this PDF file PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Coffee Toffee Cabang Kota Malang) | Mahdiasukma | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Survei pada Konsumen Coffee Toffee Cabang Kota Malang)

Putra Mahdiasukma
Achmad Fauzi
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
putramahdiasukma@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to (1) know and explain the influence Word of Mouth Marketing which consists of
Talkers, Topics, Tools, Taking Part, and Tracking on Purchasing Decision Process, (2) know and explain
partially influence of Talkers variable on Purchasing Decision Process, (3) know and explain partially
influence of Topics variable on Purchasing Decision Process, (4) know and explain partially influence of
Tools variable on Purchasing Decision Process, (5) know and explain partially influence of Taking Part
variable on Purchasing Decision Process, (6) know and explain partially influence of Tracking variable on
Purchasing Decision Process. The type of research that used in this research is explanatory research. This
research method is survey method with quantitative approach. Variables in this study include Talkers,
Topics, Tools, Taking Part, Tracking, and Purchasing Decision Process. The population in this study is
Consumers Coffee Toffee who recommended to purchasing by others, especially friends or family. Another

characteristic is an adult between the ages of 18 years to 38 years. The sampling technique in this research
is nonprobabilistic sampling with purposive sampling technique. The sample of this research is 100
respondents.

Kеywords: Word of Mouth Marketing, Purchasing Decision, Recommendation
АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara bersama-sama Word of
Mouth Marketing yang terdiri dari Talkers, Topics, Tools, Taking Part, dan Tracking terhadap Proses
Keputusan Pembelian, (2) Mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Talkers terhadap
Proses Keputusan Pembelian, (3) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Topics
terhadap Proses Keputusan Pembelian, (4) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel
Tools terhadap Proses Keputusan Pembelian, (5) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial
variabel Taking Part terhadap Proses Keputusan Pembelian, (6) mengetahui dan menjelaskan pengaruh
secara parsial variabel Tracking terhadap Proses Keputusan Pembelian. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah explanatory research. Metode yang digunakan ialah metode survei dengan
pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini meliputi Talkers, Topics, Tools, Taking Part, Tracking,
dan Proses Keputusan Pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Coffee Toffee yang
direkomendasikan untuk melakukan pembelian oleh orang lain, khususnya teman atau keluarga.
Karakteristik lainnya adalah sudah dewasa yaitu berumur antara 18 tahun sampai 38 tahun. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling nonprobabilistik (nonprobability
sampling) dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel dari penelitian ini adalah 100
orang responden.
Kаtа Kunci: Word of Mouth Marketing, Keputusan Pembelian, Rekomendasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

55

PЕNDAHULUAN
Word of Mouth Marketing tidak hanya
berkembang di luar negeri, di Indonesia strategi
pemasaran ini juga berkembang. Banyak usahausaha di seluruh Indonesia menggunakan Word of
Mouth Marketing, bahkan sebuah portal bisnis
Indonesia
bernama
SWA
memberikan
penghargaan khusus untuk perusahaan di

Indonesia yang memiliki Word of Mouth
Marketing terbaik setiap tahunnya dari tahun
2013. Dikarenakan keefektifan dan keefisienaan
Word of Mouth Marketing banyak perusahaan
yang menggemari strategi pemasaran ini. Salah
satu industri yang paling menggemari strategi ini
adalah industri kuliner.
Malang merupakan salah satu kota di
Indonesia yang terus berkembang dalam dunia
bisnis.
Banyak
usaha-usaha
baru
yang
bermunculan dalam beberapa tahun terakhir
khususnya pada industri kuliner. Ada beberapa
usaha di Malang yang mengimplementasikan
Word of Mouth Marketing dalam strategi
pemasarannya. Salah satunya adalah Coffee
Toffee, sebuah kafe yang menjual kopi asli

Indonesia berkualitas tinggi.
Coffee Toffee berdiri di bawah PT Coffee
Toffee pada tahun 2006. Coffee Toffee memiliki
100 lebih cabang di seluruh Indonesia. Seratus
lebih cabang tersebut tersebar di Jakarta,
Surabaya, Malang, Makassar, Bandung, Semarang
dan kota-kota lainnya. Kesuksesan Coffee Toffee
ini tidak didapat dengan mudah. Pada tahun 2008
PT Coffee Toffee mengalami kebangkrutan,
kemudian bangkit lagi hingga menjadi perusahaan
yang besar seperti sekarang. Salah satu kunci
kebangkitan dan kesuksesan Coffee Toffee adalah
Strategi Word of Mouth Marketing yang mereke
terapkan.
Biji kopi yang tersedia di Coffee Toffee
100% asli Indonesia. Tidak hanya asli Indonesia,
biji kopi yang tersedia di Coffee Toffee juga
memiliki kualitas yang sangat tinggi. Hal ini
membuat kopi di Coffee Toffee sangat digemari
oleh para pecinta kopi. Kualitas biji kopi terbaik

pada Coffee Toffee ini merupakan keunggulan
yang tidak semua pesaing punya. Kualitas biji
kopi ini merupakan konten yang menarik untuk
terciptanya Word of Mouth Marketing.
Coffee Toffee memiliki kampanye sosial
untuk membangkitkan kecintaan masyarakat
Indonesia terhadap kopi lokal asli Indonesia.
Kampanye itu bernama “Yes, I drink Indonesian
Coffee”. Kampanye ini diharapkan dapat
berdampak
positif
terhadap
pandangan
masyarakat Indonesia terhadap kualitas biji kopi

asli Indonesia. Masyarakat Indonesia bisa
bergabung dengan pergerakan ini melalui website
resmi Coffee Toffee. Di dalam website tersebut
juga dijelaskan secara detail maksud dari
kampanye tersebut. Kampanye ini menjadi bahan

perbincangan di masyarakat sehingga dapat
menciptakan Word of Mouth Marketing bagi
Coffee Toffee.

Gambar 1 Kampanye yang Dibuat oleh Coffee
Toffee
Sumber : www.coffeetoffee.co.id

Sosial media yang dipakai oleh Coffee
Toffee adalah Facebook, Twitter, dan Instagram.
Media-media tersebut merupakan media yang
dipakai
oleh
Coffee
Toffee
dalam
menyebarluaskan kampanyenya. Selain itu, media
tersebut berguna untuk memberikan informasi
kepada pelanggan mengenai acara-acara yang
diselenggarakan oleh Coffee Toffee maupun

promosi-promosi terkini yang diberikan oleh
Coffee Toffee.
Edukasi konsumen juga merupakan hal
yang diperhatikan oleh Coffee Toffee. Coffee
Toffee sering bekerjasama dengan beberapa pihak
untuk membuat acara bertemakan kopi. Acara
yang dibuat oleh Coffee Toffee difokuskan untuk
edukasi kepada konsumen mengenai kopi, seperti
training membuat kopi. Coffee Toffee juga
memberikan edukasi melalui sosial medianya.
Melalui Twitter dan Youtube, Coffee Toffee
membagikan video cara membuat kopi yang baik
melalui beberapa teknik. Konten yang bermanfaat
ini akan lebih mudah untuk disebarluaskan oleh
pelanggan Coffee Toffee. Word of Mouth akan
terbentuk dengan sendirinya. Masyarakat akan
menganggap Coffee Toffee tidak hanya
memikirkan keuntungan mereka, tetapi juga
memikirkan wawasan masyarakat luas mengenai
kopi.

Coffee Toffee juga sangat mendukung
komunitas-komunitas
yang
ingin
menyelenggarakan
acara
maupun
hanya
berkumpul
(gathering).
Komunitas
akan
dimudahkan untuk menjadi membership dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

56

mendapatkan potongan harga. Komunitaskomunitas ini menjadi salah satu media dalam
membantu berjalannya Word of Mouth Marketing .

