Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)
ABSTRAK
Novica Anggrayani Pangaribuan *
H. Hasim Purba**
Aflah***
Pengelolaan kredit perbankan haruslah mengacu kepada anajemen
profesionalisme yang dianut oleh dunia perbankan. Sering kali dalam praktek
penyaluran kredit itu lebih ditekankan kepada aspek ekonomis yang cenderung
untuk mengambil keuntungan secara maksimal.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah tanggung jawab
penjamin dalam pemberian kredit pada Bank Sumut Pematangsiantar. Kedudukan
penjamin bila debitur wanprestasi pada Bank Sumut Pematangsiantar. Upaya yang
dilakukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah (debitur wanprestasi) oleh
Bank Sumut Pematangsiantar.
Jenis penelitian dalam, penelitian ini adalah yuridis empiris. Yuridis
empiris yaitu suatu penelitian yang menekankan pada fakta-fakta yang
diperolehnya dari hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah serta juga
berpedoman pada teori hukum yang ada.
Tanggung Jawab Penjamin dalam Pemberian Kredit, penjamin
berkewajiban melunasi utang debitur utama kepada kreditur atau para krediturnya
apabila debitur utama tidak membayar utang yang telah jatuh waktu dan atau yang
telah dapat ditagih. Kedudukan antara debitur dengan penjamin adalah seorang
debitur Kedudukan hukum penjamin apabila debitur wanprestasi maka penjamin
wajib memberikan pertanggungjawabannya kepada kreditur apabila debitur tidak
dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi dari perjanjian jaminan yang
telah disepakati oleh kreditur dan penjamin. Menurut ketentuan hukum
penjaminan pula bahwa terhadap seorang penjamin memiliki hak istimewa, tetapi
hak istimewa tersebut dari penjamin dapat dilepaskan dengan suatu perjanjian
yang dinyatakan secara tegas dalam perjanjian tersebut, bahkan penjamin dapat
membuat perjanjian saling mengikatkan dirinya secara tanggung renteng dengan
debitur utama dalam menghadapi kreditur. Upaya penyelesaian kredit macet dapat
ditempuh dengan dua cara yaitu upaya litigasi melalui jalur pengadilan dan upaya
non-litigasi melalui upaya preventif yaitu tindakan untuk mengantisipasi
munculnya kredit macet, early warning, dan upaya negosiasi.
Kata Kunci: Hubungan Hukum, Penjamin, Pemberi Kredit
* Mahasiswi
** Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
iii
Universitas Sumatera Utara
Novica Anggrayani Pangaribuan *
H. Hasim Purba**
Aflah***
Pengelolaan kredit perbankan haruslah mengacu kepada anajemen
profesionalisme yang dianut oleh dunia perbankan. Sering kali dalam praktek
penyaluran kredit itu lebih ditekankan kepada aspek ekonomis yang cenderung
untuk mengambil keuntungan secara maksimal.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah tanggung jawab
penjamin dalam pemberian kredit pada Bank Sumut Pematangsiantar. Kedudukan
penjamin bila debitur wanprestasi pada Bank Sumut Pematangsiantar. Upaya yang
dilakukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah (debitur wanprestasi) oleh
Bank Sumut Pematangsiantar.
Jenis penelitian dalam, penelitian ini adalah yuridis empiris. Yuridis
empiris yaitu suatu penelitian yang menekankan pada fakta-fakta yang
diperolehnya dari hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah serta juga
berpedoman pada teori hukum yang ada.
Tanggung Jawab Penjamin dalam Pemberian Kredit, penjamin
berkewajiban melunasi utang debitur utama kepada kreditur atau para krediturnya
apabila debitur utama tidak membayar utang yang telah jatuh waktu dan atau yang
telah dapat ditagih. Kedudukan antara debitur dengan penjamin adalah seorang
debitur Kedudukan hukum penjamin apabila debitur wanprestasi maka penjamin
wajib memberikan pertanggungjawabannya kepada kreditur apabila debitur tidak
dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi dari perjanjian jaminan yang
telah disepakati oleh kreditur dan penjamin. Menurut ketentuan hukum
penjaminan pula bahwa terhadap seorang penjamin memiliki hak istimewa, tetapi
hak istimewa tersebut dari penjamin dapat dilepaskan dengan suatu perjanjian
yang dinyatakan secara tegas dalam perjanjian tersebut, bahkan penjamin dapat
membuat perjanjian saling mengikatkan dirinya secara tanggung renteng dengan
debitur utama dalam menghadapi kreditur. Upaya penyelesaian kredit macet dapat
ditempuh dengan dua cara yaitu upaya litigasi melalui jalur pengadilan dan upaya
non-litigasi melalui upaya preventif yaitu tindakan untuk mengantisipasi
munculnya kredit macet, early warning, dan upaya negosiasi.
Kata Kunci: Hubungan Hukum, Penjamin, Pemberi Kredit
* Mahasiswi
** Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
iii
Universitas Sumatera Utara