Penerapan Arsitektur Metafora pada Perancangan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bandara kualanamu adalah salah satu bandara terbesar di Indonesia dengan
kapasitas sekitar 22 juta penumpang pertahunnya. Bandara ini berlokasi di
kecamatan beringin kabupaten deliserdang sumatera utara. Berdasarkan presentasi
PT. Angkasa pura II, bandara kualanamu dirancang sebagai TOD (transit oriented
development) yang artinya bandara kulanamu merupakan pintu masuk pulau
sumatera.
Pada tahun 2014 kedatangan professor john D.kasarda keindonesia memicu
rencana perkembangan baru untuk bandara kualanamu, John D Kasarda adalah
salah satu ahli dan penemu konsep aerotropolis. Kedatangannya ke Indonesia ialah
untuk mempresentasikan konsep aerotropolis yang di naungi oleh PT. Angkasa
Pura II. Presentasi itu mendorong pihak PT. Angkasa Pura II untuk merealisasikan
konsep ini di Indonesia. Bandara yang menjadi bakal aerotropolis ialah bandara
Internasional Kualanamu dan Bandara hassanudin di Kalimantan.
Aerotropolis adalah suatu kota yang perkembangannya berpusat pada
bandara. Untuk menciptakan sebuah kota aerotropolis syaratnya ialah harus
memiliki sebuah bandara international, syarat lain yang harus mendukung adalah
transportasi guna mempermudah perpindahan dari bandara kelokasi bisnis ataupun
ke fasilitas pendukung lainnya, dan mampu memindahkan kegiatan ekonomi

nasional disekitar kawasan bandara. Sehingga segala kegiatan binis dan kegiatan
ekonomi lainnnya dapat di jangkau dengan mudah dari bandara.
Adanya kegiatan ekonomi nasional disekitar Kualanamu baik itu bisnis
ataupun pariwisata menuntut kawasan sekitar Kualanamu berkembang dengan
fungsi-fungsi yang mendukung kegiatan ekonomi nasional tersebut. Tuntutan ini
sendiri yang mengharuskan daerah kawasan kualanamu berkembang dan menjadi
aerotropolis. Adapun fungsi yang berkembang disekitar bandara kualanamu ialah
bisnis, industri ,perdagangan, jasa, dll.
1
Universitas Sumatera Utara

Keseluruhan fungsi ini akan tumbuh dan berkembang di kawasan
kualanamu dalam hitungan tahun mengingat airport city kualanamu sendiri masih
dalam proses pembangunan. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di
bandara kualanam,banyak penumpang dan pengunjung sering menagalami
kesulitan dalam mencari oleh-oleh dan souvenir khas sumatera utara, mengingat
daerah dengan souvenir dan oleh-oleh khas tersebut jauh dari kawasan kualanamu.
Kesulitan berbelanja souvenir atau oleh-oleh ini menjadi masalah yang
cukup kompleks dan vital. Mengingat berbelanja souvenir sudah menjadi hal yang
wajib dilakukan ketika pergi melancong ke suatu daerah atau negara lain.

Belanja merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh penduduk bukan saja
penumpang bandara kualanamu yang butuh belanja untuk keperluan oleh-oleh atau
souvenir, namun juga penduduk sekitar kawasan kualanamu juga memiliki
kebutuhan berbelanja sehingga perlu ada fasilitas yang mampu menampung kedua
kebutuhan tersebut yaitu pusat perbelanjaan.
Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks perbelanjaan terencana, dengan
pengelolaan yang terpusat,dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang
individu. fungsi dari pusat perbelanjaan adalah sebagai salah satu fasilitas yang
memenuhi kebutuhan penumpang bandara, dan penduduk sekitar kawasan
kualanamu.
Selain berbelanja kebutuhan lainnya adalah hiburan dan rekreasi. Ini
merupakan kebutuhan bagi penumpang transit dan penduduk sekitar kawasan
kualanamu. Penumpang yang transit lebih dari 4 jam akan mencoba keluar dari
bandara dan melakukan kegiatan bermanfaat dari pada duduk dan menikmati hiruk
pikuk keramaian bandara itu sendiri.
Kebutuhan ini menjadi tuntutan bagi perkembangan sekitar kualanamu
berupa fasilitas rekreasi dan hiburan dalam hal ini pusat perbelanjaan didesain
dengan fungsi sebagai pusat perbelanjaan dan sebagai area rekreasi. Area rekreasi
didesain dalam bentuk ruang terbuka hijau.


