Aktivitas Internal Petugas Humas Dalam Membina Human Relations Karyawan di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Unit Bah Lias Estate

7

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma Konstruktivisme
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis. Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk
komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jessi Deli dan rekan-rekan
sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan
interpretasi dan bertindak menurut dan berbagai kategori konseptual yang ada
dalam pikirannya.
Menurut teori ini realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuk yang
kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu (Morissan, 2009:17).
Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek
dan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi
hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan
dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek
sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan
sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksudmaksud tertentu dalam setiap wacana.
Paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa (1) dasar untuk menjelaskan

kehidupan, peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik,
tetapi justru dalam arti common sense. Menurut mereka, pengetahuan dan
pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap
pengalaman dan kehidupannya sehari-hari, dan hal tersebutlah yang menjadi awal
penelitian ilmu-ilmu sosial, (2) pendekatan yang digunakan adalah induktif,
berjalan dari yang spesifik menuju yang umum, dari yang konkrit menuju yang
abstrak, (3) ilmu bersifat idiografis, bukan nomotetis, karena ilmu mengungkap
bahwa realitas tertampilkan dalam simbol-simbol melalui bentuk deskriptif, (4)
pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui indra karena pemahaman mengenai

7

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

8

makna dan interpretasi adalah jauh lebih penting, (5) ilmu tidak bebas nilai.
Kondisi bebas nilai tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak pula
mungkin dicapai.

Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita
yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi
kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruktivis, setiap individu memiliki
pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi ini
menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia
adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.
Paradigma ini sesuai dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. Peneliti
menggunakan paradigma ini, karena ingin mendapatkan pengembangan
pemahaman yang membantu proses interpretasi peristiwa atau aktifitas internal
yang dilakukan oleh petugas humas. Peneliti menggunakan paradigma
konstruktivisme untuk mengetahui bagaimana aktivitas internal petugas humas
dalam menjalin human relations dengan karyawan
2.2 Kerangka Teori
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. Stephen Little John and Karen Foss
(2005) menyatakan bahwa sistem yang abstrak ini didapatkan dari pengamatan
yang sistematis. Tahun 1986, Jonathan H. Turner mendefenisikan teori sebagai
sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.

Kerangka teori adalah proses seorang peneliti menggunakan pola
berpikirnya

dalam

mensistematiskan

teori-teori

yang

berkaitan

dengan

permasalahan penelitian.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara


9

2.2.1 Hubungan Masyarakat (Humas)
2.2.1.1

Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas)

Hubungan masyarakat disebut juga Public Relations dengan ruang lingkup
kegiatan yang menyangkut baik individu keluar dan semua kegiatan individu ke
dalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi.
Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR, yang diambil dari The British
Institute of Public Relations, berbunyi :
a. “Public Relations activity is management of communications between an
organization and its publics”.
(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara
organisasi dan publiknya).
b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to
establish and maintain mutual understanding between an organization and
its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan merencanakan dan
mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian
antara organisasi dan publiknya).
Wakil dari pakar Humas/Public Relations dari negara maju mengadakan
pertemuan di Mexico City pada bulan Agustus 1978. Pertemuan tersebut
menghasilkan definisi-definisi Humas dinamakan The Statement of Mexico.
Definisi

tersebut

berbunyi

:

“Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat
dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensikonsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan
program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk
kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.”

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

10

Konsep humas menurut IPRA (Internasional Public Relations Association)
adalah :
“Fungsi manajemen yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan
jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerjasama” (Arifin, 1998).
Pemahaman konsep dan pengertian humas itu seperti apa, bisa juga kita
lihat pendapat dari ; (British) Institude of Public Relations (IPR) :
“Humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya” (Jefkins-Daniel Yadin 2002 : 9).
J. C. Seidel menyatakan humas adalah proses yang kontinue dari usahausaha manajeman untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para
pelanggan, pegawainya dan publik umumnya ke dalam dengan mengadakan
analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan
menyampaikan pernyataan-pernyataan. Selain itu humas juga berfungsi untuk
menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu perusahaan
dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi.

Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Good Will
(kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan
(alat untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik dengan publik).
Cultip dan Center (1958: 6) dalam bukunya Effective Public Relations
mengemukakan bahwa Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan
penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga
kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan serta
pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian
yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat. Dari definisi tersebut
tergambar adanya ciri khas dari Public Relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik
antara lembaga dengan publiknya.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

11

Humas adalah proses interaksi dimana humas menciptakan opini publik
sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan

pengertian,

menumbuhkan

motivasi

dan

partisipasi

publik,

bertujuan

menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra
yang baik dari publiknya. Secara etimologis public relations terdiri dari dua kata
yaitu : public dan relations. Dalam bahasa Indonesia, kata Public berarti publik
atau masyarakat dan relations adalah hubungan-hubungan. Jadi arti dari Public
Relations adalah hubungan-hubungan dengan publik/masyarakat. (Kustadi
Suhandang 2004 : 29).

Humas atau Public Relations sebagai alat manajemen secara struktural
merupakan bagian integral dari suatu organisasi/perusahaan, berperan sangat
signifikan

dan

kontribusinya

turut

menentukan

keberhasilan

organisasi/perusahaan itu untuk mencapai visi, misi dan tujuan bersama. PR
memiliki peran untuk membantu organisasi menentukan bukan hanya apa yang
akan dikatakan, tetapi juga apa yang akan dilakukan (Harold Burson).
Aktivitas sehari-hari Hubungan Masyarakat atau Public relations adalah
menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara
perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk saling

menciptakan pengertian dan dukungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik
itu dalam hal kebijakan, kegiatan produksi, barang atau pelayanan jasa dan lain
sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga
bersangkutan.
2.2.1.1

Fungsi dan Tujuan Humas

Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952,
University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu :
1) Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

12

3) Berupaya


untuk

mengintegrasikan

sikap

dan

perbuatan

suatu

badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.
Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi manajemen humas
adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kegiatan tertentu (action).
2) Kegiatan yang jelas (activities).
3) Adanya perbedaan khas dengan kegiatan yang lain (different).
4) Terdapat suatu kepentingan tertentu (important).
5) Adanya kepentingan bersama (common interest).
6) Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic
communication).
Kemudian, berdasarkan ciri khas kegiatan Humas/PR tersebut, menurut
pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public
relations dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Secara umum Bertrand R. Canfield (1956: 19) dalam bukunya Public
Relations, Principal Cases and Problems, mengemukakan bahwa fungsi Public

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

13

Relations adalah : (1) It should serve the public’s interest, (2) Mantain good
communication dan (3) Stress good morals and manners. Bila diterjemahkan dan
diartikan, maka adapun fungsi Public Relations adalah : (1) Mengabdi kepada
kepentingan publik, (2) Memelihara komunikasi yang baik dan (3) Kegiatan
Public Relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitikberatkan kepada
moral dan tingkah laku yang baik.
Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi
pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan
penerimaan dan pengertian dari publik.
Charles S. Steinberg (1958: 198) mengemukakan bahwa tujuan Public
Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatankegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan.
Pandangan lain datang dari Dimock Marchall bersama rekan-rekannya, Edward,
Gladys, Odgen Dimock dan Louis W. Koenig, melalui bukunya yang berjudul
Public Administration, membagi tujuan Public Relations atas dua bagian (Sirait,
1970: 12)
1) Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa
baik suatu organisasi atau perusahaan.
2) Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat
masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang dan serangan itu
kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi
kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu
aspek penjagaan atau pertahanan.

Tujuan

humas

pada

akhirnya

adalah

membuat

publik

dan

organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan,
harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas kehumasan
haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan
mengerti tersebut.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

14

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai peran utama Public
Relation yang pada intinya adalah sebagai berikut :


Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakili dengan publiknya.



Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.



Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan.



Membentuk coorporate image, artinya peranan Public Relation berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

2.2.1.2 Aktivitas Internal Humas/Public Relations
Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari
public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam”
maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan
publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.
Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang
menjadi target internal Public Relations, terutama suasana di antara para
karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan badan
atau perusahaannya. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut
dilakukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para
karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin
dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan
kewajibannya terhadap perusahaan.
Pengertian publik juga dalam hal ini dibatasi kepada pengertian sekelompok
individu yang terlibat pada satu kegiatan, dan diikat oleh satu perhatian dan
kepentingan guna mencapai satu tujuan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

15

Secara teoritis, adapun pembagian kegiatan Public Relations tersebut adalah
tujuan berdasarkan kegiatan internal Public relations dan tujuan berdasarkan
kegiatan eksternal public relations.
Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini
dapat mencakup ke dalam beberapa hal yaitu :
1) Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik
terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan
perusahaan yang sedang dijalankan.
2) Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan
dengan tidak melupakan kepentingan publik.
3) Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada
berbagai

aktivitas rutin perusahaan, juga

menjelaskan mengenai

perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya
diharapkan publik karyawan tetap well inform.
4) Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan
yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.
Kegiatan internal yang dilakukan oleh seorang public relations, yaitu :
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
“Employee relations” merupakan suatu kegiatan yang hidup dan
dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan
sehari-hari di belakang bangku kerja tukang kayu, di belakang mesin, atau
di belakang meja tulis”. Demikian seorang ahli purel Archibald William.
Jadi seorang public relations bukan hanya duduk di kantornya,
melainkan harus berkomunikasi langsung dengan karyawan. Ia harus
senantiasa melakukan kontak pribadi. Yang dimaksudkan dengan
karyawan disini ialah semua pekerja, baik pekerja halus yang berpakaian
bersih di ruangan kantor yang serba bersih pula, maupun pekerja kasar

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

16

yang berpakaian penuh minyak di pabrik-pabrik. Hanya dengan demikian
timbang rasa, pengertian bersama, dan kepercayaan dari mereka dapat
dipelihara dan dibina. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka
dan bercakap-cakap dengan mereka akan dapat diketahui sikap, pendapat,
kesulitan, keinginan, harapan dan perasaannya.
Sudah tentu karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat
perbedaan, disebabkan memang beda dalam lingkungan hidupnya,
pengalamannya, pendidikannya, dsb. Onong Uchyana Effendi menyatakan
bahwa kegiatan untuk menciptakan hubungan baik dengan para pegawai
dapat dilakukan melalui :
1) Upah yang cukup
Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita semua
karyawan. Untuk mencapai itu, ada diantara para karyawan yang
menggiatkan diri dalam pekerjaannya dengan rajin atau menambah
pengetahuannya dengan mengambil kursus. Adalah tugas public relations
untuk selalu memelihara hubungan yang harmonis, sehingga semua pihak
merasa puas, bekerja dengan senang, dan organisasi tetap berjalan lancar.
2) Perlakuan yang adil
Adalah hasrat semua karyawan untuk selalu diperlakukan secara
adil di kalangan karyawan, tidak saja dalam hubungannya dengan upah,
tetapi juga dengan soal-soal lain. Tetapi perasaan tersebut hanyalah
perasaan pribadi saja, yang sering kali disebabkan informasi yang kurang
jelas mengenai soal kepegawaian. Hanya dengan berkomunikasi dengan
mereka, kesalahfahaman akan dapat dihilangkan dan kepercayaan kepada
pimpinan kembali dibina.
3) Ketenangan bekerja
Semua karyawan menginginkan bekerja dengan tenang, bukan saja
dalam hubungannya dengan pekerjaan, tetapi juga dalam hubungannya
dengan keluarga yang ditinggalkannya di rumah. Para karyawan akan tetap
giat bekerja, jikalau mengetahui bahwa bagi mereka terdapat jaminan.
4) Perasaan diakui

