Jebakan Kemiskinan Nelayan ( Studi Kasus Nelayan di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia ) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Yin (1997) metode studi kasus adalah strategi yang lebih cocok
bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” dan “why”, bilamana fokus
penelitian terletak pada fenomena masa kini di dalam konteks kehidupan nyata. Kemudian
peneliti tidak mengontrol peristiwa/gejala sosial yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti meneliti
suatu peristiwa atau gejala sosial sebagaimana adanya. Predikat “sebagaimana adanya” itu
menunjuk pada kondisi “relatif alami” (naturalistic). Lalu peristiwa/gejala sosial kontemporer
atau masa kini dalam konteks kehidupan nyata. Artinya peneliti dapat mengakses
peristiwa/gejala sosial yang diteliti melalui metode pengamatan berperan serta dan wawancara
mendalam dengan subyek yang diteliti.
Berkaitan dengan masalah yang diangkat, penulis bertujuan untuk meneliti dan
mengetahui jebakan kemiskinan nelayan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Suyatno & Sutinah (2005 : 16) pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang di anggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan oleh sejumlah individu atau kelompok orang.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan dapat tidaknya di kaji lebih

mendalam. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, karena betapapun menariknya suatu kasus
yang hendak diteliti, tetapi jika peneliti tidak memiliki akses untuk memperoleh informasi terkait

32
Universitas Sumatera Utara

penelitian yang hendak dilakukan maka akan menjadi suatu hal yang sia- sia. Lokasi penelitian ini
dilakukan di Kampung Kolam Pajak Baru, Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan
Belawan, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara. Penentuan lokasi dilakukan secara purposif
(sengaja) dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Kampung Kolam Pajak Baru merupakan salah satu pusat pemukiman nelayan yang
ada di Kota Medan dan kehidupan masyarakat nelayannya memiliki karakteristik yang
mendukung topik penelitian.

2. Jarak yang relatif dekat pada peneliti dengan Kampung Kolam Pajak Baru sehingga
dapat memudahkan peneliti dalam pengambilan data.

3. Kampung Kolam Pajak Baru merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai nelayan.


3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1 Unit Analisis
Hamidi (2005: 75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa
berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas
individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi unit
analisis adalah rumahtangga nelayan yang bertempat tinggal di kampung Kolam Pajak Baru
kelurahan Belawan Bahagia kecamatan Medan Belawan.
3.3.2 Informan
Informan menurut Moleong (2002) adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, dia harus mempunyai banyak
33
Universitas Sumatera Utara

pengalaman tentang latar penelitian. Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan
pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian
kualitatif tidak digunakan istilah populasi tetapi teknik sampling. Teknik sampling yang
digunakan oleh peneliti adalah purposive sample.

Adapun kriteria informan dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Nelayan yang bertempat tinggal di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan
Bahagia Kecamatan Medan Belawan yang tercatat sah dalam kependudukan.

b. Rumahtangga nelayan pemilik sampan tradisional dan nelayan pekerja yang memiliki
kepala keluarga yang telah menjadi nelayan selama 10 tahun.

c. Nelayan pemilik sampan tradisional dan pekerja yang bekerja sebagai nelayan secara turuntemurun dan memahami permasalahan penelitian.

Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan pertama merupakan hal yang
sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat, karena penelitian ini mengkaji tentang
jebakan kemiskinan nelayan Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia maka
peneliti memutuskan informan pertama sesuai dan tepat ialah keluarga nelayan yang telah lama
berprofesi sebagai nelayan dan memenuhi kriteria dalam mendukung penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015 : 130) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis
penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pada penelitian
34

Universitas Sumatera Utara

ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi.
3.4.1

Observasi
Pengertian Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan (Riduwan, 2007 : 104). Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk
mengamati kondisi ekonomi, sosial, kesehatan serta lingkungan dari pada nelayan yang
bertempat tinggal di Kampung Kolam Pajak Baru. Sebelum peneliti sampai pada tahap
observasi terlebih dahulu pada tahap pra obsevari dimana pada umumnya tahap pra
observasi ini dilakukan oleh hampir rata-rata peneliti. Manfaat dari observasi ini antara
lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,
jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

3.4.2 Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang di selenggarakan atau di
lakukan dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

informan. Teknik ini dilakukan guna mendapatkan informasi serta data yang diharapkan oleh
peneliti melalui jawaban lisan oleh informan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang
peneliti saat mewawancarai informan adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas
pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
(wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa
(wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2015). Dalam melakukan
35
Universitas Sumatera Utara

wawancara ini penulis menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman yang telah
disusun sebelumnya yang bersifat terbuka dan berisikan hal-hal yang pokok, dimana
untuk selanjutnya dapat dikembangkan pada saat wawancara berlangsung.
Wawancara Mendalam menjadi suatu alat bantu utama yang dikombinasikan dengan
observasi. Dalam melakukan wawancara ini peneliti menggunakan alat bantu perekam
telepon seluler untuk memperlancar dan mempermudah penelitin dalam melaksanakan
wawancra. Cara penyampaian pertanyaan dan irama wawancara dilakukan dengan
Bahasa Indonesia dan diselingi sedikit Bahasa Melayu, hal ini dikarena beberapa
informan kesehariannya sering mengggunakan Bahasa melayu.
3.5.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Arikunto adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai
hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda
dan sebagainya.” (Arikunto 2006 : 158). Berdasarkan pengertian teknik dokumentasi
tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen berupa
foto–foto/gambar yang berkaitan dengan perangkap kemiskinan keluarga nelayan.
Tujuan diadakan metode dokumentasi yakni melengkapi data yang di peroleh dari hasil
wawancara dan observasi. Dalam hal ini, data yang ingin diperoleh adalah data sekunder
berupa peta lokasi penelitian, serta beberapa foto dengan informan.
3.6 Sumber Data
Pada penelitian ini sumber data yang digunakan yakni :
3.6.1 Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,
36
Universitas Sumatera Utara

gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek
penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang
diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2006).
3.6.2 Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang
menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa

berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan, SMS, foto dan lain-lain
(Arikunto, 2006).
3.7 Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara intensif setelah
pengumpulan data selesai dilaksanakan. Menurut pada Lexy J. Meleong (2002 : 190),
pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
yaitu wawancara, pengamatan, pengamatan (observasi) yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya.
Data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan telah ditelaah maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan
usaha membuat rangkuman yang terperinci, merujuk keinti dengan menelaah pernyataan –
pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya
adalah menyusun data – data dalam satuan – satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai
kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan lainnya dan diintepretasikan secara kualitatif.
Proses analisis dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal, sehingga
selesainya penelitian ini yang menjadi ciri khas dari analisis kualitatif.
37
Universitas Sumatera Utara

3.8


Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya, selama proses di lapangan banyak

informan yang beranggapan bahwa peneliti adalah tim survey untuk medata keluarga miskin
yang kemudian akan memberi bantuan bagi keluarga yang di teliti. Banyak informan yang pada
akhirnya tidak bersedia untuk diwawancarai karena beranggapan tidak ada keuntungan bagi
mereka dalam proses penelitian ini.. tidak sampai disitu kesulitan lain yang dialami peneliti yaitu
saat akan mewawancarai para informan, dari mulai subuh pukul 04.00 WIB mereka pergi melaut
dan akan pulang pada pukul 20.00 WIB, setelah pulang dari melaut para informan akan langsung
beristirahat untuk kemudian keesokan harinya pergi melaut kembali. Jika mewawancarai selepas
pulang dari melaut akan menggangu istirahat para informan kemudian tidak hanya itu lokasi
penelitian yang cukup rawan kriminalitas jika pada malam hari. Hal ini dibuktikan melalui
beberapa penuturan informan dimana peredaran serta penggunaan narkotika hampir pada seluruh
pemuda yang berada di Kampung Kolam sehingga beberapa informan menyarankan peneliti
untuk tidak mewawancarai pada malam hari. Untuk itu dalam hal ini peneliti juga harus dapat
melihat kesempatan atau peluang untuk wawancara agar tidak mengganggu pekerjaan mereka.

38
Universitas Sumatera Utara


BAB IV
TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA
4.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis Kampung Kolam Pajakan Baru Kelurahan Belawan Bahagia
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri atas beberapa pulau baik pulau besar
maupun kecil, sebahagian Negara Republik Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas
bila dibandingkan dengan luas daratannya. Melihat komposisi wilayah kepulauan Indonesia
memiliki potensi yang cukup penting terutama potensi yang terkandung di dalam laut. Dimana
memiliki kekayaan yang besar bukan hanya jenis ikan yang beragam, tetapi juga dari jenis hayati
lain yang hidup diperairan Indonesia.
Propinsi Sumatera Utara dalam kota Medan diketahui bahwa ada begitu banyak peluang
bagi nelayan karena melihat potensi alam yang dimana terdapat pantai sebagai tempat wisata
tetapi juga sebagai tempat mencari ikan, maka kota Medan sebenarnya memberikan peluang bagi
nelayan untuk menangkap ikan selain dari pekerjaan lain yang ada di kota Medan. Mengarah dari
kota Medan yang dimana telah dibagi beberapa kecamatan yang disini berdasarkan tempat
penelitian bahwa kecamatan Medan Belawan yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di

kota Medan menunjukkan adanya peluang besar bagi nelayan untuk mencari nafkah sebagai
pencari ikan dimana kecamatan ini memiliki tempat atau wilayah yang terdapat pantai atau laut
lepas sehingga memberikan suatu pekerjaan bagi nelayan atau masyarakat yang berada dalam
wilayah tersebut.
Kelurahan Belawan Bahagia merupakan salah satu daerah yang secara administratif
39
Universitas Sumatera Utara

masuk ke dalam wilayah Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan dibagi menjadi 20 lingkungan
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
a) Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Kelurahan Belawan I

b) Sebelah selatan

: Berbatasan dengan Kelurahan Belawan Bahari

c) Sebelah Timur


: Berbatasan dengan Kelurahan Belawan Bahari

d) Sebelah Barat

: Berbatasan dengan Kelurahan Sicanang

Dengan luas wilayah 54 Ha. Keadaan alam Kelurahan Belawan Bahagia termasuk
daerah pesisir pantai dengan hasil utamanya dari sektor perikanan laut. Karena sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan buruh harian lepas. Kelurahan Belawan
Bahagia wilayahnya padat akan penduduk karena begitu banyaknya bangunan warga yaitu
perumahan yang tidak teratur, saat ini seluruh bagian tanah bahkan pinggiran laut sudah
ditempati rumah dan bangunan jadi tidak ada lahan untuk menanam sehingga keadaan terasa
panas dan sumpek karena tidak adanya pohon sebagai proses penyejukan sekitar jalan dan
pekarangan tersebut. Hal ini melihat karena banyaknya jumlah penduduk yang mendiami tempat
ini, meskipun banyak rumah yang hanya dibangun tidak terlalu luas dan diatur rumah dengan
bertingkat namun masih saja luas lahan sempit dan jarak antara rumah yang satu dengan yang
lain berdekatan atau bisa dibilang tembok satu untuk gabungan rumah yang ada disampingnya.

Kampung Kolam Pajak baru Kelurahan belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan
terletak pada ketinggan 1 m dari permukaan laut, dengan temperatur suhu antara 32°C, iklim
tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dengan rata-rata 2600 mm pertahun. Jarak dari
Kelurahan terjauh ke pusat Pemerintah Kecamatan ± 1 Km dengan waktu tempuh ± 0,2 Jam,

40
Universitas Sumatera Utara

sedangkan ke Ibukota Medan ± 26 Km dengan waktu tempuh ± 1 Jam. Pemanfaatan tanah bagi
penduduk Kampung Kolam kelurahan Belawan Bahagia semata-mata untuk kepentingan
perumahan sehingga untuk usaha pertanian atau perkebunan tidak ada sama sekali. (Sumber
Data : Profil Kelurahan Belawan Bahagia)
4.1.3 Pola Pemukiman Penduduk
Pemukiman di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia termasuk dalam
pemukiman padat penduduk. Rumah penduduk cenderung berjajar rapat dan dibangun diatas laut
dan beberapa rumah lainnya juga berjajar di pinggir jalan raya yang menghadap ke arah jalan.
Berikut jumlah bangunan rumah di Kelurahan Belawan Bahagia
Tabel 3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tempat Tinggal
No
1
2
3
4
5

Jumlah Penduduk Menurut
Tempat Tinggal
Rumah terbuat dari batu
seluruhnya / Parmanent
Rumah terbuat dari sebagian
batu/semi permanent
Rumah terbuat dari kayu / papan
Rumah Panggung
Rumah / Bangunan diatas Air
Jumlah

Frekuensi
(Unit)
1.748

%

602

17

217
63
934
3.564

6.1
1.7
26.2
100

49

Sumber: Data profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa, jumlah rumah yang ada
sebanyak 3.563 rumah, yang terdiri dari rumah terbuat dari abut seluruhnya / permanet
berjumlah 1.748 unit atau 49 % dari total seluruh rumah penduduk, rumah yang terbuat dari
sebagian batu / semi permanent sebanyak 602 unit atau sekitar 17 % dari total keseluruhan

41
Universitas Sumatera Utara

jumlah rumah, rumah yang terbuat dari papan atau kayu sebanyak 208 unit atau sekitar 6.1 %
kemudian. Rumah panggung berjumlah 63 unit sekitar 1.7 % dan yang terakhir rumah /
bangunan diatas air berjumlah 934. Rumah diatas air ini merupakan rumah yang hampir semua
masyarakat Kampung Kolam membangun rumah seperti ini.
4.2

