan dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimnya kembali dana yang ditanam dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut :


(34)

1. Lancar (pass)

Adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Kriteria kredit lancar adalah :

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.

2. Dalam perhatian khusus (special mention)

Apabila memenuhi kriteria :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum

melampaui 90 hari karena adanya cerukan.

b. Mutasi rekening relatif aktif.

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

d. Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kredit kurang lancar (substandard)

Adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang dijanjikan. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok/bunga yang telah melebihi 90 hari,

karena sering terjadi cerukan.

b. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.


(35)

d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

e. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4. Kredit diragukan (doubtful)

Adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundanaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. Dengan kriteria sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan telah melampaui 180 hari.

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.

d. Terjadi kapitalisasi bunga.

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun

pengikat jaminan.

5. Kredit macet (loss)

Adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah dijanjikan. Dengan kriteria sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah

melampaui 270 hari.


(36)

Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah tersebut dapat berupa :

1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari

kredit/pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan pengaruh buruk bagi profitabilitas bank.

2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal bad debt ratio

menjadi semakin besar karena menggambarkan kondisi yang buruk.

3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva

produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR (capital adequacy ratio).

4. Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam risiko

pembiayaan bermasalah adalah kredit atau pembiayaan yang kolektabilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit kurang lancar adalah kredit yang memiliki tunggakan angsuran pokok lebih dari 90 hari, kredit diragukan memiliki tunggakan angsuran pokok lebih dari 180 hari, sedangkan kredit macet memiliki tunggakan lebih dari 270 hari.

Berdasarkan pedoman perhitungan rasio keuangan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005, rasio Non Performing Financing (NPF) Musyarakah dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(37)

Musyarakah Pembiayaan

Total

macet diragukan

lancar kurang

bermasalah Musyarakah

pembiayaan Jumlah

Musyarakah

NPF  (   )

Dengan demikian, semakin besar rasio NPF musyarakah maka kualitas pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh bank syariah semakin menurun. Rasio NPF yang tinggi mengakibatkan kelancaran kegiatan usaha bank syariah menjadi terganggu, sehingga kesehatan bank menjadi turun. Bank Indonesia menetapkan bahwa kualitas pembiayaan yang baik apabiila jumlah 5% dari seluruh total pembiayaan yang diberikan.

2.2.4. Profitabilitas

Sebagaimana bank umum lainnya, tugas utama bank syariah adalah mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Tingkat laba yang dihasilkan bank dikenal dengan istilah profitabilitas yang merupakan pengukuran mengenai kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari asset yang digunakan. Tingkat profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return On Asset (ROA) karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh

earning dalam operasi secara keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan

tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian


(38)

besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2001).

Menurut Iwan Triyuwono dan Moh As’udi (2001 : 87):

”Tujuan laba dalam akuntansi syariah adalah untuk memenuhi salah satu rukun islam yaitu kewajiban menunaikan zakat, oleh karena itu laba dalam akuntansi syariah perlu untuk menilai jalannya operasional usaha, apakah sudah dilakukan secara efisien atau belum. Hal ini sangat penting untuk melakukan pertanggung jawaban, baik pertanggung jawaban kepada pemilik (pemegang saham) maupun pertanggung jawaban kepada Allah SWT yang dimanifestasikan dalam bentuk penentuan pembayaran zakat”.

Segala aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana tercermin dalam L/K dimana proses pencatatan sampai tersususnnya L/K harus dilakukan dengan benar, sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh pihak umum. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansinya harus menjaga output yang dihasilkan tetap dalam kebenaran, keadilan dan kejujuran (objective) sebagaimana halnya hakikat dan keinginan dalam ajaran agama.

L/K yang diterbitkan bank syariah secara lengkap disyaratkan dalam PSAK 59 tahun 2002 yang terdiri dari :

1. Laporan Perubahan ekuitas

2. Laporan Laba/Rugi

3. Laporan arus kas


(39)

5. Laporan perubahan dana investasi terikat

6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shodaqah.