Komunitas ini dapat menjadi kelompok acuan
dalam masyarakat untuk memilih membeli produk
Coffee Toffee.
Setiap cabang Coffee Toffeememiliki ciri
suasana yang sama. Interior Coffee Toffee
memiliki ciri khas yaitu mengutamakan kayu.
Desain ini membuat Coffee Toffee memiliki ciri
khas. Ditambah dengan pelayanan Coffee Toffee
yang sangat baik, Coffee Toffee akan sangat
nyaman untuk menjadi tempat berkumpul bersama
teman-teman. Hal ini bisa menjadi konten yang
menarik untuk Word of Mouth Marketing.
Coffee Toffee juga sangat mementingkan
detail dari produknya. Tidak hanya dari rasa
produknya, penampilan dan penyajian produk
juga diutamakan. Hal ini dilakukan agar produk
Coffee Toffee memiliki khas tersendiri. Selain itu,
detail dekorasi pada Coffee Toffee juga sangat
dipikirkan secara mendetail. Banyak pesan yang
disampaikan dalam dekorasinya mengenai kopi

Indonesia. Hal-hal detail yang dipikirkan oleh
Coffee Toffee terlihat kecil tetapi berdampak
besar bagi konsumen. Detail-detail ini yang akan
diceritakan konsumen Coffee Toffee kepada
teman atau keluarganya.
Word of Mouth Marketing yang diciptakan
oleh
Coffee
Toffee
digunakan
untuk
mempermudah keputusan pembelian calon
konsumen. Peter dan Olson (2013:162)
berpendapat bahwa suatu keputusan (decision)
mencakup suatu pilihan “di antara dua atau lebih
tindakan (atau perilaku) alternatif”. Peran Word of
Mouth Marketing sangat berperan pada tahap
pemilihan alternatif. Ketika calon konsumen
sudah mengetahui masalahnya dan ingin mencari
solusi, calon konsumen akan menghadapi banyak

pilihan (alternatif). Setelah itu konsumen akan
membuat keputusan pembelian dari beberapa
alternatif yang tersedia. Pada tahap ini
rekomendasi dari teman atau keluarga (orang yang
dipercaya oleh calon konsumen) sangat
berpengaruh, pendapat ini diperkuat oleh
penelitian Global Nielsen (gambar 1.1).
Dilihat dari banyaknya alternatif cafe di
Malang yang mengutamakan menu kopi, sangat
diperlukan keunggulan kompetitif untuk bersaing
dengan kompetitor. Beberapa cara Coffee Toffee
memberikan keunggulan kompetitif yaitu dengan
menggunakan kopi asli Indonesia berkualitas
tinggi, memberikan penyajian produk yang unik
dan menunjukkan kepedulian Coffee Toffee
kepada pecinta kopi di Indonesia. Beberapa hal ini

dapat menjadi konten dalam terciptanya Word of
Mouth Marketing. Keunggulan kompetitif yang
diciptakan Coffee Toffee bisa menjadi topik
pembicaraan di masyarakat. Ketika calon
konsumen sedang memasuki tahap pemilihan
alternatif, mereka akan bertanya kepada orang
yang mereka percaya untuk memudahkan
pembuatan keputusan. Orang terdekat ini yang
diharapkan menjadi agen tanpa dibayar untuk
Coffee Toffee dalam proses terciptanya Word of
Mouth Marketing.
KAJIAN PUSTAKA
Word of Mouth Marketing
Word of Mouth Marketing merupakan salah
satu strategi pemasaran. Word of Mouth
Marketing dapat disebut juga dengan pemasaran
dari mulut ke mulut. Menurut Sernovitz (2012:34) The definition of Word of Mouth Marketing:
1) Giving people a reason to talk about your stuff
2) Making it easier for that conversation to take
place
Word of Mouth is natural conversation
between real people. Word of Mouth Marketing is
working within this conversation so people are
talking about you. Word of Mouth is about
genuine consumer conversations. Word of Mouth
Marketing is joining that conversation and
participating in it.
Word of Mouth Marketing bisa saja
dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Untuk melakukan Word of Mouth Marketing
dengan sengaja (Amplified Word of Mouth )
diperlukan perencanaan yang sangat baik.
Menurut Sernovitz (2009:19) salah satu
perencanaan Word of Mouth Marketing yang baik
adalah dengan dengan memperhatikan 5 elemen
dasar Word of Mouth Marketing, sebagai berikut :
a. Talkers
b. Topics
c. Tools
d. Taking Part
e. Tracking
Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2008:415) Keputusan
Pembelian adalah sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu, serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan dalam periode tertentu. Peter dan
Olson (2013:162) berpendapat bahwa suatu
keputusan (decision) mencakup suatu pilihan “di
antara dua atau lebih tindakan (atau perilaku)
alternatif”.
Berbagai
keputusan
selalu
mensyaratkan banyak pilihan perilaku berbeda.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

