Tinjauan Umum Pengembangan Sistem pfdf

Aris Setiawan, S.Kom (aris.mahera@gmail.com)

TINJAUAN UMUM PENGEMBANAGAN SISTEM

1. Perlunya Pengembangan Sistem
Pengembangan Sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada.
Sebab perlunya pengembangan Sistem :
a. Adanya permasalahan ( problems) yang timbul pada sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :

Ketidakberesan

Yang menyebabkan sistem lama tidak beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa :
-

kecurangan yang disengaja yang menyebabkan tidak amannya
harta


-

kesalahan yang tidak disengaja

-

tidak efisiennya operasi

-

tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang berlaku

-

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya

Pertumbuhan Organisasi

sistem


baru.

Pertumbuhan

organisasi

diantaranya

adalah

kebutuhan inlormasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
Karena adanya perubahan ini, maka menye babkan sistem
yanglama tidak efektif lagi, sehingga sistem yang lama sudah

Create aris, numper page 1

tidak dapat memenuhi lagisemuakebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.


b. Untuk meraih kesempatan (opportunities )
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras
komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat
berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat
mendukung dalam proses pengambilan keputusan yangakan dilakukan oleh
manajemen.Dalam keadaan pasarbersaing, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana

rencana

yang

telah

disusun

untuk


meraih

kesempatan-

kesempatanyang ada. Bila pesaing dapat memanfaatkannya, sedang
perusahaan tidak dapat memanfaatkanteknologi ini, maka kesempatankesempatanakan jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan-kesempatanini dapat
berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada
langganan dan lain sebagainya.
c. Adanya intruksi-intruksi
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah.
Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahanpermasalahan dan kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga
menyebabkan sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti
keseluruhannya.
Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut :
- keluhan dari langganan;
- pengiriman barang yang sering tertunda;
- pembayaran gaji yang tcrlambat;
- Laporan yang tidak tepat waktunya;


Create aris, numper page 2

- Isi laporan yang sering salah;
- tanggungjawab yang tidakjelas;
- waktu kerja yang berlebihan;
- ketidak beresan kas;
- produktivitas tenaga kerja yang rendah;
- banyaknya pekerja yang menganggur;
- kegiatan yang tumpang tindih;
- tanggapan yang lambat terhadap langganan;
- kehilangank esempatank ompetisip asar;
- kesalahan-kesalahanm anual yang tinggi;
- persediaan barang yang terlalu tinggi;
- pemesanank embali barangy angt idak efisien;
- biaya operasi yang tinggi;
- file-file yang kurang teratur;
- keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran;
- bertumpuknya back-order (tertundanya pengiriman karena kurangnya
persediaan barang);
- investasi yang tidak efisien;

- peramalan penjualan dan produksi tidak tepat;
- kapasitas produksi yang mengan ggur (idle capacities);
- pekerjaan manajer yang terlalu teknis;

Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem yang
baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi
instruksi yang diberikan.

Create aris, numper page 3

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan
terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. peningkatan-peningkatan
ini berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan
mengingatnya), yaitu sebagai berikut ini;
- Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem
yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari
throughput dan response time. Throughpul adalah jumlah dari pekerjaan
yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata
waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dEngan

waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
- Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
- Econonty

(ekonomis),

peningkatan

terhadap

manfaat-manfaat

atau

keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
- Control

(pengendalian),


peningkatan

terhadap

pengendalian

untuk

mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi.

Create aris, numper page 4

- Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana
sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.
Efisiensi dapat diukur dari ouputnya dibagi dengan inputnya.
- Serices (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
sistem.
2. Prinsip prinsip pengembangan sistem

Sewaktu Anda melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip
harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut ini
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan
informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat
mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu
Anda mengembangkan sistem,maka prinsip ini harus selalu diingat.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal
yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.
Sistem yang dikembangkan ini merupakan invcstasi modal yang besar.
Seperti halnya dengan invetasi modal lainnyayangdilakukan oleh
perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal
berikut ini.
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
Bila alternatif yang ada diabaikan dan sudah terlanjur menanamkan
dana ke suatu proyek investasi tertentu, maka investor akan kehilangan
kesempatan untuk mcnanamkan dananya ke investasi yang lain.
Ekonom menyebut hal ini dengan istilah biaya kesempatan

(opporlunity cost). Misalnya Anda mempunyai dana sebesar Rp X,-

dan bila diinvestasikan ke proyek A akan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp A,-, maka Rp A,- ini yang disebut dengan opporturtity cost.

