ANALISIS KEMAMPUAN MENGEMAS MATERI DAN MENGEMBANGKAN LKS INKUIRI PADA GURU BIOLOGI SMA DI KOTA BANDUNG.

DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN …………………………………………………………
i
ABSTRAK ………………………………………………………………

ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………….

iii

UCAPAN TERIMAKASIH …………………………………………….

v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

viii


DAFTAR TABEL ………………………………………………………

x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….

4

C. Batasan Masalah …………………………………………………

5

D. Tujuan Penelitian …………………………………………………


5

E. Manfaat Penelitian ……………………………………..…………

6

BAB II KEMAMPUAN GURU DALAM MENGEMAS MATERI DAN
MENGEMBANGKAN LKS INKUIRI
A. Pembelajaran Inkuiri

…………………………………………… 7

B. Kemampuan mengemas materi pelajaran .………………………

11

C. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………….

16


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional

........ ………………………………….

23

B. Metode dan Design Penelitian .......……………………………..

25

C. Subjek Penelitian …………. …………………………………

25

D. Tempat dan Waktu Penelitian .………………………………….

26


E. Instrumen Penelitian …………………………………………….

26

F. Prosedur Penelitian

29

................………………………………..

viii

G. Pengumpulan Data

....……………………………………….

30

.............................................................................


31

I. Alur Penelitian ………………………………………………….

35

H. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Data Penelitian .……………………………………

38

1. Kemampuan Guru Dalam Mengemas Materi Untuk Pembelajaran
Inkuiri ………………………………………………………………

39

2. Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan LKS Inkuiri ………...


42

3. Keterbacaan dan Keterlaksanaan LKS Inkuri Buatan Guru ………

44

4. Data Hasil Analisis Angket ………………………………….……

50

B. Pembahasan Analisis Data …………………………………………

53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………..

78

B. Saran ………………………………..........………………………


79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................

80

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….

xii

ix

DAFTAR TABEL

Tabel
3.1 Jenis Data dan Instrumen yang digunakan….....................................

27


4.1. Biodata Guru yang Mengikuti Pelatihan ………………………….

37

4.2 Kemampun Guru dalam Melakukan Penjabaran
Kurikulum untuk Pembelajaran Inkuiri ..……....................................

40

4.3 Kemampuan Guru dalam Menganalisis Materi untuk
Pembelajaran Inkuiri...................................…………………………

41

4.4 Kemampuan Guru dalam Menganalisis Kurikulum LKS.........…….

42

4.5 Kemampuan Guru dalam Menyusun LKS Inkuiri …………………


43

4.6 Tipe Inkuiri Pilihan Guru ……………..............................................

44

4.7 Keterbacaan LKS Inkuiri buatan Guru ……………….....….............

47

4.8 Jumlah dan Persentase Kualitas Setiap Aspek Keterbacaan LKS Inkuiri 48
4.9 Keterlaksanaan LKS Inkuiri Buatan Guru........................…….....…

49

4.10 Jumlah dan Persentase Kualitas pada Setiap Aspek Keterlaksanaan
LKS Inkuiri......................................................................................

50


4.11 Data Hasil Analisis Angket Guru....................................................

51

4.12 Daftar SK dan KD Pilihan Guru......................................................

55

4.13 Judul Mini Riset yang dilakukan Guru...........................................

58

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1. Proses Pengembangan dan Penerapan Tugas Praktikum ...........

21


3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian…………........................................

35

4.1 Kemampuan Mengemas Materi ‘Aspek Penjabaran Kurikulum”

56

4.2 Kemampuan Mengemas Materi ‘Aspek Analisis Kurikulum”....

57

4.3 Manfaat daun pepaya terhadap daging.........................................

60

4.4Kemampuan Mengembangkan LKS ‘Aspek Analisis Kurikulum’

62

4.5 Kemampuan Mengembangkan LKS ‘Aspek Kelengkapan
Desain/Format LKS Inkuiri’.........................................................

63

4.6 Kemampuan Mengembangkan LKS ’Aspek Tipe inkuiri Pilihan Guru’ 64
4.7 Distribusi Persentase Kualitas Keterbacaan LKS Inkuiri
Buatan Guru.................................................................................

