201708101427134.1.19.UrusanWajibKesatuanBangsadanPoldagri Final14Maret2016
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
19. URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLDAGRI
A.
KEBIJAKAN PROGRAM
Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2015,
dilaksanakan melalui program penunjang dan program pelaksanaan urusan.
Adapun program penunjang tesebut adalah sebagai berikut :
1.
Program pelayanan administrasi perkantoran.
Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan
administrasi perkantoran.
2.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur untuk menunjang pelaksanaan tugas.
3.
Program peningkatan disiplin aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kesadaran aparatur
dalam mematuhi ketentuan-ketentuan kepegawaian.
4.
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau
kapabilitas aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan.
5.
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan akuntabilitas anggaran
dan pelaporan hasil kerja.
Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri adalah sebagai berikut.
1.
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah,
stabilitas sosial politik dan keamanan wilayah.
2.
Program pengembangan wawasan kebangsaan/Kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai
kebangsaan dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.
3.
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.
Hal.310
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan
keamanan wilayah.
4.
Program pendidikan politik masyarakat.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga
negara dalam bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka
umum.
5.
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kebijakan program ini diarahkan kepada perlindungan kepada masyarakat
dari ancaman bencana dan pengurangan risiko bencana.
6).
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kebijakan program ini diarahkan kepada Kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
B.
REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
1.
PENDANAAN
ANGGARAN PENUNJANG URUSAN
1).
Program pelayanan administrasi perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air Dan Listrik
Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan
Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /
Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan
Perundang-Undangan
Penyediaan Makanan Dan Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi
Ke Luar Daerah
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air Dan Listrik
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
PERSEN
TASE
(%)
26.000.000
13.985.529
53,79
10.000.000
6.153.000
61,53
54.000.000
35.000.000
52.410.000
27.300.000
97,06
78,00
5.000.000
2.450.000
49,00
3.000.000
13.000.000
3.000.000
12.330.000
100
94,85
35.000.000
180.000.000
33.917.600
125.441.482
96,91
69,69
16.344.000
16.344.000
100
293.331.611
77,74
217.200.000
194.530.522
89,56
48.000.000
60.000.000
48.000.000
60.000.000
100,00
100,00
377.344.000
Hal.311
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
ANGGARAN
(Rp)
NO
KEGIATAN
4.
Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /
Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan
Kantor
Penyediaan Makanan Dan Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi
Ke Luar Daerah
Penyelesaian Pengelolaan Administrasi
Kepegawaian
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2).
55.000.000
REALISASI
PERSEN
ANGGARAN
TASE
(Rp)
(%)
54.999.945
100,00
15.000.000
15.000.000
100,00
15.000.000
15.000.000
100,00
75.000.000
330.000.000
75.000.000
330.000.000
100,00
100,00
27.000.000
26.650.000
98,70
88.950.000
82.140.000
92,34
931.150.000
1.308.494.000
901.320.467
1.194.652.078
96,80
91,30
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas / Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan
Gedung Kantor
Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
Pengadaan Peralatan Dan Perlengkapan
Kantor
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas / Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeluer
Pembuatan Gudang Kantor
Pengelolaan Web Site
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
300.000.000
286.244.403
95,41
70.000.000
57.320.000
81,89
170.840.000
290.310.000
286.244.403
167.410.000
95,41
57,67
5.033.854.000
4.140.618.676
82,26
1.457.600.000
896.095.000
365.470.000
125.000.000
1.440.781.000
231.153.500
304.420.000
111.058.555
98,85
25,80
83,30
88,85
1.395.617.000
1.309.795.820
93,85
60.000.000
47.971.000
79,95
12.000.000
694.772.000
27.300.000
5.033.854.000
5.865.004.000
12.000.000
656.325.381
27.084.545
4.140.618.676
4.819.003.079
100
94,47
99,21
82,26
82,17
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD:Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
Perlengkapannya
JUMLAH PROGRAM
Hal.312
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
342.375.000
340.151.000
99,35
342.375.000
340.151.500
99,35
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4).
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pembinaan Sumber Daya Aparatur
Perubahan Pola Kerja Pegawai melalui
Implementasi Tehnologi Informasi
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Bimbingan Teknis / Pembinaan Sumber
Daya Manusia
Pembinaan Fisik Pegawai
Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia
Pengiriman Peningkatan Kemampuan
Khusus SDM Satpol PP
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
208.401.000
255.810.000
189.616.200
216.546.000
90,99
84,65
464.211.000
406.162.200
87,50
190.000.000
181.061.000
95,30
312.115.000
118.580.000
310.790.000
117.255.000
99,58
98,88
85.000.000
69.093.000
81,29
705.695.000
1.169.906.000
678.199.000
1.084.361.200
96,10
92,69
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyusunan Pelaporan Keuangan
Semesteran
Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi
Anggaran
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
Penyusunan Lakip
Penyusunan Renstra Skpd
Penyusunan Lkpj Skpd
Penyusunan Renja Skpd
Penunjang Kinerja Pa, Ppk, Bendahara Dan
Pembantu
Penyusunan Profil Skpd
Penyusunan Program Kerja Skpd
Penyusunan Rka Dan Dpa Murni Serta
Perubahan
Jumlah SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Penyusunan Pelaporan Keuangan
Semesteran
Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi
Anggaran
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
Kegiatan SKPD
Penyusunan Lakip
Penyusunan RENSTRA SKPD
Penyusunan Lkpj Skpd
Penunjang Kinerja Pa, Ppk, Bendahara Dan
Pembantu
Hal.313
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
7.137.000
7.137.000
100,00%
7.137.000
7.137.000
100,00%
11.261.000
11.261.000
100,00%
10.000.000
14.308.000
14.569.000
10.000.000
105.356.000
9.829.000
13.120.000
13.818.000
9.768.000
105.025.500
98,29%
91,70%
94,85%
97,68%
99,69%
3.000.000
3.000.000
17.338.000
3.000.000
3.000.000
17.307.500
100,00%
100,00%
99,82%
203.106.000
200.403.000
98,67%
10.000.000
10.000.000
100,00%
10.000.000
10.000.000
100,00%
10.000.000
10.000.000
100,00%
79.571.000
76.271.000
95,85%
15.100.000
17.450.000
16.040.000
76.620.000
15.100.000
17.000.000
16.040.000
72.764.000
100,00%
97,42%
100,00%
94,97%
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
KEGIATAN
9.
10.
Penyusunan Rka Dan Dpa
Penyusunan Anggaran Dan Perubahan
Anggaran
Penyusunan Profil Skpd
Penyusunan Laporan Renja /Rencana Kerja
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
11.
12.
9.450.000
9.450.000
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
9.450.000
9.450.000
PERSEN
TASE
(%)
100,00%
100,00%
10.225.000
16.040.000
279.946.000
483.052.000
10.225.000
16.040.000
272.340.000
472.743.000
100,00%
100,00%
97,28%
97,87%
ANGGARAN
(Rp)
NO
ANGGARAN PROGRAM PELAKSANAAN URUSAN
1).
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan Pemantauan Situasi Dan
Kondisi Daerah Terhadap Potensi
Kerawanan Sosial Politik
Pemantauan / Pengawasan Terhadap
Kepatuhan Norma-norma Dan Aturan
Bagi Wna
Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan
Tempat Hiburan Dan Keramaian Umum
Peningkatan Kesadaran Bela Negara
Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas
Keamanan Daerah Melalui Kominda
Penguatan Penghayatan Ideologi
Pancasila Bagi Generasi Muda
Pengamanan Tertutup Pejabat Negara
Dan Tamu Negara
Pengamanan Tertutup Hari Jadi Kota
Semarang, Hari Besar Nasional Dan
Event-event Lainnya
Pendidikan Penanganan Konflik Bagi
Tokoh Masyarakat
Pemantapan Ideologi Dan Wawasan
Kebangsaan
Kewaspadaan / Intelijen Terhadap
Gangguan Stabilitas Sosial Politik
Penyelenggaraan Pilwakot
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengerahan Linmas
Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang
Diselenggarakan Propinsi
Peningkatan Pemantauan Situasi Dan
Kondisi Daerah Terhadap Potensi
Kerawanan Sosial Politik
Posko Kewaspadaan Linmas
Data Base Dan Aplikasi Linmas
Monitoring Dan Evaluasi Administrasi Pos
Kamling
Pembinaan Dan Peningkatan Sdm Linmas
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
164.142.000
164.142.000
100,00%
234.449.000
201.487.750
85,94%
135.328.000
134.949.000
99,72%
198.793.600
371.549.000
162.275.550
346.879.400
81,63%
93,36%
110.900.500
101.531.000
91,55%
207.670.000
134.245.000
64,64%
238.707.000
228.242.000
95,62%
39.021.900
37.429.900
95,92%
47.599.000
45.568.500
95,73%
350.000.000
237.844.000
67,96%
2.098.160.000
1.794.594.100
85,53%
75.000.000
25.000.000
69.285.000
20.600.000
92,38%
82,40%
90.147.500
87.423.500
96,98%
1.060.842.000
93.520.000
100.000.000
970.036.000
80.723.100
93.696.800
91,44%
86,32%
93,70%
150.000.000
1.594.509.500
3.692.669.500
132.840.000
1.454.604.400
3.249.198.500
88,56%
91,23%
87,99%
Hal.314
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
2).
