Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen di Instalasi Farmasi Pusat Diagnostik Rumah Sakit Immanuel.
ABSTRAKSI
Instalasi Farmasi Pusat diagnostik merupakan sebuah farmasi yang terletak di dalam Rumah Sakit Immanuel yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan, instalasi ini terletak di gedung pusat diagnostik lantai 2 di rumah sakit Immanuel, pelayanan utama yang dilakukan adalah dengan melayani konsumen dalam menebus obat yang di dapat dari dokter rumah sakit, maupun resep yang didapat dari luar rumah sakit Immanuel, penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 100 responden, dari responden yang berjenis kelamin laki – laki 26 orang (26%) dan wanita berjumlah 74 orang (74 %), dengan memiliki status diantaranya 69 orang sudah menikah (69 %) dan 31 orang (31 % ) belum menikah.
Analisa yang digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan ketepatan yang terjadi antara dimensi kualitas jasa (variable X ) dengan kepuasan konsumen (variable Y) adalah analisis korelasi Rank Spearman.
Dari data – data yang diperoleh dan dioleh penulis maka didapatkan hasil perhitungan serta hubungan antara dimensi kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan yang menghasilkan nilai korelasi 0,5108. Hal ini menunjukkan korelasi cukup kuatantara dimensi kualitas jasa dengan kepuasan konsumen. Sehingga dapat diketahui pula koefisien determinasi Kd = 26 %
Uji signifikasi dan uji hipotesis dari hasil pengujian ini diperoleh
t
hitungl=5.869 > tabelt
= 1,645 sehingga ditolak dan diterima. Ini berarti bahwa ada hubungan antara varibel X (dimensi kualitas jasa )dengan variabel Y ( kepuasan konsumen ).0
H
1 H
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ……….. i-ii KATA PENGANTAR………. iii-v DAFTAR ISI ………....vi-viii DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL………. ix-xii DAFTAR GAMBAR ………...xiii-xiv BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah ……… 1-4
1.2 Identifikasi masalah ……….. 4-4
1.3 Maksud dan tujuan penelitian ………... 4-5
1.4 Kegunaan penelitian ………. …… 5-5
1.5 Kerangka pemikiran ………... 6-10
1.6 Hipotesis ………11-11
1.7 Populasi dan sampling ……….. 11-12
1.8 Metodologi penelitian
1.8.1 Metode penelitian ………. 12-12 1.8.2 Definisi variabel ………... 12-13
1.8.3 Operasional variabel ……….. 14-20
1.8.4 Jenis penelitian ………. 21-21 1.8.5 Teknik pengumpulan data ……… 21-21
(3)
1.8.6 Metode analisis data ……….. 21-27
1.9 Sistematika penulisan ………. 28-28
BAB II TINJAUAN PUSATAKA
2.1Pengertian pemasaran ….……… 35-36
2.2 Pengertian manajemen pemasaran …...……….. 36-36
2.3 Bauran pemasaran …………..………....37-43
2.4 Produk ……….………. …… 43-45
2.5 Jasa
2.5.1 Pengertian jasa ……….. 46-46
2.5.2 Karakteristik jasa ………. 47-52
2.5.3 Kategori penawaran jasa ………...52-53
2.5.4 Klasifikasi jasa ……….53-56
2.6 Kualitas pelayanan
2.6.1 Pengertian kualitas pelayanan ………..56-60
2.6.2 Dimensi kualitas jasa ………61-65
2.6.3 Kesenjangan kualitas pelayanan ……….. 66-67
2.7 Kepuasan konsumen
2.7.1 Pengertian kepuasan konsumen ……… 68-73
2.7.2 Metode pengukuran kepuasan konsumen ………..73-75
BAB III SEJARAH PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Rumah sakit Immanuel ………. 76-80
3.2 Hak serta Kewajiban pasien dan dokter ………. 80-85
(4)
3.3 Fasilitas pelayanan kesehatan Rumah sakit Immanuel ……….. 85-94
3.4 Struktur organisasi Rumah sakit Immanuel ……… 94-107
3.5 Struktur organisasi instalasi farmasi pusat diagnostik RSI ……….107-124
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis dan pembahasan
4.1.1 Analisis profil responden ………... 125-133
4.1.2 Analisis tanggapan ekspektasi responden terhadap kepuasan
Mutu pelayanan di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI … 134-155
4.1.3 Analisis tanggapan ………...….156-175
4.2 Analisis hipotesis ………176-178
4.2.1 Angka kembar ………179-180
4.2.2 Koefisien korelasi spearman……….. 180-181
4.2.3 Uji signifikan ……….181-182
4.2.4 Analisis kefisien determinasi ……….182-182
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………..183-188
5.2 Saran ………188-189
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
1.1Operasional variable ……….. 18-24
1.2Batas – batas nilai korelasi menurut Champion ………. 30-30
1.3Tabel koefisien interval……… 31-31
1.4Tabel skala penilaian jawaban angket ……… . 32-32
4.1 Komposisi reponden berdasarkan jenis kelamin……… 125-125
4.2 Komposisi responden berdasarkan status……….126-126
4.3 Komposisi reponden berdasarkan usia……….127-127
4.4 Komposisi responden berdasarkan pendapatan perbulan……….127-128
4.5 Komposisi reponden berdasarkan pekerjaan………128-128
4.6 Komposisi reponden berdasarkan frekuensi kedatangan kerumah sakit…. 129-129
4.7 Komposisi reponden berdasarkan alasan utama dalam pembelian obat…. 130-130
4.8 Komposisi reponden berdasarkan pernah tidaknya mengunjungi instalasi
farmasi di instalasi farmasi pusat diagnostik rumah sakit Immanuel …. 131-131
4.9 Komposisi reponden berdasarkan jarak rumah dengan
lokasi rumah sakit……….. …. 132-132
4.10 Komposisi reponden berdasarkan pembelian obat berdasarkan
dari resep dari dokter lain atau rumah sakit lain ………..133-133
4.11 Tanggapan reponden terhadap kebersihan dan kerapian di instalasi
farmasi di rumah sakit Immnuel ………. 134-134
(6)
4.12 Tanggapan reponden terhadap kelengkapan
obat – obatan yang tersedia ………..135-135
4.13 Tanggapan reponden terhadap keterjangkauan harga obat – obatan…… 136-136
4.14 Tanggapan reponden terhadap tempat tunggu yang memadai………… ..137-137
4.15 Tanggapan reponden terhadap ketersediaan fasilitas
pendukung di tempat tunggu……….... 138-138
4.16 Tanggapan reponden terhadap kecepatan menyediakan
obat - obatan yang akan ditebus ………... 139-139
4.17 Tanggapan reponden terhadap kemampuan petugas farmasi
dalam mengenali obat – obatan……….…140-140
4.18 Tanggapan reponden terhadap kemampuan petugas farmasi
dalam memberikan alternatif obat pengganti………141-141
4.19 Tanggapan reponden terhadap kecepatan petugas farmasi
terhadap respon panggilan konsumen……….. 142-142
4.20 Tanggapan reponden terhadap ketanggapan petugas farmasi
terhadap tamu yang hadir ……….143-143
4.21 Tanggapan reponden terhadap kecepatan pihak farmasi
dalam menyelesaikan keluhan konsumen ………....144-144
4.22 Tanggapan reponden terhadap keinginan pihak farmasi
dalam membantu konsumennya ………... 145-145
(7)
4.23 Tanggapan reponden terhadap kecepatan petugas farmasi
dalam meracik obat……….. 146-146
4.24 Tanggapan reponden terhadap pemberian perhatian
secara individu kepada konsumen……….147-147
4.25 Tanggapan reponden terhadap cepat dan tanggapnya
instalasi farmasi pusat diagnostik dalam menerima kritik………... 148-148
4.26 Tanggapan reponden terhadap pelayanan yang ramah diberikan oleh petugas di
instalasi farmasi pusat diagnostik rumah sakit Immanuel ……… 149-149
4.27 Tanggapan responden terhadap pemahaman instalasi
farmasi pusat diagnostik akan keinginan konsumennya ………. 150-150
4.28 Tanggapan reponden terhadap pemberian obat – obatan
yang tepat dengan resep yang ditebus………151-151
4.29 Tanggapan reponden terhadap kesopanan petugas farmasi
dalam memberikan pelayanan ………. 152-152
4.30 Tanggapan reponden terhadap kenyamanan dan keamanan
di lingkungan instalasi farmasi ………..153-153
4.31 Tanggapan reponden terhadap jaminan obat – obatan asli
yang diberikan oleh pihak instalasi farmasi pusat diagnostik RSI……….154-154
4.32 Tanggapan reponden terhadap kesopanan dan kerapian busana