66

4.8 Distribusi Persentase Kualitas setiap Kriteria Keterbacaan
LKS Inkuiri Buatan Guru.............................................................

71

4.9 Distribusi Persentase Kualitas Keterlaksanaan LKS Inkuiri
Buatan Guru.................................................................................

72

4.10 Distribusi Persentase Kualitas setiap Kriteria Keterlaksanaan
LKS Inkuiri Buatan Guru...........................................................

xi

75

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu (Inkuiri) tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di Sekolah Menengah
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta menjadi prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
peserta didik

menjelajahi

dan

memahami

alam

sekitar secara

ilmiah

(BSNP, 2006).
Hakikat pembelajaran IPA (Depdiknas, 2006) meliputi empat unsur, yaitu:
(1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan,
pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan; (3) aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open

2

ended. Dalam proses pembelajaran IPA keterlibatan keempat unsur ini,
diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk memiliki kemampuan
pemecahan masalah melalui metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja
dalam menemukan fakta baru.
Pembelajaran Biologi sebagai salah satu bagian dari pendidikan IPA
memiliki empat tujuan yaitu mengajarkan fakta-fakta Biologi, mengembangkan
kemampuan, mengajarkan keterampilan dan mendorong sikap yang nyata
(Rustaman, 2003). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam suatu
pembelajaran diperlukan aplikasi pendekatan dan metode yang sudah tersusun
dalam silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu
pendekatan yang banyak dianjurkan dalam pembelajaran Biologi adalah
pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri di sekolah akan memberikan berbagai
pengalaman belajar seperti mengamati, mengajukan pertanyaan, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar dengan
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, menggali dan menghimpun
data, menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil
temuan secara lisan atau tulisan, menggali dan memilah informasi yang relevan
untuk menguji gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BSNP, 2006).
Selain itu The National Science Teacher Association (NSTA & AETS, 1998)
mendefinisikan penyelidikan ilmiah (science inquiry) sebagai cara yang ampuh
untuk memahami isi sains, siswa belajar bagaimana untuk bertanya dan
menggunakan bukti untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam proses belajar
inkuiri ilmiah, siswa belajar untuk melakukan investigasi dan mengumpulkan

3

bukti

dari

beberapa

sumber,

mengembangkan

penjelasan

dari

data,

mengkomunikasikan dan mempertahankan kesimpulan mereka.
Namun kadang-kadang sebagian guru tidak mampu mengaplikasikan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran di kelas, sehingga semua materi
disampaikan kepada siswa dengan pendekatan dan metode yang sama dengan
pembelajaran-pembelajaran sebelumnya, yaitu dengan pendekatan konsep dan
metode ceramah, dengan demikian tujuan pembelajaran Biologi kemungkinan
hanya satu yang tercapai yaitu siswa hanya memperoleh informasi (fakta) saja.
Hal ini dapat disebabkan karena beberapa guru umumnya belum banyak mengenal
pembelajaran berbasis inkuiri apalagi untuk melakukan pengemasan materi
biologi secara inkuiri. Selain itu dalam penyelenggaraan pembelajaran Biologi
berbasis inkuiri guru diharapkan memiliki kemampuan melakukan perencanaan
yang meliputi penyiapan RPP berbasis inkuiri berikut perangkat teaching material
yang mencakup LKS. Kendala yang dihadapi oleh beberapa guru tersebut menurut
Anggraeni (2006) dapat juga dikarenakan oleh latar belakang sebelumnya sewaktu
menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau semasa sekolahnya mereka jarang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dan juga kurangnya
pengalaman melakukan penelitian ilmiah dalam bidang biologi, sehingga mereka
merasa tidak percaya diri untuk melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri di
dalam kelas.
Pada bulan April-Juli 2011 telah dilakukan program pendampingan
mengemas materi biologi dalam pembelajaran biologi berbasis inkuiri bagi guruguru

biologi untuk menumbuhkan kemampuan mengenal dan melaksanakan

4

pembelajaran biologi berbasis inkuiri serta mampu menganalisis materi,
mengemas, merancang & mengimplementasikannya di dalam kelas. Oleh karena
itu dirasakan perlu untuk melakukan penelitian tentang kemampuan guru yang
telah mengikuti program pendampingan tersebut dalam mengemas materi dan
mengembangkan LKS untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Kemampuan Guru Biologi SMA dalam
Mengemas Materi dan Mengembangkan LKS untuk Pembelajaran Biologi
Berbasis Inkuiri?”
Untuk menjawab permasalahan di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kemampuan guru biologi dalam

mengemas materi untuk

pembelajaran biologi berbasis inkuiri ?
b. Bagaimanakah kemampuan guru biologi dalam mengembangkan LKS berbasis
inkuiri ?
c. Bagaimana keterbacaan dan keterlaksanaan LKS inkuiri yang dikembangkan
guru berdasarkan uji coba di laboratorium sebelum pembelajaran dilaksanakan
bersama siswa ?
d. Apa kendala guru Biologi dalam mengemas materi dan mengembangkan LKS
untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri ?

5

C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan dalam berbagai hal dan untuk menghindari
meluasnya masalah maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :
a. Kemampuan guru mengemas materi adalah kemampuan dalam menyusun
perencanaan materi pembelajaran biologi di SMA meliputi penjabaran
kurikulum dan proses analisis materi yang menggambarkan inkuiri.
b. Kemampuan guru dalam mengembangkan LKS adalah berkaitan dengan
penyiapan perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pembelajaran inkuiri berupa LKS (Lembar Kerja Siswa).
c. Subjek Penelitian adalah guru yang mengikuti MGMP Biologi di Kota Bandung
dan mengikuti program pendampingan guru yang diselenggarakan oleh Tim
Dosen dari Jurusan Pendidikan Biologi UPI sebanyak tiga orang, yang
diselenggarakan selama 12 kali pertemuan.

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan

guru biologi SMA dalam

mengemas materi untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri
b. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan

guru biologi SMA dalam

mengembangkan LKS untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri

6

c. Mendeskripsikan dan menganalisis keterbacaan dan keterlaksanaan LKS
inkuiri yang dikembangkan guru berdasarkan uji coba di laboratorium sebelum
pembelajaran dilaksanakan bersama siswa
d. Mendeskripsikan kendala-kendala guru biologi dalam mengemas materi dan
mengembangkan LKS untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
a. Bagi Guru
Memberikan gambaran bahwa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
biologi, selain harus menguasai dan memahami konsep guru pun harus
memiliki kemampuan menyelenggarakan pembelajaran inkuiri yang diawali
dengan kemampuan guru dalam mengemas materi serta mengembangkan LKS
inkuiri.
b. Bagi Peneliti
Memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek kemampuan inkuiri guru biologi
dalam mengemas materi dan mengembangan LKS dalam penyelenggarakan
pembelajaran inkuiri.
c. Bagi Peneliti lain
Memberikan data dan kajian permasalahan dari penelitian, yang memfokuskan
pada kualitas kemampuan guru biologi dalam melaksanakan pembelajaran
inkuiri.

7

23

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran yang keliru terhadap definisi yang
digunakan dalam penelitian ini, maka operasional dari masing-masing variabel
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Mengemas Materi adalah kemampuan guru dalam menyusun
perencanaan materi untuk pembelajaran biologi berbasis inkuiri, meliputi
penjabaran kurikulum yang terdiri dari pengkajian SKL, Standar isi (SK dan
KD) hingga menetapkan indikator dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
(Suryosubroto, 2009), serta memilih dan mengemas materi tersebut untuk
pembelajaran berbasis inkuiri. Kegiatan mengemas materi yang akan
disampaikan

melalui

pembelajaran

inkuiri

meliputi

proses

yang

menggambarkan “science by inquiry” diantaranya meliputi analisis materi
melalui pengamatan sistematis, membuat rangkuman ringkasan materi yang
menguraikan/menggambarkan

fenomena

biologi

yang

mengundang

pertanyaan, penyampaian materi memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuan berinkuiri, membuat ringkasan materi dan
rancangan penyampaian materi menjadi sebuah pembelajaran inkuiri
(NRC,2001). Kemampuan guru dalam mengemas materi diukur dengan
menggunakan rubrik yang dikembangkan oleh peneliti dengan memodifikasi