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
3).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan Toleransi Dan Kerukunan
Dalam Kehidupan Beragama
Kemah Kebangsaan Generasi Muda
Pembauran
Pemeliharaan Solidaritas Dan
Kesatupaduan Masyarakat Serta
Akulturasi Budaya
Fasilitasi Kegiatan Paguyuban Petamas
Pendayagunaan Potensi Ormas / Lsm
Peningkatan Ketahanan Bangsa Bagi
Masyarakat
Pembinaan Organisasi Kepemudaan / Okp
Sosialiasasi Perundang-undangan Bidang
Organisasi Kemasyarakatan
Pendaftaran, Pembinaan Dan Pemantauan
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Swadaya Masyarakat
Peningkatan Pembauran Kebangsaan
Peningkatan Ketahanan Ekonomi
Berbasis Kearifan Lokal
Sinergitas Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila
Bagi Generasi Muda
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan
Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
526.673.000
465.417.240
88,37%
230.000.000
210.774.500
91,64%
120.000.000
118.165.000
98,47%
420.000.000
241.000.000
80.000.000
358.989.100
199.397.500
66.203.000
85,47%
82,74%
82,75%
160.000.000
110.000.000
132.775.000
81.953.100
82,98%
74,50%
90.000.000
68.600.000
76,22%
100.000.000
70.000.000
86.810.200
59.760.000
86,81%
85,37%
75.000.000
54.666.000
72,89%
2.222.673.000
1.903.510.640
85,64%
150.000.000
146.250.000
97,50%
150.000.000
2.372.673.000
146.250.000
2.049.760.640
97,50%
86,39%
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
1.925.927.500
1.925.277.500
99,97%
36.766.500
31.291.000
85,11%
60.000.000
439.436.000
59.610.000
439.389.000
99,35%
99,99%
796.835.000
796.835.000
100,00%
1.651.914.000
384.218.100
394.186.000
1.472.814.000
328.781.200
388.745.000
89,16%
85,57%
98,62%
500.000.000
493.730.000
98,75%
6.189.283.100
5.936.472.700
95,92%
KEGIATAN
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat
Terhadap Gangguan Trantibmas Dan
Terjadinya Bencana
Dukungan Sarana Dan Prasarana
Pemakaman Anggota Linmas Non Pns
Hut Linmas
Pengawasan Pelangaran Perda Dan
Trantibum
Pengamanan Kegiatan Pemerintah Kota
Semarang
Penertiban Dan Penindakan Perda
Penyidikan Dan Sidang Ditempat
Pengamanan Kegiatan Penting Dan Hari
Besar Nasional/ Keagamaan
Penegakan Perda Kawasan Tanpa Rokok
Dan Cukai Ilegal
JUMLAH PROGRAM
Hal.315
PERSEN
TASE
(%)
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4).
Program pendidikan politik masyarakat
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
1.
5).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pengelolan Bantuan Parpol
Pendidikan Politik Bagi Masyarakat
Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Parpol
Penguatan Budaya Dan Etika Politik Bagi
Aparatur Dan Elemen Masyarakat
Peningkatan Dan Penguatan Peran Politik
Ormas / Lsm / Toga Dan Toma
Fasilitasi Peraturan Perundang-undangan
Bagi Partai Politik
Fasilitasi Pemasangan Atribut / Baliho
Pilwakot
Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula
Pilwakot
Pengelolaan Dana Hibah Pilwakot
Penertiban Alat Peraga Kampanye
Pilwakot
Koordinasi Dan Monitoring Pelaksanaan
Pilwakot
Pemilihan Osis (pemilos) Kota Semarang
Penertiban Dan Monitoring Atribut
Parpol/ Ormas/ Lsm
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pam Taksung (perlindungan Masyarakat)
SKPD: Sekretariat Daerah
Fasilitasi Dan Sinkronisasi Hubungan
Antar Lembaga, Refleksi Hari Otda Dan
Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
90.000.000
180.000.000
90.000.000
100.000.000
67.787.250
149.803.550
87.044.000
85.436.900
75,32%
83,22%
96,72%
85,44%
100.000.000
84.618.900
84,62%
100.000.000
78.888.650
78,89%
150.000.000
144.346.800
96,23%
400.000.000
339.650.850
84,91%
75.000.000
345.000.000
43.237.250
272.762.400
57,65%
79,06%
300.000.000
180.692.920
60,23%
150.000.000
50.000.000
101.997.600
48.783.250
68,00%
97,57%
2.130.000.000
1.685.050.320
79,11%
3.257.620.000
2.440.869.000
74,93%
183.025.000
147.480.000
80,58%
183.025.000
5.570.645.000
147.480.000
4.273.399.320
80,58%
76,71%
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pemantauan Dan Penyebarluasan
100.000.000
Informasi Potensi Bencana Alam
Pengadaan Logistik Dan Obat-obatan Bagi
259.440.000
Penduduk Di Tempat Penampungan
Sementara
Gladi Lapang Penanganan Bencana
100.000.000
Operasional Posko Dan Penanggulangan
600.000.000
Bencana Kota Semarang
Pengadaan Sarana Dan Prasarana
552.451.000
Penanganan Bencana
Pengkajian Dan Verifikasi Serta Evaluasi
150.000.000
Rekonstruksi Pra, Pasca Bencana Di
Wilayah Rawan Bencana
Pengelolaan Bantuan Korban Bencana
59.209.000
Percepatan Penanganan Bencana Oleh
132.150.000
Tim Reaksi Cepat Dan Tim Kaji Cepat
Hal.316
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
99.986.400
86,98%
58.962.600
22,73%
86.983.400
581.190.804
86,98%
96,87%
547.467.900
99,10%
140.920.000
93,95%
55.209.000
110.567.000
93,24%
83,67%
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
NO
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
6).
150.848.000
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
122.535.000
PERSEN
TASE
(%)
81,23%
150.000.000
128.611.800
85,74%
125.000.000
75.000.000
119.375.000
69.375.000
95,50%
92,50%
85.000.000
83.684.000
98,45%
150.000.000
150.000.000
146.248.645
149.446.300
97,50%
99,63%
100.000.000
98.677.000
98,68%
2.939.098.000
2.499.253.449
85,03%
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
Penguatan Forum Pengurangan Resiko
Bencana (FPRB) Kota Semarang
Pelatihan Teknik Perhitungan Kerusakan
Dan Kerugian (damage And Losses)
Koordinasi Penanggulangan Bencana
Sosialisasinya Peraturan Perundangundangan Kebencanaan
Bimbingan Dan Peningkatan Ketrampilan
SAR
Pemetaan Rawan Bencana
Peningkatan Sumber Daya Manuasia
Kelurahan Siaga Bencana
Pembangunan Ruang Pusat Data Dan
Informasi (pusdatin)
JUMLAH PROGRAM
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1
2
3
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD : Badan Kesbangpol
Pengelolaan Bantuan Hibah Untuk
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Nirlaba Lainnya
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Nirlaba Lainnya Dalam Penyelenggaraan
Urusan Kesbangpoldagri
Fasilitasi Kegiatan Forum Komunikasi
Ormas/lsm Semarang Bersatu
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
50.000.000
41.495.000
82,99%
90.000.000
88.176.000
97,97%
120.000.000
105.445.200
87,87%
260.000.000
235.116.200
90,43%
2.
HASIL YANG DICAPAI
a).
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Lingkungan yang aman, dan nyaman adalah tempat yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk hidup dan mencari penghidupan. Keamanan (safety) adalah
status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial,
spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari
sebuah kegagalan, kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan,
keamanan akan membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Sedangkan
kenyamanan adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap hubungan
interpersonal dan sosial dalam lingkungannya, terpenuhinya kenyamanan dapat
menimbulkan perasaan sejahtera dan hilangnya rasa kekhawatiran terhadap
gangguan fisik maupun sosial yang pada akhirnya dapat menumbuhkan perasaaan
peace of mind .
Hal.317
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Melalui program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan ini
Pemerintah Kota Semarang berupaya mewujudkan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang bersifat kolektif di seluruh wilayah Kota Semarang.
Program ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi
Pamong Praja, tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk
menciptakan kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan serta
kenyamanan wilayah Kota Semarang.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah melaksanakan upaya-upaya preventif
yaitu dengan cara mencegah timbulnya instabilitas sosial politik, mencegah
timbulnya kerawanan keamanan dan ketidaknyamanan lingkungan secara fisik
maupun sosial.
Dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan Badan
Kesbangpol menjalankan peran sebagai soft security dengan melaksanakan fungsi
koordinatif vertikal dan horizontal, kewaspadaan, pendeteksian, pencegahan,
pengamanan tertutup, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai soft
security. Sedangkan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja menjalankan peran sebagai
hard security dengan melaksanakan fungsi penegakan hukum tingkat daerah
(Peraturan
Daerah
dan
Peraturan
Walikota),
penindakan
nonyustisial,
pengamanan terbuka, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai hard
security.
Salah satu indikator kinerja dalam program ini adalah kejdian konflik sosial,
definisi konflik sosial yaitu perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu
tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi
sosial
sehingga
Berdasarkan
mengganggu
definisi
tersebut
stabilitas
dan
konflik
yang
menghambat
terjadi
pembangunan.
dimasyarakat
dapat
dikategorikan sebagai konflik sosial apabila terjadi secara komunal, konflik orang
per orang belum dapat dikategorikan sebagai konflik sosial.
Dengan penanganan konflik sosial yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun sesudah
terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pascakonflik maka konflik sosial dalam bentuk perkelahian pelajar
yang terjadi tidak sampai menyebabkan gangguan stabilitas daerah dan
menghambat pembangunan.
Hal.318
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Indikator lainnya dalam program ini adalah kejadian unjuk rasa. Sebagai
negara demokrasi apabila ada kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan
pikiran-pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes –
protesnya di muka umum melalui unjuk rasa di ruang publik maka haruslah
dihormati. Akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan secara anarkhis atau pada
tingkatan ekskalasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas Politik, Ekonomi dan
Sosial serta ketentraman dan ketertiban umum.
Melalui program ini Pemerintah Kota Semarang melaksanakan penangangan
secara khusus terhadap unjuk rasa anarkhis dan eliminasi frekuensi yang
ditempuh melalui upaya pencegahan, yang dilakukan dengan metode deteksi dini
dan cegah dini melalui kegiatan Intelijen bersama dengan unsur Intelijen Daerah
yang tergabung dalam Komunitas Intelijen Daerah (Kominda).
Selama tahun 2015 unjuk rasa yang perlu mendapat perhatian adalah
sebanyak 9 kejadian, baik yang ditujukan kepada Lembaga Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif di level Provinsi maupun level Kota Semarang. Dari sekian kejadian
unjuk rasa, yang paling dominan adalah unjuk rasa kelompok buruh dalam
menuntut Upah Minimum Kabupaten/Kota.
Penanganan terhadap unjuk rasa dilakukan melalui penjelasan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan suatu kebijakan atau keputusan diambil serta
mengakomodir tuntutan para pengujuk rasa yang disesuiakan dengan ketentuan
peratuan
perundang-undangan
oleh pejabat
yang berkompeten.
Dengan
penanganan tersebut unjuk rasa yang terjadi selama tahun 2015 tidak sampai
terjadi tindakan anarkis dan tidak melakukan pengerusakan fasilitas umum
sehingga
tidak sampai
mengganggu stabilitas
sosial politik, keamanan,
ketentraman, dan ketertiban masyarakat
Melalui kegiatan pemantauan situasi dan kondisi daerah terhadap potensi
kerawanan sosial politik, Pemerintah Kota Semarang melaksanakan upaya deteksi
dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan stabilitas Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama. Deteksi dini dan cegah dini adalah segala
usaha/pekerjaan/kegiatan/tindakan dalam menemukan dan menentukan indikasi
kerawanan agar tidak timbul permasalahan secepat atau seawal mungkin. Upaya
ini dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu oleh Pemerintah Kota
Semarang bekerjasama dengan Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga Negara
yang berada di wilayah Kota Semarang.
