Analisis Manajemen Risiko Pada Usaha Peternakan Ayam (Studi Pada Peternakan R. Sianturi di Kec. Hutabayu Raja Kab. Simalungun) Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Jika dilihat dari metode yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian
yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin
dalam Sujarweni (2015:11), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat dapat
digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisme organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
Bogdan dan Taylor dalam Sujarweni (2015:21), menjelaskan penelitian
kualitatif dan satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, atau
tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari
sudut pandang yang utuh, kompherensif, dan holistik.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler di Jalan
Sisingamangaraja Kelurahan Hutabayu Kecamatan Hutabayu RajaKabupaten
Simalungun, penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2017.
31
Universitas Sumatera Utara
32
3.3 Infor man Penelitian
Informasi kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang terjadi informan
kunci dari penelitian ini adalah pemilik serta yang bertanggung jawab dalam
proses operasional di usaha yaitu Bapak R. Sianturi.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kaitan peneliti menggunakan data primer untuk mengamati/observasi
tetang potensi bahaya risiko yang dihadapi dengan terjun langsung kelapangan
serta melakukan wawancara kepada pemilik serta karyawan utuk mengetahui
risiko apa yang sering terjadi atau dihadapi usaha ini dan seberapa parah akan
berdampak pada usaha ini. Disamping itu data primer menyangkut data pemilik,
data tenaga kerja dan data lainya. Data sekunder digunakan peneliti untuk
menganalisa data-data atau dokumen perternakan ayam broiler yang diperoleh
atau yang sudah diarsipkan oleh pemilik. Disini peneliti akan melihat tingkat
keparahan dari risiko yang dihadapi oleh usaha ini sebagai acuan untuk
meminalisir risiko yang dihadapi ataupun yang akan dihadapi, serta menggunakan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Defenisi Konsep
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu manajemen risiko. Manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu
Universitas Sumatera Utara
33
risiko. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di kutip dari (Iban Sofyan 2005),
risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan (mer ugikan, membahayakan)
dari suatu perbuatan atau tindakan.”
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam buku terampil mengolah data
kualitatif dengan NVIVO terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1.
Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
2. Penyajian Data
Data
penelitian
kualitatif,
penyajian
data
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan table, grafik, gambar, dan sebagainya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.
3. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan penelitian. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun
hipotesis atau teori.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskr ipsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejar ah Umum Peter nakan Ayam Broiler
Bisnis adalah suatu kegiatan yang menjual barang atau menawarkan jasa
untuk memperoleh keuntungan. Peternakan ayam broiler merupakan suatu bisnis
yang dijalankan dengan menjual barang (ayam broiler ) yang dijual kepada
masyarakat. Peternakan ayam broiler yang didirikan oleh Bapak R. Sianturi yang
ingin mencari pendapatan tambahan dari pekerjaannya. Untuk memahami dunia
peternakan Bapak R. Sianturi melakukan observasi ke perternakan yang sudah
lebih dulu menggeluti usaha ini. Kurang lebih 2 tahun Bapak R. Sianturi selalu
berkonsultasi
dan
berkomunikai
terhadap
pemilik/pengusaha
peternakan
bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam menjalakan usaha ini.
Setelah memahami seluk beluk dalam usaha peternakan ini, maka Bapak
R. Sianturi mengambil sebuah keputusan yaitu membangun kandang ayam atau
peternakan ayam broiler miliknya sendiri. Pada tanggal 17 Februari tahun 2015
kandang ayam milik Bapak R. Sianturi selesai dibangun dengan kapasitas 7.000
ekor ayam dalam ukuran 10m x 90m dengan lokasi yang sangat strategis dimana
letak dari bangunan ini dikelilingi oleh tanah dari Bapak R. Sianturi sehingga
sangat menguntungkan. Dari hasil panen yang sangat menggiurkan Bapak R.
Sianturi membangun kandang keduanya pada tanggal 20 November tahun 2015
dengan ukuran yang sama dan ditempat yang sama, setelah menabung dari hasil
panen maka Bapak R. Sianturi membangun kandang ketiga pada tahun 2017
ditempat yang sama. Dengan memiliki tiga kandang ayam yang berukuran cukup
34
Universitas Sumatera Utara
35
besar dan kapasitas yang cukup lebar maka dalam jangka kurang lebih 3 tahun
maka peternakan milik Bapak R. Sianturi merupakan kandang ayam broiler
terbesar di Simalungun.
Hal itu membuat Bapak R. Sianturi menjadi pengusaha ternak ayam yang
sukses dan tak dapat dipungkiri bahwa latar belakang dari pemilik usaha ini
merupakan pengusaha dibidang lain. Ketertarikan perputaran uang yang cepat
membuat
pemilik
peternakan
ini,
ingin
memperbesar
peluang
untuk
mengembangkan usaha pada sektor ini. Hingga saat ini pemilik dari peternakan
ini selalu memperhatikan risiko-risiko yang akan dihadapi pada usaha ini.
4.1.2 Visi dan Misi Peter nakan Ayam Broiler
Visi peternakan ayam broiler milik Bapak R. Sianturi di Kecamatan
Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun adalah:
1.
Menghasilakan ayam broiler yang unggul di Kabupaten Simalungun dan
menjadi peternakan andalan di Kabupaten Simalungun.
Misi peternakan ayam broiler milik Bapak R. Sianturi di Kecamatan
Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun adalah:
1.
Mencari bibit unggul, peternakan yang bersih, penyediaan obat-obat yang
terbaik serta pakan dengan kualitas terbaik.
2.
Menyediakan karyawan yang berkompeten dibidangnya.
3.
Menjalin hubungan yang baik antar peternak.
Universitas Sumatera Utara
36
4.1.3 Str uktur Or ganisasi Peter nakan Ayam Broiler
Gsmbar 4.1
Str uktur organisasi Peter nakan Ayam Broiler
Pemilik
Kepala Kandang
Karyawan A
Karyawan B
Karyawan C
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017
Struktur organisasi pada usaha peternakan ayam broiler terdiri dari 3
jabatan yaitu pemilik, kepala kandang dan karyawan yang berjumlah 7 orang.
Bidang - bidang kerja berdasarkan sturktur organisasi yaitu:
1.
Pemilik Usaha
Pemilik usaha peternakan ayam broiler bertugas untuk mengawasi serta
bertangung jawab atas setiap operasional di peternakan ayam broiler .
2.
Kepala Kandang
Kepala kandang bertugas untuk memantau perkembangan ayam serta
berkomunikasi kepada pemilik dalam pengambilan keputusan dalam
menangani suatu penyakit ayam.
3.
Karyawan A
Karyawan A bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang pertama.
Universitas Sumatera Utara
37
4.
Karyawan B
Karyawan B bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang kedua
5.
Karyawan C
Karyawan C bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang ketiga
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan untuk
mengetahui pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menerapkan proses
manejemen risiko. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui konteks dari
manajemen yang benar, dalam hal ini keahlian dari pemilik usaha dan para
karyawan sangat penting untuk menganalisis risiko. Untuk memastikan bahwa
semua risiko telah diidentifikasi dengan perlakuan risiko, baik dengan cara
menghindari risiko, berbagi risiko, mitigasi, serta menerima risiko tersebut.
Sehingga tersusunlah beberapa pertanyaan yang diajukan pada tahap komunikasi
dan konsultasi adalah :
1.
Konteks eksternal
a.
Siapakah yang menjadi pemangku kepentingan yang terdapat pada
peternakan ayam broiler?
b.
Apakah cuaca mempengaruh risiko kematian ayam broiler ?
c.
Apakah ada pengaruh iklim terhadap perkembangan dari ayam broiler ?
d.
Apakah hewan predator mempengaruhi tingkat kehidupan ayam broiler ?
Universitas Sumatera Utara
38
e.
Bagaimana virus mempengaruhi tingkat kehidupan atau kematian ayam
broiler ?
f.
Apakah ada pengaruh kerusakan pendistribusian pakan terhadap
perkembangan ayam broiler ?
g.
Bagaimana pengaruh kelangkaan pakan terhadap perkembangan ayam
broiler ?
h.
Apakah pengaruh suara bising atau keras secara tiba (petasan, knalpot
blong, petir dll) mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ayam
broiler ?
i.
Apakah ada pengaruh pemilihan bibit anak terhadap tingkat kehidupan
dari ayam broiler ?
2.
Konteks internal
A. Operasional
1) Bagaimana kriteria penerimaan karyawan baru pada peternakan
ayam broiler ?
2) Apakah ada pelatihan atau training untuk karyawan baru?
3) Apakah kesalahan pemberian dosis dapat menghambat atau
menyebabkan kematian pada ayam broiler ?
4) Apakah ada pengaruh lapuknya lantai kandang ayam terhadap
keselamatan karyawaan?
5) Bagaimana risiko yang timbulakibat keterlambatan pergantian
sekam?
6) Apa risiko yang ditimbulkan terhadap terlambatnya pembersihan
kotoran ayam tersebut?
Universitas Sumatera Utara
39
7) Apakah dampak yang terjadi akibat keterlambatan memberikan obat
dan pakan?
8) Apa pengaruh ketidak bersihan kandang terhadap periode yang
berikutnya?
B. Teknologi
1) Apakah risiko yang ditimbulkan jika tersumbatnya atau rusaknya
saluran pipa air minum ayam broiler ?
2) Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat rusaknya pemanas?
C. Keuangan
1) Bagaimana sistem keuangan yang dimiliki oleh peternakan R Sianturi?
4.2.2 Menetapkan Konteks
Konteks proses manajemen risiko adalah konteks dimana proses
manajemen risiko diterapkan. Konteks proses manajemen risiko ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan peternakan R. Sianturi. Dengan ditetapkan konteks berarti
manajemen peternakan R. Sianturi memiliki batasan atau parameter internal dan
eksternal yang dijadikan pertimbangan dalam proses selanjutnya, konteks yang
ditetapkan meliputi semua parameter internal dan eksternal pada peternakan ayam
broiler .
Melalui tahap komunikasi dan konsultasi maka peternakan ayam broiler
menetapkan konteks internal dan eksternal seperti yang ada pada tabel dibawah
ini.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.1
Pengar uh Lingkungan Ekster nal
Pengar uh Lingkungan Ekster nal
No.
Faktor Ekster nal
Kelompok Risiko
1.
Lingkungan
Hewan Predator
sekitar
J enis Risiko
Melakukan patroli disekitar
areal kandang
Melakukan komunikasi antar
karyawan
Virus
Melakukan penyemprotan anti
biotik
Melakukan sanitasi kandang
Iklim
Melakukan konseling tentang
kondisi cuaca kepada karyawan
Suara bising
Membuat pamflet peringatan
Menyediakan alat pemutar
musik untuk mengurangi suara
bising
2.
Pedagang besar
Pemilihan
Menetapkan calon pemasok
pakan dan bibit
pemasok
ayam
Transaksi antara
Pemantauan status pemesanan
pemasok dan
Penerimaan dan pemeriksaan
peternakan ayam
pesanan
R. Sianturi
Pembayaran
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.2
Pengar uh Lingkungan Inter nal
Pengar uh Lingkungan Inter nal
No. Faktor Inter nal
1.
Keuangan
Kelompok Risiko
Biaya Pembelian
J enis Risiko
Kesesuaian antara dana yang
didapatkan dalam kegiatan
pembelian pakan dan bibit anak
ayam
2.
Operasioanl
Sumber Daya
Kompetensi karyawan terhadap
Manusia
pengetahuan
Keselamatan kerja karyawan
Proses dan Sistem
Sistem pengendalian dan
kontrol yang digunakan pada
kegiatan operasional dikandang
SOP yang digunakan pada
peternakan ayam
3.
Teknologi
Teknologi
Keandalan perangkat pemanas
yang digunakan
Keandalan sistem penyaluran
pipa air minum ayam
Keandalan kipas angin
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.3
Identifikasi Risiko
Tahap identifikasi risiko merupakan tujuan untuk mengidentifikasi setiap
risiko yang harus dikelola peternakan ayam R. Sinturi melalui proses sistematis
dan terstruktur. Sasaran identifikasi risiko adalah mengembangkan daftar sumber
risiko dan kejadian yang komprehensif serta memiliki dampak terhap pencapaian
sasaran target yang teridentifikasi dari konteks. Dokumen utama yang dihasilkan
dalam proses ini adalah daftar risiko. Metode identifikasi risiko yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
42
adalah Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ). FMEA dilakukan pada tahap
peninjauan risiko para pemangku kepentingan yaitu :
I.
