HUBUNGAN EKOLOGI ILMU LINGKUNGAN DAN LIN

HUBUNGAN EKOLOGI, ILMU LINGKUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
Ekologi
- Catatan2 Hipocartus, Aristoteles, dan Filsuf lain merupakan naskah kuno yang digunakan
sebagai rujukan masalah Ekologi, yang pada abad ke16 s.d abad ke17 dikenal sebagai Natural
History, disusun secara sistimatik, analitik, obyektif
- Abad-19 (1860), Ernst Haeckel (1834–1919), mengusulkan istilah Ekologi, yang
mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungan
- Ekologi, merupakan salah satu cabang biologi (seperti hubungan organisme dan
lingkungan), mempelajari pengaruh lingkungan terhadap jasad hidup (manusia, hewan,
tumbuhan), dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dsb
- Ekologi, secara harfiah berasal dari kata oikos, yang berarti rumah, tempat hidup dan logos,
yang berarti ilmu
- Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal, seperti :
1. bagaimana alam bekerja
2. bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
4. bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
5. bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi, adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.

- Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik serta proses
biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial
- Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena dapat
menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup layak
- Setelah 1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap orang dituntut
untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat energi, dan dapat mengurangi
pencemaran tanah, air, udara, yang merupakan masalah lingkungan sedunia (globalisasi
lingkungan)
- Setelah ada gerakan sadar lingkungan (di dunia, 1968 dan di Indonesia 1972), maka setiap
orang mulai memikirkan : masalah pencemaran, rusaknya daerah-daerah alami, hutan, pantai,
meningkatnya perkembangan penduduk, yang berdampak pada masalah pangan, penggunaan
energi, kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, dst
- Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada spectrum Biologi sekumpulan individu, dari jenis
yang sama, terjadi di satu tempat dalam waktu tertentu
- Spectrum biologi, mulai dari gen, sel, organ, organisme, populasi, komunitas yang bila
ditambah dengan materi/mineral dan energi, maka akan menjadi sistem sel, sistem organ,
system organisme, system populasi dan ekosistem
- Sistem-sistem tersebut bertujuan dan merupakan gabungan dari komponen-komponen yang
berinteraksi satu dengan lainnya secara teratur, saling bergantung untuk membentuk suatu
keseluruhan.

- Untuk itu diperlukan pengetahuan fisika dan biologi, agar ahli ekologi dapat
mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan
- Dalam hal pengelolaan lingkungan, pandangan manusia bersifat anthroposentris. Oleh sebab
itu timbul perlunya ekologi manusia, yang melihat permasalahan dari sudut kepentingan
manusia (walaupun unsur hewan, tumbuhan, dan komponen abiotis lainnya diperhatikan,
namun secara explisit/implisit selalu dihubungkan dengan kepentingan manusia)
- Ekologi manusia merupakan cabang khusus ekologi, disamping dikenal pula ekologi
tumbuhan, ekologi hewan, ekologi jasad renik
- walaupun ekologi penting, ia bukan satu-satunya masukkan untuk mengambil keputusan

dalam masalah lingkungan. Faktor lain yang dalam pengelolaan lingkungan hidup harus
dipertimbangkan secara seimbang adalah faktor ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya
Ekosistem
- Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tidak hidup, yang berinteraksi dalam suatu
tempat sebagai suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem terjadi oleh adanya arus
materi, energi, dan informasi.
- Komponen-komponen dalam ekosistem menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut berada
dalam suatu keseimbangan tertentu.
- Keseimbangan tersebut sifatnya tidak statis, namun dinamis, selalu berubah, dapat besar
atau kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia.

- Sebagai contoh, keadaan bumi tidak tetap (kandungan CO2 dan O2 dalam udara), iklim,
gunungnya, flora/faunanya.
- Dalam skala kecil, Gn. Krakatau (1883) meletus, kehidupan di pulau tersebut menjadi
rusak. Dari penelitian, diketahui bahwa mula-mula hanya ada tumbuhan tingkat rendah
(lumut, paku), baru kemudian timbul tumbuhan tingkat tinggi. Inilah yang disebut suksesi.
Keseimbangan Gn.Krakatau berubah total. Di dunia ini tidak ada yang kekal
- Akuarium dapat dianggap sebagai ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir,
plankton, mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen ekosistem
- Hutan luas dengan tumbuhan tinggi, rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu
keteraturan yang seimbang dalam ekosistem tersebut
2.2.2. Ilmu Lingkungan
Adalah ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di dalam
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied ecology
Arti lingkungan hidup
- mahluk hidup lain bukan sekedar kawan hidup bersama manusia secara pasiv atau netral,
melainkan sangat terkait dengan mereka, tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup
- sebagai contoh, bagaimana bila di bumi ini tidak ada oksigen dan makanan ? dari tumbuhan
dan hewan manusia memperoleh materi dan energi
- sebaiknya disadari, bahwa manusia membutuhkan mahluk hidup lain untuk kelangsungan
hidupnya (manusia, tumbuhan, hewan, jasad renik) yang menempati ruang tertentu, di mana

dalam ruang tersebut terdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa tanah, air dan udara
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut
Lingkungan yang terdiri dari (10) manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit
batu, akan berbeda sifatnya dengan lingkungan yang terdiri dari (1) manusia, (10) anjing,
tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit batu (rata)
2. hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut
Dua ruangan yang luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan lay out
berbeda, akan menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula
3. faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup
Sebagai contoh, kota dengan penduduk yang aktif dan bekerja keras akan memiliki
lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap penduduknya santai dan malas bekerja.
Atau, lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur dengan yang berlereng dan tererosi
4. non material
lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang dengan
cahaya cukup tapi tenang
Ekologi dan Ekosistem
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
dengan komponen lain di sekitarnya


Ekosistem adalah suatu satuan ekologi yang merupakan gabungan satu atau beberapa
komunitas yang berfungsi bersama komponen benda mati dalam suatu sistem.
2.2.3. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, adalah sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem, sehingga Lingkungan Hidup dapat diartikan sebagai ekosistem
dimana terdapat keberadaan manusia atau kepentingan manusia di dalamnya.
- Definisi Lingkungan Hidup menurut Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan,
adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan peikehidupan serta
kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya
Manusia mempunyai potensi luar biasa dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya untuk
mengelola alam seisinya sejauh kemampuan dirinya. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia
mempunyai segala kewenangan untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya di bumi ini.
Pandangan yang menganggap manusia adalah sekedar subyek (pelaku) dari segala keadaan di
bumi adalah pandangan eksklusif, seolah-olah manusia berada di luar lingkungannya sendiri,
atau ini berati bahwa apapun yang terjadi di lingkungannya tidak selalu akan menyangkut
dirinya. Pandangan yang demikian disebut sebagai pandangan transenden. Hal yang
sebaliknya yakni pandangan inklusif, dimana manusia menjadi satu dengan lingkungannya,
yang disebut pula sebagai pandangan imanen.

Lingkungan hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi yang membentuknya. Berbagai
asas yang dimaksud adalah :
1. Organisasi ekosistem
Suatu ekosistem pada umumnya dihuni oleh mahluk hidup yang mengelompok sebagai suatu
populasi. Berbagai populasi yang bersama-sama menghuni suatu wilayah disebut komunitas.
Dalam konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup secara terpadu saling
terkait dan tergantung satu dengan lainnya didalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut
sebagai pendekatan yang holistic
2. Sistem produksi, konsumsi dan dekomposisi
Sistem produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materi dan daur energi.
Produksi primer dari suatu sistem berasal dari proses photosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan berhijau daun dengan pengikatan energi yang berasal dari sinar matahari dalam
bentuk karbohidrat
Tumbuhan berhijau daun disebut produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi
seterusnya produsen primer ini merupakan makanan konsumen primer, atau produsen
sekunder atau herbivore yakni hewan pemakan tumbuhan. Selanjutnya konsumsi primer ini
dapat menjadi mangsa (prey) dari konsumen sekunder yang dapat pula disebut produsen
tersier, predator atau karnivore
Baik produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian perombakan
atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana oleh mahluk hidup

yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti jamur, bakteri, cacing, dsb
3. Rantai makanan
Rantai makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah ekosistem. Satu
organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah dalam rantai makanan. Semua
organisme yang mengkonsumsi jenis makanan yang sama di dalam rantai makanan berada
dalam tahap tropis yang sama. Jadi, tumbuhan (produsen utama) termasuk dalam tahap tropik
yang pertama, herbivore (konsumen utama) termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore
(konsumen sekunder) yang memakan herbivore termasuk dalam tahap tropik ketiga dan
karnivore sekunder (konsumen tersier ), yakni yang memakan karnivore lain, termasuk dalam
tingkat tropik keempat. Melalui rantai makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah dari
organisme-organisme dalam tahap tropik yang terakhir.

Konsep jaring makanan sangat diperlukan untuk memahami pentingnya memelihara
keanekaan
4. Materi dan energi
dalam ekosistem materi akan mengalami daur, yang disebut sebagai daur materi. Sedangkan
energi akan mengalami aliran, jadi ada aliran energi. Hukum yang sangat penting dalam daur
materi dan aliran energi adalah hukum termodinamika, yaitu :
1. energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya mengalami transformasi. Hal ini
yang dikenal dengan hukum kekekalan energi