57

Semua aspek afeksi dan kognisi terlibat dalam
pengambilan keputusan, termasuk pengetahuan,
arti, dan kepercayaan yang diaktifkan memori dan
proses perhatian serta pemahaman terlibat dalam
interpretasi informasi baru dalam lingkungan.
Menurut Kotler (2012:166) ada lima tahap
yang dilalui konsumen dalam Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Penilaian Alternatif
d. Keputusan Pembelian
e. Perilaku Pasca-pembelian
Hipotеsis
H1 : Word of Mouth Marketing (X) yang terdiri
dari Talkers (X1), Topics (X2),
Tools
(X3), Taking Part (X4) dan Tracking (X5)
berpengaruh signifikan secara
bersamasama terhadap Proses Keputusan Pembelian
(Y)
H2 : Variabel
Talkers
(X1)
berpengaruh
signifikan
secara
parsial
terhadap
Proses Keputusan Pembelian (Y)
H3 : Variabel Topics (X2) berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Proses Keputusan
Pembelian (Y)
H4 : Variabel Tools (X3) berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Proses Keputusan
Pembelian (Y)
H5 : Variabel Taking Part (X4) berpengaruh
signifikan
secara
parsial
terhadap
Proses Keputusan Pembelian (Y)
H6 : Variabel Tracking (X5) berpengaruh
signifikan
secara
parsial
terhadap
Proses Keputusan Pembelian (Y)
MЕTODE PЕNЕLITIAN
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di
outlet Coffee Toffee Malang, Jl. Jakarta No. 58.
Alasan penelitian dilakukan di lokasi ini
dikarenakan Coffee Toffee menggunakan Word of
Mouth Marketing sebagai salah satu strategi
pemasarannya. Didapat sampеl 100 orang
rеspondеn
dеngan
pеngumpulan
data
mеnggunakan
kuеsionеr
yang
dianalisis
mеnggunakan rеgrеsi liniеr bеrganda.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1 Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda
Variabel
Bebas

(Constant
)
X1
X2
X3
X4
X5

Unstandardized
Coefficients

B
0.30
5
0.16
5
0.25
1
0.20
2
0.18
1
0.17
3

Std.
Error

Standardize
d
Coefficient
s

t

Sig.

Beta

1.004
0.080

0.167

0.112

0.245

0.101

0.201

0.084

0.198

0.086

0.169

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

0.30
4
2.05
8
2.25
0
2.01
0
2.13
7
2.01
4

0.762
0.042
0.027
0.047
0.035
0.047

Tabel 2 Koefisien Korelasi dan Determinasi
R
R Square Adjusted R Square
0.783
0.613
0.593
Sumber : Data primer diolah, 2017
Tabel 3 Hasil Uji F/Serempak
Sum of
Mean
Model
Squares
df Square
Regression
188.176
5
37.635
Residual
118.734
94
1.263
Total
306.910
99
Sumber: Data primer diolah, 2017

F
Sig.
29.795 0.000

Pengaruh Word of Mouth Marketing terhadap
Proses Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian nilai F hitung
sebesar 29,795. Sedangkan F tabel adalah sebesar
3,093. Dapat disimpulkan F hitung > F tabel
karena 29, 795 > 3,093 maka model analisis
regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak
dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel terikat (Proses Keputusan
Pembelian) dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel bebas. Variabel bebas pada
penelitian ini terdiri dari Talkers (X1), Topics
(X2), Tools (X3), Taking part (X4), dan Tracking
(X5).
Kesimpulan ini sesuai dengan apa yang
dijelaskan oleh Silverman (2011:30) bahwa Word
of Mouth Marketing dapat membantu dalam
Proses Keputusan Pembelian. Pada tahap
penilaian alternatif, Word of Mouth Marketing
akan sangat berperan karena informasi mengenai
produk didapatkan langsung dari orang terpercaya
calon pembeli, seperti teman, keluarga, atau
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

