T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Example NonExample pada Siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 T1 BAB
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses, suatu interaksi dengan suatu tujuan yang
jelas dan efektivitas pencapaiannya akan sangat ditentukan oleh bagaimana kepribadian
(personality) guru terampil dihadapan anak-anak didik kita (Suharsaputra, 2013 : 34).
Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai tujuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek – obyek tertentu dan spesifik pengetahuan
tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku
sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 :
232). Selanjutnya dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar serta proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Meningkatkan mutu
pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan
terutama bagi guru, karena guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajarmengajar (Arikunto, 2012 : 333). Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya kegiatan
pembelajaran, sehingga memiliki peran dan fungsi penting sebagai sumber belajar dan
bahkan kerapkali mendominasi proses transformasi nilai ilmu pengetahuan dan lain-lainnya
kepada peserta didik (Agung 2010 : 1). Menjadi Guru yang kreatif dalam menggunakan
metode dan strategi pembelajaran serta mempunyai pengetahuan yang luas menjadi senjata
terbaik dalam memajukan pendidikan di Indonesia, karena salah satu tujuan Pendidikan di
Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi manusia yang
berwawasan keilmuan, yaitu pribadi yang intergratiif, produktif dan kreatif serta memiliki
sikap-sikap kepemimpinan sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Di Sekolah
Menengah Pertama guru yang mengampu mata pelajaran mempunyai tanggung jawab untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut tanpa terkecuali guru mata pelajaran PPKn.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu program pendidikan atau
mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum di setiap jenis jalur dan jenjang
pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam pasal 37 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI No.20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Sedangkan mengenai pengertian PPKn itu
1
sendiri dinyatakan dalam penjelasan Undang – Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 39 ayat (2) yaitu “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha
untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan warga Negara
yang dapat di andalkan oleh bangsa dan negara. Sedangkan secara khusus Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut : “Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air” (Penjelasan UU No. 20/ 2003 pasal 37 ayat 1).
Pencapaian tujuan mata pelajaran PPKn tersebut menjadi tanggung jawab semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama guru PPKn. Guru dalam setiap pembelajaran
PPKn seharusnya selalu menggunakan pendekatan, strategi atau model pembelajaran yang
dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkannya. Pembelajaran PPKn
harus dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif serta meningkatkan hasil belajar
siswa secara signifikan. Oleh karena itu guru harus mampu menerapkan metode efektif yang
tidak mengharuskan siswa untuk menghafal materi dalam mata pelajaran PPKn. Proses
pembelajaran harus di desain agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan segenap
potensi yang dimiliknya, dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student –
contered), menggunakan model pembelajaran aktif (active learning) sehingga peran guru
sebagai fasilitator belajar. Mengingat bahwa semua model pembelajaran memiliki
kekurangan dan keunggulan dalam penerapannya, maka pemilihan model pembelajaran yang
tepat dapat menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends
dalam Trianto, 2010:51). Penerapan model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran
sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran PPKn di kelas VIIIF SMP
Negeri 7 Salatiga masih terjadi permasalahan diantaranya para siswa kurang termotivasi
dengan pelajaran, hal ini dikarenakan pelajaran PPKn adalah pelajaran hapalan yang
menjenuhkan sehingga kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran sangat lemah
yang terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Disamping itu kurangnya
kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga kegitan belajar mengajar sangat pasif,
2
siswa masih beranggapan guru sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga pada saat
pembelajaran siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru untuk dihapalkan. Hal ini
dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran Konvensional. Guru menguasai
materi PPKn dengan baik tetapi pengajaran dari guru hanya berpusat pada guru ( teacher
centered ) sehingga siswa dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada
penggalian kemampuan siswa atas apa diperolehnya setelah pembelajaran selesai. Sikap
siswa yang selama kegiatan belajar berlangsung kurang antusias dalam mencari tahu dan
mengetahui pendalaman materi sehingga hasil belajarnya pun rendah.
Perolehan nilai ulangan harian untuk mata pelajaran PPKn pada materi Merajut
Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila seluruh siswa (100%) mendapatkan nilai
dibawah KKM, ini berarti menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang
Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila masih dibawah kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang seharusnya yaitu 75. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut
maka diperlukan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode dan
pendekatan pembelajaran yang cocok yang mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Example non-Example. Model pembelajaran Example non-Example merupakan strategi
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan. Penggunaan
media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian
dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Strategi yang diterapkan dalam
model ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dalam menggunakan 2 hal yaitu
Example dan non-Example. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas. non-Example memberikan gambaran akan
sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model Example nonExample penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui
secara primer hanya dari segi definisinya dari pada sifat fisiknya (Jumanta Hamdayama, 2014
: 97). Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap Example non-Example diharapkan akan
dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam materi yang ada.
Suasana kelas menjadi kondusif dan menyenangkan karena siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi siswa juga
3
harus membangun sendiri pengetahuannya. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri,
Penelitian Tindakan Kelas ini diberi judul “ Upaya meningkatkan hasil belajar
PKn melalui penerapan model pembelajaran Example non-Example pada siswa kelas VIIIF
SMP Negeri 7 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang adalah guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional, sehingga siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan saja
tanpa ada kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif serta hasil belajar siswa
masih rendah semuanya masih dibawah KKM (≥75).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan
menerapkan model pembelajaran Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar
PPKn pada siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 Tahun ajaran 2016/2017 ?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat tersebut dapat
diuraikan dalam manfaat teoritis maupun praktis.
a) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dapat memberikan
masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya mengenai penggunaan model
pembelajaraan Example non-Example. Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn.
b) Manfaat Praktis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dapat memberikan
masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya mengenai penggunaan model
pembelajaraan Example non-Example. Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn.
4
Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri
b. Dalam pembelajaran PPKn siswa lebih aktif menyampaikan pendapat dan semangat
untuk menerima pembelajaran sehingga pembelajaran PPKn menjadi mata pelajaran
yang disukai siswa.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa
Bagi Guru
a. Membantu guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang aktif,
inovatif , kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran PPKn
b. Meningkatkan kualitas atau mutu kegiatan pembelajaran yang dikelolanya .
c. Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses, suatu interaksi dengan suatu tujuan yang
jelas dan efektivitas pencapaiannya akan sangat ditentukan oleh bagaimana kepribadian
(personality) guru terampil dihadapan anak-anak didik kita (Suharsaputra, 2013 : 34).
Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai tujuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek – obyek tertentu dan spesifik pengetahuan
tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku
sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 :
232). Selanjutnya dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar serta proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Meningkatkan mutu
pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan
terutama bagi guru, karena guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajarmengajar (Arikunto, 2012 : 333). Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya kegiatan
pembelajaran, sehingga memiliki peran dan fungsi penting sebagai sumber belajar dan
bahkan kerapkali mendominasi proses transformasi nilai ilmu pengetahuan dan lain-lainnya
kepada peserta didik (Agung 2010 : 1). Menjadi Guru yang kreatif dalam menggunakan
metode dan strategi pembelajaran serta mempunyai pengetahuan yang luas menjadi senjata
terbaik dalam memajukan pendidikan di Indonesia, karena salah satu tujuan Pendidikan di
Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi manusia yang
berwawasan keilmuan, yaitu pribadi yang intergratiif, produktif dan kreatif serta memiliki
sikap-sikap kepemimpinan sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Di Sekolah
Menengah Pertama guru yang mengampu mata pelajaran mempunyai tanggung jawab untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut tanpa terkecuali guru mata pelajaran PPKn.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu program pendidikan atau
mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum di setiap jenis jalur dan jenjang
pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam pasal 37 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI No.20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Sedangkan mengenai pengertian PPKn itu
1
sendiri dinyatakan dalam penjelasan Undang – Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 39 ayat (2) yaitu “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha
untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan warga Negara
yang dapat di andalkan oleh bangsa dan negara. Sedangkan secara khusus Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut : “Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air” (Penjelasan UU No. 20/ 2003 pasal 37 ayat 1).
Pencapaian tujuan mata pelajaran PPKn tersebut menjadi tanggung jawab semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama guru PPKn. Guru dalam setiap pembelajaran
PPKn seharusnya selalu menggunakan pendekatan, strategi atau model pembelajaran yang
dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkannya. Pembelajaran PPKn
harus dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif serta meningkatkan hasil belajar
siswa secara signifikan. Oleh karena itu guru harus mampu menerapkan metode efektif yang
tidak mengharuskan siswa untuk menghafal materi dalam mata pelajaran PPKn. Proses
pembelajaran harus di desain agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan segenap
potensi yang dimiliknya, dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student –
contered), menggunakan model pembelajaran aktif (active learning) sehingga peran guru
sebagai fasilitator belajar. Mengingat bahwa semua model pembelajaran memiliki
kekurangan dan keunggulan dalam penerapannya, maka pemilihan model pembelajaran yang
tepat dapat menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends
dalam Trianto, 2010:51). Penerapan model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran
sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran PPKn di kelas VIIIF SMP
Negeri 7 Salatiga masih terjadi permasalahan diantaranya para siswa kurang termotivasi
dengan pelajaran, hal ini dikarenakan pelajaran PPKn adalah pelajaran hapalan yang
menjenuhkan sehingga kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran sangat lemah
yang terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Disamping itu kurangnya
kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga kegitan belajar mengajar sangat pasif,
2
siswa masih beranggapan guru sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga pada saat
pembelajaran siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru untuk dihapalkan. Hal ini
dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran Konvensional. Guru menguasai
materi PPKn dengan baik tetapi pengajaran dari guru hanya berpusat pada guru ( teacher
centered ) sehingga siswa dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada
penggalian kemampuan siswa atas apa diperolehnya setelah pembelajaran selesai. Sikap
siswa yang selama kegiatan belajar berlangsung kurang antusias dalam mencari tahu dan
mengetahui pendalaman materi sehingga hasil belajarnya pun rendah.
Perolehan nilai ulangan harian untuk mata pelajaran PPKn pada materi Merajut
Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila seluruh siswa (100%) mendapatkan nilai
dibawah KKM, ini berarti menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang
Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila masih dibawah kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang seharusnya yaitu 75. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut
maka diperlukan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode dan
pendekatan pembelajaran yang cocok yang mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Example non-Example. Model pembelajaran Example non-Example merupakan strategi
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan. Penggunaan
media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian
dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Strategi yang diterapkan dalam
model ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dalam menggunakan 2 hal yaitu
Example dan non-Example. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas. non-Example memberikan gambaran akan
sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model Example nonExample penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui
secara primer hanya dari segi definisinya dari pada sifat fisiknya (Jumanta Hamdayama, 2014
: 97). Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap Example non-Example diharapkan akan
dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam materi yang ada.
Suasana kelas menjadi kondusif dan menyenangkan karena siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi siswa juga
3
harus membangun sendiri pengetahuannya. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri,
Penelitian Tindakan Kelas ini diberi judul “ Upaya meningkatkan hasil belajar
PKn melalui penerapan model pembelajaran Example non-Example pada siswa kelas VIIIF
SMP Negeri 7 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang adalah guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional, sehingga siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan saja
tanpa ada kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif serta hasil belajar siswa
masih rendah semuanya masih dibawah KKM (≥75).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan
menerapkan model pembelajaran Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar
PPKn pada siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 Tahun ajaran 2016/2017 ?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat tersebut dapat
diuraikan dalam manfaat teoritis maupun praktis.
a) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dapat memberikan
masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya mengenai penggunaan model
pembelajaraan Example non-Example. Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn.
b) Manfaat Praktis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dapat memberikan
masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya mengenai penggunaan model
pembelajaraan Example non-Example. Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn.
4
Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri
b. Dalam pembelajaran PPKn siswa lebih aktif menyampaikan pendapat dan semangat
untuk menerima pembelajaran sehingga pembelajaran PPKn menjadi mata pelajaran
yang disukai siswa.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa
Bagi Guru
a. Membantu guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang aktif,
inovatif , kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran PPKn
b. Meningkatkan kualitas atau mutu kegiatan pembelajaran yang dikelolanya .
c. Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
5