2. Proses energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan pekat menjadi encer.
Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien
Hukum termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni semua perubahan
yang menghasilkan energi adalah perombakan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan hal
itu selalu berlangsung dengan efisiensi yang tidak pernah mencapai seratus persen, oleh
karena itu selalu terjadi suatu kelebihan transformasi energi, Inilah yang berbentuk limbah.
Aliran energi merupakan proses ketika energi matahari beralih kedalam bentuk-bentuk lain
(seperti panas, kimia, mekanis) dan dialirkan kedalam lingkungan, melalui bermacam-macam
organisme di setiap tingkat tropik (dalam rantai makanan, dan akhirnya kembali ke
lingkungan). Aliran energi di dalam lingkungan merupakan salah satu komponen fungsional
utama yang melindungi ekosistem.
5. Keseimbangan
Ekosistem memiliki kemampuan untuk memelihara sendiri, mengatur sendiri serta
mengadakan keseimbangan kembali. Kemampuan seperti ini juga merupakan kemampuan
individual dari manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan
ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk berada dalam
suatu keseimbangan (homeostatis)
6. Kelentingan
Suatu sistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik disengaja maupun
tidak, sesuai dengan kelentingan (resilience) yang dimilikinya. Dalam suatu sistem dengan

kelentingan yang besar, penyerapan gangguan tidak akan merubah stabilitas sistem itu,
artinya sistem yang mengalami gangguan tersebut, tetap merupakan sistem semula.
Sebaliknya sistem yang memiliki kelentingan kecil dengan gangguan yang sama besarnya,
dapat berubah menjadi suatu sistem baru. Jadi kelentingan sebenarnya merupakan sifat suatu
sistem yang memungkinkannya kembali pada stabilitas semula
7. Daya dukung dan strategi hidup
Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu
populasi, diatas mana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumberdaya dan
lingkungan yang ada.
- Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup
memperhatikan daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya
apabila jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri utama
mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.
- Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup tidak mempedulikan batas daya
dukung lingkungan, mereka berkembang biak menurut nalurinya, melampaui daya dukung,
mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan kematian masal, sehingga populasinya
terpaksa turun di bawah kemampuan daya dukung lingkungannya. Demikian seterusnya
sampai mungkin terjadi stabilitas di bawah batas daya dukung lingkungannya, walaupun
stabilitas itu hanya akan terjadi sementara waktu.

07/13/2013 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | 1 Komentar
PERUBAHAN EKOSISTEM

A.Perubahan Keseimbangan Lingkungan
Pada bab sebelumnya kamu sudah mengetahui bahwa mahkluk hidup dan lingkungannya
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya memiliki hubungan timbal
balik. Hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan lingkungannya dipelajari secara
khusus dalam ekologi. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel (18341914) untuk mengkaji hubungan antara organisme dengan lingkungannya berada.
Kehidupan yang ada di muka bumi ini sebenarnya merupakan satu sistem ekologis. Sebagai
suatu sistem, semua komponen
penyusunnya seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan akan saling memengaruhi
komponen yang lainnya. Yang dimaksud sistem ekologis adalah berfungsinya perpindahan
energi dan daur biogeokimia pada suatu ekosistem. Berpindahnya energi disertai dengan
perpindahan zat dari air, tanah, dan udara ke organisme, lalu kembali ke air, tanah dan udara
lagi. Lingkungan yang dapat menjamin kelangsungan sistem ekologi tersebut dinamakan
lingkungan yang seimbang. Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi jika
faktor biotik dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berada
dalam komposisi seimbang. Kondisi lingkungan semacam itu yang akan menjamin
terbentuknya ekosistem yang sehat.
Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat

mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang
proporsional. Ekosistem seimbang didukung oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui
zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis
tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut
menyebabkan ekosistem tersebut semakin mantap keseim-bangannya. Jika satu jenis
tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi
sumber makanan bagi herbivora. Demikian pula, bila hewan herbivora tertentu jumlahnya
berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang dapat dimakan oleh hewan karnivora.
Seterusnya, bila ada jenis karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang
meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas tersebut.
Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa jenis organisme yang terbatas akan menjadi
kurang stabil. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan ada
alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada perubahan lingkungan
maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi (booming
populasi) yang tidak seimbang. Keseimbangan lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga
apabila jumlah individu produsen lebih besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga
jumlah konsumen I harus lebih besar dari jumlah konsumen II, dan seterusnya jumlah
konsumen II harus lebih besar dari jumlah konsumen III. Apabila faktor biotik dan abiotik
mangalami perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, misalnya akibat
penggundulan hutan, bencana alam adan perburuan liar.
Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal
dengan istilah kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat memberikan
kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan. Pada
ekosistem yang seimbang semua populasi secara alamiah dibatasi oleh populasi organisme
lain, sehingga tidak ada
populasi yang tumbuh tanpa batas dan mendominasi yang lain. Setiap populasi pada
ekosistem yang seimbang memiliki kondisi maksimum dan minimum yang selalu berkaitan
dengan populasi lainnya. Pada kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen
biotik dan abiotik yang memungkinkan perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara
lancar. Maka bila ada perubahan apapun, dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan
baru secara proporsional sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama perubahan
itu masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun, bila perubahan

ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak berfungsi maka aliran energi dan daur materi
akan terganggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi semua komponen ekosistem lainnya
B. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan
abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan
lingkungan dapat terganggu. Pernahkah kalian membaca di media massa tentang sering
terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang digunakan sebagai kantong-kantong
transmigrasi? Mengapa hal ini terjadi?
Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa membuka lahan baru dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik untuk permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan
pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus
bertambah, sdangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas tetap jumlahnya. Fenomena lain
yang tak kalah mengherankan, di lereng gunung banyak berdiri bungalo yang praktis
menyebabkan daya dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, ditambah
dengan membuka lahan baru yang menyebabkan banyak tanaman yang hilang. Jika air hujan
datang tanpa didukung oleh tanaman sebagai penyeimbang lingkungan, Apa akibatnya?
Apakah akan terulang kejadian-kejadian longsor, banjir bandang, dan fenomena kerusakan
alam lainnya? Dengan berbagai gambaran di atas, banjir ataupun bencana alam lainnya
terjadi sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan alam. Gangguan keseimbangan alam
dapat dibedakan menjadi dua.
1. Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik,
diantaranya letusan gunung berapi,
banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga,
kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan,
yang menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2. Faktor manusia
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai
pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan
ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang
memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan,
misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan
dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang
berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan rusaknya
tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas
dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan,
dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak
hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman
budidaya manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan
keseimbangan lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan,
penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan permukiman, dan limbah industri
C. Pencemaran Lingkungan
Buatlah kelompok dengan anggota minimal 4 orang.
1. Carilah 5 artikel dari berbagai sumber tentang aktivitas manusia yang mengganggu
keseimbangan lingkungan!
2. Diskusikan dengan anggota kelompokmu, kemudian tentukan:
a. Tindakan apa yang perlu dilakukan bila menjumpai hal itu?
b. Identifikasikan manfaat mempelajari dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan!

Coba berikan contoh lain mengenai terganggunya keseimbangan lingkungan karena aktifitas
manusia? Berdasarkan penjelasan sebelumnya peningkatan eksploitasi terhadap sumber daya
alam (SDA) akan menyebabkan peningkatan kerusakan ekosistem, sebagai contoh timbulnya
zat sampah yang mengakibatkan terjadinya pencemaran. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pencemaran adalah:
1. pertambahan penduduk yang tak terkendali (over population);
2. pesatnya perkembangan dan penyebaran teknologi;
3. adanya polutan dalam jumlah besar dan alam tidak bisa lagi menetralisir. Kapan suatu zat
dapat dikatakan sebagai polutan? Apabila:
4. kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas;
5. berada pada waktu yang tidak tepat;
6 berada pada tempat yang tidak semestinya
Bagaimana sifat-sifat polutan?
1. Merusak untuk sementara dan setelah bereaksi dengan lingkungan, zatnya tidak merusak
lagi.
2. Merusak setelah jangka waktu tertentu, misalnya DDT dan Pb.
Dalam kadar yang rendah, DDT dan Pb tidak mematikan manusia. Namun, apabila zat ini
tertimbun dalam lemak dengan jumlah yang melebihi batas normal akan menimbulkan
kerusakan jaringan. Pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis.
1. Pencemaran air dan tanah
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat yang mengakibatkan kualitas air terganggu.
Hal ini dapat terjadi pada sumber mata air, sungai, waduk, dan air laut. Pencemaran tanah
terjadi akibat masuknya zat atau komponen lain ke dalam areal tanah. Menurut jenisnya
bahan pencemar air dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Pencemaran biologi
Pencemar biologi dalam perairan antara lain:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6) Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)
b. Pencemaran kimia
Pencemar kimia dalam perairan antara lain sebagai berikut.
1) Zat-zat kimia
Misalnya pestisida, limbah industri, buatan, dan deterjen yang kesemuanya dapat berakibat
buruk terhadap pertumbuhan organisme di perairan.
2) Limbah industri
Yang berupa zat-zat radioaktif dan logam-logam berat, seperti Cu, Hg (air raksa/merkuri), Pb
(timah hitam), seng
(Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni).
Zar-zat tersebut di atas dapatmengganggu organisme yang hidup di air melalui rantai
makanan, zat tersebut akan
berpindah dari organisme satu ke organisme lain yang pada akhirnya zat tersebut akan
terakumulasi pada konsumen yang menduduki piramida makanan paling atas. Pada dosis
tertentu akan berubah menjadi racun.
3) Penggunaan pestisida DDT
Pengendalian hama yang menggunakan insektisida berupa DDT (Dikloro Difenil
Trichlorothan) oleh para petani secara

