PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

PENGARUH PEMAHAMAN WAJ IB PAJ AK, KESADARAN WAJ IB
PAJ AK, dan KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK TERHADAP
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
MOCH BOGIK HAFIT SAPUTRA ADI
0913010043/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH PEMAHAMAN WAJ IB PAJ AK, KESADARAN WAJ IB

PAJ AK, dan KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK TERHADAP
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri)
Disusun Oleh:
MOCH BOGIK HAFIT S A
0913010043/FE/AK
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 31 Juli 2013
Pembimbing:
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua

DRA.EC.SARI ANDAYANI, M.Aks

DR,HERO PRIONO,SE. Msi,Ak

Sekretaris

DRA.EC.TITUK DW,M.Aks
Anggota

DRA.EC.SARI ANDAYANI, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim


Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan melimpahkan karunia serta hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan
syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Adapun skripsi ini berjudul
“Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran perpajakan Wajib
pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang
telah disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan,
saran, serta pengarahan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
tercapainya penulisan yang lebih baik. Skripsi ini penulis persembahkan
terutama untuk keluarga tercinta, kedua orang tuaku serta adikku, terimakasih
atas doa, dukungan dan pengertiannya yang sangat membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu baik atas bimbingan, bantuan, semangat,


i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dorongan, maupun doa dan kasih sayang yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini :
1. Bapak Prof. Dr. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Icshanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs . Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan
I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Drs . Ec. Saiful Anwar, M. Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M. Si, Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra Sari Andayani. M,Aks selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama kuliah.
8. Kedua orang tua dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa dan
semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah mendukung Penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, untuk
itu Penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun karena hal itu sangat membantu dalam penyempurnaan skripsi
ini.

Surabaya, 7 Mei 2013


Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PEMAHAMAN WAJ IB PAJ AK, KESADARAN WAJ IB
PAJ AK, dan KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK TERHADAP
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri)

Oleh :
MOCH BOGIK HAFIT SAPUTRA ADI
0913010043/FE/EA
ABSTRAKSI
Pajak
adalah
iuran
wajib

yang
diberikan
oleh
rakyat
(masyarakat/penduduk) kepada pemerintah. Pajak atau iuran wajib tersebut
merupakan salah satu unsur penerimaan atau pendapatan negara / pemerintah
uang secara strategis diperhiungkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) maupun dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah
(APBD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh
pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan kepatuhan wajib pajak
terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan di Kecamatan
Ngadiluwih Kota Kediri.
Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak di
Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri yang berjumlah 5648 wajib pajak. Teknik
penentuan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode Simple Random Sampling sebanyak 100 responden wajib pajak Pajak
Bumi Dan Bangunan dengan menggunakan rumus Slovin.
Teknik analisi yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan uji
hipotesis uji kecocokan model (Uji F) dan uji t. Dari hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa variabel Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,

dan Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

Kata Kunci : Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,Kepatuhan Wajib
Pajak, keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAAN UJ IAN LISAN
HALAMAN PENGESAHAAN MENYUSUN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAAN PROPOSAL
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………8
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………....8
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………..8
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................10
2.1.2

Perbedaan dan Persamaan Penelitian yang Dilakukan
Sekarang dengan penelitian terdahulu...................................12

2.2 Landasan Teori……………………………………………………….. 13
2.2.1

Sumber Penerimaan Daerah……………………………… 13

2.2.2


Pajak ………………………………………………………. 16

2.2.3

Dasar Teori Pemungutan Pajak…..…………………………18

2.2.4

Teori perilaku wajib pajak......................................................23

2.2.5

Pajak Bumi dan Bangunan…………………………………. 25

2.2.5.1 Sejarah…………………………………………………… .25
2.2.5.2 Ketentuan Umum……………………………………….... .27
2.2.5.3 Objek Pajak………………………………………………. .28
2.2.5.4 Subjek Pajak……………………………………………….29


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.5 Tarif Pajak………………………………………………... .30
2.2.5.6 Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak……………31
2.2.5.7 Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak
Terutang……………………….…………………………..31
2.2.6

Pemahaman Akan Undang- Undang Perpajakan…………... .32

2.2.7

Kesadaran Wajib Pajak Membayar Pajak…………………...33

2.2.8

Kepatuhan Wajib Pajak……………………………………...35

2.2.9

Pengaruh Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan……...36

2.2.10

Pengaruh Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan…….. 37

2.2.11

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan…………………… 39

2.3 Diagram Kerangka Pikir……………………………………………... 40
2.4 Hipotesis ……………………………………………………………...41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variable……………………… 42
3.1.1

Definisi Operasional……………………………………… 42

3.1.2

Pengukuran Variable……………………………………..

45

3.2 Sampel, dan Teknik Penarikan Sample……………………………… 48
3.2.1

Populasi………………………………………………….

48

3.2.2

Sampel…………………………………………………...