7. Laporan sumber dan penggunaan dana Qardul Hasan

Menurut Agus Sartono (2001 : 122) mengungkapkan:

”Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.

Dalam analisa profitabilitas akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada dalam income statement itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos-pos yang ada dalam neraca bank untuk mendapatkan berbagai indikasi yang berguna dalam mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

Manfaat dari rasio profitabilitas :

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang dihasilkan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Zainul Arifin (2003 : 64) bahwa ada dua rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja bank yaitu :

1. Return On Asset (ROA), adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average assets) atau perbandingan dari


(40)

laba sebelum pajak terhadap total asset yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 100

X Asset

Total

Pajak Sebelum

Laba ROA

Perhitungan ROA diatas sesuai dengan SE.BI 30/11/KEP DIR tanggal 30 April 1997 tentang penilaian kesehatan bank.

Penggunaan ROA dalam mengukur tingkat profitabilitas bank karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh

earning dalam operasi keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan

tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan.

2. Return On Equity (ROE) didefinisikan sebagai perbandingan antara

pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata modal (average equity) atau investasi para pemilik bank. Dari pandangan para pemilik ROE adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROE = X 100%

Equity Total

Pajak Setelah Laba


(41)

Dalam Penelitian ini rasio yang digunakan dalam menilai tingkat profitabilitas atau kesehatan bank Muamalat adalah Return On Asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, Semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Sudarini, 2005)

2.2.5. Bank Syariah

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari kata banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. Dalam al-Qur'an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shodaqoh, ghanimah, bai', dayn, maal, dan sebagainya.

Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.


(42)

2.2.5.1. Fungsi dan peran bank syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI, sebagai berikut ( Heri sudarsono : 39) :

1. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah

dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

2.2.5.2. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.

Perbandingan antara bank bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel berikut (Muhammad Syafi’i Antonio : 34).

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL


(43)

yang halal saja.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual-beli, atau sewa.

2 . Memakai perangkat bunga

3. Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kemitraan.

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur-kreditur

4. Penghimpunan dan penyaluran dana

harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

5 . Tidak terdapat dewan sejenis

2.2.6. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah Terhadap

Profitabilitas

Setiap pembiayaan selalu diikuti kemungkinan pembiayaan bermasalah (non performing loan/financing). NPL/NPF ini adalah salah satu risiko yang ditanggung oleh bank syariah. Menurut Dahlan Siamat dalam Manajemen Lembaga Keuangan (1999 : 83) menyebutkan bahwa :

”Risiko kredit / pembiayaan merupakan risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta imbalannya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan”. Risiko kerugian bank akibat pembayaran kembali yang tidak lancar dari murabahah akan berpengaruh terhadap pendapatan atau profit yang diterima oleh bank. Hal ini dikemukakan oleh Y,Sri Susilo, Sigit Triandaru, dan A.


(44)

Totok Budi Santoso (2000 : 30) dalam Bank dan lembaga Keuangan lainnya, yaitu :

”Alokasi dana (pembiayaan) yang telah berhasil dihimpun bank dalam berbagai bentuk aktiva mengandung resiko yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat menggangu kelancaran dan kemampuan untuk memperoleh penghasilan”.

Pitri (2006) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa :

”Tingkat risiko kredit murabahah tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah, hal ini didasarkan pada perhitungan statistik yang membuktikan bahwa hipotesis (Ho) untuk signifikan variabel X terhadap Y diterima, sehingga hipotesis untuk (Ha) ditolak.Tingkat risiko kredit murabahah yang terjadi pada bank syariah yang relatif kecil, hal ini disebabkan karena : bank belum lama beroperasi sehingga pengendalian terhadap pembiayaan masih relatif mudah”.

Sehingga penulis dalam hal ini perlu mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pembiayaan / kredit bermasalah (non performing finance)

murabahah terhadap profitabilitas di bank Muamalat.