Hal.319
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan melalui wadah
Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012.
KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen
yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang,
Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang
dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.
Melalui usaha sistematis berlanjut dan terus menerus secara terbuka dan
tertutup dengan cara mencari, mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai
sumber, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan mengenai potensi
dan gejala gangguan. Kominda telah mampu mengolah dan menganalisa bahan
keterangan kemudian disajikan untuk bahan pengambilan keputusan sekaligus
memberikan saran cara bertindak sesuai dengan kewengan yang dimiliki oleh
masing-masing institusi tersebut. Dengan adanya kegiatan tersebut selama tahun
2015 Pemerintah Kota Semarang telah mampu mengeliminasi gangguan stabilitas
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama sehingga tidak berdampak
luas terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Indikator kinerja lainnya dalam program ini adalah terpenuhinya Anggota
Satlinmas. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat, pengertian Perlindungan Masyarakat
adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan dibekali
pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan
bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut
memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial
kemasyarakatan.
Organisasi yang menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat adalah Satuan
Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), sedangkan personil yang bertugas adalah
anggota Satlinmas, yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan dan secara sukarela turut serta dalam kegiatan perlindungan
masyarakat.
Satlinmas mempunyai tugas:
1)
Membantu dalam penanggulangan bencana;
2)
Membantu keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
3)
Membantu dalam kegiatan sosial kemasyarakatan;
4)
Membantu penanganan ketenteraman, ketertiban dan keamanan dalam
Hal.320
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
penyelenggaraan pemilu; dan
5)
Membantu upaya pertahanan Negara.
Jumlah anggota Satlinmas sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 7.470
orang yang tersebar di 177 Kelurahan. Untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan selain dari sisi jumlah Linmas, Pemerintah Kota
Semarang memberikan fasilitas dan memenuhi kebutuhan anggota Linmas melalui
peningkatan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas,
pemenuhan sarana prasarana dan mengikutsertakan Linmas dalam kegiatan di
Tingkat Kota Semarang melalui kegiatan Pengerahan Linmas. Sampai dengan
tahun 2015 anggota Linmas yang telah difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya
tersebut sebanyak 3.322 orang atau sebanyak 44,5% dari keseluruhan anggota
Linmas.
Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota
Linmas untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan
sarana pendukung berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar
hampir di setiap RW di seluruh Kota Semarang. Untuk mengendalikan
operasionalisasi Poskamling tersebut telah dibentuk Pos Komando Kewaspadaan
Linmas di Tingkat Kota Semarang.
Kondisi kenyamanan lingkungan sosial dipengaruhi signifikan oleh
pemahaman ideologi warga yang menghuni lingkungan tersebut, ideologi dapat
melahirkan suatu ide-ide dasar, kumpulan dasar gagasan, keyakinan serta
kepercayaan yang sifatnya sistematis yang dapat memberikan arah dan juga
tujuan yang akan dicapai dalam kehidupan bermasyarakat. Karena ideologi adalah
ide-ide dasar dan kepercayaan maka perilaku, perbuatan, tindakan masyarakat
secara komunal dipengaruhi oleh ideologi yang dianutnya.
Indonesia telah menyatakan Ideologi Negara adalah Pancasila, namun
demikian pengaruh ideologi sosialis dan liberalis tidak dapat dihindarkan karena
secara geografis Indonesia terletak diantara negara-negara yang menganut
ideologi sosialis disisi sebelah utara dan negara yang menganut ideologi liberalis
disisi sebelah selatan. Oleh karena itu kegiatan penumbuhan dan pengembangan
ideologi Pancasila secara terus menerus dilaksanakan agar masyarakat khususnya
generasi muda tidak terpengaruh oleh ideologi sosialis atau liberalis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah,
dicantumkan bahwa pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing
Hal.321
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Ruang lingkup
pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing meliputi:
1)
Diplomat/tamu VIP asing;
2)
Tenaga ahli/pakar/akademisi/konsultan asing;
3)
Wartawan dan shooting film asing;
4)
Peneliti asing;
5)
Artis asing;
6)
Rohaniawan asing;
7)
Ormas asing.
Pemerintah Kota Semarang telah menjalankan tugas tersebut dengan
melaksanakan verifikasi dokumen administratif dan tindakan lapangan terhadap
sasaran. Verifikasi dokumen administratif dilakukan dengan cara meneliti
kelengkapan dan kesahihan dokumen, sedangkan tindakan lapangan dilakukan
dengan mendatangi kantor, perusahaan dan tempat-tempat yang menjadi tujuan,
keberadaan, dan aktivitas orang asing dan organisasi masyarakat asing guna
mengumpulkan bahan, data dan informasi; melakukan klarifikasi bahan, data dan
informasi; dan menganalisis bahan, data dan informasi. Apabila dalam verifikasi
dokumen administratif dan tindakan lapangan ditemui adanya WNA atau Ormas
Asing yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan maka Pemerintah
Kota Semarang merekomendasikan kepada Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk mengambil tindakan sesuai
kewenangannya.
Pada tahun 2015 dari kegiatan pendataan dan pemantauan keberadaan
Orang Asing di wilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya pelanggaran
ketentuan aktivitas dan keberadaan orang asing.
Selama tahun 2015 stabilitas bidang sosial politik tetap terjaga dengan
seimbang, baik dan normal, salah satunya dibuktikan dengan penyelenggaraan
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang tahun 2015 dapat berjalan
secara aman dan lancar sesuai dengan tahap – tahap yang direncanakan. Polarisasi
masyarakat dalam kelompok pendukung calon tertentu tidak menjadikan
lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa, artinya setiap aktivitas dan kegiatan
para pendukung calon tertentu tetap menjaga toleransi dengan kepentingan
kelompok lain maupun kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Hal.322
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
b).
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan
akan memandang diri dan lingkungannya sebagai suatu satu kesatuan dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, Wawasan
kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status
sosial, agama dan keyakinan.
Tujuan dari program ini adalah untuk mengoptimalkan pengembangan nilai
kebangsaan guna penguatan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan tanpa meninggalkan ciri khas masingmasing. Hal ini dikarenakan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri
dari berbagai macam perbedaan, keanekaragaman, kemajemukan atau pluralitas
baik suku,agama, ras, kelompok, golongan dan budaya.
Kemajemukan tersebut adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi
kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu keberagaman perlu dikelola
melalui pengembangan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat agar tercipta
harmoni kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari sudut agama pengembangan Wawasan Kebangsaan telah mampu
memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu,
tanpa adanya diskriminasi, dominasi mayoritas atau tirani minoritas. Pemerintah
Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat beragama yaitu
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kerukunan umat beragama tercipta berkat komunikasi yang intens antar
tokoh dari enam agama yang terwadahi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) dan komunikasi berkelanjutan antara tokoh agama, tokoh masyarakat
dengan pemerintah yang terwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama
dan Tokoh Masyarakat (Petamas).
Pada tahun 2015 tidak terjadi konflik sosial/komunal yang berlatar belakang
agama baik intern umat beragama maupun antar umat beragama. Hal yang paling
Hal.323
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang keberadaan tempat
ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian tempat ibadah
telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan KerukunanUmat
Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan Pendirian
Rumah Ibadat.
Pengembangan wawasan kebangsaan dari sudut suku bangsa, telah mampu
mewujudkan kerukunan antar suku bangsa yang tinggal di Kota Semarang. Warga
Kota Semarang baik yang tinggal menetap maupun tinggal sementara memiliki
keberagaman suku, sebagian besar adalah suku Jawa, kemudian China, sebagian
Sunda, Madura, Batak, Minang, Bugis, Dayak, Maluku, Papua bahkan suku dari
Timor Leste yang memilih menjadi WNI.
Pengelolaan kerukunan suku bangsa diwadahi dalam Forum Persaudaraan
Bangsa Indonesia (FPBI) yang anggota-anggotanya adalah tokoh-tokoh dari
masing-masing suku bangsa yang tinggal di Kota Semarang. Melaui forum ini
apabila terjadi persoalan dalam interaksi sosial antar suku secara komunal dapat
dideteksi secara dini diselesaikan secara dini pula, sehingga pada tahun 2015 tidak
terdapat konflik sosial yang bersifat komunal yang berlatar belakang suku/etnis.
Program Pengembangan wawasan kebangsaan dari sudut golongan
mempunyai tujuan agar golongan-golongan masyarakat yang terwadahi dalam
Organisasi Kemasyarakatan keberadaanya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa
dan negara serta mengeliminir Organisasi Kemasyarakatan yang keberadaanya
meresahkan masyarakat. Kemerdekaan berserikat, berkumpul dan berorganisasi
dijamin oleh UUD 1945, oleh karena itu setiap Warga Negara Indonesia memiliki
kemerdekaan untuk membentuk, mendirikan dan menjadi anggota Organisasi.
Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyaratan, peran pemerintah adalah pengaturan, pemberdayaan dan
pengawasan keberadaan dan aktivitas Ormas. Sampai dengan tahun 2015
Organisasi Kemasyarakatan yang tidak berbadan hukum yang telah mendaftarkan
diri kepada Pemerinah Kota Semarang sebanyak 205 organisasi. Sedangkan
Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum pendaftarannya dilaksanakan
oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia secara Nasional melalui
Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH).
Hal.324
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Makna kemerdekaan berserikat dan berkumpul yang dijamin oleh UUD 1945
yang telah dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang
Ormas. Undang-undang tersebut telah memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk mendaftarkan organisasinya atau tidak mendaftar kepada Pemerintah.
Sehingga Organisasi Kemasyarakatan yang tidak bersedia mendaftarkan diri
kepada Pemerintah maka yang dapat dilakukan pemerintah adalah menghimbau
untuk mendaftarkan diri. Dengan mendaftarkan diri kepada pemerintah maka
pemerintah dapat memberdayakan organisasi tersebut untuk bersama-sama
membangun bangsa sesuai dengan kompetensinya.
Arah kebijakan pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan oleh Pemerintah
Kota Semarang adalah menggeser peran Organisasi Kemasyarakatan sebagai
pengawas
pembangunan
menjadi
pelaku
pembangunan.