berlebihan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan tanah mengingat zat ini
mempunyai sifat sebagai berikut.
a) Bila masuk ke dalam tubuh organisme, tidak dapat diuraikan (nonbiodegrada)sehingga
akan tertumpuk dalam air atau tanah.
b) Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lain melalui aliran materi dalam
rantai makanan, hal ini memungkinkan DDT dapat tertumpuk dalam tubuh manusia sehingga
berakibat rusaknya jaringan yang menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot.
c. Sampah organik
Berbagai sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam, atau parit akan mengalami
pembusukan oleh bakteri pembusuk yang banyak memerlukan Oksigen (O2). Hal ini
menyebabkan kadar Oksigen (O2) air berkurang, menyebabkan plankton, hewan-hewan
kecil, maupun hewan besar tidak dapat hidup lagi.
d. Terjadinya eutrofikasi
Disebabkan karena terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan karena penimbunan
senyawa nitrat (NO3). Ditambah belum lagi penimbunan sisa-sisa pupuk yang lainnya di
daerah pertanian yang akan menyebabkan tumbuh suburnya gulma. Belum dapat menutup
permukaan air sehingga cahaya tidak bisa menembus ke pedalaman air sehingga menghambat
proses fotosintesis yang diakhiri dengan berkurangnya produksi oksigen (O2). Berkurangnya
oksigen menyebabkan ikan dan hewan lainnya yang hidup di air menjadi berkurang atau
terhambat pertumbuhannya.
2. Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan adanya pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi,
batubara, asap rokok, dan gas-gas lain yang mencemari udara, misalkan gas CO, CO2,NO,
NO2, SO, SO2, CH4, CFC3. Kadar polutan di udara dinyatakan dengan
ppm (part per million), yaitu jumlah cm3 polutan per m3 udara. Polutan yang dimaksud disini
dapat berbentuk partikel, cairan, atau gas.
a. CO (Karbon Monoksida)
Sebagai gas pembunuh, gas ini mempunyai daya ikat terhadap haemoglobin yang jauh lebih
tinggi daripada dengan O2
, sehingga mengganggu pengikatan O2oleh darah. Bila dalam darah 70-80% Hb mengikat CO
dapat mengakibatkan kematian. Contoh-contoh terbentuknya gas CO, antara lain.
1) Menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup.
2) Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dengan keadaan kaca yang tertutup.
b.CO2(Karbon Dioksida)
CO2bersama mikroorganisme, debu, dan titik-titik air akan berkondensasi membentuk awan.
Awan mempunyai sifat dapat
ditembus oleh energi panas, sehingga suhu udara yang berada di permukaan bumi akan
meningkat. Kadar CO2 0,033% yang ada di udara akan dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau
untuk fotosintesis, tetapi bila kadar tersebut berlebih maka akan merusak tumbuhan dan
hewan.
c. Gas NO, NO2, SO, dan SO2
Gas-gas tersebut dapat menimbulkan gangguan pada sistem saluran pernapasan, sedangkan
NO3 apabila masuk ke ekosistem
tanah dan air akan menyebabkan eutrofikasi. Gas-gas tersebut juga dapat berkondensasi
dengan partikel-partikel lain beserta titik-titik air sehingga terbentuklah zat asam, dan bila
turun bersama air hujan terjadilah Hujan Asam.
d. CFC (Chloro fluorocarbon)
CFC terdapat pada gas pendingin AC, kulkas, dispenser, dan kosmetik. Gas CFC merupakan
gas yang sukar terurai, dan bila masuk ke dalam atmosfer akan mampu mengikat lapisan
ozon. Hal inilah yang dikhawatirkan umat manusia sedunia, mengapa demikian? Hal ini

disebabkan lapisan ozon merupakan selimut bumi yang berfungsi mencegah radiasi sinar
ultraviolet ke bumi.
Bila kadar CFC terlalu tinggi, lapisan ozon dapat semakin tipis bahkan berlubang, hal seperti
ini yang akan
membahayakan bumi.
3. Pencemaran suara
Pencemaran suara disebabkan oleh suara bising yang berlangsung secara terusmenerus.
Satuan kekuatan suara dikenal
dengan satuan desibel (dB). Dibawah ini dijelaskan gambaran mengenai polusi udara, antara
lain.
a. Percakapan normal : 40 dB
b. Keributan : 80 dB
c. Suara kereta api : 95 dB
d. Pesawat jet lepas landas : 150 dB
Suara yang timbul apabila melebihi kadar dapat mengganggu pendengaran dan
mempengaruhi sistem metabolisme antara lain:
a. perubahan tekanan darah,
b. gangguan jantung,
c. perubahan denyut nadi,
d. stress, dan
e. kontraksi perut.
4. Pencemaran benda-benda radioaktif
Penyebabnya adalah benda-benda radioaktif, debu radioaktif yang berasal dari ion nuklir
serta reaktor-realtor atom. Bahaya yang ditimbulkan, yaitu radioaktif sinar alfa (α), sinar beta
(β), sinar gamma (λ). Efek yang ditimbulkan zat
radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya yang dapat
merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen dan
dapat juga menyebabkan kanker.
5. Pencemaran sosial-budaya
Tidak terfilternya kebudayaan asing yang masuk ke dalam suatu daerah akan menyebabkan
tergesernya nilai budaya suatu daerah tanpa disadari, apalagi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta budaya.
D.Daur Ulang Limbah
Kegiatan manusia banyak menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan masalah bagi
lingkungan. Contohnya limbah dari kegiatan industri, pertanian, pertambangan, transportasi
dan kegiatan rumah tangga. Pengelolaan limbah tergantung dari jenis limbah tersebut.
Menurut jenisnya, limbah dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organi Limbah organik merupakan limbah yang dapat mengalami proses penguraian
secara alamiah contohnya
sisa hewan dan tumbuhan. Limbah anorganik Limbah anorganik adalah limbah yang berasal
dari sumber daya alam tidak terbaharui dan sulit diuraikan secara alamiah oleh
mikroorganisme, seperti minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol.
Salah satu cara untuk mengelola limbah organik dan limbah anorganik adalah dengan cara
mendaur ulang limbah menjadi benda-benda yang bermanfaat. Daur ulang limbah juga
mempunyai potensi besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengelolaan, dan pembuangan
akhir. Contoh kegiatan manusia yang termasuk daur ulang limbah antara lain pemulungan
sampah, usaha daur ulang sampah di rumah tangga , serta pengomposan.
Limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung karena perlu
pemrosesan terlebih dahulu. Yang termasuk limbah organik, misalnya sisa sayur, sisa buah,
potongan rumput, daun-daun, kertas, sisa makanan, dan kotoran hewan atau manusia. Berikut

