Uji Efektifitas Bakteri Kitinolitik Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah

DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, C.J., C.W. Mims, & M. Blackwell. Introductory Mycology. John
Willey & Sons, Inc., New York.
Anitha , A. And Rabeeth, M. 2010. Degradation of fungal cell walls of
phytopathogenic fungi by lytic enzyme of streptomyces griseus. African
Journal of Plant Science 4: 061-066
Badan Pusat Statistik. 2013. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang
Merah diakses dari http://www.bps.go.id tanggal 28 juni 2016.
Berson, Mariati , Rosita. 2015. Produksi Biji Bawang Merah Samosir Akses
Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran
Tinggi Samosir. Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.3 : 1147 - 1146, Juni 2015. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Brzezinska, M.S and Donderski, W. 2001. Occurence of Chitinolytic Bacteria in
Water and Bottom Sediment of Eutrophic Lakes in Hawski Lake District.
Polish Journal of Environmental StudiesVol 10 No. 5.
Djaenuddin N. 2011. Bioekologi Penyakit Layu Fusarium Oxysporum. Balai
Penelitian Tanaman Serealia. Makasar.
Hanif, A., Dwi, S., Isnaini, N. 2015. Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik Dalam
Menghambat Pertumbuhan Curvularia Sp. Penyebab Penyakit Bercak
Daun Pada Tanaman Mentimun. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ferniah, R.S., S. Purwantisari & S. Pujiyanto. 2003. Uji Potensi Bakteri

Kitinolitik Sebagai Pengendali Hayati Patogen Kapang Penyebab Penyakit
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum). Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang.
Ferniah R. S, Pujiyanto S, Purwantisari S dan Supriyadi. 2011. Interaksi Kapang
Patogen Fussarium oxysporum Dengan Bakeri Kitinolitik rizosfer tanaman
jahe dan pisang. Jurnal Nature Indonesia 14(1):56-60.
Fuadi I. 2010. Pengendalian Hayati Penyakit Layu ( Fusarium oxysporum
schelct.) pada Tanaman Caisin ( Brassica campestris var. chinensis ).
Pekanbaru.
Ginting, R. C. B., 2007. Kitinase. Saraswati, R., E. Husein, R.D.M. Simanungkalit
editor
Metode
Analisis
Biologi
Tanah.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id
Giyanto, A., Suhendar, dan Rustam. 2010. Kajian pembiakan bakteri kitinolitik
Pseudomonas fluorescens dan Bacillus sp. pada limbah organik dan

27

Universitas Sumatera Utara

formulasinya sebagai pestisida hayati (bio-pesticide). Laporan Penelitian
Hibah Bersaing. IPB. Bogor.
Harni, R. & W. Amaria. 2012. Potensi Bakteri Kitinolitik Untuk Pengendalian
Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada (Phytophthora capsici). Buletin
RISTRI Vol. 3 (1) 2012 7-12
Herdyastuti, N. Raharjo T. J. Mudasir and Matsjeh, S. 2009. Kitinase dan
Mikroorganisme kitinolitik: Isolasi, Karakterisasi dan manfaatnya.
Indonesia Journal of Chemistry. 9(1): 37-47.
Hidayat, I.M., Rosliani, M., Simatupang, S. dan Simarmata, R. 2014. Sekilas
berburu bawang merah di pulau Samosir. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Utara. Jl. Jend. AH Nasution No. 1B, Medan 20143
Kadja,
D.H.
2013.
pengendalian
hayati
fusarium
menggunakanRhizobakteria. Fakultas Pertanian Undana.


sp.

dengan

Kaeni, E., Toekidjo, Siti, S. 2014. Efektivitas suhu dan lama perendaman bibit
empat kultivar bawang merah (Allium cepa L. kelompok aggregatum) pada
pertumbuhan dan daya tanggapnya terhadap penyakit moler. Vegetalika
Vol.3 No.1, 2014 : 53-65. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Katatny, M.H.EI., W. Somitsch, K.H. Robra, M.S.EI-Katatny and G.M. Gubitz.
2000. Production of Chitinase and 1,3-Glucanase by Trichoderma
harzianum forControl of the Phytopathogenic FungusSclerotium rolfsii. J.
Food Technol.Biotechnol. 38 (3) : 170 – 180.
Marisa, E., Shannon, J., Corgan. 1995. Onion Diseases in new Mexico.
http://www.cahe.nmsu.edu/pubs/circulars/cire538html
Purwantisari, S., Pujianto, s., Ferniah, R. 2005. Uji Efektivitas Bakteri Kitinolitik
sebagai Pengendali Pertumbuhan Kapang Patogen Penyebab Penyakit
Utama Tanaman Sayuran dan Potensinya sebagai Bahan Biofungisida
Ramah

Lingkungan.
[Laporan
Penelitian].
Semarang
(ID):
Universitas Diponogoro.
Rokhlani. 2005. Potensi Pseudomonas fluorescensP60, Trichoderma harzianum,
danGliocladium sp. Dalam Menekan Fusariumoxysporum f.sp. gladioli In
Vitro dan InPlanta. Skripsi. Fakultas PertanianUniversitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto.58 hal. (Tidak Dipublikasikan).
Singh, P.P., Shin, Y.C., Park, C.S. & Chung, Y.R. 1999.Biological control of
Fusarium wilt of cucumber by chitinoliticbacteria. Phytopathology 89: 9299.

28
Universitas Sumatera Utara

Soesanto L.2002. Penyakit Busuk Rimpang Jahe di Sentra Produksi Jahe Jawa
Tengah : 2. Intensitas dan Pola sebaran Penyakit. Proyek Pembinaan
Kelembagaan Litbang Pertanian (ARMPII) Jawa Tengah.
Sunarjono, H. H., Suwandi, A. H. Permadi, F. A. Bahar, S. Sulihanti, dan W.

Broto,
1995. Teknologi Produksi Bawang Merah. Pusat Penelitian dan
PengembanganHortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.Hlm. 43, 63-65.
Suryanto, D., Irawati, N. & Munir, E. 2011. Isolation and Characterization of
Chitinolytic Bacteria and Their Potential to Inhibit Plant Pathogenic Fungi.
Microbiology Journal 5(3): 144-145.
Wiyatiningsih, S., Wibowo, A., Triwahyu, P. 2009. Keparahan Penyakit Moler
pada Enam Kultivar Bawang Merah karena Infeksi Fusarium oxysporum
f.sp cepae di Tiga daerah Sentra Produksi. Seminar Nasional. UPN
“Veteran” Jawa Timur.
Z. Kamil, M. Rizk, M. Saleh dan S. Moustafa. 2007. Isolation and Identification
of Rhizosphere Soil Chitinolytic Bacteria and their Potential in Antifungal
Biocontrol. Global Journal of Molecular Sciences 2 (2): 57-66, 2007

29
Universitas Sumatera Utara