48

3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 49
3.3.1

Jenis dan Sumber Data…………………………………… 49

3.3.2

Metode Pengumpulan Data………………………………

50

3.4 Uji Kualitas Data…………………………………………………… 50
3.4.1

Uji Validitas……………………………………………..

51

3.4.2

Uji Reliabilitas…………………………………………..

51

3.4.3

Uji Normalitas………………………………………….

52

3.4.4

Uji Asumsi Klasik............................................................... 52

3.5 Teknik Analisis…………………………………………………….... 54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.6 Uji Hipotesis……………………………………………………....... 55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………………………………………....... 58
4.1.1

Sejarah Singkat Kantor Pajak Kecamatan Ngadiluwih....... 58

4.1.2

Sejarah Singkat Obyek Penelitian………………………..... 58

4.1.3

Kondisi Geografis Kecamatan Ngadiluwih………………... 59

4.1.4

Struktur Organisasi……………………………………....... 59

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………….......... 60

4.3

4.4

4.5

4.6

4.2.1

Gambaran Umum Penelitian…………………..................... 60

4.2.2

Pemahaman Wajib Pajak atas PBB (X1) ……................

64

4.2.3

Kesadaran Wajib Pajak (X2) …………………................

68

4.2.4

Kepatuhan Wajib Pajak (X3) …………………...............

72

4.2.5

Keberhasilan Penerimaan PBB (Y) …………….............

76

Uji Kualitas Data…………………..............................................

81

4.3.1

Uji Validitas…………………........................................

81

4.3.2

Uji Reliabilitas………………........................................

83

4.3.3

Uji Normalitas……………….........................................

83

Uji Asumsi Klasik………………….............................................

84

4.4.1

Uji Multikolinearitas……..............................................

84

4.4.2

Uji Heteroskedastisitas…...............................................

85

Analisis dan Pengujian Hipotesis….............................................

87

4.5.1

87

Persamaan Regresi….....................................................

4.5.3.1 Hasil Uji F…................................................................

90

4.5.3.2 Hasil Uji T…................................................................

91

Pembahasan Hasil penelitian…...................................................

93

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.7

Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu
…………………............................................. ................................ 95

4.8

Keterbatasan Penelitian.................................................................

96

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................

....................................................

97

5.2 Saran.............................. ...............................................................

98

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Diagram Kerangka Pikir........................................... 40
Gambar 4.1.4 Struktur Organisasi Kecamatan Ngadiluwih............60

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Table 1.1.

Data Penerimaan PBB di Kecamatan Magersari......................... 6

Table 2.1.

Perbedaan Dan Persamaan Peneliti Yang Dilakukan Sekarang
Dengan Penelitian Terdahulu ..................................................... 12

Tabel 4.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Wajib Pajak (X1) ........ 81

Tabel 4.6.

Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X2) .......... 82

Tabel 4.7.

Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X3) .......... 82

Tabel 4.8.

Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan
Penerimaan PBB (Y) ................................................................. 82

Tabel 4.9.

Hasil Uji Reabilitas.................................................................... 83

Table 4.10.

Hasil Uji Normalitas ................................................................ 84

Table 4.11.

Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 85

Tabel 4.12.

Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 86

Table 4.13.

Persamaan Regresi Linier Berganda......................................... 88

Table 4.14. Hasil Uji F ................................................................................. 90
Table 4.15. Hasil Uji t .................................................................................. 91
Tabel 4.16. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ..................................... 95

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Kuisioner

Lampiran 2.

Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3.

Uji Validitas

Lampiran 4.

Uji Realibilitas

Lampiran 5.

Uji Normalitas

Lampiran 6.

Uji Asumsi Klasik

Lampiran 7.

Analisis Regresi Linier Berganda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peranan pemerintah dalam menjalankan Pemerintahan dan Pembangunan
Indonesia yang mempunyai tujuan akhir yaitu menciptakan suatu tatanan masyarakat
yang adil dan makmur, materiil dan spiritual. Pemerintah membutuhkan dana yang
tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenep potensi sumber daya yang
dimiliki oleh suatu Negara. baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari
masyarakat. (www.jurnalskripsi.com)
Selama ini berlaku anggaran bahwa keberadaan sesuatu negara ditopang oleh
tiga pilar utama, yakni adanya penduduk, wilayah teritorial jelas dan adanya
pemerintahan yang mendapat pengakuan internasional, namun masih ada pilar yang
keempat yang tak kalah penting, yakni topangan sistem perpajakan yang berjalan
dengan baik, adil dan bersih. (www.jurnalskripsi.com)
Pemerintah daerah perlu menciptakan kondisi yang dapat memberikan iklim
sehat, kondusif dan saling menguntungkan sehingga mampu menggerakan niat dan
minat para pengusaha dan para investor untuk berperan aktif melakukan kegiatan
investasi diberbagai peluang dan sektor ekonomi yang ada. Dampak positif dari
langkah tersebut adalah antara lain prospek peluang kesempatan kerja terbuka lebar
sehinnga berperan mengurangi tingkat pengangguran, mampu meningkatkan
pendapatan baik bagi pemerintah daerah sendiri maupun masyarakatnya, dan