58

bahkan seorang ahli. Hal ini juga sesuai dengan
apa yang dijelaskan Kotler (2012:492), menurut
Kotler Word of Mouth Marketing akan sangat
berpengaruh
terhadap
Proses
Keputusan
Pembelian.
Hasil pengaruh Word of Mouth Marketing
yang signifikan terhadap Proses
Keputusan
Pembelian pada penelitian memiliki kesamaan
dengan hasil penelitian sebelumnya. Ketiga
penelitian sebelumnya yaitu Rahayu dan Edward
(2014), Nugraha (2015), Bolang dan Oktavani
(2016) memiliki kesimpulan yang sama.
Kesimpulannya adalah Word of Mouth Marketing
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian. Berbeda dengan penelitian
dari Anggraeni (2011) yang hanya mendapatkan
hasil yang positif tetapi tidak signifikan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bagaimana zaman berkembang. Penelitian dari
Anggraeni pada tahun 2011 memiliki hasil
berbeda dengan penelitian ini dan penelitian dari
Rahayu dan Edward (2014), Nugraha (2015),
Bolang dan Oktavani (2016). Hal ini dikarenakan
pada tahun 2011 sosial media belum sebesar
sekarang. Setiap tahunnya sosial media selalu
berkembang dan semakin efektif dalam
menyebarkan konten Word of Mouth Marketing
perusahaan.
Pengaruh Talkers terhadap Proses Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, Variabel
Talkers memiliki B sebesar 0,165. Angka ini jika
dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada
pada urutan terakhir. Dapat disimpulkan bahwa
variabel Talkers merupakan variabel yang paling
tidak dominan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, t test antara
X1 (Talkers) dengan Y (Proses Keputusan
Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,058,
sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat
disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,058 >
1,986 maka pengaruh X1 (Talkers) terhadap
Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan.
Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses
Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh Talkers.
Kepercayaan adalah hal terpenting pada
variabel Talkers ini. Menurut Sernovitz (2012:19)
Talkers merupakan sekumpulan orang yang
memiliki antusiasme dan koneksi dalam
menyampaikan pesan yang perusahaan berikan.
Keantusiasan orang yang rela menyebarkan
informasi dan bahkan mempromosikan suatu

produk tanpa keterikatan dengan perusahaan akan
menciptakan kepercayaan terhadap informasi
disebarluaskan.
Penerima
informasi
akan
mempercayai pesan yang disampaikan oleh
Talkers dan melakukan pembelian. Hal ini
dikarena
pemberi
informasi
memberikan
informasi tanpa diberikan imbalan sama sekali
oleh perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat
bahwa orang yang merekemondasikan Coffee
Toffee kepada responden mayoritas adalah teman
dengan 89%. Teman adalah orang yang
terpercaya. Hal ini sangat sesuai dengan variabel
Talkers yang sangat mengutamakan tingkat
kepercayaan. Oleh sebab itu, Talkers berpengaruh
signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian.
Hasil pengaruh Talkers yang signifikan
terhadap Proses Keputusan Pembelian pada
penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari
Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang
sama. Kesimpulannya adalah Talkers memiliki
pengaruh terhadap Keputusan Pembelian, tetapi
perbedaannya adalah Talkers pada penelitian
sebelumnya hanya menjadi indikator bukan
variabel.
Pengaruh Topics terhadap Proses Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, Variabel
Topics memiliki B sebesar 0,251. Angka ini jika
dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada
pada urutan pertama. Dapat disimpulkan bahwa
variabel Topics merupakan variabel yang paling
dominan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, t test antara
X2 (Topics) dengan Y (Proses Keputusan
Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,250,
sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat
disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,250 >
1,986 maka pengaruh X2 (Topics) terhadap Proses
Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Topics.
Konten menarik yang diciptakan Coffee
Toffee merupakan hal yang vital untuk
menciptakan keputusan pembelian. Menurut
Sernovitz (2012:20), semua hal yang menarik
perhatian dan kemudian menjadi bahan
pembicaraan merupakan topics. Konten yang
menarik akan lebih mudah tersebar luas.
Contohnya ketika seseorang menyebarkan
informasi bahwa Coffee Toffee memiliki kualitas
kopi lokal yang paling berkualitas, penerima
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

59

informasi akan penasaran dan tertarik untuk
melakukan pembelian.
hasil penelitian menunjukkan bahwa 81%
responden pada penelitian ini adalah mahasiswa
atau pelajar. Konten yang diciptakan oleh Coffee
Toffee memang sangat menarik untuk mahasiswa.
Coffee Toffee sangat mengutamakan kualitas
kopinya dan memiliki tempat yang nyaman.
Tempat seperti ini adalah tempat yang tepat untuk
mahasiswa mengerjakan skripsi atau tugas
maupun rapat organisasi. Hal ini menunjukkan
bahwa Topics sangat berpengaruh untuk menarik
target konsumen yang dituju, sehingga pada
akhirnya melakukan aktivitas pembelian.
Hasil pengaruh Topics yang signifikan
terhadap Proses Keputusan Pembelian pada
penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari
Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang
sama. Kesimpulannya adalah Topics memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Topics
pada penelitian sebelumnya hanya menjadi
indikator bukan variabel.

Pengaruh Tools terhadap Proses Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, Variabel
Tools memiliki B sebesar 0,202. Angka ini jika
dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada
pada urutan kedua. Dapat disimpulkan bahwa
variabel Tools merupakan variabel yang memiliki
tingkat dominasi tinggi pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, t test antara
X3 (Tools) dengan Y (Proses Keputusan
Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,010,
sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat
disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,010 >
1,986 maka pengaruh X3 (Tools) terhadap Proses
Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Tools.
Menurut Sernovitz (2012:21), Word of
Mouth Marketing akan lebih berdampak luas jika
pemasar menyediakan media atau alat yang
membuat pesan lebih mudah tersampaikan secara
luas. Coffee Toffee menyediakan hal tersebut,
yaitu seperti dengan membuat sosial media dan
website. Hal ini membuat konten Word of Mouth
Marketing menjadi lebih mudah tersebar secara
luas. Tools ini akan membuat pemberi informasi
tidak harus bertemu dengan penerima informasi
ketika menyerbarluaskan informasi. Ketika

informasi positif mengenai Coffee Toffee diterima
melalui sosial media dan website, penerima
informasi akan penasaran akan kebenaran
informasi tersebut dengan melakukan pembelian.
Sosial media sangat digemari oleh anak
muda. hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden pada penelitian ini mayoritas adalah
anak muda berusia 18-23 tahun dengan 84%. Hal
ini membuat pesan lebih mudah didapat oleh anak
muda yang memang merupakan target konsumen
Coffee Toffee. Hal ini yang membuat variabel
Tools berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Hasil pengaruh Tools yang signifikan
terhadap Proses Keputusan Pembelian pada
penelitian memiliki kesamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari
Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang
sama. Kesimpulannya adalah Tools memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Tools pada
penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator
bukan variabel.
Pengaruh Taking Part terhadap Proses
Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, Variabel
Taking Part memiliki B sebesar 0,181. Angka ini
jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain
berada pada urutan ketiga. Dapat disimpulkan
bahwa variabel Taking Part merupakan variabel
yang memiliki tingkat dominasi yang cukup tinggi
pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, t test antara
X4 (Taking Part) dengan Y (Proses Keputusan
Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,137,
sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat
disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,137 >
1,986 maka pengaruh X4 (Taking Part) terhadap
Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan.
Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses
Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh Taking Part.
Menurut Sernovitz (2012:22), ketika
sebuah perusahaan sudah bisa menjangkau banyak
orang untuk membicarakan brand dan produknya,
ini adalah waktu yang tepat untuk sebuah
perusahaan bergabung ke dalam pembicaraan dan
berpartisipasi. Coffee Toffee mengaplikasikan hal
tersebut dengan cepat tanggap dalam menjawab
pertanyaan konsumen, memberikan beberapa
kemudahan untuk komunitas dan memberikan
edukasi kepada konsumen mengenai produk.
Ketika Coffee Toffee berpartisipasi, konsumen
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

60

atau pelanggan akan semakin mempercayai
Coffee Toffee karena kepedulian Coffee Toffee
kepada konsumen atau pelanggan. Kepercayaan
akan membuat seseorang melakukan pembelian
dan mempromosikan Coffee Toffee tanpa dibayar.
Dampak yang terpenting pada dari
aktivitas taking part adalah menciptakan loyalitas
pelanggan. hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden terbanyak adalah responden yang sudah
melakukan pembelian produk Coffee Toffee lebih
dari 5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Coffee
Toffee dapat menciptakan loyalitas pelanggan dan
menunjukkan bahwa variabel Taking Part
memang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Hasil pengaruh Taking Part yang
signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian
pada penelitian memiliki kesamaan dengan hasil
penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari
Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang
sama. Kesimpulannya adalah Taking Part
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah
Taking Part pada penelitian sebelumnya hanya
menjadi indikator bukan variabel.
Pengaruh Tracking terhadap Proses Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, Variabel
Tracking memiliki B sebesar 0,173. Angka ini jika
dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada
pada urutan keempat. Dapat disimpulkan bahwa
variabel Tracking merupakan variabel yang paling
kurang dominan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, t test antara
X5 (Tracking) dengan Y (Proses Keputusan
Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,014,
sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat
disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,014 >
1,986 maka pengaruh X5 (Tracking) terhadap
Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan.
Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses
Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh Tracking.
Menurut Sernovitz (2012:23), percakapan
antara konsumen dengan konsumen pada media
online membuat perusahaan mengetahui apa yang
direncanakan sebelumnya berhasil atau tidak.
Dengan melakukan Tracking, perusahaan dapat
mengetahui apakah topik atau aktivitas yang
mereka buat berdampak positif atau negatif,
sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi
jika memang produk yang dikeluarkan kurang
memuaskan. Informasi ini yang dimanfaatkan

oleh Coffee Toffee untuk mengetahui apa yang
disukai oleh konsumen. Contohnya Coffee Toffee
merespon dengan meningkatkan variasi menu, dan
memperindah penyajian produk.
Hasil pengaruh Tracking yang signifikan terhadap
Proses Keputusan Pembelian pada penelitian
memiliki kesamaan dengan hasil penelitian
sebelumnya.
Penelitian
sebelumnya
dari
Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang
sama. Kesimpulannya adalah Tracking memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Tracking
pada penelitian sebelumnya hanya menjadi
indikator bukan variabel.
KЕSIMPULAN DAN SARAN
Kеsimpulan
1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap
variabel bebas terhadap Proses Keputusan
Pembelian dilakukan dengan pengujian F-test.
Dari hasil analisis regresi linier berganda
diperoleh
variabel
bebas
mempunyai
pengaruh yang signifikan secara simultan
terhadap Proses Keputusan Pembelian,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian
terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa
adanya pengaruh secara bersama-sama
(simultan) variabel bebas terhadap variabel
Proses Keputusan Pembelian dapat diterima.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu
(parsial) variabel bebas Talkers (X1), Topics
(X2), Tools (X3), Taking part (X4), Tracking
(X5) terhadap variabel terikat yaitu Proses
Keputusan Pembelian (Y) dilakukan dengan
pengujian t-test. Berdasarkan pada hasil uji
didapatkan bahwa terdapat lima variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Proses Keputusan Pembelian yaitu Talkers
(X1), Topics (X2), Tools (X3), Taking part
(X4), Tracking (X5)
3. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa
variabel Topics mempunyai nilai t hitung dan
koefisien beta yang paling besar, sehingga
variabel Topics mempunyai pengaruh yang
paling kuat dibandingkan dengan variabel
yang lainnya maka variabel Topics
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
Proses Keputusan Pembelian.
Saran
1. Saran Akademis
a) Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini
merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

61

diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain
yang merupakan variabel lain di luar variabel
yang sudah masuk dalam penelitian ini.
b) Penelitian mengenai Word of Mouth
Marketing selanjutnya diharapkan dengan
sampel yang lebih luas dan karakterisitik
yang berbeda. Dilihat dari penelitian ini,
tempat penelitian memiliki target pasar
mahasiswa atau anak muda, kedepannya
peneliti bisa mencoba di tempat yang
memiliki target pasar yang berbeda.
2.

