STRATEGI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS ANGGOTA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO | Pritandhari | Jurnal Pendidikan Insan Mandiri 6948 14655 1 SM

STRATEGI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC)
UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS ANGGOTA
BMT AMANAH UMMAH
SUKOHARJO
Meyta Pritandhari, Siswandari, Asri Laksmi Riani
Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS
Email : meyta.pritandhari@gmail.com
Abstrac
The research is aimed to determine the strategy of Integrated Marketing
Communication (IMC) is most effective in increasing customer loyalty of BMT
Sukoharjo Amanah Ummah. This research used a descriptive research method
with a qualitative analysis approach. Data collection techniques used was
interview, observation, and documentation. The results of this research indicate
that the five elements of the IMC strategy there is one element which is most
effectively used to increase customer loyalty, namely personal selling strategy.
Based on the results of the interview, it can be seen that personal selling is the
most obtained information source by the customer of BMT. It is proved by 21
customers or 56.8 %. While the location factor is the fewest obtained information
source that is 7 customers or 18.9 %. Personal selling strategies can increase
customer loyalty, because it interacts with BMT directly. BMT marketing goes
straight to the customers by providing good service so it can create a good

context with the customers. This case can make close context between customers
and BMT, therefore it will create loyalty. Thus, it can be concluded that personal
selling strategies is the most effective to increase customer loyalty of BMT.
Another advantage of personal selling strategy is it can be used in the long term
that will strengthen the brand of BMT in society.
Keywords : Integrated Marketing Communication (IMC), Loyalty Members,
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
dan bebas dari unsur riba yang

PENDAHULUAN

dinyatakan haram.
Baitul Maal Wat Tamwil atau

Semakin banyaknya lembaga

sering disebut BMT merupakan salah

keuangan syariah, menjadikan semua


satu

keuangan

lembaga keuangan harus meningkat-

syariah sederhana yang saat ini

kan kualitas pelayanannnya. Dengan

banyak

Indonesia.

kualitas yang terus terjaga serta

Kehadiran BMT muncul disaat umat

kenyamanan dan variasi produk yang


Islam

adanya

ditawarkan diharapkan terus menarik

lembaga keuangan berbasis syariah

minat anggota BMT. Hal ini juga

model

lembaga

muncul

di

mengharapkan


dialami oleh posisi BMT Amanah

seseorang atas sesuatu produk, baik

Ummah sebagai salah satu lembaga

barang

keuangan

Loyalitas

syariah

harus

mampu

bersaing secara kompetitif.
Pada


perilaku

memfokuskan
orang

menggunakan
frekuensi

membeli
sebuah

dan

frekuensi

telah

mereka


untung

mencari

produsen
tentang

konsumen

konsumen

dari
dalam

pelayanan yang diberikan oleh pihak

perilaku konsumen pada umumnya
mereka

kelanjutan


dan

banyaknya

mempelajari

kepuasan

merupakan

menggunakan fasilitas maupun jasa

produk,

Bagi

dan

tertentu.


pada

ban

menggunakannya.
yang

perilaku

jasa

konsumen

manifestasi

dasarnya

konsumen


maupun

perusahaan,

serta

untuk

tetap

menjadi konsumen dari perusahaan
tersebut.

loyalitas

konsumen

yang

adalah

selalu

bukti
menjadi

konsumen, yang memiliki kekuatan
dan sikap positif atas perusahaan itu.

yang

Dunia

periklanan

yang

loyalitasnya tinggi terhadap produk.

semakin


Selanjutnya konsumen yang loyal

masyarakat semakin jenuh dengan

diharapkan

berbagai

dapat

memberikan

luas

jenis

mengakibatkan

produk

yang

kontribusi positif agar perusahaan

ditawarkan.

Oleh

dapat eksis ditengah-tengah kondisi

diperlukan

adanya

persaingan yang sangat ketat.

periklanan yang dipadukan dengan

karena

itu

modifikasi

Loyalitas konsumen merupa-

komunikasi. Perpaduan komunikasi

kan salah satu tujuan inti yang

yang dimaksud adalah semua bentuk

diupayakan

komunikasi

dalam

pemasaran

yang

dimanfaatkan

modern. Hal ini dikarenakan dengan

secara sinergis untuk mendekatkan

loyalitas diharapkan perusahaan akan

dengan

mendapatkan

komunikasi

keuntungan

jangka

konsumen.
dengan

Semua

jenis

konsumen

panjang atas hubungan mutualisme

diintegrasikan dengan selaras dan

yang terjalin dalam kurun waktu

konsisten yang sering disebut dengan

tertentu.