24

kriteria yang disampaikan oleh Suryosubroto (2009) berikut analisis materi
yang berkarakter inkuiri menurut NRC (2001).
b. Kemampuan Mengembangkan LKS Inkuiri berkaitan dengan penyiapan
perangkat pembelajaran berupa LKS yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pembelajaran inkuiri. LKS yang dikembangkan guru dianalisis menggunakan
rubrik yang dikembangkan oleh peneliti dengan memodifikasi kriteria yang
meliputi struktur LKS, memunculkan kemampuan inkuiri dan

kesesuaian

dengan sintaks RPP inkuiri. Kriteria LKS, dilihat dari strukturnya berdasarkan
kriteria yang disampaikan Germann

et al. (Rustaman & Wulan, 2007 )

meliputi beberapa aspek, diantaranya : Tujuan kegiatan, pendahuluan (latar
belakang pentingnya kegiatan/dasar teori), alat dan bahan, cara kerja, Set Up
(cara perangkaian) alat, penafsiran hasil pengamatan, analisis dan penerapan
konsep, pembuatan kesimpulan. Kriteria LKS berdasarkan kesesuaian dengan
RPP berbasis inkuiri yang dikembangkan guru sesuai dengan sintaks dan
langkah-langkah inkuiri yang dipilih oleh guru. Selain itu keterbacaan dan
keterlaksanaan LKS inkuiri yang dirancang guru terlebih dahulu diuji coba di
laboratorium sebelum pembelajaran inkuiri dilaksanankan bersama siswa,
dimana LKS mampu memunculkan kemampuan inkuiri seperti merumuskan
hipotesis, merancang percobaan, melakukan observasi secara sistematis,
menyusun dan menginterpretasi data, menarik kesimpulan (Uno,1999).
Sedangkan kategorisasi kualitas LKS inkuiri merupakan modifikasi dari
kategorisasi pelaksanaan sains Reichel (2004).

25

B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif, yang ditujukan untuk menilai dan mendeskripsikan fakta sebanyakbanyaknya terhadap suatu subjek kajian tanpa adanya perlakuan atau manipulasi
variabel. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan,
fenomena-fenomena yang ditemukan dan dideskripsikan apa adanya, tidak
dimodifikasi atau diberi perlakuan (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, data
yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dianalisis dan diinterpretasikan. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam
mengemas materi dan mengembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk
pembelajaran biologi berbasis inkuiri.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru biologi SMA di kota Bandung yang
tergabung dalam MGMP Biologi dan mengikuti program pendampingan guru
dalam berinkuiri. Guru biologi SMA yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak
10 orang, tetapi satu orang diantaranya mengundurkan diri, sehingga hanya
diperoleh data dari 9 orang guru. Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling, penentuannya diambil atas rekomendasi dari ketua MGMP
biologi kota Bandung berdasarkan keaktifan guru dalam mengikuti MGMP
Biologi.

26

D. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
Lokasi MGMP Kota Bandung (Laboratorium SMA Negeri 7 Bandung)
Waktu
Semester 2 tahun pelajaran 2010-2011 bulan April-Juli.
E. Instrumen dan Sumber Data Penelitian
Sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan, peneliti membekali diri
dengan beberapa instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi kegiatan
mengemas materi dan mengembangkan LKS, pedoman penilaian (berupa rubrik
penilaian uji coba LKS di laboratorium), angket, dan pedoman wawancara. Selain
itu dilengkapi pula oleh beberapa sumber data berupa Logbooks dan RPP.
Instrumen dan sumber data tersebut digunakan untuk mengumpulkan data yang
diharapkan dapat saling melengkapi sehingga informasi yang diperlukan sesuai
dengan fokus penelitian.
a. Instrumen Lembar Observasi
Instrumen lembar observasi berupa daftar check list yang terdiri dari
beberapa indikator untuk mengungkap kemampuan guru biologi SMA dalam
mengemas materi dan mengembangkan LKS untuk pembelajaran biologi berbasis
inkuiri. (untuk lebih jelasnya lihat tabel 3.1)
b. Instrumen Rubrik Penilaian
Instrumen rubrik digunakan untuk mengungkap keterbacaan dan
keterlaksanaan LKS buatan guru biologi dalam uji coba praktikum di