Kebijakan
ini
diimplementasikan melalui kemitraan antara Ormas yang bergerak dalam bidang
tertentu dengan SKPD teknis yang membidangi untuk bekerja sama merencanakan
dan menjalankan kegiatan pemerintah sesuai dengan batas kewenangan masingmasing.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang telah melakukan klasifikasi
terhadap kompetensi Ormas kedalam beberapa rumpun kegiatan, melalui
klasifikasi ini diharapakan terjalin kemitraan antara Ormas rumpun kegiatan
tertentu
dengan
SKPD
teknis
yang
membidangi
untuk
bekerja
sama
menyelenggarakan pembangunan melalui kegiatan SKPD. Adapun hasil klasifikasi
rumpun kegiatan Ormas dan SKPD yang membidangi adalah sebagai berikut :
DATA KLASIFIKASI RUMPUN KEGIATAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
NO
1.
2.
3.
4.
5.
RUMPUN KEGIATAN
Keagamaan
Pendidikan
Kesehatan
Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
6.
7.
8.
9.
SKPD MEMBIDANGI
Bagian Kesra Setda / Badan Kesbangpol
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Disnakertrans
BLH / Dinas Kelautan & Perikanan / Dinas
Pertanian
Diparbud
Dinsospora / BPBD
Dinsospora
Bapermasper KB
Seni dan Budaya
Sosial Kemanusiaan
Kepemudaan dan Olahraga
Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
10. Demokrasi dan Kebangsaan
Badan Kesbangpol
11. Hukum dan Pemerintahan
Badan Kesbangpol, Bagian Hukum Setda
12. Ekonomi dan UKM
Dinkop UKM, Dinas Pasar
13. Keamanan dan Ketertiban.
Satpol PP / Badan Kesbangpol
Sumber : Badan Kesbagpol Kota Semarang Tahun 2015
Sedangkan pengawasan Ormas dilakukan dengan melakukan monitoring
aktivitas eksternal Ormas, monitoring ini dijadikan sebagai sarana pengendalian
Hal.325
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
terhadap keberadaan dan aktivitas ormas agar tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan khususnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pengawasan Ormas difokuskan
terhadap keberadaan Ormas yang diduga menyimpang dari Ideologi Negara dan
memiliki aliran kepercayaan yang sesat atau menyesatkan.
Pengawasan terhadap Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2013 berdasarkan Surat
Dirjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3957 D.III tanggal 30
Nopember 2012 perihal Penjelasan Status Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Melalui surat tersebut disampaikan bahwa Pengurus dan anggota Ormas Gafatar
pernah terlibat dalam Gerakan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang telah dinyatakan
sebagai Aliran Ajaran terlarang oleh Jaksa Agung melalui Keputusan Jaksa Agung
Republik Indonesia Nomor 116/A/J.A/11/2007 tentang Larangan Kegiatan Aliran
Ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
c).
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan.
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan merupakan salah satu pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai kewenangan dan tugas fungsinya.
Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan ketenteraman dan
ketertiban umum (trantibum) yaitu suatu keadaan dinamis yang memungkinkan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya
dengan tenteram, tertib, dan teratur dan untuk menciptakan keamanan dan
ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yaitu suatu kondisi dinamis masyarakat
sebagai salah satu prasarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam
rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,
ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung
kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat
dalam menangkal, mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum
dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut perlu melibatkan peran serta
masyarakat secara aktif dan reaktif melalui program pemberdayaan masyarakat,
yang dimaksud aktif adalah berusaha mewujudkan Kamtibmas, sedangkan reaktif
adalah tanggap atau segera bereaksi terhadap munculnya atau timbulnya
gangguan kamtibmas.
Hal.326
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Melalui program ini telah dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Kota Semarang, wujud
kesadaran tersebut dalam bentuk memahami dan mematuhi aturan yang berlaku.
Upaya tersebut ditempuh melalui kegiatan sosialisasi, patroli wilayah, pembinaan
dan penindakan pelanggaran peraturan.
Dalam rangka penegakan Peraturan tingkat daerah yaitu Peraturan Daerah
dan Peraturan Walikota, unsur utama sebagai pelaksana di lapangan adalah Satuan
Polisi Pamong Praja, berdasarkan pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja diberi kewenangan antara lain :
1.
Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturankepala daerah;
2.
Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3.
Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
4.
Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur,
atau badan hukum yang didugamelakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturankepala daerah;
5.
Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur,
atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah.
Salah satu indikator program ini adalah rasio jumlah Polisi Pamong Praja
yaitu jumlah dari pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas
sebagai penegak peraturan daerah dan penyelenggara ketertiban umum dan
ketentaraman
masyarakat
diluar
tenaga
administrasi/kesekretariatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penetapan jumlah Polisi Pamong Praja, bahwa
penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja dilakukan dengan penghitungan
kriteria umum dan kriteria teknis.
Adapun kriteria umum penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja adalah
sebagai berikut :
1)
Jumlah penduduk;
2)
Luas wilayah;
3)
Jumlah APBD;
Hal.327
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4)
Rasio belanja aparatur
Sedangkan kriteria teknis penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja
adalah:
1)
Klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah;
2)
Jumlah peraturan daerah;
3)
Jumlah peraturan kepala daerah;
4)
Jumlah desa/kelurahan;
5)
Tingkat potensi konflik sosial kemasyarakatan;
6)
Jumlah kecamatan;
7)
Aspek Karakteristik;
8)
Kondisi geografis
Berdasarkan penghitungan kriteria umum dan kriteria teknis tersebut,
jumlah ideal Polisi Pamong Praja yang bertugas sebagai penegak peraturan daerah
dan penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat diluar tenaga
administrasi /kesekretariatan di Pemerintah Kota Semarang adalah 450 orang,
namun pada tahun 2015 hanya tersedia 106 orang sehingga secara kwantitas
belum ideal.
Penegakan produk-produk hukum daerah dilaksanakan melalui kegiatan
Penegakan Hukum dan HAM serta penyelidikan dan penyidikan terdahap
pelanggaran Perda yang mengandung sanksi. Kota Semarang memiliki Perda yang
mengandung sanksi sebanyak 64 buah, 23 buah diantaranya telah dilakukan
penegakan selama tahun 2015. Penegakan Perda tersebut difokuskan kepada
perda dengan jumlah pelanggaran dominan dan bersifat strategis atau berdampak
kepada kepentingan umum.
Personil yang menangani penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran
Perda adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari anggota Satpol PP yang
telah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik. Dari
hasil penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda apabila ditemukan tindak
pidana ringan maka PPNS meneruskan kepada penuntut umum untuk dilanjutkan
dengan persidangan di Pengadilan atau sidang di tempat kejadian.
Pada tahun 2015 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 233 operasi
penertiban, penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang dilanjutkan
dengan persidangan di pengadilan dan sidang di tempat kejadian perkara.
Hal.328
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
d).
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Definisi politik secara luas adalah serangkaian kegiatan yang menyangkut
penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu, politik membuat konsepkonsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution)
atau alokasi (allocation). Sedangkan definisi politik secara sempit adalah cara-cara
untuk meraih suatu kekuasaan.
Pendidikan politik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang adalah
pendidikan politik secara luas, bukan hanya memberikan pemahaman tentang
seluk beluk Pemilihan Umum akan tetapi lebih ditekankan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
termasuk penyampaian pendapat dimuka umum. Pendidikan politik kepada
masyarakat diarahkan untuk menguatkan Demokrasi Pancasila yaitu demokrasi
yang
konstitusional berdasarkan
mekanisme
kedaulatan
rakyat
disetiap
penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi
UUD 1945.
Program pendidikan politik masyarakat pada tahun 2015 diwujudkan berupa
sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur
pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula,
pengurus ormas dan pengurus parpol sebanyak 12 kegiatan. Kegiatan tersebut
telah dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik
bangsa Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan
keterbukaan yang bertanggungjawab.
Tahun 2015 adalah tahun penyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah secara
serentak di beberapa Kabupaten/Kota termasuk Kota Semarang, pendidikan
politik bagi masyarakat yang dilaksanakan selama tahun 2015 telah dapat
memberikan kontribusi terhadap stabilitas sosial politik pada saat tahap-tahap
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang dilaksanakan. Selain itu
pendidikan politik kepada masyarakat menjelang pelaksanaan pemungutan suara
dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Semarang Tahun 2015 dapat
memberikan kontribusi angka partisipasi pemilih yaitu sebesar 65,95% meningkat
lebih besar dibandingkan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Semarang tahun 2010 sebesar 60,06%.
Hal.329
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang
Tahun 2015, Pemerintah Kota Semarang turut serta memberikan dukungan dalam
bentuk sosialisasi secara visual dan verbal, penertiban atribut partai politik/calon
Walikota dan Wakil Walikota yang tidak sesuai ketentuan. Dengan upaya tersebut
Pemerintah Kota Semarang telah mampu memberikan fasilitas untuk suksesnya
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang secara serempak tahun 2015.
Partai Politik sebagai infrastruktur politik yaitu sebagai bangunan bawah,
atau mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari
berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan
tujuan, serta kesamaan lainnya. Pemerintah Kota Semarang melaksanakan
monitoring terhadap keberadaan Partai Politik level Kota Semarang, yang
termonitor adalah sebanyak 12 (dua belas) partai, 9 (sembilan) partai politik
diantaranya mendapatkan kursi di DPRD Kota Semarang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan
Keuangan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun
2012, kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam
APBD,
dan
Tertib
Administrasi
Pengajuan,
Penyaluran
dan
Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Bahwa Partai
Politik yang memiliki kursi di DPRD diberikan Bantuan Keuangan. Penggunaan
Bantuan Keuangan Partai Politik tersebut sebesar 60% harus digunakan untuk
pendidikan politik. Pada tahun 2015 menyalurkan bantuan keuangan partai politik
diberikan sebagai berikut :
DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Partai Politik
PDIP
GERINDRA
DEMOKRAT
PKS
PKB
PAN
NASDEM
JUMLAH
Perolehan
Suara
234.227
96.419
88.946
64.485
66.430
55.614
47.206
653.327
Nilai
per Suara
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
Tatacara penghitungan
bantuan keuangan
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
Besarnya
Bantuan (Rp)
310.350.775
127.755.175
117.853.450
85.442.625
88.019.750
73.688.550
62.547.950
865.658.275
Sumber : Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun 2015.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 213/2186/Polpum
tanggal 1 September 2015 perihal penyaluran bantua
19. URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLDAGRI
A.
KEBIJAKAN PROGRAM
Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2015,
dilaksanakan melalui program penunjang dan program pelaksanaan urusan.
Adapun program penunjang tesebut adalah sebagai berikut :
1.
Program pelayanan administrasi perkantoran.
Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan
administrasi perkantoran.
2.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur untuk menunjang pelaksanaan tugas.
3.
Program peningkatan disiplin aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kesadaran aparatur
dalam mematuhi ketentuan-ketentuan kepegawaian.
4.
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau
kapabilitas aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan.
5.
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan akuntabilitas anggaran
dan pelaporan hasil kerja.
Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri adalah sebagai berikut.
1.
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah,
stabilitas sosial politik dan keamanan wilayah.
2.
Program pengembangan wawasan kebangsaan/Kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai
kebangsaan dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.
3.
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.
Hal.310
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan
keamanan wilayah.
4.
Program pendidikan politik masyarakat.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga
negara dalam bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka
umum.
5.
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kebijakan program ini diarahkan kepada perlindungan kepada masyarakat
dari ancaman bencana dan pengurangan risiko bencana.
6).
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kebijakan program ini diarahkan kepada Kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
B.
REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
1.
PENDANAAN
ANGGARAN PENUNJANG URUSAN
1).
Program pelayanan administrasi perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air Dan Listrik
Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan
Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /
Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan
Perundang-Undangan
Penyediaan Makanan Dan Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi
Ke Luar Daerah
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air Dan Listrik
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
PERSEN
TASE
(%)
26.000.000
13.985.529
53,79
10.000.000
6.153.000
61,53
54.000.000
35.000.000
52.410.000
27.300.000
97,06
78,00
5.000.000
2.450.000
49,00
3.000.000
13.000.000
3.000.000
12.330.000
100
94,85
35.000.000
180.000.000
33.917.600
125.441.482
96,91
69,69
16.344.000
16.344.000
100
293.331.611
77,74
217.200.000
194.530.522
89,56
48.000.000
60.000.000
48.000.000
60.000.000
100,00
100,00
377.344.000
Hal.311
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
ANGGARAN
(Rp)
NO
KEGIATAN
4.
Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /
Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan
Kantor
Penyediaan Makanan Dan Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi
Ke Luar Daerah
Penyelesaian Pengelolaan Administrasi
Kepegawaian
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2).
55.000.000
REALISASI
PERSEN
ANGGARAN
TASE
(Rp)
(%)
54.999.945
100,00
15.000.000
15.000.000
100,00
15.000.000
15.000.000
100,00
75.000.000
330.000.000
75.000.000
330.000.000
100,00
100,00
27.000.000
26.650.000
98,70
88.950.000
82.140.000
92,34
931.150.000
1.308.494.000
901.320.467
1.194.652.078
96,80
91,30
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas / Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan
Gedung Kantor
Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
Pengadaan Peralatan Dan Perlengkapan
Kantor
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas / Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeluer
Pembuatan Gudang Kantor
Pengelolaan Web Site
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
300.000.000
286.244.403
95,41
70.000.000
57.320.000
81,89
170.840.000
290.310.000
286.244.403
167.410.000
95,41
57,67
5.033.854.000
4.140.618.676
82,26
1.457.600.000
896.095.000
365.470.000
125.000.000
1.440.781.000
231.153.500
304.420.000
111.058.555
98,85
25,80
83,30
88,85
1.395.617.000
1.309.795.820
93,85
60.000.000
47.971.000
79,95
12.000.000
694.772.000
27.300.000
5.033.854.000
5.865.004.000
12.000.000
656.325.381
27.084.545
4.140.618.676
4.819.003.079
100
94,47
99,21
82,26
82,17
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD:Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
Perlengkapannya
JUMLAH PROGRAM
Hal.312
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
342.375.000
340.151.000
99,35
342.375.000
340.151.500
99,35
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4).
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pembinaan Sumber Daya Aparatur
Perubahan Pola Kerja Pegawai melalui
Implementasi Tehnologi Informasi
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Bimbingan Teknis / Pembinaan Sumber
Daya Manusia
Pembinaan Fisik Pegawai
Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia
Pengiriman Peningkatan Kemampuan
Khusus SDM Satpol PP
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
208.401.000
255.810.000
189.616.200
216.546.000
90,99
84,65
464.211.000
406.162.200
87,50
190.000.000
181.061.000
95,30
312.115.000
118.580.000
310.790.000
117.255.000
99,58
98,88
85.000.000
69.093.000
81,29
705.695.000
1.169.906.000
678.199.000
1.084.361.200
96,10
92,69
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyusunan Pelaporan Keuangan
Semesteran
Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi
Anggaran
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
Penyusunan Lakip
Penyusunan Renstra Skpd
Penyusunan Lkpj Skpd
Penyusunan Renja Skpd
Penunjang Kinerja Pa, Ppk, Bendahara Dan
Pembantu
Penyusunan Profil Skpd
Penyusunan Program Kerja Skpd
Penyusunan Rka Dan Dpa Murni Serta
Perubahan
Jumlah SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Penyusunan Pelaporan Keuangan
Semesteran
Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi
Anggaran
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
Kegiatan SKPD
Penyusunan Lakip
Penyusunan RENSTRA SKPD
Penyusunan Lkpj Skpd
Penunjang Kinerja Pa, Ppk, Bendahara Dan
Pembantu
Hal.313
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
7.137.000
7.137.000
100,00%
7.137.000
7.137.000
100,00%
11.261.000
11.261.000
100,00%
10.000.000
14.308.000
14.569.000
10.000.000
105.356.000
9.829.000
13.120.000
13.818.000
9.768.000
105.025.500
98,29%
91,70%
94,85%
97,68%
99,69%
3.000.000
3.000.000
17.338.000
3.000.000
3.000.000
17.307.500
100,00%
100,00%
99,82%
203.106.000
200.403.000
98,67%
10.000.000
10.000.000
100,00%
10.000.000
10.000.000
100,00%
10.000.000
10.000.000
100,00%
79.571.000
76.271.000
95,85%
15.100.000
17.450.000
16.040.000
76.620.000
15.100.000
17.000.000
16.040.000
72.764.000
100,00%
97,42%
100,00%
94,97%
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
KEGIATAN
9.
10.
Penyusunan Rka Dan Dpa
Penyusunan Anggaran Dan Perubahan
Anggaran
Penyusunan Profil Skpd
Penyusunan Laporan Renja /Rencana Kerja
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
11.
12.
9.450.000
9.450.000
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
9.450.000
9.450.000
PERSEN
TASE
(%)
100,00%
100,00%
10.225.000
16.040.000
279.946.000
483.052.000
10.225.000
16.040.000
272.340.000
472.743.000
100,00%
100,00%
97,28%
97,87%
ANGGARAN
(Rp)
NO
ANGGARAN PROGRAM PELAKSANAAN URUSAN
1).
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan Pemantauan Situasi Dan
Kondisi Daerah Terhadap Potensi
Kerawanan Sosial Politik
Pemantauan / Pengawasan Terhadap
Kepatuhan Norma-norma Dan Aturan
Bagi Wna
Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan
Tempat Hiburan Dan Keramaian Umum
Peningkatan Kesadaran Bela Negara
Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas
Keamanan Daerah Melalui Kominda
Penguatan Penghayatan Ideologi
Pancasila Bagi Generasi Muda
Pengamanan Tertutup Pejabat Negara
Dan Tamu Negara
Pengamanan Tertutup Hari Jadi Kota
Semarang, Hari Besar Nasional Dan
Event-event Lainnya
Pendidikan Penanganan Konflik Bagi
Tokoh Masyarakat
Pemantapan Ideologi Dan Wawasan
Kebangsaan
Kewaspadaan / Intelijen Terhadap
Gangguan Stabilitas Sosial Politik
Penyelenggaraan Pilwakot
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengerahan Linmas
Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang
Diselenggarakan Propinsi
Peningkatan Pemantauan Situasi Dan
Kondisi Daerah Terhadap Potensi
Kerawanan Sosial Politik
Posko Kewaspadaan Linmas
Data Base Dan Aplikasi Linmas
Monitoring Dan Evaluasi Administrasi Pos
Kamling
Pembinaan Dan Peningkatan Sdm Linmas
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
164.142.000
164.142.000
100,00%
234.449.000
201.487.750
85,94%
135.328.000
134.949.000
99,72%
198.793.600
371.549.000
162.275.550
346.879.400
81,63%
93,36%
110.900.500
101.531.000
91,55%
207.670.000
134.245.000
64,64%
238.707.000
228.242.000
95,62%
39.021.900
37.429.900
95,92%
47.599.000
45.568.500
95,73%
350.000.000
237.844.000
67,96%
2.098.160.000
1.794.594.100
85,53%
75.000.000
25.000.000
69.285.000
20.600.000
92,38%
82,40%
90.147.500
87.423.500
96,98%
1.060.842.000
93.520.000
100.000.000
970.036.000
80.723.100
93.696.800
91,44%
86,32%
93,70%
150.000.000
1.594.509.500
3.692.669.500
132.840.000
1.454.604.400
3.249.198.500
88,56%
91,23%
87,99%
Hal.314
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
2).
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
3).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan Toleransi Dan Kerukunan
Dalam Kehidupan Beragama
Kemah Kebangsaan Generasi Muda
Pembauran
Pemeliharaan Solidaritas Dan
Kesatupaduan Masyarakat Serta
Akulturasi Budaya
Fasilitasi Kegiatan Paguyuban Petamas
Pendayagunaan Potensi Ormas / Lsm
Peningkatan Ketahanan Bangsa Bagi
Masyarakat
Pembinaan Organisasi Kepemudaan / Okp
Sosialiasasi Perundang-undangan Bidang
Organisasi Kemasyarakatan
Pendaftaran, Pembinaan Dan Pemantauan
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Swadaya Masyarakat
Peningkatan Pembauran Kebangsaan
Peningkatan Ketahanan Ekonomi
Berbasis Kearifan Lokal
Sinergitas Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila
Bagi Generasi Muda
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan
Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
526.673.000
465.417.240
88,37%
230.000.000
210.774.500
91,64%
120.000.000
118.165.000
98,47%
420.000.000
241.000.000
80.000.000
358.989.100
199.397.500
66.203.000
85,47%
82,74%
82,75%
160.000.000
110.000.000
132.775.000
81.953.100
82,98%
74,50%
90.000.000
68.600.000
76,22%
100.000.000
70.000.000
86.810.200
59.760.000
86,81%
85,37%
75.000.000
54.666.000
72,89%
2.222.673.000
1.903.510.640
85,64%
150.000.000
146.250.000
97,50%
150.000.000
2.372.673.000
146.250.000
2.049.760.640
97,50%
86,39%
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
1.925.927.500
1.925.277.500
99,97%
36.766.500
31.291.000
85,11%
60.000.000
439.436.000
59.610.000
439.389.000
99,35%
99,99%
796.835.000
796.835.000
100,00%
1.651.914.000
384.218.100
394.186.000
1.472.814.000
328.781.200
388.745.000
89,16%
85,57%
98,62%
500.000.000
493.730.000
98,75%
6.189.283.100
5.936.472.700
95,92%
KEGIATAN
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat
Terhadap Gangguan Trantibmas Dan
Terjadinya Bencana
Dukungan Sarana Dan Prasarana
Pemakaman Anggota Linmas Non Pns
Hut Linmas
Pengawasan Pelangaran Perda Dan
Trantibum
Pengamanan Kegiatan Pemerintah Kota
Semarang
Penertiban Dan Penindakan Perda
Penyidikan Dan Sidang Ditempat
Pengamanan Kegiatan Penting Dan Hari
Besar Nasional/ Keagamaan
Penegakan Perda Kawasan Tanpa Rokok
Dan Cukai Ilegal
JUMLAH PROGRAM
Hal.315
PERSEN
TASE
(%)
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4).