Integrated

Loyalitas konsumen secara
umum

dapat

diartikan

kesetiaan

tions (IMC).

Marketing Communica-

Sehubungan dengan tujuan

karena, dapat meningkatkan jumlah

BMT Amanah Ummah yang ingin

unit produk yang terjual, dan dengan

memberikan

adanya kenaikan biaya promotional

solusi

masyarakat dan

kepada

keinginan

BMT

Amanah Ummah untuk mendapatkan

mix

tersebut

maka

volume

penjualanpun menjadi meningkat.

pasar, menguasai, mempertahankan,

Perkembangan BMT Amanah

bahkan menerapkan pasar, dan ini

Ummah yang cukup pesat ternyata

harus direncanakan dengan baik.

mempunyai berbagai masalah yaitu

Dalam hal ini akan dibahas strategi

salah satunya adalah tingkat loyalitas

dalam

anggota

bidang

promosi

dimana

yang

masih

rendah.

didalamanya ada iklan (advertising),

Banyaknya anggota tidak berarti

promosi penjualan (sales promotion),

seluruh

publisitas (publicity), dan melalui

menjadi anggota yang aktif. Dari

penjualan pribadi (personal selling).

hasil studi pendahuluan yang telah

Oleh karena itu sangat menarik untuk

dilakukan diketahui bahwa dari data

mengetahui lebih jauh kebijaksanaan

seluruh

BMT

anggota

yang

anggota

terdaftar

yang

terdaftar

Amanah

Ummah

dalam

ternyata tidak seluruhnya selalu aktif

mempromosikan

produk

dalam

berinteraksi dengan BMT. Berikut

usahanya

untuk

meningkatkan

penjualan. Pelaksanaan strategi IMC

disajikan

tabel

jumlah

anggota

Amanah Ummah sebagai berikut:

sangat penting, yaitu promotional
mix

dan

komunikasi

kepada

Tabel 1.1 Data Jumlah Anggota BMT

pelanggan merupakan unsur penting
dalam

menunjang

Amanah Ummah

keberhasilan

perusahaan untuk mencapai tujuan

Tahun

perusahaan yaitu memperoleh laba,
memperoleh

anggota

satunya

dengan

volume

penjualan

dan

salah

meningkatkan
produk

mempertahankan pelanggan.
pengaruh

IMC menjadi

2010

Jumlah
Anggota
7.033

Loyalitas
(%)
25 %

2011

7.737

30 %

2012

9.142

45%

dan
Jadi,

penting

Sumber: BMT Amanah Ummah 201

Penelitian
(2006)

yaitu

dari

Mayasari

penelitian

menggunakan analisis
kualitatif.

dalam

perusahaan
strategi

deskriptif

penelitian

sudah

IMC,

yang

perilaku konsumen, terwujud dalam
proses

pengambilan

keputusan

konsumen. Dampak IMC adalah

ini

untuk pencarian informasi, evaluasi

menggunakan

alternatif, keputusan evaluasi pasca

namun

karena

pembelian

menawarkan

kemung-

keterbatasan personil maka strategi

kinan untuk mengambil keputusan

ini belum maksimal dilaksanakan.

pemasaran

Perusahaan bertahan karena selalu

pemahaman yang benar terhadap

inovatif dalam menciptakan produk

penilaian konsumen dan tindakan

baru.

yang

strategis,

akan

berdasarkan

diambil.

Perbedaan

Selanjutnya penelitian dari

dengan penelitian ini adalah fokus

Yusra (2008) dengan jenis penelitian

masalah yang dibahas dari efek IMC

bersifat

kualitatif.

adalah keputusan pembelian dan

Berdasarkan hasil peneltian yang

tindakan yang diambil konsumen

telah dilakukan

ternyata bahwa

sedangkan penelitian ini membahas

perusahaan menggunakan berbagai

tentang efek strategi IMC yang

macam

paling unggul untuk meningkatkan

deskriptif

strategi

promosi

untuk

menarik konsumen potensial, namun

loyalitas anggota.

dalam pelaksanaannya masih banyak
terjadi kekurangan di banyak tempat.

Loyalitas Anggota

Selanjutnya penelitian yang

Menurut Tjiptono (2008) prinsipnya,

telah dilakukan oleh Mihart, C.

konsep loyalitas pelanggan berlaku

(2012) dengan judul “Impact of

untuk

Integrated Marketing Communica-

kategori produk dan aktivitas. Secara

tion on Consumer Behaviour: Effects

garis

on Consumer Decision – Making”.

pelanggan didominasi dua aliran

International Journal of marketing

utama : aliran skolastik (behavioral)

Studies. Dalam penelitian ini dibahas

dan aliran deterministik (sikap).

mengenai proses beberapa aspek
mengenai

efek

dari

IMC

pada

merek,

besar,

Menurut
“customer

jasa,

literatur

Kotler

loyalty

organisasi,

loyalitas

(2006:18)

adalah

suatu

pembelian ulang yang dilakukan oleh

terhadap jasa atau penyedia

seorang pelanggan karena komitmen

jasa bersangkutan dan disertai

pada suatu merek atau perusahaan”.

pola pembelian ulang yang
konsisten.