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

sekaligus mampu meningkatkan nilai tambah bagi pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi daerah yang pada gilirannya secara berkesinambungan akan mampu
menggerakan kehidupan sektor riil, mulai dari sektor perdagangan, industry,
transportasi, perumahaan, restoran, perhotelan sampai pada tingkat infrastrukturnya.
Sejalan dengan arah tujuan tersebut serta agar dapat meminimalkan
kesenjangan kesejahteraan hidup antar lapisan atas, menengah dan bawah, maka
pemerintah daerah harus senantiasa giat melakukan berbagai upaya untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, antara lain dengan memberikan
peluang kepada para pegusaha, baik dalam lingkungan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) maupun kepada para investor untuk saling bahu-membahu ikut berkiprah
membangun tingkat pertumbuhan ekonomi daerah yang sehat dan berdaya-guna.
Dengan tumbuhnya tingkat perekonomian daerah yang ditunjang dengan
peningkatan kegiatan kehidupan sektor riil dan infrastruktur tersebut, tentunnya hal
ini akan berdampak pada tingkat nilai produktifitas usaha yang pada akhirnya
bermuara pada penerimaan dan pendapatan daerah, khususnya di sektor perpajakan
dan kesejahteraan masyarakat luas.
Pajak adalah iuran wajib yang diberikan oleh rakyat (masyarakat/penduduk)
kepada pemerintah. Pajak atau iuran wajib tersebut merupakan salah satu unsur
penerimaan atau pendapatan negara / pemerintah uang secara strategis diperhiungkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun dalam Anggaran
Pendapatan Belanja dan Daerah (APBD). Dengan kondisi demikian maka dapat
disimpulkan bahwa pajak adalah salah satu sumber penerimaan dan pendapatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

negara / pemerintah yang sangat berperan dalam memberikan konstribusi penunjang
kegiatan pembangunan negara baik di pusat maupun daerah.
Sejarah pemungutan pajak telah ada sejak jaman nenek moyang yang dikenal
dengan upeti, yaitu pemberian hasil bumi kepada raja, hal ini yang kemudiam
melatarbelakangi adannya pemungutan pajak. Pada mulannya pajak belum
merupakan suatu pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian suka rela oleh rakyat
untuk raja dalam memelihara kepentingan negara, seperti menjaga keamanan negara,
menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan sebagainnya. (Gardina dan
Haryanto, 2006 : 10).
Tujuan pemerintah dalam melakukan perubahan kebijakan dibidang perpajakan
tentunya guna meningkatkan pemasukan pajak kas Negara dan menunjang
peningkatan pertumbuhan perekonomian. kebijakan tersebut (peraturan perundangundangan perpajakan) seharusnya mengatur sistem perpajakan secara menyeluruh
yang sejalan dengan perkembangan perekonomian saat ini dan dimasa yang akan
datang. pemerintah dalam menjalankan fungsi pajak (budgetair dan regulerend) salah
satunya tentu saja membutuhkan system subsistem secara internal dan system yang
lain secara eksternal (dengan peradilan pajak) dalam menunjang kebijakan
pendapatan Negara (fiscal policy) (Sofyan, 2003:29)
Pajak telah mengalami masa-masa sulit dan gemilang di negara kita, yang
indikasinya terlihat dari peresentase penerimaan pajak dalam APBN dan APBD,
untuk menyesuaikan pajak dengan iklim perkembangan yang dialami oleh negara
kita, pemerintah telah melakukan reformasi terhadap perpajakan, baik atas pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pusat / nasional maupun pajak daerah. Reformasi pajak diupayakan untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak, disamping itu juga
sebagai reposisi pajak sebagai sumber penerimaan, baik itu pemerintah pusat (APBN)
ataupun daerah (APBD), (Pandiangan, 2002 : 11).
Pada Official Assesment Sistem, petugas pajak berkewajiban menentukan
berapa besar sesngguhnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak (WP), sedangkan
pada Self Assesment Sistem, Wajib Pajak berkewajiban memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, walaupun berbeda,
kedua sistem penetapan pajak tersebut dalam pratiknya tetap memerlukan
pengawasan dari pemerintah dalam bentuk pemeriksaan untuk menguji kepatuahn
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban Perpajakannya, (Sofyan, 2003 :30).
Ditinjau dari fungsinya, pajak dibedakan menjadi dua yaitu fungsi budgetair
(sumber pemerintah Negara) dan fungsi regulerend (mengatur). Fungsi budgetair,
artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan, sedangkan fungsi regulerend, artinya
pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur dan melaksankan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bidang
keuangan. (Siti Resmi, 2007 : 3).
Tujuan pemerintah dalam melakukan perubahaan kebijakan di bidang
perpajakan tentunya guna meningkatkan pemasukan kas negara dan menunjang
peningkatan pertumbuhan perekonomian. Kebijakan tersebut (peraturan perundangundangan perpajakan) seharusnya mengatur sistem perpajakan secara menyeluruh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

