Uji Aktivitas Antibakteri Dari Hasil Optimasi Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq) Appendix
Lampiran 1. Bagan kerja transesterifikasi minyak sawit mentah
Sampel
Ditimbang 100 ml
Dimasukan ke dalam labu alas bulat
Ditambahkan 200 ml larutan KOH dengan variasi 1, 2,
3, 4 dan 5 g
Dimasukan sedikit demi sedikit sambil diaduk
Diatur pada suhu yang diinginkan dengan variasi suhu
30 ºC, 55 ºC dan 65 ºC
Direaksikan selama 2 jam
Didinginkan
Hasil
Dimasukan dalam corong pisah 500 ml
Ditambahkan 50 ml akuades
Ditambahkan 5 ml HCL 5 M
Lapisan Atas
(Organik )
Lapisan Bawah
( Air )
Ditambahkan 50 ml N-hexana
Lapisan Ester
Lapisan Air
Dicuci dengan 50 ml akuades sebanyak 2x
Ditambahkan Na2SO4 anhidrat
Disaring
Filtrat
Diuapkan
Dianalisis menggunakan Kromatografi Gas
Hasil
36
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan Murni Bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam biakan pada media miring nutrient agar
Diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18 - 24 jam
Stok Kultur Bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Disuspensikan dalam 10 ml nutrient broth steril
Divorteks hingga diperoleh kekeruhan yang sama
dengan standar Mc. Farland 108 CFU/ml
Suspensi Bakteri 108
Dipipet 0,1 ml suspensi bakteri
Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi9,9
ml nutrient broth steril
Dihomogenkan
Suspensi Bakteri 106
Dimasukkan 0,1 ml inokulum kedalam cawan petri
Ditambahkan 25 ml nutrient agar ke dalam cawan
petri
Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Dibuat lubang sumur dengan diameter 6 mm
Dimasukan larutan sampel dengan berbagai
konsentrasi sebanyak 50 µl pada lubang sumur
Diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam
Diukur diameter daerah hambatan dengan
menggunakan jangka sorong
Hasil
37
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar tumbuhan kelapa sawit dan buah kelapa sawit
Gambar 1 : Tumbuahan kelapa sawit
Gambar 2 : Buah kelapa sawit
38
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar proses transtesterifikasi minyak sawit mentah
Gambar 3 :Minyak kelapa sawit mentah
Gambar 4 : Penimbangan
Gambar 5 : Proses Transesterifikasi
Gambar 6 : Transesterifikasi + air panas
Gambar 7 : Transesterifikasi tanpa KOH
39
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar hasil transesterifikasi minyak sawit mentah
Gambar 8 : Hasil transesterifikasi setelah n-hexana diuapkan
Gambar 9 : Preparasi sampel untuk uji Kromatografi Gas
40
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar alat Kromatografi Gas
Gambar 10 : alat Kromatografi Gas ( shimadzu )
Gambar 11 : Monitor untuk Kromatografi Gas
41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil persentase ester yang diuji menggunakan Kromatografi Gas
Tabel 7.1. Hasil persentase ester yang diuji menggunakan Kromatografi Gas
Jumlah
KOH (g )
1
2
3
4
5
30º C
15.6010
16.2817
15.9414
99.1162
98.9979
99.0571
98.7327
98.3037
98.5182
% Ester
55º C
14.7829
19.0610
16.9220
95.0863
96.9043
95.9953
98.2312
98.5038
98.3675
65 C
19.5607
25.1336
22.3472
94.6493
96.3597
95.5045
98.6738
98.3435
98.5087
98.7921
98.4705
98.6313
98.7516
98.5557
98.6537
98.1328
98.1259
98.1294
98.2990
98.5098
98.4044
97.9026
95.7226
96.8126
98.7368
98.1535
98.4452
42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ester
minyak kelapa sawit
Tabel 8.1. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ester minyak
kelapa sawit
Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri(mm)*
Konsentrasi Ester
Staphylococcus aureus
(mg/ml)
D1
D2
D3
D*
200
9,3
9,6
10,2
9,7
100
6,9
7
7,3
7
50
6,8
6,6
7
6,8
12,5
6,6
6,5
6,3
6,5
25
6,1
6,5
6,5
6,4
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
−
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil analisis Kromatografi Gas dari asam lemak minyak kelapa sawit
44
Universitas Sumatera Utara
Lapiran
10.
