Penetapan Kadar Zat Aktif Pada Tablet Parasetamol 500 mg Di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam
aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian dan metode pembuatan tablet
tersebut. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral. (Ansel,
1989)
2.1.1

Jenis-Jenis Tablet

Jenis-jenis tablet yang banyak digunakan adalah:
1. Tablet Isap: dimaksudkan bekerja setempat di mulut atau di tenggorok.

Tablet hendaknya diisap dengan perlahan-lahan tanpa dikunyah. Banyak
tablet isap mengandung suatu zat antiseptik untuk menghentikan
pertumbuhan atau mematikan kuman.
2. Tablet Efervesen mengandung zat pembantu yang akan bereaksi dan
mengeluarkan gas (karbondioksida) bila tablet dimasukkan ke dalam air.
Dengan demikian obat akan melarut lebih cepat. Jenis tablet ini banyak
digunakan untuk vitamin.
3. Tablet Kunyah: harus dikunyah sampai halus sekali untuk mencapai efek
obat optimal sebelum diminum dengan air. Sering kali mengandung obat
lambung.
4. Tablet Retard: di belakang nama tablet tertera retard, durette atau SR (Slow
Release) yang berarti tablet bekerja jangka panjang. Tablet ini tidak boleh

Universitas Sumatera Utara

6

dikunyah dan harus ditelan secara utuh dengan air. Hanya boleh dipecah
dua, jika terdapat garis pembagi di atas tablet.
5. Tablet Tahan Asam (enteric coated) mengandung suatu lapisan tertentu

yang tahan asam sehingga tablet tidak dipecah di lambung, tetapi di usus
halus. Biasanya tablet demikian juga tersalut dengan suatu lapisan gula atau
pop (dagree, sugar- atau film coated). Tablet jenis ini digunakan untuk obat
yang meransang atau menimbulkan mual, misalnya obat sembelit bisakodil
(Dulcolax). Jelas bahwa tablet ini tidak boleh dipecahkan sebelum ditelan.
2.1.2

Cara Penggunaan Tablet

Tablet harus selalu diminum dengan segelas air, sebaiknya dengan posisi tubuh
tegak. Perhatian: tablet bergula (dragee) tidak boleh digigit atau dikunyah karena
biasanya keras sekali dan mengandung obat yang berasa pahit. Disamping itu ada
pula beberapa jenis tablet yang tidak boleh dipecahkan sebelum ditelan.
Bila tablet ditelan tanpa atau dengan terlampau sedikit air atau dalam posisi
berbaring, terdapat resiko bersangkutnya tablet di kerongkongan. Obat-obat yang
bersifat asam dan merangsangnya dapat menimbulkan kerusakan pada selaput
lender setempat, misalnya tablet vitamin C dan zat antibiotika doksisiklin. (Tan &
Rahardja, 2010)
2.2


Parasetamol

Rumus Bangun

:

Gambar 2.1 Struktur Parasetamol
Rumus Molekul

: C8H9NO2

Berat Molekul

: 151,16

Universitas Sumatera Utara

7

Nama Kimia


: 4- Hidroksiasetanilida

Pemerian

: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit

Kelarutan

: Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah
larut dalam etanol

Sinonim

: Asetaminofen (Ditjen POM, 1995)

Parasetamol dan obat-obat serupa aspirin secara umum memiliki efektivitas
yang sama dalam meredakan nyeri, namun parasetamol tidak terlalu mengiritasi
lambung. Karena alasan ini, maka parasetamol sering digunakan pada orang lanjut
usia dan pada kelompok orang yang rentan seperti wanita hamil, orang dengan

asma, dan orang dengan ulkus lambung. Overdosis parasetamol sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan kerusakan hati yang permanen dan ireversibel. Selalu
gunakan parasetamol berdasarkan aturan pakai yang tercantum dalam kemasan (1-2
tablet 500 mg parasetamol, 3-4 kali sehari, maksimal 8 tabet dalam 24 jam, atau
menurut petunjuk dokter) dan kolsultasikan dengan dokter bila nyeri asih
berlangsung. Anda harus waspada bahwa parasetamol dapat tersembunyi dalam
beberapa produk bermerek dan berikan perhatian ekstra sehingga tidak terjadi
overdosis. (Bull & Archard, 2007)
2.2.1

Toksisitas Parasetamol

Overdosis parasetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun penggunaan
berulang. Overdosis parasetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi
parasetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang. Kejadian toksik
pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam
waktu 8 jam atau kurang. Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4% kasus) jika
parasetamol digunakan sampai 15 gram. (Ikawati, 2010)

Universitas Sumatera Utara


8

Kerusakan hati, sering kali belum muncul dalam beberapa hari setelah
minum obat, merupakan komplikasi akibat dosis berlebihan yang mengancam jiwa,
tetapi untungnya anak umur