Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Letak Geografis
Secara geografis daerah ini terletak antara 4,,43 LU dan 96,45 BT; luas
wilayahnya 40.000 Ha atau 0,2% dari wilayah kabupaten Bener Meriah. Dan
merupakan satu

wilayahnya dengan keadaan tofografi dataran

sampai

bergelombang dengan ketingggian 1500 dpl. Curah hujan rata- rata adalah 1089
mm dan tertinggi adalah 2409 mm. Tofografi tanahnya perbukitan dengan latar
perkebunan kopi dan palawija. Kampung Blang Tampu letaknya ditengah-tengah
dan mudah dijangkau oleh semua kampung disekitarnya.


Sebelah utara

: berbatasan dengan kampung Bale Atu




Sebelah timur

: berbatasan dengan kampung Blang Panas



Sebelah barat

: berbatasan dengan kampung Sp, Teritit



Sebelah selatan

: berbatasan dengan kampung Bukit Bersatu

Blang Tampu merupakan satu dari 40 kampung di kecamatan bukit,
kabupaten Bener Meriah dimana memilki peristiwa atau jenis pembangunan yang

mempuunyai dampak positif bagi kebutuhan masyarakat, dan dibangun berbagai
jenis instansi-instansi terkait mulai dari swadaya masyarakat. ( Sumber ;rencana
pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)Kampung Blang Tampu tahun 2014-2019).

2.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Blang Tampu adalah 537 jiwa, yang terdiri dari
257 jiwa laki- laki dan perempuan 280 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
mencapai 151. Penduduk desa Blang Tampu sebagian besar mayoritas
25

Universitas Sumatera Utara

masyarakatnya adalah agama Islam dan yang tinggal di Desa Blang Tampu ini
adalah suku Gayo. Dan mereka yang menjadi suku pendatang adalah suku Jawa,
Aceh, Sunda, dan Minang. Kelompok pendatang ini awalnya hanya datang
merantau sebagai pekerja dikebun, sawah dan sebagian besar bekerja sebagai
pedagang namun ada juga sebagian mereka yang menikah dengan masyarakat
Blang Tampu sehingga tinggal secara menetap di Desa Blang Tampu tersebut.
Table 2.1 rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)
No


Jurong/
Dusun

Jumlah
Kk

Jenis Kelamin
Lk
Pr

Jumlah
(Jiwa)

1

Dusun I

80


137

145

282

2

Dusun II

71

120

135

255

Total


151

257

280

537

Sumber ;rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)Kampung Blang Tampu
tahun 2014-2019

2.3 Perekonomian Desa
Sebagian besar masyarakat Blang Tampu ada juga yang berprofesi sebagai
PNS, Pejabat Daerah, Wiraswasta tapi walaupun begitu mereka juga memiliki
kebun kopi biasanya karena kesibukan pekerjaan mereka menyuruh orang untuk
merawat kebun kopi dengan upah perbulan Rp. 1.500.000,-beda dengan uang
makan setiap harinya dan terkadang pekerjaan ini dapat membantu perekonomian
masyarakat pendatang pada khususnya yang belum memiliki kebun kopi.
Pada umumnnya masyarakat yang berada di desa Blang Tampu mata
pencaharian utamanya adalah sebagai Petani kopi, PNS, Pedagang sembako,

Bangunan, Wiraswasta, pesiunan dan sebagainya. Tapi mereka tetap memiliki
kebun kopi sebagai mata pencaharian utamanya, karena penghasilan dari kebun
kopi sangat menjamin untuk kehidupan mereka kedepannya. Masyarakat yang
26

Universitas Sumatera Utara

umumnya hidup dari hasil perkebunan dan pertanian pada umumnya tinggal lebih
dekat dengan kebun millik mereka, walaupun ada beberapa kepala rumah tangga
yang memiliki tempat tinggal yang lumayan jauh. Misalkan ada beberapa kepala
keluarga yang membuat tempat tinggal atau semacam gubuk kecil di sekitaran
kebun kopinya biasanya mereka tinggal di gubuk tersebut dalam beberapa hari
untuk membersihkan lahan ataupun saat lagi musim panen petani juga menginap
di gubuk sampai musim panen selesai.
Table.2.2 Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No
1

Uraian


Petani kopi
Pedagan sembako/ jual
2
beli hasil bumi
3
Industri batako
Jasa
4
pertukangan/bangunan
5
Sopir
6
Wiraswasta
7
Karyawan swasta
8
TNI/POLRI
9
PNS
10 Pensiun

TOTAL

Jumlah
151 KK
12
1
6
4
1
1
2
22
2
202 KK

Sumber ;rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)Kampung Blang Tampu
tahun 2014-2019

Rata-rata perekonomian masyarakat Gayo memang belum sejahtera
walaupun mereka sudah memiliki kebun kopi pribadi, hal ini dapat dilihat karena

hampir semua masyarakat Gayo khususnya Desa Blang Tampu memiliki kebun
kopi, biasanya kebun kopi yang di miliki mereka bersal dari hasil warisan
keluarga, ada juga yang membelinya secara pribadi sebagai investasi, selain itu
mereka juga memiliki tabungan yang cukup untuk memenuhi kehidupan mereka
sehari-harinya sampai menuju masa panen berikutnya, dan mereka juga memiliki
27

Universitas Sumatera Utara

rumah yang cukup bagus untuk di huni, terkadang di kebun kopi mereka juga
menanam sayur-sayuran dan buah-buahan jadi ketika mereka tidak memilki uang
mereka dapat menjual sayur-sayuran dan buah-buahan yang mereka tanami di
sela-sela tanaman kopi ataupun mereka dapat mengambilnya untuk di masak
sendiri.
2.4. Sejarah Desa Blang Tampu
Kampung Blang Tampu berasal dari kampung Bukit Iwih Kebayakan,
kabupaten Aceh Tengah diawali dengan perpindahan penduduk untuk mencari
lahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena sempitnya lahan dan
penduduk semakin padat, sehinggga masyarakat mencari solusi untuk mencari
lahan baru dan lama kelamaan menjadi sebuah perkumpulan masyarakat di