Hasil
Kromatografi
Gas
dari
ester
minyak
kelapa
sawit
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. lanjutan
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 1 g KOH
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. lanjutan
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 2 g KOH
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. lanjutan
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 3 g KOH
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. lanjutan
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 4 g KOH
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. lanjutan
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 5 g KOH
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. lanjutan
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa kawit pada Suhu 550C
dengan 1 g KOH
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. lanjutan
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 55 0C
dengan 2 g KOH
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. lanjutan
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 550C
dengan 3 gr KOH
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. lanjutan
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 55 0C
dengan 4 g KOH
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. lanjutan
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 550C
dengan 5 g KOH
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. lanjutan
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 1 g KOH
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. lanjutan
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 650C
dengan 2 g KOH
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. lanjutan
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 3 g KOH
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. lanjutan
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 650C
dengan 4 g KOH
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. lanjutan
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 5 g KOH
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. lanjutan
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 26. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 30 menit
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27 : Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 60 menit
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28 : Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 90 menit
79
Universitas Sumatera Utara
Sampel
Ditimbang 100 ml
Dimasukan ke dalam labu alas bulat
Ditambahkan 200 ml larutan KOH dengan variasi 1, 2,
3, 4 dan 5 g
Dimasukan sedikit demi sedikit sambil diaduk
Diatur pada suhu yang diinginkan dengan variasi suhu
30 ºC, 55 ºC dan 65 ºC
Direaksikan selama 2 jam
Didinginkan
Hasil
Dimasukan dalam corong pisah 500 ml
Ditambahkan 50 ml akuades
Ditambahkan 5 ml HCL 5 M
Lapisan Atas
(Organik )
Lapisan Bawah
( Air )
Ditambahkan 50 ml N-hexana
Lapisan Ester
Lapisan Air
Dicuci dengan 50 ml akuades sebanyak 2x
Ditambahkan Na2SO4 anhidrat
Disaring
Filtrat
Diuapkan
Dianalisis menggunakan Kromatografi Gas
Hasil
36
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan Murni Bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam biakan pada media miring nutrient agar
Diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18 - 24 jam
Stok Kultur Bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Disuspensikan dalam 10 ml nutrient broth steril
Divorteks hingga diperoleh kekeruhan yang sama
dengan standar Mc. Farland 108 CFU/ml
Suspensi Bakteri 108
Dipipet 0,1 ml suspensi bakteri
Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi9,9
ml nutrient broth steril
Dihomogenkan
Suspensi Bakteri 106
Dimasukkan 0,1 ml inokulum kedalam cawan petri
Ditambahkan 25 ml nutrient agar ke dalam cawan
petri
Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Dibuat lubang sumur dengan diameter 6 mm
Dimasukan larutan sampel dengan berbagai
konsentrasi sebanyak 50 µl pada lubang sumur
Diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam
Diukur diameter daerah hambatan dengan
menggunakan jangka sorong
Hasil
37
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar tumbuhan kelapa sawit dan buah kelapa sawit
Gambar 1 : Tumbuahan kelapa sawit
Gambar 2 : Buah kelapa sawit
38
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar proses transtesterifikasi minyak sawit mentah
Gambar 3 :Minyak kelapa sawit mentah
Gambar 4 : Penimbangan
Gambar 5 : Proses Transesterifikasi
Gambar 6 : Transesterifikasi + air panas
Gambar 7 : Transesterifikasi tanpa KOH
39
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar hasil transesterifikasi minyak sawit mentah
Gambar 8 : Hasil transesterifikasi setelah n-hexana diuapkan
Gambar 9 : Preparasi sampel untuk uji Kromatografi Gas
40
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar alat Kromatografi Gas
Gambar 10 : alat Kromatografi Gas ( shimadzu )
Gambar 11 : Monitor untuk Kromatografi Gas
41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil persentase ester yang diuji menggunakan Kromatografi Gas
Tabel 7.1. Hasil persentase ester yang diuji menggunakan Kromatografi Gas
Jumlah
KOH (g )
1
2
3
4
5
30º C
15.6010
16.2817
15.9414
99.1162
98.9979
99.0571
98.7327
98.3037
98.5182
% Ester
55º C
14.7829
19.0610
16.9220
95.0863
96.9043
95.9953
98.2312
98.5038
98.3675
65 C
19.5607
25.1336
22.3472
94.6493
96.3597
95.5045
98.6738
98.3435
98.5087
98.7921
98.4705
98.6313
98.7516
98.5557
98.6537
98.1328
98.1259
98.1294
98.2990
98.5098
98.4044
97.9026
95.7226
96.8126
98.7368
98.1535
98.4452
42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ester
minyak kelapa sawit
Tabel 8.1. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ester minyak
kelapa sawit
Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri(mm)*
Konsentrasi Ester
Staphylococcus aureus
(mg/ml)
D1
D2
D3
D*
200
9,3
9,6
10,2
9,7
100
6,9
7
7,3
7
50
6,8
6,6
7
6,8
12,5
6,6
6,5
6,3
6,5
25
6,1
6,5
6,5
6,4
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
−
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil analisis Kromatografi Gas dari asam lemak minyak kelapa sawit
44
Universitas Sumatera Utara
Lapiran
10.
Hasil
Kromatografi
Gas
dari
ester
minyak
kelapa
sawit
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. lanjutan
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 1 g KOH
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. lanjutan
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 2 g KOH
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. lanjutan
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 3 g KOH
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. lanjutan
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 4 g KOH
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. lanjutan
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 30º C
dengan 5 g KOH
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. lanjutan
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa kawit pada Suhu 550C
dengan 1 g KOH
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. lanjutan
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 55 0C
dengan 2 g KOH
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. lanjutan
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 550C
dengan 3 gr KOH
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. lanjutan
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 55 0C
dengan 4 g KOH
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. lanjutan
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 550C
dengan 5 g KOH
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. lanjutan
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 1 g KOH
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. lanjutan
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 650C
dengan 2 g KOH
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. lanjutan
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 3 g KOH
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. lanjutan
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 650C
dengan 4 g KOH
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. lanjutan
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada suhu 65 0C
dengan 5 g KOH
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. lanjutan
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 26. Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 30 menit
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27 : Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 60 menit
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28 : Hasil Kromatografi Gas ester minyak kelapa sawit pada Suhu 30º C
dengan 2 g KOH selama 90 menit
79
Universitas Sumatera Utara