Create aris, numper page 5

Brla Anda tidak menginvestasikan dana Anda sebesar Rp X,- tersebut
ke proyek A. tetapi ke proyek B, maka proyek B harus memberikan
hasil lebih besar dari opportwtity cost yang hilang akibat tidak
diinvestasikan ke proyek A. Oleh karena itu dari beberapa alternatif
investasi yang ada harus diinvestigasi untuk menentukan alternatif
yang terbaik atau yang paling menguntungkan.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai tinggi.
Belum

tentu

alternatip


terbaik

merupakan

investasi

yang

menguntungkan. Investasi terbaik ini memang menguntungkan
dibandingkan dengan alternatif yang lainnya, tetapi untuk investasi
terbaik ini sendiri harus juga diukur. Investasi ini baru dikatakan
menguntungkan bila bernilai yang artinya manfaat(benefit) atau hasil
baliknya lebih besar dari biaya untuk momperolehnya (cost). Costbenefit analysis atau cost- effectiveness analysis dapat digunakan untuk

menentukanapakah proyek invcstasi tersebut bernilai atau tidak.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
Manusia morupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya
suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya,
maupun dalam proscs operasinya. Olch karena itu orang vang terlibat
dalam pengombangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan
orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang mungkin
dilakukan. Terdidik disini bukan bcrarti harus secara formal duduk di
pcrguruan tinggi,tetapi dapat dilakukan secara latihan kerja (on-the-job
training). Analis sistem harus mcmpunyai pendidikan terhadap masalah

yang dihadapinya. Tidaklah mungkin seorang analis sistem akan
mengembangkan suatu sistem informasi bisnis tanpa mempunyai
pengetahuan sedikitpun tentang bisnis atau akan mengembangkan sistem
informasi akuntansi tenpa mengetahui pengetahuan sedikitpun tentang
akuntansi dan teknologi komputer. Bagaimana mungkin nantinya analis
sistem ini akan berkomunikasi dengan manajemen dan progommer yang
akan membuat programnya. Demikian juga dengan pemakai sistem harus

Create aris, numper page 6

merupakan orang yang terdidik tentang sistem ini dan dapat dilakukan
dcngan memberikan on-the-job training kepada mereka tentang cara
menggunakan sistem yang diterapkan.
4. Tahapan

kerja

dan

tugas-tugas

yangharusdilakukandalam

proses

pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan
kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk
mengerjakannya.

Pengalaman

menunjukkan

bahwa

tanpa

adanya

perencanaan dan koordinasi kerja yang baik, maka proses pengembangan
sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum
proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu
skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas
pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem
dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai dengan waktu dan
anggaran yang direncanakan. Siklus atau daur hidup pengembangan sistem
(Systents Development Life Cycle atau SDLC ) umumnya menunjukkan

tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.
Beberapa methodologi pengembangan sistem juga menyediakan lebih
terinci konsep kerja yang harus dilakukan dalam proses pengembangan
sistem.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi
tidaklah demikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip
nomor 4 menunjukkan langkah-langkahyang harus dilakukan dan langkahlangkah ini dapat saja tidak harus urut, tetapi dapat dilakukan secara
bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam
pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahap yang harus
dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa
semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat
melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu
sewaktu proses perancangan output masih dilakukan, hasil perancangan

Create aris, numper page 7

output yang telah selesai dapat digunakan untuk merancang file. Contoh
yang lainnya, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware dilakukan, tidak
berarti proses pengembangan sistem yang lainnya dihentikan hanya untuk
menanti datangnya hardware yang dibutuhkan, tetapi dapat dilakukan
perancangan lainnya yang tidak tergantung dengan keberadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek
yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau
membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat.Untuk kasuskasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau
dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan
tegas. Keragu-raguan untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak
lagi karena sudah terserapnya dana ke dalam proyek ini hanya akan
membuang dana yang sia-sia. Ekonom menyebut dana yang sudah terserap
ini dengan istilah surrk cosl dan sunk cost ini tidak relevan untuk
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, karena biaya ini sudah
tidak dapat ditarik kembali. Jika proyek yang tidak layak masih terus
dilanjutkan lagi, maka dana berikutnya yang terserapakan sia-sia.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
Kegagalan untuk membuat suatu dokumentasi kerja adalah salah hal yang
sering terjadi dan merupakan kesalahan kritis yang dibuat oleh analis
sistem.

Banyak

analis

sistem

yang

membicarakan

pentingnya

dokumentasi. Mereka membuat dokumentasihasil dari analisis setelah
mereka selesai mengembangkan sistemnya dan bahkan ada yang tidak
membuat dokumentasi ini. Dokumentasi ini seharusnya dibuat pada waktu
proses dari pengembangan sistem itu sendiri masih dalam proses, karena
dokumentasiini dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah di
pengembangan sisrem. Dokumenrasi yang dibuat dan dikumpulkan selama
proses dari pengembangan sistem dapat digunakan untuk bahan
komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem dan dapat
digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem.