27

laboratorium sebelum pembelajaran inkuiri dilaksanakan bersama siswa. Rubrik
penilaian ini mencakup kriteria penilaian judul, ringkasan materi, permasalahan,
prediksi dan hipotesis, merencanakan percobaan, penyediaan alat dan bahan,
sistematika pelaksanaan percobaan, kegiatan observasi/pengamatan, perencanaan
analisis data, dan kesimpulan (lihat Tabel 3.2). Rubrik ini merupakan modifikasi
dari rubrik penilaian sains Reichel (2004).
c. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP buatan guru digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan guru dalam mengemas materi dan gambaran persiapan pembelajaran
inkuiri.
d.Instrumen Angket dan Wawancara
Angket dan format wawancara digunakan untuk memperoleh informasi
tentang kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengemas materi dan
mengembangkan LKS pada pembelajaran biologi berbasis inkuiri.
e. Logbooks Guru
Guru yang menjadi subjek penelitian menggunakan logbooks untuk
mendokumentasikan setiap hal yang dilalui selama pelatihan, salah satunya
mencatat perencanaan dalam mengemas materi untuk pembelajaran inkuiri serta
mengetahui kesulitan yang dihadapi selama proses pelatihan berlangsung.
Tabel 3.1 Jenis Data dan Instrumen yang digunakan
No

1

Pertanyaan
Penelitian
Bagaimana
kemampuan
guru biologi
dalam

Aspek yang diungkap

Kemampuan guru dalam
mengemas materi untuk
disampaikan melalui
pembelajaran inkuiri,

Teknik
Pengumpulan
Data
Studi
dokumentasi
(Observasi

Sumber
Informasi
Logbooks
guru dan
lembar

28

mengemas
materi untuk
pembelajaran
biologi berbasis
inkuiri ?

2

Bagaimana
kemampuan
guru biologi
dalam
mengembangkan LKS Inkuiri
?

meliputi :
1. Penjabaran kurikulum,
dimulai dengan mengkaji
SKL, standar isi (SK, KD)
indikator dan TPK untuk
pembelajaran inkuiri,
2. Kegiatan mengemas
materi yang akan
disampaikan melalui
pembelajaran inkuiri
meliputi proses analisis
materi yang
menggambarkan “science
by inquiry”
Kemampuan guru biologi
dalam mengembangkan
LKS (Lembar Kerja
Siswa) inkuiri, meliputi :
1. Analisis kurikulum
untuk menentukan materi
yang memerlukan bahan
ajar LKS (keterkaitan LKS
yang disusun dengan RPP)

dokumen),
wawancara,
kuesioner.

observasi,
, lembar
wawanca
ra dan
angket

Studi
dokumentasi
(LKS buatan
guru),
wawancara,
kuesioner.

Daftar
Check
List,
lembar
wawanca
ra dan
angket

Observasi

Rubrik
keterbacaan dan
keterlaksa
naan LKS

2. Kesesuaian
desain/format LKS

3

3. Kesesuaian
desain/format LKS
berdasarkan tipe inkuiri
yang dipilih (inkuiri
terstruktur, inkuiri
terbimbing dan inkuiri
terbuska)
Bagaimana
Keterbacaan LKS inkuiri
keterbacaan dan yang dikembangkan guru
keterlaksanaan
berdasarkan ujicoba di
LKS inkuiri
laboratorium sebelum
yang
pembelajaran biologi
dikembangkan
berbasis inkuiri
guru
dilaksanakan, dimana LKS
berdasarkan uji
mampu memunculkan
coba di
kemampuan inkuiri
laboratorium
seperti:
1. 1. Merumuskan Hipotesis
sebelum
2. Merancang Percobaan
pembelajaran

29

dilaksanakan
bersama siswa ?