yang dikenakan petugas farmasi ……….. 155-155
4.33 Tingkat kepuasan reponden terhadap kebersihan dan kerapian
di instalasi farmasi di rumah sakit immnuel ………. 156-156
(8)
4.34 Tingkat kepuasan reponden terhadap kelengkapan
obat – obatan yang tersedia ………. 157-157
4.35 Tingkat kepuasan reponden terhadap keterjangkauan
harga obat – obatan ………. 158-158
4.36 Tingkat kepuasan reponden terhadap tempat tunggu yang memadai……159-159
4.37 Tingkat kepuasan reponden terhadap ketersediaan
fasilitas pendukung di tempat tunggu ……….. 160-160
4.38 Tingkat kepuasan reponden terhadap kecepatan menyediakan
obat - obatan yang akan ditebus………161-161
4.39 Tingkat kepuasan reponden terhadap kemampuan
petugas farmasi dalam mengenali obat – obatan ………..162-162
4.40 Tingkat kepuasan reponden terhadap kemampuan
petugas farmasi dalam memberikan alternatif obat pengganti…………..163-163
4.41 Tingkat kepuasan reponden terhadap kecepatan
petugas farmasi terhadap respon panggilan konsumen……….164-164
4.42 Tingkat kepuasan reponden terhadap ketanggapan
petugas farmasi terhadap tamu yang hadir ……….. 165-165
4.43 Tingkat kepuasan reponden terhadap kecepatan pihak farmasi dalam
menyelesaikan keluhan konsumen ………166-166
4.44 Tingkat kepuasan reponden terhadap kecepatan pihak farmasi dalam
menyelesaikan keluhan konsumen ………167-167
(9)
4.45 Tingkat kepuasan reponden terhadap kecepatan
petugas farmasi dalam meracik obat………. . 168-168
4.46 Tingkat kepuasan reponden terhadap pemberian perhatian
secara individu kepada konsumen……… 168-169
4.47 Tingkat kepuasan reponden terhadap cepat dan tanggapnya
instalasi farmasi pusat diagnostik dalam menerima kritik ………...169-169
4.48 Tingkat kepuasan reponden terhadap pelayanan yang ramah
diberikan oleh petugas di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI ………. 170-170
4.49 Tingkat kepuasan reponden terhadap pemahaman
instalasi farmasi pusat diagnostik akan keinginan konsumennya………..171-171
4.50 Tingkat kepuasan reponden terhadap pemberian obat – obatan
yang tepat dengan resep yang ditebus ……….. 172-172
4.51 Tingkat kepuasan reponden terhadap kesopanan petugas farmasi
dalam memberikan pelayanan ……….173-173
4.52 Tingkat kepuasan reponden terhadap kenyamanan
dan keamanan di lingkungan instalasi farmasi……….… 173-174
4.53 Tingkat kepuasan reponden terhadap jaminan obat – obatan asli
yang diberikan oleh pihak instalasi farmasi pusat diagnostik RSI ………174-174
4.54 Tingkat kepuasan reponden terhadap kesopanan
dan kerapian busana yang dikenakan petugas farmasi ………..175-175
4.55 Perhitungan rank spearman ……….. 176-178
4.56 Perhitungan angka kembar skor X dan Y ………..179-179
(10)
DAFTAR GAMBAR
1.1Skeman pemikiran ……….. 13
1.2Customer Perception of quality and customer satisfaction………. 63
1.3Kesenjangan Kualitas Pelayanan ………....66
1.4The Purchase process : Customer activities in selecting,
using and evaluating service………72
1.5Struktur organisasi instalasi farmasi pusat diagnostik RSI………..107
(11)
BAB I PENDAHULUAN 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, membuat kesadaran masyarakat
yang semakin meningkat dalam berbagai hal. Hal inilah yang akan menjadi faktor
pemicu bagi pemerintah dan dunia usaha untuk menggerakan iklim investasi
diberbagai bidang. Terbukanya iklim investasi tersebut terutama diprioritaskan pada
pembenahan bidang infrastruktur di sektor jasa. Disamping itu sektor jasa juga
berhasil menggairahkan produktivitas masyarakat dalam membangun sebuah roda
perekonomian.
Salah satu sektor jasa yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah adalah bidang
kesehatan masyarakat. Bidang ini merupakan bidang yang paling vital dan penting
karena menyangkut kesehatan dan perkembangan sebuah generasi di masa sekarang
maupun dimasa mendatang. Diantaranya pemerintah melalui departemen kesehatan
telah memberikan kesempatan seluas luasnya bagi dunia usaha untuk memberikan
jasa penyedia obat obatan seperti apotik ( farmasi ). Kesempatan ini diberikan melalui
kemudahan prasyarat dan birokrasi dalam mendirikan sebuah apotik. Kesehatan
sangat berharga bagi manusia dengan adanya kesehatan kita dapat melakukan
(12)
BAB I PENDAHULUAN 2
akhir akhir ini semakin banyak penyakit baik yang ringan atau yang berat
bermunculan, hal inilah yang membuat masyarakat menjadi semakin menjaga
kesehatan dengan baik, namun tentu saja masyarakat membutuhkan penyedia faktor
jasa seperti rumah sakit atau obat obatan apabila mereka mengalami suatu penyakit.
Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi tersebut membuat pihak
pengelola farmasi ataupun pihak rumah sakit memerlukan pencapaian kinerja yang
tertuang dalam pelaksanaan program bauran pemasaran yang dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen. Instalasi Farmasi atau apotik ini terletak di Rumah sakit
swasta Immanuel di Jl. Kopo no 161atau jalan peta no 102 Bandung merupakan
salah satu birokrasi atau pihak yang bergerak dibidang jasa khususnya dalam bidang
kesehatan, didalam sebuah rumah sakit terdiri atas berbagai macam bagian bagian
yang menangani segala masalah kesehatan yang terjadi oleh sebab itu untuk
memberikan kemudahan bagi sesorang yang berobat ke Rumah Sakit Immanuel maka
pihak Rumah sakit menyediakan juga jasa seperti mendirikan beberapa farmasi,
selain memiliki berbagai macam obat obatan yang lengkap, konsumen juga tidak
perlu keluar rumah sakit untuk membeli obat obatan yang dibutuhkan sehingga lebih
efektiv dan efisien.
Banyaknya penedia jasa kesehatan membuat sangat tinggi nya persaingan yang ada
sehingga apabila kepuasan dan pelayanan konsumen tidak dijaga maka akan mudah
kalah dalam persaingan tersebut. Hal inilah yang seharusnya diwaspadai karena
(13)
BAB I PENDAHULUAN 3
dibidang kesehatan, apalagi sekarang semakin banyak penyakit yang ada sehingga
pihak rumah sakit harus berusaha meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin agar
kepuasan konsumen terpenuhi. Apabila kepuasan konsumen tersebut telah terpenuhi
maka konsumen akan memeberikan penilaian yang positif dimana konsumen tidak
merasa segan untuk datang berobat apabila sedang mengalami masalah kesehatan.
Tidak hanya itu saja konsumen yang setia berobat ke rumah sakit akan
memberitahukan kepada calon konsumen lain untuk datang berobat kesana karena
pelayanan yang diberikan memuaskan ( word of mouth marketing ). Kesemuannya itu
pastilah saling berkaitan antara banyaknya konsumen yang berobat dengan
departemen farmasi, semakin banyak orang berobat tentu saja akan membuat semakin
banyak konsumen yang membutuhkan obat obatan untuk menyembuhkan penyakit.
Pihak farmasi juga harus menjaga kualitas pelayanan yang nantinya juga akan
memepengaruhi reputasi dan penilaian konsumen terhadap rumah sakit itu sendiri.
Seperti telah diketahui bahwa farmasi merupakan penyedia obat obatan
yang berguna untuk menyembuhkan penyakit. Farmasi dapat terletak dimana mana
baik itu perusahaan perseorangan maupun didalam rumah sakit, sebagai penyedia
obat obatan sebuah farmasi dapat dikategorikan bergerak di bidang jasa, banyak
penyedia obat obatan sehingga dapat memunculkan persaingan dimana semakin
lengkap dan baiknya pelayanan yang diberikan oleh sebuah farmasi maka akan dapat
(14)
BAB I PENDAHULUAN 4
farmasi di rumah sakit juga menyediakan bantuan jasa bagi konsumen di rumah sakit
tersebut untuk dapat mempermudah seseorang, atau keluarga yang membutuhkan
obat obatan tertentu.
Apabila seseorang mengalami suatu sakit penyakit dan melakukan
pemeriksaan di dalam rumah sakit pasti pihak rumah sakit akan menyediakan fasilitas
farmasi yang berguna agar seseorang yang sakit langsung dapat segera mendapatkan
obat obatan dengan segera tanpa harus melakukan penebusah resep di farmasi
lainnya, sehingga akan dapat lebih efektif dan efisien.
Tak terlepas dari tugas farmasi yang bergerak dibidang jasa, sebuah farmasi yang
bergerak di dalam penyediaan obat obatan harus dapat melakukan pelayanan sebaik
mungkin karena ini bersangkutan dengan kesehatan. Pelayanan tersebut dapat berupa
penyediaan obat - obatan yang lengkap, kemurahan dan pelayanan yang baik,
pengetahuan apoteker mengenai obat - obatan sehingga tidak memberikan obat
obatan yang salah, dll. Dengan adanya penetapan strategi yang tepat maka akan
didapatkan beberarapa keuntungan seperti:
1. citra atau image yang baik di mata masyarakat khususnya, konsumen yang
telah ada dan calon kunsumen
2. tingkat kepuasan konsumen yang meningkat terhadap pelayanan dan
kelengkapan obat obatan sehingga menimbulkan kepercayaan dan
(15)
BAB I PENDAHULUAN 5
3. adanya pengingkatan penjualan terhadap obat - obatan karena disamping
harga, kualitas layanan, serta kelengkapan dan pengetahuan apoteker akan
obat obatan akan membantu konsumen untuk lebih percaya dan lebih memilih
untuk melakukan pembelian di apotek tersebut
maka dengan alasan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang dimensi kualitas jasa dengan judul “Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa
Terhadap Kepuasan Konsumen di Instalasi farmasi Pusat Diagnostik Rumah Sakit Immanuel.”
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penilis mengemukakan
beberapa pokok permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor – faktor kualitas pelayanan apa saja yang diberikan
oleh farmasi di rumah sakit Immanuel
2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kepuasan kosumen
(pelanggan) yang diperoleh terhadap pelayanan yang diberikan oleh farmasi
di rumah sakit immanuel
3. Untuk mengetahui harapan yang diinginkan oleh konsumen (pelanggan)
(16)
BAB I PENDAHULUAN 6
1.3 Maksud dan tujuan penelitian
maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai kegiatan yang terjadi di Rumah sakit Immanuel khususnya di
bagian farmasi, sebagai bahan yang diperlukan dalam penulisan skripsi, yang berguna
sebagai syarat dalam menempuh sidang sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Adapun tujuan Penelitiannya adalah sebagai berikut
Sesuai dengan latar belakang dan masalah penilitian maka tujuan yang ingin dicapai
adalah :
1. Untuk meneliti faktor – faktor kualitas pelayanan apa saja yang diberikan oleh
instalasi farmasi di pusat diagnostik rumah sakit Immanuel
2. untuk mengukur seberapa besar hubungan antara kepuasan konsumen yang
diperoleh terhadap pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi di pusat
diagnostik rumah sakit immanuel
3. untuk menelaah harapan yang diinginkan oleh konsumen terhadap pelayanan
yang diberikan oleh instalasi farmasi di pusat diagnostik rumah sakit
(17)
BAB I PENDAHULUAN 7
1.4 Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah
• Penulis
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang kepuasan konsumen. Selain itu juga untuk menambah
pengetahuan peneliti dalam menerapkan teori-teori yang telah diterima dalam
perkuliahan dan bagaimana prakteknya dalam dunia bisnis.
• Bagi Pihak Rumah Sakit
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan masukan (input) yang
berguna bagi rumah sakit untuk mengembangkan kinerjanya dan meningkatkan
kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang di berikannya.
• Pihak Lain
Diharapkan hasil penelitian yang terbatas ini dapat dipergunakan sebagai bahan
informasi bagi semua pihak yang memerlukannya.
1.5 Kerangka pemikiran
Rumah sakit yang akan memenangkan pasar, adalah rumah sakit yang mampu
mengidentifikasikan dan memuaskan keinginan konsumennya. Bauran pemasaran
merupakan salah satu faktor penting guna mengetahui kriteria – kriteria apa saja yang
(18)
BAB I PENDAHULUAN 8
sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh pelanggan, sehingga akan mendapatkan
pelanggan yang lebih loyal dan lebih puas.
Didalam bauran pemasaran tersebut terdapat 2 faktor utama yang diperngaruhi
yaitu barang dan jasa, dimana disini penulis hanya akan menganalisis bagian jasa,
didalam jasa ada 3 faktor penentu dan 4 faktor pendukung, dimana ke 3 faktor
penentu yang mempengaruhi sektor jasa adalah : orang, bukti nyata, dan proses
sedangkan faktor pendukungnya adalah produk, harga, tempat, dan promosi
semuanya tersebut akan mempengaruhi di mensi kualitas jasa. Dalam bisnis jasa,
kualitas pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan kualitas
jasa yang dihasilkan. Menurut Parasuraman yang dikutip oleh Philip Kotler ( 2000,
edisi milenium, jilid 2, 499 ) ada lima penentu kualitas jasa. Kelimanya disajikan
secara berurutan berdasarkan nilai pentingnya menurut pelanggan :
a. Kehandalan (Reliability)
Adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengen segera,
akurat dan memuaskan.
b. Daya tanggap (Responsivennes)
Adalah keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan
pelayanan dengan tanggap.
c. Kepastian (Assurance)
Adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk
(19)
BAB I PENDAHULUAN 9
d. Empati (Empaty )
Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian
pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
e. Berwujud (Tangibles)
Adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi.
Kelima dimensi penentu kualitas jasa tersebut akan menentukan kinerja aktual
(perceived service). Sedangkan kepuasan konsumen dapat dicapai apabila kinerja
tersebut dapat menuhi atau bahkan mampu melebihi harapan konsumen terhadap jasa
yang ditawarkan. Dengan kata lain, kepuasan akan terjadi apabila jasa yang
diharapkan (expected service) sama dengan jasa yang secara nyata sudah didapat dan
dirasakan (perceived service).
Reaksi konsumen sangat penting karena sangat menentukan tingkat sukses
atau tidaknya suatu jasa di pasar. Makin banyak konsumen yang puas, makin besar
kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang sama di masa yang
akan datang sehingga otomatis volume penjualan akan meningkat. Secara umum
Philip Kotler dalam bukunya “ Marketing Management “ edisi milenium (2000:36)
kepuasan mendefinisikan kepuasan (satisfaction) sebagai berikut:
“ Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil, sesuatu produk dan harapannya ”.
(20)
BAB I PENDAHULUAN 10
Kepuasaan adalah fungsi antara harapan (expectation) atas produk yang di beli
dengan kinerja produk yang dirasakan (perceived performance) kinerja produk dapat
dinilai oleh konsumen setelah konsumen sudah merasakan pelayanan. Harapan
konsumen adalah suatu standar atau acuan atas kinerja dalam memberikan pelayanan,
dan sering diartikan sebagai apa yang konsumen percayai atau akan terjadi (should or
will happen).Pendapat Kotler tersebut dapat di formulasikan dalam bentuk
Customer Satisfaction = F ( Expectation , Perceived Performance )
Atau sama dengan S = F( E, P )
Atas dasar persamaan diatas Kotler menyimpulkan
• Jika harapan konsumen lebih tinggi dari kinerja produk yang dirasakan (Expectation>Perceived), maka konsumen merasa tidak puas.
• Jika harapan konsumen sama dengan kinerja produk yang dirasakan (Expectation=Perceived),maka konsumen merasa puas.
• Jika harapan konsumen lebih rendah dari kinerja produk yang dirasakan (Expectation<Perceived), maka konsumen merasa sangat puas.
Ketidak puasan konsumen akibat lebih tingginya harapan konsumen daripada kinerja
pelayan yang dirasakan dapat mengakibatkan timbulnya citra negative bagi rumah
sakit. Hilangnya minat konsumen terhadap penyedia produk tersebut (berhenti
melakukan pembelian) dan sangat mungkin akan menghacurkan usaha yang baik
yang dilakukan pihak rumah sakit. Sebaliknya, jika pelayanan yang diterima lebih
(21)
BAB I PENDAHULUAN 11
citra positif, kepercayaan konsumen, konsumen cenderung dapat melakukan
pembelian ulang di masa yang akan datang, dan terdapat kemungkinan bahwa
konsumen merekomendasikannya kepada calon konsumen lainnya.
Dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya. Maka konsumen akan
memilih pada rumah sakit yang akan memberikan nilai terbaik. Konsumen akan
memilih pada rumah sakit yang dapat memberikan nilai lebih kepadanya
dibandingkan dengan rumah sakit lainnya. Puas atau tidak nya suatu konsumen selain
dari kualitas barang yang akan di jual tergantung juga dari pelayanan yang di berikan
oleh penyedia jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya seorang
konsumen akan lebih memilih rumah sakit yang dapat memberikan kepuasan
tertinggi. Derajat kepuasan disini di tentukan oleh hasil dari selisih antara apa saja
yang di harapkan konsumen dari produk atau jasa tersebut. Jika produk sesuai dengan
apa yang diharapkan, pelanggan akan terpuaskan, jika produk melebihi yang
diharapkan pelanggan akan menjadi sangat puas dan jika produk kurang dari yang
diharapkan maka akan terjadi ketidak puasan.
Kepuasan konsumen merupakan tujuan dan alat dari defisi pemasaran, tetapi bukan
tujuan pertama.
Kualitas pelayanan yang dinilai baik oleh konsumennya akan memberikan
dampak positif yang berjangka panjang bagi perusahaan dampak positive tersebut
dapat menimbulkan word of mouth communication yang positif dimana konsumen
(22)
BAB I PENDAHULUAN 12
sebarkan kepada kerabat maupun orang lain. Apabila aspek kulaitas pelayanan
tersebut dilupakan atau bahkan sengaja dilupakan, maka dalam waktu yang tidak
terlalu lama maka konsumen (pelanggan) akan lari ke pesaing lainnya serta dapat
memunculkan word of mouth communication yang negatif, maka hal tersebut akan
mempengaruhi profit yang didapat. Adapun Di bawah ini adalah kerangka pemikiran
(23)
BAB I PENDAHULUAN 13
Bauran Pemasaran
Barang Jasa
product price place promotion People Pshychal evidance Proces
Dimensi kualitas jasa
Tangible Reliability Emphaty Responsiveness Assurance
Tanggapan konsumen antara harapan dengan
kenyataan
E=P Konsumen sangat puas Konsumen puas
E < P
Konsumen tidak puas E>P
Beralih kepesaing Word of mouth
communication Yang positif
Word of mouth communication
yang negatif Loyalitas konsumen
Profit meningkat
Menurunnya loyalitas konsumen serta
pfrofit yang didapat Keterangan :
= yang tidak diteliti = yang diteliti
(24)
BAB I PENDAHULUAN 14
1.6Hipotesis
Berdasarkan atas uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan hipotesis,
yaitu “ Ada pengaruh antara dimensi kualitas jasa terhadap kepuasan konsumen di
farmasi rumah sakit Immanuel. “
1.7Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen di departemen
farmasi RS. Immanuel, Jl. Kopo no: 161 Bandung. Sample dalam penelitian ini
adalah sebagian dari populasi dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu
pengambilan sample secara tidak acak berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang dimaksud adalah sample dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa
responden sudah pernah merasakan pelayanan dari RS. Immanuel sebelumnya. Untuk
menentukan jumlah sample minimal yang dipergunakan dalam penelitian ini penulis
menggunakan rumus
2 2
d ) 1 ( 2
1 Z
n α ×π −π
⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ≥
Dimana n : ukuran sample minimal yang diperlukan α: derajat kepercayaan (95%)
d : Kekeliruan maksimal (10%) π : Proporsi (0,5)
(25)
BAB I PENDAHULUAN 15 96 96,04 n 25 3,8416 n ) 10 , 0 ( ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 (1,96)
n 2 2
≈ ≥ × ≥ − × × ≥
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sample yang diambil berjumlah 96 orang
tetapi untuk memudahkan perhitungan dalam menganalisa hasil kuisioner maka
penulis mengambil data dari 100 orang konsumen departemen instalasi farmasi pusat
diagnostik di RS Immanuel Bandung.
1.8Metodologi penelitian 1.8.1 Metode penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey, metode survey menurut Moh Nazir adalah penyelidikan
yang diadakan untuk memeperoleh faktor – faktor dan gejala – gejala yang
ada dan mencari keterangan – keterangan factual, baik tentang institusi
social, ekonomi, politik, dari suatu suatu kelompok atau suatu daerah.
Sedangkan Masri Singaribun, Metode penelitian survey,1st edition (Jakarta
“LP 3 ES”), 1989, p3. merumuskan metode survey sebagai penelitian yang
mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai
(26)
BAB I PENDAHULUAN 16
1.8.2 Definisi Variabel
Penulis akan menggunakan beberapa variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, yaitu kepuasan konsumen dan atribut yang terkandung
didalam kualitas jasa. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kulitas
layanan, dimana kualitas layanan tersebut terdapat 2 unsur yang
mempengaruhi, unsur tersebut adalah kulaitas layanan yang diterima oleh
konsumen (kenyataan) dan kulitas pelayanan yang diberikan. Adapun
beberapa variabel yang akan diukur yaitu :
a. varibel bebas ( Varibel X )
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas,
dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menempatkan kualitas
pelayanan sebagai varibel bebas, dimana kulitas pelayanan mempunyai
dimensi – dimensi : Tangible (berwujud), Reliability (kehandalan),
Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Emphaty
(empati).
b. variabel tidak bebas ( Variabel Y )
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang menjadi
varibel tidak bebas , dalam penelitian ini penulis berusaha untuk
menempatkan kepuasan konsumen dimana kepuasan konsumen sangat
(27)
BAB I PENDAHULUAN 17
kualitas pelayanan yang diberikan terhadap RS. Immanuel bagian instalasi
(28)
BAB I PENDAHULUAN 18
1.8.3 Operasional variabel Varibel Konsep
variabel Sub variabel Indikator Ukuran Skala
Atrribute service Quality
Variabel (X)
ciri atau sifat pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat Tangible (Berwujud)
1.Kebersihan dan kerapian instalasi farmasi di pusat diagnostik RS. Immanuel
2.Kelengkapan
Ketersediaan obat obatan
3.Harga obat obatan realtif terjangkau
4.Ketersediaan tempat tunggu
5.Ketersediaan fasilitas pendukung ditempat tunggu (TV, toilet, kursi)
1. Tingkat kebersihan & kerapian instalasi farmasi di pusat diagnostik RS Immanuel 2. Tingkat kelengkapan ketersediaan obat obatan
3. Tingkat harga obat obatan 4. Tingkat ketersediaan tempat tunggu 5. Tingkat ketersediaan fasilitas pendukung Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(29)
BAB I PENDAHULUAN 19
Reliability (Kehandalan)
1. Kecepatan dalam menyediakan obat obatan yang akan ditebus
2. Kemampuan
apoteker didalam mengenali jenis obat - obatan
3. Kemampuan instalasi farmasi dalam memberikan
alternative obat pengganti
4. Kecepatan respon petugas farmasi
terhadap panggilan
1. Tingkat kecepatan dalam menyediakan obat
2. Tingkat kemampuan apoteker dalam mengenali obat - obatan
3. Tingkat pemberian obat pengganti
4. Tingkat kecepatan respon petugas farmasi terhadap panggilan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
(30)
BAB I PENDAHULUAN 20 Responsivene ss (ketanggapan ) Emphaty (empati) 1. Ketanggapan petugas farmasi pada tamu yang hadir 2. Kecepatan pelayanan petugas farmasi dalam membantu menyelesaikan keluhan
3. keinginan untuk membantu
konsumen
4. Kecepatan dalam pelayanan meracik obat
1. Pemberian perhatian secara individu kepada pelanggan
2. Keseriusan dalam menerima kritik 3. Keramahan terhadap
konsumen dalam memberikan
pelayanan
4. inisiatif petugas
1. Tingkat ketanggapan petugas farmasi pada tamu yang hadir
2. Tingkat kecepatan pelayanan yang diberikan dalam menyelesaikan keluhan
3. Tingkat keinginan petugas farmasi untuk membantu konsumen
4. Tingkat kecepatan dalam meracik obat
1. Tingkat pemberian perhatian secara individu kepada pelanggan
2. Tingkat keseriusan dlm menerima kritik 3. Tingkat keramahan
terhadap konsumen dalam pelayanan
4. Tingkat kepahaman Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(31)
BAB I PENDAHULUAN 21
Assurance (Keyakinan)
farmasi dalam memahami keinginan dan kebutuhan konsumen
1. Jaminan akan penggunaan obat obatan yang tepat
2. kesopanan petugas farmasi terhadap konsumen
3. Kenyamanan dan keamanan didalam lingkungan instalasi farmasi di pusat diagnostik
4. Kesopanan busana yang dikenakan apoteker
petugas farmasi atas keinginan
konsumennya