Kondisi Demografis Penduduk Kelurahan Belawan Bahagia
Jumlah penduduk di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan adalah

15.924 jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 7.932 jiwa dan perempuan berjumlah 7.992 jiwa.
Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan dikepalai
oleh bapak Ruslan Hasibuan, seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kampung Kolam
Pajak Baru berkewarganegaraan Indonesia.
4.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Dari struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin akan terlihat berapa besarnya jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan. Banyaknya laki-laki dan perempuan di Kelurahan Belawan
Bahagia memiliki jumlah perbedaan tetapi tidak begitu besar perbandingannya. Dapat di lihat
dari tabel berikut.
Tabel 4
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No

Jumlah
Penduduk
Menurut Jenis
Kelamin

1

Laki – Laki
(Jiwa)

Presentase
(%)

Perempuan
(Jiwa)

Presentase
(%)

Dibawah atau
sampai dengan
17 Tahun

2.647

33.3

2.583

32.4

2

Diatas 17 Tahun

5.258

66.2

5.409

67.6

3

Jumlah

7.932

100

7.992

100

Sumber: Data profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
42
Universitas Sumatera Utara

Menurut data sensus tahun 2016, penduduk kelurahan Belawan Bahagia berjumlah
15.924 jiwa dengan komposisi penduduk yang relatif seimbang dimana laki laki di bawah 17
tahun hingga usia 17 tahun berjumlah 2.647 jiwa atau 33.3 % sedangkan perempuan yang berada
pada usia dibawah hingga 17 tahun berjumlah 2.583 jiwa atau 32.4 %. Kemudian laki-laki yang
berada pada usia 17 tahun keatas berjumlah 5.258 atau 66.2 % sedangkan perempuan berusia di
atas 17 tahun berjumlah 5.409 jiwa atau 67.6 %.

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, serta
kualitas intelektual masyarakatnya. Salah satu bentuk usaha dalam pengembangan sumberdaya
manusia ini adalah meningkatkan mutu pendidikan. Demikian tingkat pendidikan penduduk di
Kelurahan Belawan Bahagia masih rata-rata sekolah wajib 9 tahun. Tercatat ada 3.398 orang atau
21.3 % penduduk Kelurahan Belawan Bahagia yang berpendidikan tamat sekolah dasar, 2.580
orang atau 16.2 % tamat SLTP / Sederajat, 3.039 orang atau 19.1 % tamat SLTA / Sederajat dan
terdapat 350 orang atau 2.2 % yang berpendidkan Perguruan TinggI

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No

Jumlah Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan

Frekuensi
(Jiwa)

Presentase (%)

1
2
3
4
5
6
7

Tidak / belum Sekolah
Tidak Tamat SD Sederajat
Tamat SD Sederajat
Tidak Tamat SLTP Sederajat
Tamat SLTP Sederajat
Tidak Tamat SLTA Sederajat
Tamat SLTA Sederajat

1.867
1.732
3.398
1.287
2.580
1.525
3.039

11.7
10.8
21.3
8.1
16.2
9.5
19.1

43
Universitas Sumatera Utara

8
9

Tamat Diploma I / II
Akademi / Diploma III / Sarjana
Muda
Diploma IV / Strata I
Jumlah

10

146
171

0.9
1.1

1.668
15.924

9.1
100

Sumber Data : Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
Berdasarkan tabel 5 penduduk Kelurahan Belawan Bahagia memiliki tingkat pendidikan
yang sangat rendah karena penduduknya sebagian besar hanya tamatan SD saja. Hal tersebut
mempengaruhi penduduk dalam memperoleh pekerjaan. Pada masyarakat nelayan Kampung
Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia rendahnya pendidikan masyarakat dikarenakan
alasan keterbatasan biaya untuk sekolah dan juga anggapan cepat bekerja membantu orangtua itu
lebih baik.
4.2.3 Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan
Penduduk Kelurahan Belawan Bahagia mayoritas oleh nelayan perikanan serta buruh
nelayan perikanan. Di dukung oleh keadaan geografis yang terletak di pinggir laut, dapat di lihat
dari tabel 7 berikut.
Tabel 6
Data Penduduk yang tidak bekerja di Kelurahan Belawan Bahagia (2016)
No
1

Jumlah Penduduk yang Tidak
Bekerja
Tidak / Belum Bekerja

Frekuensi
(Jiwa)
3.364

Persentase
(%)
41

2

Mengurus Rumah Tangga

2.422

29

3

Pelajar / Mahasiswa

2.279

28

4

Pensiunan

161

2

8.226

100

Jumlah

Sumber Data : Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
44
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7
Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Belawan Bahagia (2016)
No

Jumlah Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan

Frekuensi
(Jiwa)

Persentase
(%)

1

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

100

1.4

2

Tentara Nasional Indonesia
(TNI)

45

0.6

3

Kepolisian RI (POLRI)

23

0.3

4

Perdagangan / Pedagang

369

5.3

5

Petani / Perkebunan

13

0.1

6

Peternakan / Tambak

15

0.1

7

Nelayan Perikanan

1.022

14.7

8

Industri

44

0.6

9

Konstruksi

6

0.08

10

Sopir Transportasi

207

2.9

11

Karyawan Swasta

578

8.3

12

Karyawan BUMN

20

0.1

13

Karyawan Honorer

37

0.2

14

Buruh Harian Lepas

869

6.1

15

Buruh Nelayan Perikanan

869

6.1

16

Pembantu Rumah Tangga

633

4.4

17

Tukang Cukur

1

0.0

18

Tukang Listrik

8

0.05

19

Tukang Batu

178

1.2

20

Tukang Kayu

40

0.2

21

Tukang Las Besi

4

0.02

22

Tukang Jahit

41

0.2

45
Universitas Sumatera Utara

23

Tukang Gigi

1

0.0

24

Penata Rias Rambut / Pengantin

8

0.05

25

Mekanik

20

0.1

26

Imam Mesjid

21

0.1

2

0.0

27

Pendeta

28

Wartawan

8

0.05

29

Ustadz / Muballiqh

6

0.04

30

Anggota DRP Kab / Kota

1

0.0

31

Guru

49

0.3

32

Bidan / Perawat

20

0.1

33

Apoteker

4

0.02

34

Wiraswasta

1.668

4.6

6.930

100

Jumlah

Sumber Data: Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
Pekerjaan penduduk Kampung Kolam sangat bervariasi, mulai dari nelayan, buruh harian
lepas, pegawai negeri dan lain sebagainya. Tetapi berdasarkan Tabel tersebut, sebagian besar
penduduk di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia bekerja sebagai nelayan,
yaitu sebesar 1.891 jiwa. Hal ini disebabkan letak Kampung Kolam yang letaknya berada di wilayah
Pesisir laut Belawan, selain itu juga, sektor pekerjaan nelayan merupakan bidang yang paling terbuka
luas.
4.2.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk Kelurahan Belawan Bahagia mayoritas memeluk agama Islam sebanyak
11.420 orang atau sekitar 71.7 %, sedangkan yang beragama Kristen sebanyak 3.612 orang atau
sekitar 22.6 %, lalu agama Katholik sebanyak 568 orang sekitar 3.5 % serta agama budha 324
orang atau 2.0 % dari jumlah keseluruhan penduduk berdasarkan agama
46
Universitas Sumatera Utara