4

Apa kendalakendala guru
biologi dalam
mengemas
materi dan
mengembangkan LKS untuk
pembelajaran
inkuiri ?

3. Melakukan observasi
secara sistematis
4. Menyusun dan
menginterpretasi data
5. Menarik kesimpulan
Kendala-kendala yang
ditemukan guru dalam
mengemas materi dan
menyusun LKS buatan
guru untuk pembelajaran
inkuiri

Studi
dokumentasi
(Observasi
dokumen)
Wawancara
dan kuesioner

Logbooks
guru,
Lembar
wawanca
ra dan
angket

F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yakni tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pengambilan kesimpulan.
a. Tahap Persiapan
1) Menentukan dan membuat rumusan masalah.
2) Studi literatur atau kepustakaan mengenai masalah yang diteliti
3) Membuat proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing
4) Melaksanakan seminar proposal tesis yang bertujuan untuk memperoleh
masukan yang dapat memperlancar pelaksanaan penelitian yang akan
dilakukan
5) Perbaikan proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing
6) Mengurus surat izin penelitian.
7) Membuat instrumen.
8) Melakukan pertimbangan profesional (judgment) oleh beberapa dosen ahli
di Jurusan Pendidikan Biologi terhadap instrumen.

30

b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:
1) Melakukan observasi dan penilaian terhadap pengemasan materi dan LKS
inkuiri yang dikembangkan guru hingga uji coba LKS inkuiri tersebut di
laboratorium
2) Meminta guru mengisi angket tentang kendala-kendala yang dihadapi guru
dalam mengemas materi dan mengembangkan LKS untuk pembelajaran
biologi berbasis inkuiri
3) Melakukan wawancara untuk memperoleh informasi tambahan mengenai
kegiatan mengemas materi dan mengembangkan LKS inkuiri.
c. Tahap akhir
1) Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian.
4) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
5) Menarik kesimpulan
6) Menyusun laporan
G. Pengumpulan Data
Guru ditugaskan untuk melakukan kegiatan mengemas materi dimulai
dengan memilih salah satu materi untuk dikemas dan disampaikan kepada siswa
melalui pembelajaran inkuiri hingga mengembangkan LKS yang akan digunakan
dalam pembelajaran tersebut. Kemudian guru melakukan uji coba LKS di sekolah
masing-masing atau di jurusan pendidikan biologi UPI. Setiap melakukan
aktivitasnya guru ditugaskan untuk mencatat setiap proses yang mereka alami
dalam buku catatan khusus yang dikenal sebagai Log books.

31

Penelitian ini memperoleh data secara langsung dan tidak langsung.
Pengambilan data secara tidak langsung dilakukan untuk melihat kemampuan
guru dalam mengemas materi dan mengembangkan LKS yang telah disusun
sebelumnya dalam catatan logbooks maupun RPP dengan menggunakan lembar
observasi berupa data check list. Sedangkan pengambilan data secara langsung
dilakukan untuk mengungkap keterbacaan dan keterlaksanaan LKS melalui
penilaian rubrik uji coba LKS di laboratorium, selain itu melalui wawancara
kepada guru untuk mengetahui respon mereka secara langsung.
H. Analisis Data
1. Analisis Lembar Observasi
Pengujian terhadap kemampuan guru dalam mengemas materi yaitu dengan
cara mencocokkan uraian materi yang dipilih oleh guru untuk disampaikan
melalui pembelajaran inkuiri dengan lembar observasi kemampuan guru dalam
mengemas materi yang meliputi dua aspek yaitu penjabaran kurikulum dan
kemampuan menganalisis materi untuk pembelajaran inkuiri. Kriteria yang
muncul kemudian dipersentasekan (frekuensi kemunculan) dengan menggunakan
rumus :
F=

n
× 100%
N

(Slameto, 1998)
Keterangan :
F = Frekuensi relatif aspek yang sudah muncul pada uraian guru dalam
mengemas materi
n = jumlah aspek yang muncul
N = total aspek yang diharapkan muncul