Program pendidikan politik masyarakat
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
1.
5).
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pengelolan Bantuan Parpol
Pendidikan Politik Bagi Masyarakat
Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Parpol
Penguatan Budaya Dan Etika Politik Bagi
Aparatur Dan Elemen Masyarakat
Peningkatan Dan Penguatan Peran Politik
Ormas / Lsm / Toga Dan Toma
Fasilitasi Peraturan Perundang-undangan
Bagi Partai Politik
Fasilitasi Pemasangan Atribut / Baliho
Pilwakot
Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula
Pilwakot
Pengelolaan Dana Hibah Pilwakot
Penertiban Alat Peraga Kampanye
Pilwakot
Koordinasi Dan Monitoring Pelaksanaan
Pilwakot
Pemilihan Osis (pemilos) Kota Semarang
Penertiban Dan Monitoring Atribut
Parpol/ Ormas/ Lsm
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pam Taksung (perlindungan Masyarakat)
SKPD: Sekretariat Daerah
Fasilitasi Dan Sinkronisasi Hubungan
Antar Lembaga, Refleksi Hari Otda Dan
Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
90.000.000
180.000.000
90.000.000
100.000.000
67.787.250
149.803.550
87.044.000
85.436.900
75,32%
83,22%
96,72%
85,44%
100.000.000
84.618.900
84,62%
100.000.000
78.888.650
78,89%
150.000.000
144.346.800
96,23%
400.000.000
339.650.850
84,91%
75.000.000
345.000.000
43.237.250
272.762.400
57,65%
79,06%
300.000.000
180.692.920
60,23%
150.000.000
50.000.000
101.997.600
48.783.250
68,00%
97,57%
2.130.000.000
1.685.050.320
79,11%
3.257.620.000
2.440.869.000
74,93%
183.025.000
147.480.000
80,58%
183.025.000
5.570.645.000
147.480.000
4.273.399.320
80,58%
76,71%
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pemantauan Dan Penyebarluasan
100.000.000
Informasi Potensi Bencana Alam
Pengadaan Logistik Dan Obat-obatan Bagi
259.440.000
Penduduk Di Tempat Penampungan
Sementara
Gladi Lapang Penanganan Bencana
100.000.000
Operasional Posko Dan Penanggulangan
600.000.000
Bencana Kota Semarang
Pengadaan Sarana Dan Prasarana
552.451.000
Penanganan Bencana
Pengkajian Dan Verifikasi Serta Evaluasi
150.000.000
Rekonstruksi Pra, Pasca Bencana Di
Wilayah Rawan Bencana
Pengelolaan Bantuan Korban Bencana
59.209.000
Percepatan Penanganan Bencana Oleh
132.150.000
Tim Reaksi Cepat Dan Tim Kaji Cepat
Hal.316
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
99.986.400
86,98%
58.962.600
22,73%
86.983.400
581.190.804
86,98%
96,87%
547.467.900
99,10%
140.920.000
93,95%
55.209.000
110.567.000
93,24%
83,67%
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
NO
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
6).
150.848.000
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
122.535.000
PERSEN
TASE
(%)
81,23%
150.000.000
128.611.800
85,74%
125.000.000
75.000.000
119.375.000
69.375.000
95,50%
92,50%
85.000.000
83.684.000
98,45%
150.000.000
150.000.000
146.248.645
149.446.300
97,50%
99,63%
100.000.000
98.677.000
98,68%
2.939.098.000
2.499.253.449
85,03%
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
Penguatan Forum Pengurangan Resiko
Bencana (FPRB) Kota Semarang
Pelatihan Teknik Perhitungan Kerusakan
Dan Kerugian (damage And Losses)
Koordinasi Penanggulangan Bencana
Sosialisasinya Peraturan Perundangundangan Kebencanaan
Bimbingan Dan Peningkatan Ketrampilan
SAR
Pemetaan Rawan Bencana
Peningkatan Sumber Daya Manuasia
Kelurahan Siaga Bencana
Pembangunan Ruang Pusat Data Dan
Informasi (pusdatin)
JUMLAH PROGRAM
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO
1
2
3
ANGGARAN
(Rp)
KEGIATAN
SKPD : Badan Kesbangpol
Pengelolaan Bantuan Hibah Untuk
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Nirlaba Lainnya
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan
Organisasi Kemasyarakatan/lembaga
Nirlaba Lainnya Dalam Penyelenggaraan
Urusan Kesbangpoldagri
Fasilitasi Kegiatan Forum Komunikasi
Ormas/lsm Semarang Bersatu
JUMLAH PROGRAM
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
PERSEN
TASE
(%)
50.000.000
41.495.000
82,99%
90.000.000
88.176.000
97,97%
120.000.000
105.445.200
87,87%
260.000.000
235.116.200
90,43%
2.
HASIL YANG DICAPAI
a).
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Lingkungan yang aman, dan nyaman adalah tempat yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk hidup dan mencari penghidupan. Keamanan (safety) adalah
status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial,
spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari
sebuah kegagalan, kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan,
keamanan akan membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Sedangkan
kenyamanan adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap hubungan
interpersonal dan sosial dalam lingkungannya, terpenuhinya kenyamanan dapat
menimbulkan perasaan sejahtera dan hilangnya rasa kekhawatiran terhadap
gangguan fisik maupun sosial yang pada akhirnya dapat menumbuhkan perasaaan
peace of mind .
Hal.317
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Melalui program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan ini
Pemerintah Kota Semarang berupaya mewujudkan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang bersifat kolektif di seluruh wilayah Kota Semarang.
Program ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi
Pamong Praja, tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk
menciptakan kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan serta
kenyamanan wilayah Kota Semarang.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah melaksanakan upaya-upaya preventif
yaitu dengan cara mencegah timbulnya instabilitas sosial politik, mencegah
timbulnya kerawanan keamanan dan ketidaknyamanan lingkungan secara fisik
maupun sosial.
Dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan Badan
Kesbangpol menjalankan peran sebagai soft security dengan melaksanakan fungsi
koordinatif vertikal dan horizontal, kewaspadaan, pendeteksian, pencegahan,
pengamanan tertutup, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai soft
security. Sedangkan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja menjalankan peran sebagai
hard security dengan melaksanakan fungsi penegakan hukum tingkat daerah
(Peraturan
Daerah
dan
Peraturan
Walikota),
penindakan
nonyustisial,
pengamanan terbuka, fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai hard
security.
Salah satu indikator kinerja dalam program ini adalah kejdian konflik sosial,
definisi konflik sosial yaitu perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu
tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi
sosial
sehingga
Berdasarkan
mengganggu
definisi
tersebut
stabilitas
dan
konflik
yang
menghambat
terjadi
pembangunan.
dimasyarakat
dapat
dikategorikan sebagai konflik sosial apabila terjadi secara komunal, konflik orang
per orang belum dapat dikategorikan sebagai konflik sosial.
Dengan penanganan konflik sosial yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun sesudah
terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pascakonflik maka konflik sosial dalam bentuk perkelahian pelajar
yang terjadi tidak sampai menyebabkan gangguan stabilitas daerah dan
menghambat pembangunan.
Hal.318
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Indikator lainnya dalam program ini adalah kejadian unjuk rasa. Sebagai
negara demokrasi apabila ada kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan
pikiran-pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes –
protesnya di muka umum melalui unjuk rasa di ruang publik maka haruslah
dihormati. Akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan secara anarkhis atau pada
tingkatan ekskalasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas Politik, Ekonomi dan
Sosial serta ketentraman dan ketertiban umum.
Melalui program ini Pemerintah Kota Semarang melaksanakan penangangan
secara khusus terhadap unjuk rasa anarkhis dan eliminasi frekuensi yang
ditempuh melalui upaya pencegahan, yang dilakukan dengan metode deteksi dini
dan cegah dini melalui kegiatan Intelijen bersama dengan unsur Intelijen Daerah
yang tergabung dalam Komunitas Intelijen Daerah (Kominda).
Selama tahun 2015 unjuk rasa yang perlu mendapat perhatian adalah
sebanyak 9 kejadian, baik yang ditujukan kepada Lembaga Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif di level Provinsi maupun level Kota Semarang. Dari sekian kejadian
unjuk rasa, yang paling dominan adalah unjuk rasa kelompok buruh dalam
menuntut Upah Minimum Kabupaten/Kota.
Penanganan terhadap unjuk rasa dilakukan melalui penjelasan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan suatu kebijakan atau keputusan diambil serta
mengakomodir tuntutan para pengujuk rasa yang disesuiakan dengan ketentuan
peratuan
perundang-undangan
oleh pejabat
yang berkompeten.
Dengan
penanganan tersebut unjuk rasa yang terjadi selama tahun 2015 tidak sampai
terjadi tindakan anarkis dan tidak melakukan pengerusakan fasilitas umum
sehingga
tidak sampai
mengganggu stabilitas
sosial politik, keamanan,
ketentraman, dan ketertiban masyarakat
Melalui kegiatan pemantauan situasi dan kondisi daerah terhadap potensi
kerawanan sosial politik, Pemerintah Kota Semarang melaksanakan upaya deteksi
dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan stabilitas Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama. Deteksi dini dan cegah dini adalah segala
usaha/pekerjaan/kegiatan/tindakan dalam menemukan dan menentukan indikasi
kerawanan agar tidak timbul permasalahan secepat atau seawal mungkin. Upaya
ini dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu oleh Pemerintah Kota
Semarang bekerjasama dengan Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga Negara
yang berada di wilayah Kota Semarang.