wilayah tersebut.
Penamaan kampung pada dasarnya dilakukan secara musyawarah.
Dengan adanya pemekaran wilayah dilakukan proses musyawarah maka di setujui
nama kampung dengan sebutan Blang Tampu. Tofografi tanahnya perbukitan
dengan latar perkebunan kopi dan palawija. Kampung Blang Tampu letaknya
ditengah-tengah dan mudah dijangkau oleh semua kampung disekitarnya.
Untuk mencapai lokasi penelitian, peneliti harus menempuh perjalan sekitar
11 jam dari medan menuju Desa Blang Tampu. Angkutan umum yang digunakan
menggunakan jalur darat yaitu dengan mengendarai bus Harapan Indah biaya
menuju Desa Blang Tampu kabupaten Bener Meriah bekisar Rp. 130.000,- lama
waktu yang di tempuh sekitar 11 jam perjalanan hingga sampai ketujuan,
keberangkatan pukul 21.00 wib dari loket Harapan Indah Binjai, perjalan yang
dilewati adalah Brandan, Tanjung Pura, Kuala Simpang, Tamiang, Langsa, Peurl,
28

Universitas Sumatera Utara

Idi Rayek, Panton Labu, Lhok Sukun, Lhoksmawe, Matang Glumpang Dua
(pematang), Bireun, Cut Panglima, setelah itu baru memasuki wilayah Bener
Meriah yaitu Blang Rakal, Lampahan , Pante, Simpang Tiga Redelung, saya

berhenti di Simpang Tiga Redelung, daerah Blang Panas.
Tabel 2.3 Sejarah Kepemimpinan Desa Blang Tampu
NO PERIODE

NAMA
KEUCHIK

SUMBER
KETERANGAN
INFORMASI

1

1937-1959

ISHAK

Aparatur
kampung

Pend.
padat

Belum

2

1959-1964

M.Yunus

Aparatur
kampung

Pend.
padat

Belum

3

1964-1968

Sammsareh

Aparatur
kampung

Penduduk
Bertambah

4

1968-1971

M.Amin

Aparatur
kampung

Penduduk Mulai
Padat

5

1972-1981

M.AM

Aparatur
kampung

Padat

6

1981-1984

Samsudin
Bkt

Aparatur
kampung

Padat

7

19841997

ABD Wahab

Aparatur
kampung

Padat

8

1997-2002

Drs Ramin T

Aparatur
kampung

Padat

9

2002-2010

Nasriadi

10

2010-2016

Muttaqin

Aparatur
kampung
Aparatur
kampung

Padat
Padat

Sumber ;rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)Kampung Blang Tampu
tahun 2014-2019

Dalam menuju perjalanan Selama 11 jam perjalanan, Bus yang saya naiki
berhenti sebanyak dua kali di daerah Matang Glumpang Dua (pematang) karena
pada saat itu kebetulan sedang bulan ramadhan jadi sekitar pukul 03.00 wib
29

Universitas Sumatera Utara

berhenti untuk sahur, biasanya ketika tidak bulan ramadhan juga berhenti di
tempat yang sama untuk istirahat lalu setelah selesai sahur semuanya, perjalanan
di lanjutkan kembali sekitar pukul 04.00 wib. Beberapa ruas jalan akan di jumpai
deretan pohon kelapa, kelapa sawit, pohon rambutan dan sawah. Selain itu di kiri
dan kanan jalan akan di jumpai hutan-hutan dan semak belukar, perkampungan
warga, dan jurang yang membuat jalan menjadi sunyi. Mulai dari daerah Bireun
jalan menuju lokasi ini berkelok-kelok dan berbukit-bukit karena lokasi ini berada
di dataran tinggi. Lalu sekitar pukul 06.00 wib berhenti kembali di daerah pondok
untuk sholat subuh setelah usai sholat subuh perjalan di lanjutkan kembali dari
pondok menuju Blang Panas sekitar 1 jam perjalanan. Sekitar pukul 07.00 wib
saya tiba di Desa Blang Tampu.

2.5. Kegiatan-Kegiatan Masyarakat
Dalam bermasyarakat sebagian besar warga desa sangat identik dengan
kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan- kegiatan sosial yang masih yang dapat dibuat
adalah tingginya tingkat kebersamaan dalam bidang keagamaan, bidang pertanian,
maupun bidang sosial kemasyarakatan.

2.5.1. Bidang Keagamaan
Masyarakat desa Blang Tampu sangat memegang erat sendi keagamaan.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari seperti setiap harinya tempat ibadah
masjid, menasah ( mushola), pesantren tidak pernah habis digunanakan untuk
sholat isya, subuh, dzuhur,ashar,magrib. Kegiatan remaja mesjid juga aktif
melakukan kegiatan - kegiatan yang positif seperti mengaji, ceramah, apalagi
30

Universitas Sumatera Utara

disaat bulan ramadhan, remaja mesjid tidak ada habis-habisnya melakukan
kegiatan yang sangat membangun, membuat berbagai macam perlombaan seperti
lomba Adzan, lomba membaca Alqur’an, menghapal Ayat- Ayat Pendek, Hafiz
Qur’an, Cerdas Cermat, kegiatan perlombaan ini di lakukan satu bulan penuh
ketika bulan ramadhan dan setiap pemenang nantinya akan mendapat hadiah.
Tujuannya agar anak-anak yang mengikuti perlombaan semangat dan senang,
dalam acara besar seperti Isra Miqraj, Maulid Nabi masyarakat Desa Blang
Tampu tidak pernah lupa selalu mengadakan acara seperti makan bersama di
Masjid atau Menasah disamping itu mereka juga mengundang para ulama atau
ustad yang sangat terkenal untuk mengadakan ceramah. Para pemuda - pemudi
yang ada di desa Blang Tampu sudah menyusun semua acara- acara yang akan
dilakukan sehingga acara akan lebih terarah.
Selain itu juga setiap hari minggunya seluruh warga Desa Blang Tampu
menjalankan kegiatan aksi bersih ( gotong royong) di sekitaran lokasi masjid
Mardatillah kegiatan ini wajib dilakukan setiap minggunya. Inilah salah satu cara
untuk lebih mendekat dan menjalin hubungan yang lebih baik lagi antar sesama
warga. Kegiatan keagamaan lainya adalah perwiritan yang di lakukan oleh ibu-ibu
kegiatan perwiritan ini di lakukan setiap hari selasa pada pagi hari dan biasanya
kegiatan itu dilakukan di rumah warga ataupun menasah. Begitu juga pada saat
ada warga yang meninggal dunia masyarakat desa rela mengorbankan hari
kerjanya mereka tidak ada seorangpun yang pergi kekebun. Para masyarakat
semua berdoa dirumah musibah tersebut. Para pemuda juga mau berkorban untuk
menggali kuburan dan bapak-bapak yang membatu proses pemakamannya. Dalam
acara meninggal dunia masyarakat mengadakan pembacaan Tahlilan. Tahlilan
31