Pengar uh Lingkungan Sekitar Ter hadap Peter nakan Ayam Broiler
1.
Peninjauan Proses Hewan Predator Terhadap Ayam
Hewan
predator
merupakan
salah
satu
ancaman
yang
sangat
membahayakan dalam peternakan ayam. Hewan predator meliputi burung elang
serta ular. Hewan-hewan ini datang secara bergantian dalam memangsa ayam,
terutama pada saat ayamnya masih kecil, pada masa waktu ini hewan predator
leluasa memangsa anak ayam sehingga menimbulkan risiko yang besar yaitu
meningkatnya angka kematian ayam dan tak hanya sampai disitu juga. Pada saat
ayam sudah berukuran besar ayampun dimangsa oleh predator lainnya yaitu
burung elang dan ular.
Berdasarakan peninjauan proses pada hewan predator maka kemungkinan
risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang dimiliki peternakan
ayam adalah:
a.
Risiko kelalaian melakukan patroli disekitar areal kandang
Dampak Risiko : Hewan bebas masuk atau berkeliaran disekitar areal
kandang.
Indikator Deteksi :
1) Membuat pagar pembatas disekitar areal kandang
2) Melakukan peringatan apabila tugas tidak dikerjakan dengan baik
b.
Melakukan komunikasi antar karyawan A, B,
C Indikator Deteksi :
1) Menyediakan alat komunikasi kepada karyawan
Universitas Sumatera Utara
43
2) Melakukan rapat rutin antara karyawan
2.
Peninjauan proses virus terhadap perkembangan ayam
Virus merupakan hal yang harus dihadapi dalam bisnis makluk hidup,
begitu pula dengan peternakan ayam. Virus dapat mengakibatkan kematian yang
sangat tinggi, dikarenakan terjangkitnya virus. Banyak jenis virus mengakibatkan
para pemilik harus berperan aktif dalam penanganannya, disamping itu virus juga
dapat ditularkan oleh bintang (burung) manusia serta angin. Disini pemilik serta
karywan harus mengetahui dan berperan aktif bagaimana cara mengatasi risiko
dalam mengurangi virus yang dapat menghambat atau menyebabkan kematian
pada ayam.
Berdasarkan peninjauan proses virus terhadap perkembangan ayam maka
kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang ada
dipeternakan ayam adalah :
a.
Ketidak sesuaian dosis obat antibiotik yang digunakan
Dampak Risiko : Obat tidak berefek bagus terhadap ayam
Indikator deteksi :
1) Membaca aturan pemakaian pengunaan obat
2) Berkomunikasi terhadap pemilik dan kepala kandang apa bila habisnya
stok obat yang digunakan
b.
Kurangnya
perhatian
dalam
melakukan
sanitasi
kandang Dampak risiko : Kandang tidak bersih
Indikator deteksi :
1) Melakukan pengecekan pada saat sanitasi
Universitas Sumatera Utara
44
2) Memberikan sangsi apa bila karyawan tidak melaksanakan sanitasi sesuai
dengan ketentuan
3.
Peninjauan Proses Terhadap Iklim dalam Perkembangan Ayam
Iklim juga berperan dalam menghambat suksesnya pertumbuhan ayam,
dinegara kita terdapat 2 musim yaitu iklim panas dan hujan pada saat musim
panas tentu suhu yang diakibatkan sangat tinggi dan membuat ayam menjadi
kepanasan sehingga mengakibatkan kematian, disamping itu musim hujan juga
menghambat pertumbuhan atau mengakibatkan kematian ayam.
Dikarenakan suhu akan menjadi dingin dikarenakan curah hujan yang
berdampak pada ketidak tahanan dari ayam tersebut. Untuk itu pemilik selaku
pengambil keputusan harus berkoordinasi kepada karyawan dalam penaganan
risiko yang dihadapi.
Berdasarkan peninjauan proses terhadap iklim dalam perkembangan ayam
maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang
ada dipeternakan ayam adalah :
a.
Pemilik tidak melakukan bimbingan tentang kondisi musim kepada karyawan
Dampak risiko : Pemilik menganggap karyawan mengetahui ketidak
pahaman serta pengaruh musim terhadap ayam
Indikator Deteksi : Melakukan bingbingan bagaiamana pengaruh musim
terhadap pekembangan ayam
4.
Peninjauan dentuman suara terhadap tingkat kestresan ayam
Suara-suara keras juga sangat berpengaruh terhadap ayam, ayam juga
dapat stres akibat suara keras yang muncul secara tiba-tiba baik suara petir, suara
knalpot yang tidak standar ataupun dentuman suara petasan. Suara-suara tersebut
Universitas Sumatera Utara
45
juga mengakibatkan risiko terhadap perkembangan ayam yang akibatanya ayam
menjadi mudah stres dan pada akhirnya mati secara masal untuk itu semua yang
terlibat dituntut agar berperan aktif dalam mengurangi risiko dentuman suara
keras tersebut.
Berdasarkan peninjauan dentuman suara keras terhadap perkembangan
ayam maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi
yang ada dipeternakan ayam adalah :
Dampak Risiko : Tidak adanya pamplet peringatan
Indikator Deteksi :
a.
Seharusnya pemilik melakukan pendekatan berupa komunikasi
disekitar daerah kampung areal peternakan agar tidak bermain petasan
atau lewat disekitar kandang ayam menggunakan knalpot motor yang
tidak standar
b.
Mengganti peralatan pemutar musik agar mengurangi efek dentuman
suara keras
II.
Menetapkan Pr oses Hubungan Peter nakan Ayam Dengan Pemasok
(Pedagang Besar pakan dan anak ayam)
1.
Perencanaan
Kegiatan ini yang dilakukan peternakan ayam meliputi perencanaan
pembelian pakan ayam serta anak ayam yang dibutuhkan selama satu periode.
Kegiatan ini di susun oleh kepala kandang berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan.
a.
Perencanaan jumlah pakan yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
46
Kepala kandang sebagai menentukan jumlah pakan yang akan dibeli untuk
persediaan selama masa produksi sama halnya dengan pembelian anak ayam.
Kepala kandang juga harus membuat kesepakatan berapa banyak jumlah anak
ayam yg dibeli pada masa sekali produksi serta obat-obat yang digunakan
pada saat perkembang biakan ayam boiler tersebut. Adapun kegitan
perencanaan dalam pengadaan anak ayam, pakan serta obat-obatan adalah :
1) Memilih bibit anak ayam yang unggul
2) Memilih jenis pakan sesuai dengan perkembangan ayam broiler
3) Memilih obat yang akan dibeli dan menentukan jumlahnya dala satu
periode
4) Penentuan jumlah pakan yang dibeli sesuai dengan perkemangan ayam
2.
Pemilihan pemasok
Peternakan ayam broiler berusaha mencari pemasok yang dapat
memberikan produk dengan kualitas terbaik, dengan pelayanan dan harga yang
sesuai. Pada peternakan ayam broiler milik R Sianturi ini memilih pemasok yang
dapat memberikan haraga yang rendah dibanding pemosok yang lain tetapi
dengan kualitas yang sama. Hal ini disebababkan banyak produsen penghasil
pakan dan sejenisnya. Pemilihan pemasok pada peternkan ayam broiler dilakukan
dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a.
Produk pakan serta obat-obatan sesuai dengan permintaan dari peternakan
ayam broiler
b.
Masa kadalwarsa obat serta pakan tercantum dengan jelas dikemasan
c.
Adanya label informsi tentang pemakaian atau tata cara pemberian pakan
serta obat
Universitas Sumatera Utara
47
d.
Pengirimanan pakan serta obat-obatan tepat waktu
e.
Pemasok memberikan garansi apa bila ada kerusakan atau kelalaian
3.
Pembelian
Dalam melakukan pemesan jumlah pakan, obat-obatan serta pembelian
anak ayam tentu dana yang harus disiapkan berbanding lurus dengan pemesanan
yang dilakukan. Dalam hal ini pemesan dilakukan seminggu sekali sesuai dengan
kondisi perkembangan ayam broiler tersebut. Kegiatan pembelian yang dilakukan
pada peternakan R Sianturi meliputi :
a.
Menetapkan Waktu Pembelian
Pemilik yang berkoordinasi dengan kepala kandang menetapkan waktu
pembelian sesuai dengan kekurangan atau persediaan yang tersedia pada saat
itu. Maka pembelian dilakukan sebelum persediaan habis, sehingga akan
menimbulkan kematian ayam broiler akibat kelaparan. Oleh karena itu
pembelian disesuaikan agar tidak terputusnya pemberian pakan serta obatobatan.
b.
Mempertimbangakan Lokasi Pemasok (Pedang Besar Pakan dan Obat)
Keberadaaan lokasi pemasok juga sangat mempengaruhi kegiatan pembelian.
Jika lokasinya terlalu jauh maka pembelian harus dilakuakan sebelum
persediaan habis dan begitu pula sebaliknya apa bila lokasi pemasok dekat
dengan peternakan ayam broiler .
c.
Menetapkan Frekuensi dan Volume Pembelian
Pada peternakan ayam broiler selalu memperkirakan dengan baik berapa
jumlah pakan yang dibeli dan oabat yang diguanakan. Hal ini disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
48
dengan volume pembelian pakan dan obat, baik frekuensi pengunaan pakan
yang banyak disesuaiakan dengan kondisi yang ayam broiler tersebut.
d.
Pembayaran
Sistem pembayaran yang dilakukan peternakan sesuai dengan kesepakatan
antara pemasok dengan pemilik peternakan ini.
4.
Penerimaan Pesanan
Pesanan pakan atau obat yang diterima peternakan ayam broiler , karena
pesanan diantar langsung oleh pemasok secara langsung ketempat. Mengingat
jumlah pesanan pakan yang banyak maka pihak peternakan melakukan
pengecekan pada pesanan yang diantar dengan cara :
a.
Pesanan pakan diterima langsung oleh kepala kandang
b.
Memeriksa daftar pesanan apakah sesuai dengan yang diinginkan
c.
Pemeriksaan kondisi pakan yang diantarkan, apakah memiliki kerusakan atau
tidak
d.
Setelah kepala kandang melakukan pemeriksaan maka kepala kandang
membuat catatan dan mendatangani pakan yang diterima
Berdasarkan
peninjauan
pada
proses
pemilihan
pemasok
maka
kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampaknya dan indikator deteksi yang
dimiliki peternakan ayam broiler adalah :
1) Risiko pemilihan pemasok yang subjektif
Dampak : kualitas pakan, obat-obatan serta anak ayam tidak sesuai dengan
kesepatan.
Indikator Deteksi :
a)
Menentukan kriteria tertentu dalam pemilihan pemasok
Universitas Sumatera Utara
49
b) Pemilik berkomunikasi dengan peternak lainnya delam hal memberikan
masukan dalam memilih pemasok
c)
Pemasok harus memiliki dokumen-dokumen yang sudah lulus uji dan
pengedaraan produknya tersebut
2) Risiko pemasok memberikan barang yang bermutu
rendah Dampak : perkembangan ayam broiler semakin
lambat. Indikator Deteksi :
a)
Pemasok tidak menyertakan label informasi tantang kandungan atau
komposisi dari pakan atau obat tersebut
b) Pemilik peternakan harus mengetahui riwayat dari pemasok apakah
berkompeten atau tidak
3) Risiko pemasok tidak tepat waktu dalam pengiriman pakan atau
obat Dampak : habisnya persediaan pakan dan obat.
Indikator Deteksi :
a)
Menulis surat perjanjian berupa kontrak kerja
b) Mempunyai alternatif pemasok yang lain
4) Risiko pemasok menawarkan harga obat dan pakan tidak sesuai dengan
kesepakatan ketika pembayaran dilakukan dibelakang.
Dampak : biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan dana yang
disiapkan Indikator Deteksi :
a) Peternakan harus memiliki cadangan biya yang takterduga
5) Risiko pemasok tidak memnyertakan label informasi
Dampak : penyalah gunaan dosis obat dan pemberian pakan yang tidak
terukur.
