Uji Aktivitas Antibakteri Dari Hasil Optimasi Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu pohon palem
produktif utama yang dikembangkan di Indonesia. Tumbuhan ini adalah penghasil
minyak nabati terbesar di dunia, terutama karena minyak dapat diproduksi baik dari
serabut buah maupun inti. Minyak ini dapat digunakan untuk minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sifatnya yang tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak
larut oleh bahan pelarut lainnya, serta daya melapis yang tinggi membuatnya dapat
digunakan untuk beragam peruntukan (Anonim, 2013).
Crude palm oil diekstraksi dari mesokarp buah kelapa sawit, mengandung
asam lemak jenuh dan tidak jenuh berantai panjang (C-16 dan C-18) yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pangan, non-pangan, dan farmasi (Lestari dan
Murhadi, 2008).
Ester asam lemak di alam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol
dengan asam lemak atau pun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan
tidak dengan asam lemak. Ester asam lemak merupakan zat antara dalam industri
oleokimia selain dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel. Metil ester asam
lemak ini dapat dibuat dengan cara transesterifikasi dengan metanol yang
menggunakan katalis basa (Tarigan, dkk., 2008). Reaksi transesterifikasi umumnya

berjalan lambat, untuk mempercepat reaksi dipengaruhi oleh suhu dan jumlah
katalisator yang digunakan (Kusumaningsih, dkk., 2006). Berdasarkan penelitian
sebelumnya, telah diketahui bahwa terdapat aktivitas antimikroba dari golongan

1
Universitas Sumatera Utara

asam lemak dan ester asam lemak yang berasal dari tanaman. Hasil yang diperoleh
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri (Murhadi, 2009).
Salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan
kulit adalah Staphylococcus aureus. Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi
Staphylococcus aureus antara lain impetigo, dan folikulitis (Radji, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui
proses transesterifikasi yang optimum untuk menghasilkan ester asam lemak
maksimum yang dianalisis menggunakan kromatografi gas serta pengujian
aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dari hasil ester asam lemak yang
terbentuk.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah variasi konsentrasi KOH dan variasi suhu dapat mempengaruhi kadar
ester crude palm oil ?
b. Apakah hasil dari transesterifikasi crude palm oil memiliki aktivitas sebagai
antibakteri ?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. variasi konsentrasi KOH dan variasi suhu dapat mempengaruhi kadar ester
crude palm oil.
b. hasil dari transesterifikasi crude palm oil memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

2
Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui berapa kadar ester paling optimum yang diperoleh dari hasil

transesterifikasi crude palm oil.
b. Mengetahui aktivitas antibakteri dari ester hasil transesterifikasi crude palm oil.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
serta informasi tentang aktivitas antibakteri dari transesterifikasi minyak kelapa
sawit dan dapat mengetahui informasi tentang potensi minyak kelapa sawit sebagai
antibakteri serta mengetahui konsentrasi ester yang paling optimum yang diperoleh
dari hasil transesterifikasi crude palm oil sebagai antibakteri.

3
Universitas Sumatera Utara