Universitas Sumatera Utara

berlangsung mulai malam hari sampai dilakukan pada malam ketujuh dilakukan
secara berturut-turut. Pada malam ketiga diadakan acara nenggari dalam bahasa
lokalnya dan pada saat tujuh harinya sering disebut juga mujuh biasanya dalam
acara nengari dan mujuh, dilakukan setelah melakukan sholawat nabi dan
membaca surat yasin tahlilan juga juga diadakan acara makan bersama.
Tabel 2.4. Fasilitas Sosial Kampung
NO

JENIS FASILITAS

1

Fasilitas Agama
• Masjid mardatilah
• Menasah


2

TPA Mardastilah

Fasilitas olah raga.
Lapangan Volli

JUMLAH
( UNIT )



1Unit
1 Unit



1 Unit

1 unit

PENGGUNAAN
FASILITAS
Tempat
Beribadah
Tempat
pengajian ibu-ibu
dan
tempat
beribadah.
Tempat belajar
mengaji
anakanak.
Aktif

2.5.2 . Bidang Sosial Masyarakat
Ada beberapa kegiatan sosial masyarakat di desa Blang Tampu erat
kaitannya dengan hubungan pada kemasyarakatan. Seperti dalam acara pesta
perkawinan, sunatan, mengayunkan, acara aqikah. Dalam hal ini masyarakat desa
saling tolong menolong, baik itu secara materi dan tenaga, di Desa Blang Tampu
rata-rata ibu rumah tangga bermain jula-jula sistem bermainnya adalah jika ada
salah seorang masyarakat Blang Tampu mengadakan syukuran taupun pesta besar
dan ikut serta dalam kegiatan jula - jula tersebut maka anggota yang ikut serta
dalam permainan itu harus menolong sesuai dengan berapa jumlah uang telah di
32

Universitas Sumatera Utara

sumbangkannya. Tujuannya adalah untuk meringakan beban yang melakukan
hajatan. Masyarakat Desa juga sangat berperan dalam hajatan tersebut. Mereka
membantu tuan rumah yang mengadakan hajatan dari awal sampai akhir acara.
Kegiatan ini dilakukan karena masih adanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan
yang terjalin antar warga Desa Blang Tampu.
2.5.3. Bahasa Gayo
Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh
masyarakat suku Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Bahasa Gayo ini mempunyai
keterkaitan dengan bahasa suku Batak Karo di Sumatera Utara. Bahasa Gayo
digunakan dan terkonsentrasi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo
Lues dan kecamatan Serba Jadi di kabupaten Aceh Timur. Ketiga daerah ini
merupakan wilayah inti suku Gayo. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang
disebut "Northwest Sumatra-Barrier Islands" dari bahasa Austronesia.
Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut mempengaruhi
variasi dialek tersebut. Bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan
bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge dan Gayo Lues. Hal
tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh
Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak
terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatera Utara. Kemudian,
Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh bahasa Alas dan bahasa Karo karena interaksi
yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang
ada di kabupaten Aceh Tenggara.

33

Universitas Sumatera Utara

2.6 Akses Informasi
Dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya pengetahuan saat
ini, masyarakat tidak terlalu sulit untuk memperoleh informasi, karena hampir
seluruh kepala keluarga memiliki radio, TV ( televisi), HP (hand phone) dan yang
tidak ketinggalan adalah internet, tidak dipungkirilagi bahwa saat ini internet
merupakan salah satu alat yang sangat mempengauhi kehidupan masyarakat,
berkat tekhnologi yang canggih ini mengundang banyak masyarakat untuk selalu
berusaha mempelajarinya, sebab berbagai informasi penting dapat dilihat dengan
cepat tanpa harus pergi ke daerah tersebut.
Dengan kecanggihan teknologi yang

modern ini juga membantu

khususunya para petani kopi untuk mengetahui perkembangan kopi setiap harinya
dan setiap tahunnya. Dan ini sangat baik untuk perkembangan cara berpikir
masyarakat petani kopi akan pengelolahan kopi dan mengetahui peralatan modern
yang diciptakan saat ini, sehingga dapat memudahkan masyrakat pada saat
berkebun, dan pada akhirnya akibat dari pengaruh internet ini membuat dampak
yang baik bagi perkembangan masyarakat khususnya petani kopi.
Saat ini para petani kopi sedikit demi sedikit menggunakan alat yang lebih
modern walaupun tidak banyak karena harga nya mahal setidaknya para petani
kopi tahu bagaimana perkembangan kopi setiap hari nya,dan ini sangat memicu
petani kopi untuk lebih memperbaiki kualitas nya dan mencari cara untuk
menjaga kulitas kopi terbaiknya.tidak hanya berhenti disitu saja saat ini akibat
dari perkembangan cara berpikir masyarakat saat ini banyak dari pengusahapengusaha yang secara sengaja membuka warung kopi modern,mengikuti arah
“westren” (kebaratan) dulunya kita hanya mengenal warung kopi biasa yang
34

Universitas Sumatera Utara

dibuka ditempat sangat sederhana dan hanya menikmati fasilitas yang seadanya.
Akan tetapi saat ini banyak para pengusaha melihat prospek positif yang
dihasilkan oleh kopi yang sangat menjamin untuk membuat suatu perubahan
tempat menikmati kopi di warung kopi modern atau yang lebih dikenal dengan
Caffe shop.