Universitas Sumatera Utara
50
Indikator Deteksi :
a)
Memberikan komposisi dan tata cara pemberian obat dan pakan
b) Mempunyai pemasok alternatif
III.
Peninjauan Pr oses Keuangan
Seluruh biaya operasional peternakan ayam ditanggung sendiri oleh R
Sianturi mencakup baiaya perlengkapan dan peralatan dari peternakan tersebut.
Maka dalam hal ini pemilik selalu berkomunikasi dengan kepala kandang
mencakup biaya-biaya yang diperlukan pada masa pemeliharaan ayam sampai
layak jual. Banyaknya pengeluaran dalam masa operasional mengakibatkan
pembayaran pesanan dalam jumlah besar dilakukan dibelakang hari kemudian .
Berdasarkan peninjauan proses keuangan peternakan ayam broiler maka
kemungkinan risiko adalah :
1.
Risiko peternakan ayam broiler tidak selalu memiliki dana untuk membiayai
pembelian tunai kepada pemasok
Dampak : peternakan memiliki utang terhadap pemasok
Indikator Deteksi : Pemilik peternakan harus memiliki kas tambahan untuk
pembelian biaya operasional
IV.
1.
Peninjauan Pr oses pada Kegiatan Oper asional
Sumber Daya Manusia
Pada peternakan ayam memiliki 7 orang karyawan dengan pembagian
kerja:
a.
Kepala Kandang : bertugas dalam berkoordinasi terhadap pemilik dalam
pembelian perlengkapan dan peralatan selama masa pemeliharaan serta
bertanggung jawab dalam hal kelangsungan hidup keseluruhan ayam broiler
Universitas Sumatera Utara
51
(penanganan apa bila ada kendala) serta berkomunikasi kepada pemilik dalam
mengambil keputusan.
b.
Karyawan A : bertugas menjaga kandang yang pertama serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut.
c.
Karyawan B : bertugas menjaga kandang yang kedua serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut.
d.
Karyawan C : bertugas menjaga kandang yang ketiga serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut
Berdasarkan peninjauan pada proses oerasioanal sumber daya manusia
maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampaknya dan indikator deteksi
yang dimiliki peternakan ayam broiler adalah :
1) Risiko kelalaian kepala kandang dalam berkoordinasi kepada pemilik dalam
melakukan pembelian perlengkapan atau peralatan
Dampak : terhambatnya proses perkembang biakan atau menyebabkan
kematian dari ayam broiler tersebut.
Indikator Deteksi : kepala kandang harus minimal sekali sehari berkonikasi
dan berkonsultasi terhadap pemilik mengenai perkembangan dipeternakan
2) Risiko kelalaian kepala kandang dalam pencatatan pemakaian pakan, obatobatan, gas LPG dll
Dampaknya : kerugian materi berakibat banyaknya pengeluaran pada baiaya
yang tak terduga.
Indikator : kepala kandang membuat laporan mingguan
3)
Risiko terjatuhnya karyawan dikarenakan lapuknya lantai kandang
Dampaknya : terhambatnya proses operasi yang ada dipeternakan
Universitas Sumatera Utara
52
Indikatornya : pemeriksaan yang dilakukan sekali tiga bulan
4) Risiko tidak jujurnya karyawan dalam bekerja dalam segala
bidang Dampak : peternakan mengalami kerugian
Indikator : pemilik dan kepala kandang harus memonitoring serta
mengevaluasi setiap pekerjaan karyawan
2.
Sistem dan SOP yang digunakan
Pada peternakan milik R Sianturi ini tidak memiliki kelengkapan atau
aturan SOP secara terperinci, sehingga sistem yang dijalankan berdasarkan aturan
dari kepala kandang dalam menjalankan kegiatan operasional dipeternakan ini.
Tidak ada peraturan yang sepesifik bagaimana tata kelola yang baik ketika berada
diareal peternakan, sehingga pemilik memberikan wewenang penuh kepada
kepala kandang dalam menjalankan aturan yang ada pada peternakan ayam
broiler tersebut.
a.
Risiko SOP yang tidak jelas pada karyawan
Dampak : keselamatan kerja karyawan tidak terjamin
Indikator : menetapkan SOP secara tertulis pada kinerja karyawan
b.
Risiko SOP tidak jelas pada orang yang datang kekandang
Dampak : tersebarnya virus yang dibawa manusi ketika berkunjung
kekandang ayam.
Indikator : membuat SOP bagaiamana tata cara berkunjung ke kandang ayam
c.
Risiko SOP obat yang dan pakan yang tidak jelas
Dampak : terhambatanya perkembangan ayam broiler
Indikator : membuat SOP tertulis bagaimana penggunaan obat dan pemberian
pakan dengan baik dan benar
Universitas Sumatera Utara
53
d.
Risiko kurangnya pemeliharaan aset dipeternakan
Dampak : kerusakan pada aset peternakan Indikator
: menyediakan dana pemeliharaan
V.
Peninjauan Pr oses pada Teknologi
Dalam pemeliharaan dan perkembangbiakan ayam broiler alat-alat atau
teknologi yang digunakan akan sangat berbeda pada peternakan ayam pada
umumnya. Pada peternakan ayam broiler ini menggunakan teknologi pemanas
serta penyaluran pipa air minum yang terhubung kesetiap temapat air minum yang
disediakan untuk ayam broiler, penggunaan alat pemutar musik untuk
menghindarkan ayam dari dentuman suara keras yang berdampak pada stresnya
ayam serta penggunaan kipas sebagai pendingin didalam kandang ayam broiler
tersebut. Kurangnya pengetahuan karyawan dalam mengoperasikan pemanas
sering menjadi kendala sehingga sering dititik beratkan kepada kepala kandang.
Berdasarkan peninjauan pada teknologi peternakan ayam maka kemungkinan
risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang dimiliki unit farmasi
adalah:
1.
Risiko kurangnya pengetahuan dalam penggunaan pemanas
ayam Dampak : peternakan mengalami kerugian
Indikator : melakukan bimbingan dan arahan kepada karyawan
2.
Risiko tidak dihargainya beberapa perlengkapan teknologi yang
ada Dampaknya : kerusakan pada beberapa perlengkapan
Indikator : memonitoring setiap perkerjaan karyawan
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.4
Pengukur an Risiko
Setelah diketahui seluruh daftar kesalahan yang mungkin terjadi pada
peternakan ayam ini maka selanjutnya disusun dampak dari masing-masing
kesalahan tersebut. Sebelum dampak ditentukan maka ditentukan terlebih dahulu
kriteria dampak, kemungkinan dan deteksinya. Skala dalam penialaian untuk
ketiga kriteria ini sama, terbagi atas 5 skala, mulai dari 1 terendah hingga 5
tertinggi. Penilaian peringkat dari kesalahan ketiga variabel ini dilakukan
berdasarkan kesepakatan pemangku itu sendiri yaitu pemilik peternakan ayam dan
kepala kandang tersebut.
Risiko diukur dengan metode subjective probablility, yaitu angka
kemungkinan yang diberikan oleh seseorang yang ahli dalam kasus ini. Pengertian
ahli disni dapat juga diartikan juga sipemangku risiko. Cara memperolehnya dapat
dilakukan melalui teknik expert interview dan hasilnya disebut expert judgement.
4.2.4.1 Penilaian Tingkat Dampak Kesalahan
Penilaian terhadap tingkat dampak adalah perkiraan besarnya dampak
negatif yang diakibatkan apabila kesalahan terjadi. Maka peringkat penilaian
untuk dampak atas setiap risiko yng terjadi ditetapkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.3
Per ingkat Dampak
No Sebutan
Ur aian
1.
Dampak kecil terhadap sasaran
Sangat Kecil
Per ingkat
1
yang dapat diabaikan
2.
Kecil
Kerusakan
Kecil yang
mudah
2
pencapaian
3
diperbaiki kembali
3.
Sedang
Mempengaruhi
beberapa sasaran
4.
Besar
Sasaran penting tidak dicapai
4
5.
Sangat Besar
Semua sasaran tidak tercapai
5
Sumber : Susilo (2014:139)
Tabel 4.4
Dampak Kesalahan
No Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Dampak
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli
4
disekitar areal kandang
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
Tidak melakukan komunikasi
3
antar karyawan
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
5
Risiko memiliki dampak
yang sangat besar
sehingga mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
56
semua sasaran tidak
tercapai
2.
Kurangnya perhatian dalam
4
melakukan sanitasi kandang
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak melakukan
2
Risiko memiliki dampak
bimbingan tentang kondisi
yang kecil terhadap
musim kepada karyawan
sasaran dan dapat
diabaikan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak adanya pamplet
5
Risiko memiliki dampak
peringatan pemberitahuan
yang sangat besar
mengenai suara keras serta
sehingga mengakibatkan
komunikasi terhadap warga
semua sasaran tidak
sekitar
tercapai
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan pemasok yang
4
subjektif
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
Pemasok memberikan pakan
4
yang bermutu rendah
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
3.
Pemasok tidak tepat waktu
4
Risiko memiliki dampak
dalam pengiriman pakan atau
yang besar sehingga
obat
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Pemasok menawarkan harga
obat dan pakan tidak sesuai
3
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
Universitas Sumatera Utara
57
5.
dengan kesepakatan ketika
mempengaruhi
melakukan transaksi
pencapaian beberapa
pembayaran di belakang
sasaran
Tidak menyertakan label
4
informasi
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
Keuangan
1.
Peternakan ayam tidak selalu
3
Risiko memiliki dampak
memiliki dana untuk membiayai
yang sedang sehingga
pembelian tunai kepada
mempengaruhi
pemasok
pencapaian beberapa
sasaran
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian kepala kandang
4
Risiko memiliki dampak
dalam berkoordinasi kepada
yang besar sehingga
pemilik dalam melakukan
mengakibatkan sasaran
pembelian perlengkapan atau
tidak tercapai
peralatan
2.
Kelalaian kepala kandang
4
Risiko memiliki dampak
dalam pencatatan pemakaian
yang besar sehingga
pakan, obat, serta gas lpg
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
3.
Terjatuhnya karyawan
4
Risiko memiliki dampak
dikarenakan lapuknya lantai
yang besar sehingga
kandang ayam
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Ketidak jujuran karyawan
dalam bekerja
3
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Universitas Sumatera Utara
58
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
4
karyawan
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
SOP yang tidak jelas pada
3
orang yang datang kekandang
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
3.
SOP obat dan pakan yang tidak
4
jelas
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Kurangnya pemeliharaan aset
3
dipeternakan
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Teknologi
1.
Kurangnya pengetahuan dalam
3
penggunaan pemanas
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
2.
Tidak dihargaianya beberapa
3
Risiko memiliki dampak
perlengkapan teknologi yang
yang sedang sehingga
ada
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
59
4.2.4.2 Penilaian Kemungkinan Ter jadinya Kesalahan
Berdasarkan kesepakatan dengan pemangku kepentingan risiko, maka
peringkat penilaian untuk setiap kemungkinan ditentukan berdasarkan frekuensi
kemungkinan terjadinya dalam 1 tahun dengan ketetapan sebagai berikut :
Tabel 4.5
Fr ekuensi Kemungkinan
No Ur aian
Fr ekuensi per tahun
Per ingkat
1.
Hampir tidak mungkin terjadi
1-5 kejadian
1
2.
Kemungkinan kecil terjadi
6-10 kejadian
2
3.
Dampak terjadi, dapat juga tidak.
11-20 kejadian
3
4
Kemungkinan fifty-fifty
4.
Besar kemungkinan terjadinya
21-50 kejadian
5.
Hampir pasti terjadi
Lebih dari
50
kali
5
terjadi
Sumber : Susilo (2014:140)
Tabel 4.6
Kemungkinan Risiko
No
Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Kemungkinan
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli
4
disekitar areal kandang
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
dalam
1 tahun,
besar
kejadian
dan
kemungkinan
terjadinya
2.
Tidak melakukan komunikasi
antar karyawan
4
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
dalam
1 tahun,
besar
kejadian
dan
kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
60
terjadinya
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
2.
Kurangnya perhatian
dalam
1
melakukan sanitasi kandang
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik
tidak
melakukan
bimbingan tentang
1
kondisi
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
musim kepada karyawan
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
2
pemberitahuan
mengenai suara
6-10 kali kejadian dalm
keras serta
komunikasi terhadap
Risiko ini terjadisekitar
1
warga
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
sekitar
kecil
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan
pemasok
yang
2
subjektif
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
2.
Pemasok memberikan pakan
yang bermutu rendah
1
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Universitas Sumatera Utara
61
3.
Pemasok tidak tepat
waktu
2
Risiko ini terjadisekitar
dalam pengiriman pakan atau
6-10 kali kejadian dalm
obat
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
4.
Pemasok
menawarkan harga
1
Risiko ini terjadi sekitar
obat dan pakan tidak sesuai
1-5 kejadian dalam 1
dengan
tahun, dan hampir tidak
kesepakatan
melakukan
ketika
transaksi
mungkin terjadi
pembayaran di belakang
5.
Tidak
menyertakan
label
1
informasi
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Keuangan
1.
Peternakan ayam tidak selalu
memiliki
dana
membiayai
pembelian tunai
4
untuk
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kepada pemasok
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
kepala
kandang
dalam berkoordinasi
pemilik
2.
dalam
2
kepada
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
melakukan
1
tahun,
dan
pembelian perlengkapan atau
kemungkinan terjadinya
peralatan
kecil
Kelalaian
kepala
kandang
2
Risiko ini terjadisekitar
dalam pencatatan pemakaian
6-10 kali kejadian dalm
pakan, obat, serta gas lpg
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
3.
Terjatuhnya
karyawan
1
Risiko ini terjadi sekitar
Universitas Sumatera Utara
62
dikarenakan
lapuknya lantai
1-5 kejadian dalam 1
kandang ayam
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
4.
Ketidak
jujuran
karyawan
2
dalam bekerja
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
4
karyawan
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
2.
SOP yang tidak jelas pada
orang
yang
4
datang
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kekandang
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
3.
SOP obat dan pakan yang
4
tidak jelas
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
4.
Kurangnya pemeliharaan aset
2
dipeternakan
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam penggunaan pemanas
1
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
Universitas Sumatera Utara
63
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
2.
Tidak dihargaianya beberapa
2
Risiko
ini terjadisekitar
perlengkapan teknologi yang
6-10 kali kejadian dalm
ada
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.4.3 Penilaian Kemungkinan Deteksi
Penialaian kemungkinan deteksi adalah penilaian yang diberikan
menunjukkan seberapa jauh pemangku risiko dapat mendeteksi kemungkinan
terjadinya kesalahan. Hal ini diukur dengan seberapa jauh penegendalian atau
indikator terhadap hal tersebut tersedia.
Tabel 4.7
Per ingkat Kemungkinan Deteksi
No Sebutan
1.
Tidak
Kemungkinan Deteksi
ada
indikator
untuk Sangat Kecil
Per ingkat
1
mendeteksi risiko
2.
Hanya ada 1 indikator untuk
Kecil
2
mendeteksi risiko
3.
Ada
setengah
indikator
dari Sedang
3
indikator penuh untuk mendeteksi
risiko
4.
Indikator hampir lengkap
untuk Besar
4
untuk Sangat Besar
5
mendeteksi risiko
5.
Indikator
lengkap
mendeteksi risiko
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.8
Nilai Kemungkinan Deteksi
No
Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Indikator
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian
patroli
melakukan
disekitar
4
areal
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
kandang
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
2.
Tidak
melakukan
3
komunikasi antar karyawan
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
Hanya ada
1 indikator
untuk mendeteksi risiko
2.
Kurangnya perhatian dalam
melakukan
5
sanitasi
kandang
Indikator lengkap
untuk
mendeteksi
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak
melakukan
1
bimbingan tentang kondisi
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
pemberitahuan
2
Hanya ada
1 indikator
untuk mendeteksi
mengenai suara keras serta
komunikasi terhadap warga
sekitar
Universitas Sumatera Utara
65
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan pemasok
yang
4
subjektif
Indikator hampir lengkap
untuk
mendeteksi risiko
sehingga
deteksinya
kemampuan
adalah besar
sebelum risiko terjadi
2.
Pemasok
memberikan
3
pakan yang bermutu rendah
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
3.
Pemasok tidak tepat waktu
dalam
5
pengiriman pakan
Indikator
lengkap untuk
mendeteksi
atau obat
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
4.
Pemasok
menawarkan
1
harga obat dan pakan tidak
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
sesuai dengan kesepakatan
ketika melakukan transaksi
pembayaran di belakang
5.
Tidak
menyertakan
label
4
informasi
Indikator hampir lengkap
untuk
mendeteksi risiko
sehingga
deteksinya
kemampuan
adalah besar
sebelum risiko terjadi
Keuangan
1.
Peternakan
ayam
tidak
2
selalu memiliki dana untuk
Hanya ada 1
indikator
untuk mendeteksi
membiayai pembelian tunai
kepada pemasok
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
dalam
kepala kandang
berkoordinasi
5
Indikator
mendeteksi
lengkap untuk
risiko
Universitas Sumatera Utara
66
kepada
pemilik
melakukan
dalam
sehingga
pembelian
perlengkapan
deteksi
atau
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
peralatan
2.
Kelalaian kepala
dalam
kandang
3
pencatatan
pemakaian
Ada setengah
dari
pakan, obat,
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
serta gas lpg
3.
Terjatuhnya
karyawan
dikarenakan
lapuknya
4
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
lantai kandang ayam
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
4.
Ketidak jujuran
karyawan
1
dalam bekerja
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
1
karyawan
2.
mendeteksi risiko
SOP yang tidak jelas pada
orang
Tidak ada indikator untuk
yang
1
datang
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
kekandang
3.
SOP obat dan pakan yang
1
tidak jelas
4.
Kurangnya
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
pemeliharaan
3
aset dipeternakan
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam
penggunaan
pemanas
4
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
Universitas Sumatera Utara
67
2.
Tidak
dihargaianya
beberapa
perlengkapan
5
teknologi yang ada
Indikator lengkap
untuk
mendeteksi
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.5 Teknik Analisis Risiko
Analisis risiko adalah uapaya untuk memahami risiko lebih dalam. Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan proses
pengambilan keputusan mengenai perlakukan terhadap risiko tersebut, termasuk
bagaiamana cara dan strategi yang tepat dalam memperlakukan risiko.
Teknik analisis yang digunakan adalah metode pemeringkatan risiko
dengan menentukan nilai risiko melalui nilai proses risiko (RPN) yang merupakan
hasil perkalian dari dampak, nilai risiko dan nilai deteksi. Total nilai RPN ini
dihitung tiap-tiap kesalahan yang mungkin terjadi. Bila proses tersebut terdiri dari
kelompok maka jumlah RPN pada kelompok tersebut dapat menunjukkan betapa
gawatnya kelompok proses tersebut. RPN = (nilai dampak) x (nilai kemungkinan)
x (nilai deteksi).
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.9
Pengolahan Nilai RPN
No RPN
Nilai
Nilai
Nilai
Deteksi Kemungkinan
RPN
Dampak
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian
patroli disekitar
4
4
4
64
3
4
3
36
areal kandang
2.
Tidak
melakukan
komunikasi antar karyawan
Peninjauan vir us ter hadap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
2
5
20
2.
Kurangnya perhatian dalam
5
1
4
20
1
2
2
melakukan
sanitasi
kandang
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik
tidak melakukan
bimbingan tenteng
1
kondisi
musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
2
2
5
20
4
2
4
32
3
1
4
12
5
2
4
40
pemberitahuan
mengenai suara keras serta
komunikasi terhadap warga
sekitar
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan
pemasok yang
subjektif
2.
Pemasok
memberikanpakan
yang
bermutu rendah
3.
Pemasok tidak tepat waktu
dalam pengiriman
pakan
Universitas Sumatera Utara
69
dan obat
4.
Pemasok
menawarkan
1
1
3
3
label
4
1
4
16
tidak
2
4
3
24
5
2
4
40
3
2
4
24
4
1
4
16
1
2
3
6
1
4
4
16
1
4
3
12
harga obat dan pakan tidak
sesuai dengan kesepakatan
ketika
transaksi pemyaran
dibelakang
5.
Tidak menyertakan
informasi
Keuangan
1.
Peternakan
ayam
selalu memiliki dana untuk
membiayai pembelian tunai
kepada pemasok
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
kepala kandang
dalam
kepada
berkoordinasi
pemilik
melakukan
dalam
pembelian
perlengkapan
atau
peralatan
2.
Kelalaian
kepala kandang
dalam
pencatatan
pemakaian
pakan,
obat
serta gas lpg
3.
Terjatuhnya
karyawan
dikarenakan
lapuknya
lantai kandang ayam
4.
Ketidak
jujuran karyawan
dalam bekerja
5.
SOP yang tidak jelas pada
karyawan
6.
SOP yang tidak jelas pada
Universitas Sumatera Utara
70
orang
yang
datang
kekandang
7.
SOP obat dan pakan yang
1
4
4
16
3
2
3
18
4
1
3
12
5
2
3
30
tidak jelas
8.
Kurangnya
pemeliharaan
aset dipeternakan
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam pengunaan pemanas
2.
Tidak dihargainya beberapa
perlengkapan
teknologi
yang ada
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.6 Evaluasi Risiko
Proses evaluasi risiko adalah proses yang menentukan risiko-risiko mana
yang perlu perlakuan dan bagaimana prioritas perlakukan dari risiko-risiko
tersebut. Evaluasi risiko akan dilakukan merupakan hasil keputusan pemilik
peternakan. Hasil evaluasi terlihat dari proses selanjutnya, adapun pertanyaan
yang diajukan kepada pemilik kandang pada proses evaluasi risiko adalah :
1.
Apakah 22 risiko yang teridentifikasi membutuhkan penangan?
2.
Apakah suatu tindakan penganan setiap risiko perlu dilakukan?
3.
Bagiamana prioritas perlakuan risiko disusun?
4.2.7 Per lakuan r isiko
Secara umum perlakukan terhadap risiko dapat berupa salah satu dari
empat perlakuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
71
1.
Menghindari risiko : perlakuan risiko yang digunakan dengan meniadakan
seluruh kegiatan yang diperkirakan mempunyai risiko yang tidak dapat
diterima oleh pihak peternakan.
2.
Berbagi risiko : perlakuan yang digunakan dengan memindahkan sebagian
risiko ke individu atau etnis/organisasi. Akan tetapi tidak memberikan ke
jaminan terlepasnya dari risiko yang dihadapi.
3.
Mitigasi risiko : perlakuan risiko yang bertujuan untuk mengurangi timbulnya
risiko, mengurangi dampak risiko atau mengurangi kedua-duanya.
4.
Menerima risiko : perlakuan risiko yang diguankan dengan menerima semua
risiko karena memang lebih ekonomis .
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik peternakan maka perlakuan
yang dilakukan untuk setiap risiko adalah :
Tabel 4.10
Per lakukan Risiko
No Risiko
Per lakuan Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli disekitar areal
Mitigasi Risiko
kandang
2.
Tidak melakukan komunikasi antar karyawan
Mitigasi Risiko
Peninjauan vir us ter hadap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
Mitigasi Risiko
2.
Kurangnya perhatian dalam melakukan sanitasi
Mitigasi Risiko
kandang
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak melakukan bimbingan tentang
Menerima Risiko
kondisi musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tida
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Jika dilihat dari metode yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian
yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin
dalam Sujarweni (2015:11), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat dapat
digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisme organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
Bogdan dan Taylor dalam Sujarweni (2015:21), menjelaskan penelitian
kualitatif dan satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, atau
tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari
sudut pandang yang utuh, kompherensif, dan holistik.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler di Jalan
Sisingamangaraja Kelurahan Hutabayu Kecamatan Hutabayu RajaKabupaten
Simalungun, penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2017.
31
Universitas Sumatera Utara
32
3.3 Infor man Penelitian
Informasi kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang terjadi informan
kunci dari penelitian ini adalah pemilik serta yang bertanggung jawab dalam
proses operasional di usaha yaitu Bapak R. Sianturi.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kaitan peneliti menggunakan data primer untuk mengamati/observasi
tetang potensi bahaya risiko yang dihadapi dengan terjun langsung kelapangan
serta melakukan wawancara kepada pemilik serta karyawan utuk mengetahui
risiko apa yang sering terjadi atau dihadapi usaha ini dan seberapa parah akan
berdampak pada usaha ini. Disamping itu data primer menyangkut data pemilik,
data tenaga kerja dan data lainya. Data sekunder digunakan peneliti untuk
menganalisa data-data atau dokumen perternakan ayam broiler yang diperoleh
atau yang sudah diarsipkan oleh pemilik. Disini peneliti akan melihat tingkat
keparahan dari risiko yang dihadapi oleh usaha ini sebagai acuan untuk
meminalisir risiko yang dihadapi ataupun yang akan dihadapi, serta menggunakan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Defenisi Konsep
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu manajemen risiko. Manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu
Universitas Sumatera Utara
33
risiko. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di kutip dari (Iban Sofyan 2005),
risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan (mer ugikan, membahayakan)
dari suatu perbuatan atau tindakan.”
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam buku terampil mengolah data
kualitatif dengan NVIVO terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1.
Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
2. Penyajian Data
Data
penelitian
kualitatif,
penyajian
data
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan table, grafik, gambar, dan sebagainya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.
3. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan penelitian. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun
hipotesis atau teori.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskr ipsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejar ah Umum Peter nakan Ayam Broiler
Bisnis adalah suatu kegiatan yang menjual barang atau menawarkan jasa
untuk memperoleh keuntungan. Peternakan ayam broiler merupakan suatu bisnis
yang dijalankan dengan menjual barang (ayam broiler ) yang dijual kepada
masyarakat. Peternakan ayam broiler yang didirikan oleh Bapak R. Sianturi yang
ingin mencari pendapatan tambahan dari pekerjaannya. Untuk memahami dunia
peternakan Bapak R. Sianturi melakukan observasi ke perternakan yang sudah
lebih dulu menggeluti usaha ini. Kurang lebih 2 tahun Bapak R. Sianturi selalu
berkonsultasi
dan
berkomunikai
terhadap
pemilik/pengusaha
peternakan
bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam menjalakan usaha ini.
Setelah memahami seluk beluk dalam usaha peternakan ini, maka Bapak
R. Sianturi mengambil sebuah keputusan yaitu membangun kandang ayam atau
peternakan ayam broiler miliknya sendiri. Pada tanggal 17 Februari tahun 2015
kandang ayam milik Bapak R. Sianturi selesai dibangun dengan kapasitas 7.000
ekor ayam dalam ukuran 10m x 90m dengan lokasi yang sangat strategis dimana
letak dari bangunan ini dikelilingi oleh tanah dari Bapak R. Sianturi sehingga
sangat menguntungkan. Dari hasil panen yang sangat menggiurkan Bapak R.
Sianturi membangun kandang keduanya pada tanggal 20 November tahun 2015
dengan ukuran yang sama dan ditempat yang sama, setelah menabung dari hasil
panen maka Bapak R. Sianturi membangun kandang ketiga pada tahun 2017
ditempat yang sama. Dengan memiliki tiga kandang ayam yang berukuran cukup
34
Universitas Sumatera Utara
35
besar dan kapasitas yang cukup lebar maka dalam jangka kurang lebih 3 tahun
maka peternakan milik Bapak R. Sianturi merupakan kandang ayam broiler
terbesar di Simalungun.
Hal itu membuat Bapak R. Sianturi menjadi pengusaha ternak ayam yang
sukses dan tak dapat dipungkiri bahwa latar belakang dari pemilik usaha ini
merupakan pengusaha dibidang lain. Ketertarikan perputaran uang yang cepat
membuat
pemilik
peternakan
ini,
ingin
memperbesar
peluang
untuk
mengembangkan usaha pada sektor ini. Hingga saat ini pemilik dari peternakan
ini selalu memperhatikan risiko-risiko yang akan dihadapi pada usaha ini.
4.1.2 Visi dan Misi Peter nakan Ayam Broiler
Visi peternakan ayam broiler milik Bapak R. Sianturi di Kecamatan
Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun adalah:
1.
Menghasilakan ayam broiler yang unggul di Kabupaten Simalungun dan
menjadi peternakan andalan di Kabupaten Simalungun.
Misi peternakan ayam broiler milik Bapak R. Sianturi di Kecamatan
Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun adalah:
1.
Mencari bibit unggul, peternakan yang bersih, penyediaan obat-obat yang
terbaik serta pakan dengan kualitas terbaik.
2.
Menyediakan karyawan yang berkompeten dibidangnya.
3.
Menjalin hubungan yang baik antar peternak.
Universitas Sumatera Utara
36
4.1.3 Str uktur Or ganisasi Peter nakan Ayam Broiler
Gsmbar 4.1
Str uktur organisasi Peter nakan Ayam Broiler
Pemilik
Kepala Kandang
Karyawan A
Karyawan B
Karyawan C
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017
Struktur organisasi pada usaha peternakan ayam broiler terdiri dari 3
jabatan yaitu pemilik, kepala kandang dan karyawan yang berjumlah 7 orang.
Bidang - bidang kerja berdasarkan sturktur organisasi yaitu:
1.
Pemilik Usaha
Pemilik usaha peternakan ayam broiler bertugas untuk mengawasi serta
bertangung jawab atas setiap operasional di peternakan ayam broiler .
2.
Kepala Kandang
Kepala kandang bertugas untuk memantau perkembangan ayam serta
berkomunikasi kepada pemilik dalam pengambilan keputusan dalam
menangani suatu penyakit ayam.
3.
Karyawan A
Karyawan A bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang pertama.
Universitas Sumatera Utara
37
4.
Karyawan B
Karyawan B bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang kedua
5.
Karyawan C
Karyawan C bertugas memberi pakan, obat – obatan, m emeriksa saluran air
minum ayam serta membersihkan kandang yang ketiga
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan untuk
mengetahui pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menerapkan proses
manejemen risiko. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui konteks dari
manajemen yang benar, dalam hal ini keahlian dari pemilik usaha dan para
karyawan sangat penting untuk menganalisis risiko. Untuk memastikan bahwa
semua risiko telah diidentifikasi dengan perlakuan risiko, baik dengan cara
menghindari risiko, berbagi risiko, mitigasi, serta menerima risiko tersebut.
Sehingga tersusunlah beberapa pertanyaan yang diajukan pada tahap komunikasi
dan konsultasi adalah :
1.
Konteks eksternal
a.
Siapakah yang menjadi pemangku kepentingan yang terdapat pada
peternakan ayam broiler?
b.
Apakah cuaca mempengaruh risiko kematian ayam broiler ?
c.
Apakah ada pengaruh iklim terhadap perkembangan dari ayam broiler ?
d.
Apakah hewan predator mempengaruhi tingkat kehidupan ayam broiler ?
Universitas Sumatera Utara
38
e.
Bagaimana virus mempengaruhi tingkat kehidupan atau kematian ayam
broiler ?
f.
Apakah ada pengaruh kerusakan pendistribusian pakan terhadap
perkembangan ayam broiler ?
g.
Bagaimana pengaruh kelangkaan pakan terhadap perkembangan ayam
broiler ?
h.
Apakah pengaruh suara bising atau keras secara tiba (petasan, knalpot
blong, petir dll) mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ayam
broiler ?
i.
Apakah ada pengaruh pemilihan bibit anak terhadap tingkat kehidupan
dari ayam broiler ?
2.
Konteks internal
A. Operasional
1) Bagaimana kriteria penerimaan karyawan baru pada peternakan
ayam broiler ?
2) Apakah ada pelatihan atau training untuk karyawan baru?
3) Apakah kesalahan pemberian dosis dapat menghambat atau
menyebabkan kematian pada ayam broiler ?
4) Apakah ada pengaruh lapuknya lantai kandang ayam terhadap
keselamatan karyawaan?
5) Bagaimana risiko yang timbulakibat keterlambatan pergantian
sekam?
6) Apa risiko yang ditimbulkan terhadap terlambatnya pembersihan
kotoran ayam tersebut?
Universitas Sumatera Utara
39
7) Apakah dampak yang terjadi akibat keterlambatan memberikan obat
dan pakan?
8) Apa pengaruh ketidak bersihan kandang terhadap periode yang
berikutnya?
B. Teknologi
1) Apakah risiko yang ditimbulkan jika tersumbatnya atau rusaknya
saluran pipa air minum ayam broiler ?
2) Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat rusaknya pemanas?
C. Keuangan
1) Bagaimana sistem keuangan yang dimiliki oleh peternakan R Sianturi?
4.2.2 Menetapkan Konteks
Konteks proses manajemen risiko adalah konteks dimana proses
manajemen risiko diterapkan. Konteks proses manajemen risiko ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan peternakan R. Sianturi. Dengan ditetapkan konteks berarti
manajemen peternakan R. Sianturi memiliki batasan atau parameter internal dan
eksternal yang dijadikan pertimbangan dalam proses selanjutnya, konteks yang
ditetapkan meliputi semua parameter internal dan eksternal pada peternakan ayam
broiler .
Melalui tahap komunikasi dan konsultasi maka peternakan ayam broiler
menetapkan konteks internal dan eksternal seperti yang ada pada tabel dibawah
ini.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.1
Pengar uh Lingkungan Ekster nal
Pengar uh Lingkungan Ekster nal
No.
Faktor Ekster nal
Kelompok Risiko
1.
Lingkungan
Hewan Predator
sekitar
J enis Risiko
Melakukan patroli disekitar
areal kandang
Melakukan komunikasi antar
karyawan
Virus
Melakukan penyemprotan anti
biotik
Melakukan sanitasi kandang
Iklim
Melakukan konseling tentang
kondisi cuaca kepada karyawan
Suara bising
Membuat pamflet peringatan
Menyediakan alat pemutar
musik untuk mengurangi suara
bising
2.
Pedagang besar
Pemilihan
Menetapkan calon pemasok
pakan dan bibit
pemasok
ayam
Transaksi antara
Pemantauan status pemesanan
pemasok dan
Penerimaan dan pemeriksaan
peternakan ayam
pesanan
R. Sianturi
Pembayaran
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.2
Pengar uh Lingkungan Inter nal
Pengar uh Lingkungan Inter nal
No. Faktor Inter nal
1.
Keuangan
Kelompok Risiko
Biaya Pembelian
J enis Risiko
Kesesuaian antara dana yang
didapatkan dalam kegiatan
pembelian pakan dan bibit anak
ayam
2.
Operasioanl
Sumber Daya
Kompetensi karyawan terhadap
Manusia
pengetahuan
Keselamatan kerja karyawan
Proses dan Sistem
Sistem pengendalian dan
kontrol yang digunakan pada
kegiatan operasional dikandang
SOP yang digunakan pada
peternakan ayam
3.
Teknologi
Teknologi
Keandalan perangkat pemanas
yang digunakan
Keandalan sistem penyaluran
pipa air minum ayam
Keandalan kipas angin
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.3
Identifikasi Risiko
Tahap identifikasi risiko merupakan tujuan untuk mengidentifikasi setiap
risiko yang harus dikelola peternakan ayam R. Sinturi melalui proses sistematis
dan terstruktur. Sasaran identifikasi risiko adalah mengembangkan daftar sumber
risiko dan kejadian yang komprehensif serta memiliki dampak terhap pencapaian
sasaran target yang teridentifikasi dari konteks. Dokumen utama yang dihasilkan
dalam proses ini adalah daftar risiko. Metode identifikasi risiko yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
42
adalah Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ). FMEA dilakukan pada tahap
peninjauan risiko para pemangku kepentingan yaitu :
I.
Pengar uh Lingkungan Sekitar Ter hadap Peter nakan Ayam Broiler
1.
Peninjauan Proses Hewan Predator Terhadap Ayam
Hewan
predator
merupakan
salah
satu
ancaman
yang
sangat
membahayakan dalam peternakan ayam. Hewan predator meliputi burung elang
serta ular. Hewan-hewan ini datang secara bergantian dalam memangsa ayam,
terutama pada saat ayamnya masih kecil, pada masa waktu ini hewan predator
leluasa memangsa anak ayam sehingga menimbulkan risiko yang besar yaitu
meningkatnya angka kematian ayam dan tak hanya sampai disitu juga. Pada saat
ayam sudah berukuran besar ayampun dimangsa oleh predator lainnya yaitu
burung elang dan ular.
Berdasarakan peninjauan proses pada hewan predator maka kemungkinan
risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang dimiliki peternakan
ayam adalah:
a.
Risiko kelalaian melakukan patroli disekitar areal kandang
Dampak Risiko : Hewan bebas masuk atau berkeliaran disekitar areal
kandang.
Indikator Deteksi :
1) Membuat pagar pembatas disekitar areal kandang
2) Melakukan peringatan apabila tugas tidak dikerjakan dengan baik
b.
Melakukan komunikasi antar karyawan A, B,
C Indikator Deteksi :
1) Menyediakan alat komunikasi kepada karyawan
Universitas Sumatera Utara
43
2) Melakukan rapat rutin antara karyawan
2.
Peninjauan proses virus terhadap perkembangan ayam
Virus merupakan hal yang harus dihadapi dalam bisnis makluk hidup,
begitu pula dengan peternakan ayam. Virus dapat mengakibatkan kematian yang
sangat tinggi, dikarenakan terjangkitnya virus. Banyak jenis virus mengakibatkan
para pemilik harus berperan aktif dalam penanganannya, disamping itu virus juga
dapat ditularkan oleh bintang (burung) manusia serta angin. Disini pemilik serta
karywan harus mengetahui dan berperan aktif bagaimana cara mengatasi risiko
dalam mengurangi virus yang dapat menghambat atau menyebabkan kematian
pada ayam.
Berdasarkan peninjauan proses virus terhadap perkembangan ayam maka
kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang ada
dipeternakan ayam adalah :
a.
Ketidak sesuaian dosis obat antibiotik yang digunakan
Dampak Risiko : Obat tidak berefek bagus terhadap ayam
Indikator deteksi :
1) Membaca aturan pemakaian pengunaan obat
2) Berkomunikasi terhadap pemilik dan kepala kandang apa bila habisnya
stok obat yang digunakan
b.
Kurangnya
perhatian
dalam
melakukan
sanitasi
kandang Dampak risiko : Kandang tidak bersih
Indikator deteksi :
1) Melakukan pengecekan pada saat sanitasi
Universitas Sumatera Utara
44
2) Memberikan sangsi apa bila karyawan tidak melaksanakan sanitasi sesuai
dengan ketentuan
3.
Peninjauan Proses Terhadap Iklim dalam Perkembangan Ayam
Iklim juga berperan dalam menghambat suksesnya pertumbuhan ayam,
dinegara kita terdapat 2 musim yaitu iklim panas dan hujan pada saat musim
panas tentu suhu yang diakibatkan sangat tinggi dan membuat ayam menjadi
kepanasan sehingga mengakibatkan kematian, disamping itu musim hujan juga
menghambat pertumbuhan atau mengakibatkan kematian ayam.
Dikarenakan suhu akan menjadi dingin dikarenakan curah hujan yang
berdampak pada ketidak tahanan dari ayam tersebut. Untuk itu pemilik selaku
pengambil keputusan harus berkoordinasi kepada karyawan dalam penaganan
risiko yang dihadapi.
Berdasarkan peninjauan proses terhadap iklim dalam perkembangan ayam
maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang
ada dipeternakan ayam adalah :
a.
Pemilik tidak melakukan bimbingan tentang kondisi musim kepada karyawan
Dampak risiko : Pemilik menganggap karyawan mengetahui ketidak
pahaman serta pengaruh musim terhadap ayam
Indikator Deteksi : Melakukan bingbingan bagaiamana pengaruh musim
terhadap pekembangan ayam
4.
Peninjauan dentuman suara terhadap tingkat kestresan ayam
Suara-suara keras juga sangat berpengaruh terhadap ayam, ayam juga
dapat stres akibat suara keras yang muncul secara tiba-tiba baik suara petir, suara
knalpot yang tidak standar ataupun dentuman suara petasan. Suara-suara tersebut
Universitas Sumatera Utara
45
juga mengakibatkan risiko terhadap perkembangan ayam yang akibatanya ayam
menjadi mudah stres dan pada akhirnya mati secara masal untuk itu semua yang
terlibat dituntut agar berperan aktif dalam mengurangi risiko dentuman suara
keras tersebut.
Berdasarkan peninjauan dentuman suara keras terhadap perkembangan
ayam maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi
yang ada dipeternakan ayam adalah :
Dampak Risiko : Tidak adanya pamplet peringatan
Indikator Deteksi :
a.
Seharusnya pemilik melakukan pendekatan berupa komunikasi
disekitar daerah kampung areal peternakan agar tidak bermain petasan
atau lewat disekitar kandang ayam menggunakan knalpot motor yang
tidak standar
b.
Mengganti peralatan pemutar musik agar mengurangi efek dentuman
suara keras
II.
Menetapkan Pr oses Hubungan Peter nakan Ayam Dengan Pemasok
(Pedagang Besar pakan dan anak ayam)
1.
Perencanaan
Kegiatan ini yang dilakukan peternakan ayam meliputi perencanaan
pembelian pakan ayam serta anak ayam yang dibutuhkan selama satu periode.
Kegiatan ini di susun oleh kepala kandang berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan.
a.
Perencanaan jumlah pakan yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
46
Kepala kandang sebagai menentukan jumlah pakan yang akan dibeli untuk
persediaan selama masa produksi sama halnya dengan pembelian anak ayam.
Kepala kandang juga harus membuat kesepakatan berapa banyak jumlah anak
ayam yg dibeli pada masa sekali produksi serta obat-obat yang digunakan
pada saat perkembang biakan ayam boiler tersebut. Adapun kegitan
perencanaan dalam pengadaan anak ayam, pakan serta obat-obatan adalah :
1) Memilih bibit anak ayam yang unggul
2) Memilih jenis pakan sesuai dengan perkembangan ayam broiler
3) Memilih obat yang akan dibeli dan menentukan jumlahnya dala satu
periode
4) Penentuan jumlah pakan yang dibeli sesuai dengan perkemangan ayam
2.
Pemilihan pemasok
Peternakan ayam broiler berusaha mencari pemasok yang dapat
memberikan produk dengan kualitas terbaik, dengan pelayanan dan harga yang
sesuai. Pada peternakan ayam broiler milik R Sianturi ini memilih pemasok yang
dapat memberikan haraga yang rendah dibanding pemosok yang lain tetapi
dengan kualitas yang sama. Hal ini disebababkan banyak produsen penghasil
pakan dan sejenisnya. Pemilihan pemasok pada peternkan ayam broiler dilakukan
dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a.
Produk pakan serta obat-obatan sesuai dengan permintaan dari peternakan
ayam broiler
b.
Masa kadalwarsa obat serta pakan tercantum dengan jelas dikemasan
c.
Adanya label informsi tentang pemakaian atau tata cara pemberian pakan
serta obat
Universitas Sumatera Utara
47
d.
Pengirimanan pakan serta obat-obatan tepat waktu
e.
Pemasok memberikan garansi apa bila ada kerusakan atau kelalaian
3.
Pembelian
Dalam melakukan pemesan jumlah pakan, obat-obatan serta pembelian
anak ayam tentu dana yang harus disiapkan berbanding lurus dengan pemesanan
yang dilakukan. Dalam hal ini pemesan dilakukan seminggu sekali sesuai dengan
kondisi perkembangan ayam broiler tersebut. Kegiatan pembelian yang dilakukan
pada peternakan R Sianturi meliputi :
a.
Menetapkan Waktu Pembelian
Pemilik yang berkoordinasi dengan kepala kandang menetapkan waktu
pembelian sesuai dengan kekurangan atau persediaan yang tersedia pada saat
itu. Maka pembelian dilakukan sebelum persediaan habis, sehingga akan
menimbulkan kematian ayam broiler akibat kelaparan. Oleh karena itu
pembelian disesuaikan agar tidak terputusnya pemberian pakan serta obatobatan.
b.
Mempertimbangakan Lokasi Pemasok (Pedang Besar Pakan dan Obat)
Keberadaaan lokasi pemasok juga sangat mempengaruhi kegiatan pembelian.
Jika lokasinya terlalu jauh maka pembelian harus dilakuakan sebelum
persediaan habis dan begitu pula sebaliknya apa bila lokasi pemasok dekat
dengan peternakan ayam broiler .
c.
Menetapkan Frekuensi dan Volume Pembelian
Pada peternakan ayam broiler selalu memperkirakan dengan baik berapa
jumlah pakan yang dibeli dan oabat yang diguanakan. Hal ini disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
48
dengan volume pembelian pakan dan obat, baik frekuensi pengunaan pakan
yang banyak disesuaiakan dengan kondisi yang ayam broiler tersebut.
d.
Pembayaran
Sistem pembayaran yang dilakukan peternakan sesuai dengan kesepakatan
antara pemasok dengan pemilik peternakan ini.
4.
Penerimaan Pesanan
Pesanan pakan atau obat yang diterima peternakan ayam broiler , karena
pesanan diantar langsung oleh pemasok secara langsung ketempat. Mengingat
jumlah pesanan pakan yang banyak maka pihak peternakan melakukan
pengecekan pada pesanan yang diantar dengan cara :
a.
Pesanan pakan diterima langsung oleh kepala kandang
b.
Memeriksa daftar pesanan apakah sesuai dengan yang diinginkan
c.
Pemeriksaan kondisi pakan yang diantarkan, apakah memiliki kerusakan atau
tidak
d.
Setelah kepala kandang melakukan pemeriksaan maka kepala kandang
membuat catatan dan mendatangani pakan yang diterima
Berdasarkan
peninjauan
pada
proses
pemilihan
pemasok
maka
kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampaknya dan indikator deteksi yang
dimiliki peternakan ayam broiler adalah :
1) Risiko pemilihan pemasok yang subjektif
Dampak : kualitas pakan, obat-obatan serta anak ayam tidak sesuai dengan
kesepatan.
Indikator Deteksi :
a)
Menentukan kriteria tertentu dalam pemilihan pemasok
Universitas Sumatera Utara
49
b) Pemilik berkomunikasi dengan peternak lainnya delam hal memberikan
masukan dalam memilih pemasok
c)
Pemasok harus memiliki dokumen-dokumen yang sudah lulus uji dan
pengedaraan produknya tersebut
2) Risiko pemasok memberikan barang yang bermutu
rendah Dampak : perkembangan ayam broiler semakin
lambat. Indikator Deteksi :
a)
Pemasok tidak menyertakan label informasi tantang kandungan atau
komposisi dari pakan atau obat tersebut
b) Pemilik peternakan harus mengetahui riwayat dari pemasok apakah
berkompeten atau tidak
3) Risiko pemasok tidak tepat waktu dalam pengiriman pakan atau
obat Dampak : habisnya persediaan pakan dan obat.
Indikator Deteksi :
a)
Menulis surat perjanjian berupa kontrak kerja
b) Mempunyai alternatif pemasok yang lain
4) Risiko pemasok menawarkan harga obat dan pakan tidak sesuai dengan
kesepakatan ketika pembayaran dilakukan dibelakang.
Dampak : biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan dana yang
disiapkan Indikator Deteksi :
a) Peternakan harus memiliki cadangan biya yang takterduga
5) Risiko pemasok tidak memnyertakan label informasi
Dampak : penyalah gunaan dosis obat dan pemberian pakan yang tidak
terukur.
Universitas Sumatera Utara
50
Indikator Deteksi :
a)
Memberikan komposisi dan tata cara pemberian obat dan pakan
b) Mempunyai pemasok alternatif
III.
Peninjauan Pr oses Keuangan
Seluruh biaya operasional peternakan ayam ditanggung sendiri oleh R
Sianturi mencakup baiaya perlengkapan dan peralatan dari peternakan tersebut.
Maka dalam hal ini pemilik selalu berkomunikasi dengan kepala kandang
mencakup biaya-biaya yang diperlukan pada masa pemeliharaan ayam sampai
layak jual. Banyaknya pengeluaran dalam masa operasional mengakibatkan
pembayaran pesanan dalam jumlah besar dilakukan dibelakang hari kemudian .
Berdasarkan peninjauan proses keuangan peternakan ayam broiler maka
kemungkinan risiko adalah :
1.
Risiko peternakan ayam broiler tidak selalu memiliki dana untuk membiayai
pembelian tunai kepada pemasok
Dampak : peternakan memiliki utang terhadap pemasok
Indikator Deteksi : Pemilik peternakan harus memiliki kas tambahan untuk
pembelian biaya operasional
IV.
1.
Peninjauan Pr oses pada Kegiatan Oper asional
Sumber Daya Manusia
Pada peternakan ayam memiliki 7 orang karyawan dengan pembagian
kerja:
a.
Kepala Kandang : bertugas dalam berkoordinasi terhadap pemilik dalam
pembelian perlengkapan dan peralatan selama masa pemeliharaan serta
bertanggung jawab dalam hal kelangsungan hidup keseluruhan ayam broiler
Universitas Sumatera Utara
51
(penanganan apa bila ada kendala) serta berkomunikasi kepada pemilik dalam
mengambil keputusan.
b.
Karyawan A : bertugas menjaga kandang yang pertama serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut.
c.
Karyawan B : bertugas menjaga kandang yang kedua serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut.
d.
Karyawan C : bertugas menjaga kandang yang ketiga serta bertanggung
jawab atas keperluan atau kerusakan yang ada pada kandang tersebut
Berdasarkan peninjauan pada proses oerasioanal sumber daya manusia
maka kemungkinan risiko yang terjadi beserta dampaknya dan indikator deteksi
yang dimiliki peternakan ayam broiler adalah :
1) Risiko kelalaian kepala kandang dalam berkoordinasi kepada pemilik dalam
melakukan pembelian perlengkapan atau peralatan
Dampak : terhambatnya proses perkembang biakan atau menyebabkan
kematian dari ayam broiler tersebut.
Indikator Deteksi : kepala kandang harus minimal sekali sehari berkonikasi
dan berkonsultasi terhadap pemilik mengenai perkembangan dipeternakan
2) Risiko kelalaian kepala kandang dalam pencatatan pemakaian pakan, obatobatan, gas LPG dll
Dampaknya : kerugian materi berakibat banyaknya pengeluaran pada baiaya
yang tak terduga.
Indikator : kepala kandang membuat laporan mingguan
3)
Risiko terjatuhnya karyawan dikarenakan lapuknya lantai kandang
Dampaknya : terhambatnya proses operasi yang ada dipeternakan
Universitas Sumatera Utara
52
Indikatornya : pemeriksaan yang dilakukan sekali tiga bulan
4) Risiko tidak jujurnya karyawan dalam bekerja dalam segala
bidang Dampak : peternakan mengalami kerugian
Indikator : pemilik dan kepala kandang harus memonitoring serta
mengevaluasi setiap pekerjaan karyawan
2.
Sistem dan SOP yang digunakan
Pada peternakan milik R Sianturi ini tidak memiliki kelengkapan atau
aturan SOP secara terperinci, sehingga sistem yang dijalankan berdasarkan aturan
dari kepala kandang dalam menjalankan kegiatan operasional dipeternakan ini.
Tidak ada peraturan yang sepesifik bagaimana tata kelola yang baik ketika berada
diareal peternakan, sehingga pemilik memberikan wewenang penuh kepada
kepala kandang dalam menjalankan aturan yang ada pada peternakan ayam
broiler tersebut.
a.
Risiko SOP yang tidak jelas pada karyawan
Dampak : keselamatan kerja karyawan tidak terjamin
Indikator : menetapkan SOP secara tertulis pada kinerja karyawan
b.
Risiko SOP tidak jelas pada orang yang datang kekandang
Dampak : tersebarnya virus yang dibawa manusi ketika berkunjung
kekandang ayam.
Indikator : membuat SOP bagaiamana tata cara berkunjung ke kandang ayam
c.
Risiko SOP obat yang dan pakan yang tidak jelas
Dampak : terhambatanya perkembangan ayam broiler
Indikator : membuat SOP tertulis bagaimana penggunaan obat dan pemberian
pakan dengan baik dan benar
Universitas Sumatera Utara
53
d.
Risiko kurangnya pemeliharaan aset dipeternakan
Dampak : kerusakan pada aset peternakan Indikator
: menyediakan dana pemeliharaan
V.
Peninjauan Pr oses pada Teknologi
Dalam pemeliharaan dan perkembangbiakan ayam broiler alat-alat atau
teknologi yang digunakan akan sangat berbeda pada peternakan ayam pada
umumnya. Pada peternakan ayam broiler ini menggunakan teknologi pemanas
serta penyaluran pipa air minum yang terhubung kesetiap temapat air minum yang
disediakan untuk ayam broiler, penggunaan alat pemutar musik untuk
menghindarkan ayam dari dentuman suara keras yang berdampak pada stresnya
ayam serta penggunaan kipas sebagai pendingin didalam kandang ayam broiler
tersebut. Kurangnya pengetahuan karyawan dalam mengoperasikan pemanas
sering menjadi kendala sehingga sering dititik beratkan kepada kepala kandang.
Berdasarkan peninjauan pada teknologi peternakan ayam maka kemungkinan
risiko yang terjadi beserta dampak dan indikator deteksi yang dimiliki unit farmasi
adalah:
1.
Risiko kurangnya pengetahuan dalam penggunaan pemanas
ayam Dampak : peternakan mengalami kerugian
Indikator : melakukan bimbingan dan arahan kepada karyawan
2.
Risiko tidak dihargainya beberapa perlengkapan teknologi yang
ada Dampaknya : kerusakan pada beberapa perlengkapan
Indikator : memonitoring setiap perkerjaan karyawan
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.4
Pengukur an Risiko
Setelah diketahui seluruh daftar kesalahan yang mungkin terjadi pada
peternakan ayam ini maka selanjutnya disusun dampak dari masing-masing
kesalahan tersebut. Sebelum dampak ditentukan maka ditentukan terlebih dahulu
kriteria dampak, kemungkinan dan deteksinya. Skala dalam penialaian untuk
ketiga kriteria ini sama, terbagi atas 5 skala, mulai dari 1 terendah hingga 5
tertinggi. Penilaian peringkat dari kesalahan ketiga variabel ini dilakukan
berdasarkan kesepakatan pemangku itu sendiri yaitu pemilik peternakan ayam dan
kepala kandang tersebut.
Risiko diukur dengan metode subjective probablility, yaitu angka
kemungkinan yang diberikan oleh seseorang yang ahli dalam kasus ini. Pengertian
ahli disni dapat juga diartikan juga sipemangku risiko. Cara memperolehnya dapat
dilakukan melalui teknik expert interview dan hasilnya disebut expert judgement.
4.2.4.1 Penilaian Tingkat Dampak Kesalahan
Penilaian terhadap tingkat dampak adalah perkiraan besarnya dampak
negatif yang diakibatkan apabila kesalahan terjadi. Maka peringkat penilaian
untuk dampak atas setiap risiko yng terjadi ditetapkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.3
Per ingkat Dampak
No Sebutan
Ur aian
1.
Dampak kecil terhadap sasaran
Sangat Kecil
Per ingkat
1
yang dapat diabaikan
2.
Kecil
Kerusakan
Kecil yang
mudah
2
pencapaian
3
diperbaiki kembali
3.
Sedang
Mempengaruhi
beberapa sasaran
4.
Besar
Sasaran penting tidak dicapai
4
5.
Sangat Besar
Semua sasaran tidak tercapai
5
Sumber : Susilo (2014:139)
Tabel 4.4
Dampak Kesalahan
No Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Dampak
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli
4
disekitar areal kandang
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
Tidak melakukan komunikasi
3
antar karyawan
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
5
Risiko memiliki dampak
yang sangat besar
sehingga mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
56
semua sasaran tidak
tercapai
2.
Kurangnya perhatian dalam
4
melakukan sanitasi kandang
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak melakukan
2
Risiko memiliki dampak
bimbingan tentang kondisi
yang kecil terhadap
musim kepada karyawan
sasaran dan dapat
diabaikan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak adanya pamplet
5
Risiko memiliki dampak
peringatan pemberitahuan
yang sangat besar
mengenai suara keras serta
sehingga mengakibatkan
komunikasi terhadap warga
semua sasaran tidak
sekitar
tercapai
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan pemasok yang
4
subjektif
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
Pemasok memberikan pakan
4
yang bermutu rendah
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
3.
Pemasok tidak tepat waktu
4
Risiko memiliki dampak
dalam pengiriman pakan atau
yang besar sehingga
obat
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Pemasok menawarkan harga
obat dan pakan tidak sesuai
3
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
Universitas Sumatera Utara
57
5.
dengan kesepakatan ketika
mempengaruhi
melakukan transaksi
pencapaian beberapa
pembayaran di belakang
sasaran
Tidak menyertakan label
4
informasi
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
Keuangan
1.
Peternakan ayam tidak selalu
3
Risiko memiliki dampak
memiliki dana untuk membiayai
yang sedang sehingga
pembelian tunai kepada
mempengaruhi
pemasok
pencapaian beberapa
sasaran
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian kepala kandang
4
Risiko memiliki dampak
dalam berkoordinasi kepada
yang besar sehingga
pemilik dalam melakukan
mengakibatkan sasaran
pembelian perlengkapan atau
tidak tercapai
peralatan
2.
Kelalaian kepala kandang
4
Risiko memiliki dampak
dalam pencatatan pemakaian
yang besar sehingga
pakan, obat, serta gas lpg
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
3.
Terjatuhnya karyawan
4
Risiko memiliki dampak
dikarenakan lapuknya lantai
yang besar sehingga
kandang ayam
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Ketidak jujuran karyawan
dalam bekerja
3
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Universitas Sumatera Utara
58
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
4
karyawan
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
2.
SOP yang tidak jelas pada
3
orang yang datang kekandang
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
3.
SOP obat dan pakan yang tidak
4
jelas
Risiko memiliki dampak
yang besar sehingga
mengakibatkan sasaran
tidak tercapai
4.
Kurangnya pemeliharaan aset
3
dipeternakan
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Teknologi
1.
Kurangnya pengetahuan dalam
3
penggunaan pemanas
Risiko memiliki dampak
yang sedang sehingga
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
2.
Tidak dihargaianya beberapa
3
Risiko memiliki dampak
perlengkapan teknologi yang
yang sedang sehingga
ada
mempengaruhi
pencapaian beberapa
sasaran
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
59
4.2.4.2 Penilaian Kemungkinan Ter jadinya Kesalahan
Berdasarkan kesepakatan dengan pemangku kepentingan risiko, maka
peringkat penilaian untuk setiap kemungkinan ditentukan berdasarkan frekuensi
kemungkinan terjadinya dalam 1 tahun dengan ketetapan sebagai berikut :
Tabel 4.5
Fr ekuensi Kemungkinan
No Ur aian
Fr ekuensi per tahun
Per ingkat
1.
Hampir tidak mungkin terjadi
1-5 kejadian
1
2.
Kemungkinan kecil terjadi
6-10 kejadian
2
3.
Dampak terjadi, dapat juga tidak.
11-20 kejadian
3
4
Kemungkinan fifty-fifty
4.
Besar kemungkinan terjadinya
21-50 kejadian
5.
Hampir pasti terjadi
Lebih dari
50
kali
5
terjadi
Sumber : Susilo (2014:140)
Tabel 4.6
Kemungkinan Risiko
No
Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Kemungkinan
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli
4
disekitar areal kandang
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
dalam
1 tahun,
besar
kejadian
dan
kemungkinan
terjadinya
2.
Tidak melakukan komunikasi
antar karyawan
4
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
dalam
1 tahun,
besar
kejadian
dan
kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
60
terjadinya
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
2.
Kurangnya perhatian
dalam
1
melakukan sanitasi kandang
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik
tidak
melakukan
bimbingan tentang
1
kondisi
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
musim kepada karyawan
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
2
pemberitahuan
mengenai suara
6-10 kali kejadian dalm
keras serta
komunikasi terhadap
Risiko ini terjadisekitar
1
warga
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
sekitar
kecil
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan
pemasok
yang
2
subjektif
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
2.
Pemasok memberikan pakan
yang bermutu rendah
1
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Universitas Sumatera Utara
61
3.
Pemasok tidak tepat
waktu
2
Risiko ini terjadisekitar
dalam pengiriman pakan atau
6-10 kali kejadian dalm
obat
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
4.