yang sejalan dengan perkembangan perekonomian saat ini dan di masa yang akan
datang. Pemerintah dalam menjalankan fungsi pajak (budgetair dan regulerend) salah
satunya tentu saja membutuhkan sistem penetapan pajak yang efesien, fleksibel dan
terintegrasi dengan sistem subsistem secara internal dan sistem yang lain secara
eksternal (dengan peradilan pajak) dalam menunjang kebijakan negara (fiscal Policy),
(Sofyan, 2003 : 29).
Pajak Bumi dan bangunan merupakan property di Indonesia sebagaimana
tertulis dalam Undang-Undang nomor 12 tahun 1994. Pajak bumi dan Bangunan
sebagai sumber, yaitu pajak negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan
pendapatan daerah antara lain dipergunakan untuk penyediaan yang juga dinikmati
oleh pemerintah pusat maupun pemerinta daerah, oleh sebab itu, wajar bila
pemerintah pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, (Suhardito dan Subidyo, 1999 : 3).
Meskipun Pajak Bumi dan Bangunan memiliki nilai rupiah relatif kecil bila
dibandingkan dengan pajak lain yang tersentralisir di pusat, namun di sisi lain PBB
memiliki dampak yang lebih luas, satu dan yang lain karena penerimaan PBB di
kembalikan untuk keperluan pembangunan di daerah yang bersangkutan. Pajak Bumi
dan Bangunan memiliki jumlah Wajib Pajak (WP) yang terbesar bila dibandingkan
dengan pajak-pajak lainnya, disamping itu, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan
satu-satunya pajak properti di Indonesia yang kecenderungannya dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan atau kenaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Berikut pada bagian ini dapat dipaparkan fluktuasi ketetapan PBB dan Realisasi
Penerimaan PBB di 10 Kelurahaan Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri

Tabel 1
Pokok Ketetapan PBB dan Realisasi Penerimaan PBB Kecamatan Ngadiluwih
Kota Kediri
No

Tahun

Pokok Ketetapan
PBB (Rp)

Realisasi Pener imaan
PBB (Rp)

Presentase
(% )

1

2008

1.036.761.465,00

1.000.501.328,00

96,50

2

2009

1.012.421.128,00

1.000.139.211,00

98,78

3

2010

1.484.635.388,00

1.446.831.345,00

97,45

4

2011

1.566.082.348,00

1.498.001.126,00

95,65

5

2012

1.729.250.802,00

1.511.375.120,00

87,40

Sumber : Kantor Dispenda Kota Kediri
Dari data tabel 1 diatas terlihat jelas bahwa realisasi penerimaan PBB selalu
dibawah Pokok Ketetapan PBB. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan secara
keseluruhan bahwa :
1. Rata-rata realisasi penerimaan PBB (yang tertagih) di Kecamatan Ngadiluwih
Kota Kediri baru mencapai 95,12%, sedangkan 4,88% lainnya tidak tertagihkan.
2. Presentase realisasi penerimaan PBB di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri
nampak flukuatif dan tidak konstan dari tahun ke tahun, realisasi tertinggi adalah
98,78% dan yang terendah 87,40%

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Penerimaan PBB yang selalu di bawah ketetapan menunjukan bahwa sebagian
masyarakat tidak mengetahui betapa pentingnya pajak, meskipun telah dilakukan
reformasi perpajakan, hal ini kemungkinan disebabkan karena keaneragaman tingkat
pendidikan di dalam masyarakat. Semaikn tinggi pendidikan yang ditempuh oleh
Wajib Pajak ,maka semakin baik pemahaman mengenai ketentuan pajak yaitu PBB
begitu juga sebaliknya. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang cukup baik tentang
pajak, sehingga masyarakat akan senantiasa membayar pajak dan menambah
pendapatan daerah.
Dengan semakin pahamnya wajib pajak atas ketentuan maupun peraturan
perpajakan yang berlaku, maka wajib pajak akan lebih sadar dalam memenuhi
kewajiban untuk membayar pajak yaitu PBB. Selain pemahaman dan kesadaran yang
dimiliki wajib pajak mengenai perpajakan, kepatuhan wajib pajak juga harus
diperhatikan oleh segenap instansi yaitu kantor Dinas Pendapatan Kota Kediri dalam
pembayaran atau pelunasan membayar pajak.
Sebagai mana di paparkan diatas, maka perlu diperhatikan pemahaman Wajib
Pajak, kesadaran Wajib Pajak, serta Kepatuhan Wajib Pajak yang berpengaruh
terhadap realisasi penerimaan PBB, dalam penelitian ini akan melihat pengaruh dari
pemahaman Wajib Pajak, kesadaran Wajib Pajak, serta kepatuhan Wajib Pajak
terhadap keberhasilan penerimaan PBB.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH
KESADARAN