2.7 Sejarah Kopi Gayo
Kopi adalah sejenis minuman yang dikenal banyak orang. Kopi masuk ke
indonesia sejak tahun 1699 melalui pulau jawa dibawa oleh kapitalis Belanda ,
mereka membawa kopi jenis Robusta dan Arabika ke Aceh pada tahun 1904 dan
mulai dibudidayakan ditanah Gayo. Keadaan geografis tanah Gayo yang beriklim
tropis dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi di nilai sangat cocok
untuk perkebunan, tanaman kopi. Mulai saat itulah kopi menjadi sumber utama
perkebunan di dataran tinggi Gayo .
Saat ini di provinsi Aceh terdapat dua jenis kopi yang dibudidayakan
dengan baik. Untuk jenis kopi Arabika umumnya dibudidayakan di daerah
dataran tinggi “Tanoh Gayo” , Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, sedangkan di
kabupaten Pidie ( terutama wilayah Tang Sedan Geumpang) dan Aceh Barat
lebih dominan di kembangkan masyarakat disini berupa kopi jenis Robusta1.
Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh
subur di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan sebagian kecil wilayah Gayo
Lues. Ketiga daerah yang berada di ketinggian 1200 m di atas permukaan laut
tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia, yaitu sekitar 81.000
1

Sumber ;rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMG)Kampung Blang Tampu
tahun 2014-2019.

35

Universitas Sumatera Utara

hektar. Masing-masing 42.000 hektar berada di Kabupaten Bener Meriah,
selebihnya (39.000 hektar) di Kabupaten Aceh Tengah. Masyarakat Gayo
berprofesi sebagai petani kopi dengan dominasi varietas Arabika. Produksi kopi
Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia2
Adapun penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang
berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 yang mendapatkan biji Arabika mocca
dari Arabia ke Batavia (Jakarta). Kopi Arabika itu pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di daerah Jatinegara, Jakarta, menggunakan tanah partikelir
Kesawung yang kini lebih dikenal Pondok Kopi. Penyebaran selanjutnya dari
tanaman kopi tersebut sampai juga ke kawasan dataran tinggi Gayo, Kabupaten
Aceh Tengah. Dari masa kolonial Belanda hingga sekarang Kopi Gayo khususnya
telah menjadi mata pencaharian pokok mayoritas masyarakat Gayo bahkan telah
menjadi satu-satunya sentra tanaman kopi kualitas ekspor di daerah Aceh Tengah.
Selain itu bukti arkeologis berupa sisa pabrik pengeringan kopi masa kolonial
Belanda di Desa Wih Porak, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah telah
memberikan kejelasan bahwa kopi pada masa lalu pernah menjadi komoditas
penting perekonomian2.

2

https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Gayo

36

Universitas Sumatera Utara

Bag
an2.1. Perkembangan Teknologi Mengubah Cara Pikir Masyarakat

Perubahan cara pikir masyarakat ternyata membawa dampak positif
terhadap perkembangan kopi, permintaan akan kopi semakin banyak baik itu
permintaan dariluar negri maupun permintaan dari dalam negeri.dan tentunya
persainganpun terjadi,akan tetapi hal ini tidak membuat para petani kopi takut
akan persaingan yang terjadi, sebab hasil tanam kopi yang dihasilkan oleh petani
kopi gayo tidak kalah saing oleh kopi yang lainnya.
Hasil kerja keras itu tidak pernah menghianati
hasil. Lihatlah sekarang kopi kami tidak kalah
saing sama kopi dari luar. Bahkan kopi kami siap
saing sama kopi dari luar.
Hal ini juga menjadi penyemangat tersendiri bagi petani kopi gayo,
walaupun sudah banyak produksi kopi yang mereka hasilkan tidak membuat
mereka putus asa, mereka hanya berharap walaupun keuntungan yang mereka
dapatkan tidak sebanding setidaknya keuntungan yang didapatkan masih cukup
untuk makan sehari-hari dan sekolah. Selain itu mereka juga ingin membawa
nama gayo sampai ke manca negara karena prestasi yang mereka lakukan.

37

Universitas Sumatera Utara

Jujur saja sebenarnya ada kekecewan tersendiri
yang kami rasakan, tapi yaa.. mau bagaimana
lagi kami hanya bisa menerima, intinya kami
tetap memberikan yang terbaik dan bisa
memenuhi kebutuhan rumah tangga itu sudah
cukup.
Dengan mengandalkan kemampuan yang ada petani kopi gayo berharap
setiap tahunnya akan terus terjadi peningkatan terhadap permintaan kopi. Hal itu
sangat mereka harapkan karena kopi adalah salah satu mata pencaharian mereka
dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.Ketika mendengar keluhan petani kopi
ada perasaan tidak adil dan semestinya perlu di ketahui bahwa, dalam beberapa
tahun pasar kopi Indonesia masih sering tergantung permintaan pasar dari luar
negeri. Ketika krisis ekonomi melanda Amerika, permintaan kopi ke Indonesia
pun menurun. Sebab, kelas kopi Indonesia terbilang premium, di bandingkan
dengan harga kopi diluar negeri. Pasar domestik sebenarnya sangat potensial
dikembangkan agar kopi Indonesia tidak selalu tergantung pasar luar.
Menghidupkan industri dari menengah ke bawah dan atas di bidang kopi akan
sangat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita dari komoditas ini. Hanya saja
memang, dibutuhkan kampanye yang lebih proaktif agar terbentuk pasar domestik
yang kuat. Misalnya, menggelar event di bidang kopi. Kontes barista yang akan
menjadi motivasi bagi gerai-gerai kopi untuk meracik kopi terbaik,dan pembuatan
karya ilmiah mengenai pemanfaatan buah kopi. Jika itu semua bisa dihidupkan,
suatu saat Indonesia akan sejahtera dari komoditas ini. tidak hanya petani, tapi
juga pelaku industri di hilir. Istilahnya, akan terciptalah “one product one village”.
Kopi Gayo untuk pasar Indonesia saja terpenuhi jumlah yang cukup banyak, bisa
dibayangkan potensi pasar yang sedang terbuka. Jika pun pasar luar meminta, kita

