Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Temu giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) Segar dan Kering Secara GC-MS Reference

DAFTAR PUSTAKA

Afridatul, F. (2011). Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Rimpang Temu

(Curcuma heyneana Val. & V. Zijp) terhadap Staphylococcus aureus

ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 35218 serta Profil

Kromatogram Gas dan Spektra Massanya. Skripsi. Yogyakarta:
Repositori

UAD.

http://eprints.uad.ac.id/187/1/UAD

Antibakteri

_Minyak_Atsiri_Temu_ Giring- Skripsi-Farmasi-Intisari.pdf. Diakses
pada tgl 6 november 2013.

Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung:

Penerbit ITB. Halaman 1-2, 29-35.
Agoes, H.A. (2010). Tanaman Obat Indonesia. Buku 3. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika. Hal. 99-100.
Armando, R. (2009). Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 15-18.
BPOM RI. (2005). Penyiapan Simplisia untuk Sediaan Herbal. Jakarta:
Direktorat Obat Asli Indonesia. Hal. 12.
Depkes. (1980). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen
kesehatan RI. Hal. 151-158.
Depkes. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 169-170.
Depkes. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 204.
Depkes. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1030-1031, 1170.
Depkes. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 171.
Eaton, D.C. (1989). Laboratory Investigations in Organic Chemistry.
Atlanta: McGraw-Hill Inc. Hal. 152-157.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar. Hal. 419, 425.

63
Universitas Sumatera Utara

Gritter, R.J, Bobbit, J.M., dan Schwarting, A.E. (1991). Intoduction of
Chromatography. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Pengantar
Kromatografi. Edisi III. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 36-39.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid
I. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 107.
Harborne, J.B. (1987). Phytochemical Methods. Penerjemah: Kosasih.
Padmawinata dan Iwang Sudiro. Metode Fitokimia. Terbitan Kedua.
Bandung: Penerbit ITB. Hal. 127-128.
Ketaren, S. (1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit
Balai Pustaka. Hal. 220-228.
Lutony, T.L., dan Rahmayanti, Y. (1994). Produksi dan Perdagangan Minyak
Atsiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 1-3, 112-113.
McNair, H., dan Bonelli, E.J. (1988). Basic Gas Chromatography.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Dasar Kromatografi Gas. Edisi
V. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 7-14.

Murwani, E.K. (2003). Perkembangan Sel Penghasil Minyak Atsiri Pada
Kalus Temu giring (Curcuma heyneana Val. & van Zijp). Tesis.
Surabaya:
Airlangga
University
Library.
Website:
http://adln.lib.unair.ac.id. Diakses pada tanggal 14 Juni 2013.
Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Penerbit Gadjah
Mada University Press. Hal. 9-10.
Silverstein, R.M., Bassler, G.C, dan Morrill, T.C. (1986). Laboratory
Investigations in Organic Chemistry. Penerjemah: Hartono.
Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Jakarta: Erlangga. Hal.
3-81, 305-308.
Syamsulhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R. (2010). Inventaris Tanaman Obat
Indonesia I. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan. Hal. 105.
Wijayakusuma, H. (1997). Hidup Sehat Cara Hembing. Jakarta: Artikel. Sehat
dengan temu giring.
WHO. (1998). Quality Control Methods For Medical Plant Material. Geneva:
WHO. Hal. 19-25.


64
Universitas Sumatera Utara