Analisis Kesejahteraan Masyarkat Pasca Pemekaran Daerah Chapter III IV

BAB III
KONDISI DAN ANALISIS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN BATU
BARA PASCA PEMEKARAN

Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh di lapangan dan
memperlihatkan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan teori otonomi
daerah, pemekaran daerah, pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Paparan
mengenai kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara setelah ditetapkan menjadi
daerah otonom baru akan dijelaskan sesuai dengan indikator kesejahteraan masyarakat yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu, juga akan dipaparkan mengenai peran badanbadan politik maupun peran instansi pemerintahan yang ada di Kabupaten Batu Bara dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah di Kabupaten Batu Bara.
Untuk memperoleh informasi yang di butuhkan maka telah dilakukan wawancara dengan Kepala
Badan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun Mereka yang mewakili dan
mumpuni dalam hal memberika data yang berkaitan dengan Keejahteraan Masyarakat di
Kabupaten Batu Bara, diantaranya Bapak Rubi Siboro selaku Kepala Badan Perenanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Batu Bara dan Bapak Amat Mukhtas selaku Ketua Komisi C
DPRD Kabupaten Batu Bara.
3.1 Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Batu Bara
Sebagai perwujudan dari otonomi daerah dengan adanya pemekaran daerah yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Seperti yang ditulis dalam PP No.
78 Tahun 2007 hasil revisi PP No. 129 Tahun 2000, dimana disebutkan bahwa tujuan pemekaran

daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan

Universitas Sumatera Utara

kepada, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pertumbuhan kehidupan
demokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan
potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban, peningkatan hubungan yang serasi antara
pusat dan daerah. Keberhasilan pemekaran daerah tidak hanya dapat diukur pada seberapa
banyal kegiatan yang dilakukan didaerah tersebut, namun melainkan bagaimana kegiatan dan
program yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya.
Walaupun belum ada batasan baku terkait dengan kesejahteraan masyarakat, namun
kesejahteraan

masyarakat

pada substansinya

terkait


dengan

pendidikan,

kemiskinan,

ketenagakerjaan, peningkatan ekonomi, kesehatan. Kesejahteraan dapat diartikan sebagai suatu
kondisi kehidupan sejahtera, keadaan yang baik, kemakmuran dan kebahagian, yang ditandai
dengan kebutuhan manusia yang mendasar. Sedangkan menurut Undang-Undang No.11 Tahun
2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Rubi Siboro selaku Kepala
BAPPEDA Kabupaten Batu Bara menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat ialah:
“Kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran dari hasil pembangunan masyarakat dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik yang ditunjukkan dengan kondisi terpenuhinya
kebutuhan dasar yang dapat dilihat dengan, rumah yang layak, terpenuhinya kebutuhan
sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau
kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas
anggaran tertentu dan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani” 32


32

Hasil wawancara dengan Bapak Rubi Siboro pada tanggal 19 Januari 2017 pukul 13.20 bertempat di Kantor Bupati
Kabupaten Batu Bara

Universitas Sumatera Utara

Ditambahkan dengan yang disampaikan dengan narasumber Bapak Ahmad Mukhtas
selaku ketua Komisi DewaN Perwakiln Rakyat Daerah Kabupaten Batu Bara, yang menyatakan
bahwa kesejahteraan masyarakat ialah :
“Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dari lembaga sosial untuk
membantu tingkat hidup serta kesehatan yang lebih baik dengan menyediakan sarana dan
prasarana. Salah satu dari tujuan pemekaran Kabupaten Batu Bara dari Kabupaten
Induknya, proses pembangunan serta kesejahteraannya itu sangat ditentukan oleh
kemampuan anggaran dan letak geografis, kalau anggrannya terbatas tetapi geografisnya
termasuk cukup luas, ini tingkat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dari sisi
ekonomi bahwa adalah salah satu faktor pendukung kesejahteraan masyarakat itu adalah
anggaran dari APBD.” 33
Dari pernyataan Narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa Kesejahteraan Masyarakat

merupakan kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usahanya memnuhi kebutuhan
dasarnya seperti kebutuhan material dan spiritualnya. Kebutuhan material dapat dihubungkan
dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan
kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual dapat dihubungkan dengan pendidikan, kemudian
keamanan dan ketentraman hidup yang diwujudkan dengan adanya pembangunan.
Kabupaten Batu Bara sebagai salah satu kabupaten hasil pemekaran daerah juga harus
mewujudkan tujuan otonomi daerah. Setelah terbentuknya Kabupaten Batu Bara harus berusaha
untuk melaksanakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah.
Setelah ditetapkan menjadi daerah otonom baru Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan
kesejahteraan yang signifikan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Mukhtas,
berikut:
“Kesejahteraan itu diukur dari pendapatan, maka kita harus mengetahui data
kependudukan yang disensus oleh Badan Pusat Statistik, karena data masyarakat miskin
itu ada disana. Kita harus mengetahui seberapa besar tingkat kemiskinan di Kabupaten
Batu Bara setelah hasil pemekaran. Jadi kesejahteraan itu juga dipengaruhi salah satu nya
33

Hasil wawancara dengan Bapak Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor DPRD
Kabupaten Batu Bara


Universitas Sumatera Utara

tingkat pendidikan, karena bisa dipastikan kalau berbicara mengenai kesejahteraan
dikaitkan dengan pendidikan, kemudian sosialnya yang dijadikan tolak ukur. Jadi kalau
dari tingkat angkat kemiskinan di Kabupaten Batu Bara yang tergolong masih cukup
besar. Tetapi kalau dibandingkan ketika sebelum dimekarkan Kabupaten Batu Bara ya
Saya pikir walaupun Saya belum mendapatkan angka yang real seberapa besar perubahan
itu, tetapi menurut Saya sudah cukup terjadi peningkatan. Dengan berdirinya kabupaten
Batu Bara ini, walaupun sebelum di mekarkan sudah ada yang nama nya PT. Indonesia
Asahan Alumunium dimana sekarang ini terletak di Kabupaten Batu Bara. Keberadaan
industri, keberadaan perkebunan baik BUMN ataupun dari swasta membawa pengaruh
terhadap masyarakat, makanya bagi masyarakat yang berada disekitaran pabrik
mendapatkan dampak ekonomi, karena adanya tingkat pendapatan masyarakat sebagai
pegawai itukan juga cukup banyak yang mampu menyerap tenaga-tenaga kerja lokal
yang dapat bekerja di PT.INALUM, kemudian PT.Multimas Nabati” 34
Hal yang sama juga diakui oleh Bapak Rubi Siboro, sejak pemekaran memang terdapat
peningkatan kesejahteraan, namun masih mengalami fluktuatif, berikut :
“Salah satu indikator dari kesejahteraan masyarakat kan tingkat kemiskinan. Jadi tingkat
kemiskinan di Kabupaten Batu Bara fluktiatif, kalau dari data Badan Pusat Statistik dari
tahun 2010 itu 12,29%, tahun 2011 mencapai 11,67%, tahun 2012 mencapai 11,24, tahun

2013 11,94%, tahun 2014 mencapai 11,25%. Kalau dari kondisinya relative lebih baik
walupun ada kenaikan dan ada penurunan juga, karena salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat adalah kemiskinan” 35
Berdasarkan hasil wawancara diatas, setelah dimekarkan dari Kabupaten Asahan, tidak di
pungkiri Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai salah
satu indikator dari kesejahteraan itu ialah kemiskinan, dimana kemiskinan di Kabupaten Batu
Bara sendiri diakui masih tinggi. Namun bila dibandingkan dengan sebelum menjadi daerah
otonomi baru kemiskinan di Kabupaten Batu Bara mengalami penurunan walaupun masih
fluktuatif. Seperti pada tahun tahun 2010 itu 12,29%, tahun 2011 mencapai 11,67%, tahun 2012
mencapai 11,24, tahun 2013 11,94%, tahun 2014 mencapai 11,25%. Dengan dibentuknya
Kabupaten Batu Bara, pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat juga mendorong
adanya pelayanan publik yang lebih baik. Dalam hal mata pencahrian pemerintahan Kabupaten
34

Hasil wawancara dengan Bapak Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor DPRD
Kabupaten Batu Bara
35
Hasil wawancara dengan Bapak Rubi Siboro pada tanggal 19 Januari 2017 pukul 13.20 bertempat di Kantor Bupati
Kabupaten Batu Bara


Universitas Sumatera Utara

Batu Bara sendiri melakukan usaha dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti
peningkatan perekonomian masyarakat sejak dilaksanakan pemekaran daerah dengan
dikelolanya PT.INALUM, PT. Multimas Nabati keberadaan perkebunan, industri dan dll, . Hal
ini dianggap dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat Kabupaten Batu Bara
sehingga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten Batu Bara.
Selain dari hasil wawancara diatas, kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu
Bara setelah pemekaran akan dipaparkan dalam bentukdokumentasi yang telh dikumpulkan oleh
penulis. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dalam tulisan ini untuk melihat
kondisi kesejahteraan masyarakat ada beberapa indikatornyang digunakan antara lain : Indeks
Pembangunan

Manusia,

Tingkat

Kemiskinan,

Distribusi


Pendapatan

serta

Tingkat

Pengangguran.
3.1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Batu Bara
Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2009, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas
hidup. IPM digunakan untuk mengelompokkan sebuah negara/daerah sebagai daerah maju,
berkembang, atau terbelakang. IPM juga digunakan untuk melihat pengaruh kebijakan dan peran
pemerintah terhadap kualitas hidup masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Indeks/ HDI) adalah rata-rata sederhana dari tiga indikator yang menggambarkan
kemampuan dasar manusia dalam memperluas pilihan-pilihan yaitu Angka Harapan Hidup,
Angka Melek Huruf, serta Pengeluaran Perkapita. Dalam dimensi kesehatan, digunakan angka
harapan hidup waktu lahir untuk melihat tingkat kesehatan pada suatu wilayah atau daerah.
Dalam dimensi pengetahuan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah dijadikan sebagai


Universitas Sumatera Utara

indikator untuk mengukur dimensi ini. Adapun untuk dimensi hidup yang layak, kemampuan
daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat pada rata-rata besarnya
pengeluaran perkapita dijadikan indikator. Indikator ini dirasa tepat sebagai pendekatan terhadap
pendapatan masyarakat sehingga dapat mewakili hasil pembangunan untuk suatu hidup yang
layak. Secara singkat penjelasan mengenai IPM dapat dilihat pada gambar berikut:

Umur Panjang dan
Angka Harapan
Hidup saat lahir

Indeks Pembangunan
Manusia

Kehidupan yang Layak
Pendidikan
Pengeluaran Rill
per Kapita yang
disesuaikan


Angka Melek Huruf
dan rata-rata lama
sekolah
Gambar 3.1
Indeks Pembangunan Manusia

Secara umum, sejak dimekarkannya Kabupaten Batu Bara untuk IPM meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, Indeks Pembangunan
Manusia tahun 2008 sebesar 71,17%, pada tahun 2009 meningkat menjadi 71,76%, pada tahun
2010 meningkat menjadi 72,27%, pada tahun 2011 meningkat menjadi 72,77%, pada tahun 2012

Universitas Sumatera Utara

meningkat menjadi 73,27% dan selanjutnya pada tahun 2013 kembali mengalami peningkatan
menjadi 73,81%.
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting demi pencapaian kesejahteraan
masyarakat dan merupakan hal terpenting dalam pembangunan guna peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pendidikan di Kabupaten Batu Bara sendiri terpengaruh oleh tofografi wilayah dan

budaya daerah.
Dimensi pendidikan dapat diukur melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
disuatu wilayah. Di Kabupaten Batu Bara, angka melek huruf dan angka rata-rata lama sekolah
terjadi peningkatan semenjak dimekarkan dari kabupaten induknya.
Dalam indikator pendidikan dapat diukur dari Angka Melek Huruf penduduk dewasa
serta rata-rata lama sekolah. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan adalah
belum idealnya rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap daya tampung sekolah dan rasio
guru terhadap sekolah. Pencermatan atas data sebaran RLS dan AMH menunjukkan bahwa
ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas, serta kondisi sosial ekonomi, berpengaruh pada
peningkatan RLS dan AMH. Peningkatan signifikan AMH dan RLS terjadi di daerah/ wilayah
yang berkarakter urban, sementara kondisi di wilayah rural, akibat berbagai sebab mengalami
perlambatan.
Angka melek huruf di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2011 sebesar 95,27%, terjadi
sedikit kenaikan bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010 yaitu sebesar 95,25%. Angka
melek huruf Kabupaten Batu Bara masih lebih rendah bila dibandingkan dengan angka Provinsi

Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara secara umum yang sebesar 97,46 persen bahkan menempati urutan kedua puluh
delapan bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2009

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun

Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun
Yang Melek Huruf

%

1

Sei Balai

18,874

39,548

209.54

2

Talawi

34,482

39,543

114.68

3

Tanjung Tiram

39,884

63,776

159.90

4

Lima Puluh

54,302

63,979

117.82

5

Air Putih

31,235

39,704

127.11

6

Sei Suka

34,450

39,563

114.84

7

Medang Deras

29,724

63,638

214.10

Jumlah

242,951

349,751

143.96

TABEL 3.2
Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2010
Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun
Yang Melek Huruf

%

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun

1

Medang Deras

24,373

23,236

95.34

2

Sei Suka

35,723

34,823

97.48

3

Air Putih

29,808

28,808

96.65

4

Lima Puluh

69,881

68,815

98.47

Universitas Sumatera Utara

5

Talawi

24,494

23,262

94.97

6

Tanjung Tiram

44,900

43,734

97.40

7

Sei Balai

3,263

2,297

70.40

Jumlah

232,442

224,975

96.79

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara

Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2011
Jumlah Penduduk Usia >
15 Tahun Yang Melek
Huruf

%

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun

1

Medang Deras

32,323

31,833

98.48

2

Sei Suka

35,163

34,791

98.94

3

Air Putih

31,191

30,769

98.65

4

Lima Puluh

56,925

56,470

99.20

5

Talawi

35,938

35,400

98.50

6

Tanjung Tiram

42,262

41,757

98.81

7

Sei Balai

17,853

17,448

97.73

Jumlah

251,655

248,468

98.73

TABEL 3.4
Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2012
No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
Usia > 15 Tahun

1

Medang Deras

32,690

Jumlah Penduduk Usia >
15 Tahun Yang Melek
Huruf

%

31,747

97.12

Universitas Sumatera Utara

2

Sei Suka

35,341

35,041

99.15

3

Air Putih

31,497

30,800

97.79

4

Lima Puluh

57,470

56,139

97.68

5

Talawi

36,339

35,785

98.48

6

Tanjung Tiram

42,697

42,597

99.77

7

Sei Balai

18,047

17,757

98.39

Jumlah

254,081

249,866

98.34

TABEL 3.5
PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF
Tahun
No

Kecamatan
2009

2010

2011

2012

1

Sei Balai

95.61

95.34

98.48

97.12

2

Tanjung Tiram

95.16

97.48

98.94

99.15

3

Talawi

94.45

96.65

98.65

97.79

4

Lima Puluh

96.19

98.47

99.20

97.68

5

Air Putih

95.16

94.97

98.50

98.48

6

Sei Suka

95.37

97.40

98.81

99.77

7

Medang Deras

91.18

70.40

97.73

98.39

Kab. Batu Bara

95.10

96.79

98.73

98.34

Rata-rata lama sekolah mengindikasikan seberapa tinggi pendidikan yang dicapai oleh
masyarakat di suatu daerah. Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah telah
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar sampai tingkat SLTP.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.6
Rata-Rata Lama Sekolah

No.

RATA-RATA
LAMA SEKOLAH

1. Kabupaten Batu Bara

TAHUN
2009
7.10

2010
7,35

2011
7,54

2012
7,54

Sumber: Kabupaten Batu Bara Dalam Angka
Indikator pendidikan yang digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia
(IPM) adalah angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Indikator-indikator
tersebut dapat menggambarkan mutu sumber daya manusia/SDM dan jumlah tahun yang
dihabiskan dalam menempuh semua jenis pendidikan formal. Persentase penduduk dewasa (usia
15 tahun ke atas) yang melek huruf mencapai 95,27% tahun 2011, terjadi sedikit kenaikan bila
dibandingkan dengan kondisi tahun 2010 yaitu sebesar 95,25, dengan rata-rata lama sekolah
penduduk dewasa di Kabupaten Batu Bara sebesar 7,54 tahun.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui
Dinas Pendidikan melakukan upaya seperti memberikan pelatihan kepada guru-guru agar
memiliki kualitas yang baik dibidang akademis, namun terlebih dulu merubah mindset para guru.
Kemudian pemerintahan Kabupaten Batu Bara melalui Dinas Pendidikan me-manage saranasarana yang sangat vital atau sarana-sarana yang sangat mendesak dan prioritas untuk dipenuhi
kebutuhannya. Adapun upaya-upaya ini tertuang dalam RPJMD Kabupaten Batu Bara dengan
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan anggran Rp.
5.930.542.379,- Program Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan anggaran Rp. 2.544.412.504,-

Universitas Sumatera Utara

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan anggaran Rp. 139.505.811.098,- dan
ada juga Program Pendidikan Non Formal dengan anggaran Rp. 13.950.581.698,-.

2. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan hal yang tak kalah penting. Keberhasilan pembangunan
bidang kesehatan salah satunya dapat dilihat dari indikator : angka harapan hidup saat dilahirkan
(AHH), angka kematian bayi (AKB), angka kematian kasar (AKK) dan status gizi. AHH
merupakan salah satu indikator kesehatan yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur
kemajuan pembangunan manusia (IPM). AHH berbanding terbalik dengan angka kematian (bayi
lahir mati, kematian bayi di bawah 1 tahun, kematian anak di bawah 5 tahun dan kematian ibu).
Makin tinggi kualitas kesehatan, makin rendahnya angka kematian sehingga meningkatnya
harapan untuk hidup.
Tabel 3.7
Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten Batubara
Tahun 2009-2013
Hasil Sensus Penduduk
Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

67,45

68,58

68,71

68,90

69.12

Sementara Angka Harapan Hidup di Kaupaten Batu Bara sebesar 68,92%. Angka ini
masih dibawah angka harapan hidup Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 69,90%. Dalam

Universitas Sumatera Utara

penolong untuk kelahiran yang dapat dijadikan perbandingan, dari data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Batu Bara dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Banyaknya Kelahiran Menurut Penolong Kelahiran di Kabupaten Batu Bara
2010 – 2014
Jenis Penolong
2010
2011
2012
Tenaga Kesehatan
8.240
7.479
7.783
Non Tenaga Kesehatan
7
2
11
Jumlah
8.247
7.481
7.794
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara

2013
8.485
314
8.772

2014
8.486
6
8.492

Dari tabel diatas dapat penolong kelahiran dilakukan oleh Tenaga Medis termasuk
diantaranya ( Dokter dan Bidan ) dan Non Tenaga Medis termasuk diantaranya ( dukun ). Pada
tahun 2010 penolong kelahiran dilakukan oleh tenaga medis sebanyak 8.240 kelahiran dan 7 oleh
non tenaga medis, pada tahun 2011 sebanyak 7.479 oleh tenaga medis dan 2 oleh non tenaga
medis, juga pada tahun 2013 sebanyak 8.485 oleh tenaga medis namun penolong kelahitan oleh
tenaga non medis meningkat secara signifikan menjadi 314, dan pada tahun 2014 sebanyak 8.486
oleh tenaga medan dan 6 oleh non tenaga medis.
Untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Batu Bara pemerintahan
Kabupaten Batu Bara melalui Dinas Kesehatan membuat program yang membahas mengeni
upaya Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, seperti Program Kesehatan
Masyarakat dengan anggaran sebesar Rp. 33.620.000.004,-.

Universitas Sumatera Utara

3. Pengeluaran Per Kapita
Pengeluaran per kapita termasuk dalam dimensi untuk mengukur Indeks Pembangunan
Manusia di suatu daerah. Dimensi ini juga dapat menggambarkan bagaimana kesejahteraan di
suatu daerah. Jika dilihat pada Tabel 3.8. berikut ini, tampak bahwa PDRB per kapita Kabupaten
Batu Bara menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan
dibandingkan PDRB tahun 2013 dari 55.078,14 ribu rupiah menjadi 59.539,68 ribu rupiah.
Dengan demikian secara umum dapat dikirakan bahwa berdasarkan indikator ini tingkat
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batu Bara semakin membaik.

Tabel 3.9
PDRB Per Kapita Harga Berlaku dan Harga Konstan
Kabupaten Batu Bara Tahun 2012-2014
(Rupiah)
Tahun

Harga Berlaku

Harga Konstan (

(Ribu Rupiah

Ribu Rupiah )

1

2

3

2012

50.644,21

46.269,55

2013

55.078,14

47.653,06

2014

59.539,68

49.076,57

Universitas Sumatera Utara

3.1.2

Garis Kemiskinan di Kabupaten Batu Bara

Kemiskinan merupakan salah satu indikator Kesejahteraan Masyarakat disuatu daerah.
Semakin tingginya angka kemiskinan di suatu daerah menandakan masih banyaknya penduduk
miskin di daerah tersebut.
Selama kurun waktu 7 tahun (2008-2014) jumlah penduduk miskin mengalami
penurunan yang fluktuatif, jumlah penduduk miskin tahun 2008 sebanyak 51.6700 jiwa, tahun
2009 sebanyak 49.500 jiwa, tahun 2010 sebanyak 46.000 jiwa, tahun 2011 sebanyak 44.300,
tahun 2012 sebanyak 43.000 jiwa, tahun 2013 sebanyak 46.860 jiwa, dan pada tahun 2014
sebanyak 44.720 jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin rata-rata sebesar 9,21% disebabkan
berbagai program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Batu Bara semakin menyentuh
masyarakat miskin (tepat sasaran). Ketepatan tersebut didukung oleh adanya identifikasi dan
verifikasi berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai dengan kondisi
lokalitas daerah yang semakin mendekati kenyataan. Kedepan diperlukan upaya untuk
melakukan unifikasi data kemiskinan agar proses percepatan penanggulangan kemiskinan dapat
dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran masayarakat untuk turut serta dalam menyalurkan
program Corpotate Social Responsibility (CSR) perlu didorong terus menerus.
Berikut gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Batu Bara selama 7 tahun
(2008-2014)

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.10
Penduduk Miskin di Kabupaten Batu Bara
No

Uraian

Satuan 2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

1

Jumlah

Orang

49.500

46.000

43.340

43.660

46.860

44.720

51.670

Penduduk
Miskin
Sumber: Batu Bara Dalam Angka

3.1.3

Distribusi Pendapatan di Kabupaten Batu Bara

Distribusi pendapatn ( Income Distribution ) merupakan salah satu indikator untuk
melihat kondisi kesejahteraan masyarakat di suatu daerah/wilayah. Distribusi pendapatan dapat
dilihat pada rentang pendapatan antara masyarakat kaya dan miskin. Kondisi pendapatn yang
tidak terlalu menyolok antara masyarakat kaya dan miskin menandakan kondisi distribusi
pendapatan daerah tersebut tergolong baik. Perhitungan tingkat distribusi pendapatan masyarakat
dapat dilakukan dengan menggunankan angka koefisien gini ( Gini Ratio ). Angka Koefisien
Gini dapat dilihat pada perbandingan nilai pendapatan yang diterima antar rumah tangga yang
erta kaitannya dengan penambahan jumlah penduduk miskin. Sehingga, semakin meningkatnya
jumlah penduduk miskin akan diikuti dengan penambahan nilai Koefisien Gini. Berikut tabel
yang akan menjelaskan tingkat Koefisien Gini di Kabupaten/ Kota yang ada d Provinsi Sumatera
Utara tahun 2010-2013.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.11
Gini Ratio Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013
Kabupaten/Kota
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Berdagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padang Sidempuan
Gunung Sitoli
Sumatera Utara

2010
0,280
0,225
0,184
0,257
0,255
0,256
0,203
0,214
0,249
0,222
0,209
0,192
0,231
0,248
0,264
0,252
0,273
0,209
0,195
0,212
0,231
0,217
0,206
0,252
0,266
0,220
0,241
0,182
0,232
0,173
0,219
0,233
0,375
0,257

2011
0,223
0,244
0,225
0,327
0,293
0,222
0,234
0,255
0,240
0,227
0,186
0,219
0,256
0,226
0,244
0,246
0,252
0,204
0,247
0,208
0,240
0,170
0,188
0,239
0,334
0,249
0,283
0,236
0,253
0,202
0,250
0,230
0,317
0,253

2012
0,325
0,324
0,290
0,395
0,374
0,286
0,271
0,334
0,298
0,336
0,189
0,290
0,293
0,365
0,355
0,375
0,447
0,231
0,296
0,356
0,314
0,214
0,247
0.308
0,357
0,243
0,372
0,277
0,289
0,261
0,256
0,269
0,413
0,316

2013
0,261
0,190
0,169
0,259
0,251
0,180
0,232
0,202
0,230
0,187
0,098
0,194
0,219
0,188
0,206
0,236
0,288
0,161
0,208
0,155
0,199
0,108
0,164
0,247
0,197
0,165
0,207
0,159
0,193
0,172
0,197
0,184
0,276
0,225

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat pada awal pemekaran Koefisien Gini di Kabupaten Batu
Bara pada awal pemekaran yaitu tahun 2010 sebesar 0,195. Angka ini meningkat pada tahun
2011, 2012, dan 2013, yaitu koefisien gini sebesar 0,247, 0,296, 0,208. Hal ini menandakan pada
tahun tersebut jumlah penduduk di Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan. Hal ini juga
menandakan ada nya perbedaan yang mencolok pada perbedaan pendapatan golongan masyarakt
kaya dan miskin.
3.1.4

Tingkat Pengangguran di Kabupaten Batu Bara

Keberhasilan pembangunan bidang ketenagakerjaan salah satunya dapat dilihat dari
indikator : angka angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja
merupakan salah satu indikator yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemajuan
pembangunan manusia (IPM).
a. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang bekerja)
Angkatan Kerja yang bekerja di Kabupaten Batu Bara tahun 2011 mencapai 176.737, di tahun
2012 mencapai 150.574 dan di tahun 2013 mencapai 141.058 artinya Terjadi Penurunan
setiap tahunnya. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.12
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Batu Bara
No

Jenis Kegiatan Utama

2011

2012

2013

1

Angkatan kerja

185.981

161.511

152.126

Universitas Sumatera Utara

Bekerja

176.737

150.574

141.058

Pengangguran

9.244

10.937

10.618

Bukan Angkatan Kerja

65.036

93.979

101.738

Sekolah

20.754

21.691

17.530

Mengurus Rumah Tangga

33.156

61.721

71.116

Lainnya

11.126

10.667

13.092

JUMLAH

251.017

255.490

253.864

Tingkat Partisipasi Angkatan kerja
(TPAK)

74.09

63.22

59.22

Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)

4.97

6.77

6.98

2

Sumber : BPS Kab. Batu Bara

b. Tingkat Pengangguran Terbuka. Di kabupaten Batu bara tingkat pengangguran terbuka
meningkat setiap tahunnya, hanya satu kali terjadi penurunan di tahun 2011.
Tabel 3.13
ASPEK PELAYANAN UMUM DALAM BIDANG KETENAGAKERJAAN
No
.

TAHUN
INDIKATOR

1. Tingkat partisipasi
angkatan kerja
2. Tingkat
pengangguran terbuka
3. Pencari kerja yang
ditempatkan

2008

2009

2010

2011

2012

64,28

64,23

64,48

74,09

63,22

-

6,32

7,95

4,97

6,77

165.551

165.551

161.890

176.737

176.737

Sumber: Kabupaten Batu Bara Dalam Angka

Universitas Sumatera Utara

Dalam mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Batu Bara pemerintah Kabupaten
Batu Bara melalui Dinas Tenaga Kerja mempunyai program ketenagakerjaan untuk
menanggulangi pengangguran. Ada empat bidang yang dikerjakan oleh Disnaker Kabupaten
Batu Bara, yaitu :
1. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, adalah bidang untuk mengawasi peraturan
perundang-undangan agar berjalan sesuai dengan hubungan kerja. Yang dimaksud
dengan hubungan kerja ialah pemberi kerja, ada bekerja dan ada kompensasi atau
gaji. Dalam mengawasi peraturan perundang-undangan ini, terdapat pegawai
pengawas yang memiliki legitimasi mengawasi atau sebagai polisi proses perundangundangan tenaga kerja.
2. Bidang Hubungan Industrial, adalah bidang mengenai perselisihan. Apabila terjadi
perselisihan di perusahaan, akan diselesikan berdasarkan peraturan perundangundangan dan ada mediator.
3. Bidang Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja, adalah untuk mengawasi
pengangguran. Berdasarkan data jumlah pengangguran yang ada, Disnaker memberi
informasi lowongan pekerjaan dengan tujuan sebagai pengendali pengangguran,
dimana setiap orang yang merasa menganggur bisa mendatangi kantor Disnaker.
Mereka mengisi dta yang nantinya apabila ada lowongan pekerjaan akan dipanggil,
sesuai dengan keterampilan pencari kerja dengan perusahaan yang membuka
lowongan pekerjaan. Denngan data tersebut, Disnaker terbantu untuk bisa mengetahui
jumlah pengangguran sebenarnya di Kabupaten Batu Bara.

Universitas Sumatera Utara

4. Bidang Pelatihan, dimana pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas keterampilan
pencari kerja. Dalam bidang ini Disnaker mempunyai Balai Latihan Kerja yang
mengatur beberapa kejuruan seperti keterampilan dalam las, menjahit, salon,
memprosessing hasil-hasil pertanian, dan lain-lain. Dengan demikian diharapkan
outputnya para penganggur bisa mandiri dan bisa diserap oleh perusahaan.
5.
3.2 Peran Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Politik di Kabupaten Batu Bara dalam
Pembangunan Daerah Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Pelaksanaan otonomi daerah telah memberikan kepada daerah kewenangan yang nyata,
luas, dan bertanggungjawab. Untuk itu maka pemerintahan daerah di beri kekuasaan untuk
merencanakan dan melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi dan sumber daya
setempat.
Dalam sub bab berikut penulis mencoba untuk menjelaskan bagaimana perenan lembaga
pemerintahan dan lembaga politik di Kabupaten Batubara dalam Pembangunan daerah dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan adanya desentralisasi kepada Kabupaten
Batubara untuk mengurus rumah tangganya sendiri, maka akan diikuti dengan adanya
desentralisasi politik yang memberikan kewenangan lembaga pemerintahan dan lembaga politik
didaerah untuk turut serta mengatur rumah tangganya secara mandiri. Untuk itu lembagalembaga pemerintahan ataupun lembaga politik dikabupaten Batu Bara memiliki peran yang
sangat vital dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat pasca pemekaran di daerah ini. Untuk
itu dalam sub bab ini, Penulis akan menganalisis peran dari lembaga pemerintahan dan lembaga
politik yang mengacu kepada Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan DPRD

Universitas Sumatera Utara

(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang ada dikabupaten Batu Bara dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam

mewujudkan

kesejahteraan

masyarakat

didaerah,

pemerintah

daerah

melaksanakan pembangunan daerah. Pembangunan sendiri berdasarkan teori structural
fungsional yang dikembangkan oleh Talcott Parsons merupakan sebuah kompleksitas layaknya
bagian tubuh manusia. Tiap bagian yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi masing-masing
dlam mencapai tujuan pembangunan. Jika dikaitkan dengan desentralisasi secara perspektif
politik, maka pembangunan yang dilaksanakan bergantung pada peran badan-badan politik yang
ada didaerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya, pemerintah melaksanakan berbagai kegiatan
dalam program pembangunan daerah, tentunya program dan kegiatan ini diharapkan dapat
membawa kemajuan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak
Rubi Siboro selaku Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batu Bara
berikut:
“Kami selaku BAPPEDA memberikan perhatian penuh terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Batu Bara yang tertera dalam RPJMD
Kabupaten Batu Bara tahun 2013-2018 ( Peraturan Daeran No.13 Tahun 2014) . adapun visi
dari kabupaten Batu Bara yaitu “Mewujudkan Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya, dan
Misi Kabupaten Batu Bara:1. Melanjutkan tingkat mutu pendidikan. 2. Melanjutkan
peningkatan derajat kesehatan. 3.Melanjutkan peningkatan perekonomian.
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batu Bara pemerintah Kabupaten
Batu Bara melalui BAPPEDA membentuk TKPK ( Tim Kordinasi Penanggulangan
Kemiskinan) ditingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. TKPK Kabupaten Batu Bara telah
merumuskan strategi untuk peningkatan kemiskinan yang disebut dengan SPKD (Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah) Kabupaten Batu Bara 2015-2018” 36

36

Hasil wawancara dengan Bapak Rubi Siboro pada tanggal 19 Januari 2017 pukul 13.20 bertempat di Kantor
Bupati Kabupaten Batu Bara

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan

wawancara yang dilakukan dengan Bapak Rubi Siboro, pemerintah

Kabupaten Batu Bara melalui Bappeda melakukan usaha dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Adapun fokus dari usaha usaha dari Bappeda tertuju pada kemiskinan dan berfokus
pada visi dan misi Kabupaten Batu Bara yaitu Mewujudkan Kabupaten Batu Bara Sejahtera
Berjaya, dan Misi Kabupaten Batu Bara:1. Melanjutkan tingkat mutu pendidikan. 2. Melanjutkan
peningkatan derajat kesehatan. 3.Melanjutkan peningkatan perekonomian.
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Ahmad Muhtaz selaku ketua Komisi C, berikut
“pembangunan di Kabupaten Batu Bara yang berkaitan dengan kesejahteraan itu sangat
berkaitan dengan kemampuan APBD yang merupakan salah satu faktor, disamping tadi
tingkat pendidikan dan kemandirian, tetapi beberapa bidang ( kesejahteraan itu kan
menyangkut masalah ekonomi, masalah pendidikan dan masalah kesehatan) ini yang
paling penting. Bagaimana masyarakat itu mendapatkan akses kesehatan, fasilitas
kesehatan yang dibiayai oleh negara, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah.
Artinya masyarakat harus mendapatkan sebuah jaminan kesehatan. Jadi kalau di
Kabupaten Batu Bara ini dengan jumlah penduduk 380.000 itu 50% nya sudah
mendapatkan jaminan kesehatan ( Kartu Indonesia Sehat). Dan dari kemampuan APBD
Kabupaten Batu Bara, yang Saya tahu terjadi peningkatan baik yang dibantu dari anggran
Provinsi ataupun Kabupaten/Kota,karena masih cukup banyak masyarakat yang tidak
mampu tetapi mereka belum mendapatkan Jaminan Kesehatan yang merupakan bagian
dari kesejahteraan.” 37
Dari pernyataan diatas, pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui DPRD juga
memaksimalkan pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan, yaitu berupa pendidikan,
ekonomi, kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan misalnya, pemerintah Kabupaten Batu Bara
telah melaksanakan pelayanan kesehatan dimana dikatakan sebagian besar masyarakat
Kabupaten Batu Bara sudah mendapatkan jaminan kesehatan. Dengan adanya fokus
pembangunan terhadap kesejahteraan diharapkan mampu mendorong tercapainya kesejahteraan.

37

Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor
DPRD Kabupaten Batu Bara

Universitas Sumatera Utara

DPRD sebagai representasi wakil rakyat memiliki konstituen yang jelas, latar belakang
kehidupan ekonomi keluarga masing-masing konstituennya, memiliki struktur Partai Politik
hingga tingkat Kecamatan dan bahkan Desa/Kelurahan. Ini semua adalah potensi yang dimiliki
untuk mengukur sejauh mana masyarakat sebuah wilayah dapat diketahui tingkat
kesejahteraannya oleh anggota DPRD. Untuk itu, masyarakat menaruh harapan pada setiap
kebijakan yang dibuat melalui DPRD untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di masyarakat.
Dalam konteks daerah, peraturan daerah ( perda) merupakan salah satu wujud kebijakan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sejak diberlakukannya sebgai daearah otonom, Kabupaten Batu Bara juga telah membuat
beberapa ranperda yang telah disetujui menjadi. Berikut daftar Ranperda yang telah disetujui
menjadi Perda:
-

Tahun 2008


Rancangan Peraturan Daerah Tentang Kedudukan dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota Protokoler DPRD Kabupaten Batu Bara

-

Tahun 2009




Rancangan Peraturan Daerah Tentang Urusan Pemerintah Daerah
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD





Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Dinas-Dinas
Rancangan Perauran Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Dearah



Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan

Universitas Sumatera Utara





Rancangan Peraturan Daerah Tentang Sumber Pendapatan Desa
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana

-

Tahun 2010
• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Batu Bara
• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Retribusi Jasa Umum

• Rancangan Perauran Daerah Tentang Retribusi Jasa Usaha

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Retribusi Perizinan Tertentu

-

Tahun 2011






-

Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perusahaan Batu Bara Berjaya
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan Protokol

Tahun 2012


-

Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pembentukan Desa dan Kelurahan

Rancangan Peraturan Tentang Perubahan Pajak

Tahun 2013








Rancangan Peraturan Daerah Tentang RSUD Kabupaten Batu Bara
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Air dan Tanah
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertambangan Mineral Bukan Logam
Rancangan Peraturan Dearah Tentang RT/RT

Universitas Sumatera Utara

-

Tahun 2014










Rancangan Peraturan Daerah Tentang Izin Usaha Jasa Kontruksi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Rancangan Perauran Daerah Tentang Penyertaan Modal
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Induk Kepariwisataan
Rancangan Perauran Daerah Tentang Perencanaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah



Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan





Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Batu Bara.

Dapat dilihat dari daftar ranperda yang telah dirumuskan selama tahun 2008-2014, belum
ada kebijakan yang benar-benar langsung menyentuh ke masyarakat. Selama kurun waktu 7
Tahun, DPRD Kabupaten Batu Bara masih belum melakasanakan fungsi sepenuhnya sebagai
penyalur aspirasi masyarakat. Jika dilihat dari rancangan peraturan daerah, belum ada satu
peraturan yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Kabupaten Batu Bara. Namun
dilihat pada rencana kerja DPRD, hanya reses dan program DPRD yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat. Hal ini sependapat dari wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad
Mukhtaz, berikut :
“Kita dari DPRD sendiri tidak ada program kerja yang langsung mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, jadi kita sama sama bergotong royong bersama dinas-dinas
terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial. Seperti contohnya
dalam bidang pendidikan, adanya program beasiswa sifatnya tidak baku karena
berdasarkan kemampuan anggaran, itupun hanya untuk siswa miskin, ya paling Kita

Universitas Sumatera Utara

membangun komunikasi dengan perusahaan yang berada disekitar Kabupaten Batu Bara
untuk melakukan CSR karena mereka juga punya program beasiswa untuk masyarakat
Batu Bara yang Mereka (Perusahaan yang berada di wilayah Kabupaten Batu Bara)
dengan Universitas, kadang ditambah dengan anggaran dari pemerintah. Kemudian kalau
untuk peningkatan perokonomian, Kita kan berada di Kabupaten Batu Bara dan Nasional
, melalui Dinas Sosial ada namanya PKH (Program Keluarga Harapan). kemudian yang
ketiga bagaimana dengan ekonominya kita berkomunikasi dengan Dinas Sosial untuk ,
masyarakat diberikan bantuan untuk modal usaha, terutama usaha ibu-ibu. Kalau selama
ini itu mereka hanya menyongket yang bekerja sama orang nah itu nanti dia akan dikasih
modal tetapi dengan kelompok kecil. Kemudian program RTLH( Rumah Tidak Layak
Huni) jadi rumah yang tidak layak huni akan mendapat bantuan berupa bahan bangunan
yang sumbernya bisa dari APBD Kabupaten/Kota, bisa dari pusat bahkan bisa dari
program CSR ya termasuk disini bantuan PT.INALUM dan juga DPRD menyerap
aspirasi masyrakat melalui reses yang kemudian diajukan ke eksekutif agar selanjutnya
dapat disampaikan kepada eksekutif.” 38

Dalam pembangunan sebagai perwujudan kesejahteraan bagi masyarakat baik DPRD
maupun Bapedda sendiri tak luput dari kendala, berikut penjelasan dari Bapak Ahmad Mukhtaz
“Ya salah satu kendala dalam kesejahteraan dari kemampuan anggaran yang terbatas,
tetapi Saya pikir itu berlaku secara nasional bahkan negara sendiri pun mengalami devisit
dalam hal anggaran sehingga berdampak ke daerah-daerah, kemudian kendala yang
kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang bisa dikatakan masih rendah, SD saja tidak tamat, sehingga kesadaran kesadaran
untuk bagaimana menjaga kesehatannya, menjaga anak-anak itu untuk bagaimana
mendapatkan pendidikan masih lemah. Karena kalaupun negara ataupun pemerintah
memfasilitasi pendidikan gratis sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama yang 9 tahun
itu Kita juga masih menemukan anak-anak yang SD pun tidak tamat jadi otomatis sangat
mempengruhi kwalitas SDM masyarakat Kabupaten Batu Bara. Jadi perlu ada sebuah
terobasan membangun mindset cara berpikir di masyarakat Kabupaten Batu Bara ini
bahwa pendidikan itu sangat penting, kalaupun dia tidak mendapatkan pekerjaan yang
baik tetapi cara berpikir dia sudah cukup maju” 39
Dalam pernyataan diatas, adapun kendala

yang ditemui dalam melaksanakan

kesejahteraan bagi masyarakat ialah anggaran yang terbatas menjadi kendala terbesar ditambah
dengan kendala SDM karena dianggap masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Batu

38

Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor
DPRD Kabupaten Batu Bara
39
Hasil wawancara dengan Bapak Rubi Siboro pada tanggal 19 Januari 2017 pukul 13.20 bertempat di Kantor
Bupati Kabupaten Batu Bara

Universitas Sumatera Utara

Bara yang sangat mempengaruhi kwalitas SDM, sehingga perlu ada mindset dari masyarakat
Batu Bara itu sendiri bahwa pendidikan sangat penting .
Hal lain yang juga mengakibatnya tekendalanya proses peningkatan kesejahteraan ialah
budaya dari masyarakat Batu Bara itu sendiri yang selalu menganggap bahwa dirinya miskin
supaya mendapat bantuan, dan Sulitnya melaksanakan kordinasi dalam melaksanakan
kesejahteraan masyarakat terhadap beberapa stakeholder antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat seperti yang dikatakan oleh Bapak Rubi Siboro, berikut penjelasannya
“Sulitnya merubah budaya masyarakat terhadap penerima bantuan, sebagai contoh
masyarakat tidak malu mengaku miskin asalkan mendapat bantuan, 2. Sulitnya
melakukan pendataan yang akurat dan uptodate terhadap jumlah masyarakat miskin, 3.
Sulitnya melaksanakan kordinasi dalam melaksanakan kesejahteraan masyarakat
terhadap beberapa stakeholder antara pemerintah, swasta, dan masyarakat”

Secara keseluruhan, kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara mengalami
perubahan yang signifikan. Rentang kendali antara pemerintah dengan masyarakat di Kabupaten
Batu Bara semakin dekat semenjak diberlakukan otonomi daerah. Bahkan bila dilihat dari data
statistic diatas yang terkait kesejahteraan masyarakat ada kecenderungan peningkatan
kesejahteraan walaupun masih tertinggal dengan beberaoa daerah lain di Provinsi Sumatera
Utara. Indeks Pembangunan Manusia yang meningkat, garis kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang berkurang menjadikan adanya perubahan dalam kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Batu Bara. Selain itu beberapa program beasiswa, adanya PKH ( Program Keluarga
Harapan), program RTLH ((Rumah Tidak Layak Huni) dan penyediaan pelayanan juga dapat
meningkatkan kesejahteraan di Kabupaten Batu Bara.
Dalam kaitannya dengan konse pembangunan, menunjukkan bahwa dalam pembangunan
didalamnya terdapat kelompok masyarakat yang saling berhubungan. Sehingga dalam proses

Universitas Sumatera Utara

pembangunan masyarakat memiliki katerkaitan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
pembangunan tersebut. Dan bila dikaitkan dengan desentralisasi, adanya pelimpahan wewenang
kepada badan-badan politik di daerah untuk mencapai keseimbangan dalam pembangunan
daerah.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Uraian mengenai kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu
Bara, sebagai pendapat terakhir peneliti menyimpulkan:
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Indonesia yang memakai
azas desentralisasi dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah menciptakan sistem
baru yang memberikan kesempatan dalam penyelengaraan otonomi daerah dan menimbulkan
yang terkait dengan pemekaran daerah. Dan pada 15 Juni 2007 resmi dibentuk Kabupaten Batu
Bara. Dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi yang telah di berikan oleh pemerintah
pusat kepada kabupaten Batu Bara diharapkan mampu memberikan dampak positif

bagi

masyarakat.
Pemekaran daerah sejatinya merupakan sebuah cara untuk melaksanakan percepatan
pembangunan demi tercapainya lesejahteraan masyarakat. Dengan adanya pemekaran
diharapkan adanya desentralisasi pemerintahan yang baik sehingga terciptanya efektifitas
penyelengaraan pemerintahan. Melalui efektifitas penyelenggaran pemerintahan dan pengelolaan
pembangunan ini diharapkan ada perubahan yang menyeluruh sehingga masalah-masalah yang
ada ditengah-tengah masyarakat dapat teratasi. Kesenjangan yang terjadi antara beberapa daerah
di Indonesia sebelum ini, diharapkan mendapatkan jawaban melalui adanya desentralisasi dalam
wujud pemekaran daerah ini.
Sejak berjalannya pemerintahan Kabupaten Batu Bara pada tahun 2007 tidak dapat
dipungkiri wilayah ini mengalami perkembangan. Berdasarkan statistic mengenai indikator

Universitas Sumatera Utara

kesejahteraan masyarakat, Kabupaten Batu Bara mengalai kemajuan dibanding dengan sebelum
dimekarkan dari Kabupaten Asahan. Adanya peningkatan setiap tahunnya mengenai indikator
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara..
Secara umum, adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabpaten Batu Bara
tidak luput dari peran pemerintah, baik itu eksekutif maupun legislative. Adanya programprogram pemerintah yang berfokus pada kesejahteraan seperti PKH ( Program Kelurga Harapan
), program RTLH ( Rumah Tidak Layak Huni ) dan dengan adanya program CSR yang mampu
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batu Bara

4.2 Saran
Dalam penelitian yang telahdijelaskan mengenai kondisi kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Batu Bara setelah menjadi daerah otonom baru. Untuk itu penulis akan memberikan
saran :
Secara keseluhan, untuk melaksanakan perubahan terhadap kesejahteraan masyarakat
bukanlah hal yang mudah dapat dilakukakan. Harus benar-benar ada niat dari semua pihak, baik
itu masyarakat, pemerintah eksekutif, dan pihak-pihak yang terlibat sehingga Kabupaten Batu
Bara akan mendapatkan hasil secara maksimal. Pemerintah dan DPRD diharapkan dapat
bekerjasama dalam pembangunan daerah, dikarenakan kedua lembaga ini memberikan peranan
penting dalam pembangunan daerah dan peran serta dari masyarakat Batu Bara itu sendiri untuk
saling bekerja sama dengan pemerintahan dalam pembangunan kesejahteraan.
Dengan adanya Sumber Daya Alam yang baik yang dimiliki oleh daerah Kabupaten Batu
Bara diharapakan pemerintah mampu mengelola secara maksimal seperti misalnya PT. Inalum,

Universitas Sumatera Utara

Pt. Multimas Nabati, Pt. Domba Mas, potensi perkebunan dan potensi pertanian sehingga dapat
menaikkan taraf pendapatan dan taraf penghidupan masyarakat nya agar tercapai tujuan dari
pemekaran itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara