Peranan Stuktur Pengendalian Internal Terhadp Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung).

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan sumber utama penerimaan dari dalam negeri yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan. Penerimaan negara yang bersumber dari sektor perpajakan berperan sangat penting terutama pada masa pemulihan keadaan ekonomi. Mengingat begitu besarnya peranan dari pajak sebagai sumber penerimaan negara maka perlu untuk diamankan dan ditingkatkan, baik melalui intentifikasi pemungutan pajak maupun ekstentifikasi Wajib Pajak. Maka, selayaknya Kantor Pelayanan Pajak melengkapi dirinya dengan struktur

pengendalian yang baik. Masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah “Peranan Struktur Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana struktur

pengendalian internal berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, yang dilakukan pada KPP Pratama Bojonagara Bandung.

Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah dengan metode deskriptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan,

menyajikan, serta menganalisa fakta sehingga diperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Dalam skripsi ini, penulis telah mengambil hipotesis sebagai berikut:

“Terdapat hubungan yang signifikan antara struktur pengendalian internal terhadap efektivitas penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”. Untuk pengujian hipotesis tersebut, maka penulis melakukan pengujian statistik dengan metode Standar Deviasi terhadap data rencana dan realisasi besarnya pajak yang diterima Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara. Berdasarkan hasil pengolahan data, perhitungan statistik dengan menggunakan metode Standar Deviasi diperoleh t hitung 3,493 > t tabel level of significance 0,05 df = 23 = 2,069 (Terdapat perbedaan signifikan antara struktur pengendalian internal terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa struktur penegndalian internal pada KPP Pratama Bandung Bojonagara sudah cukup memadai, walaupun penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan belum mencapai rencana, dan penurunan penerimaan dari tahun 2006 ke tahun 2007 disebabkan adanya aturan WP Badan yang harus pindah ke KPP Madya.


(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK. . . i

KATA PENGANTAR. . . ii

DAFTAR ISI. . . v

DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . x

DAFTAR LAMPIRAN. . . xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. . . 1

1.2 Identifikasi Masalah. . . 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian. . . 5

1.4 Kegunaan Penelitian. . . 5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. . . . 6

1.6 Metode Penelitian. . . . 9

1.7 Lokasi Penelitian. . . . 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan. . . . 13

2.2 Pengertian Pengendalian. . . 13

2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern. . . 14

2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern. . . 15


(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.4 Keefektifan Pengendalian Intern. . . 18

2.2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern. . . 19

2.3 Pengertian Pajak. . . . 21

2.3.1 Definisi Pajak. . . 21

2.3.2 Fungsi Pajak. . . 23

2.3.3 Pengelompok Pajak. . . 23

2.3.4 Asas Pemungutan Pajak. . . 25

2.3.5 Sistem Pemungutan Pajak. . . 26

2.3.6 Syarat Pemungutan Pajak. . . 27

2.3.7 Stelsel Pajak. . . 29

2.3.8 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak. . . 30

2.3.9 Hambatan Pemungutan Pajak. . . 31

2.4 Pajak Penghasilan. . . 32

2.4.1 Subjek Pajak Penghasilan. . . 33

2.4.2 Objek Pajak Penghasilan. . . 36

2.5 Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. . . . 41

2.5.1 Subjek Pajak Penghasilan Badan. . . 41

2.5.2 Objek Pajak Penghasilan Badan. . . 42

2.5.3 Tarif Pajak Penghasilan Badan. . . 46

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian. . . 48


(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha 3.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPP Pratama

Bandung Bojonagara. . . 52

3.1.3 Struktur Organisasi KPP Paratama. . . 53

3.1.4 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara. . 57

3.2 Metode Penelitian. . . 58

3.2.1 Pengumpulan Data. . . 58

3.2.2 Tehnik Pengumpulan Data. . . 59

3.2.3 Rancangan Analisis Pengujian Hipotesis . . . 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) / Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara. . . 63