Pemasok
menawarkan harga
1
Risiko ini terjadi sekitar
obat dan pakan tidak sesuai
1-5 kejadian dalam 1
dengan
tahun, dan hampir tidak
kesepakatan
melakukan
ketika
transaksi
mungkin terjadi
pembayaran di belakang
5.
Tidak
menyertakan
label
1
informasi
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
Keuangan
1.
Peternakan ayam tidak selalu
memiliki
dana
membiayai
pembelian tunai
4
untuk
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kepada pemasok
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
kepala
kandang
dalam berkoordinasi
pemilik
2.
dalam
2
kepada
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
melakukan
1
tahun,
dan
pembelian perlengkapan atau
kemungkinan terjadinya
peralatan
kecil
Kelalaian
kepala
kandang
2
Risiko ini terjadisekitar
dalam pencatatan pemakaian
6-10 kali kejadian dalm
pakan, obat, serta gas lpg
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
3.
Terjatuhnya
karyawan
1
Risiko ini terjadi sekitar
Universitas Sumatera Utara
62
dikarenakan
lapuknya lantai
1-5 kejadian dalam 1
kandang ayam
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
4.
Ketidak
jujuran
karyawan
2
dalam bekerja
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
4
karyawan
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
2.
SOP yang tidak jelas pada
orang
yang
4
datang
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kekandang
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
3.
SOP obat dan pakan yang
4
tidak jelas
Risiko ini terjadi sekitar
21-50
kali
kejadian
dalam 1
tahun,
dan
besar
kemungkinan
terjadinya
4.
Kurangnya pemeliharaan aset
2
dipeternakan
Risiko ini terjadisekitar
6-10 kali kejadian dalm
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam penggunaan pemanas
1
Risiko ini terjadi sekitar
1-5 kejadian dalam 1
Universitas Sumatera Utara
63
tahun, dan hampir tidak
mungkin terjadi
2.
Tidak dihargaianya beberapa
2
Risiko
ini terjadisekitar
perlengkapan teknologi yang
6-10 kali kejadian dalm
ada
1
tahun,
dan
kemungkinan terjadinya
kecil
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.4.3 Penilaian Kemungkinan Deteksi
Penialaian kemungkinan deteksi adalah penilaian yang diberikan
menunjukkan seberapa jauh pemangku risiko dapat mendeteksi kemungkinan
terjadinya kesalahan. Hal ini diukur dengan seberapa jauh penegendalian atau
indikator terhadap hal tersebut tersedia.
Tabel 4.7
Per ingkat Kemungkinan Deteksi
No Sebutan
1.
Tidak
Kemungkinan Deteksi
ada
indikator
untuk Sangat Kecil
Per ingkat
1
mendeteksi risiko
2.
Hanya ada 1 indikator untuk
Kecil
2
mendeteksi risiko
3.
Ada
setengah
indikator
dari Sedang
3
indikator penuh untuk mendeteksi
risiko
4.
Indikator hampir lengkap
untuk Besar
4
untuk Sangat Besar
5
mendeteksi risiko
5.
Indikator
lengkap
mendeteksi risiko
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.8
Nilai Kemungkinan Deteksi
No
Nama Risiko
Per ingkat
Keter angan
Indikator
Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian
patroli
melakukan
disekitar
4
areal
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
kandang
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
2.
Tidak
melakukan
3
komunikasi antar karyawan
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
Peninjauan vir us ter hdap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
Hanya ada
1 indikator
untuk mendeteksi risiko
2.
Kurangnya perhatian dalam
melakukan
5
sanitasi
kandang
Indikator lengkap
untuk
mendeteksi
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak
melakukan
1
bimbingan tentang kondisi
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
pemberitahuan
2
Hanya ada
1 indikator
untuk mendeteksi
mengenai suara keras serta
komunikasi terhadap warga
sekitar
Universitas Sumatera Utara
65
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan pemasok
yang
4
subjektif
Indikator hampir lengkap
untuk
mendeteksi risiko
sehingga
deteksinya
kemampuan
adalah besar
sebelum risiko terjadi
2.
Pemasok
memberikan
3
pakan yang bermutu rendah
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
3.
Pemasok tidak tepat waktu
dalam
5
pengiriman pakan
Indikator
lengkap untuk
mendeteksi
atau obat
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
4.
Pemasok
menawarkan
1
harga obat dan pakan tidak
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
sesuai dengan kesepakatan
ketika melakukan transaksi
pembayaran di belakang
5.
Tidak
menyertakan
label
4
informasi
Indikator hampir lengkap
untuk
mendeteksi risiko
sehingga
deteksinya
kemampuan
adalah besar
sebelum risiko terjadi
Keuangan
1.
Peternakan
ayam
tidak
2
selalu memiliki dana untuk
Hanya ada 1
indikator
untuk mendeteksi
membiayai pembelian tunai
kepada pemasok
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
dalam
kepala kandang
berkoordinasi
5
Indikator
mendeteksi
lengkap untuk
risiko
Universitas Sumatera Utara
66
kepada
pemilik
melakukan
dalam
sehingga
pembelian
perlengkapan
deteksi
atau
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
peralatan
2.
Kelalaian kepala
dalam
kandang
3
pencatatan
pemakaian
Ada setengah
dari
pakan, obat,
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
serta gas lpg
3.
Terjatuhnya
karyawan
dikarenakan
lapuknya
4
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
lantai kandang ayam
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
4.
Ketidak jujuran
karyawan
1
dalam bekerja
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
Pr oses dan Sistem
1.
SOP yang tidak jelas pada
1
karyawan
2.
mendeteksi risiko
SOP yang tidak jelas pada
orang
Tidak ada indikator untuk
yang
1
datang
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
kekandang
3.
SOP obat dan pakan yang
1
tidak jelas
4.
Kurangnya
Tidak ada indikator untuk
mendeteksi risiko
pemeliharaan
3
aset dipeternakan
Ada setengah
dari
indikator
indikator
penuh
untuk mendeteksi risiko
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam
penggunaan
pemanas
4
Indikator hampir lengkap
untuk mendeteksi
sehingga
risiko
kemampuan
deteksinya adalah
besar
sebelum risiko terjadi
Universitas Sumatera Utara
67
2.
Tidak
dihargaianya
beberapa
perlengkapan
5
teknologi yang ada
Indikator lengkap
untuk
mendeteksi
risiko
sehingga
deteksi
kemampuan
sangat
besar
sebelum risiko terjadi
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.5 Teknik Analisis Risiko
Analisis risiko adalah uapaya untuk memahami risiko lebih dalam. Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan proses
pengambilan keputusan mengenai perlakukan terhadap risiko tersebut, termasuk
bagaiamana cara dan strategi yang tepat dalam memperlakukan risiko.
Teknik analisis yang digunakan adalah metode pemeringkatan risiko
dengan menentukan nilai risiko melalui nilai proses risiko (RPN) yang merupakan
hasil perkalian dari dampak, nilai risiko dan nilai deteksi. Total nilai RPN ini
dihitung tiap-tiap kesalahan yang mungkin terjadi. Bila proses tersebut terdiri dari
kelompok maka jumlah RPN pada kelompok tersebut dapat menunjukkan betapa
gawatnya kelompok proses tersebut. RPN = (nilai dampak) x (nilai kemungkinan)
x (nilai deteksi).
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.9
Pengolahan Nilai RPN
No RPN
Nilai
Nilai
Nilai
Deteksi Kemungkinan
RPN
Dampak
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian
patroli disekitar
4
4
4
64
3
4
3
36
areal kandang
2.
Tidak
melakukan
komunikasi antar karyawan
Peninjauan vir us ter hadap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
2
2
5
20
2.
Kurangnya perhatian dalam
5
1
4
20
1
2
2
melakukan
sanitasi
kandang
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik
tidak melakukan
bimbingan tenteng
1
kondisi
musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tidak
adanya
peringatan
pamplet
2
2
5
20
4
2
4
32
3
1
4
12
5
2
4
40
pemberitahuan
mengenai suara keras serta
komunikasi terhadap warga
sekitar
Pedagang besar pakan dan obat
1.
Pemilihan
pemasok yang
subjektif
2.
Pemasok
memberikanpakan
yang
bermutu rendah
3.
Pemasok tidak tepat waktu
dalam pengiriman
pakan
Universitas Sumatera Utara
69
dan obat
4.
Pemasok
menawarkan
1
1
3
3
label
4
1
4
16
tidak
2
4
3
24
5
2
4
40
3
2
4
24
4
1
4
16
1
2
3
6
1
4
4
16
1
4
3
12
harga obat dan pakan tidak
sesuai dengan kesepakatan
ketika
transaksi pemyaran
dibelakang
5.
Tidak menyertakan
informasi
Keuangan
1.
Peternakan
ayam
selalu memiliki dana untuk
membiayai pembelian tunai
kepada pemasok
Sumber Daya Manusia
1.
Kelalaian
kepala kandang
dalam
kepada
berkoordinasi
pemilik
melakukan
dalam
pembelian
perlengkapan
atau
peralatan
2.
Kelalaian
kepala kandang
dalam
pencatatan
pemakaian
pakan,
obat
serta gas lpg
3.
Terjatuhnya
karyawan
dikarenakan
lapuknya
lantai kandang ayam
4.
Ketidak
jujuran karyawan
dalam bekerja
5.
SOP yang tidak jelas pada
karyawan
6.
SOP yang tidak jelas pada
Universitas Sumatera Utara
70
orang
yang
datang
kekandang
7.
SOP obat dan pakan yang
1
4
4
16
3
2
3
18
4
1
3
12
5
2
3
30
tidak jelas
8.
Kurangnya
pemeliharaan
aset dipeternakan
Teknologi
1.
Kurangnya
pengetahuan
dalam pengunaan pemanas
2.
Tidak dihargainya beberapa
perlengkapan
teknologi
yang ada
Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2017)
4.2.6 Evaluasi Risiko
Proses evaluasi risiko adalah proses yang menentukan risiko-risiko mana
yang perlu perlakuan dan bagaimana prioritas perlakukan dari risiko-risiko
tersebut. Evaluasi risiko akan dilakukan merupakan hasil keputusan pemilik
peternakan. Hasil evaluasi terlihat dari proses selanjutnya, adapun pertanyaan
yang diajukan kepada pemilik kandang pada proses evaluasi risiko adalah :
1.
Apakah 22 risiko yang teridentifikasi membutuhkan penangan?
2.
Apakah suatu tindakan penganan setiap risiko perlu dilakukan?
3.
Bagiamana prioritas perlakuan risiko disusun?
4.2.7 Per lakuan r isiko
Secara umum perlakukan terhadap risiko dapat berupa salah satu dari
empat perlakuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
71
1.
Menghindari risiko : perlakuan risiko yang digunakan dengan meniadakan
seluruh kegiatan yang diperkirakan mempunyai risiko yang tidak dapat
diterima oleh pihak peternakan.
2.
Berbagi risiko : perlakuan yang digunakan dengan memindahkan sebagian
risiko ke individu atau etnis/organisasi. Akan tetapi tidak memberikan ke
jaminan terlepasnya dari risiko yang dihadapi.
3.
Mitigasi risiko : perlakuan risiko yang bertujuan untuk mengurangi timbulnya
risiko, mengurangi dampak risiko atau mengurangi kedua-duanya.
4.
Menerima risiko : perlakuan risiko yang diguankan dengan menerima semua
risiko karena memang lebih ekonomis .
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik peternakan maka perlakuan
yang dilakukan untuk setiap risiko adalah :
Tabel 4.10
Per lakukan Risiko
No Risiko
Per lakuan Risiko
Peninjauan pr oses hewan pr edator
1.
Kelalaian melakukan patroli disekitar areal
Mitigasi Risiko
kandang
2.
Tidak melakukan komunikasi antar karyawan
Mitigasi Risiko
Peninjauan vir us ter hadap per kembangan ayam
1.
Ketidak sesuaian dosis obat
Mitigasi Risiko
2.
Kurangnya perhatian dalam melakukan sanitasi
Mitigasi Risiko
kandang
Peninjauan iklim ter hadap per kembangan ayam
1.
Pemilik tidak melakukan bimbingan tentang
Menerima Risiko
kondisi musim kepada karyawan
Peninjauan dentuman suar a ter hadap kesetr esan ayam
1.
Tida