WAJ IB

PAJ AK,

Dan

PEMAHAMAN WAJ IB PAJ AK,
KEPATUHAN

WAJ IB

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PAJ AK

8

TERHADAP

KEBERHASILAN

PENERIMAAN

PAJ AK

BUMI

Dan

BANGUNAN (PBB). (STUDI KASUS DI KECAMATAN NGADILUWIH
KOTA KEDIRI)”

1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan penelitian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, serta Kepatuhan
Wajib Pajak berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk menguji secara empiris Pengaruh Pemahaman
Wajib Pajak,
Berpengaruh

Kesadaran Wajib Pajak (WP), dan Kepatuhan Wajib Pajak
Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di

Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain dapat memberikan masukan bagi beberapa pihak,
antara lain sebagai berikut :
a. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Kedir i
Dapat memberikan tambahan informasi tentang indikator-indikator
yang mempengaruhi keberhasilan Pajak Bumi Dan Bangunan khusunya
adalah bagaimana Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan
Kepatuhan Wajib pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

b. Bagi Univer sitas
Penelitian ini bermanfaat untuk tambahan refrensi perkuliahaan
serta sebagai tambahaan perpustakaan yang ada, khususnya yang berkenaan
dengan materi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), peneliti berharap bahwa
setiap pembaca memperoleh tambahan validitas wawasan bahan masukan
sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan penelitian lebih lanjut
dikemudian hari.
c. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti berkesempatan untuk dapat
mengaplikasi teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah
dengan menguji perumusan masalah secara empiris, tentang Pengaruh
Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak , dan Kepatuhan Wajib
Pajak berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu, telah dilakukan penelitian hipotesis terhadap
faktor-faktor sebagai berikut :
A. Suhardito dan Sudibyo (1999), dengan judul '' pengaruh faktor-faktor yang
melekat pada wajib pajak terhadap keberhasilan penerimaan pajak Bumi dan
bangunan. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
yang melekat pada Wajib pajak wiraswasta, faktor-faktor yang melekat pada
Wajib pajak Nir-Wiraswasta dan keberhasilan penerimaan PBB. Berdasarkan
penelitian ini ternyata faktor-faktor yang melekat pada Wajib pajak
Wiraswasta, faktor-faktor yang melekat pada Wajib pajak Nir- Wiraswasta
berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerimaan PBB.
B. Vitriana Budi Kurniawati 2006, dengan judul '' pengaruh pemahaman Wajib
pajak, kesadaran perpajakan Wajib pajak dan sistem yang melekat pada wajib
pajak terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi Bangunan.Variabel ”
yang digunakan adalah Pemahaman Wajib Pajak , Kesadaran Perpajakan
Wajib Pajak, Sistem pemungutan dan keberhasilan penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan. berdasarkan penelitian ini pemahaman wajib pajak, kesadaran
perpajakan wajib pajak, dan sistem pemungutan mempunyai pengaruh terhadap

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

keberhasilan penerimaan pajak Bumi dan Bangunan, namun variabel sistem
pemungutan (X3) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dibandingkan variabel pemahaman
wajib pajak (X1) dan kesadaran perpajakan (X2).
C.Hadi Sasana ,2005 dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempngaruhi
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)“ Variabel yang digunakan
PDRB per kapita, jumlah wajib pajak, inflasi, jumlah luas lahan, dan jumlah
bangunan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan PBB di Kabupaten
Banyumas
D.Siti Musyarofah dan Adi Purnomo, 2008 dengan judul “Pengaruh Kesadaran
dan Persepsi tentang Sanksi, dan Hasrat Membayar Pajak terhdap Kepatuhan
Wajib Pajak” Variabel yang digunakan adalah Kesadaran Wajib Pajak,
Persepsi Wajib Pajak dan Hasrat Membayar Pajak mempunyai pengaruh
terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan.
E. Putri Yudha Nirwana, 2007 Dengan judul Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak,
Kesadaran perpajakan Wajib pajak, dan Sistem Pemungutan yang Melekat
Pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan PBB. Variabel yang digunakan
Pemahaman wajib pajak, kesadaran perpajakan wajib pajak, sistem
pemungutan dan keberhasilan penerimaan PBB. berdasarkan penelitian ini
pemahaman wajib pajak, kesadaran perpajakan wajib pajak, dan sistem
pemungutan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak
Bumi dan Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.1.2 Perbedaan dan Per samaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan
Penelitian Yang terdahulu

NO

1.