Menurut Dick &Basu dalam
Tjiptono

(2011)

dengan

meng-

kombinasikan komponen sikap dan

Kuat

perilaku pembelian ulang, maka

Kuat

Lemah

Loyalty

Latent

didapatkan 4 situasi kemungkinan

Loyalty

loyalitas yaitu sebagai berikut:
1.

No Loyalty
Bila

sikap

pembelian

dan
ulang

sama-sama

perilaku
pelanggan

lemah,

Spurious

No

Loyalty

Loyalty

Lemah
Gambar 2.1 Perilaku Pembelian Ulang

maka

(Tjiptono, 2011)

loyalitas tidak terbentuk.
2.

Spurious Loyalty
Bila

sikap

dibarengi

negatif

lemah

dengan

pola

Integrated Marketing
Communication (IMC)

pembelian ulang yang kuat,
adalah

Beberapa definisi Integrated

spurious loyalty atau captive

Marketing Communication (IMC)

loyalty

menurut para ahli sebagai berikut:

maka

3.

4.

yang

terjadi

Menurut Kotler dan Amstrong

Latent Loyalty
Situasi latent loyalty tercermin

(2006:15) “Komunikasi pemasaran

bila sikap yang kuat dibarengi

terpadu atau Integrated Marketing

dengan pola pembelian ulang

Communication

yang lemah

sebuah

Loyalty.

perusahaan mengintegrasikan dan

Situasi ini merupakan situasi

mengkoordinasikan berbagai saluran

ideal yang paling diharapkan

komunikasi untuk mengirim pesan

para

yang

pemasar,

konsumen

bersikap

dimana
positif

konsep

jelas,

(IMC)
dimana

konsisten,

adalah
suatu

dan

meyakinkan

berkenaan

dengan

perusahaan dan produknya”.

mencoba atau membeli produk

Menurut Sulaksana (2007:180)
“Komunikasi pemasaran didefinisikan

sebagai

proses

pendek untuk mendorong orang

atau jasa.
 Hubungan masyarakat (public

penyebaran

relation): Membangun hubungan

informasi tentang perusahaan dan

baik dengan berbagai kalangan

apa yang hendak ditawarkannya

untuk mendapatkan publisitas

(offering) pada pasar sasaran”.

yang diinginkan, memebangun

Menurut Kotler dan Keller

citra perusahaan yang baik, dan

(2008:17) “Komunikasi pemasaran

menangani rumor, berita, dan

(marketing communication) adalah

kejadian

sarana dimana perusahaan berusaha

menyenangkan.

menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan

konsumen

secara

 Penjualan

yang

tidak

pribadi

(personal

selling) : presentasi pribadi oleh

langsung maupun tidak langsung

wiraniaga

tentang produk dan merek yang

tujuan menghasilkan penjualan

dijual”.

dan

perusahaan

membangun

untuk

hubungan

pelanggan.
 Pemasaran

Ruang Lingkup IMC
Bauran komunikasi pemasa-

langsung

(direct

marketing): Hubungan langsung

ran, menurut Kotller dan Amstrong

dengan

(2008:117)

yang ditargetkan secara cermat

merupakan

pengga-

bungan dari lima model komunikasi

untuk

dalam pemasaran, yaitu :

segera

 Iklan

(advertising):

Setiap

konsumen

individual

memeperoleh

memebangun

pelanggan

yang

bentuk terbayar dari presentasi

langgeng—penggunaan

surat

non pribadi dan promosi ide,

langsung,

barang atau jasa melalui sponsor

respon

tertentu.

internet, dan sarana lain untuk

 Promosi
promotion):

Penjualan

(sales

Insentif

jangka

hubungan

dan

respon

telepon,

televisi

langsung,

e-mail,

berkomunikasi secara langsung
dengan konsumen tertentu .

Menurut Rangkuti

(2009)

Faktor yang harus di pertimbangkan
dalam

membuat

program

IMC

adalah:
1.

1. Mengidentifikasi audiens
sasaran
2. Menentukan tujuan komunikasi
3. Merancang pesan

Kebutuhan

primer

yaitu

4. Memilih saluran komunikasi

kebutuhan terhadap produk itu

5. Menyusun anggaran IMC total

sendiri.sasaran

6. Menentukan bauran komunikasi

program

IMC

untuk meningkatkan kebutuhan

pemasaran terintegrasi

terhadap produk itu sendiri dapat

7. Mengimplementasikan IMC

berupa:

8. Mengumpulkan umpan balik

a. Menambah jumlah pemakai
produk lini.

Evaluasi Komunikasi Pemasaran

b. Meningkatkan tingkat

Terpadu

loyalitas konsumen.
2.

Setelah

melakukan

IMC,

Kebutuhan selektif, yaitu

komunikator

kebutuhan terhadap corporate

dampaknya pada khalayak sasaran.

image. Upaya yang dapat

Hal ini bertujuan untuk menanyakan

dilakukan untuk meningkatkan

kepada tiap-tiap khalayak sasaran

kebutuhan terhadap corporate

berapa kali mereka melihat pesan,

image dapat berupa:

apakah pesan yang disampaikan bisa

a. Mempertahankan pelanggan

diingat,

yang ada

informasi

meriset

apa

yang

pertama mereka ingat, bagaimana

b. Menjaring pelanggan yang
baru.

Pelaksanaan IMC
Menurut

harus

Tjiptono

tanggapan mereka terhadap pesan
tersebut,

dan

bagaimana

sikap

mereka

setelah

melihat

pesan

tersebut

terhadap

suatu

produk

(2011)

perusahaan. Komunikator juga akan

proses pengembangan komunikasi

mengukur perilaku yang diakibatkan

pemasaran

oleh pesan tersebut. Berapa banyak

terintegrasi

meliputi

delapan tahap pokok yang saling

orang

terkait antara lain:

merekomendasikan produk kepada

yang

membeli

produk,

orang lain atau mengunjungi toko

alami), sumber data primer, dan

(Kotler & Amstrong, 2006).

teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi terus terang
atau tersamar, wawancara mendalam (in depth interview) dan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Baitul

dokumentasi. Sumber data yang

Maal Wat Tamwil (BMT) Amanah

digunakan

Ummah Sukoharjo.

adalah:

Penelitian

ini

menggunakan

dalam

penelitian

ini

a. Data primer, yaitu data yang

metode penelitian deskriptif dengan

diperoleh

pendekatan analisis kualitatif, yaitu

wawancara kepada:

langsung

melalui

ter-

1. Manajer Marketing dari BMT

kumpul ke dalam kalimat-kalimat

yang merupakan seorang yang

yang memiliki arti lebih mendalam,

aktif dalam bidang pemasaran.

mendeskripsikan

data

yang

karena menggambarkan secara tepat
individu,

keadaan,

gejala,

atau

kelompok tertentu, guna menentukan
frekuensi adanya hubungan antara
satu gejala dengan gejala lainnya.
Ditinjau dari apek yang

2. Para

anggota

BMT

yang

merupakan anggota tetap dari
BMT
3. Para

pengurus

terlibat

BMT

yang

langsung

dalam

kegiatan pemasaran BMT

diteliti, penelitian ini merupakan

b. Data sekunder, yaitu data yang

study kasus (case study). Studi

diperoleh secara tidak langsung

kasus adalah bentuk penelitian yang

melalui

mendalam

aspek

dokumen

yang

memiliki

lingkungan sosial termasuk manusia

hubungan

erat

dengan

di dalamnya.

permasalahan kajian penelitian.

tentang

Sumber
sumber

data

dimana

suatu

data

dan

merupakan
data

dapat

Teknik Sampling

diperoleh. Pengumpulan data dalam

Menurut

Sugiono

(2013-

“Istilah

populasi

dalam

penelitian kualitatif dilakukan pada

:297)

natural

penelitian

setting

arsip,

(kondisi

yang

kualitatif

dinamakan

“social situation” atau situasi sosial

insidental

untuk

yang terdiri dari tiga elemen yaitu:

anggota.

Karena

tempat (place), pelaku (actors), dan

anggota tidak bisa ditentukan secara

aktivitas (activity) yang berinteraksi

pasti, jadi anggota yang kebetulan

secara sinergis”. Dalam penelitian

datang ke BMT akan dijadikan

kualitatif

sebagai sampel.

tidak

menggunakan

mencari

data

mewawancarai

populasi,

karena

penelitian

kualitatif

berangkat

dari kasus

b. Purposive Sampling

tertentu yang ada pada situasi sosial

“Purposive sampling

adalah

tertentu dan hasil kajiannya tidak

teknik pengambilan sampel sumber

akan diberlakukan ke populasi,

data dengan pertimbangan tertentu.

tetapi ditransferkan ke tempat lain

Pertimbangan ini, misalnya orang

pada situasi sosial yang memiliki

tersebut yang dianggap paling tahu

kesamaan dengan situasi

sosial

tentang apa yang kita harapkan,

dipelajari

atau dia sebagai penguasa sehingga

pada

kasus

yang

(Sugiono,2013) .Teknik sampling

akan

yang digunakan dalam penelitian ini

menjelajahi

sebagai berikut:

yang diteliti” (Sugiyono, 2013:

memudahkan

peneliti

obyek/situasi

sosial

300).
a. Sampling Insidental
Penelitian

ini

Pada penelitian ini purposive

menggunakan

sampling digunakan untuk mencari

sampling insidental yaitu teknik

data

penentuan

berdasarkan

digunakan BMT, jadi yang paling

kebetulan, yaitu siapa saja yang

mengerti tentang strategi pemasaran

secara kebetulan insidental bertemu

adalah pimpinan, manajer marketing

dengan peneliti dapat digunakan

dan anggota marketing.

sebagai

sampel

sampel, bila

dipandang

strategi

wawancara,

cocok

dokumentasi.

sumber

data

(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian
ini

menggunakan

sampling

yang

Teknik pengumpulan data adalah

orang yang kebetulan ditemui itu
sebagai

pemasaran

Data

observasi

yang

dan

dikumpulkan

melalui wawancara adalah tentang:

a. Startegi Integrated Marketing
Communication

(IMC)

yang

data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.

digunakan untuk menarik minat
anggota BMT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Kendala yang dihadapi oleh
marketing

BMT

memasarkan

dalam

produk

BMT

kepada anggota
c. Upaya-upaya
BMT

Loyalitas Anggota
BMT Amanah Ummah setiap
tahun memiliki peningkatan jumlah

yang

dalam

dilakukan

anggota. Berdasarkan grafik yang

meningkatkan

telah disajikan dapat diketahui bahwa

loyalitas anggota

terjadi peningkatan anggota dari
tahun 2010 sampai tahun 2011

Teknik pemeriksaan data dalam

sebanyak 704 anggota. Dari tahun

penelitian ini menggunakan metode

2011 sampai tahun 2012 mengalami

triangulasi sumber dan triangulasi

kenaikan yang cukup signifikan yaitu

metode. Hal ini dilakukan dengan

1.405 anggota Dari data jumlah

membandingkan

anggota tahun 2012 sebanyak 9.142

hasil

dari

pengamatan, wawancara, dan analisis

orang

dokumen. Diharapkan hasil akhir dari

seluruhnya yang terdaftar pada BMT

analisis mencapai tingkat mutu dan

Amanah Ummah.

kevalidan yang tinggi.
Teknik
digunakan

data

anggota

Keberadaan anggota adalah

analisis
dalam

adalah

data

yang

aset

berharga

yang

ini

perlu mendapatkan perhatian yang

penelitian

lebih. Memiliki jumlah anggota

induktif yang diolah dengan teknik

yang terus meningkat tentu harus

saling

diperlukan konsep pelayanan yang

menggunakan

penelitian

merupakan

pola

terjalin

atau

mengalir.

Teknik

penelitian

ini

interaktif

data

dalam

baik.

mengikuti

model

memenuhi kebutuhan anggota akan

BMT

dituntut

untuk

analisis interaktif (Interactive Model

kecepatan

of Analysis). Aktivitas dalam analisis

memiliki kualitas pelayanan yang

data, yaitu reduksi data, penyajian

baik maka anggota akan merasa

pelayanan.

Dengan

puas

sehingga

berpaling

pada

mereka
BMT

tidak

walaupun sudah puas jika anggota

ataupun

tidak mempunyai kebutuhan dan

lembaga lain.

pendapatan yang lebih maka anggota

Loyalitas pelanggan berawal

tidak memakai produk BMT lagi.

dari penilaian pelanggan terhadap

Jika dilihat dari loyalitas

kualitas produk atau jasa yang

BMT Amanah Ummah tahun 2012

diterimanya (persepsi) berdasarkan

sebanyak 45% anggota yang loyal

harapan yang telah terkonsep dalam

termasuk dalam situasi spurious

pikirannya. Harapan tersebut muncul

loyalty yaitu bila sikap negatif lemah

dari produk atau jasa yang telah

dibarengi dengan pola pembelian

diterima sebelumnya (pengalaman)

ulang yang kuat. Sikap negatif yang

serta berita dari mulut ke mulut yang

dimaksud

sampai pada pelanggan. Penilaian

kepercayaan anggota terhadap BMT

tersebut akan menimbulkan kepuasan

yang baru bagi anggota. Jadi anggota

dan ketidakpuasan. Pelanggan akan

BMT belum mengenal BMT tapi

merasa puas jika kualitas yang

ingin

diberikan telah sesuai atau bahkan

sehingga anggota BMT termasuk

melebihi harapan pelanggan. Namun

spurious loyalty. Jika dibandingkan

sebaliknya jika kualitas produk atau

dengan loyalitas tahun 2012 yang

jasa yang diberikan kurang atau

termasuk kategori spurious loyalty,

berada di bawah harapan, maka

maka hasil wawancara yang telah

pelanggan akan kecewa. Anggota

dilakukan meningkat ke kategori

BMT sudah puas dengan produk dan

latent loyalty yaitu mulai ada sikap

pelayanan yang telah diberikan oleh

positif dari anggota terhadap BMT

BMT.

karena

Namun,

ternyata

dengan

adalah

mencoba

persepsi

produk

menggunakan

strategi

kepuasan saja tidak cukup membuat

personal

anggota BMT loyal. Anggota BMT

menciptakan

yang sudah puas masih tidak loyal

dengan anggota. Hal ini terbukti dari

dengan BMT. Hal ini dikarenakan

loyalitas anggota yang meningkat

faktor internal dan eksternal orang

dikarenakan

yang

menjalin hubungan yang baik dengan

berbeda-beda

sehingga

selling

BMT

yang

hubungan

marketing

dapat
positif

BMT

anggota sehingga anggota merasa

rasional atau tidak terhadap BMT

aman

termasuk juga tingkat latar belakang

dan

nyaman

bekerjasama

dengan BMT. Anggota yang loyal

dan

biasanya memakai produk BMT

Anggota BMT akan menggunakan

lebih dari satu produk atau dapat juga

pikiran

memakai produk BMT yang sama

memberikan penilaian tehadap BMT

secara

sehingga dapat menentukan sikap

konsisten.

Dari

hasil

pendidikan

yang

yang

dimiliki.

rasional

untuk

wawancara dapat diketahui bahwa

apakah

dari

menggunakan produk BMT tersebut

21 anggota yang mendapat

strategi personal selling. Semua

akan

seterusnya

Pemilihan alat-alat promosi

BMT tersebut memakai

(promotion tools) tergantung dari

produk BMT lebih dari satu produk

target audience yang akan dicapai,

dan jika anggota yang sudah lama

apa yang akan dikomunikasikan,

akan konsisten memakai produk

bagaimana respon audience dalam

BMT. Dengan demikian, dengan

menerima pesan komunikasi. Hal ini

anggota

menggunakan

personal

strategi

perlu dipertimbangkan

mengingat

selling maka akan meningkatkan

setiap alat komunikasi

loyalitas anggota.

efektifitas yang relatif dalam setiap

Loyalitas

anggota

dapat

memiliki

tingkatan proses pembelian.

dibentuk melalui program-program

Pelaksanaan strategi IMC yang

komunikasi yang tepat. Karakteristik

telah dilakukan oleh BMT dari

anggota yang berbeda-beda juga

kelima elemen IMC yang paling

menentukan komunikasi yang paling

efektif untuk meningkatkan loyalitas

efektif

anggota adalah personal selling,

untuk

digunakan

dalam

pemasaran produk. Sikap loyal atau

karena

tidak loyal juga dipengaruhi oleh

respon positif oleh anggota BMT.

kemampuan
berbagai

angota

memahami

informasi

mengenai

berbagai keunggulan yang diberikan

strategi

ini

mendapatkan

Simpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

BMT. Hal ini berkaitan dengan

yang telah dipaparkan maka dapat

perilaku nasabah untuk bertindak

ditarik kesimpulan:

Dari kelima elemen strategi IMC
terdapat satu elemen yang paling

panjang akan memperkuat brand
BMT di lingkungan masyarakat.

efektif digunakan untuk meningkatkan loyalitas nasabah yaitu strategi

Saran

personal selling. Berdasar-kan hasil

Untuk meningkatkan loyalitas

wawancara dapat diketahui bahwa

anggota melalui strategi personal

personal selling menjadi sumber

selling

informasi

berbagai cara diantaranya sebagai

yang

paling

banyak

didapat oleh anggota BMT. Hal ini
dibuktikan dari sebesar 21 anggota

dapat

dilakukan

dengan

berikut:
1. Memaksimalkan

strategi

atau 56,8 %. Sedangkan faktor lokasi

personal selling yaitu dengan

menjadi

meningkatkan

sumber

informasi

yang

intensitas

paling sedikit yaitu dari 7 orang atau

kunjungan langsung anggota

sebesar 18,9 %. Strategi personal

maupun calon anggota agar

selling dapat meningkatkan loyalitas

tercipta hubungan erat antara

anggota karena langsung berinteraksi

anggota

dengan

BMT

sehingga

dapat

anggota

loyalitas.

dengan memberikan pelayanan yang

2. Personal

dengan

Marketing

BMT.

langsung

mendatangi

selling

BMT
tercipta

dapat

baik sehingga dapat menciptakan

dilakukan

hubungan yang baik dengan anggota.

memberikan

Hal ini dapat menjadi hubungan yang

mengenai keunggulan BMT,

erat

BMT

menjelaskan manfaat BMT

sehingga akan menciptakan loyalitas.

sehingga dapat meyakinkan

Dengan demikian strategi personal

anggota

selling

anggota untuk tetap memilih

antara

anggota

paling

meningkatkan

dan

efektif
loyalitas

untuk
anggota

BMT. Manfaat lain yang didapatkan

dengan

maupun

informasi

calon

produk BMT.
3. Penerapan strategi personal

ketika

menggunakan

strategi

selling

personal

selling

jangka

dengan personal marketing

dalam

sebaiknya

diikuti

baik dari segi kuantitas dan

dari segi kualitas. Bagian
marketing

sebaiknya

mempunyai kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang
baik agar dapat memudahkan
dalam

mengkomunikasikan

informasi
anggota

BMT

kepada

sehingga

mempengaruhi

dapat
anggota

dalam menggunakan produk
BMT.
4. Memperluas

wilayah

marketing

agar

dapat

menjangkau

anggota

yang

potensial sehingga loyalitas
anggota

BMT

dapat

meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Abu,
Irshad,
Wasiq,
dan
Mohammad. (2013) . A
Study Of Influence Of
Demographic Factors On
Consumer Impulse Buying
Behaviour.
Journal
of
Management Research. Vol.
13,
No. 3
hlm :145160.SOURCE TYPE
Amin, M. Isa, Z. (2013).
Contrasting the drivers of
customer satisfaction on
image, trust, and loyalty
of Muslim and
nonMuslim customers
in
Malaysia.
International
Journal of Bank. Vol. 31 No.
2, hlm. 79-97

Afrianto, R. (2012). Mengukur
Loyalitas dan Rekomendasi
Sebuah Brand. Diperoleh 7
Desember
2013,
dari
http://swa.co.id/businessstrategy/mengukur-loyalitasdan-rekomendasi-sebuahbrand
Akhyar, M., Adnan, Widayono, A.,
Anto., M.B.A. (2013) dengan
judul “ Study on factors
influencing performance of
the best Baitul Maal Wat
Tamwils
in
Indonesia”.
Journal of Islamic economic.
Vol.4 No.1.,hlm 13 -35.
Al Arif, M Nur Rianto. (2012).
Lembaga Keuangan Syariah.
Bandung: Pustaka Setia
Al-Rousan, Ramzi, M., Mohamed,
B. (2010) dengan judul
“Customer Loyalty and the
Impacts of Service Quality:
The Case of Five Star Hotels
in Jordan”. International
Journal of Human and Social
Sciences Vol. 5, No. 13, hlm
886 – 892.
Aryani, D. dan Rosinta, F. (2010).
Pengaruh Kualitas Layanan
terhadap Kepuasan
Pelanggan dalam Membentuk
Loyalitas Pelanggan. Bisnis &
Birokrasi. Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi.
Vol. 17, No. 2. hlm. 114-126
Daryanto.
(2011).
Manajemen
Pemasaran.
Bandung:Satu
Nusa.
Doaei, H., Rezaei, H., & Khajei,
R. (2011) dengan judul

“The Impact of Relationship
Marketing
Tactics
on
Customer
Loyalty:
The
Mediation
Role
of
Relationship
Quality”
.
International Journal of
Bussines Administration. Vol.
2, No. 3, hlm 83-104.

Joglosemar. (2013, 29 Mei) . Kasus
BMT BSM Wuryantoro: Dana
BMT
Jadi
Bancakan
Pengurus.
Diperoleh
7
Desember
2013,
dari
http://joglosemar.co/2013/05/
dana-bmt-jadi-bancakanpengurus.html

East, R., Gendall, P.,Hammond, K.,
& Lomax, W. (2005) dengan
judul “Consumer Loyalty:
Singular,
Additive
or
Interactive?”.
Australian
marketing journal. Vol.13,
No. 2, hlm 10-26.

Kasali, R. (2008). Metode-Metode
Riset Kualitatif dalam Public
Relations dan marketing
Communication. Jakarta :
Bentang Pustaka.

Effendy, O.U. (2003). Ilmu, Teori
dan Praktek Komunikasi.
Bandung:
PT Citra Aditya Bakti.
Gunawan, K. dan Djati, S.P. (2011).

Kualitas Layanan dan
Loyalitas Pasien (Studi
pada Rumah Sakit Umum
Swasta di Kota Singaraja–
Bali).Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol 13 No.1,
hlm. 32-39
Hasan,

Ali. (2008). Marketing.
Jakarta: PT Buku Kita.

Isnaini, S. (2010). “Implementasi
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
sebagai
Penyampaian Pesan Promosi
Usaha
Kecil
Menengah
(UKM) di Indonesia” jurnal
masyarakat kebudayaan dan
politik Vol.22 , No. 4, hlm.
324-332.

Kliatchko, J.(2008). “Revisiting
the
IMC construct A
revised definition and four
pillars”
.International
Journal of Advertising, Vol.
27, No. 1, hlm. 133–160.
Kotler , P & Gary Amstrong. (2001).
Dasar-Dasar
Pemasaran
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
--------------------------------.(2008).
Prinsip-Prinsip Pemasaran
Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
--------------------------------.(2008).
Prinsip-Prinsip Pemasaran
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kotler,P, Kevin Lane Keller. (2008).
Manajemen Pemasaran Edisi
13
(Benyamin
Molan.Terjemahan) Jakarta:
Erlangga.
Kuncoro , Dinar Wahyu dan Denny
Indrayana Setyadi . (2012).
Perancangan Komunikasi
Pemasaran Terpadu Untuk
Fasilitas Baru Kebun
Binatang Surabaya. Jurnal

sains dan seni ITS Vol. 1 No.
1, hlm. 48-53
Limakrisna, N. (2008). Pengaruh
komunikasi Pemasaran dan
Kerelasian Naasabah terhadap
Loyalitas Nasabah. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 13,
hlm. 68-79
Lovelock, C., Wirtz, J., Mussry, J.
(2010) Pemasaran Jasa:
Manusia,
teknologi,
StrategiPerspektif Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Mihart, C. (2012). Impact of
Integrated
Marketing
Communication on Consumer
Behaviour:
Effects
on
Consumer Decision-Making”.
International
Journal of
marketing Studies. Vol. 4,
No.2, hlm. 121-131.
Moleong, L.J. (2007). Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung
:
PT Remaja
Rosdakarya.
Morissan, M.A. (2010). Periklanan:
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu.
Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Musanto, T. (2004). Faktor-Faktor
Kepuasan Pelanggan dan
Loyalitas Pelanggan: Studi
Kasus pada CV. Sarana Media
Advertising Surabaya. Jurnal
Manajemen Kewirausahaan.
Vol. 6, No. 2, hlm. 123 – 136.
Rangkuti, F. (2009). Strategi
Promosi
Yang
Kreatif
Analisis Kasus Integrated

Marketing Communication.
Jakarta:Gramedia
Pustaka
Utama.
Ridwan, M. (2004).Manajemen
Baitul Maal Wat Tamwil. UII
Press.Yogyakarta.
Sulaksana, U. (2007). Integrated
Marketing
Communication.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Shimp, A. T. (2003). Periklanan
Promosi Aspek Tambahan
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
jilid
1.
Jakarta:Erlangga.
Tjiptono, F. dkk. (2008). Pemasaran
Strategik. Yogjakarta: Andi.
--------------------. (2011). Pemasaran
Jasa. Yogjakarta: Andi.
Ul-Rehman, S. dan Ibrahim, M.S.
(2011).
“Integrated
Communication Marketing
and
Promotion”.
International
refereed
reseach journal.Vol. 2, No.
4, hlm.187-191.

Widyaningrum,
S.T.
(2012).
Analisis Ekuitas Merek
(Brand
Equity)
melalui
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
(Integrated
Marketing Communication –
IMC) Pada PT. Nasmoco
Majapahit Semarang. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 1
No. 1 hlm 65-71

Yin Yee, B. and Faziharudean, T.M.
(2010) . “Factors Affecting
Customer Loyalty of Using
Internet
Banking
in
Malaysia” .Journal
of
Electronic Banking Systems.
Vol 1, No 3, hlm. 47-58.
Yusra,

H.
(2008).
Bauran
Komunikasi pemasaran di
Red House Dalam Rangka
Menjaga Sustainability di
Tengah Kompetitor sejenis.
Surakarta: Tesis Universitas
Sebelas Maret.