Saran Praktis
Diharapkan
pihak
perusahaan
dapat
mempertahankan
serta
meningkatkan
pelayanan terhadap Topics, karena variabel
Topics mempunyai pengaruh yang dominan
dalam mempengaruhi Proses Keputusan
Pembelian, diantaranya
yaitu dengan
meningkatkan kualitas dan variasi produk
sehingga dapat menjadi Topics yang menarik.
Topics juga bisa diciptakan dengan membuat
promosi yang unik dan tidak biasa sehingga
bisa menjadi pembicaraan orang. Salah satu
hal yang harus dipertahankan dari aktivitas
yang dilakukan Coffee Toffee adalah
kampanye yang Coffee Toffee ciptakan.
Kampanye “Yes, I Drink Indonesian Coffee”
masih menjadi hal yang menarik untuk
dibicarakan, sehingga harus diperkuat lagi
kampanye mengenai kecintaan terhadap kopi
lokal tersebut, sehingga Keputusan Pembelian
akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Danita Dwi. 2011. Pengaruh Word of
Mouth terhadap Keputusan Pembelian
(Studi pada Konsumen Illy Cafe Lai-Lai
Malang). Malang : Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
Skripsi tidak Diterbitkan.
Bolang, Asia Virani dan Farah Oktafani. 2016.
Pengaruh Word of Mouth
terhadap
Proses Keputusan Pembelian pada Cafe
Roti Gempol dan Kopi
Anjis
Cabang Suryasumantri Bandung. Bandung
: Fakultas Komunikasi
dan
Bisnis Universitas Telkom. Skripsi tidak
Diterbitkan.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012.
Principles of Marketing 14th edition.
New Jersey : Prentice Hall.
Kotler, Philip dan K. L. Keller. 2009. Manajemen
Pemasaran. Alih bahasa oleh :
Bob
Sabran. Jilid 1. Edisi 13. Jakarta :
Erlangga.
_________________________. 2012. Marketing
Managament
14th
edition .
New
Jersey: Prentice Hall.
Lupiyoadi, Rambat dan Bramulya Ikhsan Ridho.
2015. Praktikum Metode Riset Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat.
Nugraha, Finan Aditya Ajie. 2015. Pengaruh
Word of Mouth terhadap Keputusan
Pembelian dan Kepuasan Konsumen
(Studi pada Konsumen Kober Mie Setan
jalan Simpang Soekarno-Hatta nomor 1-2
Malang).
Malang:
Fakultas
Ilmu
Administrasi
Universitas
Brawijaya.
Skripsi tidak Diterbitkan.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2013. Perilaku
Konsumen & Strategi Pemasaran. Alih
bahasa oleh : Diah Tantri Dwiandani.
Buku 1. Edisi Kesembilan. Jakarta :
Salemba Empat.
_______________________________.
2014.
Perilaku
Konsumen
&
Strategi
Pemasaran. Alih bahasa oleh : Diah Tantri
Dwiandani. Buku 2. Edisi Kesembilan.
Jakarta : Salemba Empat.
Rahayu, Puji dan Muhammad Edward. 2014.
Pengaruh Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk
Smartfren
Andromax
(Studi
pada
Mahasiswa Kampus Ketintang Universitas
Negeri Surabaya). Surabaya : Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Skripsi tidak Diterbitkan.
Sardin. 2014. Konsep Populasi dan Sampling
Serta Perhitungan Varians. Surabaya:
Tanpa Penerbit.
Sernovitz, Andy. 2012. Word of Mouth
Marketing. Austin: Greenleaf Book Group
Press.
Silverman, George. 2011. The Secrets of Word of
Mouth Marketing 2nd edition . New York:
AMACOM.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

62

Sumarwan, Ujang. 2014. Perilaku Konsumen.
Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia
Wiyono, G. 2011. Merancang Penelitian Bisnis
dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan
SmartPLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.
Websites :

Jakarta, 02 Oktober 2015, Global Nielsen.
http://www.nielsen.com/id/en/pressroom/2015/REKOMENDASI-WORD-OFMOUTH-MASIH-MENJADI-IKLANPALING-DIPERCAYA-OLEHKONSUMEN-ASIA-TENGGARA.html
http://coffeetoffee.co.id/index.php/yidic/u

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

63

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45