Tabel 8
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No
Komposisi Penduduk
Frekuensi
Persentase
Berdasarkan Agama
(Jiwa)
(%)
1
Agama Islam
11.420
71.7
2
Agama Kristen
3.612
22.6
3
Agama Khatolik
568
3.5
4
Agama Hindu
5
Agama Budha
324
2.0
Jumlah
15.924
100
Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
4.2.5

Komposisi Penduduk Menurut Etnis
Kelurahan Belawan Bahagia merupakan Kelurahan yang heterogen masyarakatnya. Hal

ini di buktikan oleh penduduknya berasal dari etnis yang berbeda, sehingga masyarakat yang
tinggal di Kampung Kola mini hidup berdampingan dengan etnis berbeda. Dalam hal ini
penduduk yang tinggal di Kampung Kolam mayoritas berasal dari etnis/suku jawa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 9
Komposisi Penduduk Menurut Etnis
No

Komposisi Penduduk Menurut Etnis

Frekuensi
(Jiwa)

Persentase
(%)

1

Suku Melayu

2.387

14.9

2

Suku Jawa

4.014

25.2

3

Sub Etnis Batak (Karo)

933

5.8

4

Sub Etnis Batak (Mandailing)

1.830

11.4

5

Sub Etnis Batak (Toba)

3.298

20.7

6

Suku Sunda

525

3.2

7

Suku Padang

836

5.2

47
Universitas Sumatera Utara

8

Suku Tionghoa

314

1.9

9

Suku lainnya

1.787

11.2

15.924

100

Jumlah

Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

4.2.6 Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
Tabel 10
Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
No

1

Komposisi Penduduk Menurut
Status Perkawinan
Belum Kawin
Laki – laki

Frekuensi
(Jiwa)
3.189
3.690

Persentase (%)

6.879

100

-

-

Laki – laki

3.816

46.6

Perempuan

4.372

53.4

Jumlah

8.188

100

-

-

Laki – laki

130

37.8

Perempuan

214

62.2

Jumlah

344

100

-

-

Laki – laki

145

28.3

Perempuan

368

71.7

Perempuan
Jumlah
Kawin

2

Cerai Hidup
3

Cerai Mati
4

46.4
53.6

513
100
Jumlah
Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016
Berdasarkan data profil Kelurahan Belawan Bahagia Komposisi Penduduk Menurut
Status Perkawinan yakni laki-laki belum kawin sebanyak 3.189 jiwa atau 46.4 %, kemudian
perempuan sebanyak 3.690 jiwa atau 53.6 % dari seluruh jumlah laki-laki dan perempuan yang
48
Universitas Sumatera Utara

belum kawin. Kemudian laki laki yang kawin berjumlah 3.816 jiwa atau sebesar 46.6 % dari
jumlah sebanyak 8.188 jiwa diikuti perempuan yang kawin berjumlah 4.372 jiwa atau 53.4 %
dari jumlah yang sama dengan sebelumnya. Selanjutnya penduduk yang bercerai hidup, yakni
laki-laki sebanyak 130 jiwa atau 37.8 % dari jumlah 344 jiwa keseluruhan laki-laki dan
perempuan yang bercerai hidup. Lalu perempuan berjumlah 214 jiwa sekitar 62.2 %. Terakhir
status cerai mati, laki-laki berjumlah 145 jiwa atau sebanyak 28.3 % dari jumlah keseluruhan
status cerai mati yakni sebesar 513 jiwa perempuan sebanyak 368 jiwa atau 71.7 %.
4.2.7 Jumlah Penduduk Menurut Pemakaian Air
Tabel 11
Jumlah Penduduk Menurut Pemakaian Air
No

Jumlah Penduduk
Frekuensi (KK)
Menurut Pemakaian Air
1
Air PDAM
2.717
2
Air sumur biasa
23
3
Air sumur Bor
679
4
Lainnya
127
Jumlah
3.564
Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

%
76
0.1
19
3.5
100

Dari segi pola hidup bersih masyarakat di Kampung Kolam Pajak Baru hampir
keseluruhan menggunakan air bersih untuk konsumsi. Sumber air penduduk berasal dari PDAM
Tirtanadi Sumatera Utara serta sebagian dari penduduk menggunakan mesin pompa air untuk
mendapatkan sumber air bersih. Dimana sebanyak 2.717 keluarga menggunakan air yang berasal
dari PDAM Tirtanadi Sumatera Utara sebagai pemenuh kebutuhan air setiap harinya, kemudian
sebanyak 23 keluarga atau sekitar 0.1 % menggunakan air sumur biasa dari keseluruhan total
jumlah penduduk berdasarkan pemakaian air. Dilanjutkan sebanyak 679 keluarga menggunakan

49
Universitas Sumatera Utara

Air Sumur Bor sebagai pemenuhan kebutuhan air dan yang terakhir lainnya sebanyak sebanyak
127 keluarga atau 3.5 % dari jumlah keselurahan penduduk berdasarkan penggunaan air
4.2.8

Jumlah Penduduk Menurut Pemakaian MCK
Tabel 12
Jumlah Penduduk Menurut Pemakaian MCK
No

Jumlah Penduduk Menurut
F
Pemakaian MCK
(KK)
1
Septi Tank
2.347
2
Sungai
1112
3
MCK
78
Jumlah
3.564
Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

%
66
32
2.2
100

Jika dilihat dari segi penggunaan MCK masyarakat yang tinggal di Kampung Kolam
Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia sudah sebagian besar menggunakan septi tank. Hal ini
dibuktikan dengan penggunaan septi tank oleh 2.347 KK atau sebesar 66 % dari jumlah 3.654
KK. Kemudian penggunaan sungai oleh 1.112 KK atau sekitar 32% dari keseluruhan jumlah
3.654 KK dan yang trakhir yakni MCK sebesar 78 KK atau sebanya 2.2. % dari jumlah 3.654
KK.
4.3

Sarana dan Prasarana Kelurahan Belawan Bahagia

4.3.1 Sarana Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dibutuhkan adanya
sarana dan prasarana pendidikan berupa yayasan atau lembaga-lembaga penddidikan. Adapun
sarana-sarana pendidikan yang terdapat di Keluarahan Belawan Bahagia adalah Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas seperti yang tertera pada table berikut.

50
Universitas Sumatera Utara

Tabel 13
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kelurahan Belawan Bahagia
No

Sarana Pendidikan

Jumlah

1

SD Negeri / MIN

3 Unit

2

SD Swasta / MIS

5 Unit

3

SLTP / MTS Swasta

3 Unit

4

SLTA Swasta / MA Swasta

1 Unit

Jumlah

12 Unit

Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang terdapat di Kampung
Kolam Pajak Baru sudah lumayan baik ini terlihat dari jumlah sekolah yang sudah mulai banyak.
Dimana terlihat mulai dari pendidikan SD sebanyak 8 sekolah meliputi SD Negeri / Milik
pemerintah serta SD Swasta, SLTP Swasta sebanyak 3 Sekolah dan SMA Swasta hanya 1 unit
sekolah.
4.3.2 Sarana Ibadah
Demi memudahkan masyarakat Kelurahan Belawan Bahagia dalam melaksanakan
ibadahnya masing-masing, maka di Kelurahan Belawan Bahagia didirikan sejumlah rumah
ibadah, seperti yang terdapat di bawah ini

51
Universitas Sumatera Utara

Tabel 14
Sarana Ibadah Kelurahan Belawan Bahagia

No

Sarana Ibadah

Jumlah (Unit)

1

Mesjid

2

2

Gereja

3

3

Mussollah

9

4

Kelenteng

1

Jumlah
Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

15

Dari table tersebut dapat diketahui sarana keagamaan yang ada di Kelurahan Belawan
Bahagia cukup memadai dengan fasilitas mesjid sebanyak 2 Unit dan Gereja sebanyak 3 unit,
Mussolah sebanyak 9 Unit dan yang terakhir kelenteng 1 unit. Jika dilihat dari jumlah rumah
ibadah yang ada, di Kampung Kolam sendiri terdapat 1 unit masjid terlihat bahwa kebanyakan
penduduk di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia yang memeluk agama
muslim.
4.3.3 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Belawan Bahagia adalah Rumah Sakit,
Puskesmas pembantu, Klinik, Balai pengobatan serta praktek dokter. Masyarakat di Kampung
Kolam ini sering memeriksa kesehatannya kepada bidan maupun puskemas pembantu, terkadang
jika masyarakat merasa tidak ada perkembangan dan perubahan pada kesehatannya maka
masyarakat langsung dibawa kerumah sakit.

52
Universitas Sumatera Utara

Tabel 16
Sarana Kesehatan Kelurahan Belawan Bahagia
No

Sarana Kesehatan Kelurahan Belawan
Bahagia

Jumlah (Unit)

1

Rumah Sakit

1 Unit

2

Puskesmas Pembantu

1 Unit

3

Klinik

1 Unit

4

Balai Pengobatan

4 Unit

5

Praktek Dokter

1 Unit

Jumlah

8 Unit

Sumber: Data Profil Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2016

Jika dilihat dari kesadaran masyarakat akan kesehatan, bisa dikatakan masyarakat sangat
peka dengan pentingnya menjaga kesehatan, dimana masyarakat langsung menggunakan jasa
medis untuk menangani masalah kesehatan masyarakat.

53
Universitas Sumatera Utara

4.4

Profil Informan
- Informan 1
Nama

: H.P Sitorus (61 Tahun)

Usia

: 61 Tahun

Suku

: Batak

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Teknik Pertama (STP)

Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 2 Orang
Bapak H.P Sitorus adalah seorang nelayan tradisional yang memiliki sampan pribadi. Beliau
berusia 61 Tahun dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 8 orang, diantaranya seorang istri
dan tujuh orang anak. Dimana yang pertama bernama Juliana Sitorus dengan pendidikan terakhir
tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) kemudian yang ke 2 (dua) bernama Rina Sitorus dengan
pendidikan terakhir juga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) berlanjut pada anak ke 3 (tiga)
yakni bernama Rivana Sitorus juga menamatkan pendidikan terakhir nya pada Sekolah Teknik
Mesin (STM). Anak ke 4 (empat) bernama Riky Darma Sitorus dengan jenjang pendidikan
terakhir yakni Strata 1 (S1) selanjutnya bernama Rita Sitorus yang menamatkan pendidikan
terakhirnya pada jenjang SMA, lalu Rizal Sitorus juga menamatkan pendidikan di bangku SMA
dan yang terakhir yakni Rio Sitorus dengan pendidikan terakhir Strata 1 (S1). Saat ini sebanyak 6
anggota keluarga telah bekerja dan 4 telah berumahtangga.
Beliau sudah menjadi nelayan selama 40 tahun lamanya, informan mulanya bekerja dilaut
sejak usia 20 tahun dengan pengalaman yang cukup lama sebagai seorang nelayan alat tangkap
yang pernah digunakan pun juga bermacam-macam. Yang pertama yakni pukat harimau pada
54
Universitas Sumatera Utara

saat pengoperasiaanya dilarang oleh pemerintah dengan mengeluarkan Kepres atau pun
Keputusan Presiden. Kemudian di lanjut dengan menjaring setelah itu membuat alat tangkap
yakni bubu ikan dan yang terakhir ini adalah memancing cumi-cumi. Biasanya bapak H.P Sitorus
memancing cumi-cumi di laut selama dua hari dua malam kemudian balik lagi ke daratan. Untuk
melakukan aktivitasnya memancing cumi-cumi dan menjaring di lakukan pada jarak 12 mill dari
bibir pantai
Saat ini penghasilan yang diperoleh oleh bapak H.P Sitorus sudah tidak dapat lagi
diprediksikan bahkan lebih banyak menanggung kerugian disebabkan situasi air pasang yang
kurang bagus. Seperti baru-baru ini bapak H.P Sitorus baru pulang dari melaut dan tidak
mendapat hasil apa-apa. Berdasarkan penuturan beliau hasil yang didapatkan melalui menjaring
dan memancing cumi-cumi yakni bisa menutupi belanja keperluan sehari-hari. Informan
sepertinya enggan untuk menyebutkan nominal yang didapatkan dari hasil melaut. Saat
mengalami keterbatasan modal informan melakukan peminjaman kepada toke dengan system
pelunasan yakni menjual hasil tangkapan kita kepada toke dengan harga yang lebih murah.
Biasanya bentuk peminjaman modal yang dilakukan oleh bapak H.P Sitorus tidak hanya
berupa uang tetapi juga berupa barang yakni gengset. Seperti gengset yang beliau pakai untuk
melaut beberapa hari lalu adalah hasil dari peminjaman kepada toke yang beliau sendiri pun
tidak mengetahui berapa harga gengset yang diambilnya tersebut. Kemudian saat tidak ada
penghasilan yang didapatkan sama sekali terpaksa keluarga meminjam kepada tetangga atapun
rentenir, saat pulang dari melaut baru hutang tersebut dibayar. Saat ini setelah peristiwa tsunami
di Aceh, ombak besar tidak lagi dapat diprediksi.

55
Universitas Sumatera Utara

-

Informan 2
Nama

: J Br Silalahi

Usia

: 54 Tahun

Suku

: Batak

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Dasar (SD)

Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 2 Orang
Ibu J Br Silalahi ialah istri dari bapak H.P Sitorus. Ibu J Br Silalahi adalah istri nelayan
yang sehari-harinya berprofesi sebagai ibu rumahtangga. Ibu J Br. Silalahi menuturkan dengan
penghasilan yang didapatkan seadanya beliau harus pandai-pandai mengatur keuangan serta
menekan jumlah pengeluaran keluarga. Berdasarkan penuturan ibu J Br Silalahi jumlah
keseluruhan pendapatan setiap bulannya kurang lebih Rp. 3.000.000,- dibarengi dengan jumlah
pengeluaran yakni Konsumsi Rp.50.000/hari. Kemudian biaya pekerjaan sebesar Rp.
230.000/dua hari, pengeluaran ini yakni untuk biaya operasioanl pergi melaut lalu untuk biaya
pendidikan ini mereka dibantu oleh anak-anak mereka yang telah bekerja sehingga meringankan
sedikit biaya pengeluaran. Untuk transportasi sehari-hari ibu J Br Silalahi mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 40.000 selanjutnya ada biaya lain seperti biaya kemasyarakatan, biaya ini tidak dapat
diprediksikan secara pasti berapa setiap bulannya tetapi jika dirata-ratakan informan
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 150.000/bulan lalu biaya hutang saat ini informan mengatakan
bahwa sedang meminjam uang kepada rentenir sebesar Rp. 300.000 dengan bunga sebesar 20 %
setiap bulannya.
Meskipun hampir seluruh anak informan telah bekerja tetapi informan mengaku tidak
memaksakan untuk anak-anaknya mengirimkan uang kepada mereka. Dengan keberadaan rumah
yang dilatas laut, lantai yang terbuat dari kayu dan kondisi bangunan yang semi permanent bapak
56
Universitas Sumatera Utara

H.P Sitorus dan ibu J. Br Silalahi tinggal sudah cukup lama di tempat ini. Berdasarkan hasil
observasi peneliti tidak ada barang-barang seperti kursi yang menunjukan kemewahan dalam
rumah informan. Hanya terdapat televisi, kipas angin dan sebuat lemari. Sebagai pelengkap
terdapat beberapa foto anak-anak dari keluarga informan yang terpajang rapi di dinding atap
rumah. Sebagian lantai rumah sudah bolong akibat dari pelapukan yang terjadi pada kayu. Untuk
memasak ibu J Br Silalahi menggunakan bahan bakar gas, setiap minggunya hanya satu kali
seminggu mengkonsmsi daging seperti daging ayam karna harganya yang relative terjangkau
disbanding harga daging yang lain seperti sapi dan lain lain. Jika untuk membeli pakaian ibu J Br
Sitorus membeli pakaian hanya sekali setahun pada waktu Hari Raya Idul Fitri.
-

Informan 3
Nama

: Ruslan

Usia

: 54 Tahun

Suku

: Melayu

Pendidikan Terakhir

: SMP

Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 3 orang
Bapak Ruslan kesehariannya bekerja sebagai buruh nelayan. Informan mengaku sejak
usia 16 tahun sudah pergi melaut dan jika di perhitungkan sudah 38 tahun lamanya bekerja
sebagai seorang nelayan. Saat melaut bapak Ruslan menggunakan alat tangkap jarring milik toke
pemilik boat dan pancing cumi adalah alat tangkap milik bapak Ruslan Pribadi. Biasanya
persiapan yang di lakukan beliau sebelum pergi melaut yakni menyiapkan alat tangkap seperti
pancing., untuk keperluan lain seperti minyak dan es batu sebagai bahan pengawet ikan di
siapkan oleh toke pemilik boat.
Jika berbicara hasil berdasarkan penuturan informan bahwa hasil yang didapatkan dari
57
Universitas Sumatera Utara

melaut tidak lah menentu. Biasanya bapak ruslan pergi melaut 3 (tiga) hari 3 (malam) lamanya.
Informan mengatakan selain menjaring ikan kegiatan lain yang di lakukan yakni memancing
cumi. Jumlah anggota dalam 1 kapal dengsn mustsn GT 5 saat ini berjumlah 5 orang termasuk
informan. System bagi hasil yang di lakukan yakni tangkap bagi. 70 % buat toke pemilik kapal
lalu 30 % lagi diberikan kepada anggota dan di bagi lagi dengan jumlah seluruh anggota dalam 1
(satu) kapal. Berdasarkan penuturan informan jika saat jumlah ikan banyak maka harga ikan
murah bisa mencapai Rp. 7000/kg nya tetapi saat musim ombak besar bisa mencapai Rp.
30.000/kg. tetapi untuk saat ini harga ikan relative stabil seperti Rp. 12.000/kg.
Bapak Ruslan mempunyai 5 (lima) orang anak. Anak yang pertama Bella yang telah
menikah dan tinggal dirumah bapak Ruslan, sementara suami nya bekerja sebagai buruh kasar di
luar k ota. Kemudian anak beliau yang ke 2 (dua) bernama Indah dengan pendidikan terakhir
tamat SMP dan telah menikah. Lalu yang ke 3 (tiga) bernama Mayang yang saat ini duduk
dibangku kelas 2 SMK dan yang terakhir bernama Rafah saat ini masih berusia 3 (tiga) tahun.
Anak-anak bapak Ruslan mendapat bantuan dari program pemerintah yakni PKH (Program
Keluarga Harapan) yang diterima setiap 4 bulannya, bantuan dari program PKH ini dipergunakan
untuk biaya sekolah anak-anak bapak Ruslan.
-

Informan 4
Nama

: Sumiyem

Usia

: 43 Tahun

Suku

: Jawa

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Dasar

Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 3 orang
Ibu Sumiyem adalah istri dari bapak Ruslan yang berprofesi sebagai ibu rumahtangga dan
58
Universitas Sumatera Utara

terkadang pergi bekerja sebagai penjemur ikan di gabion. Berdasarkan penuturan ibu Sumiyem
penghasilan yang diperoleh bapak Ruslan tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari serta biaya sekolah anak mereka. Saat pendapatan bapak Ruslan tidak ada sama sekali
dari hasil melaut ibu Sumiyem terpaksa meminjam sejumlah uang kepada rentenir agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya sekolah anak mereka. Saat ini ibu Sumiyem
meminjam uang sebanyak Rp. 500.000 kepada rentenir dengan cara pembayaran Rp. 35.000
seminggu sekali dan harus dilunasi sebesar Rp. 800.000.
Melihat kondisi rumah bapak Ruslan dan ibu Sumiyem sangatlah memprihatinkan,
terletak di pinggiran laut dengan pondasi bangunan adalah kayu dengan ukuran kayu yang yang
tidak terlalu besar. Kemudian jenis bangunan yang semi permanen dan tidak terlalu luas dan
hanya terdapat satu kamar didalamnya. Dinding rumah terbuat dari atap rumbiah yang sudah
hampir lapuk serta lantai rumah yang dari kayu yang saat kita berjalan di atasnya lantai tersebut
akan goyang.
Berdasarkan penuturan ibu Sumiyem bahwa bapak Ruslan baru sembuh dari sakit tumor
dan usus buntu selama 1 terakhir dan saat ini meskipun kondisi bapak Ruslan belum sembuh
total beliau terpaksa pergi melaut agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama 7
bulan terakhir biaya kehidupan keluarga bapak Ruslan ditanggung oleh menantu serta anak
mereka yang bekerja sebagai TKW di Malaysia. Saat ada anggota keluarga yang sakit yang tidak
terlalu parah ibu Sumiyem akan membawanya ke bidan terdekat dengan biaya perobatan sendiri.
Ibu Sumiyem memilih berobat ke bidan karena menurut ibu Sumiyem pelayanan di Puskesmas
kurang baik sehingga membuatnya kurang yakin untuk berobat di sana. Tetapi untuk sakit yang
parah seperti yang dialami suaminya ibu Sumiyem memilih berobat ke puskesmas dan meminta
rujukan ke Rumah Sakit terdekat seperti PHC Belawan.

59
Universitas Sumatera Utara

-

Informan 5
Nama

: Anwar Efendi

Usia

: 36 Tahun

Suku

: Jawa

Pendidikan terakhir

: Sekolah Dasar (SD)

Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 5 orang
Bapak Anwar Efendi adalah seorang buruh nelayan yang telah bekerja sebagai nelayan
selama 15 tahun. Pendidikan terakhir bapak Anwar Efendi adalah tamat Sekolah Dasar (SD).
Saat ini jumlah anggota keluarga secara keseluruhan berjumlah 6 (enam) orang diantarnya 1
(satu) orang istri dan 5 (lima) orang anak. Anak-anak informan yakni yang pertama bernama
Mindo yang saat ini duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, Mindo saat ini tidak tinggal
dengan informan melainkan dengan neneknya yang berada di Sibolga. Kemudian yang ke 2
(dua) bernama Muhammad Soleh yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
(SMP) lalu anak yang 3 (tiga) bernama Muhammad Akbar yang sedang duduk dibangku Sekolah
Dasar (SD). Kemudian yang ke 4 bernama Asifa duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dan yang
Terakhir Cory yang juga saat ini yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) juga.
Sebagai buruh nelayan pada umumnya persiapan atau modal yang dikeluarkan yang oleh
bapak Anwar Efendi tidak ada karena segala keperluan yang berkaitan dengan kegiatan melaut
dipersiapkan oleh toke pemilik kapal, para buruh nelayan hanya tinggal bekerja. Alat tangkap
yang di gunakan oleh bapak Anwar Efendi dan teman-temannya dalam satu Kapal adalah Jaring
Ikan. Biasanya bapak Anwar Efendi pergi melaut 1 (satu) bulan lamanya dan menerima gaji
harian. Gaji yang diterima bapak Anwar Efendi setiap harinya sebesar Rp. 55.000 dan gaji ini
diterima setelah pulang dari melaut kemudian bapak Anwar Efendi juga menerima uang
60
Universitas Sumatera Utara

kerajinan dari toke pemilik kapal yang jumlah nya enggan untuk disebutkan oleh informan.
Dalam satu Boat jumlah seluruh anggota ada 10 orang, segala bentuk kerusakan alat
tangkap dan alat bantu tangkap di tanggung oleh toke pemilik kapal. Bapak Anwar Efendi selain
bekerja sebagai nelayan juga bekerja sebagai buruh bangunan tetapi ia hanya bekerja saat tidak
pergi melaut. Terdapat sedikit perbedaan antara bapak Anwar Efendi dan informan sebelumnya
yakni bapak Ruslan. Jika pada bapak Ruslan saat musim ombak besar tidak dapat pergi melaut
sedangkan dengan bapak Anwar Efendi mereka dan anggota kapal yang lain akan pergi berlabuh
ke pinggiran untuk sekitar dua hari lamanya.
Berdasarkan penuturan informan dengan pendapatan yang ia peroleh tersebut informan
merasa tidak cukup untuk memenuhi keperluan sehari-harinya. Dapat di katakan pas-pasan,
sehingga istri dari bapak Anwar Efendi juga bekerja. Anak-anak bapak Anwar Efendi juga
mendapat bantuan dari PKH (Program Keluarga Harapan) tetapi tidak seluruh nya hanya 3 (tiga)
orang saja. Saat ini jumlah pendapatan keseluruhan pendapatan keluarga bapak Anwar Efendi
senilai Rp. 3.000.000,- dengan jumlah pengeluaran sebesar Rp.80.000/hari. Biaya transportasi
dan anak sekolah sebesar Rp.40.000 kemudian biaya komsumsi sebesar Rp.40.000. Untuk biaya
kemasyarakatan berdasarkan penuturan informan tidak dapat di pastikan berapa setiap bulannya
tetapi jika di rata-rata keluarga informan mengeluarkan uang sebesar Rp. 100.000/bulan.
Menurut informan saat tidak memiliki uang untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, Ibu
Nurmala Simbolon (Istri Informan) akan menghutang ke warung, hutang ini akan dibayar ketika
informan pulang dari melaut atau saat ibu Nurmala gajian dari pabrik. Biasanya jumlah hutang di
warung paling tinggi sebesar Rp.700.000/bulannya.

61
Universitas Sumatera Utara

-

Informan 6
Nama

: Muhammad Nazri Lubis

Usia

: 39 Tahun

Suku

: Melayu

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jumlah Seluruh Anggota Keluarga yang menjadi tanggungan : 4 orang
Bapak Muhammad Nazri telah bekerja sebagai buruh nelayan selama 17 tahun lamanya.
Pendidikan terakhir bapak Muhammad Nazri adalah tamat Sekolah Pertama. Jumlah seluruh
anggota keluarga adalah 5 orang diantarnya 1 (satu) orang istri dan anak 4 (empat) orang anak.
bapak Muhammad Nazri bekerja sebagai buruh nelayan, alat tangkap yang digunakan yakni
jaring ikan dan pancing cumi.
Jaring ikan adalah alat tangkap kepunyaan toke pemilik kapal sedangkan pancing cumi
adalah alat tangkap milik pribadi bapak Muhammad Nazri, di sela-sela menebar jaring bapak
Nazri memancing cumi sebagai tambahan penghasilan. Dalam 1 boat bapak Nazri bersama
anggota lainnya berjumlah 5 orang dan lamanya pergi melaut selama 2 (dua) hari. Berdasarkan
penuturan informan penghasilan yang diperoleh dari hasil sebagai buruh nelayan tidak dapat
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan yang diperoleh bapak Muhammad Nazri
sebagai buruh nelayan biasanya diterima sebesar Rp. 200.000/dua hari. Tetapi penghasilan ini
juga tidak menentu tergantung hasil tangkpan. System bagi hasil yang dilakukan toke yakni
tangkap bagi. Dimana hasil dibagi berdasarkan jumlah ikan yang didapat. Jika tidak mendapat
hasil sama sekali maka toke akan mendahului untuk membayar upah buruh nelayan dan biaya
operasional untuk melaut. Kemudian ini akan dibayar jika mendapat hasil dari melaut di
kemudian harinya. Penghasilan ini akan lebih jika mendapat tangkapan ikan yang lebih banyak
62
Universitas Sumatera Utara

lagi.

-

Informan 7
Nama

: Ngatini

Usia

: 38 Tahun

Suku

: Jawa

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Dasar (SD)

Jumlah Seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan : 4 orang
Ibu ngatini adalah istri dari bapak Muhammad Nazri, keseharian ibu Ngatini adalah
berjualan gorengan. Ibu Ngatini berjualan gorengan sejak menikah dengan bapak Muhammad
Nazri. Berdasarkan penuturan informan, bahwa dirinya berjualan gorengan untuk membantu
biaya hidup sehari-hari. Ibu Ngatini berjualan dari pagi hingga sore hari.
Dalam 1 (satu) rumah terdapat 2 (dua) rumahtangga, yakni rumahtangga informan dan
abang ipar informan. Kondisi rumah informan tak jauh berbeda dengan informan lain, didirikan
di atas laut ditopang oleh kayu sebagai fondasi. Kemudian lantai rumah dari kayu yang
sebahagian telah lapuk sehingga Nampak jelas terdapat beberapa lubang pada lantai rumah. Lalu
dinding rumah juga terbuat dari kayu, sama halnya dengan lantai rumah dinding rumah juga
telah mengalami pelapukan sehingga ada beberapa bagian yang ditempel.
Berdasarkan penuturan ibu Ngatini jumlah pndapatan yang diterima setiap bulannya jika
dirata-rata sejumlah Rp. 3.000.000/bulan. Tetapi jumlah ini juga tidak menentu karena
penghasilan dari dari melaut juga tidak dapat dipastikan, dengan jumlah pengeluaran Rp.
70.00/hari. Konsumsi sebasar Rp. 40.000, lalu biaya sekolah anak dan transportasi sebsar Rp.
30.000. anak-anak ibu Ngatini saat ini berjumlah 4 orang 2 (dua) diantaranya sedang duduk di
63
Universitas Sumatera Utara

bangku Sekolah Dasar (SD) dan dua lagi belum sekolah.
-

Informan 8
Nama

: Amran Lubis

Usia

: 52 Tahun

Suku

: Batak

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Bapak Amran Lubis adalah seorang nelayan tradisional. Saat ini usia bapak Anwar Lubis 52
tahun dan telah bekerja sebagai nelayan selama 20 tahu. Bapak Anwar Lubis mulai bekerja
sebagai nelayan di usia 32 tahun pada saat itu baru menikah dan tidak memiliki pekerjaan yang
menetap sehingga memilih untuk pergi melaut. Jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi
tanggungan adalah 4 orang. Saat ini status pernikahan bapak anwar yakni seorang duda. Beliau
baru saja bercerai dengan istri nya. Saat ini mantan istri informan telah menikah lagi dan tinggal
di Kampung Kurnia.
Anak-anak informan tinggal bersama informan, informan adalah saudara abang dari
Muhammad Nazri Lubis (informan ke 6) yang tinggal serumah dengan beliau. Anak-anak beliau
saat ini ada yang telah putus sekolah. Anak yang pertama terakhir kali mengenyam pendidikan di
bangku Sekolah Dasar (SD) memilih untuk tidak bersekolah kemudia anak ke 2 (dua) terakhir
kali duduk dibangku kelas 3 SD. Kemudian anak yang ke 3 dan ke 4 (empat) belum bersekolah.
Hidup sebagai tulang punggung keluarga bapak Anwar Lubis berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat membiayai kehidupan anak-anaknya. Karena anak-anak info

64
Universitas Sumatera Utara

-

Informan 9

Nama

: Sabbanudin

Usia

: 42 Tahun

Suku

: Jawa

Pendidikan Terakhir

: Sekolah Dasar (SD)

Jumlah seluruh anggota Keluarga yang menjadi tanggungan : 5 orang
Bapak Sabbanudin adalah seorang buruh nelayan, berusia 42 tahun. Informan menjadi
nelayan selama 20 tahun, alat tangkap yang pernah di gunakan yakni yang pertama Katrol (Pukat
Harimau) kemudian alat ini di tangkap oleh Marinir Angkatan Laut. Berdasarkan penuturan
informan bahwa penggunaan Pukat Harimau sangat dilarang karena dapat mengancam
kepunahan biota laut. Dahulu pelarangan Pukat Harimau tidak seketat saat ini. Kemudian beralih
ke alat tangkap Pukat Cerut yang lama pergi melaut selama 12 hari tetapi bapak Sabbanudin
merasa tidak memadai kemudian pindah ke Pukat Teri.
Untuk alat tangkap pukat Cerut hasil tangkapan berupa ikan seperti ikan gembung, selayang,
tongkol dan jenis ikan lainnya yang terjerat dalam pukat. Untuk pengoperasian Pukat Cerut
berjarak 20 mill dari bibir pantai, kalau untuk pukat teri berjarak 9 mill dari bibir pantai. Saat ini
bapak Sabbanudin mengikuti boat dengan alat tangkap Pukat Teri. Bapak Sabbanudin pergi
melaut subuh hari pada pukul 04.00 WIB dan kembali pulang pada pukul 16.00 WIB demikian
seterusnya. Jumlah anggota saat ini 5 orang dengan memakai 2 Boat. Boat 1 (satu) berisi 4
(empat) orang dan Boat 2 (dua) berisi 1 orang saja. Boat 2 (dua) digunakan hanya untuk
mengikuti Boat 1 (satu), maka kemana arah boat 1 (satu) diikuti oleh Boat 2 (dua). Tetapi boat 2
(dua) ini tidak bekerja hanya mengikuti boat 1 (satu).
Berdasarkan informasi dari informan biaya untuk sekali pergi melaut sejumlah Rp.
65
Universitas Sumatera Utara

3.000.000,- ini sudah termasuk keseluruhan biaya termasuk gaji para anggota. Gaji yang diterima
bapa Sabbanudin berkisar Rp.100.000