Administrasi pendidikan dalam profesi ke

Nama : Devi Ariani ( 201410080311152 )
Kelas : IC / Pend. Bahasa Indonesia
PROFESI KEGURUAN
BAB I
ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai
aspeknya.
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan
pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan,
penilaian.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem
adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam
suatu proses untuk merubah masukan menjadi keluaran.
Keempat, administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika
administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju pada usaha untuk melihat apakah
pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai
sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi

pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan
bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri
handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
Keenam, administrsi pendididkan juga dapa dilihat dari proses pengambilan keputusan.
Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah
pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam masalah dan
ia harus memecahkan masalah itu.
1

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi
dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang
kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
Kedelapan, administrasi seringkali di artikan dalam pengertian yang sempit yaitu
kegiatan

ketatausahaan

yang


intinya

adalah

kegiatan

rutin

catat

menyatat,

mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya,
serta mempersiapkan laporan.
B. Konsep Administrasi Pendidikan
Untuk memahami konsep-konsep yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan
di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional itu.
a. Sistem Pendidikan Nasional
Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah

dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dari Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan
tidak keliru, ada baiknya dikutip langsung Bab I Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang tersebut,
sebagai berikut:
“Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan.”
Dalam penjelasan undang-undang tersebut, dikemukakan bahwa sebutan sistem
pendidikan nasional merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran nasional seperti
yang tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII, Pasal 31 Ayat 2. Perluasan ini
memungkinkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tidak membatasi pada pengajaran saja,
melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan dengan pembentukan manusia
Indonesia. Beberapa hal lain yang kita temukan mengenai sistem pendidikan nasional dalam
undang-undang itu adalah: a) sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan
yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional; b) sistem pendidikan nasional
dilaksanakan secara semesta, menyeluruh, dan terpadu. Semesta diartikan sebagai terbuka
bagi seluruh rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara; menyeluruh diartikan sebagai
mencakup semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; dan terpadu diartikan sebagai
2


kesalingterkaitan sistem pendidikan nasional itu dengan seluruh usaha pembangunan
nasional; c) pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K
(UUSPN No. 2/89 Pasal 49). Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting
dalam sistem pendidikan yang akan kita pakai sebagai titik tolak pembahasan.
Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan. Satuan pendidikan
adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus,
kelompok belajar ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau tidak.
Yang terakhir ini misalnya satuan pendidikan yang penyelenggaraannya menggunakan sistem
jarak jauh. Dengan kegiatan pendidikan yang dimaksudkan untuk semua usaha yang
ditujukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan itu dapat berlangsung dalam satuan
pendidikan atau dalam unit lain yang terkait, seperti yayasan, Kantor Departemen P dan K di
semua tingkat serta dalam berbagai lembaga di luar Departemen P dan K, dan yang terkait
atau yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Dengan perkataan lain, kegiatan yang
dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh unsur atau komponen sistem dalam
mencapai tujuan pendidikan baik sendiri-sendiri atau melalui interaksi dengan sesamanya.
Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan dalam mencapai cita-cita
pendidikan nasional. Sebagai alat berarti sistem itu merupakan wadah yang dialaminya
terdapat kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai tujuan, sistem
pendidikan nasional memberikan rambu-rambu ke mana arah dan bagaimana seharusnya
pendidikan nasional itu dikelola.

Ketiga, sebagai suatu sistem, pendidikan nasional harus dilihat sebagai keseluruhan unsur
atau komponen dan kegiatan pendidikan yang ada di nusantara ini. Unsur-unsur yang
membentuk sistem ini saling berkaitan satu sama lain dan saling menunjang dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Jika kita mengacu kepada penjelasan UndangUndang Nomor 2/1989, maka dapat kita temukan bahwa ciri sistem pendidikan nasional itu
adalah: a) berakar kepada kebudayaan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, b)
merupakan suatu kebulatan yang dikembangkan dalam usaha mencapai tujuan nasional, c)
mencakup jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, d) mengatur jenjang, kurikulum,
penetapan kebijaksanaan (terpusat dan tak terpusat), tanggung jawab penyelenggaraan
pendidikan, kriteria dan kedudukan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah dan
masyarakat, kebebasan penyelenggaraan pendidikan, serta kemudahan untuk mendapatkan
pendidikan yang sesuai dengan peserta didik dan lingkungan.
3

b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional
Telah disebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem
pendidikan nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjang pendidikan terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai pendidikan yang
diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah mempunyai bentuk

satuan pendidikan yang terdiri atas: a) sekolah menengah umum, b) sekolah menengah
kejuruan, c) sekolah menengah keagamaan, d) sekolah menengah kedinasan, dan e) sekolah
menengah luar biasa. Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional,
sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Berikut ini diberikan bagan (Gambar 1.1) yang melihat sistem pendidikan dari unsurunsur yang ada di dalamnya. Sebagai suatu sistem, pendidikan mempunyai masukan yang
diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan keluaran. Peserta didik sebagai masukan,
diolah dalam proses pendidikan dan keluaran sebagai lulusan. Untuk memudahkan unsurunsur sistem pendidikan itu diidentifikasikan sebagai unsur yang tercantum dalam UndangUndang Nomor 2 Tahun 1989.

Masuka
n
P
E
S
E
R
T
A
D
I
D

I
K

Pros
es
Dasar, Fungsi, dan Tujuan
Norma: hak warga negara, hari belajar
dan libur sekolah, bahasa pengantar,
penilaian, peran serta masyarakat,
pengelolaan, pengawasan, ketentuan
pidana, ketentuan peralihan, ketentuan
penutup.
Tenaga Kependidikan
Sumber Daya Pendidikan
Kurikulum
Badan Pertimbangan Pendidikan
Nasional
Organisasi (satuan, jalur, jenis, jenjang,
pengelolaan)


4

Keluara
n

L
U
L
U
S
A
N

Gambar 1.1 Skema Sistem Pendidikan Nasional
Keterangan:
Kotak di sebelah kiri adalah masukan, di tengah adalah proses, dan di kanan adalah
keluaran sistem pendidikan nasional.
C. Fungsi Administrasi Pendidikan
1.


Tujuan Pendidikan Menengah
Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan karena alasan sebagai berikut :

a.

Tujuan menengah merupakan jabaran dari pendidikan nasional.

b.

Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi pada jenjang
sekolah menengah.

c.

Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan
administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 itu disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang aha Esa dan berbudi pekerti

luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan instituonal, yaitu tujuan
untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan
yang mengatur institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut
dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan sisiwa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

5

Di dalam pasal 3 disebutkan bahwa :
a. Pendidikan Menengah Umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi..
b. Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional.

c. Pendidikan Menengah Keagamaan mengutamakan penyiapan

siswa

dalam

penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.
d. Pendidikan Menengah Kedinasan mengutamakan peningkatan pegawai negri atau
calon pegawai negri dalam melaksanakan tugas kedinasan.
e. Pendidikan Menengah Luar Biasa diselenggarakan khusus untuk siswa yang
menyandang kelainan fisik atau mental.
Tujuan nasional serta nasional serta tujuan institusional itu harus selalu dijadikan
pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk guru,tujuan-tujuan
tersebut perlu dijabarkan lagi kedalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan
pedoman operasional dalam mengejar. Berturut-turut institusional itu dijabarkan secara
hierarkis menjadi tujuan;




Kurikuler
Instruksional umum
Instruksional khusus
Penjelasan macam-macam tujuan :

a. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu institusi, misalnya
tujuan pengajaran sejarah di sekolah menengah umum.
b. Tujuan instruksional, yaitu tujuan suatu pokok bahasan tertentu suatu mata pelajaran
dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang istitusi.
c. Tujan intruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu periode atau
unit waktu tertentu dalam suatu tingkat pada jenjang institusi.

6

1. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan menengah dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan
proses yang merupakan siklus, mulai dari perencanaan, pengorganisir, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tetang penetapan prosedur
pencapaian, serta perkiraaan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Yang dimaksud sumber meliputi sumber manusia, material, uang dan waktu. Dalam
perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap identifikasi masalah, tahap
perumusan masalah, tahap penetepan tujuan, tahap identifikasi alternatif, tahap pemilihan
alternatif dan tahap elaborasi alternatif.
Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dengan
mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap perencanaan itu. Pengikutsertaan ini
akan menimbulkan perasaan ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru
dan personel sekolah yang lain untuk berusaha agar rencana tersebut berhasil.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk
memilih dan memilah orang-orang yaitu guru dan personel sekolah lainnya, serta
mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menjunjung tugas orang-orang itu dalam rangka
mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan
tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya
sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah
direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988)
memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan
bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan pengarahan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan

7

dilakukan individu atau kelompok dan memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus,
baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan
dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan
anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Pengkoordinasian dapat
dilakukan melalui berbagai cara:




e.

Melaksanakan penjelasan singkat (briefing).
Mengadakan rapat kerja.
Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
Memberi umpan balik tentang hasil suatu kegiatan.
Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran
pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya,
usaha untuk mendapakan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan
penggunaan anggaran tersebut.
f. Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti
guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa
jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan
program yang dilaksanakan.
D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Pada umumnya kita mengetahui tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar
mengajar dalam suatu lingkungan tertentu yaitu sekolah. Karena sekolah merupakan
subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga
mempunyai komponen-komponen yang lainya. Guru harus peka terhadap yang terjadi pada
lingkunganya.
Adaministrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang
didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu semua personel
sekolah ataupun guru harus terlibat.

8

Di sekolah guru berada dalam administrasi sekolah. Dalam hubungan administrasi
sekolah guru di tuntut bekerja, disini

guru berfungsi sebagai administrator. Sebagai

administrator guru dituntut bekerja secara administratif dan teratur.
Dalam buku pedoman administrasi dan supervisi yang di terbitkan oleh depertemen
pendidikan dan kebudayaan (1978,hal.4) tertulis tugas dan bertanggung jawab guru sebagai
adminitrator sbb ;
1)

Menguasai program pengajaran (garis-garis besar program).

2)

Menyusun program kegiatan mengajar.

3)

Menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu.

4)

Melaksanakan tatausaha kelas, antara lain pencatatan data murid.
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 1992, pasal 20 yang mana

dimaksudkan bahwa selain peranya untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah,
guru perlu secara sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika
karier yang di tempuh nanti adalah menjadi pengawas , kepala sekolah atau pengelola suatu
pendidikan yang lain.
DAFTAR BACAAN
Soetjipto, Raflis kosasi.2011.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta
http://jcedy.blogspot.com/2012/05/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html

diakses

tanggal 27 Oktober 2014
http://harisnawati.blogspot.com/2012/12/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html diakses
tanggal 27 Oktober 2014

9

BAB II
PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH MENENGAH
A. Pengertian Kurikulum
Mauritz Johnson (tujuan), Mac Donald, Beuchamp, dan Taba (rencana). Jadi beberapa
praktisi pendidikan di atas memandang kurikulum sebagai tujuan dan rencana. Sebagai
tujuan, kurikulum dilihat dari rentetan hasil belajar (tujuan pengajaran). Bila meninjau dari
aspek rencana, kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis (apa yang diundang-undangkan,
atau diatur oleh pemerintah) dan rencana fungsional (apa yang disusun dan disampaikan guru
dalam proses mengajar; nanti kaitannya dalam administrasi kurikulum).
Dalam arti yang singkat, kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran. Namun, bila dilihat
aspek yang lebih luas di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. Administrasi Kurikulum
Administrasi Kurikulum memiliki tujuan, yaitu:
a. Membantu para pelaksana pendidikan dalam memahami cara merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan, serta menilai proses belajar
mengajar di sekolah.
b. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan pendidikan dengan lingkungan sebagai
sumber belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal hidup di masyarakat.
Untuk itu biasanya perencanaan kurikulum pada tingkat pusat meliputi:
1.
a)
b)
c)
2.

Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri atas:
Ketentuan-ketentuan pokok.
Garis-garis besar program pengajaran.
Pedoman pelaksanaan kurikulum.
Pedoman teknis pelaksanaan kurikulum, seperti pedoman dan penyusunan kalender
pendidikan, pedoman penyusunan program pengajaran, pedoman penyusunan satuan
acara pengajaran, pedoman penyusunan satuan pengajaran, pembagian tugas guru,
dan penyusunan jadwal pelajaran.

10

Pada tataran di bawah departemen, kurikulum sebagai sebuah rencana kembali
mengalami perincian seperti:
Penyusunan kalender pendidikan untuk setiap tahun ajaran, yang memuat diantaranya: a)
permulaan dan akhir tahun ajaran; b) penerimaan siswa baru dan persiapan tahun ajaran; c)
kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah; d) hari-hari belajar efektif; e) hari-hari libur
(hari libur umum, hari libur khusus, hari libur semester) f) Ulangan umum semesteran, UN,
Pengisian dan Pembagian raport.
Berikutnya pada bagian yang menjadi pelaksana sesungguhnya dari kurikulum itu
(sekolah), seperti: a) pembuatan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan
kalender pendidikan tingkat kanwil. B) penyusunan mata pelajaran untuk sekolah. Kurikulum
pada tingkat sekolah kembali mengalami perincian, yaitu:
1. Tujuan Institusional Sekolah Menengah
Tujuan institusional sekolah menengah dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional.
2. Struktur Program Sekolah Menengah
Struktur inti kurikulum di sekolah menengah, yaitu:
a) Program Inti
Program ini diterapkan sampai kelas X SMA, program ini harus diikuti oleh semua
siswa.
b) Program Khusus
Program khusus ini diterapkan pada kelas XI atau semester 3 pada SMA. Terjadi
penjurusan dalam mata pelajaran, kita mengenal dengan IA, IS, dan Bahasa di SMA.
Perlu diperhatikan, bahwa kurikulum senantiasa berubah mengikuti perkembangan
masyarakatnya. Namun, secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga
pada beberapa komponennya sama saja.
3. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
GBPP merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dalam
pengajaran di sekolah. GBPP terdiri atas: a) tujuan kurikuler; b) tujuan intruksional umum; c)

11

bahan pengajaran (pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan Uraian); d) Program (kelas,
semester, alokasi waktu); metode; e) metode; f) sarana/sumber; dan g) Penilaian.
C. Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi yang telah ditetapkan, dapat
berlangsung efektif dan efisien. Secara sederhana administrasi kesiswaan adalah mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai dia masuk sampai dia lulus.
a. Kegiatan dalam administrasi kesiswaan
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan terbagi atas:
1. Penerimaan siswa;
2. Pembinaan siswa; pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik
di dalam maupun di luar jam belajar di kelas.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap pembinaan siswa:
a) Orientasi siswa baru
b) Pengaturan kehadiran siswa. Pencatatan kehadiran dapat dilakukan pada papan, buku
absensi, rekapitulasi harian siswa.
c) Pencatatan siswa di kelas.
d) Pembinaan disiplin siswa.
e) Tata tertib sekolah, merupakan sarana sekolah untuk membuat siswa berdisiplin. Tata
tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah
untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah
dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu
yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan
baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain. Sedangkan
hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau
dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya (Carolyn,
1984). Kalau ganjaran diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif,
maka hukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi
hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar,
sehingga misi mendidik siswa tercapai.
f) Promosi dan mutasi; promosi/kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari jenjang
kelas yang satu ke kelas lainnya yang lebih tinggi. Mutasi adalah perpindahan, mutasi
terbagi menjadi 2 yaitu intern dan ekstern. Intern terjadi dalam lingkungan sekolah
(misal siswa berpindah antar kelas) dan ekstern terjadi antar sekolah.
12

g) Pencegahan terhadap drop out (DO). Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya. Pencegahan dilakukan untuk penghematan (meminimalkan pemborosan)
terhadap biaya yang dikeluarkan. Tingginya angka DO juga menurunkan partisipasi
pendidikan.
3. Tamatan belajar; bila siswa sudah menyelesaikan/menempuh jenjang pendidikan
dalam kurikulum, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari
kepala sekolah.
b. Peranan guru dalam administrasi kesiswaan
Beberapa peranan guru dalam administrasi pendidikan diantaranya:
a. Dalam penerimaan siswa, guru dapat terlibat di dalamnya seperti: menjadi panitia.
b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat siswanya mampu dengan cepat
melakukan penyesuaian.
c. Untuk pengaturan kehadiran siswa. Hal ini juga penting untuk melakukan penilaian
akhir.
d. Memotivasi siswa agar berprestasi tinggi.
e. Untuk menciptakan disiplin sekolah/kelas yang baik.
D. Administrasi Prasarana dan Sarana
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi Prasarana dan sarana pendidikan adalah
semua benda bergerak maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Administrasi prasarana dan sarana merupakan keseluruhan proses pengadaan,
pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang
pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi administrasi sarana dan prasarana, selain memberi makna penting bagi terciptanya
dan terpeliharanya kondisi sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah
berfungsi sebagai: a) Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di
perlukan dalam proses belajar mengajar. b) Memelihara agar tugas-tugas murid yang di
berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan optimal.

13

Kegiatan administrasi prasarana dan sarana yaitu:
1. Perencanaan kebutuhan
Dilakukan atas pertimbangan: a) kebutuhan sekolah b) mengganti barang yang rusak,
dihapuskan, atau hilang c) untuk persedian.
2. Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk menghadirkan prasarana pendidikan dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan dapat dilakukan dengan cara:
pembelian, buatan sendiri, hibah/bantuan, penyewaan, pinjaman, dan pendaurulangan.
3. Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan
persediaan prasarana dan sarana di dalam ruang penyimpanan/gudang.
4. Inventaris prasarana dan sarana pendidikan
Inventarisasi

merupakan

kegiatan

melaksanakan

pengurusan

penyelenggaraan,

pengaturan, dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik sekolah menengah yang
bersangkutan dalam semua daftar inventaris barang.
5. Pemeliharaan prasarana dan sarana pendidikan
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu
barang, sehingga barang tersebut kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan barang inventaris
meliputi: perawatan, pencegahan kerusakan, dan penggantian ringan.
6. Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan
Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang milk negara/daerah dari daftar
inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak
berfungsi sebagaimana yang diharapkan, atau biaya pemeliharaan sudah terlampau mahal.
7. Pengawasan prasarana dan sarana pendidikan
Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap
pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan.
8. Peranan guru dalam administrasi prasarana dan sarana

14

Guru merupakan pemakai dari sarana dan prasarana, guru memiliki peranan yang penting
dimulai dari:
a. Perencanaan; guru memikirkan saran dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh
sekolah, supaya hal tersebut fungsional dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar.
b. Pemanfaatan dan pemeliharaan; guru memanfaatkan secara optimal.
c. Pengawas penggunaan; disini guru mengawasi bagaimana siswanya menggunakan
sarana dan prasarana.
E. Adminstrasi Personal
Personel pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan
yang membidangi kegiatan nonedukatif (ketatausahaan) personal bidang edukatif ialah
mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu guru dan BK.
a. Pengadaan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri
Pasal 16 ayat I undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepagawaian
menyatakan bahwa pengadaan pegawai negeri sipil adalah untuk mengisi formasi (jumlah
dan susunan pangkat pegawai negeri sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi
negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan aparatur
negara).
b. Pengisian jatah/formasi baru
Mulai tahun 1974 pemerintah selalu membuka formasi baru, penambahan guru
disesuaikan jatah agar sampai kebutuhan guru sekolah menengah terpenuhi. Untuk
penambahan dan pengangkatan guru sekolah menengah, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan: a) persyaratan untuk diangkat sebagai guru sekolah menengah b) lamaran c)
ujian/seleksi d) pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil.
c. Pembinaan pegawai negeri sipil
Dalam pembinaan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri sipil yang terpenting
harus diperhatikan adalah hak dan kewajibannya. Pembinaan pada hakikatnya adalah usaha
untuk meningkatkan prestasi mereka dengan memberikan hak-hak mereka serta dengan
berbagai usaha memotivasi mereka.

15

Di bagian ini akan dibahas: 1) pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil, 2)
pengangkatan dalam pangkat pegawai negeri sipil, 3) penggajian pegawai negeri sipil, 4)
kenaikan gaji berkala, 5) kenaikan pangkat guru sekolah menengah, 6) cuti pegawai negeri
sipil, dan 7) daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan.
d. Kesejahteraan pegawai
Jaminan terhadap kesejahteraan pegawai negeri seperti taspen, askes, dan koperasi.
e. Pemindahan
Pegawai negeri sipil dapat dipindahkan, pemindahan pegawai dibagi atas: 1) atas
permintaan sendiri 2) tidak atas kemauan sendiri 3) kepentingan dinas.
f. Pemberhentian
Pemberhentian pegawai negeri sipil dapat dilakukan karena: 1) permintaan sendiri, 2)
mencpai batas usia pensiun, 3) penyederhanaan organisasi 4) pelanggaran/tindak pidana
penyelewengan, 5) tidak cakap jasmani/rohani, 6) meninggalkan tugas, 7) meninggal/hilang,
8) hal-hal lain.
g. Pensiun
Hak pensiun pegawai negeri sipil diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 1969.
Pensiun adalah berhentinya seseorang yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai
pegawai negeri sipil karena telah mencapai batas yang telah ditentukan atau karena
menjalankan hak atas pensiunnya.
Batas usia seorang pegawai negeri sipil untuk mendapatkan pensiun adalah 56 tahun, dan
dapat diperpanjang berdasarkan ketentuan yang mengatur.

16

F. Administras Keuangan Sekolah Menengah
Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah.
Tujuan administrasi ini adalah mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga
pengurusnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kepala sekolah menjadi pengawas dalam penggunaan dana. Sumber keuangan sekolah
menengah:
1. Anggaran pendapat dan belanja negara (APBN); keuangan ini dianggarkan oleh
pemerintah pusat melalui departemen pendidikan. Sekolah mendapatkan anggaran
rutin dalam APBN guna menyelenggarakan pendidikan.
2. Bantuan pembantu penyelenggara pendidikan (BP3); dana berasal dari para pencita
pendidikan dan orang tua siswa.
3. Subsidi/bantuan pembiayaan penyelenggaraan sekolah menengah negeri; dana
diperoleh dari pemerintah daerah. Kepala sekolah menjadi adminitator yang
diwajibkan membuat surat pertanggungjawaban (SPJ), dengan dilampiri bukti-bukti
yang sah.
G. Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUSEMAS)
Sekolah merupakan wadah untuk melestarikan nilai-nilai positif yang ada dalam
masyarakat, di lain pihak menjadi lembaga yang mendorong perubahan sebagai bentuk
adaptasi dari kemajuan dan tuntutan zaman serta pembangunan.
Husemas merupakan suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Tujuan dari husemas: 1) peningkatan pehaman masyarakat tentang tuuan serta sasaran
yang ingin direalisasikan sekolah. 2) peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta
aspirasi masyarakat tersebut terhadap sekolah.
a. Prinsip-prinsip hubungan sekolah-masyarakat
1. Otoritas, dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas, sebab pengetahuan dan
tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.
2. Kesederhanaan, program hubungan harus sederhana dan jelas.
3. Sensitivitas, sekolah harus sensitiv terhadap kebutuhan masyarakat.
4. Kejujuran, apa yang disampaikan kepada masyarakat adalah apa adanya.

17

5. Ketetapan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat, baik
dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai
b. Penyelenggaraan kegiatan administrasi hubungan sekolah-masyarakat
Kegiatan ini dilihat dalam dua segi yaitu:
1. Proses penyelenggaraan hubungan sekolah-masyarakat
a. Perencanaan program; program hubungan harus memperhatikan dana yang ada, ciri
masyarakat, daerah jangkauan, sarana/media, dan teknik penyampaiannya.
b. Pengorganisasian; perlu dilakukan agar berjalan dengan efektif dan efisien
c. Pelaksanaan; kerjasama antar bagian, dan penggunaan waktu yang sinkron.
d. Evaluasi; dilihat atas dua kriteria: efektivitas (sejauh mana tujuan telah tercapai) dan
efisiensi (sejauh mana sumber yang telah digunakan untuk kepentingan kegiatan
hubungan masyarakat.
2. Kegiatan hubungan sekolah masyarakat
Beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan hubungan antara sekolah dengan
masyarakat a) teknik langsung (tatap muka kelompok (mis. Rapat), tatap muka individu (mis.
Berkunjung), melalui surat, dan melalui media massa. B) teknik tidak langsung (hubungan
dilakukan melalui kegiatan yang tidak sengaja dilakukan, memberikan nilai postif terhadap
husemes.)
c. Peranan guru dalam hubungan sekolah masyarakat
Peranan guru dalam kegiatan husemes, yaitu:
1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas.
2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.
3. Guru melaksanakan kode etik dalam husemas.
H. Administrasi Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses
belajar-mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh sekolah kepada para siswanya
ada mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.

18

Beberapa jenis layanan khusus:
1. Pusat sumber belajar
Unit kegiatan yang mempunyai fungsi untuk memproduksi, mengadakan, menyimpan,
serta melayani bahan pengajaran sesuai dengan keutuhan pelaksanaan proses belajarmengajar di kelas atau pelaksanaan pendidikan di sekolah pada umumnya. Salah satu pusat
sumber belajar yang mutlak ada adalah perpustakaan sekolah.
Fungsi perpustakaan diantaranya: a. Pendidikan (memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materi) b. Informasi (tempat untuk
mencari informasi yang berkenaan dengan pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru.) C.
Rekreasi (memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk menikmati bahan yang ada) d.
Penelitian (menjadi sumber rujukan terhadap berbagai pertanyaan)
Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan, diantaranya mengenalkan buku-buku
kepada para siswa dan guru, memilih buku dan bahan pustaka, mempromosikan
perpustakaan, dll.
2. UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
3. Kantin sekolah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam administrasi kepala sekolah:
a.
b.
c.
d.
e.

Kesehatan masakan yang dijajakan oleh sekolah.
Kebersihan tempat.
Makanan yang dijual hendaknya makanan yang bergizi tinggi.
Harga makanan disesuaikan dengan kondisi ekonomi siswa.
Tidak membuat siswa berlama/nongkrong.

19

DAFTAR BACAAN
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000 (cet.pertama). Profesi Keguruan. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas dan Rineka Cipta.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004 (cet.2). Profesi Keguruan. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas dan Rineka Cipta.
Hansiwany

Kamarga.

“Landasan

dan

Prinsip

Kurikulum”

diperoleh

dari:

www.hackey.pbworks.com diakses pada: Wednesday, March 24, 2010 11:27:58 AM.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian.
2009. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah (administrasi Kurikulum dan Pembelajaran).
Cianjur: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pertanian.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian.
2009. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah (kesiswaan). Cianjur: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian.
KESIMPULAN BAB I DAN BAB II
Guru memegang peranan yang penting dalam proses administrasi kurikulum,
kesiswaan, prasarana dan sarana, personal, keuangan, husemas, dan layanan khusus. Proses
ini berlangsung seiring dengan jalannya kegiatan pendidikan, selama seorang guru
mengajarkan ilmunya dalam lingkungan yang kita sebut dengan sekolah.
Berbagai peranan guru dalam proses administrasi menunjukkan keluwesan guru
dalam melakukan interaksinya di dalam maupun di luar sekolah . Untuk itu kita perlu
mengetahui, agar ketika kita turun ke masyarakat secara langsung terutama dalam lingkungan
sekolah kita mampu beradaptasi dengan cepat dan mampu memudahkan proses administrasi
yang dilaksanakan.
Peranan guru ini menjadi penting ketika seorang guru tidak sekedar menjadi pengajar
di kelas, melainkan menjadi pendidik di tengah masyarakat. Mengerti peranan duru dalam
proses administrasi ini akan memudahkan kita dalam menyelami kehidupan sebagai tenaga
pendidik yang kredibel, guna menciptakan penerus bangsa yang jujur, dan tangguh
menghadapi terpaan zamannya.

20