ini disajikan cara pengelolaan limbah organik dengan cara didaur ulang.
1. Pemanfaatan langsung, sebagai pakan ternak seperti sisa tumbuh-tumbuhan, sayuran, dan
makanan.
2. Pengomposan (Composting), adalah pengolahan limbah organik dengan bantuan
mikroorganisme yang menghasilkan kompos. Kompos merupakan pupuk yang mempunyai
nilai komersil karena dapat dipasarkan.
3. Menjadi bentuk lain yang bermanfaat, misalnya limbah serabut kelapa dijadikan kerajinan
tangan berupa keset. Sampah plastik dimanfaatkan sebagai hiasan atau dibuat menjadi, pot,
dan rak peralatan rumah tangga. Pembuatan biogas dari kotoran hewan dan manusia sebagai
bahan bakar rumah tangga.
4. Menjadi bentuk semula yang bermanfaat, misalnya limbah kertas dari perkantoran, rumah
tangga dan pembungkus kacang
dijadikan kertas kembali.
Limbah anorganik dapat dimanfaatkan melalui proses mendaur ulang. Limbah anorganik
yang masih dapat didaur ulang, misalnya plastik, logam, dan kaca. Limbah anorganik dapat di
daur ulang dengan cara sebagai berikut.
1. Menjadi bentuk lain yang bermanfaat,misalnya limbah kaleng untuk kerajinan tangan yang
mempunyai nilai seni, misalnya mobil-mobilan dan lampu hias.
2. Menjadi bentuk asal yang bermanfaat, misalnya limbah plastik diproses kembali menjadi
alat-alat rumah tangga, seperti ember, piring, gelas dan cangkir.
Pengolahan limbah anorganik secara umum antara lain dapat melalui proses sanitasi lahan
(sanitary landfill), pembakaran(incineration), penghancuran (pulverisation).
1. Sanitary landfill,metode pengelolaan limbah secara terkontrol melalui sistem sanitasi yang
baik.
2. Pembakaran,limbah anorganik berupa zat padat perlu dibakar dalam sebuah reaktor
sampah untuk menurunkan jumlah
timbunan sampah padat.
3. Penghancuran, bertujuan untuk merubah bentuk limbah menjadi yang lebih kecil sehingga
lebih mudah dimanfaatkan.
F. Hidup Selaras dengan Lingkungan
Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan.
Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah.
Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan
tetap lestari.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh sumber daya alam
digunakan oleh kepentingan
orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu pengembangan
sumber daya alam senantiasa harus
disertai dengan usaha memelihara kelestarian tata lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
5. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis Dampak
Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para pengelola dan pemilik pabrik

untuk menyelenggarakan sebuah studi kelayakan teknis
dan ekonomis serta analisis dampak lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan
keharmonisan antara manusia dengan
lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang semena-mena
(eksploitasi) maka diterapkan kebijakan melalui undang-undang lingkungan hidup.
Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup dimana dikatakan
bahwa dengan diberlakukannya
UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah
lingkungan hidup telah menjadi faktor penentu dalam proses pengambilan keputusan
pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA sebagai
modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di dalamnya berisi manusia, lingkungan
alam dan/atau
lingkungan buatan yang membentuk kesatuan fungsional, saling terkait, dan saling tergantung
dalam keteraturan yang
bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh sebab itu,
pengelolaan lingkungan hidup bersifat spesifik, terpadu, holistik dan berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
kesemua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup didefinisikan sebagai
upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan
bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang mempunyai sikap
dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dampak usaha dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
Dari sasaran-sasaran pengelolaan lingkungan hidup di atas, terlihat bahwa kelestarian fungsi
lingkungan hidup merupakan sasaran utama yang dapat diukur. Menurut bab V UU No. 23
Th. 1997 tentang pelestarian fungsi lingkungan hidup, dinyatakan bahwa kelestarian fungsi
lingkungan hidup dapat diukur dengan dua parameter utama, yaitu Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Dua parameter ini menjadi
ukuran/indikator untuk
rencana usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting bagi
lingkungan hidup. PP 27 Th. 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan
dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi hal-hal