NAMA PENELITI

Bambang Suhardito dan
Bambang Sudibyo (1999)

JUDUL

Pengaruh Faktor-faktor yang melekat pada
wajib pajak terhadap Keberhasilan PBB

VARIABEL

1. Faktor-faktor yang
Melekat pada WP
Wiraswasta
2. Faktor-faktor yang
Melekat pada WP NirWiraswasta
3. Keberhasilan Penerimaan
PBB

2.

3.

Vitriana Budi Kurniawati
(2006)

Hadi Sasana (2005)

pengaruh pemahaman Wajib pajak,
kesadaran perpajakan Wajib pajak dan
sistem pemungutan yang melekat pada
wajib pajak terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi Bangunan

1. Pemahaman Wajib Pajak
2. Kesadaran Perpajakan
Wajib Pajak

Analisis Faktor-Faktor yang Mempngaruhi
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)

1. PDRB Per Kapita

3. Sistem pemungutan dan
keberhasilan penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan

2.Jumlah Wajib Pajak
3.inflasi
4. Jumlah Luas Lahan
5. Jumlah Bangunan

4.

Siti Musyarofah dan Adi
Purnomo (2008)

Pengaruh Kesadaran dan Persepsi tentang
Sanksi, dan Hasrat Membayar Pajak
terhdap Kepatuhan Wajib Pajak

1.Kesadaran Wajib Pajak
2.Persepsi Wajib Pajak
3. Hasrat Wajib Pajak

5.

6.

Putri Yudha Nirwana (2007)

Moch Bogik Hafit S
A(2012)

Pengaruh pemahaman wajib pajak,
Kesadaran perpajakan wajib pajak, dan
sistem pemungutan yang melekat pada
wajib pajak terhadap keberhasilan
penerimaan PBB (studi kasus diwilayah
desa sedengan mijen kecamatan krian
sidoarjo)

1. Pemahaman Wajib Pajak
2. Kesadaran Perpajakan
Wajib Pajak

Pengaruh pemahaman Wajib Pajak,
kesadaran Wajib Pajak dan kepatuhan
Wajib Pajak terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan
(studi kasus di Kecamatan Ngadiluwih
kediri)

1.Pemahaman Wajib Pajak

3. Sistem pemungutan dan
keberhasilan penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan

2.kesadaran Wajib Pajak
3.kepatuhan Wajib Pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sumber Pener imaan Daerah
Penyelenggara tugas Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dibiayai
atas Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Penyelenggara tugas Pemerintah
Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi dalam rangka pelaksanaan
pembangunan dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan belanja Negara(APBN).
Penyelenggara tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat Daerah dan
Desa dalam rangka tugas Pembantuan dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN). (Bratakusumah, 2001:172)
Sumber-sumber

penerimaan

pelaksanaan

desentralisasi

(Bratakusuma,

2001:172) adalah :
1. Pendapatan Asli Daerah, yaitu

Yang dimaksud dengan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumbersumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dana perimbangan terdiri dari :
a. Dana bagi hasil
Adalah dana daerah bagian dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan serta penerimaan Sumber Daya Alam.
b. Dana alokasi khusus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

3. Pinjaman daerah.
4. Jenis Penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya
yang dipisahkan.
5. Lain-lain penerimaan yang sah.

Perimbangan dana sebagaimana tersebut diatas, pengelolaanya teridiri atas :
a. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) penerimaan dari
sumber daya alam.
b. Dana alokasi umum dan dana alokasi khusus
Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor pedesaan,
perkotaan dan perkebunan serta Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan, diterima
langsung oleh daerah penghasil.
Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor pertambangan
serta kehutanan dan penerimaan dari sumber daya alam, diterima oleh daerah
penghasil dan daerah lainnya untuk pemerataan sesuai dengan peraturan perundangundangan. (Bratakusuma, 2001 : 173)
Pemerintah daerah dapat melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri atau
sumber luar negeri untuk membiayai kegiatan pemerintahaan dengan persetujuan
DPRD. Pinjaman luar negeri diberitahukan kepada pemerintah pusat dan
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Ketentuanketentuan mengenai pinjaman yang bersumber dari pemerintah pusat seperti jenis,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