1. Tingkat jaminan yang diberikan dalam menggunakan obat obatan yg diberikan
2. Tingkat kesopanan petugas farmasi terhadap konsumen 3. Tingkat kenyamanan
di dalam lingkuangan instalasi farmasi di pusat diagnostik
4. Tingkat kesopanan busana yang dikenakan apoteker
Ordinal
Ordinal
Ordinal
(32)
BAB I PENDAHULUAN 22 Kepuasan konsumen Varibel (Y) Tingkat perasaan seseorang setelah membandingk an hasil yang dirasakan dengan harapannya 1. Pembelian ulang Menolak produk lain
1. Kesediaan konsumen dalam memilih
2. kesediaan konsumen untuk membeli obat obatan
3. kesediaan konsumen untuk menggunakan kembali pelayanan farmasi
4. kesediaan konsumen untuk membeli produk yang sama
1. konsumen membeli produk lain diluar produk di instalasi farmasi di pusat diagnostik R.S Immanuel
2. konsumen tetap loyal terhadap penggunaan jasa serta produk
3. konsumen tidak tertarik terhadap farmasi lainnya
1. Tingkat kesediaan konsumen dalam memilih
2. Tingkat kesediaan kosumen untuk membeli obat obatan 3. Tingkat kesediaan
konsumen untuk menggunakan
kembali pelayanan farmasi
4. tingkat konsumen untuk membeli produk yang sama
1. Tingkat pembelian produk lain diluar produk instalasi farmasi di pusat diagnostik RS Imannuel
2. Tingkat kesetiaan lonsumen terhadap pengunaan jasa dan produk
3. Tingkat ketatertarikan konsumen terhadap farmasi lainnya Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(33)
BAB I PENDAHULUAN 23
Promosi dari mulut ke mulut
4. konsumen merasa puas terhadap fasilitas yang ada 5. pasien menebus resep
di instalasi farmasi di pusat diagnostik RS Immanuel
1. memberikan
informasi farmasi terhadap orang lain 2. memberikan
informasi mengenai kelengkapan obat -
obatan yang disediakan instalasi farmasi
3. memberikan
informasi mengenai harga obat – obatan 4. memberikan informasi mengenai kecepatan pelayanan 5. memberikan informasi mengenai kesesuaian antara resep dengan obat yang akan ditebus
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap fasilitas yang ada 5. Tingkat pasien dalam
menebus resep di instalasi farmasi di pusat diagnostik RS Immanuel
1. Tingkat pemberian informasi kepada orang lain
2. Tingkat pemberian informasi mengenai kelengkapan obat obatan
3. Tingkat pemberian informasi mengenai harga obat – obatan 4. Tingkat pemberian
informasi tentang kecepatan pelayanan 5. Tingkat pemberian
informasi mengenai kesesuian obat dengan resep yang ditebus Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(34)
BAB I PENDAHULUAN 24 Akan selalu membeli dan menjadi pelanggan tetap
1. konsumen akan mengajak kerabat dan teman
2. konsumen merasa percaya dan aman dalam
mengkonsumsi obat
3. konsumen akan memprioritaskan ke instalasi farmasi di pusat diagnostik RS Immanuel
4. Konsumen merasa sesuai serta cocok dengan jasa instalasi farmasi di pusat diagnostik R.S imannuel
1. tingkat keinginan konsumen untuk mengajak kerabat atau teman
2. tingkat konsumen merasa percaya dan
aman dalam menkonsumsi obat
3. tingkat prioritas konsumen dalam membeli obat di instalasi farmasi di pusat diagnostik RS. Immanuel
4. tingkat kesesuaian dan kecocokan konsumen terhadap pelayanan instalasi farmasi di pusat diagnsotik RS immanuel Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(35)
BAB I PENDAHULUAN 25
1.8.4 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan keadaan yang
dibantu dengan statisika untuk penentu sample, menguji hipotesis,
mengolah dan menganalisis data.
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad, Msc, Ed, pengantar penelitian
ilmiah dasar metode dan teknik, edisi ke -7, Bandung h 139-141
“suatu jenis penelitian yang menerapkan data yang diperoleh (misal
gambaran tentang situasi dan keadaan yang sedang berlangsung , sikap
yang tampak, dsb) sebagaimana adanya, yang kemudian dijelaskan dan
dianalisa sehingga akhirnya dapat disusun beberapa kesimpulan”
1.8.5 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Kuisioner
Kuisioner adalah sebuah serangkaian pertanyaan yang secara langsung
berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis
2. Library research
Untuk menunjang penelitian yang dilakukan penulis melakukan
penelitian kepustakaan yaitu dengan mendapat sumber bacaan lain
(36)
BAB I PENDAHULUAN 26
1.8.6 Metode analisis data a. Metode kualitatif
Metode ini merupakan sebuat metode analisis yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik. Metode statistik yang
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti
adalah analisis korelasi Rank Spearman, yang merupakan uji statistik
non parametric bagi variabel yang ber skala ordinal.
Untuk menghitung tingkat asosiasi antara ke dua variabel dalam
penelitian, yang dinyatakan dalam koefisien Rank Spearman maka
pengolahan data yang diperoleh secara kuantitatif dari kuisioner yang
dijawab diberi bobot berdasarkan skala likert. Kemudian skor dari
masing – masing responden dihitung berdasarkan n total jumlah dari
jawaban yang telah diberi bobot, lalu dikelompokkan kedalam 2
golongan yaitu skor x dan skor y, setelah dikelompokkan maka
dilakukan perankingan berdasarkan jumlah skor tersebut. Sedangkan
untuk melihat tingkat hubungan dengan menggunakan Rank Spearman,
karena skala yang diperoleh bersifat ordinal, mengikuti rumus sebagai
berikut :
N
N
d
6
1
s
3N 1 t
2 i
r
−
−
=
∑
=dimana :
(37)
BAB I PENDAHULUAN 27 sampel jumlah N i ke yang y rank dan rank x selisish spearman korelasi koefisien i s
d
r
= = =Jika terdapat ranking berangka sama ( rank kembar ) untuk ke dua variabel ( baik x maupun y ) maka diguanakan faktor koreksi T yaitu dengan rumus :
12
t
t
3T
=
−
t = banyak observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu
Kalau jumlah kuadrat dikoreksi sehubungan dengan angka sama, maka terjadilah
∑
∑
= − − T12 N N3
2
x
Dimana
∑
menunjukkan jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlain lainan yang memiliki observasi berangka sama.T
Kalau terdapat jumlah besar angka sama, maka menggunakan rumus perhitungan
r
s
:∑
∑
∑
+∑ ∑
− = 2 2 2 y 2 d y s.
x
x
2 i2r
(38)
BAB I PENDAHULUAN 28
Dengan nilai
∑
x
2 dan∑
y2 masing – masing :∑
∑
= − − T12 N N3
2
x
∑
= − −∑
T12 N N3
2
y
Keterangan :
T : Faktor korelasi n : banyaknya data
∑
Tx : Faktor korelasi variabel x ( kualitas pelayanan )∑
Ty : Faktor korelasi variabel y ( kepuasan konsumen )Dari hasil perhitungan diatas, maka didapat nilai
r
s
bergerak antara +1 – (-1) atau dirumuskan sebagai +1≤r
s ≤−1, dengan ketentuan sebagai berikut :a. apabila
r
s
=0 atau mendekati 0, maka hubungan antara ke 2 variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekalib. apabila
r
s
=+1 atau mendekati +1, maka hubungan antara ke 2 variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubunganyang sangat positif
c. apabila
r
s
= - 1 atau mendekati - 1, maka hubungan antara ke 2 variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan(39)
BAB I PENDAHULUAN 29
karena sampel yang digunakan kira – kira sebanyak 100 orang, yang
termasuk sampel besar (N>10), maka signifikansi suatu
r
s
yang dihasilkan dibawah hipotesis 0 dapat diuji dengan pengujian 2 arah (tingkat signifikansi = 5%) dengan menggunakan rumus pendistribusian
student`s dengan nilai db = N-2 (Sidney Siegel :1994:263). Dengan
demikian kemungkinan yang berkaitan dibawah dengan harga
sembarang harga yang ekstrim harga
0
H
s
r
observasi dapat ditentukan dengan menghitung t yang berkaitan dengan harga itu, menggunakanrumus : 2 hitung
s
-1
2
-N
s
r
t
=
r
Keterangan :
(t) : uji signifikan koefisien korelasi dengan derajat kebebasan dk = n-2
r
s : koefisien korelasi rank spearman n : banyaknya sampelKriteria
• atau ditolak
0 tabel
hitung tabel
hitung
t
t
t
berarti
H
t
<
>
• jika- atau- makaH diterima
0 tabel
hitung hitung
tabel
-t
(40)
BAB I PENDAHULUAN 30
Table 1.2
Batas-batas Nilai Korelasi Menurut Champion
Koefisien korelasi (+/-)
Rs Interprestasi
+ 0.10 – 0.25 + 0.26 – 0.50 + 0.51 – 0.75 + 0.76 – 1.00
Tidak ada korelasi/korelasi lemah Korelasi cukup lemah
Korelasi cukup kuat
Korelasi kuat menuju sempurna
Sumber Dean J.Cahmpion,Basic Statistic for Social Research,(1981:302)
Untuk menguji apakah korelasi antara variabel bebas dan variabel tidak
bebas , penulis hanya akan membandingkan T hitung dengan T tabel.