sebagai berikut.
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sumber
daya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan negara
IKLAN
CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT
PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))
Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF
07/02/2013 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | Tinggalkan sebuah Komentar
PROSEDUR MITIGASI LINGKUNGAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum mitigasi lingkungan adalah merupakan upaya-upaya untuk mencegah dampak
negatif yang diperkirakan akan terjadi atau telah terjadi karena adanya rencana kegiatan atau
menanggulangi dampak negatif yang timbul sebagai akibat adanya suatu kegiatan/usaha.
Mitigasi Lingkungan dalam konteks mencegah atau mengendalikan dampak negatif dari
suatu rencana kegiatan dapat dilakukan melalui proses analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan/atau Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
Pembangunan kawasan transmigrasi yang selama ini dilaksanakan pada dasarnya merubah
ekosistem alami yang bersifat stabil menjadi ekosistem buatan/binaan yang tidak stabil.
Lahan dengan kelerengan tertentu ( > 3 %) yang dibuka. dan curah hujan yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya erosi sehingga tanah menjadi tidak subur. Perubahan vegetasi hutan
yang heterogen menjadi tanaman budidaya pertanian yang homogen akan menyebabkan
timbulnyahamapenyakit tanaman atau organisme pengganggu. Kondisi ini menuntut adanya
upaya pengelolaan lingkungan agar fungsi lingkungan di kawasan transmigrasi tetap lestari.

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada pembangunan kawasan
transmigrasi, melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi
telah menetapkan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan. Hal ini berarti mengintegrasikan aspek lingkungan hidup pada
setiap tahapan proses pembangunan kawasan transmigrasi.
Sebagai implementasi kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi yang berwawasan
lingkungan, setiap akan mebangun kawasan transmigrasi yang baru (PTB) maka upaya
mitigasi lingkungan dilakukan melalui proses AMDAL atau UKL/UPL. Bagi pengembangan
kawasan transmigrasi yang sudah ada (PTA) dengan tidak merubah rencana usaha, maka
mitigasi dampak lingkungan negatif yang telah terjadi dilakukan melalui proses
penanggulangan masalah lingkungan.
B.Tujuan
Dalam upaya memberikan advokasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pelaksanaan mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi, maka dipandang perlu untuk
segera disusun Pedoman Mitigasi Lingkungan sebagai acuan dalam pelaksanaannya.
Tujuan menyusun Pedoma Pelaksanaan Mitigasi Lingkungan Bidang Ketransmigrasian
adalah menyediakan suatu pedoman sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan mitigasi
lingkungan dikawasan transmigrasi.
C.
Prinsip-Prinsip Mitigasi Lingkungan
Untuk mengimplementasikan mitigasi dampak lingkungan perlu dirumuskan terlebih dahulu
program mitigasi lingkungan. Program mitigasi lingkungan yang dirumuskan memuat
prinsip-prinsip pokok sebagai berikut :
Program mitigasi lingkungan berupa prinsip-prinsip atau persyaratan untuk menanggulangi
dampak lingkungan
Program mitigasi lingkungan dirumuskan secara rinci, sehingga dapat dipakai sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan mitigasi lingkungan. Apabila upaya mitigasi lingkungan ditempuh
melalui penerapan teknologi tertentu, maka harus disertakan desain teknologinya berupa
Detail Desaign Engineering ( rancangan rinci rekayasa)
Dalam upaya mitigasi lingkungan mencakup pula upaya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan kemandirian para transmigran atau stakeholder dalam mitigasi lingkungan
melalui bimbingan teknis
Upaya mitigasi lingkungan mencakup pula pembentukan organisasi pelaksanaan mitigasi
lingkungan
D. Pengertian
Mitigasi lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau
menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat adanya rencana atau pelaksanaan suatu
kegiatan
Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan
Yang termasuk dalam langkah-langkah mitigasi lingkungan adalah:
Menghindarkan impak suatu kegiatan dengan melakukan pembatalan, modifikasi atau
menghilangkan beberapa tahapan tertentu.
Memperkecil impak dengan membatasi skala kegiatan.
Memperbaiki suatu yang merusak lingkungan dengan melakukan restorasi, repairing atau
rehabilitasi.
Mengurangi atau menghilangkan impak yang sedang terjadi dengan pengelolaan yang tepat
dan effisien.
Memberikan kompensasi suatu impak melalui relokasi, pembangunan fasilitas baru,
pembuktian yang masuk akal (sound proofing), penyejukan (airconditioning).
Memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya terhadap semua yang terkena dampak.