jangka waktu pinjaman masa tenggang, tingkat bunga, cara perhitungan dan cara
pembayaran bunga, pengadministrasian dan penyaluran dan peminjaman, ditetapkan
oleh menteri keuanagan. (Bratakusuma, 2001 : 191)
Pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-undang, penentuan tarif
dan tata cara pemungutan pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pungutan retribusi di Indonesia
didasarkan pada UU No 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi Daerah.
Untuk cara pemungutannya, retribusi tidak dapat di borongkan dan retribusi dapat
dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen yang
dipersamakan. (Waluyo dan Ilyas, 2002 : 9)
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), perubahan APBD. Dan
perhitungan APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, dan merupakan dokumen
daerah. APBD ditetapkan dengan peraturan peraturan daerah paling lambat satu bulan
setelah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ditetapkan. Perubahan APBD
ditetapkan dengan peraturan daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum
berakhirnya tahun anggaran. Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. Anggaran pengeluaran dalam
APBD tidak boleh melebihi anggaran penerima. (Bratakusuma, 2001 : 2005)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.2. Pajak
Ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak sudah ada sejak zaman dahulu,
walaupun pada saat itu belum dinamakan “pajak”, namun masih bersifat pemberian
yang sukarela dari rakyat kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian
tersebut menjadi upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam artian pemberian
tersebut bersifat “wajib” dan ditetapkan secara sepihak oleh negara.
Menurut Suandy (2005 : 7-8) penegertian pajak dari beberapa pakar, yang
dimuat secara kronologis adalah sebagai berikut :
1. Prof Edwin R.A Seligman dalam Essays In Tasation( New York 1925), berbunyi :
“tax is compulksery contribution from the person, to the government to defray the
expense incures in the common interest of all, without reference to special benefit
conferred”.
Banyak

terdengar

keberatan

atas

kalimat

“without

refrence”

karena

bagaimanapun juga uang-uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang
dan jasa, jadi benefit diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah
ditunjukannya, apalagi secara Der Oranzan Geval.
2. Philip E. Taylor dalam bukunya The Economics Of Public Finance, 1984,
mengganti “without reference” menjadi “with little reference”.
3. Definisi Prof Dr. M.J. smeets dalam bukunya De Economische Betekrus Der
Belastingen, 1954, adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Belazting zijn aan de ocerheid (volgens normen) verschulidge, afdwingbare
pretaties, zonder dar hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegen
presaties stab;: zij strekken tot decking vun publieke uitgaven”.
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma
umum, dan dapat dipaksakan, tanpa adakalnya kontraprestasi yang dapat
ditunjukan dalam hal individual: maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
4. Dr Soeparman Soemamidjaja dalam desertasinya yang diuraikan oleh munawir
(1992 :1), menyadur pengertian pajak menurut Soemitro, yaitu : “Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan ndang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar kepentingan umum”.
Adapun definisi pajak yang diberikan oleh Dr Soeparman Soemamidjaja dalam
desertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong”, adalah :
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.
5. Dari definisi yang diberikan oleh Soemitro (dalam buku Munawir, 1992 :1) diatas
dapat disimpulkan unsur-unsur tentang pajak adalah :
a. Iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan); dalam arti
bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak adalah negara dan
dengan alasan apapun, swasta atau pertekelir tidak boleh memungut pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

b. Berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan); dalam arti bahwa
walaupun negara mempunyai hak untuk memungut pajak namun
pelaksanannya harus memperoleh pesetujuan dari rakyat yaitu melalui
undang-undang.
c. Tanpa jasa timbal (prestasi) dari Negara yang langsung ditunjuk, dalam
arti bahwa jasa timbal atau kontraprestasi yang diberikan negara kepada
rakyat tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak.
d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat umum; dalam arti
bahwa pengeluaran-pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat
bagi masyarakat secara umum.

Dari empat unsur tersebut yang paling menonjol adalah, pertama unsur
“paksaan”. Yang dapat diartikan bahwa bila utang pajak tidak dibayar, maka
penagihan dapat dengan menggunakan kekerasan seperti dengan surat paksa dan sita
maupun penyanderaan terhadap Wajib Pajak. Unsur kedua adalah “tidak ada jasa
balik dari pemerintah yang langsung dapat ditunjuk.
2.2.3 Dasar Teor i Pemungutan Pajak
Pemahaman akan teori pemungutan pajak berikut ini diharapkan membawa
suatu kesadaran akan pentingnya pemungutan pajak bukan lagi menjadi beban
semata, tetapi menjadi suatu kewajiban yang menyenangkan dalam hidup
bermasyarakat, (Waluyo dan Ilyas, 2002 : 3-4),menjelaskan bahwa teori-teori
pemungutan pajak yang dimaksud yaitu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

1. Teori Asuransi
Perjanjian asuransi diperlukan pembayaran premi. Premi tersebut dimaksudkan
sebagai pembayaran atas usaha melindungi orang dari segala kepentingannya,
misalnya keselamatan atau keamanan harta bendanya. Teori asuransi ini
menyamakan

pembayaran

premi dengan

pembayaran

pajak,

walaupun

kenyataannya menyatakan hal tersebut dengan premi tidaklah tepat.
2. Teori Kepentingan
Teori kepentingan ini memperhatikan beban pajak yang harus dipungut dari
masyarakat. Pembebanan ini harus didasarkan pada kepentingan setiap orang
pada tugas pemerintah termasuk perlindungan jiwa dan hartanya, oleh karena itu,
pengeluaran negara untuk melindunginya dibebankan pada masyarakat
3. Teori Daya Pikul
Teori ini mengandung maksud bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak
dalam jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada masyarakat berupa
perlindungan jiwa dan harta bendanya, oleh karena itu, untuk kepentingan
perlindungan, maka masyarakat akan membayar pajak menurut daya pikul
seseorang.
4. Teori Bakti
Teori bakti ini disebut juga teori kewajiban pajak mutlak. Teori ini berdasarkan
pada pendapatan bahwa negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak.
Di lain pihak, masyarakat menyadari bahwa pembayaran pajak sebagai suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