38

Universitas Sumatera Utara

tidak lagi selalu bergantung dari mereka. Karena kita sudah punya pasar kopi
dalam negeri.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran
penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini karena kopi telah
memberikan sumbangan yang cukup besar bagi devisa negara, menjadi ekspor
non migas, selain itu dapat menjadi penyedia lapangan kerja dan sumber
pendapatan bagi petani kebun kopi maupun bagi pelaku ekonomi lainnya. yang
terlibat

dalam

budidaya,

pengolahan,

maupun

dalam

mata

rantai

pemasaran.Terdapat dua spesies tanaman kopi yang dikembangkan di Indonesia,
yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kopi Arabika merupakan jenis kopi
tradisional, dianggap paling enak rasanya, dan kopi Robusta yang memiliki kafein
lebih tinggi, dapat dikembangkan dalam lingkungan dataran tinggi.
Pertanian kopi merupakan tradisi bagian kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Gayo. Sosial ekonomi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
mampu menempatkan diri dalam lingkungannya, sehingga dapat menentukan
sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai
keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupinya. Dimana Sosial
mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara
itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang

berhubungan dengan asas

produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan.3
Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda,
namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan

3

http/www. Artikel.Budaya Orang Gayo Dan PengaruhGlobalisasi

39

Universitas Sumatera Utara

yang erat tersebut adalah Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan
terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. Jadi bisa dijadikan
kesimpulan bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu
yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.
Kehidupan sosial sebagai petani membuat mereka tidak punya pilihan lain
hanya mengurus kebun kopi saja karena mata pencarian hanya di peroleh dari
hasil panen kopi. Namun kondisi ini tidak membawa kehidupan sosial
ekonominya kearah yang lebih baik. Bila dilihat kenyataan yang ada sampai
sekarang kondisi petani tetap miskin, hal inilah salah satu penyebab mengapa
masyarakat Gayo tidak ada bercita-cita jadi petani kopi.
Bagi kami dek menjadi petani itu pilihan yang ada ditengah
pilihan lain yang tidak mungkin. Kami jadi petani kopi ya
karena hanya itulah yang paling memungkinkan yang bisa
kami lakukan
Para anak-anak Gayo hanya sebagian kecil saja yang mau melanjutkan
sekolah di Jurusan Pertanian di berbagai universitas, yang seharusnya mereka
geluti agar nanti bisa menambah ilmu untuk bisa menjadikan kopi produk
unggulan. Kesungguhan petani menggarap lahan untuk dijadikan perkebunan
khususnya kopi, membuat semua orang optimis melihat masa depan masyarakat
petani Gayo. Namun keoptimisan itu masih belum terjawab, ketika saya
mendekati beberapa petani kopi, kebanyakan dari mereka masih belum merasa
bahwa kebutuhan hidup mereka dapat dipenuhi dengan hasil dari kebun kopi.
Kalau ditanya tentang kebutuhan ya tidak akan habis dek,
tapi begitupun kami tetap harus berusaha kan, tapi kami
masih tetap semangat karena kami yakin kalau kami
berusaha maka akan ada jalan keluar
40

Universitas Sumatera Utara

Mereka sering mengeluhkan hasil panen mereka tidak ada harga, buah
yang dihasilkan tidak imbang dengan luasnya lahan yang dimiliki.Siklus
kehidupan para petani kopi yang terasa teramat sulit bisa mapan atau sejahtera
dari hasil kopinya, membuat anak-anak Gayo terkesan tidak bangga menjadi anak
petani kopi di dataran tinggi Gayo. Bayangkan saja, andai para orang tua mereka
bisa hidup layaknya petani kopi di Brazil yang pergi ke kebunnya dengan mobil
mewah dan berpakaian rapi, mungkin kebanggaan itu akan pulih dan minat untuk
menjadi petani kopi akan lebih besar lagi, agar mampu mempertahankan lahan
kopi yang telah ada supaya tidak terjual atau dialihkan ketanaman lain.
Anak-anak kami sering acuh dengan kondisi pekerjaan kami,
mereka seakan malu kalau memiliki orang tua miskin yang
sehari-hari banyak menghabiskan waktu di kebun kopi atau
hanay sekedar melepas penat dengan duduk menikmati kopi
di warung. Mungkin kalau mereka lihat orang tuanya kaya,
punya mobil baru mungkin mereka bangga dan mau
melanjutkan pertanian ini.
komoditi Kopi yang saat ini menjadi komoditi primadona bagi petani di
Bener Meriah khususnya dan dataran tinggi Gayo pada umumnya dibuktikan
hampir 90% masyarakat didaerah ini penghidupannya tergantung pada
perkebunan kopi. dimana hamparannya sekitar 49,187 hektar4 bahkan
kemungkinan lebih luas lagi bila diukur secara detail, Kemegahan dan keunggulan
komoditi ini belum sepenuhnya mampu mensejahterakan masyarakat petani
dikarenakan prosfek pemasaran yang pluktuatif dan tidak adanya pihak penjamin
hasil komoditi pada saat musim panen. Akibatnya petani selaku produsen
mengalami delematis, selain berdampak juga pada penerapan pola olah kopi pasca
4

http/www. Artikel.Budaya Orang Gayo Dan PengaruhGlobalisasi

41

Universitas Sumatera Utara

panen, yang berdampak pada kualitas dan cita rasa prodak ditambah lagi dengan
prilaku eksportir kopi kita ada yang bermoral rendah, dimana mereka rata-rata
mengambil keuntungan dua kali lipat dari harga dibelinya kepada petani kopi di
daerah.
Ada penambahan pendapatan negara ketika kopi sebagai
komoditas yang bisa diekspor ke luar negeri. Ada geliat usaha
ketika franchise, café atau warung kopi di banyak tempat. Ada
kalkulasi risiko yang dihitung oleh para trader dalam
memantau pergerakan komoditas kopi di antera dunia.” Cik
sawir 26 tahun).
Disisi lain adanya pedagang pengumpul maupun eksportir lokal sering
memanfaatkan uang kopi yang telah dibayar cast/kontan oleh pembeli, akan tetapi
kenyataannnya mereka selalu menyatakan uang belum keluar. Modus lainnya ada
diantara mereka yang menggandakan atau melakukan investasi ke usaha lain.
Disamping itu juga masih minimnya peran Pemerintah Daerah dalam menangani
permasalahan kopi, walaupun sejauh ini pemerintah sudah memberikan bantuan
bibit, hingga biaya perawatan dan pupuk, tapi setelah panen petani kopi bingung
Karena petani belum dapat menentukan harga. Pemerintah belum mampu
mendongkrak harga kopi yang dapat mensejahterakan petani, yang dilakukan
pemerintah hanya bagaimana melakukan peremajaan terhadap kopi. Dan
bagaimana melestarian kopi, tapi pengendalian pasca panen dan pengendalian
pasar petani tidak penah diturut sertakan oleh pemerintah.Hal ini sangat
mengecewakan khusunya petani kopi seolah apa yang mereka kerjakan tidak
sebanding dengan apa yang mereka dapatkan.
Walaupun begitu

petani kopi di gayo masih tetap

semangat untuk

menekuni pertanian kopi,karena bagaimanapun mereka tidak bisa lagi mengelak
bahwa kopi tetap lah menjadi salah satu pemasukan utama bagi sebagian
42

Universitas Sumatera Utara

masyarakat Gayo. Apalagi dengan permintaan kopi yang semakin meningkat
setiap tahunnya membuat para petani kopi tidak boleh lagi untuk bermalasmalasan berkebun dan tetap menjaga kualitas kopi yang saat ini menjadi salah
satu minuman primadona bagi masyarakat gayo. Disini petani kopi gayo dituntut
untuk selalu konsisten dengan hasil kopi terbaiknya dan hal itu membuat petani
kopi memiliki tanggung jawab yang besar untuk merawat tanaman kopinya,
terutama pada pupuk yang digunakan hampir dari seluruh petani kopi di gayo
mereka sengaja menggunakan pupuk organik untuk tanaman kopi.Karena menurut
mereka menggunakan pupuk organik ketika penenaman kopi akan berdampak
terhadap kualitas kopi yang dihasilkan ketika panen.
Keunggulan yang dihasil oleh kopi gayo ini sudah memiliki kesan
tersendiri terutama bagi penikmatnya, keunggulan tersebut menjadi salah satu
alasan mengapa kopi gayo menjadi salah satu daya tarik masyakat didalam
maupun diluar negri untuk senantiasa selalu mengkonsumsinya. Untuk saat ini
belum ada yang dapat mengimbangi kenikmatan kopi yang dihasilkan oleh
kopi gayo. Cita rasa yang dihasilkan menjadi keunggulan tersendiri sehingga
ada semacam kerinduan ketika tidak menikmati kopi ini. Keunggulan
tersebutlah yang mendongrak petani kopi gayo untuk selalu mempertahankan
kualitas kopi nya.
“ yaaa.. memang kopi gayo menjadi minuman yang banyak
di gemari oleh berbagai kalangan, tidak ada batasan dalam
menikmati kopi, kami sebagai masyarakat gayo juga sangat
bangga dengan antusias masyarakat dalam menikmati kopi
gayo, menjadikan kopi kami ini menjadi kopi yang
berkualitas baik dan memiliki cita rasa yang enak, kami
berharap menikmati kopi jangan sampai putus disini
aja.semoga menikmati kopi gayo ini bisa berlangsung sampai
seterusnya.
43

Universitas Sumatera Utara

Seperti yang telah diketahui sebelumnya akibat dari perkembangan jaman
yang terjadi berdampak terhadap pola pikir masyarakat yang semakin maju,
terutama mengubah pikiran masyarakat bagaimana memanfaatkan kopi menjadi
minuman yang lebih nikmat lagi tanpa menghilangkan sepenuhnya rasa kopi
aslinya.sehingga muncullah pemikiran-pemikiran untuk membuat suatu tempat
nongkrong yang asyik, nyaman, dan steril. Lalu muncullah ide untuk membuat
caffe yang bernuansa modern sesuai yang diinginkan nyaman dan steril. Disinilah
berbagai macam inspirasi muncul untuk mengkolaborasikan kopi dengan bahanbahan yang lain.

2.7.1 Pandangan Masyarakat Gayo Mengenai Budidaya Kopi
Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat
yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari
aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.
Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi
dan perbedaan genetika subspesies kopi. Terdapat dua jenis kopi yang telah
dibudidayakan

di

provinsi

Lampung

yakni

kopi

Arabika

dan

kopi

Robusta(Cahyono, 2012).
a. Kopi Arabika

Gambar 2.1. Kopi Arabika
44

Universitas Sumatera Utara

Kopi Arabika merupakan salah satu kopi yang paling banyak peminatnya
saat ini. Dimana saat ini kopi arabika menjadi salah satu kopi unggulan bagi
masayarakat Gayo, hal ini dikarenakan banyak permintaan kopi dari luar negri
untuk kopi berjenis arabika ini. Dan saat ini hampir sebagian petani Gayo yang
menanam kopi berjenis Arabika bukan hanya kerena permintaan orang luar negri
terhadap kopi araabika, alasan lainnya karena kopi Arabika lebih ggampang dalam
perawatanya.
Selain itu cita rasa kopi yang dihasilkan dari kopi Arabika tidak begitu
pahit dan Aroma kopi yang dihasilkan sangat memikat penciuman para penikmat
kopi, ni adalah salah satu alasan kenapa orang luar negri sangat menyukai kopi
Arabika.kopi Arabika sangat baik di tanaman di daeerah bener meriah karena
ketinggian lahan serta kondisi lingkungan nya sesuai dengan standart penanaman
kopi Arabika.
b. Kopi Robusta

Gambar 2.2. Kopi Robusta
45

Universitas Sumatera Utara

Kopi Robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi Robusta
dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit
asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,
cakupan daerah tumbuh kopi Robustalebih luas dari pada kopi Arabikayang harus
ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi ini dapat ditumbuhkan di dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut.
Kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini
menjadikan kopi Robustalebih murah (Cahyono, 2012). Robustabanyak
dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi Robustadapat dikatakan sebagai kopi
kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein
dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi
Robusta lebih luas dari pada kopi Arabika yang harus ditumbuhkan pada
ketinggian tertentu. Kopi ini dapat ditumbuhkan di dataran rendah sampai
ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi jenis ini lebih resisten
terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi Robustalebih
murah (Cahyono, 2012).

2.7.2.

Pembudidayaan Kopi Gayo
Proses pembudidayaan kopi Gayo bagi masyarakat Gayo rata-rata dari

mereka masih banyak menggunakan alat tradisional. Alasannya karena mereka
masih merasa nyaman dengan peralatan lama walaupun peralatan lama
membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan semua aktivitas di kebun.
Setiap tahunnya petani kopi di desa Blang Tampu mendapatkan bantuan berupa

46

Universitas Sumatera Utara

alat-alat perkebunan yang dibutuhkan oleh petani, dan biasanya yang
mendapatkan bantuan itu hanya yang menjadi anggota koperasi petani kopi.
Desa Blang Tampu ini setiap petani kopi rata-rata ikut menjadi anggota
koperasi sebab banyak sekali keuntungan-keuntungan yang didapatkan jika
menjadi anggota koperasi khusus di desa Blang Tampu ini terdapat 2 koperasi
desa yaitu

koperasi ketiara dan koperasi Askogo (assosiation kopi Gayo).

Koperasi ini sudah bergerak masing-masing sekitar 10 tahunan. Dan setiap
tahunnya yang ikut menjadi anggota koperasi semakin bertambah karena tuujuan
dari koperasi ini untuk mempermudah para petani menjual hasil panen kopinya.
Dari tahap proses pembudidayaan kopi Gayo di kenal dengan kulitasnya
yang bagus karena menggunakan pupuk organik, kopi Gayo sangat terjaga
kealamiahanya. Petani kopi Gayo tidak begitu suka dengan pupuk berjenis kimia,
selain harga nya mahal juga bisa merusak tanaman kopi karena kopi yang
mengunakan pupuk berjenis kimia ketika setelah panen selesai petani harus
membongkar ulang lahannya memang hasil yang di dapatkan dua kali lipat lebih
banyak dari pupuk alami, tapi kualitas yang di hasilkan kopi organik jauh lebih
bagus dibandingkan dengan kopi anorganik disini peneliti akan memaparkan
mengenai proses pembudidayaan petani kopi.
Dalam proses penanaman kopi, sebaiknya terlebih dahulu harus
mempersiapkan lahannya. Lahan dibedakan menjadi tiga yaitu lahan baru, lahan
bekas tanaman perkebunan selain kopi, dan lahan perkebunan kopi tetapi tidak
produktif. Cara mempersiapkan lahan yaitu dengan cara menebangi pohon-pohon
yang ada di lahan tersebut beserta sisa-sisanya, setelah itu dilakukan pengolahan
tanah dan selanjutnya ditanami pohon pelindung.
47

Universitas Sumatera Utara

Pembuatan lubang tanam yang bertujuan untuk mempersiapkan tempat
untuk menanam kopi. Lubang tanam itu digali dengan ukuran 60 m x 60 m x 60
m. setelah digali, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk lalu lubang tersebut
ditutup terlebih dahulu. Sekitar 3-6 bulan berikutnya baru proses penanaman
dilakukan. Bibit yang akan ditanam akar tungganya terlebih dahulu dipotong dan
daunya juga dipotong untuk mengurangi penguapan. Setelah penanaman selesai
setiap minggunya kebun tersebut diperiksa untuk mengetahui apakah tanamannya
hidup semua atau ada yang mati. Apabila ada yang mati, tanaman yang mati
tersebut diganti dengan bibit yang baru agar perkebunan kopi tersebut penuh
dengan tanaman kopi.

2.7.3. Masa Panen
Masa panen kopi Gayo dua kali dalam setahun untuk panen besar nya
baiasanya masa panen besar pertama mulai bukan maret, april, mei dan juni dan
panen besar kedua pada bulan September, Oktober, November di masa panen
besar kopi ini bisanya seluruh petani kopi tidak ada yang di rumah mereka semua
pergi ke kebun untuk memetik buah kopi, biasanya buah kopi yang siap di petik
yang sudah bewarna merah seperti buah cherry merah bentuknya,
Menurut informan peneliti yang keempat yang bernama Cik Payudi dia
adalah seorang karyawan yang bekerja di koperasi petani kopi askogo (assosiation
kopi Gayo) dan kebetulan juga dia juga berprofesi sebagi petani kopi, Cik Payudi
berusia 30 tahun dan sudah memiliki satu orang anak perempuan dan seorang
istri. Pada saat peneliti melihat Cik Payudi sedang duduk santai sehabis pulang

48

Universitas Sumatera Utara

bekerja, peneliti langsung menjumpainya karena memang sudah membuat janji
sebelumnya.
Ketika penulis menanyakan tentang masalah hasil panen kopi petani mau
dibawa kemana, jawaban Cik Payudi hasil panen kopi tersebut tergantung pada
petani kopi dan juga tergantung pada koperasi yang di pakainya, kalau koperasi
askogo setelah di panen lansung di bawa ke koperasi masih dalam bentuk
gelondongan, (cherry merah) gelondong di giling baru di permentasikan satu
malam, setelah itu di cuci dengan air bersih sampai hilang lumut dan setelah itu
di jemur, lamanya waktu penjemuran tergantung pada cuaca setelah itu tumbuk
hingga jadi labu, labu adalah biji kopi setelah di kuliti, atau yang biasa di sebut
dengan uler ( gabah menjadi labu) kalau pulprer ( gelondong jadi gabah). Setelah
gabah menjadi labu tadi maka jadilah yang di sebut dengan green been ( asalan )
kopi asalah

adalah kopi yang dari gelondong dan menjadi gabah kemudian

menjadi labu.
Setelah menjadi asalan lalu koperasi menyerahkan kopi tadi ke agen
disini agen lah yang memiliki peran penting mau dimana kopi ini dibawa, setelah
kopi tadi sudah di karungi, kopi-kopi tersebut di bawa ke Medan tepatnya di
Patumbak setelah sampai di Patumbak kopi tersebut di depe ( dipilih) kembali jadi
sampai di Patumbak kopi asalan tersebut di sortir satuu per satu, kopi yang bagus
di pisahkan dengan kopi yang kurang bagus, karena kopi-kopi yang bagus akan di
ekspor keluar negeri dan biasanya kopi yang kurang bagus di masukkan ke dalam
pabrik-pabrik kopi itu lah yang olah orang pabrik untuk dijadikan produk sasetan.
Seperti minuman kopi, capucino, coffe mix, kapal api, dll. Seperti itulah proses
setiap tahunnya jika sedang panen besar apalagi 5 tahun belakangan ini
49