2
Universitas Sumatera Utara

Keberadaan pusat perbelanjaan yang dekat dengan bandara kualanamu yang
merupakan moda transportasi antar pulau, provinsi , dan negara mendukung
kehadiran pusat perbelanjaan sebagai fasiltas perbelanjaan yang didalamnya
terdapat pusat oleh-oleh dan souvenir khas sumatera utara dan area rekreasi.
Sehingga perlu didesain pusat perbelanjaan sebagai area rekreasi di kawasan
kualanamu.
Berdasarkan kebutuhan dan perkembangan yang ada dikawasan bandara
kualanamu.maka perlu dilakukan perancangan pusat perbelanjaan sebagai area
rekreasi di kawasan kualanamu, untuk merespon kebutuhan penduduk deliserdang
dan penumpang, serta pengunjung bandara kualanamu.
I.2 Maksud dan tujuan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada latar belakang desain ini
direncanakan dan dirancang sebuah pusat perbelanjaan sebagai area rekreasi
dikawasan kualanamu. Berdasarkan maksud tersebut maka tujuan desain ini adalah






merancang pusat perbelanjaan yang mampu melayani penduduk
deliserdang dan pengguna bandara kualanamu
merancang pusat perbelanjaan dengan akses yang mudah dicapai
merancang pusat perbelanjaan dengan fungsi sebagai area rekreasi
dan hiburan

I.3 Masalah


Bagaimana merancang pusat perbelanjaan yang melayani penduduk



deliserdang dan pengguna bandara kualanamu?



mudah dicapai?


Bagaimana merancang pusat perbelanjaan dengan akses yang

Bagaimana merancang pusat perbelanjaan yang juga berfungsi
sebagai RTH?

3
Universitas Sumatera Utara

I.4 Pendekatan


Studi literatur
Studi literatur dari berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan
peraturan yang terkait dengan pusat perbelanjaan. Untuk dijadikan



sebagai acuan dan oanduan dalam melakukan desain.
Studi banding

studi banding proyek sejenis, dan studi standar-standar arsitektural.
Studi banding merupakan studi perbandingan antara proyek yang
akan didesain dengan proyek yang sudah dilaksanakan, untuk



menghasilkan desain.
observasi
observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek, dala hal ini
objek yang menjadi bahan observasi adalah pengunjung dan
penumpang bandara kualanamu, penduduk deliserdang, dan lokasi
perancangan.

I.5 Lingkup dan bahasan



Desain mengikuti peraturan pemerintah yang mengatur tentang
pusat perbelanjaan.
Karena desain dekaat dengan bandara KNIA , desain mengikuti

KKOP ( kawasan keselamatan operasi penerbangan). Adapun



peraturan berupa tinggi maksimal.



Mengikuti peraturan daerah tentang GSB,KDB,KDH dan KLB



Luas bangunan maksimal 15000 m2



Kegitinggian bangunan minimal 4 lantai
Luas lahan maksimal 3 ha

4

Universitas Sumatera Utara

I.6 Kerangka berfikir

Gambar 1.1 diagram kerangka berfikir
I.7 Sistematika penulisan laporan




Bab I Pendahuluan



Bab III Metodologi



Bab V Konsep Perancangan




Daftar Pustaka



Bab II Tinjauan Pustaka



Bab IV Analisa Perancangan



Bab VI Perancangan Arsitektur

Lampiran

5
Universitas Sumatera Utara