Create aris, numper page 8

3. Siklus hidup pengembangan sistem
Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
4. Seleksi Sistem (System Selection)
5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation &
Maintenance)

Siklus hidup pengembangan sistem dengan langkah langkah
utamanya adalah sebagai berikut :
Kebijakan dan perencanaan system

Awal Proyek pengembangan Sistem

Analisis Sistem

Desain sistem secara umum
Pengembangan
Desain sistem secara terinci

Sistem

Seleksi sistem

Implementasi sistem

Perawatan sistem

Manajemen Sistem

4. Pendekatan Pengembangan Sistem

Create aris, numper page 9

Terdapat beberapa pendekatan untuk mcngembangkan sistem, yaitu
sebagai berikut ini:
1. Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur (dipandang dari metodologi
yang digunakan).
Pendekatan klasik (classical appoach) merupakan lawan dari pendekatan
terstruktur

(struktured

approach).

Metodologi

pendekatan

klasik

pengembangan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan di systems life
cycle. Akan tetapi sayangnya didalam praktek, hal ini tidaklah cukup,
karena pendekatan ini tidak memberikan pedoman lebih lanjut tenteng
bagaimana melakukan tahapan-tahapan tersebut dengan rinci. Orang yang
mengembangkan sistem memilih memerlukan alat-alat dan teknik-teknik
untuk mengembangkan sistem masih memerlukan alat-alat dan teknikteknik untuk mengembangkan sistem tersebut. Mulai awal 1970 muncul
suatu pendekatan baru disebut dengan pendekatan terstruktur. Pendekatan
ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem tambahan
alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangakan sistem disamping teteap
mengikuti ide dari system life cycle.
a. Pendekatan klasik
Pendekatan klasik disebut juga dengan pendekatan tradisional atau
pendekatan konvensional adalah pendekatan didalam pengembangan
sistem mengikuti tahapan-tahapan di System life cycle tanpa dibekali
dengan alat-alat dan teknik-teknik yang memadai. Karena sifat cukup
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses
dan akan menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahanpermasalahan yang dapat timbul di pendekatan klasik adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit.
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di
dalam pengembangan sistem dan sebagai akibatnya proses
pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit

Create aris, numper page 10

untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan
terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data
(data

flow diagram), kamus data (data

dictionary), tabel

keputusan(decision table), diagram IPO dan bagan terstruktur
(structured

chart)

dan

sebagiannya

yang

memungkinkan

pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat
dan teknik-teknik tersebut.
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi lebih
mahal.
Biaya pengembangan sistem yang termahal adalah terletak di tahap
perawatannya seperti tampak pada gambar gunug ue (cost iceberg).
Biaya perawatan terdapat dibagian bawah gunung es. Karena tigak
terlihat dari permukaan, maka banyak orang tidak menyadari bahwa
biaya perawatan ini terbesar.

Gunung es biaya pengembangan sistem

Create aris, numper page 11

Dibandingkan deangan pendekatan terstruktur, biaya pemeliharaan
sistem untuk pendekatan klasik akan lebih mahal seperti tampak
pada gambar berikut ini.

Mahalnya biaya perawatan di pendekatan klasik di sebabkan karena
dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang
terstruktur. Dokumentsi ini merupakan hasil dari alat-alat dan
teknik-teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang
didukung dengan alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentsi
menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang
jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3. Kemungkinan kesalahan besar
Di pendekatan terstruktur, pengembangan sistem dilakukan dalam
bentuk modul-modul yang terstruktur. Modul-modul ini akan lebih
mudah dites secara terpisah dan kemudian pengetesan dapat
dilakukan pada integrasi semua modul untuk meyakinkan bahwa
interaksi antar modul telah berfungsi semestinya. Pengetesan sistem
sebelum diterapkan merupakan hal yang kritis karena koreksi
kesalahan
pengeluaran

sistem
biaya

setelah
yang

diterapkan
lebih

besar.

akan

mengakibatkan

Beberapa

penelitian

menunjukkan bahwa sistem yang tidak dites selamat tahap
pengembangannyam erupakan sumber utama dari kesalahan-

Create aris, numper page 12

kesalahasn sistem. Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada
analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehinggan
kemungkina kesalahan-kesalahn sitem akan menjadi lebih besar.

4. Keberhasilan sistem kurang terajmin.
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-person
pengembangan aiatem, bukan pada pemakai sistem, padahal
sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari
pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangakan
merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan
sistem pada akhirnya. Salah satu dari kontribusi utama pendekatan
terstruktur adalah partisipasi dan dukungan pemakai sistem.
Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa analis sistem telah
mengerti akan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem dengan jelas
dan benar. Pengalaman telah menunjukkan bhwa di beberapa kasus
,kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem tidaklah selalu jelas dan
benar menurut analis sistem. Pendekatan klasik karena kurang
melibatkan pemakai sistem dalam pengembangan sistem, maka
kebutuhan-kebutuhan pemakai sistsm menjadi kurang sesuai dengan
yang diinginkan dan sebagai akibatnya sistem yang diterapkan
menjadi kurang berhasil.