Melakukan daur ulang material.
Memanfaatkan teknologi yang paling minimal menghasilkan limbah.
Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas kehendak dan
keinginan sendiri ditengah masayarakat yang kegiatannya dibidang lingkungan hidup.
Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
usaha dan atau kegiatan yang (akan) dilaksanakan.
PENDEKATAN MITIGASI LINGKUNGAN
Untuk mencegah atau menanggulangi dampak lingkungan negatif dapat menggunakan salah
satu atau beberapa pendekatan lingkungan secara teknologi, sosial ekonomi maupun
kelembagaan dan Stakeholder.
Pendekatan Teknologi
Mitigasi lingkungan melalui pendekatan teknologi adalah cara-cara atau penggunaan
teknologi untuk menanggulangi dampak negatif lingkungan. Teknologi yang akan diterapkan
oleh masyarakat (transmigran) harus mempertimbangkan kemampuan dan keahlian
transmigran serta budaya setempat.
Contoh :
1. Penanggulangan erosi dengan sistem terasering
2. Pemberantasanhamapenyakit tanaman dengan cara pemberantasanhamaterpadu.
Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Ketergantungan sistim sosial pada lingkungan sekitarnya perlu dicermati karena dapat
meningkatkan eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam lokasi. Selain itu, kemungkinan
terjadinya intrusi dan akulturasi budaya di kawasan transmigrasi dapat memicu terjadinya
konflik sosial. Peralihan sistem ekonomi lokal dan mata pencaharian menimbulkan terjadinya
kesenjangan sosial.
Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
menanggulangi dampak lingkungan melalui upaya-upaya sosial atau tindakan-tindakan yang
bermotifkan sosial ekonomi misalnya;
Melibatkan masyarakat disekitar lokasi kegiatan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
mitigasi lingkungan
Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat dalam mitigasi lingkungan
Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara transmigran dengan penduduk sekitar.
Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholder.
Kelembagaan merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberlanjutan dan
berjalannya suatu program secara berkesinambungan. Kerjasama dan hubungan baik antara
lembaga terkait dan stakeholders sangat diperlukan dalam penyusunan pedoman mitigasi
lingkungan. Berbagai entitas terkait tersebut meliputi: (1). Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi ( Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi,
Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan ); (2). Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup; (3). Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas; (4). Pemerintah Daerah; (5).
Komite Perumus Independen; (6) Lembaga Swadaya Masyarakat; (7) Anggota Masyarakat;
(8) Pelaksana; dan (9) Pengawas.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya
Kawasan Transmigrasi, Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan).
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrsi melalui Direktorat Bina Cipta Keserasian
Lingkungan merupakan institusi yang bertanggung jawab langsung pada semua permasalahan
yang timbul akibat kegiatan transmigrasi baik langsung maupun tidak langsung termasuk
juga dampak lingkungan yang terjadi.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH)

Kerjasama dan dukungan dari KMNLH diperlukan terutama dalam pembangunan kawasan
transmigrsi baru ( PTB ), dimana upaya mitigasi lingkungannya dilakukan melalui proses
AMDAL atau UKL/UPL.
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas.
Fungsi Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas adalah untuk mebantu pelaksanaan
inventarisasi data dan analisa dampak lingkungan yang terjadi di kawasan transmigrasi.
Kompetensi dan keahlian lembaga ini dapat membantu dalam penelitian dan analisa secara
komprehensip dan terpadu.
d. Pemerintah Daerah.
Partisipasi pemerintah daerah diperlukan karena program-program mitigasi lingkungan harus
sesuai dengan program-program pemerintah daerah agar terjadi kesesuaian. Kerjasama
dengan pemerintah daerah mutlak diperlukan untuk memperoleh dukungan dan masukan
program yang sesuai dengan daerah setempat.
e. Komite Perumus Independen
Perlu dibentuk komite khusus yang bertanggung jawab terhadap penyusunan Program
Mitigasi Lingkungan. Komite ini harus netral agar dapat menerima input dan saran serta
kepentingan dari pihak untuk diakomodasi dalam Program Mitigasi Lingkungan. Anggota
komite harus mampu bekerja sama dan memeiliki hubungan yang baik dengan stakeholders
lainnya. Anggota komite dapat merupakan konsorsium dari beberapa instansi erkait, tetapi
dapat juga individu yang kompeten dengan tetap melakukan koordinasi dengan instansi
terkait, seperti KMNLH, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas, LSM, Pemda, dan
anggota masyarakat
f. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
Peran LSM dalam pelaksanaan program mitigasi lingkunan adalah sebagai pendamping dan
motor penggerak bagi masyarakat lokal baik asli maupun pendatang untuk turut berpartisipasi
dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan. LSM lokal memiliki banyak masukan mengenai
kondisi daerah serta program yang sesuai dan dapat ditetapkan.
g. Anggota Masyarakat.
Anggota masyarakat dalam hal ini adalah penduduk asli daerah maupun pendatang yang
harus didorong untuk bersama-sama dan bahu membahu melaksanakan program mitigasi
lingkungan.
h. Pelaksana
Pelaksana adalah institusi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan.
i. Pengawas
Pengawas adalah institusi atau unit kerja yang berperan sebagai pengawas/pengendali
mitigasi lingkungan.
Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholders adalah berupa mekanisme kelembagaan yang
akan ditempuh dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan, misal :
1.
Kerjasama dengan instansi-instansi yang berkepentingan dengan mitigasi lingkungan.
2. Pengawasan terhadap kinerja mitigasi ligkungan oleh instansi yang berwenang.
3.
Pelaporan hasil mitigasi lingkungan secara berkala kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Upaya pendekatan-pendekatan tersebut dapat ditingkatkan melalui optimasi beberapa faktor,
seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sistem komunikasi.
Optimasi terhadap faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan
Program Mitigasi Lingkungan oleh Komite Perumus Independen.
1. Optimasi Sumber Daya Manusia.
Optimasi Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pembinaan , baik terhadap para
transmigran maupun pendamping, pengelola dan perencana program transmigrasi. Untuk
mengintegrasikan aspek lingkungan dalam semua tahap pelaksanaan transmigrasi diperlu