Hal.319
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan melalui wadah
Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012.
KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen
yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang,
Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang
dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.
Melalui usaha sistematis berlanjut dan terus menerus secara terbuka dan
tertutup dengan cara mencari, mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai
sumber, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan mengenai potensi
dan gejala gangguan. Kominda telah mampu mengolah dan menganalisa bahan
keterangan kemudian disajikan untuk bahan pengambilan keputusan sekaligus
memberikan saran cara bertindak sesuai dengan kewengan yang dimiliki oleh
masing-masing institusi tersebut. Dengan adanya kegiatan tersebut selama tahun
2015 Pemerintah Kota Semarang telah mampu mengeliminasi gangguan stabilitas
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama sehingga tidak berdampak
luas terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Indikator kinerja lainnya dalam program ini adalah terpenuhinya Anggota
Satlinmas. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat, pengertian Perlindungan Masyarakat
adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan dibekali
pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan
bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut
memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial
kemasyarakatan.
Organisasi yang menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat adalah Satuan
Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), sedangkan personil yang bertugas adalah
anggota Satlinmas, yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan dan secara sukarela turut serta dalam kegiatan perlindungan
masyarakat.
Satlinmas mempunyai tugas:
1)
Membantu dalam penanggulangan bencana;
2)
Membantu keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
3)
Membantu dalam kegiatan sosial kemasyarakatan;
4)
Membantu penanganan ketenteraman, ketertiban dan keamanan dalam
Hal.320
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
penyelenggaraan pemilu; dan
5)
Membantu upaya pertahanan Negara.
Jumlah anggota Satlinmas sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 7.470
orang yang tersebar di 177 Kelurahan. Untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan selain dari sisi jumlah Linmas, Pemerintah Kota
Semarang memberikan fasilitas dan memenuhi kebutuhan anggota Linmas melalui
peningkatan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas,
pemenuhan sarana prasarana dan mengikutsertakan Linmas dalam kegiatan di
Tingkat Kota Semarang melalui kegiatan Pengerahan Linmas. Sampai dengan
tahun 2015 anggota Linmas yang telah difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya
tersebut sebanyak 3.322 orang atau sebanyak 44,5% dari keseluruhan anggota
Linmas.
Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota
Linmas untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan
sarana pendukung berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar
hampir di setiap RW di seluruh Kota Semarang. Untuk mengendalikan
operasionalisasi Poskamling tersebut telah dibentuk Pos Komando Kewaspadaan
Linmas di Tingkat Kota Semarang.
Kondisi kenyamanan lingkungan sosial dipengaruhi signifikan oleh
pemahaman ideologi warga yang menghuni lingkungan tersebut, ideologi dapat
melahirkan suatu ide-ide dasar, kumpulan dasar gagasan, keyakinan serta
kepercayaan yang sifatnya sistematis yang dapat memberikan arah dan juga
tujuan yang akan dicapai dalam kehidupan bermasyarakat. Karena ideologi adalah
ide-ide dasar dan kepercayaan maka perilaku, perbuatan, tindakan masyarakat
secara komunal dipengaruhi oleh ideologi yang dianutnya.
Indonesia telah menyatakan Ideologi Negara adalah Pancasila, namun
demikian pengaruh ideologi sosialis dan liberalis tidak dapat dihindarkan karena
secara geografis Indonesia terletak diantara negara-negara yang menganut
ideologi sosialis disisi sebelah utara dan negara yang menganut ideologi liberalis
disisi sebelah selatan. Oleh karena itu kegiatan penumbuhan dan pengembangan
ideologi Pancasila secara terus menerus dilaksanakan agar masyarakat khususnya
generasi muda tidak terpengaruh oleh ideologi sosialis atau liberalis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah,
dicantumkan bahwa pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing
Hal.321
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Ruang lingkup
pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing meliputi:
1)
Diplomat/tamu VIP asing;
2)
Tenaga ahli/pakar/akademisi/konsultan asing;
3)
Wartawan dan shooting film asing;
4)
Peneliti asing;
5)
Artis asing;
6)
Rohaniawan asing;
7)
Ormas asing.
Pemerintah Kota Semarang telah menjalankan tugas tersebut dengan
melaksanakan verifikasi dokumen administratif dan tindakan lapangan terhadap
sasaran. Verifikasi dokumen administratif dilakukan dengan cara meneliti
kelengkapan dan kesahihan dokumen, sedangkan tindakan lapangan dilakukan
dengan mendatangi kantor, perusahaan dan tempat-tempat yang menjadi tujuan,
keberadaan, dan aktivitas orang asing dan organisasi masyarakat asing guna
mengumpulkan bahan, data dan informasi; melakukan klarifikasi bahan, data dan
informasi; dan menganalisis bahan, data dan informasi. Apabila dalam verifikasi
dokumen administratif dan tindakan lapangan ditemui adanya WNA atau Ormas
Asing yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan maka Pemerintah
Kota Semarang merekomendasikan kepada Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk mengambil tindakan sesuai
kewenangannya.
Pada tahun 2015 dari kegiatan pendataan dan pemantauan keberadaan
Orang Asing di wilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya pelanggaran
ketentuan aktivitas dan keberadaan orang asing.
Selama tahun 2015 stabilitas bidang sosial politik tetap terjaga dengan
seimbang, baik dan normal, salah satunya dibuktikan dengan penyelenggaraan
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang tahun 2015 dapat berjalan
secara aman dan lancar sesuai dengan tahap – tahap yang direncanakan. Polarisasi
masyarakat dalam kelompok pendukung calon tertentu tidak menjadikan
lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa, artinya setiap aktivitas dan kegiatan
para pendukung calon tertentu tetap menjaga toleransi dengan kepentingan
kelompok lain maupun kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Hal.322
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
b).
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan
akan memandang diri dan lingkungannya sebagai suatu satu kesatuan dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, Wawasan
kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status
sosial, agama dan keyakinan.
Tujuan dari program ini adalah untuk mengoptimalkan pengembangan nilai
kebangsaan guna penguatan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan tanpa meninggalkan ciri khas masingmasing. Hal ini dikarenakan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri
dari berbagai macam perbedaan, keanekaragaman, kemajemukan atau pluralitas
baik suku,agama, ras, kelompok, golongan dan budaya.
Kemajemukan tersebut adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi
kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu keberagaman perlu dikelola
melalui pengembangan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat agar tercipta
harmoni kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari sudut agama pengembangan Wawasan Kebangsaan telah mampu
memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu,
tanpa adanya diskriminasi, dominasi mayoritas atau tirani minoritas. Pemerintah
Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat beragama yaitu
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kerukunan umat beragama tercipta berkat komunikasi yang intens antar
tokoh dari enam agama yang terwadahi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) dan komunikasi berkelanjutan antara tokoh agama, tokoh masyarakat
dengan pemerintah yang terwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama
dan Tokoh Masyarakat (Petamas).
Pada tahun 2015 tidak terjadi konflik sosial/komunal yang berlatar belakang
agama baik intern umat beragama maupun antar umat beragama. Hal yang paling
Hal.323
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang keberadaan tempat
ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian tempat ibadah
telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan KerukunanUmat
Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan Pendirian
Rumah Ibadat.
Pengembangan wawasan kebangsaan dari sudut suku bangsa, telah mampu
mewujudkan kerukunan antar suku bangsa yang tinggal di Kota Semarang. Warga
Kota Semarang baik yang tinggal menetap maupun tinggal sementara memiliki
keberagaman suku, sebagian besar adalah suku Jawa, kemudian China, sebagian
Sunda, Madura, Batak, Minang, Bugis, Dayak, Maluku, Papua bahkan suku dari
Timor Leste yang memilih menjadi WNI.
Pengelolaan kerukunan suku bangsa diwadahi dalam Forum Persaudaraan
Bangsa Indonesia (FPBI) yang anggota-anggotanya adalah tokoh-tokoh dari
masing-masing suku bangsa yang tinggal di Kota Semarang. Melaui forum ini
apabila terjadi persoalan dalam interaksi sosial antar suku secara komunal dapat
dideteksi secara dini diselesaikan secara dini pula, sehingga pada tahun 2015 tidak
terdapat konflik sosial yang bersifat komunal yang berlatar belakang suku/etnis.
Program Pengembangan wawasan kebangsaan dari sudut golongan
mempunyai tujuan agar golongan-golongan masyarakat yang terwadahi dalam
Organisasi Kemasyarakatan keberadaanya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa
dan negara serta mengeliminir Organisasi Kemasyarakatan yang keberadaanya
meresahkan masyarakat. Kemerdekaan berserikat, berkumpul dan berorganisasi
dijamin oleh UUD 1945, oleh karena itu setiap Warga Negara Indonesia memiliki
kemerdekaan untuk membentuk, mendirikan dan menjadi anggota Organisasi.
Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyaratan, peran pemerintah adalah pengaturan, pemberdayaan dan
pengawasan keberadaan dan aktivitas Ormas. Sampai dengan tahun 2015
Organisasi Kemasyarakatan yang tidak berbadan hukum yang telah mendaftarkan
diri kepada Pemerinah Kota Semarang sebanyak 205 organisasi. Sedangkan
Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum pendaftarannya dilaksanakan
oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia secara Nasional melalui
Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH).
Hal.324
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Makna kemerdekaan berserikat dan berkumpul yang dijamin oleh UUD 1945
yang telah dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang
Ormas. Undang-undang tersebut telah memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk mendaftarkan organisasinya atau tidak mendaftar kepada Pemerintah.
Sehingga Organisasi Kemasyarakatan yang tidak bersedia mendaftarkan diri
kepada Pemerintah maka yang dapat dilakukan pemerintah adalah menghimbau
untuk mendaftarkan diri. Dengan mendaftarkan diri kepada pemerintah maka
pemerintah dapat memberdayakan organisasi tersebut untuk bersama-sama
membangun bangsa sesuai dengan kompetensinya.
Arah kebijakan pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan oleh Pemerintah
Kota Semarang adalah menggeser peran Organisasi Kemasyarakatan sebagai
pengawas
pembangunan
menjadi
pelaku
pembangunan.