32

Data yang dipersentasekan diambil dari hasil observasi terhadap kemunculan
kategori aspek kemampuan guru dalam mengemas materi. Kategori-kategori
aspek yang meliputi kemampuan guru dalam mengemas materi tersebut dirinci
dalam Tabel 3.1
2. Analisis Penilaian Rubrik
Data hasil penilaian uji coba LKS dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan interpretasinya dianalisis dengan menghitung persentase
kemunculan setiap kategori kualitas (kurang, cukup, dan baik) pada setiap
aspek pada rubrik uji coba LKS (judul, ringkasan materi, permasalahan,
prediksi dan hipotesis, merencanakan percobaan, penyediaan alat dan bahan,
sistematikan

pelaksanaan

percobaan,

kegiatan

observasi/pengamatan,

perencanaan analisis data dan kesimpulan). Analisis tersebut menempuh
tahapan sebagai berikut :
a. Melakukan penskoran terhadap semua aspek yang muncul pada rubrik
dengan LKS yang dikembangkan kemudian diuji cobakan oleh guru di
laboratorium
b. Mencari jumlah (Σ) total masing-masing kategori kualitas (kurang, cukup,
dan baik) pada setiap aspek rubrik uji coba LKS yang dianalisis dengan
jalan menghitung jumlah frekuensi skor dari setiap aspek yang termasuk
kategori kualitas (kurang, cukup, dan baik)
c. Mencari nilai persentase kategori kualitas setiap aspek uji coba LKS
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

33

P=

Σ

x 100%

(Slameto, 1998)
Keterangan :
P = Persentase kategori kualitas (kurang, cukup, dan baik) dari setiap
aspek uji coba LKS
Σ = Jumlah (banyaknya) suatu kategori kualitas dari setiap aspek uji coba
LKS
n = Jumlah hasil LKS yang dikembangkan guru yang akan dianalisis
100% = Bilangan konstanta/tetap
Kategorisasi kualitas LKS inkuiri dari segi keterbacaan maupun
keterlaksanaanya dilakukan terhadap setiap LKS inkuiri dan terhadap setiap
kriteria aspek keterbacaan dan keterlaksanaan LKS inkuiri tersebut. Kategorisasi
kualitas setiap LKS inkuiri buatan guru dilakukan berdasarkan hasil rata-rata skor
penilaian dari semua aspek LKS inkuiri. Kualitas LKS inkuiri dinyatakan kurang
jika rata-rata skor penilaian LKS inkuirinya kurang dari 1,0; kualitas dinyatakan
cukup jika rata-rata skor penilaian LKS inkuirinya antara 1,0-2,0; kualitas
dinyatakan baik jika rata-rata skor penilaian LKS inkuirinya lebih dari 2,0.
Sedangkan kategorisasi kualitas setiap aspek LKS inkuiri dilakukan berdasarkan
rata-rata skor setiap aspek LKS inkuiri dari semua LKS inkuiri buatan guru.
Kualitas dinyatakan kurang jika rata-rata skor aspek kurang dari 1,0, kualitas
dinyatakan cukup jika rata-rata skor aspek antara 1,0-2,0; kualitas dinyatakan baik
jika rata-rata skor aspek lebih dari 2,0.

34

3. Analisis Angket
Analisis angket dengan menggunakan analisis deskriptif dan interpretasinya
berdasarkan persentase dari alternatif jawaban yang telah dikemukakan oleh
responden. Analisis tersebut menempuh tahapan sebagai berikut :
a. Membuat tabel dengan lajur : nomor urut pertanyaan, alternatif jawaban,
frekuensi jawaban, dan persentase.
b. Mencari frekuensi jawaban (f) dengan jalan menjumlahkan setiap poin pilihan
yang termasuk pada salah satu alternatif jawaban
c. Mencari frekuensi keseluruhan (n) dengan menjumlah frekuensi jawaban dari
setiap alternative jawaban
d. Mencari nilai persentase dengan jalan menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

f
× 100%
n

(Slameto, 1998)
Keterangan :
P = Persentase jawaban
f = Frekuensi jawaban terhadap salah satu poin (alternative jawaban)
n = Jumlah responden yang memberi jawaban
100% = Bilangan konstanta/tetap

35

H. Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Kajian literatur mengemas materi dan mengembangkan LKS Inkuiri