Universitas Sumatera Utara

permintaan kopi dari luar semakin meningkat jadi mau tidak mau kopi yang
diekspor pun semakin banyak.
Secara umum dikenal dua cara mengolah buah kopi menjadi biji kopi,
yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada juga proses semi basah atau
semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Setiap cara
pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan, baik ditinjau dari mutu biji
yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi.
Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari
kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna
merah dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang mulus dan
berwarna merah (buah superior) dengan buah inferior berguna untuk membedakan
kualitas biji kopi yang dihasilkan.
Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas.
Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin.
Selama pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas.
Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas
dari bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah adalah biji yang masih
memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi.
Lakukan fermentasi terhadap biji yang telah dikupas. Terdapat dua cara,
pertama dengan merendam biji dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji basah
dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung goni
yang harus selalu dibasahi.

50

Universitas Sumatera Utara

Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12-36 jam.
Proses fermentasi juga bisa diamati dari lapisan lendir yang menyelimuti biji.
Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai.
Langkah selanjutnya biji kopi hasil fermentasi dikeringkan. Proses
pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Untuk
penjemuran, tebarkan biji kopi di atas lantai jemur secara merata. Ketebalan
tumpukan biji sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik biji secara teratur terutama
ketika masih dalam keadaan basah.Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan
menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air
yang diinginkan dalam proses ini adalah 12%. Kadar air tersebut merupakan kadar
air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa
dan tahan serangan jamur.
Bagan2.2. Alur Pengolahan Biji Kopi Menjadi Bubuk Kopi

51

Universitas Sumatera Utara

Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan lakukan
penjemuran lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak lama mengingat
sebelumnya biji kopi sudah direndam dan difermentasi dalam air.
Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan bantuan mesin
pengering hingga kadar air mencapai 12%. Langkah ini akan lebih menghemat
waktu dan tenaga.

Gambar 2.3 biji kopi yang sudah di kupas kulitnya dan di jemur
Ini adalah gambar biji kopi yang sudah dikupas kulitnya dan ini adalah
tahap penjemurannya, proses penjemurannya harus sedikit lebih tinggi dari
permukaan tanah supaya airnya dengan cepat akan turun dan tidak terkena
kotoran dari tanah, biasa penjemuran ini dilakukan paling lama tiga hari
tergantung cuaca, biasanya kalau cuaca bagus 1 hari saja sudah kering.
Penjemuran kopi dilakukan dalam porsi yang banyak biasanya mereka
menggunakan tenda yang dibentangkan di halaman rumah, kadang juga ada yang
menjemurnya dilapangan, biasanya itu dilakukan kalau sudah panen besar,
makanya

setiap

panen

besar

tidak

sedikit

dari

masyarakat

gayo

52

Universitas Sumatera Utara

mengesampingkan semua perabotan rumah tangga mereka untuk tempat kopi
yang sudah kering dan di masukan ke dalam goni besar.
Kalau sudah panen besar katanya rumah sudah seperti
kapal pecah, semua perabotan di tumpuk-tumpuk untuk
tempat kopi, tidak ada di bagian sudut rumah yang tidak
terisi, makanya saya tidak mau terlalu banyak beli
perlembgkapan rumah, repotnya ketika panen bingung
nyusun barangnya,
Rata-rata petani kopi gayo memiliki luas tanah paling sedikit 1 hektar,
bayangkan saja ketika mereka panen besar berapa ton kopi yang harus mereka
simpan, dan untuk menyimpan itu semua membutuhkan ruang tempat yang cukup
banyak, tidak heran jika rumah mereka kadang menjadi korban penyimpanan
kopi, tapi ada juga yang sengaja membuat gubuk kecil untuk penyimpanan
kopi.akan tetapi itu tidak menjadi masalah bagi mereka, malah mereka sangat
senang jika hasil panennya sesuai dengan target setidaknya rasa lelah dan
penantian yang ditunggu-tunggu tidak mengecewakan dan terbayar dengan
melihat hasil panen yang memuaskan.Bahkan karna sibuknya mereka

untuk

masak dan mengurus anak pergi kesekolah pun tidak lagi sempat mereka lakukan
karena para ibu- ibu rumah tangga ikut mmembantu suaminya memanen dan
menjemur kopi dihalaman rumah.
Yaaa.. gimna lagi kasihan kalau suami kami mengerjakan kan
semuanya sendiri jadi kami istri membantu suami, paling tidak
pekerjaan- pekerjaan ringannya dapat kami kerjakan. Sedikit
banyaknya kan akan terbantu dan cepat selesai,kalau di bilang
capek ya jelas capek tapi demi untuk mencari uang untuk
keluarga apapun pasti dilakukan
Kegiatan setelah pasca panen akan melibatkan berbagai pihak terutama
keluarga untuk membantu memetik kopi dan menjemur kopi,keterlibatan keluarga
sangat dibutuhkan karna untuk mengerjakan semua sendiri tidaklah sanggup dan
53

Universitas Sumatera Utara

mengharapkan orang lain membantu secara Cuma-Cuma itupun tidak mungkin,
semua akan sibuk dengan hasil panen kopi nya masing-masing. Karena biasanya
musim panen di gayo hampir secara bersamaan serentak panennya..

54

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Dampak Komoditi Kopi Gayo Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Bener Meriah

6 128 119

Studi Kinerja PDAM Tirta Daroy Banda Aceh – Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Berdasarkan Kualitas Air Olahan Secara Fisika, Kimia, Bakteriologi Dan Sarana Yang Tersedia

0 36 105

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usahatani Kopi Arabika Gayo Di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh

1 20 96

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

1 33 143

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

0 0 17

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

0 0 1

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

0 0 24

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

0 0 3

Perubahan Fungsi Sosial Kopi Gayo (Studi Deskripsi Perubahan Penyajian Gaya Hidup di Desa Blang Tampu Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam )

0 0 12

PEMBENTUKAN KABUPATEN BENER MERIAH DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0 0 12