Berdasarkan teori diatas, maka non performing finance murabahah memiliki hubungan dengan profitabilitas bank syariah. Hubungan ini akan dibuktikan dalam penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada objek peneliti.


(45)

2.2.7. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas

Menurut Y,Sri Susilo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso dalam Bank dan lembaga Keuangan lainnya (2000 : 32), yaitu :

”Dampak dari pembiayaan bermasalah (non performing finance) mudharabah yang terjadi adalah pendapatan bagi hasil semakin rendah, dengan begitu laba yang diperoleh bank menjadi kecil. Bank yang mempunyai Non Performing

Finance akan semakin berat menanggung beban”.

Risiko pembiayaan (non performing finance) mudharabah merupakan risiko yang terkait pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC). Menurut Adiwarman (2008: 104) yang dimaksud analisis risiko pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts adalah :

”Mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan mudharabah”.

Penilaian risiko ini mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu :

1. Business Risk ( risiko bisnis yang dibiayai), yaitu risiko yang terjadi pada First Way Out.

2. Shrinking Risk (risiko berkurangnya nilai pembiayaan mudharabah) yaitu


(46)

3. Character Risk (risiko karakter buruk mudharib), yaitu risiko yang terjadi

pada Third way out.

Risiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan. Menurut Syafi’i Antonio (2007), resiko kredit ( non performing finance) yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada penerapan dalam pembiayaan, relatif tinggi, yaitu :

1. Side Streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut

dalam kontrak (moral hazard).

2. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur

(adverse selection).

4. Tingkat resiko pembiayaan mudharabah merupakan suatu kualitas yang

menyatakan keadaan pembiayaan yang diperoleh dari aktivitas bagi hasil (mudharabah). Tingkat resiko pembiayaan mudharabah dapat dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pembiayaan mudharabah yang bermasalah (non performing loan mudharabah) karena pengembaliannya tidak sesuai yang telah disepakati dengan total pembiayaan mudharabah secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara besarnya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dan risiko pembiayaan akibat adanya pembiayaan bermasalah (non performing


(47)

finance) mudaharabah terhadap profitabilitas diperoleh atau dihasilkan oleh

bank syariah.

2.2.8. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas

Risiko pembiayaan akan terjadi apabila pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah tidak dapat dikembalikan sebesar pembiayaan yang diberikan ditambah dengan imbalan atau bagi hasil dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi bank, karena jumlah dana yang terhimpun dari masyarakat tidak dapat disalurkan kembali kepada masyarakat, keadaan tersebut akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank karena risiko pembiayaan tersebut.

Non Performing Financing mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Risiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinyakembali cicilan pokok dan bagi hasil dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank (Muhammad,2005:358)

Adanya pembiayaan bermasalah yang besar dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada ROA. Dengan demikian semakin besar risiko pembiayaan musyarakah


(48)

akan mengakibatkan menurunnya ROA. Begitu pula sebaliknya, jika risiko pembiayaan musyarakah turun, maka ROA akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aneu Cakhyaneu (2007) menunjukkan hasil bahwa risiko pembiayaan musyarakah berpengaruh negative terhadap ROA.

Semakin besar pembiayaan bermasalah yang terjadi akan menyebabkan semakin tingginya risiko pembiayaan yang dapat mengurangi pendapatan yang diperoleh perusahaan jika pembiayaan tersebut tidak dikembalikan sepennuhnya. Sehingga, berkurangnya pendapatan akan menyebabkan laba yang diperoleh menurun dan berpengaruh pada tingkat ROA yang merupakan indikator kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lukman Dendawijaya (2003:86) bahwa pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance) dapat berdampak pada :

1. Hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan dari kredit

yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk terhadap profitabilitas bank.

2. Return On Asset (ROA) mengalami penurunan.

3. Rasio kualitas aktiva produktif (bad debt ratio) menjadi semakin besar yang

menggambarkan terjadinya situasi memburuk.

4. Penyisihan untuk cadangan aktiva produktif meningkat sehingga akan


(49)

5. Dapat menurunkan tingkat kesehatan bank salah satunya menurunkan kinerja keuangan bank.

2.2.9. Hubungan Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, Non

Performing Finance Pembiayaan Mudharabah, dan Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas

Non performing finance dalam jumlah besar dapat mendatangkan dampak

yang kurang menguntungkan baik bagi pemberian pembiayaan, dunia perbankan maupun terhadap kegiatan ekonomi dan moneter negara. Dalam bank syariah produk pembiayaan yang ditawarkan terdiri dari :

1. Pembiayaan atas dasar prinsip Murabahah

2. Pembiayaan atas dasar prinsip Mudharabah

3. Pembiayaan atas dasar prinsip Musyarakah

4. Pembiayaan atas dasar prinsip Qardhul hasan

Dalam pemberian pembiayaan tersebut diatas terdapat resiko

pengembalian yang akan berakibat terjadinya kredit bermasalah.

Menurut Mahmoedin (2004:111), bahwa terdapat dampak yang akan diakibatkan oleh pembiayaan bermasalah yaitu :

”Dampak terhadap kelancaran operasi bank pemberi pembiayaan, Bank yang dirongrong problem pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar akan mengalami kesulitan operasoinal. Pembiayaan dengan kualitas buruk memerlukan cadangan penghapusan yang semakin besar sehingga


(50)

menyebabkan biaya yang harus ditanggung untuk mengadakan cadangan tersebut semakin besar, hal ini jelas mempengaruhi profitabiltas bank syariah. Profitabilitas yang semakin menurun akan mengurangi modal sendiri kemudian CAR akan menurun, sehingga bank memerlukan modal dana segar. Apabila bank syariah tidak dapat menambah modal sendiri maka nilai kesehatan operasi bank akan menurun.

Menurut Lukman Dendawijaya (2000:88) mengemukakan :

”Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah/NPF diantaranya akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank” Menurut Drs.H.As Mahmoeddin (2002:20) mengemukakan bahwa : ”Tingkat Keuntungan sangat tergantung pada kelancaran kredit yang diberikan kepada masyarakat, Jika terjadi kredit bermasalah yang mengarah kepada kredit macet dan merugikan, maka tingkat profitabilitas pasti akan terganggu”.

Menurut Mahmoedin (2004:52) , non performing finance pada dasarnya disebabkan oleh faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut tidak dapat dihindari mengingat adanya kepentingan yang saling berkaitan sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank.


(51)

Faktor intern yang disebabkan oleh kelalaian dalam bank syariah tersebut yang terdiri dari:

1. Kebijakan pemberian kredit yang terlalu ekspansif

2. Penyimpangan pemberian kredit

3. Itikad kurang baik pemilik atau pengurus dan pegawai bank

4. Lemahnya system administrasi dan pengawasan kredit

5. Lemahnya system informasi kredit

2) Faktor Ektern :

1. Kegagalan usaha debitur

2. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga

3. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur

4. Musibah yang terjadi pada usaha debitur atau kegiatan usahanya

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pada

bank syariah bertujuan mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat pembiayaan bermasalah yang rendah. Semakin kecil/rendah non performing

finance pembiayaan maka berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar perumusan hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam paradigma penelitian pada bagan berikut :


(52)

Uji Regresi Linier Berganda

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian

2.4. Hipotesis

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diteliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan pengujian secara empiris. Maka berdasarkan kerangka

X1

Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah

X2

Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah

X3

Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah

Y Profitabilitas (Return On Asset)


(53)

pemikiran di atas memiliki hipotesis bahwa Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah, Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah dan non performing finance Pembiayaan Musyarakah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Profitabilitas (Return On Asset) pada Bank Umum Syariah.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Sesuai dengan judul yang digunakan “Analisis Pengaruh Non Performing

Finance Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah terhadap

Profitabilitas dengan menggunakan pendekatan Return On Asset (ROA)”, maka terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut antara lain:

A. Variabel Dependen

Profitabilitas (Y) adalah Kemampuan bank untuk memperoleh laba dari asset yang dimilikinya

B. Variabel Independent

1. Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah (X1)

memenuhi kewajiban untuk membayar harga pokok barang dan margin keuntungan yang telah ditentukan di awal akad.

2. Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah (X2)

Adalah pembiayaan yang terjadi ketika pihak mudharib (pengelola dana) tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman) dan nisbah keuntungan kepada shahibul mal (pemilik dana).


(55)

3. Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah (X3)

Adalah pembiayaan yang terjadi ketika usaha tertentu yang didanai oleh para mitra tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan dan nisbah keuntungan kepada para mitra.

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel

Teknik skala yang digunakan dalam pengukuran variabel ialah skala rasio. A. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Y.

% 100 X Asset Total Pajak Sebelum Laba ROA

B. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel X. 1. Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah

Murabahah Pembiayaan Total macet diragukan lancar kurang bermasalah murabahah pembiayaan Jumlah Murabahah

NPF  (   )

2. Non Performing Finance Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah Pembiayaan Total macet diragukan lancar kurang bermasalah mudharabah pembiayaan Jumlah Mudharabah

NPF  (   )

3. Non Performing Finance Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah Pembiayaan Total macet diragukan lancar kurang bermasalah Musyarakah pembiayaan Jumlah Musyarakah


(56)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia

3.2.2. Populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. (Sugiyono, 2006: 55).

Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi sasaran dalam

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun 2000 hingga tahun 2012. Jumlah Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangannya hingga tahun 2012 sebanyak 11 Bank Umum Syariah.

3.2.3. Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil dari populasi dilakukan dengan Sampling Purposive. Sugiyono (2010:85) menjelaskan bahwa, “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.


(57)

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 yang sudah diaudit dan dipublikasikan.

2. Data yang digunakan dapat menunjukkan nilai NPF murabahah, NPF

mudharabah dan NPF musyarakah, serta Return On Asset yang tercantum

atau berasal dari catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

NO Bank Umum Syariah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Bank M uamalat O O O O O O

2 Bank Syariah M andiri O O O O O O O O O O O O

3 M ega syariah O O O O

4 BRI syariah O O O O

5 BCA syariah O O

6 BNI Syariah O O

7 Panin syariah 8 Bukopin Syariah 9 Victoria syariah 10 M aybank Syariah 11 BJB syariah

1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 6 6 1 30

Jumlah Sampel

Jadi jumlah sampel yang digunakan berjumlah 30 sampel.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data


(58)

dan laporan– laporan lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang meliputi : data laporan keuangan selama sembilan tahun terakhir sejak 2000 sampai dengan 2012, buku-buku, literatur perusahaan, serta data lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan di perusahaan.

2. Field Research ( Penelitian Lapangan)

Yaitu penelitian yang langsung dilaksanakan pada perusahaan atau lembaga yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data – data primer atau data yang sebenarnya serta keterangan – keterangan yang penulis butuhkan dengan cara :

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung.


(59)

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung antara penulis dengan pihak yang memberikan informasi. Dengan cara ini di harapkan memperoleh data / informasi tentang non

performing finance pembiayaan murabahah, mudharabah dan musyarakah serta tingkat profitabilitas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yakni pengumpulan bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian yang diperlukan penulis.

3.4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147). Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya Kolmogorov Smirnov test (Sumarsono, 2004:40).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka

distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.


(60)

3.5. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji hipotesis, sesuai dengan ketentuan bahwa dalam uji regresi linier berganda harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar penelitian tidak bias dan untuk menguji kesalahan model regresi yang dilakukan dalam penelitian. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu :

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Ghozali, 2009:95). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi menunjukkan adanya

multikolinearitas jika:

1. Nilai Tolerance < 0,10, atau 2. Nilai VIF ≥ 10.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2009).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2009:125). Pengujian heteroskedasitas dapat dilakukan dengan cara menggunakan uji rank Spearman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Jika varians dari residual suatu


(61)

pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokeralasi maka dilakukan pengujian Durbin – Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Deteksi adanya autokorelasi dengan kriteria Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali, Imam, 2009, Cetakan IV, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang


(62)

3.6. Uji Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk

membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh non performing finance pembiayaan murabahah dan non performing finance pembiayaan

mudharabah serta non performing finance pembiayaan musyarakah terhadap

profitabilitas (return on asset).

Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1, X2 dan X3 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

(Sumber: Sugiyono; 2009)

Dimana:

Y = variabel tak bebas (Profitabilitas(ROA)

a = bilangan berkonstanta

b1,b2,b3 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (npf murabahah)


(63)

X3 = variabel bebas (npf musyarakah)

e = kesalahan (error)

3.7. Uji Hipotesis

Pengujian terhadap model regresi berganda pada penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu pengujian simultan (uji F) dan pengujian individu atau parsial (uji t).

a. Pengujian menyeluruh atau simultan (Uji F)

Uji F dimaksudkan untuk menguji apakah semua variabel bebas atau independen yang ada dalam model secara bersama-sama berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2009:89). Formula hipotesis :

1. H0 : β1 = β2 = β3 = 0 variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. H0 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 variabel independen secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

1. Ho diterima jika Sig ≥ 0.05, maka Ha ditolak maka variabel independen


(64)

2. Ha diterima jika Sig < 0.05, maka Ho ditolak maka terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Pengujian Individual atau Parsial (Uji t)

Uji t dimaksudkan untuk menguji pengaruh setiap variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y). Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan (Sulaiman, 2004:87). Adapun langkah-langkah dalam pengujiannya antara lain sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi Ho dan Ha

Ho : β = 0 (tidak ada pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen)

Ha : β ≠ 0 (terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen)

2. Level of significant α = 0.05

3. Menentukan kriteria pengujian

a. Ho diterima jika Sig ≥ 0.05 maka Ha ditolak yang berarti tidak ada

pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Ha diterima jika Sig < 0.05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari


(66)

sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat


(67)

diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

4.1.2. Sejarah Umum PT. Bank Syariah Mandiri.

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh


(1)

3 Gitta Satya Rachmi

(2011)

Analisis Alokasi Pembiayaan

Musyarakah dan Tingkat

Risiko Pembiayaan

Musyarakah Pengaruhnya

Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank

Syariah Mandiri

Alokasi Pembiayaan

Musyarakah (X1), Risiko

Pembiayaan Musyarakah (X2), ROA (Y)

Tingkat risiko pembiayaan Musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank

Syariah Mandiri. Jika tingkat risiko pembiayaan Musyarakah tinggi maka tingkat

profitabilitas akan mengalami penurunan. Dimana tingkat risiko pembiayaan

Musyarakah memberikan kontribusi atau

pengaruh sebesar 78,3% dan faktor lain sebesar 21,7% yang mempengaruhi tingkat profitabilitas yaitu tingkat risiko pembiayaan lainnya seperti pembiayaan Mudharabah dan

juga keuntungan dalam berinvestasi merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat

profitabilitas. 4 Andika

Bintang (2013)

Analisis Pengaruh Non

Performing Finance

Pembiayaan Murabahah,

Mudharabah, dan Musyarakah terhadap

Profitabilitas dengan menggunakan pendekatan

Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah

Non Performing Finance

Pembiayaan Murabahah (X1), Non Performing

Finance Pembiayaan Mudharabah (X2), dan Non

Performing Finance

Pembiayaan Musyarakah (X3), ROA (Y)

Diketahui bahwa non performing finance pembiayaan murabahah, non performing

finance pembiayaan mudharabah, dan non performing finance pembiayaan musyarakah

secara parsial maupun simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

4.9. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini :

1. penelitian ini hanya dibatasi pada Bank Umum Syariah dan tidak melibatkan Bank Unit Usaha Syariah. Sedangkan Bank Unit Syariah jumlahnya mencapai 20 unit bank, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat


(2)

79

Pembiayaan Musyarakah yang berperan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi Profitabilitas (Return On Asset), berdasarkan analisis data terlihat bahwa ada variabel bebas lain yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hipotesis dari hasil analisis secara parsial diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Diketahui bahwa non performing finance pembiayaan murabahah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Diketahui bahwa non performing finance pembiayaan mudharabah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Diketahui bahwa non performing finance pembiayaan musyarakah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.


(4)

81

a. Bagi manajemen bank syariah

1) Pihak bank lebih selektif lagi dalam menilai calon debitur yang menerima pembiayaan murabahah maupun mudharabah

2) Meningkatkan SDM yang kompeten dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga kredit bermasalah (non performing finance) dapat diminimalisasi.

3) Monitoring secara rutin dilakukan terhadap para nasabah, agar dapat mempersempit celah terjadinya penyimpangan penggunaan pembiayaan.

b. Bagi mudharib

Agar lebih memperhatikan kewajibannya dalam melunasi pembiayaan secara tepat waktu sehingga membantu perkembangan bank-bank umum syariah di Indonesia.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Simpulan di atas memberikan bukti empiris yang bisa digunakan sebagai pijakan gagasan ke arah penelitian yang lebih mendalam. Akan lebih baik menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas sehingga didapat hasil yang lebih baik.


(5)

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi Empat, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar, 2006, Dasar-dasar Ekonometrika, Jilid Satu, Jakarta: Penerbit Erlangga

Mahmoed, 2004. Melacak Kredit Bermasalah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Muhammad Syafi’I Antonio. 2001. Bank Syariah : “Dari Teori ke Praktek”. Jakarta

: Gema Insani Press.

Nurhayati, Sri. 2011. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Edisi Revisi, Penerbit AlfaBeta

Bandung.

Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern,Edisi Pertama, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN “Veteran” Jatim.

Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit RajaGrafindo Persada.

Uyanto, Stanislaus, 2009, Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.


(6)

SKRIPSI

Kusumawati, Hutami. 2010. ”Pengaruh Tingkat Risiko Mudharabah dan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah”. Universitas komputer Indonesia

Arumdhani, Astri. 2011. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Margin Murabahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri”. Universitas Komputer Indonesia.

Buanita, Eksa. 2011. “Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan

Murabahah dan Mudharabah terhadap Profitabilitas dengan

menggunakan pendekatan Return on Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”, Universitas Komputer Indonesia.

Maula, Fakhruddin, 2012. “Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA) Pada Bank Muamalat Indonesia”, Universitas Hasanuddin.

Rizqie, Mohammad. 2011. “ Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri”, Universitas Komputer Indonesia.

Setiawan, Budi, 2005, “PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAPRETURN ON ASSETPADAPT.BANK JABARKANTOR CABANGSYARIAHBANDUNG “. Universitas Komputer Indonesia.

JURNAL

Asmir Nur Siwi Kusmiyati, 2007. “Risiko Akad Dalam Pembiayaan Murabahah pada BMT di Yogyakarta”, Jurnal Ekonomis Islam La_Riba vol.1 No.1. Yogyakarta. Hal 27-41.

Ghofir, Asep. 2012. “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Non Performing Finance Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Banking and Management Review, Hal 63-75.

Oktriani, Yesi, 2012, “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas”, Universitas Siliwangi.

Wishnu, Alusius. 2011. “Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP, dan PLO Terhadap Return On Assets”, Diponegoro Journal of Accounting, Hal 1-15.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH

0 5 96

Analisis Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah

0 12 7

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Kredit Bermasalah Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas dengan Menggunakan Pendekatan Return On Assets (ROA) Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri

0 9 1

Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan Murabahah Dan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Dengan Menggunakan Pendekatan Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Syariah Mandiri

3 53 141

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH.

0 0 97

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH

0 0 21