Selanjutnya hipotesis yang telah dikemukakan dapat dijabarkan kedalam
hipotesis sebagai berikut:
Immanuel sakit rumah diagnostik pusat farmasi instalasi di konsumen kepuasan terhadap jasa kualitas dimensi antara hubungan Terdapat H Immanuel sakit rumah diagnostik pusat farmasi instalasi di konsumen kepuasan terhadap jasa kualitas dimensi antara hubungan ada Tidak H 1 0 = =
Untuk mengetahui lebih jelas tingkat keeratan antara dua variabel (nilai
s
(41)
BAB I PENDAHULUAN 31
Tabel 1.3
Interval koefisien Tingkat hubungan
Kurang dari 0,2 Rendah sekali Antara 0,2 - < 0,4 Rendah tapi pasti Antara 0,4 - < 0,7 Cukup berarti Antara 0,7 - < 0,9 Tinggi atau kuat
Lebih dari 0,90 Sangat tinggi atau dapat diandalkan
Analisis koefisien determinasi
seanjutnya untuk mengetahui besarnya peranan variabel x ( kualitas
pelayanan ) dalam meningkatkan variabel y ( kepuasan konsumen ),
maka digunakan koefisien determinasi ( Kd ) dengan rumus
% 100 d
2
s
K
=r
×dimana :
Kd : koefisien detreminasi (r) : koefisien korelasi
b. Metode kualitatif
setelah menggunakan metode statistik, penulis juga akan
memuat tabel - tabel mengenai pendapat konsumen terhadap pertanyaan –
(42)
BAB I PENDAHULUAN 32
presentase sederhana dengen menggunakan distribusi frekuensi akan
disajikan untuk melihat kecenderungan responden terhadap setiap
pertanyaan pada tabel – tabel tersebut. Untuk keperluan analisis ini
penulis mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari
kuisioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan
berdasarkan skala likert, yaitu
Tabel 1.4
Skala Penilaian Jawaban Angket
Kualitas pelayanan Kepuasan konsumen Kode Alternatif jawaban Bobot Kode Alternatif jawaban Bobot
SS Sangat setuju 5 SP Sangat puas 5
S Setuju 4 P Puas 4
K S Kurang setuju 3 CP Cukup puas 3 TS Tidak setuju 2 KP Kurang puas 2 STS Sangat tidak setuju 1 TP Tidak puas 1
(43)
BAB I PENDAHULUAN 33
1.9Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk mempermudah pembaca dalam memahami
tugas akhir ini. Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis,
populasi dan sampling, metodologi penelilitan, definisi variabel,
operasional variabel, sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan teori – teori yang dapat menunjang dalam melakukan
pengumpulan data, pengolahan data, hingga pada saat melakukan
analisa maupun pemecahan masalah yang ada
BAB III : SEJARAH PERUSAHAAN
Berisikan sejarah mengenai asal mula perusahaan berdiri, dimana
didalamnya juga akan terdapat fasilitas – fasilitas yang tersedia untuk
menunjang berjalannya perusahaan tersebut.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisikan data – data yang berhasil dikumpulkan penulis dan langkah
pengolahan data yang dilakukan penulis agar diperoleh informasi
(44)
BAB I PENDAHULUAN 34
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan dan saran
yang diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam
(45)
BAB I PENDAHULUAN 35
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah ……… 1-4 1.2 Identifikasi masalah ……….. 4-4 1.3 Maksud dan tujuan penelitian ………... 4-5 1.4 Kegunaan penelitian ………. …… 5-5 1.5 Kerangka pemikiran ………... 6-10 1.6 Hipotesis ………11-11 1.7 Populasi dan sampling ……….. 11-12 1.8 Metodologi penelitian
1.8.1 Metode penelitian ………. 12-12 1.8.2 Definisi variabel ………... 12-13 1.8.3 Operasional variabel ……….. 14-20 1.8.4 Jenis penelitian ………. 21-21 1.8.5 Teknik pengumpulan data ……… 21-21 1.8.6 Metode analisis data ……….. 21-27 1.9 Sistematika penulisan ………. 28-28
(46)
BAB I PENDAHULUAN 36
PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI INSTALASI FARMASI PUSAT DIAGNOSTIK RUMAH
SAKIT IMMANUEL LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Guna Mencapai Gelar Strata 1 (S-1)
Jurusan Ekonomi Fakultas Manajemen Universitas Kristen Maranatha
Disusun oleh : ALBERT SUGIARTO
NRP :0152215
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG 2006
(47)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 183
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di instalasi farmasi pusat diagnostik sejak
dilakukan pengumpulan data hingga pembahasan maka penulis menarik beberapa
kesimpulan mengenai dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen adalah
sebagai berikut:
1. dari hasil kuesioner mengenai pengaruh dimensi kualitas jasa terhadap
kepuasan konsumen, diperoleh data tentang profil responden bahwa 74 orang
atau 74 % responden berjenis kelamin wanita, 26 orang atau 26 % berjenis
kelamin pria, kebanyakan responden berstatus menikah dengan jumlah 69
orang atau 69 % ,dan 31 orang atau 31 % belum menikah. Responden yang
berusia 15 – 20 tahun adalah sebesar 5 orang atau 5 %, 21-25 tahun sebesar
32 orang atau 32 %, 26 – 30 sebesar 42 orang atau 42 %, yang lebih dari 30
tahun 21 orang atau 31 %. Komposisi pendapatan perbulan dari responden
yang memiliki pendapatan kurang dari 2 juta rupiah ada 19 orang atau 19 %,
antara 2 sampai 4 juta 48 orang atau 48 %, antara 4 sampai 6 juta ada 25
orang atau 25 %, dan yang memiliki pendapatan sebesar lebih dari 6 juta ada 8
orang atau 8 %, para responden memiliki beberapa profesi pekerjaan yaitu
sebagai pegawai negri ada 5 orang atau 5 %, wiraswasta 16 orang atau 16 %,
TNI/ABRI 1 orang atau 1 %, mahasiswa 13 orang atau 13 %, karyawan
(48)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 184
swasta 34 orang atau 34 %, dan sebagai ibu rumah tangga ada 31 orang atau
31 %. Adapun frekuensi reponden datang ke rumah sakit dalam sebulan yaitu
40 orang setidak nya sekali sebulan mengunjungi rumah sakit Immanuel, 1
orang atau 1 % orang datang 2 kali sebulan, 1 orang 3 kali sebulan, dan 58
orang atau 58 % reponden tidak tentu. Alasan utama reponden membeli obat
di instalasi farmasi pusat diagnostik rumah sakit Immanuel yaitu sebesar 2
orang reponden atau 2 % menyatakan bahwa obat di instalasi farmasi lebih
murah, 68 orang atau 68 % menyatakan bahwa lebih praktis dan mudah
didapat, 6 orang atau 6 % menyatakan lengkap dan berkualitas, 6 orang atau
6 % menyatakan akan terjaminnya keaslian obat – obatan yang diberikan,
sedangkan 2 orang atau 2 % memiliki alasannya sendiri, ada 62 orang atau 62
% menyatakan bahwa mereka pernah datang ke instalasi farmasi pusat
diagnostic rumah sakit Immanuel sebelumnya, 38 orang atau 38 %belum
pernah datang ke instalasi farmasi pusat diagnostik rumah sakit Immanuel
sebelumnya, selanjutnya adalah jarak rumah dengan lokasi rumah sakit 8
orang atau 8 % memiliki jarak rumah dengan lokasi rumah sakit kurang dari 2
km, 24 orang atau 24 % berjarak 2 sampai 4 km, 32 orang atau 32 % berjarak
4 sampai 6 km, dan 36 orang atau 36 % berjarak lebih dari 6 km. Dan 89
orang atau 89 % pengunjung di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI
membeli obat berdasarkan atas resep dokter di RSI sedangkan 11 orang atau
11 % datang membeli obat berdasarkan atas resep dari dokter atau rumah sakit
diluar RSI.