Kebijakan
ini
diimplementasikan melalui kemitraan antara Ormas yang bergerak dalam bidang
tertentu dengan SKPD teknis yang membidangi untuk bekerja sama merencanakan
dan menjalankan kegiatan pemerintah sesuai dengan batas kewenangan masingmasing.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang telah melakukan klasifikasi
terhadap kompetensi Ormas kedalam beberapa rumpun kegiatan, melalui
klasifikasi ini diharapakan terjalin kemitraan antara Ormas rumpun kegiatan
tertentu
dengan
SKPD
teknis
yang
membidangi
untuk
bekerja
sama
menyelenggarakan pembangunan melalui kegiatan SKPD. Adapun hasil klasifikasi
rumpun kegiatan Ormas dan SKPD yang membidangi adalah sebagai berikut :
DATA KLASIFIKASI RUMPUN KEGIATAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
NO
1.
2.
3.
4.
5.
RUMPUN KEGIATAN
Keagamaan
Pendidikan
Kesehatan
Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
6.
7.
8.
9.
SKPD MEMBIDANGI
Bagian Kesra Setda / Badan Kesbangpol
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Disnakertrans
BLH / Dinas Kelautan & Perikanan / Dinas
Pertanian
Diparbud
Dinsospora / BPBD
Dinsospora
Bapermasper KB
Seni dan Budaya
Sosial Kemanusiaan
Kepemudaan dan Olahraga
Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
10. Demokrasi dan Kebangsaan
Badan Kesbangpol
11. Hukum dan Pemerintahan
Badan Kesbangpol, Bagian Hukum Setda
12. Ekonomi dan UKM
Dinkop UKM, Dinas Pasar
13. Keamanan dan Ketertiban.
Satpol PP / Badan Kesbangpol
Sumber : Badan Kesbagpol Kota Semarang Tahun 2015
Sedangkan pengawasan Ormas dilakukan dengan melakukan monitoring
aktivitas eksternal Ormas, monitoring ini dijadikan sebagai sarana pengendalian
Hal.325
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
terhadap keberadaan dan aktivitas ormas agar tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan khususnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pengawasan Ormas difokuskan
terhadap keberadaan Ormas yang diduga menyimpang dari Ideologi Negara dan
memiliki aliran kepercayaan yang sesat atau menyesatkan.
Pengawasan terhadap Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2013 berdasarkan Surat
Dirjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3957 D.III tanggal 30
Nopember 2012 perihal Penjelasan Status Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Melalui surat tersebut disampaikan bahwa Pengurus dan anggota Ormas Gafatar
pernah terlibat dalam Gerakan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang telah dinyatakan
sebagai Aliran Ajaran terlarang oleh Jaksa Agung melalui Keputusan Jaksa Agung
Republik Indonesia Nomor 116/A/J.A/11/2007 tentang Larangan Kegiatan Aliran
Ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
c).
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan.
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan merupakan salah satu pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai kewenangan dan tugas fungsinya.
Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan ketenteraman dan
ketertiban umum (trantibum) yaitu suatu keadaan dinamis yang memungkinkan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya
dengan tenteram, tertib, dan teratur dan untuk menciptakan keamanan dan
ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yaitu suatu kondisi dinamis masyarakat
sebagai salah satu prasarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam
rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,
ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung
kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat
dalam menangkal, mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum
dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut perlu melibatkan peran serta
masyarakat secara aktif dan reaktif melalui program pemberdayaan masyarakat,
yang dimaksud aktif adalah berusaha mewujudkan Kamtibmas, sedangkan reaktif
adalah tanggap atau segera bereaksi terhadap munculnya atau timbulnya
gangguan kamtibmas.
Hal.326
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Melalui program ini telah dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Kota Semarang, wujud
kesadaran tersebut dalam bentuk memahami dan mematuhi aturan yang berlaku.
Upaya tersebut ditempuh melalui kegiatan sosialisasi, patroli wilayah, pembinaan
dan penindakan pelanggaran peraturan.
Dalam rangka penegakan Peraturan tingkat daerah yaitu Peraturan Daerah
dan Peraturan Walikota, unsur utama sebagai pelaksana di lapangan adalah Satuan
Polisi Pamong Praja, berdasarkan pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja diberi kewenangan antara lain :
1.
Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturankepala daerah;
2.
Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3.
Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
4.
Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur,
atau badan hukum yang didugamelakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturankepala daerah;
5.
Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur,
atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah.
Salah satu indikator program ini adalah rasio jumlah Polisi Pamong Praja
yaitu jumlah dari pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas
sebagai penegak peraturan daerah dan penyelenggara ketertiban umum dan
ketentaraman
masyarakat
diluar
tenaga
administrasi/kesekretariatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penetapan jumlah Polisi Pamong Praja, bahwa
penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja dilakukan dengan penghitungan
kriteria umum dan kriteria teknis.
Adapun kriteria umum penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja adalah
sebagai berikut :
1)
Jumlah penduduk;
2)
Luas wilayah;
3)
Jumlah APBD;
Hal.327
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
4)
Rasio belanja aparatur
Sedangkan kriteria teknis penetapan jumlah ideal Polisi Pamong Praja
adalah:
1)
Klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah;
2)
Jumlah peraturan daerah;
3)
Jumlah peraturan kepala daerah;
4)
Jumlah desa/kelurahan;
5)
Tingkat potensi konflik sosial kemasyarakatan;
6)
Jumlah kecamatan;
7)
Aspek Karakteristik;
8)
Kondisi geografis
Berdasarkan penghitungan kriteria umum dan kriteria teknis tersebut,
jumlah ideal Polisi Pamong Praja yang bertugas sebagai penegak peraturan daerah
dan penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat diluar tenaga
administrasi /kesekretariatan di Pemerintah Kota Semarang adalah 450 orang,
namun pada tahun 2015 hanya tersedia 106 orang sehingga secara kwantitas
belum ideal.
Penegakan produk-produk hukum daerah dilaksanakan melalui kegiatan
Penegakan Hukum dan HAM serta penyelidikan dan penyidikan terdahap
pelanggaran Perda yang mengandung sanksi. Kota Semarang memiliki Perda yang
mengandung sanksi sebanyak 64 buah, 23 buah diantaranya telah dilakukan
penegakan selama tahun 2015. Penegakan Perda tersebut difokuskan kepada
perda dengan jumlah pelanggaran dominan dan bersifat strategis atau berdampak
kepada kepentingan umum.
Personil yang menangani penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran
Perda adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari anggota Satpol PP yang
telah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik. Dari
hasil penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda apabila ditemukan tindak
pidana ringan maka PPNS meneruskan kepada penuntut umum untuk dilanjutkan
dengan persidangan di Pengadilan atau sidang di tempat kejadian.
Pada tahun 2015 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 233 operasi
penertiban, penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang dilanjutkan
dengan persidangan di pengadilan dan sidang di tempat kejadian perkara.
Hal.328
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
d).
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Definisi politik secara luas adalah serangkaian kegiatan yang menyangkut
penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu, politik membuat konsepkonsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution)
atau alokasi (allocation). Sedangkan definisi politik secara sempit adalah cara-cara
untuk meraih suatu kekuasaan.
Pendidikan politik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang adalah
pendidikan politik secara luas, bukan hanya memberikan pemahaman tentang
seluk beluk Pemilihan Umum akan tetapi lebih ditekankan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
termasuk penyampaian pendapat dimuka umum. Pendidikan politik kepada
masyarakat diarahkan untuk menguatkan Demokrasi Pancasila yaitu demokrasi
yang
konstitusional berdasarkan
mekanisme
kedaulatan
rakyat
disetiap
penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi
UUD 1945.
Program pendidikan politik masyarakat pada tahun 2015 diwujudkan berupa
sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur
pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula,
pengurus ormas dan pengurus parpol sebanyak 12 kegiatan. Kegiatan tersebut
telah dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik
bangsa Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan
keterbukaan yang bertanggungjawab.
Tahun 2015 adalah tahun penyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah secara
serentak di beberapa Kabupaten/Kota termasuk Kota Semarang, pendidikan
politik bagi masyarakat yang dilaksanakan selama tahun 2015 telah dapat
memberikan kontribusi terhadap stabilitas sosial politik pada saat tahap-tahap
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang dilaksanakan. Selain itu
pendidikan politik kepada masyarakat menjelang pelaksanaan pemungutan suara
dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Semarang Tahun 2015 dapat
memberikan kontribusi angka partisipasi pemilih yaitu sebesar 65,95% meningkat
lebih besar dibandingkan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Semarang tahun 2010 sebesar 60,06%.
Hal.329
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang
Tahun 2015, Pemerintah Kota Semarang turut serta memberikan dukungan dalam
bentuk sosialisasi secara visual dan verbal, penertiban atribut partai politik/calon
Walikota dan Wakil Walikota yang tidak sesuai ketentuan. Dengan upaya tersebut
Pemerintah Kota Semarang telah mampu memberikan fasilitas untuk suksesnya
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang secara serempak tahun 2015.
Partai Politik sebagai infrastruktur politik yaitu sebagai bangunan bawah,
atau mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari
berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan
tujuan, serta kesamaan lainnya. Pemerintah Kota Semarang melaksanakan
monitoring terhadap keberadaan Partai Politik level Kota Semarang, yang
termonitor adalah sebanyak 12 (dua belas) partai, 9 (sembilan) partai politik
diantaranya mendapatkan kursi di DPRD Kota Semarang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan
Keuangan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun
2012, kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam
APBD,
dan
Tertib
Administrasi
Pengajuan,
Penyaluran
dan
Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Bahwa Partai
Politik yang memiliki kursi di DPRD diberikan Bantuan Keuangan. Penggunaan
Bantuan Keuangan Partai Politik tersebut sebesar 60% harus digunakan untuk
pendidikan politik. Pada tahun 2015 menyalurkan bantuan keuangan partai politik
diberikan sebagai berikut :
DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Partai Politik
PDIP
GERINDRA
DEMOKRAT
PKS
PKB
PAN
NASDEM
JUMLAH
Perolehan
Suara
234.227
96.419
88.946
64.485
66.430
55.614
47.206
653.327
Nilai
per Suara
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
1.325
Tatacara penghitungan
bantuan keuangan
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
nilai per suara x Σ suara
Besarnya
Bantuan (Rp)
310.350.775
127.755.175
117.853.450
85.442.625
88.019.750
73.688.550
62.547.950
865.658.275
Sumber : Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun 2015.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 213/2186/Polpum
tanggal 1 September 2015 perihal penyaluran bantua