5. Masalah dalam penerapan sistem.
Karena kurangnya keterlibatan pemakai sistem dalam tahapan
pengembangan sistem, maka pemakai sistem hanya akan mengenal
sistem yang baru pada tahap diterapkan saja. Sebagai akibatnya
pemakai sisrem akan menjadi kaget dan tidak terbiasa dengan
sistem baru yang tiba-tiba dikenalkan. Sebagai akibat lebih lanjut,
pemakai sistem akan menjadi frustasi karena tidak dapat
mengoperasikan sistem dengan baik.

Create aris, numper page 13

b. Pendeaktan terstruktur
Karena banyak terjadi permasalahan-permasalah dalam pendekatan
klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang
lebih baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih
banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti
tahapan di life cyclc saja tidak akan membuat pengembangan sistem
informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu diperlukan suatu
pendekatan pengembangan sistem yang baru yang di lengkapi dengan
beberapa alat dan teknik supaya mcmbuatnya berhasil. pendekaran ini
yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan p endekatan
terstrukrur (sturctured approaed).Pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techtiques) yang dibutuhkan
dalam pcngembangan sisrcm, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan
dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem
yang terstruktur telah banyak yang dikenalkan baik dalam buku-buku
maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.
Metodologi-metodologi ini mengenalkan pcnggunaan alat-alat dan
teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep
yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit
untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh dari konsep ini yang
banyak digunakan diindustri-industri. Konsep ini memang relatip masih
baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk
dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui
pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang komplek di
organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk
dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai
dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran
biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Create aris, numper page 14

2. Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari sasaran yang
akan dicapai).
Pendekatan sepotong (piecemment aproacd) merupakan pendekatan
pengembangan sistem yang menekankan pada suatu kegiatan atau apliksi
tertentu saja. Pada pendekatan ini, kegiatan atau aplikasi yang dipilih,
dikembangkan tanpa memperhatkan posisinya di sistem informasi atau
tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi. Pendekatan ini
hanya memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja. Lain
halnya dengan pendekatan sistem (system approcath) yang memperhatikan
sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan atau aplikasinya. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada
pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan
pada sasaran dari sistem informasi itu saja.

3. Pendekatan bawah-naik lawan pcndekatan atas-turun (dipandang dari cara
menentukan kebutuhan dari sistem).
Pendekatan bawah-naik (bottom-up approach) dimulai dari level bawah
organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan
ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri dari
pendekatan klasik. Pendekatan bawah-naik bila digunakan pada tahap
analisis sistem disebut juga dengan isttlah data analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi
yang akan dihasilkan menlusul mengikuti datanya.
Pendekatan atas-turun (top-down approach) sebaliknya dimulai dari level
atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah
selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan
informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke
pemrosesan transaksi, yatu penentuan output, input, basis data, prosedur-

Create aris, numper page 15

prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri dari
pendekatan tersruktrur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap
analisis sistem disebut juga dengan istilah decisiort analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu
diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan .

4. Pendekatan sistem-meyeluruh lawan pcndekatan moduler (dipandang dari
cara mengembangkannya).
Pendekatan

sistem-menyeluruh

(total-system

approach)

merupakan

pendekatan yang mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
Pendekatan ini kurang mengena untuk sistem uang komplek, karena akan
menjadi sulit untuk dikembangkan. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri
dari pendekatan klasik.
Pendekatan moduler (modular approach) berusaha memecah sistem yang
rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana, sehingga sistem
akan lebih mudah dipahami dan dikembangkan. Akibat lebih lanjut adalah
sistem akan dapat dikembangkan tepat pada waktu yang telah direncakan,
mudah dipahami oleh pemakai sistem dan mudah untuk dipelihara.
Pendekatan ini juga merupakan cri-ciri dari pendekatan terstruktur.

5. Pendekatan lompatan jauh lawan pendekatan berkembang (dipandang dari
teknologi yang akan digunakan).
Pendekatan lompatan-jauh (great loop approacll) menerapkan perubahan
menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih. Perubahan ini
banyak mengandung resiko, karena teknologi komputer begitu cepat
berkembang dan untuk tahun-tahun mendatang sudah menjadi usang.
pendekatan ini juga terlalu mahal, karena memerlukani investasi seketika
untuk semua teknologi yang digunakan dan pendekatan ini juga sulit untuk
dikembangkan, karena terlalu komplek.

Create aris, numper page 16

.Pendekatan berkembang (evoltttiotrun approach) menerapkan tekologi
canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja pada saat itu
dan akan terus dikembangkan untuk periode-periode berikutnya mengikuti
butuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Pendekatan
berkembang menyebabkan investasi tidak terlalu mahal dan dapat
mengikuti perkembangan teknologi yang cepat, sehingga teknologi yang
digunakan tidak ccpat menjadi usang.

5. Metodologi Pengembangan Sistem
Telah diketahui bahwa terdapat beberapa pendekatan di dalam
pengembangan sistem informasi. Akan tetapi bagaimana cara atau metode
untuk melakukan pendekatan-pendekatan ini? Untuk melakukan suatu
pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi.
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsepkonsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh
suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedang metode: adalah
suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur.
Konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan
digunakan

untuk

mengembangkan

suatu

sistem

informasi

.

Dalam

pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat
digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama
pengembangan ini. Dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang
diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkana kan
dapat diselesaikan dengan berhasil. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan
masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (algoithm).
Pada pertengahan tahun 1960 sampai dengan tahun 1910 banyak
dikembangkan sistem-sistem yng besar. Sistem-sistem yang dikembangkan ini

Create aris, numper page 17

banyak yang dipandang tidak efisien, kurang berhasil dan bahkan banyak yang
gagal. Kegagalan-kegagalan ini disebabkan karena tidak tersedianya teknik
pengembangan sistem yang baik. Baru pada awal-awal tahun 1970-an, mulai
muncul metodologi-metodologi pengembangan sistem informasi yang cukup
baik. Sejak itu banyak usulan-usulan metodologi yang dibuat.
Sebagian besar dari metodologi vang dibuat dimaksudkan hanya unruk
tahap disain sistem saja. Akan tetapi banyak juga yang ciapat digunakan untuk
tahap analisis sistem. Buku ini menggunakan metodologi analisis dan disain
sistem terstruktur (strucnred systen$ analysis and desig) untuk digunakan pada
pengembangan sistem. Metodologi ini dapat digunakan pada tahap analisis dan
tahap disain dan metodologi ini menggunakan pendekatan pengembangan
sistem terstruktur.
Metodologi pcngembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau
diusulkan oleh para penulis buku, penelili, system house,konsultan-konsultan
atau oleh pabrik-pabrik perangkat lunak. Metodologi yang dibuat oleh system
house dan pabrik-pabrik perangkat lunak umumnya tersedia sccara komersial
dalam bentuk paket program. Metodologi ini diklasifikasikan sebagai
prescriptive methodologies. Lebih lanjut klasifikasi dari metodologi yang ada
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu metodologi pemecahan
fungsional (funcional decompositiott metltodologies), metodologi orientasidata (data-oiented metltodologies) dan prescilstiven methodologis. Ketiga
kelompok metodologi ini akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut ini.
1. Fungsional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil , sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami , dirancang dan di terapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input-porcess-Ourpur.
- Stepwise rcfinemen[ (SR) atau Iterative stcpwisc refincment (lSR).

Create aris, numper page 18

- Information-hiding.

2. Data orinted methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan
diprosos. Metodologi ini dapat dikclompokkan kembali ke dalam dua kelas,
yaitu:
a. Data-flow oriented methodologies.
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan dari sistem
kedalam modul-modul berdasarkan dari tipe elemen data dan tingkah
laku logika modul tersebut di dalam sistem. Dengan motodologi ini,
sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan
hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem.

b. Data structltre oriented nrcthodologies.
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output disistem.
Struktur ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari
sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem
kemudian dijelaskan dari struktur sistemnya.

3. Presciptive Methodologies.
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
-

ISDOS (Information System Design and Optimization System)
ISDOS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan diUniversity of
Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengopomatisasi pruses
pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen,
yaitu PSL dan PSA. PSL merupakan komponen utama dari ISDOS,
yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk
machine-readable fonm. PSL dirancang sehingga output yang
dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk
menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemograman

Create aris, numper page 19

prosedural. PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictiortary) dan digunakan untuk mengecek data yang
dimasukkan, yang disimpan, yang dianalisis dan yang dihasilkan
sebagai output laporan. PSA memanfaatkan DBMS untuk menyimpan
data. PSA akan menganalisis PSL untuk kesalahan-kesalahan sintak,
dan akan menghasilkan sejumlah laporan-laporan, seperti data
dictionary, function dictionary serta analisis dari hubungan-hubungan
proses. Laporan dalam bentuk grafik juga dapat dihasilkan oleh PSA,
seperti laporan yang menggambarkan hubungan dari proses termasuk
apakah suatu proses merupakan bagian dari proses yang lain atau suatu
proses mempunyai komponen proses-proses yang lain. PSA akan
melakukan analisis jaringan untuk mengecek kelengkapan dari semua
hubungan data dan proses-proses. PSA juga akan melakukan analisis
dari hubungan ketergantungan waktu dari data dan analisis dari
spesifikasi volume.

- PLEXSYS.
Kegunaan dar i PLEXSYS adalah untuk melakukan transformasi suatu
statemen bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu execulable code
untuk suatu konfigurasi perangkat keras yang diinginkan. PLEXSYS
merupakan tambahan untuk ISDOS. Kalau ISDOS digunakan pada
aspek penentuan kebutuhan, PLEXSYS digunakan pada aspek
penghasil kode program sccara otomatis.
- PRIDE.
PRIDE ditawarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu M.
Bryce & Associates. PRIDE merupakan suatu perangkat lunak terpadu
yang baik untuk analisis/disain sistem terstruktur, manajemen data,
manajemen proyek dan pendokumentasian. PRIDE juga menyediakan
alat CAD (Contputer Aided Desigt) untuk pengembangan sistem.

Create aris, numper page 20

- SDM/70
SDM/70 (Systems Development Methodology/70) dikembangkan dan
dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu Atlantic
Software, Inc. SDM/70 merupakan suatu perangkat lunak berisi dengan
kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan petunjuk administrasi
guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan merawat sistem
yang efektif.
-

SPECTRUM.
SPECTRUM merupakan metodologi pengembangan sistem yang
dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika
Serikat, yaitu SII (Spectrum lnternational. Inc.). perangkat lunak ini
mempunyai bcberapa versi untuk keperluan yang berbeda, semacam
SPECTRUM-1 (untuk life cycte konvcnsional), SPECTRUM-2 (unruk
sistem manajemen proyek terstruktur) dan SpECTRUM-3 ( untuk
online interactive estimator).

- SRES dan SREM.
SRES (Sofware Requircment Engineering System) dikembangkan oleh
TRW untuk SDS (Software Development Systems) dari angkatan udara
Amerika Serikat (U.S Air Force). Di SRES, kebutuhan pemakai
dinyatakan di RSL (Requirement Statoment Language). Defrnisi RSL
kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan REVS (Rcquirements
Engineering and Validation System). REVS juga digunakan unruk
nremelihara database. Metodologi yang mendasari perangkat lunak ini
disebut

dengan

SREM

(Software

Requiremcnr

Enginccring

Methoclology). Sistem ini pertamakali diterapkan di Texas Instrumcnts
Advanced Scicntic Computer pada tahun 1976. SRES mempunyai
beberapa konsep yang sama dengan ISDOS.

Create aris, numper page 21

- Beborapa presciptive methodologies yang lainnya adalah
Chapin's approach, DBO (Dcsign By Objective), PAD (program
Analysis Diagram) , HOS (Higher Order Softwere), MSR (Meta
Stepwise Relinement) dan PDL (Program Design Language).

6. Alat dan Teknik dalam pengembangan sistem.
Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan
oleh metodologi pemgembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat
dan teknik untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu
metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik.
Penggunaan diagram atau gambar ini dipandang lebih msngena dan lebih
mudah dimengerti seperti kata suatu ungkapan "suatu gambar bernilai ribuan
kata" (a picture is worth a thousand words). Selain berbentuk gambar, alat-alat
yang digunakan juga ada yang tidak berupa gambar atau grafik (non graphicat
toots), seperti misalnya data dictionary, structured english, pseudocode serta
formulir-formulir untuk mencatat dan menyajikan data.
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah
sebagai berikut ini.
a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIpO dan di metodologi yang
lainnya.
b. Data flow diagram, digunakan di metodologi structured system analysis and
design.
c. Structured chart, digunakan di metodologi structured system analysis and
design.
d. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT.
e. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr.
f. Jakson's diagram, digunakan di metodologi Jackson System Development.

Create aris, numper page 22

Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu
metodologi tertentu, masih tcrdapat beberapa alat berbentuk grafik yang
sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua metodologi yang ada. Alat-alat
ini berupa suatu bagan. Bagan dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas ( activity charting).
a. Bagan alir sistem( systems flowchart).
b. Bagan alir program (program logic flowchart) yang dapat berupa :
c. Bagan alir kertas kerja (puperuork flowchart) atau disebut juga dengan
bagan alir formulir (fonm flowchart).
d. Bagan alir hubungan database( database relationship flowchart).
e. Bagan alir proses Qtrocesfsl owclwft)
f. Gantt chart.

2. Bagan untuk menggambarkan tataletak (loyout charting).
3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal relationship
chartirg).
a. Bagan distribusi kerja (Workiltg distibution chart).
b. Bagan organisasi (organization chart).
Teknik yang tersedia untuk pengembangan sistem biasanya tidak khusus
untuk suatu metodologi tertentu, tetapi dapat digunakan di semua metodologi
yang ada. Teknik-teknik yang dapat digunakan adalah:
a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Citical Patlr Metlrcd) dan PERT
(Program Evaluatiort and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek.
b. Teknik menemukan fakta (fact finding teclutiques), yaitu teknik vang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam
kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini diantaranya
adalah:

Create aris, numper page 23

- wawancara (interview),
- observasi (observation),
- daftar pertanyaan (questionaires),
- pengumpulan sampel (sampling),
c. Teknik analisis biaya/manfaat (cost-effectivenesass anlysis arau cost-benefi
analysis).
d. Teknik untuk menjalankan rapat.
e. Teknik inspeksi/walkthrough.

7. Analisis dan Penmrograman.
Analis sistem (system analyst) adalah orang yang menganalisis sistem
(mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhankebutuhan pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pcmecahan yang
beralasan. Sebutan lain untuk analis sistem ini adalah analis informasi
(information analyst), analis bisnis (business analyst), perancang sistem
(systern designer), konsultan sistem (system consultant) dan ahli teknik sistem
(system engineer). Pemrogram (programmer) adalah orang yang menulis kode
program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan rancang bangun yang telah
dibuat oleh analis sistem.
Pada aplikasi-aplikasi tertentu, misarnya aplikasi bisnis, komputer
merupakan alat bantu yang cukup dapat diandalkan. Untuk mengandaikan
kemampuan komputer ini, maka perlu dibuat suatu sistem, yaitu sistem
informasi. Akan tetapi, calon-calon pemakai sistem ini umumnya kurang
memahami tentang kemampuan, keterbatasan serta tcknologi-teknologi
komputcr yang ada dan belum mampu untuk mengembangkan sendiri sistem
informasi

ini.

Analis

sistem

merupakan

orang

yang

tepat

untuk

mengembangkan sistem informasi ini berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh pemakai sistem, sedang pemrogram yang akan membuat
program aplikasinya. pemrogram komputer, sebaliknya dibandingkan dengan
pemakai sistem, lebih memahami rentang teknologi komputer , tetapi kurang

Create aris, numper page 24

mcmahami tentang aspek-aspek bisnis dan tentang kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh pemakai sistem. Oleh karena itu terdapat suatu jurang
komunikasi antara pemrogram komputer sebagai orang yang mengerti
teknologi dengan pemakai sistem sebagai orang yang membutuhkan teknologi.
Pada saat inilah fungsi dari analis sistem tampak terasa, yaitu sebagai penengah
untuk membentangi jurang keduanya. Oleh karena itu, seorang analis sistem
harus memahami belut kedua pengetahuan yang berbeda tersebut, yaitu
pengetahuan tentang teknologi komputernya untuk dapat berkomunikasi
dengan pemrogram dan pengetahuan tentang aplilasi yung akan dikembangkan
supaya dapat berkomunikasi dengan pemakai sistem. Karena sistem analis
bekerja dcngan pemrogram komputer, walaupun tidak terlibat langsung dengan
pembuatan (penulisan) kode-kode programnya, tetapi analis sistem perlu
mempunyai pengetahuan tentang teknik-teknik pemrogram supaya dapat
berkomunikasi secara efektip dengan pemrogram.
Analis sistem berbeda dengan pemrogram. Akan tetapi ada juga analis
sistem yang melakukan tugas-tugas seperti pemrogram dan sebaliknya ada juga
pcmrogram yang melakukan tugas-tugas yang dilakukan oleh analis sistem.
Orang yang melakukan tugas baik sebagai analis sistem maupun pemrogram
disebut sebagai analis/pemrogram (analyst/programmer) atau pemrogram/
analis (Programmer/analyst). Tugas dan tanggungiawab analis sistem dan
pemrogram sebenarnya adalah berbeda dan perbedaan ini dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Create aris, numper page 25

8. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN ANALIS
SISTEM
Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang
husus. Beberapa analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan
keahian berikut ini sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik.
l. Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi
kumputer dan pemrograman komputer.
a. Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah trermasuk keahlian dalam
penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan perangkat lunak
aplikasi serta keahlian dalam menggunakan komputer.
b. Pengetahuan teknis yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang
perangkat keras komputer, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa
komputer, sistem operasi, utilities dan paket-paket perangkat lunak
lainnya.

2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum.
Aplkasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak di
terapkan, maka analis sistem harus mempunyai pengetahuan tentang ini.
Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem dapat berkomunikasi
dengan pemakai sistem. Pengetahuan tentang bisnis ini meliputi akuntansi
keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, sistem pengendalian
manajemen, pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan,
tingkah laku organisasi, kebijaksanaan perusahaan dan aspek-aspek bisnis
lainnya.

3. Pengetahuan tentang metode kuantitatip.
Dalam

membangun

model-model

aplikasi,

analis

sistem

banyak

menggunakan metode-metode kuantitatip, seperti misalnya pemrograman
linier (linier programning), pemrograman dinamik (dynamic prograntnting),

Create aris, numper page 26

regresi (regesion), network, pohon keputusan (decision tree), trend,
simulasi dan lain sebagainya.

4. Keahlian pemecahan masalah.
Analis

sistem

harus

mempunyai

kemampuan

untuk

meletakkan

permasalahan-permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecahmecah masalah tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menganalisisnya dan
kemudian harus dapat merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang
dapat mengatasi permsalahan-permasalahan tersebut.

5. Keahlian komunikasi antar personil.
Analis

sistem

harus

mempunyai

kemampuan

untuk

mengadakan

komunikasi baik secara lisan maupun sccara terturis. Keahlian ini
diperlukan di dalam wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporanlaporan.

6. Keahlian membina hubungan antar personil.
Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam sistem dan watak manusia
satu dengan yang lainnya berbeda. Analis sistem yang kaku dalam
membina hubungan kerja dengan personil-personil lainnya yang terlibat,
akan membuat pekerjaannya menjadi tidak efektip. Apalabila analis sistem
tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai sistem, maka
akan tidak mendapat dukungan dari pemakai sistem atau manajemen dan
kecenderungan pemakai sistem akan mempersulitnya.

9. Team Pengembangan Sistem
Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana,
kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai
pemrogram (analis/pemrogram) atau seorang pemrogram yang merangkap
sebagai analis sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek

Create aris, numper page 27

pengembangan sistem yang besar atau komplek, pkerjaan ini biasanya
dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk team. Anggota dari team
pengembangan sistem ini tergantung dari besar-kecilnya ruang-lingkup proyek
yang akan ditangani. Team ini secara umum dapat terdiri dari personil-personil
sebagai berikut ini.
1. Manajer analisis sistem.
Manajer analisis sistem (manager of system analysis) ini disebut juga
sebagai koordinator proyek dan mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagal berikut ini.
a. Sebagai ketua/koordinator team pengembangan sistem.
b. Mengarahkan, mengontrol dan mengatur anggota team pengembangan
sistem lainnya.
c. Membuat jadual pelaksanaan proyek pengembangan sistem yang akan
dilakukan.
d. Bertanggung jawab dalam mendefinisikan masalah, studi kelayakan,
disain sistem dan penerapannya.
e. Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem.
f. Mewakili team untuk berhubungan dengan pemakai sistem dalam hal
perundingan-perundingan dan pemberian-pemberian nasehat kepada
manajeman dan pemakai sistem.
g. Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (Progress report).
h. Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari team.

2. Ketua analis sistem
Ketua analis sistem (lead systents analyst) biasanya menjabat sebagai wakil
dari manajer analisis sistem. Tugasnya adalah membantu tugas dari manajer
analisis sistem dan mewakilinya bila manajer analisis sistem berhalangan.

3. Analis sistem senior.
Analis sistem senior (senior systems analyst) merupakan analis sistem yang

Create aris, numper page 28

sudah berpengalaman.

4. Analis sistem.
Analis sistem (systetms analyst) merupakan analis sistem yang cukup
berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa bimbingan dari analis
sistem senior.

5. Analis sistem junior.
Analis sistem junior (Junior systems analyst) merupakan analis sistem yang
belum berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan-bimbingan dari
analis sistem yang lebih senior. Analis sistem junior ini sering juga disebut
dengan analis sistem yang masih dilatih (systems analyst trainee).

6. Pemrogram aplikasi senior.
Pemrogram aplikasi senior (senior applications programmer) merupakan
pemrogram komputer yang sudah berpengalaman dengan tugas merancang
spesifikasi dari program aplikasi dan mongkoordinasi kerja dari pemrogram
yang lainnya. Pemrogram aplikasi senior ini kadang-kadang juga disebut
dengan pemrogram/analis.

7.

Pemrogram aplikasi .
Pemrogram aplikasi (applications programmer) merupakan pemrogran
komputer yang cukup berpengalaman dan dapat melakukan tugasnya tanpa
harus dibimbing secara langsung lagi.

8. Pemrogram aplikasi yunior.
Pemrogram aplikasi yunior (yunior applications programmer) merupakan
pemrogram komputer yang belum berpengalaman dan masih dibawah
bimbingan langsung dari pemrogram yang lebih senior. Pemrogram
aplikasi yunior biasanya hanya dilibatkan pada pembuatan modul-modul
program yang sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O.

Create aris, numper page 29

pemrogram aplikasi yunior ini sering juga disebut dengan pemrogram
aplikasi yang masih dilatih (applications programmer trainee).

DAFTAR BACAAN:
A. Ziya

Aktas, Structured Analvsis & Desiqn of Information Svstems. (NJ:
rentice-Hall, 1987), chapter 21, 13-16.
Charles L. Biggs, Evan G. Birks, William Atkins, Managing the Slstems
Development process,(NJ: Prentice-Hall. 1980), section 1.
Chris Gane dan Trish Sarson, Structured Svstems Analvsis: Tools and
Techniques, (NJ: prentice_IIall, 1979), chaprer 1.
Donald I I . Sanders.c onrputer lodav. ( l rdisi kcdua: Ncw york: Mccl raw-Hi l l ,
l9g5) . chapter 12.
I r reder ick I I . Wu, Account ing In[ornrat ionS vstenrsl heor r -a nclp racr ice,(
Intcrnar ional Sruclent
Fdition.'I'okyo: McGraw-IIill Ilook Conipany Japan. l9ti4). chaprer 7. g.
George II. Bodnar, Accounting lnforntation Svstents, (E