(49)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 185
2. Tanggapan ekspektasi responden terhadap kepuasan mutu pelayanan di
instalasi farmasi pusat diagnostik RSI.maka tanggapan sekitar 64 orang (64%)
menyatakan setuju akan kebersihan dan kerapian di instalasi farmasi di rumah
sakit immnuel yang baik, 52 orang atau 52 % menyatakan setuju apabila di
instalasi farmasi menyediakan obat obatan yang lengkap, 54 orang atau 54 %
menyatakan bahwa harga obat – obatan di Instalasi farmasi pusat diagnostik
RSI terjangkau, 64 orang atau 64 % responden setuju apabila tempat tunggu
yang disediakan oleh RSI memadai, 60 orang atau 60 % menyatakan setuju
apabila diruang tunggu disediakan fasilitas pendukung seperti TV, toilet,
tempat duduk, majalah atau Koran. 55 orang atau 55 % reponden setuju
apabila penebusan obat – obatan berlangsung cepat, 52 orang atau 52 %
responden setuju apabila petugas farmasi mengenali obat – obatan, 41 orang
atau 41 % setuju apabila tidak ada obat yang sesuai dengan resep untuk
digantikan dengan obat yang lain, 63 orang atau 63 % responden menyatakan
setuju apabila petugas farmasi tanggap akan respon panggilan, 61 orang atau
61 % setuju bahwa petugas farmasi tanggap akan tamu yang hadir, 63 orang
atau 63 % menatakan setuju apabila pihak farmasi cepat dan tanggap dalam
menangani keluhan konsumen, 60 orang atau 60 % responden menyatakan
setuju apabila pihak farmasi berkeinginan untuk membantu konsumennya
yang sedang mengalami kesulitan, 51 orang atau 51 % menyatakan setuju
apabila petugas farmasi cepat dalam meracik obat – obatan yang ditebus, 54
orang setuju apabila petugas farmasi melakukan perhatian secara individu
(50)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 186
terhadap konsumennya. 65 orang menyatakan setuju apabila pihak farmasi
cepat dan tanggap dalam menerima kritik, 61 orang setuju apabila pelayanan
yang diberikan ramah, 69 orang setuju apabila pihak instalasi paham akan
keinginan konsumennya, 54 orang setuju apabila obat yang ditebus sama
dengan resep yang diberikan, 54 orang setuju apabila pihak farmasi sopan
dalam memberikan pelayanan, 57 orang setuju apabila lingkungan farmasi
aman dan nyaman, 51 orang setuju apabila ada jaminan obat yang asli yang
diberikan, 65 orang menyatakan setuju apabila busana yang dikenakan oleh
petugas farmasi sopan dan rapi.
3. tanggapan responden tentang kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh insalasi farmasi pusat diagnostik RSI terhadap : 64 orang
menyatakan puas akan kebersihan dan kerapian instalasi farmasi pusat
diagnostic RSI, 59 orang puas akan ketersediaan obat – obatan yang lengkap,
38 orang puas akan harga obat – obatan yang terjangkau, akan tetapi ada juga
yang merasa cukup puas dan tidak puas. 71 orang puas akan tempat tunggu
yang memadai, 64 orang puas akan fasilitas pendukung yang di sediakan
ditempat tunggu, 50 orang puas akan kecepatan dalam menebus obat, 64
orang puas terhadap kemampuan petugas farmasi dalam mengenali obat –
obatan, 55 orang puas terhadap petugas farmasi yang tidak memberikan obat
pengganti apabila tidak ada obat tersebut, 66 orang puas akan cepat dan
tanggap dalam respon panggilan yang dilakukan konsumen terhadap petugas
farmasi, 65 orang puas terhadap ketanggapan petugas terhadap tamu yang
(51)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 187
hadir, 60 orang puas apabila pihak instalasi farmasi dalam menyelesaikan
keluhan konsumen, 61 orang puas ketika pihak farmasi cepat dalam
menyelesaikan keluhan konsumen, 54 orang puas akan kecepatan pihak
farmasi dalam meracik obat, 58 orang puas akan perhatian individu yang
diberikan pihak instalasi farmasi, 58 orang puas akan kecepatan dan
ketanggapan instalasi farmasi pusat diagnostik RSI dalam menerima kritik, 65
orang puas akan keramahan yang diberikan oleh petugas farmasi, 70 orang
puas akan pemahaman petugas akan keinginan konsumennya, 66 orang puas
akan pemberian obat – obatan yang sesuai dengan resep, 70 orang puas akan
kesopanan petugas farmasi dalam melakukan pelayanan, 70 orang puas akan
lingkungan yang aman dan nyaman di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI,
67 orang puas akan pemberian obat – obatan yang asli, 71 orang puas akan
busana yang dikenakan petugas farmasi sopan dan rapi
4. setelah diperoleh data – data penyebaran kuesioner kemudian data – data
dianlisis untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara dimensi
kualitas jasa terhadap kepuasan konsumen, dengan menggunakan metode –
metode :
a. metode Rank Spearman, dari metode ini diperoleh korelasi Rank
Spearman adalah 0,5108, sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara variabel X ( dimensi kualitas jasa) dan varibel Y (kepuasan
pelanggan ) korelasi cukup kuat , karena 0,5108 berada pada + 0.51 –
0.75, menjelaskan bahwa dimensi kualitas jasa mempunyai hubungan
(52)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 188
yang cukup kuat dalam mempengaruhi kulitas pelayanan diinstalasi
farmasi pusat diagnostik RSI
b. uji signifikansi dan uji hipotesis dari hasil pengujian ini diperoleh
sebesar 5,869 dan 1,645, maka = 5,689 > =
1,645 sehingga ditolak dan diterima, hal ini berarti bahwa ada
hubungan antara varibel X (dimensi kualitas jasa) dengan variabel Y (
kepuasan konsumen ) hitung
t
ttabelt
hitung ttabel0
H
1 H
c. Analisis kepuasan determinasi, dari metode ini diperoleh koefisien
determinasinya 26 %. Sehingga dengan di dapatnya nilai koefisien
determinasi tersebut maka diketahui bahwa dimensi kualitas jasa yang
diberikan terhadap kepuasan konsumen di Instalasi Farmasi Pusat
Diagnostik adalah sebesar 26 % sisanya merupakan pengaruh lain
yang mempengaruhi kepuasan yang diterima oleh konsumen. Dapat
dari pelayanan dokter, dan pelayanan keseluruhan Rumah Sakit yang
disediakan di Rumah Sakit Imannuel.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya penulis mencoba memberikan saran – saran sebagai
masukkan untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak instalasi farmasi pusat diagnostik RSI
(53)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 189
baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Semoga saran – saran ini
dapat bermanfaat dan berguna sehingga instalasi farmasi pusat diagnostik RSI
dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi konsumennya. Adapun saran – saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. walaupun secara keseluruhan pelayanan yang diberikan membuat puas
konsumen akan tetapi masih ada sebagian konsumen masih kurang puas akan
faktor biaya yang dianggap masih menjadi salah satu faktor utama konsumen
dalam membeli obat – obatan, selain itu ada juga konsumen yang kurang puas
akan kecepatan pihak farmasi dalam meracik obat sehingga konsumen merasa
kurang puas akan pelayanan tersebut
2. kepuasan dan keinginan konsumen bersifat dinamis dimana dapat naik dan
turun, karena itu pelayanan yang diberikan perlu dipertahankan oleh karena
itu maka sebaiknya diadakan penelitian yang berkala yang dilakukan oleh
instalasi farmasi pusat diagnostik RSI untuk mengetahui sejauh mana
konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan
3. Pemberian fasilitas pendukung di tempat tunggu seperti televisi ataupun
majalah sehingga konsumen tidak merasa jenuh untuk menunggu penebusan
resep, karena ada sebagian kecil konsumen yang merasa kurang puas terhadap
fasilitas pendukung tersebut
4. Agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan pihak
instalasi farmasi pusat diagnostik RSI harus melakukan pemilihan pegawai –
pegawai yang unggul dalam memberikan pelayanan yang sopan dan ramah
(54)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 190
yang di tempatkan dibaris depan dalam menangani konsumen, sehingga
konsumen merasa puas terhadap pelayanan tersebut