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

17

Pada setiap karyawan terdapat perasaan ingin diakui sebagai
karyawan yang berharga dan anggota kelompok kerjanya yang terhormat.
Hal ini sering bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan di luar tugas
pekerjaan, seperti olahraga, kesenian, dsb. Sehubungan dengan itu,
seorang public relations perlu mengadakan komunikasi dengan mereka
yang merasa dianaktirikan disebabkan tidak terpilih dalam suatu kegiatan.
Public relations harus mengusahakan agar mereka tidak merasa tidak
diakui sebagai karyawan yang berharga.
5) Penghargaan atau hasil kerja
Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai,
meskipun sebenarnya adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiatgiatnya. Untuk itulah mereka diberi upah. Penghargaan ini bisa dalam
bentuk uang, barang atau piagam.
6) Penyalur perasaan
Perasaan tertentu yang menghinggapi karyawan bisa menghambat
kegairahan bekerja mereka ingin menyalurkan perasaannya. Sebuah
penerbitan intern apakah bentuknya majalah atau lembaran stensilan akan
merupakan medium hubungan batin antara pimpinan karyawan dengan
karyawan dan antara karyawan dengan karyawan. Penerbitan seperti itu
selain dapat memuat usul-usul, pendapat-pendapat, saran-saran, atau
hasrat-hasrat para karyawan, juga dapat menyalurkan bakat mereka,
seperti mengarang, menggambar, membuat foto, dan lain-lain. Public
relations sebagai penyelenggara majalah dapat melaksanakan tugasnya
untuk membina hubungan yang harmonis antara semua pihak.
Dalam rangka melaksanakan employee relations itu, seorang public
relations perlu banyak melihat dan mendengarkan para karyawan. Kegiatan ini
bisa menimbulkan banyak inisiatif pula. Hanya dengan komunikasi antarpersona
dengan para karyawan, public relations dapat menyelami perasaan mereka, dan
dengan komunikasi pula dapat dibina hubungan yang harmonis.
Kegiatan merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian, kegiatan
atau aktivitas humas sebenarnya adalah implementasi dari tugas humas untuk
mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya secara

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

18

menyeluruh. Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi
dengan berbagai macam simbol komunikasi. Kegiatan komunikasi dapat pula
berarti kegiatan dalam proses komunikasi itu sendiri.

2.2.2

Human Relations
2.2.2.1 Pengertian Human Relations
Tidaklah mudah untuk mencari sebuah perkataan dalam Bahasa Indonesia

yang benar-benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang
menerjemahkannya

menjadi

“hubungan

manusia”

maupun

“hubungan

antarmanusia”. Secara harafiah mungkin terjemahan tersebut tidak salah, tetapi
kedua-duanya tidak mengandung makna yang sebenarnya yang dikandung oleh
human relations itu.
Baik pada istilah “hubungan manusia” maupun hubungan antarmanusia”
tidak terdapat ciri hakiki human relations. Ciri hakiki human relations bukan
“human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam
makna proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat,
perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain. Karena itu, terjemahan
yang paling mendekati makna dan maksud human relations adalah hubungan
manusiawi atau hubungan insani.
Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala
situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan
dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.
Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja
(work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organitation) dengan
tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat
kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Dengan human relations dapat diusahakan menghilangkan rintanganrintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

19

konstruktif sifat tabiat manusia, demikian kata Norman R. F. Maier. Jadi human
relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orangorang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.
Di atas dikatakan, human relations adalah suatu komunikasi persuasif,
bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi, human relations bukan suatu
keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas, suatu kegiatan. Human relations
adalah suatu “action oriented”. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang
lebih produktif dan memuaskan (to develop more productive and satisfying
results).
Human relations adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan (applied art and
science). Dipandang dari sudut seorang pemimpin yang bertanggung jawab untuk
memimpin suatu kelompok, human relations adalah pengintegrasian orang-orang
ke dalam suatu situasi kerja yang menggiatkan mereka untuk bekerja bersamasama serta dengan rasa puas, baik kepuasan ekonomis, psikologis, maupun
kepuasan sosial. Atau singkatnya, human relations adalah pengembangan usaha
kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan.
Human relations adalah salah satu bentuk kegiatan internal public relations
yang menitikberatkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan lain
perkataan kegiatan internal public relations dimaksudkan disini merupakan usaha
untuk menciptakan hubungan yang bersifat manusiawi dengan publik karyawan.
Untuk mencapai kerjasama di dalam suatu organisasi diperlukan penciptaan
suasana yang harmonis diantara individu-individu sehingga terdapat kepuasan
secara menyeluruh. Memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia
penting sebagai manusia, mencari sifat-sifat positif pada seseorang dan
mengakuinya adalah Human Relations.
Davis mengemukakan bahwa yang menjadi dasar falsafah dari Human
Relations adalah sebagai berikut :
a. Mutual Interest (kepentingan bersama) antara pemimpin dengan
bawahannya.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