4.1.1 Pendafatran Wajib Pajak Badan. . . 63

4.1.2 Pembayaran Pajak. . . .. . . 67

4.1.2.1 Proses Pencatatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. . . 68

4.1.3 Pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan). . . 69

4.1.3.1 SPT Masa. . . . . . 70

4.1.3.2 SPT Tahunan. . . 73

4.2 Upaya-upaya pengamanan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bojonagara. . . 77 4.2.1 Peranan Struktur Pengendalian Internal Terhadap


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Badan di KPP Pratama Bojonagara. . . 80 4.2.2 Data-data Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan Pada KPP Pratama Bojonagara. . . 86 4.2.3 Perhitungan Statistik. . . . . . 88 4.2.4 Kelemahan-kelemahan Yang Ditemukan dalam

Struktur Pengendalian Internal KPP dalam Rangka Pengamanan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Badan. . . . . . 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan. . . . 93 5.2 Saran. . . . 94


(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Kelompok Laporan Penghasilan Kena Pajak dan

Tarif Pajak. . . 47 Tabel 4.1 Perbandingan Total Realisasi Tahun 2006 dan 2007. . . .86 Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan PPh Pasal 25/29

Badan KPP Pratama Bandung Bojonagara Tahun 2006. . . 86 Tabel 4.3 Rencana dan Realisasi Penerimaan PPh Pasal 25/29


(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

y Flow Chart Penerimaan Pajak

y SPT Tahunan Wajib Pajak Badan

y SSP PPh Badan

y Berita Acara Bimbingan


(8)

FLOW CHART PENERIMAAN PAJAK Wajib Pajak Kantor Pert bendaharaan

Kas Negara

Tata usaha penerimaan & Restitusi

dan Rekonsilirasi Tata usaha perpajakan Penerimaan &

Keberatan Tempat pelayanan terpadu KANTOR PELAYANAN PAJAK

Uang 4 3 21 SSP Pembayaran Ke bank persepsi 4 3 21 SSP 2 SSP Proses Pencatatan di KPKN sesuai kode KPP, kirim ke KPP 2 SSP Simpan Di bank Bukti Penerimaan Surat SKP SPT 2 2 SSP 3 SSP Proses Rekapitulasi Buku Kas Harian 3 SSP LPM Manual LPM Hasil Komputer Proses Pencatatan dan Penjumlahan Proses Pencatatan Lebih Lanjut Buku Kas Harian Laporan DP VI 23 SSP Rekapitulasi Di Komputer LPM Hasil Komputer

Koordinasi dan pelaksanaan SPT

Hasil Pemeriksaan Daftar WP yang akan Diperiksa SPT Proses Pembubutan SKP SKP SPT SPT

Pph Badan I Pph Badan II Penagihan

Bukti Penerimaan Surat Periksa SPT LPAP SPT LPAP Verifikasi dengan laporan keuangan WP SPT Proses Penelitian dan pencatatan SPT

SPT SPT yang telah benar Daftar WP yang diperiksa SPT Daftar WP akan diperiksa Daftar WP akan diperiksa Proses Pemeriksaan L L Hasil Pemeriksaan


(9)

z ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK z ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS

SESUAI PETUNJUK PENGISIAN

N P W P :

NAMA WAJIB PAJAK :

ALAMAT :

KELURAHAN / KECAMATAN : KOTA / KODE POS :

NEGARA DOMISILI : KANTOR PUSAT (Khusus BUT)

JENIS USAHA : KLU :

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : DIAUDIT TIDAK DIAUDIT OPINI AKUNTAN :

NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK : N P W P AKUNTAN PUBLIK :

NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK : N P W P KONSULTAN PAJAK :

PENGHASILAN PENGHASILAN NETO FISKAL

KENA PAJAK (Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 6 Kolom 3) ………¾ KOMPENSASI KERUGIAN (Diisi dari Lampiran Khusus 2A) ………¾ PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……….………..……¾