(1)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 185
2. Tanggapan ekspektasi responden terhadap kepuasan mutu pelayanan di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI.maka tanggapan sekitar 64 orang (64%) menyatakan setuju akan kebersihan dan kerapian di instalasi farmasi di rumah sakit immnuel yang baik, 52 orang atau 52 % menyatakan setuju apabila di instalasi farmasi menyediakan obat obatan yang lengkap, 54 orang atau 54 % menyatakan bahwa harga obat – obatan di Instalasi farmasi pusat diagnostik RSI terjangkau, 64 orang atau 64 % responden setuju apabila tempat tunggu yang disediakan oleh RSI memadai, 60 orang atau 60 % menyatakan setuju apabila diruang tunggu disediakan fasilitas pendukung seperti TV, toilet, tempat duduk, majalah atau Koran. 55 orang atau 55 % reponden setuju apabila penebusan obat – obatan berlangsung cepat, 52 orang atau 52 % responden setuju apabila petugas farmasi mengenali obat – obatan, 41 orang atau 41 % setuju apabila tidak ada obat yang sesuai dengan resep untuk digantikan dengan obat yang lain, 63 orang atau 63 % responden menyatakan setuju apabila petugas farmasi tanggap akan respon panggilan, 61 orang atau 61 % setuju bahwa petugas farmasi tanggap akan tamu yang hadir, 63 orang atau 63 % menatakan setuju apabila pihak farmasi cepat dan tanggap dalam menangani keluhan konsumen, 60 orang atau 60 % responden menyatakan setuju apabila pihak farmasi berkeinginan untuk membantu konsumennya yang sedang mengalami kesulitan, 51 orang atau 51 % menyatakan setuju apabila petugas farmasi cepat dalam meracik obat – obatan yang ditebus, 54 orang setuju apabila petugas farmasi melakukan perhatian secara individu
(2)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 186
terhadap konsumennya. 65 orang menyatakan setuju apabila pihak farmasi cepat dan tanggap dalam menerima kritik, 61 orang setuju apabila pelayanan yang diberikan ramah, 69 orang setuju apabila pihak instalasi paham akan keinginan konsumennya, 54 orang setuju apabila obat yang ditebus sama dengan resep yang diberikan, 54 orang setuju apabila pihak farmasi sopan dalam memberikan pelayanan, 57 orang setuju apabila lingkungan farmasi aman dan nyaman, 51 orang setuju apabila ada jaminan obat yang asli yang diberikan, 65 orang menyatakan setuju apabila busana yang dikenakan oleh petugas farmasi sopan dan rapi.
3. tanggapan responden tentang kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh insalasi farmasi pusat diagnostik RSI terhadap : 64 orang menyatakan puas akan kebersihan dan kerapian instalasi farmasi pusat diagnostic RSI, 59 orang puas akan ketersediaan obat – obatan yang lengkap, 38 orang puas akan harga obat – obatan yang terjangkau, akan tetapi ada juga yang merasa cukup puas dan tidak puas. 71 orang puas akan tempat tunggu yang memadai, 64 orang puas akan fasilitas pendukung yang di sediakan ditempat tunggu, 50 orang puas akan kecepatan dalam menebus obat, 64 orang puas terhadap kemampuan petugas farmasi dalam mengenali obat – obatan, 55 orang puas terhadap petugas farmasi yang tidak memberikan obat pengganti apabila tidak ada obat tersebut, 66 orang puas akan cepat dan tanggap dalam respon panggilan yang dilakukan konsumen terhadap petugas farmasi, 65 orang puas terhadap ketanggapan petugas terhadap tamu yang
(3)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 187
hadir, 60 orang puas apabila pihak instalasi farmasi dalam menyelesaikan keluhan konsumen, 61 orang puas ketika pihak farmasi cepat dalam menyelesaikan keluhan konsumen, 54 orang puas akan kecepatan pihak farmasi dalam meracik obat, 58 orang puas akan perhatian individu yang diberikan pihak instalasi farmasi, 58 orang puas akan kecepatan dan ketanggapan instalasi farmasi pusat diagnostik RSI dalam menerima kritik, 65 orang puas akan keramahan yang diberikan oleh petugas farmasi, 70 orang puas akan pemahaman petugas akan keinginan konsumennya, 66 orang puas akan pemberian obat – obatan yang sesuai dengan resep, 70 orang puas akan kesopanan petugas farmasi dalam melakukan pelayanan, 70 orang puas akan lingkungan yang aman dan nyaman di instalasi farmasi pusat diagnostik RSI, 67 orang puas akan pemberian obat – obatan yang asli, 71 orang puas akan busana yang dikenakan petugas farmasi sopan dan rapi
4. setelah diperoleh data – data penyebaran kuesioner kemudian data – data dianlisis untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara dimensi kualitas jasa terhadap kepuasan konsumen, dengan menggunakan metode – metode :
a. metode Rank Spearman, dari metode ini diperoleh korelasi Rank Spearman adalah 0,5108, sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel X ( dimensi kualitas jasa) dan varibel Y (kepuasan pelanggan ) korelasi cukup kuat , karena 0,5108 berada pada + 0.51 – 0.75, menjelaskan bahwa dimensi kualitas jasa mempunyai hubungan
(4)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 188
yang cukup kuat dalam mempengaruhi kulitas pelayanan diinstalasi farmasi pusat diagnostik RSI
b. uji signifikansi dan uji hipotesis dari hasil pengujian ini diperoleh sebesar 5,869 dan 1,645, maka = 5,689 > = 1,645 sehingga ditolak dan diterima, hal ini berarti bahwa ada hubungan antara varibel X (dimensi kualitas jasa) dengan variabel Y ( kepuasan konsumen )
hitung
t
ttabelt
hitung ttabel0 H
1
H
c. Analisis kepuasan determinasi, dari metode ini diperoleh koefisien determinasinya 26 %. Sehingga dengan di dapatnya nilai koefisien determinasi tersebut maka diketahui bahwa dimensi kualitas jasa yang diberikan terhadap kepuasan konsumen di Instalasi Farmasi Pusat Diagnostik adalah sebesar 26 % sisanya merupakan pengaruh lain yang mempengaruhi kepuasan yang diterima oleh konsumen. Dapat dari pelayanan dokter, dan pelayanan keseluruhan Rumah Sakit yang disediakan di Rumah Sakit Imannuel.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya penulis mencoba memberikan saran – saran sebagai masukkan untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak instalasi farmasi pusat diagnostik RSI
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 189
baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Semoga saran – saran ini dapat bermanfaat dan berguna sehingga instalasi farmasi pusat diagnostik RSI dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi konsumennya. Adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. walaupun secara keseluruhan pelayanan yang diberikan membuat puas konsumen akan tetapi masih ada sebagian konsumen masih kurang puas akan faktor biaya yang dianggap masih menjadi salah satu faktor utama konsumen dalam membeli obat – obatan, selain itu ada juga konsumen yang kurang puas akan kecepatan pihak farmasi dalam meracik obat sehingga konsumen merasa kurang puas akan pelayanan tersebut
2. kepuasan dan keinginan konsumen bersifat dinamis dimana dapat naik dan turun, karena itu pelayanan yang diberikan perlu dipertahankan oleh karena itu maka sebaiknya diadakan penelitian yang berkala yang dilakukan oleh instalasi farmasi pusat diagnostik RSI untuk mengetahui sejauh mana konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan
3. Pemberian fasilitas pendukung di tempat tunggu seperti televisi ataupun majalah sehingga konsumen tidak merasa jenuh untuk menunggu penebusan resep, karena ada sebagian kecil konsumen yang merasa kurang puas terhadap fasilitas pendukung tersebut
4. Agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan pihak instalasi farmasi pusat diagnostik RSI harus melakukan pemilihan pegawai – pegawai yang unggul dalam memberikan pelayanan yang sopan dan ramah
(6)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 190
yang di tempatkan dibaris depan dalam menangani konsumen, sehingga konsumen merasa puas terhadap pelayanan tersebut