20

Dimana untuk memenuhi suatu kebutuhan, maka dicari jalan untuk
menggabungkan dirinya ke dalam suatu badan atau organisasi. Untuk
itu perlu adanya komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
b. Perbedaan-perbedaan pada individu
Setiap individu berbeda satu sama lain dan perbedaan itu merupakan
hal yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu agar para
pegawai

dapat

merasa

puas

dalam

menjalankan

tugas

dan

kewajibannya, mereka harus diperlakukan sesuai dengan perbedaanperbedaan tersebut.
c. Human Dignity (Harga Diri)
Setiap manusia memiliki keinginan untuk dapat dihargai dan dihormati
oleh orang lain.
Sedangkan yang menjadi prinsip-prinsip dalam Human Relations menurut
Abdurrachman (1995:85) adalah :
a. Importance of Individual (kepentingan individu)
Seorang pemimpin harus memperhatikan dan memperhitungkan
kepentingan para pegawainya.
b. Mutual Acceptence (saling menerima)
Saling menghargai dan menghormati tugas dan kewajiban masingmasing.
c. Common Interest (kepentingan bersama)
Kesuksesan dapat diraih jika pimpinan dan pegawai dapat melakukan
pekerjaan atas dasar untuk kepentingan bersama.
d. Open Communication (komunikasi terbuka)
Berterus terang mengenai ide, perasaan dan mengenai segala sesuatu
yang menyangkut kepentingan bersama, sehingga dapat menimbulkan
pengertian yang lebih baik dan menghasilkan keputusan yang lebih
tepat.
e. Partisipasi Pegawai
Keikutsertaan pegawai dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat menciptakan efisiensi kerja yang lebih optimal.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

21

Karena setiap masalah yang timbul akan dihadapi dan dipecahkan
secara bersama-sama.
f. High Moral Standart (moral yang tinggi)
Kebenaran dan keadilan mengenai suatu tindakan didasarkan pada
moralitas dan hak-hak asasi manusia.
Kunci aktivitas human relations adalah motivasi. Memotivasikan para
karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan,
yakni kebutuhan akan upah yang cukup. Untuk memuaskan hati seluruh karyawan
seorang demi seorang tidak mudah. Akan tetapi lingkungan dan suasana yang bisa
membantu seluruh karyawan memperoleh kebahagiaan, akan dapat diciptakan dan
diadakan.
Dalam melaksanakan human relations itu pemimpin atau humas perusahaan
melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk
menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasilnya memuaskan di
samping mereka bekerja dengan hati puas.
2.2.2.2 Human Relations Sebagai Kegiatan Komunikasi
Dengan orang-orang yang berada di dalam perusahaan, jelasnya para
karyawan, human relations perlu dilaksanakan untuk meniadakan gangguan akibat
salah komunikasi atau salah interpretasi, lebih-lebih untuk menghilangkan
frustrasi terutama frustrasi agresif, serta menggugah kegairahan dan kegiatan
kerja, sehingga timbul kerjasama yang lebih produktif daripada yang sudah-sudah.
Tetapi di luar pekerjaan pun, para manajer maupun public relations atau
humas, serta seluruh pegawai sepantasnya senantiasa melakukan human relations
dengan siapa pun, selain dengan orang-orang yang ada sangkut pautnya dengan
perusahaan, juga dengan mereka yang tidak ada hubungannya. Human relations
ini dilaksanakan dalam perkumpulan olahraga, kesenian, keagamaan, dan
lingkungan hidup lainnya. Tindakan seorang manajer, public relations atau
karyawan yang etis dan manusiawi terhadap khalayak di luar perusahaan akan
menjaga nama baik perusahaan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