PPh TERUTANG PPh YANG TERUTANG (Tarif PPh Ps. 17 X Angka 3) ……..………..………..………… ¾ PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LN

(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ………. ¾ JUMLAH PPh YANG TERUTANG (4 + 5) …..……….………..………¾

KREDIT PAJAK PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan LN) ……..………..………..……… ¾ a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI

(Diisi dari Formulir 1771-III) ……….………..…....………..………..………¾ b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI

(Diisi dari Lampiran Khusus 7A) ……….………..………..………..………¾ JUMLAH ( a + b ) ……...………..….………¾ a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a. PPh Ps. 25 BULANAN ….……..………..………..………..…¾ b. STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak) …….….…..……….………¾ c. PPh Ps. 25 AYAT (8) / FISKAL LUAR NEGERI ….….………..………….¾ d. PPh ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH

DAN ATAU BANGUNAN …...…………..…..……….………..……¾ JUMLAH (a + b + c + d) …….………...………..…¾

PPh KURANG / a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh Ps. 29)

b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh Ps. 28A)

F.1.1.32.14

NO. TELP : ………

PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a. DISETOR TANGGAL ………

NO. FAKS : ……… ……….

………

………..

(6 – 7 – 8) ………..…………

(9 – 10) ………..…………

D. LEBIH BAYAR 11. 10. FORMULIR

1771

SPT TAHUNAN

PAJAK PENGHASILAN WP BADAN

TAHUN PAJAK 9. BL ……… ……… ……… / ……….….…….… ……… /

DEPARTEMEN KEUANGAN R I

z BERI TANDA “X” DALAM (KOTAK) YANG SESUAI

s.d DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

6. B. 4. 2. 3. 5. 1. A. C. 7. 8. ¾ ¾ (Rupiah) TH TH BL ………..


(10)


(11)

: - - - -

-: :

terutangnya Pajak

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

……… ……… ……… ……… ……… Nov

Cap dan tanda tangan

……… Wajib Pajak/Penyetor

, tgl ………..

Cap dan tanda tangan

……… ………

……….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : ………

………

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Des

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal ……….

……….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah Pembayaran

Diisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

LEMBAR

Untuk Arsip WP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP NPWP NAMA WP Uraian Pembayaran Tahun ………. ………. ……….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

……… ……… ………

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

……….

Diisi Tahun

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu pemahaman tentang pembiayaan pembangunan. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh Indonesia selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Guna mencapai pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia, pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan kesinambungan berbagai unsur pembangunan termasuk di dalamnya adalah bidang perpajakan.

Di negara-negara hukum segala sesuatu harus ditetapkan dalam undang-undang. Seperti di Indonesia pemungutan pajak diatur dalam pasal 23A Amandemen Undang-undang Dasar 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Atas dasar undang-undang dimaksudkan bahwa pajak merupakan peralihan kekayaan dari masyarakat ke pemerintah, untuk membiayai pengeluaran negara dengan tidak mendapatkan kontraprestasi yang langsung.


(13)

2

Menurut Mohammad Zain, (“Manajemen Perpajakan”, 2003:15) jenis-jenis dari pajak diantaranya, yaitu:

1. Pajak Negara

- Pajak Penghasilan

- Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPN & PPnBM)

- Pajak Bumi dan Bangunan

- Bea Materai

- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

- Penerimaan Negara yang berasal dari Migas (Pajak dan Royalti)

2. Pajak Daerah

a. Daerah Tingkat I

- Pajak Kendaraan Bermotor

- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

b. Daerah Tingkat II

- Pajak Hotel dan Restoran

- Pajak Hiburan

- Pajak Reklame

- Pajak Penerangan Jalan

- Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan “C”

- Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

c. Retribusi Daerah

- Retribusi Jasa Umum

- Retribusi Jasa Usaha

- Retribusi Periziznan Tertentu

3. Bea dan Cukai

a. Bea


(14)

3

- Bea Masuk

- Bea Keluar

- Bea Balik Nama

b. Cukai

- Cukai Tembakau

- Cukai Rokok

- Cukai Gula

- Cukai Alkohol

- Cukai Minuman Keras

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Dalam Negeri. Melalui analisis penyeimbangan, penerimaan, dan pengeluaran negara dapat direncanakan jumlah pajak yang akan dibebankan pada masyarakat sebagai Wajib Pajak. Mekanisme perpajakan adalah salah satu cara pemerintah untuk memobilisasi sumber daya guna menjamin berlangsungnya pemerintahan dan program-program pembangunan yang dijalankannya. Penerimaan pajak yang optimal menjadi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang adil dan merata. Keberhasilan pembangunan dalam hal ini sangat ditunjang dengan besarnya dana yang dapat dikumpulkan melalui PPh, yang tergantung pada efektif atau tidaknya pelaksanaan pemungutannya itu sendiri. Salah satu cara untuk mengefektifkan pelaksanaan pemungutan PPh melalui struktur pengendalian internal.

Struktur pengendalian internal terdiri dari lingkungan, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi tercapai. Pengendalian dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Dari uraian diatas, penulis akan menentapkan acuan hanya pada prosedur pengendalian


(15)

4

saja. Untuk itu agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka tujuan dari pengendalian internal harus dijalankan untuk melindungi aktiva atau asset negara yang salah satunya diperoleh dari penerimaan PPh, menjamin keakuratan dan keandalan data dari PPh, meningkatkan efisiensi seluruh operasi untuk meningkatkan pendapatan negara.

Keberadaan lembaga yang memfasilitasi Wajib Pajak (WP) untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak menjadi penting untuk memudahkan pelaksanaan peningkatan penerimaan negara. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) menjadi sarana yang harus dijalankan dan diawasi dengan baik. Struktur dan proses kerja yang dijalankan oleh KPP harus dapat menunjang tujuan akhir yang diharapkan oleh negara, yaitu memperoleh penerimaan seoptimal mungkin. Disamping itu KPP pun harus dapat melayani Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak dapat menikmati hak-haknya. Kantor Pelayanan Pajak harus dapat menjembatani antara pemenuhan kewajiban-kewajiban Wajib Pajak terhadap negara dan pemenuhan hak-hak yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Dalam pelaksanaannya perlu ditekankan adanya transfaransi dan kepatuhan hukum bersama sehingga penerimaan pajak menjadi optimal.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak dengan judul “Peranan

Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan” (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Bojonagara).


(16)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah dalam Kantor Pelayanan Pajak terdapat Struktur Pengendalian Internal

dan dijalankan dengan baik?

2. Sejauh mana peranan Struktur Pengendalain Internal dalam rangka penerimaan

terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi dan tujuannya adalah untuk menberikan jawaban dari identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah dalam Kantor Pelayanan Pajak terdapat struktur

pengendalian internal dan dijalankan dengan baik..

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan struktur pengendalian internal dalam

rangka penerimaan terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Penulis


(17)

6

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk meningkatkan pemahaman mengenai perpajakan dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Strata 1 di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Kantor Pelayanan pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam proses pengendalian internal dan untuk meningkatkan kinerja yang seoptimal mungkin demi menunjang peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.

3. Pihak Lain yang Membutuhkan

Memberikan gambaran mengenai pengendalian internal yang ada di Kantor Pelayanan Pajak, sehingga diharapkan dapat menambah serta lebih memperjelas lagi tentang aktivitas Kantor Pelayanan Pajak khususnya aktiva penerimaan Pajak Penghasilan, dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Perpajakan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan demi menyesuaikan dengan kondisi yang ada, sesuai dengan arah dan Tujuan Pembangunan Nasional serta Kebijakan Pemerintah dalam PJP Tahap II yang antara lain berbunyi “Sistem perpajakan terus disempurnakan, pemungutan pajak diintensifkan dan aparat perpajakan harus makin mampu dan bersih”.


(18)

7

Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, dalam buku “Perpajakan

Indonesia”, (2003:24) ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak adalah:

1. Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta Wajib

Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan dengan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional;

2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai

pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

3. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan

kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self assessment system), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak. Sistem ini bertujuan untuk melatih Wajib Pajak untuk jujur dan memiliki sikap kesadaran yang tinggi untuk membayar pajak.

Dengan karakteristik sistem pemungutan pajak tersebut, maka Kantor Pelayanan Pajak sebagai wadah pemenuhan kewajiban perpajakan, menjadi penting kepatuhan hukum dan transparansinya. Kantor Pelayanan Pajak harus


(19)

8

dapat melengkapi dirinya dengan melaksanakan pengendalian internal yang baik untuk mengawasi dan melindungi penerimaan pajak. Hal ini untuk menunjang penerimaan negara yang salah satu sumber utamanya yaitu pajak.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending

power) dari sektor privat. Agar tidak terjadi gangguan yang serius terhadap

jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik.

Pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik organisasi/perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Menurut Nugroho Widjajanto (“Sistem Informasi Akuntansi” 2001:18) pengertian pengendalian intern (internal control) yaitu :

“Suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang ditetapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:

- Mengamankan aktiva perusahaan,

- Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,

- Meningkatkan efisiensi, dan

- Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran

organisasi.


(20)

9

Pengendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar organisasi atau perusahaan. Selain itu, pengendalian intern juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Oleh karena itu, untuk melancarkan penerimaan pajak dibutuhkan adanya proses pengendalian yang dapat memberikan kepastian bahwa pajak telah dipungut dan dipertanggungjawabkan dengan semestinya. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisasi kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.

Dengan pemikiran tersebut, maka pengendalian internal dalam Kantor Pelayanan Pajak harus diperhatikan sejauh mana hubungan antara pengendalian intern dengan efektifitas penerimaan pajak dalam Kantor Pelayanan Pajak, bagaimana pengendalian internal yang terdapat dalam KPP tersebut, serta performa pelayanan pajak dalam KPP tersebut. Dengan adanya pengendalian internal diharapkan penerimaan yang diperoleh sesuai dengan yang dianggarkan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut “Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak PenghasilanWajib Pajak Badan”.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dalam melakukan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban


(21)

10

dari bahan penelitian dalam lingkungan kerja. Dalam penyusunan proposal ini, metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan serta menganalisi data sehingga dapat digambarkan dengan jelas mengenai objek yang diteliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Adapun tehnik yang digunakan dalam memperoleh data yaitu:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data primer secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang sedang diteliti dengan cara melaksanakan prosedur:

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas organisasi yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan.

b. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan pihak-pihak yang berwenang untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai organisasi dan masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan data yang objektif dengan penelitian.

c. Dokumentasi

Yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa


(22)

11

peraturan, pedoman-pedoman, brosur serta formulir-formulir yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca literatur-literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, untuk memperoleh bahan-bahan yang akan dijadikan landasan pemikiran teoritis di dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian lapangan.

Berdasarkan judul skripsi yang penulis pilih yaitu “Peranan Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”, maka terdapat dua variabel yaitu:

1. Varibel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel lain. Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel bebas adalah “Struktur

Pengendalian Internal Yang Memadai”, karena variabel ini tidak

tergantung pada variabel lain dan dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.

2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)

Variabel tidak bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel tidak bebas adalah

“Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”, karena

Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dapat ditunjang dengan Struktur Pengendalian Internal yang memadai.


(23)

12

1.7 Lokasi Penelitian

Objek yang dijadikan penulis sebagai lokasi penelitian untuk mendapatkan data adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang penulis lakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara, serta didukung oleh teori, data yang ada, serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengendalian intern yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Bandung

Bojonagara cukup memadai, ini dapat dilihat dari: adanya pemisahan fungsi yang telah dilaksanakan berdasarkan tugas masing-masing, adanya prosedur otoritas yang jelas, pengendaliam fisik terhadap aktiva dan catatan, adanya dokumen dan catatan yang memadai serta pengecekan independen atas pelaksanaan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara yang merupakan struktur pengendalian internal yang telah dilaksanakan dengan baik.

2. Sistem Pengendalian Internal mempunyai pengaruh terhadap

efektivitas penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, hal tersebut dapat dilihat dari pengujian statistik yang dilakukan penulis. Dari hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:

t hitung 3,493 > t tabel level of significance 0,05 df = 23 = 2,069 yang

berarti, terdapat perbedaan signifikan antara struktur pengendalian internal terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.


(25)

94

Dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Badan telah dilaksanakan, struktur pengendalain interal pada KPP Pratama Bandung Bojonagara dinilai cukup memadai walaupun penerimaan pajak belum melampaui rencana anggaran penerimaan pajak. Penurunan penerimaan pajak tahun 2006 ke tahun 2007 dipengaruhi oleh adanya perpindahan WP ke KPP Madya.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk mendukung efektivitas penerimaan pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Palayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara adalah:

1. Untuk mempercepat perolehan informasi agar dapat digunakan untuk

keperluan lain, maka bisa menggunakan sistem on-line dari bank ke KPP masing-masing, agar bisa mengolah data lebih akurat. Sistem on-line tersebut juga diharapakan dapat memperkecil kurang akuratnya data yang diperoleh.

2. Pembinaan aparatur perpajakan agar bertindak jujur, disiplin, dan tegas

dalam melaksanakan tugasnya untuk menghindari kebocoran dalam penerimaan pajak.

3. Memperbanyak penyuluhan perpajakan sehingga masyarakat bisa lebih

memahami perpajakan dan mengubah pandangan negatif dari masyarakat tentang perpajakan.


(26)

95

4. Fungsi Kantor Penyuluhan Pajak sebagai sumber informasi perpajakan,

hendaknya ditingkatkan efektivitasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat agar kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak.

5. Mengontrol kekerapan pertemuan aparat perpajakan dengan Wajib Pajak

yang sama secara terus menerus, atau melakukan mutasi internal, untuk menghindari ketidakobjektifan yang bisa menimbulkan praktik suap.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. Alvin, Elder, J. Randal, dan Beasley S. Mark, 2001, Edisi ke 9, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, PT. Intermas, Indonesia.

Komarudin, 1994, Edisi ke-2, Ensiklopedia Manajemen, Bumi Angkasa, Jakarta. A. Douglas, Lind; Mason D. Robert D. Mason; Marchal G.William, 2000, Edisi ke-3. Bassic Statistics for Business and Economic. McGraw Hill Book Co, Singapore.

Mardiasmo, 2003, Edisi Revisi, Perpajakan, Penerbit Andi, Jogyakarta. Zain, Mohammad, 2003, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta. Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1999, Edisi ke-4, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tuanakotta M. Theodorus, 1982, Edisi ke-3, Auditing: Petunjuk Pemeriksaan

Akuntan Publik, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.

Ilyas, B. Wirawan, dan Waluyo, 2003, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

IAI, 2001, Edisi 1, Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, Salemba Empat, Jakarta.

96 Universitas Kristen Maranatha 


(1)

peraturan, pedoman-pedoman, brosur serta formulir-formulir yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca literatur-literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, untuk memperoleh bahan-bahan yang akan dijadikan landasan pemikiran teoritis di dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian lapangan.

Berdasarkan judul skripsi yang penulis pilih yaitu “Peranan Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”, maka terdapat dua variabel yaitu:

1. Varibel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel lain. Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel bebas adalah “Struktur Pengendalian Internal Yang Memadai”, karena variabel ini tidak tergantung pada variabel lain dan dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.

2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)

Variabel tidak bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel tidak bebas adalah “Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”, karena Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dapat ditunjang dengan Struktur Pengendalian Internal yang memadai.


(2)

1.7 Lokasi Penelitian

Objek yang dijadikan penulis sebagai lokasi penelitian untuk mendapatkan data adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung.


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang penulis lakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara, serta didukung oleh teori, data yang ada, serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengendalian intern yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Bandung Bojonagara cukup memadai, ini dapat dilihat dari: adanya pemisahan fungsi yang telah dilaksanakan berdasarkan tugas masing-masing, adanya prosedur otoritas yang jelas, pengendaliam fisik terhadap aktiva dan catatan, adanya dokumen dan catatan yang memadai serta pengecekan independen atas pelaksanaan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara yang merupakan struktur pengendalian internal yang telah dilaksanakan dengan baik.

2. Sistem Pengendalian Internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, hal tersebut dapat dilihat dari pengujian statistik yang dilakukan penulis. Dari hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:

t hitung 3,493 > t tabel level of significance 0,05 df = 23 = 2,069 yang berarti, terdapat perbedaan signifikan antara struktur pengendalian internal terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.


(4)

Dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Badan telah dilaksanakan, struktur pengendalain interal pada KPP Pratama Bandung Bojonagara dinilai cukup memadai walaupun penerimaan pajak belum melampaui rencana anggaran penerimaan pajak. Penurunan penerimaan pajak tahun 2006 ke tahun 2007 dipengaruhi oleh adanya perpindahan WP ke KPP Madya.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk mendukung efektivitas penerimaan pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Palayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara adalah:

1. Untuk mempercepat perolehan informasi agar dapat digunakan untuk keperluan lain, maka bisa menggunakan sistem on-line dari bank ke KPP masing-masing, agar bisa mengolah data lebih akurat. Sistem on-line tersebut juga diharapakan dapat memperkecil kurang akuratnya data yang diperoleh.

2. Pembinaan aparatur perpajakan agar bertindak jujur, disiplin, dan tegas dalam melaksanakan tugasnya untuk menghindari kebocoran dalam penerimaan pajak.

3. Memperbanyak penyuluhan perpajakan sehingga masyarakat bisa lebih memahami perpajakan dan mengubah pandangan negatif dari masyarakat tentang perpajakan.


(5)

4. Fungsi Kantor Penyuluhan Pajak sebagai sumber informasi perpajakan, hendaknya ditingkatkan efektivitasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat agar kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak. 5. Mengontrol kekerapan pertemuan aparat perpajakan dengan Wajib Pajak

yang sama secara terus menerus, atau melakukan mutasi internal, untuk menghindari ketidakobjektifan yang bisa menimbulkan praktik suap.


(6)

Arens, A. Alvin, Elder, J. Randal, dan Beasley S. Mark, 2001, Edisi ke 9, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, PT. Intermas, Indonesia.

Komarudin, 1994, Edisi ke-2, Ensiklopedia Manajemen, Bumi Angkasa, Jakarta. A. Douglas, Lind; Mason D. Robert D. Mason; Marchal G.William, 2000, Edisi ke-3. Bassic Statistics for Business and Economic. McGraw Hill Book Co, Singapore.

Mardiasmo, 2003, Edisi Revisi, Perpajakan, Penerbit Andi, Jogyakarta. Zain, Mohammad, 2003, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta. Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1999, Edisi ke-4, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tuanakotta M. Theodorus, 1982, Edisi ke-3, Auditing: Petunjuk Pemeriksaan

Akuntan Publik, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.

Ilyas, B. Wirawan, dan Waluyo, 2003, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

IAI, 2001, Edisi 1, Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, Salemba Empat, Jakarta.

96 Universitas Kristen Maranatha 


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan dengan Penagihan Pajak sebagai Variabel Moderating (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)

25 156 113

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1 4 21

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung-Bojonagara).

0 0 19

Perbandingan Penerimaan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Lengkap (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 23