Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis

2.2.1 Pengertian Laba

Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Jenis-jenis laba yaitu:

a. Laba Kotor, Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 120) laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.

b. Laba operasi, Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004: 243) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.


(2)

c. Laba sebelum pajak, Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.

d. Laba bersih, Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.

2.2.2 Pertumbuhan Laba

Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif.

Laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari hasil


(3)

opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi.

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Pertumbuhan laba biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.

Pertumbuhan Laba = ��������������� ��ℎ���−��������������� ��ℎ���−1 ��������������� ��ℎ���−1

Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share)”.

2.2.3 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara


(4)

setepat-tepatnya sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI,2007 : paragraf 7) yaitu sebagai berikut:

Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Lapiran keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai lapora arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula.

2.2.4 Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Wild, et al (2005 : 36) “Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan


(5)

penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.”

2.2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu:

− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. − Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi

model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi (z-score). − Rasio menstandarisir size perusahaan.

− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.


(6)

− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

2.2.6 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Dennis (2006 : 62) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne (2005 : 204)

Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement/balance sheet ratio). Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Tampubolon (2005: 36) ada dua jenis rasio likuiditas yaitu “current ratio dan quick ratio”. Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam


(7)

penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 4)

Rasio lancar (current ratio) = Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Panjang

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio lancarnya.

b. Rasio Leverage

Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne (2005 : 209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut Darsono (2005 : 54) rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.

Ada dua rasio leverage menurut Horne (2005 : 209) yaitu “rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap total aktiva (debt to total assets ratio)”. Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity. Debt to total assets ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga


(8)

berdampak pada ketidakpastian harga saham. Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006: 103)

Debt Ratio = ����� ����� ����� ������ c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Horne (2005 : 212) adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas (cash turnover), rasio perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover), dan perputaran total aktiva (total assets turnover). Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets turnover (TATO). Menurut Darsono dan Ashari (2005: 60) TATO merupakan “kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini”. Rumus untuk menghitung total assets turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005: 221)

Total Assets Turnover = ��������� ����� ℎ ����������� ���� −����

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Penjualan bersih (net sales) merupakan hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva tetap. Untuk


(9)

mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.

Inventory Turnover adalah rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada ditangan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio ini dihitung sebagai berikut:

Inventory Turnover = ����� ����� ��������� ���������� d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain: margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasi (operating profit margin), margin laba bersih (net profit margin), return on assets, dan return on equity. Rasio profitabilitas yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan


(10)

operating profit margin (OPM). Rasio profitabilitas yang menjadi focus peneliti dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), dan return on equity (ROE).

a) Return On Assets (ROA)

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung return on asset menurut Horne dan Wachowicz (2005: 224)

ROA = ���� ����� ℎ

����������� � 100 %

Setiap perusahaan menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya.

b) Return On Equity (ROE)

Return on equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. Rumus untuk menghitung ROE menurut Horne dan Wachowicz (2005: 225)

ROE = ���� ����� ℎ


(11)

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten. Meilina Sari (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. menemukan bahwa rasio perputaran total aktiva (total Assets turnover) tidak berpengaruh secara parsial. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross profit margin. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan terdapat adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba. Namun secara parsial, penelitian ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Susilawaty (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya


(12)

pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba.

Itasabella (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on asset equity, dan pertumbuhan laba. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam tabel 2.1 :


(13)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Meilina

Sari (2009) Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2 Susilawaty (2010) Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover Ratio, Return On Asset, Gross Profit Margin, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba.

3 Itasabella (2010) Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity terhadap pertumbuhan laba.


(14)

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Laporan keuangan menjadi dasar perhitungan analisis rasio keuangan untuk berbagai tujuan. Salah satunya yaitu untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. Rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio rasio ini dapat mengambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam membuat keputusan keuangannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Dalam teori analisa rasio keuangan, rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1:


(15)

H

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Data diolah penulis, 2013

Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Semakin tinggi current rasio maka semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga mengalami pertumbuhan atau peningkatan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang tinggi

Rasio Keuangan

Pertumbuhan Laba (PL)

Current Ratio (X1)

Debt Ratio (X2)

Total Assets Turnover (X3)

Return On Assets (X4)


(16)

menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan jumlah modal pinjaman yang semakin besar bagi perusahaan. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan debt ratio yang tinggi. Sedangkan total assets turnover sebanding dengan current ratio, semakin tinggi total assets turnover maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Dan variabel independen terakhir yaitu inventory turnover juga sangat diharapkan oleh manajemen perusahaan mengalami kenaikan (semakin tinggi). Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial current ratio, debt ratio, total assets turnover, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(17)

H2: Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H3: Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H4: Return On Assets berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H5: Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H6: Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On Assets, Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(1)

pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba.

Itasabella (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on asset equity, dan pertumbuhan laba. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam tabel 2.1 :


(2)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Meilina

Sari (2009) Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2 Susilawaty (2010) Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover Ratio, Return On Asset, Gross Profit Margin, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba.

3 Itasabella (2010) Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Pertumbuhan Laba.

Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity terhadap pertumbuhan laba.


(3)

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Laporan keuangan menjadi dasar perhitungan analisis rasio keuangan untuk berbagai tujuan. Salah satunya yaitu untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. Rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio rasio ini dapat mengambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam membuat keputusan keuangannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Dalam teori analisa rasio keuangan, rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1:


(4)

H

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Data diolah penulis, 2013

Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Semakin tinggi current rasio maka semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga mengalami pertumbuhan atau peningkatan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang tinggi

Rasio Keuangan

Pertumbuhan Laba (PL)

Current Ratio (X1)

Debt Ratio (X2)

Total Assets Turnover (X3)

Return On Assets (X4)


(5)

menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan jumlah modal pinjaman yang semakin besar bagi perusahaan. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan debt ratio yang tinggi. Sedangkan total assets turnover sebanding dengan current ratio, semakin tinggi total assets turnover maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Dan variabel independen terakhir yaitu inventory turnover juga sangat diharapkan oleh manajemen perusahaan mengalami kenaikan (semakin tinggi). Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial current ratio, debt ratio, total assets turnover, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(6)

H2: Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H3: Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H4: Return On Assets berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H5: Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

H6: Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On Assets, Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

2 33 91

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

0 3 91

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013.

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 20

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

0 0 12

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

0 0 1

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

0 0 2

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

0 0 18