kewajiban untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara, dengan demikian
dasar hukum pajak terletak pada hubungan masyarakat dengan negara.
5. Teori Asas Daya Beli
Teori berdasarkan pada pendapatan bahwa penyelenggaraan kepentingan
masyarakat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak yang bukan
kepentingan individu atau negara sehingga lebih menitikberatkan pada fungsi
mengatur.
Pencapaian tujuan pemungutan pajak perlu dipegang tegas asas-asas
pemungutan dalam memilih alternative pemungutannya, dengan demikian, terdapat
keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang masih diperlukan lagi,
yaitu pemahaman antar perlakuan pajak tertentu. Asas-asas pemungutan pajak
sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith dalam buku “ An Inquiri into the Nature
and Cause of the Wealth of Nation” menyatakan bahwa pemungutan pajak
hendaknya didasarkan sebagai berikut (Walluyo Dan Ilyas, 2002 : 12) :
1. Asas Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to
pay dan sesuai dengan manfaat diterima.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Asas Certainly
Penetapan pajak itu tidak di tentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Wajib
Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus
dibayar, serta batas waktu pembayaran.
3. Asas Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan Wajib Pajak memperoleh penghasilan. Sistem
pemungutan ini disebut Payas You Earn.
4. Asas Economy
Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi
Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul
Wajib Pajak.
Menurut Richard A. Musgrave dan Peggy B. Musgrave dalam buku Public
Finance in Theory and Pratice terdapat dua macam asas keadilan dalam pemungutan
pajak yaitu (Walluyo dan Ilyas, 2002 : 12-13) :
1. Benefit Principle
Dalam system perpajakan yang adil, setiap Wajib Pajak harus membayar sesuai
dengan manfaat yang dinikmatinya dari pemerintah. Pendekatan ini disebut
Revenue and Expenditure Aproach.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Ability Principle
Dalam pendekatan ini disarankan agat pajak dibebankan kepada Wajib Pajak atas
dasar kemampuan membayar.
Masalah keadilan dalam pemungutan pajak, dibedakan secara lain dalam
(Walluyo dan Ilyas, 2002 : 13) :
1. Keadilan Horizontal
Pemungutan pajak adil secara horizontal apabila beban pajaknya sama atas semua
Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan yang sama dengan jumlah tanggungan
yang sama tanpa membedakan jenis penghasut atau sumber pengasilan.
2. Keadilan Vertikal
Keadilan dapat dirumuskan (Horizontal dan Vertikal) bahwa pemungutan pajak
adil apabila orang dalam kondisi ekonomis yang sama dikenakan pajak yang
sama, demikian sebaliknya.
Sebagai perwujudan adanaya reformasi (Muhammad Rusji, 2007) dibidang
perpajakan diantaranya kebijakan perpajakan yang baru dikeluarkan oleh pemerintah,
antara lain :
1. UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang perubahan atas UU Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2000 tentang penetapan besarnya Nilai
Jual Kena Pajak untuk perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Keputusan menteri Keuangan Nomor1007/KMK04/1985 tentang pelimpahan
wewenang penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Kepada Kepala Gubernur
Daerah Tingkat I dan /atau Bupati / Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II.
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK04/1998 tentang penentuan
klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebgai dasar pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1006/KK04/1985 tentang tata cara
penagihan Pajak Bumi dan Bangunan dan penunjukan pejabat yang berwenang
mengerluarkan surat paksa.

2.2.4 Teori Per ilaku Wajib Pajak
Sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut. Sikap
mempunyai peranan yang penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam
lingkungannya, walaupun banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku, seperti
stimulus, latarbelakang individu, motivasi dan status kepribadian.Secara timbal balik,
faktor lingkungan juga mempengaruhi sikap dan perliaku. Dalam Theory of Planned
Behavior (TPB). Perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adannya niat
untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh tiga faktor
penentu, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

1. Behavioral Beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan
evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation).
2. Normative Beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan
motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to
comply)
3. Control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan tentang hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs)
dan presepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung atau menghambat
perilakunya tersebut.
Hambatan yang mungkin timbul padal saat perilaku ditampilkan dapat berasal
dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto).

0 0 117

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Di Wilayah Kelurahan Krembung Kecamatan Krembung Sidoarjo).

0 6 115

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo).

0 0 115

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto).

0 1 109

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo).

0 1 113

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo)

0 0 20

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo)

0 0 27

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto) SKRIPSI

0 0 24