Guru Melakukan Pengemasan Materi, Mengembangkan LKS Inkuiri

Observasi Pengemasan Materi, LKS Buatan Guru dan
Uji Coba LKS Inkuiri di Laboratorium

Pelaksanaan Pengumpulan Data
(melalui observasi, rubrik, RPP, angket, wawancara)

Pengolahan dan Analisis
Data
Kesimpulan

Menyusun Laporan

Gambar 3.1 Alur penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan
Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Anggraeni, S. (2006)a. Model Perkuliahan Biologi Umum Berbasis Inkuiri bagi
Calon Guru Biologi. Disertasi. SPS UPI.
__________. (2006)b. Pedoman Pelaksanaan Program Perkuliahan Biologi
Umum Berbasis Inkuiri. FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
BSNP, (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Pengembangan
Pembelajaran
IPA
Terpadu.
[online].
Tersedia:
http://
www.puskur.net/inc/mdl/ 050_ Model_IPA_ Trpd.pdf. (21 Juni 2007)
Dini, Kartari Fitri. (2011). Analisis Dinamika Inkuiri pada Guru SMA Kota
Bandung. Tesis Magister PPS UPI : Tidak Diterbitkan
Faridh,

M.(2010).
Pengembangan
Lembar
Kerja
Siswa. Online.
http://faridmuh.wordpress.com/2010/12/19/pengembangan-lks/ (diakses 22
Maret 2011)

Gunawan, Subar. (2009). Analisis Kesesuaian Rencana Pembelajaran Yang
Dibuat Guru SD Dengan Pelaksanaan Pembelajaran Sains. Tesis
Magister PPS UPI : Tidak Diterbitkan
Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta
Haritsah. (2010). Lembar Kerja Siswa. Online.
http://haritsah.ifastnet.com/home/38/50-lks.html (diakses 22 Maret 2011)
Ibrahim, M. 2007. Keterampilan Berpikir Kritis. Online. http://kpicenter.web.id/
neo /content/view/19/1/.(diakses 3 Desember 2009)..

xiii

Joyce, B. & Weil, M. (2009). Models of Teaching. Eighth Edition. Boston: Allyn
and Bacon.
Kartimi. (2007). Model-Model Pembelajaran.STAIN Cirebon : Tidak diterbitkan
Marnita. (2005). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Inkuiri
Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus. Tesis Magister PPS UPI :
Tidak Diterbitkan
Mulyasa,E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumiaksara : Jakarta
Millar, Robin. (2004). The Role of Practical Work in The Teaching and Learning
of Science. Washington : The University Of York
National Research Council. (2001). Inquiry and The National Science Education
Standards. Washington DC: National Academy Press.
NSTA & AETS .(1998). Standards for Science Teacher Preparation.
Reichel, A. G. (2004). Exemplars Science Rubric. Tersedia dalam
http://www.Exemplars.com/pdfs/science_rubric.pdf. [18 Desember 2003]
Rustaman, A & Wulan, A.R. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam
Pembelajaran. Modul Pembelajaran : Tidak Diterbitkan
Rustaman, A & Rustaman, N. (2001). Petunjuk Penulisan Buku Pelajaran Biologi
SLTP. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rustaman, et al. (2003). Hand Out Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan
Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Rustaman, Nuryani. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis
Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II: Himpunan
Ikatan Sarjana & Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia FPMIPA UPI
22-23 Juli 2005
Slameto. (1998). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda
Karya
Supriatno, Bambang,dkk. (2011). Analisis Desain Kegiatan Laboratorium Biologi
Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Biologi UPI. 240-253

xiv

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta :
Jakarta
Trowbridge, L.W. & Bybee, R.W. (1990). Becoming a Secondary School Science
Teacher. Mealbourne: Merril Publishing Company.
Uno.G.E., (1999). Handbook on Teaching Undergraduate Science Courses. A
Survival Training Manual. Orlando : Saunders College Publishing.
Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran inovatif Kontemporer : Suatu tinjauan
Konseptual Operasional. Bumi Aksara : Jakarta
Zulfiani,dkk. (2009). Strategi pembelajaran Sains: Jakarta : Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatulloh

xv