22

Human relations sebagaimana telah disinggung di muka, adalah komunikasi
persuasif manusiawi, yang berarti bahwa public relations sebagai komunikator
dalam menyampaikan pesannya secara etis dan empatik yang mendalam, sehingga
karyawan sebagai komunikan dengan penuh kesadaran disertai rasa bahagia dan
puas hatinya dalam melakukan pekerjaannya.
2.2.2.3 Hubungan public relations dengan human relations
Human relations adalah hubungan pribadi secara rohaniah antarinsan.
Hubungan yang informal antarinteraksi manusia di segala bidang. Pengertian
human relations dapat diterapkan secara luas di dalam berbagai bidang
perdagangan, pemerintahan, sekolah, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya
yang merupakan badan-badan yang terorganisasikan.
Di dalam suatu perusahaan, relasi humanis penting artinya untuk
menumbuhkan grup feeling di kalangan para pegawainya. Dengan perasaan
segolongan, maka semua pegawai dari perusahaan itu akan punya rasa memiliki
terhadap perusahaan itu, sehingga mereka akan selalu menjaga, memelihara dan
memupuk nama baik perusahaan.
Suasana demikian akan tercapai bila ada hubungan internal yang harmonis
diantara atasan, bawahan ataupun staffnya. Dengan kata lain, muncul hubungan
yang manusiawi antarmanusia di antara mereka, atau adanya hubungan
kemanusiaan yang didasari oleh :
1. Harga menghargai satu sama lain
2. Pergaulan yang tidak kaku
3. Pekerjaan yang sesuai dengan bakat, pendidikan, kecakapan, dan
kemampuan masing-masing
4. Jaminan kesejahteraan sosial yang wajar
Menurut Ingram, sikap ramah yang menghargai dan memperhatikan
kepentingan orang lain dengan jujur, adalah human relations yang merupakan
dasar dari segala sukses. Khusus mengenai relasi manusia dalam suatu lingkungan
pekerjaan, Keith Davis melalui bukunya Human Relations at Work menyatakan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

23

bahwa ditinjau dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab dalam hal pemimpin
kelompoknya, human relations merupakan interaksi antara orang-orang ke dalam
suatu kerja yang mendorong mereka untuk bekerja sama secara kooperatif,
produktif sehingga memperoleh kepuasan secara ekonomi, psikologi dan sosial.
Adapun dorongan tersebut akan membuat seseorang melakukan sesuatu
yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dn kekurangan. Karena itu Davis
menyatakan bahwa relasi manusia yang efektif adalah usaha memenuhi kebutuhan
orang-orang, memberikan kepuasan pada mereka dengan batas-batas kemampuan
perusahaan itu. Maka kewajiban public relationslah, dalam hal ini untuk
menciptakan motivasi yang ada hubungannya dengan pegawai.

2.3 Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun
konsep yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan
asumsi-asumsi yang berbentuk bagian alur pemikiran, yang kemudian kalau
mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang
dapat diuji.
Suriasumantri (1986) dalam Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa
seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Mantra
(2004) Kerangka pemikiran dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis,
diagram atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu
yag diteliti (Sujarweni, 2014; 60-61).
Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir ini disusun dengan
berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait.
Kerangka berpikir ini merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan suatu
hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

24

metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis
dasarnya (Usman dan Purnomo, 2009; 34). Dalam pengertian ini, maka kerangka
pemikirannya adalah sebagai berikut :

Aktivitas

Human

-

Upah yang cukup

Internal

Relations

-

Perlakuan yang adil

Petugas

-

Ketenangan bekerja

Humas

-

Perasaan diakui

-

Penghargaan atau hasil
kerja

-

Penyalur perasaan

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara