Penerapan Arsitektur Metafora pada Perancangan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Terminologi judul
Judul proyek ini adalah “Perancangan pusat perbelanjaan sebagai area rekreasi di
kawasan Kualanamu”
Perancangan adalah adalah sebuah sistem desain yang mengacu pada data dan
analisis yang dibuat untuk menghasilkan keluaran yang sesuai dengan data yang ada.
Pusat perbelanjaan adalah Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan
yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu,
sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara
menyeluruh ( Beddington, Design For Shopping Centre )
Kualanamu adalah sebuah daerah di kabupaten deliserdang yang terkenal dengan
baandara internasionalnya. Rekreasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah
penyegaran kembali badan dan pikiran,sesuatu yang menggembirakan hati dan
menyegarkan seperti hiburan, piknik.
Maka perancangan pusat perbelanjaan sebagai pusat rekreasi di kawasan
kualanamu ialah sebuah pusat perbelanjaan yang didesain dengan area rekreasi sebagai
fungsi pendukung yang melayani masyarakat sekitar kawasan kualanamu dan penumpanng
serta pengunjung bandara kualanamu.
1. Pengertian pusat perbelanjaan
a) Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama

melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (
Beddington Design For Shopping Centre )
b) Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang
bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang
matang karena bertujuan untuk memperoleh keuntungan ( profit )
sebanyak-banyaknya ( Gruen, Centers for the Urban Environment,
Survival of the Cities )
6
Universitas Sumatera Utara

c) Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan
pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan
diatur menjadi sebuah kesatuan operasi, berhubungan dengan lokasi,
ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut.
d) Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan
setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau
transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau
rekreasi
2. Sejarah pusat perbelanjaan
Sejarah perkembangan pusat perbelanjaan di mulai pada abad pertengahan.

Pada waktu itu berjualan bawah pohon dan membentuk suatu deretan garis
memanjang. Karena jumlah penduduk semakin bertambah maka kualitas dan
kuantitas barangpun bertambah. Perkembangan fisik dari tempat-tempat tersebut
menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada massa itu. Jalan yang
hanya diteduhi pohon yang berderet berubah menjadi deretan gedung.
Perkembangan fisik ini dapat dilidat pada pusat perbelanjaan di cologne
jerman barat, yang menutup suatu jalan untuk kegiatan berbelanja, sehingga orang
dapat berbelanja dengan berjalan kaki tanpa ada gangguan dari kendaraan.
Kemajuan teknologi, khususnya dibidang transportasi berpengaruh pada
keamanan dan kenyamannan berbelanja sulit ducapai oleh masyarakat perkotaan.
Hal ini disebabkan oleh jalan-jalan yang digunakan sebagai pedestrian dan kegiatan
berbelanja sudah dipenuhi oleh kendaraan. Sehingga masyarakat mulai jenuh
dengan suasana kota yang tidak bersahabat dengan alam. Dengan adanya
kesenjangan ini maka banyak masyrakat yang merindukan keadaan pusat
perbelanjaan pada waktu dulu. Sehingga timbul gagasan untuk mendesain bentuk
atau sistem pusat perbelanjaan yang dulu kedalam pusat perbelanjaan .

Perkembangan pertama terjadi pada abad ke- 19 yaitu dengan dibangunnya
barton arcade di kota Manchester. Bangunan berlantai 4 yang memiliki arcade ini
sebenarnya mempunyai satu koridor yang bagian atasnya ditutupi kaca. Sebelum

arcade ini muncul, koridor yang terdapat dalam suatu pusat pertokoan merupakan
7
Universitas Sumatera Utara

koridor terbuka/ pusat perbelanjaan terbuka. Biasanya dinegara-negara di Eropa,
landscape digunakan untuk menutup jalan yang akan digunakan sebagai pedestrian
yang terletak diantara took-toko. Tetapi secara iklim benttuk ini tidak
menguntungkan karena sangat rentan dengan cuaca dan iklim. Maka sebagai
pemecahannya timbul shelter sebagai pelindung dari panas, dingin dan hujan.
Untuk semi shelter digunakan sebagai kios, cafe dan sebagainya.
Pusat perbelanjaan tersebut ditutup dengan bahan yang transparan atau
tembus cahaya sehingga orang yang berada didalam pusat perbelanjaan merasa
seperti berada diruang terbuka. Dengan didukung pengontrol suhu dan keamanan.
Maka pembeli dan pengunjung benar-benar dapat berbelanja dengan santai. Konsep
inilah yang mendasari adanya pusat perbelanjaan.
3. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a. Berdasarkan fungsi dan kegiatan


Pusat perbelanjaan murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan
sebagai tempat pertemuan masyarakat ( community center ) untuk
segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan.



Pusat perbelanjaan multi fungsi
Fungsi sebagai pusat perbelanjaan dicampur dengan fungsi lain
yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai
komersialnya.

b. Berdasarkan fisik


Pasar ( market )

Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana berupa toko,kios
dan los yang berada di suatu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan
ini dapat bersifat terbuka biasanya dekat dengan kawasan permukiman,
merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan seharihari.



Pusat perbelanjaan

Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang
sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya
8
Universitas Sumatera Utara

diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan tokotoko itu kepada orang lain.(menurut Drs.Abdul rahman dalam
ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan)


Department store

Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang.
Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan
untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang
dikehendaki.



Supermarket

Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan
cara pelayanan mandiri. Pemilihan dan pencarian produk dilakukan
secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk
membantu proses pembayaran.


Shopping mall

Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan
dengan sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa
selasar yang panjang. Barang yang diperdagangkan adalah barang
kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan khusus.


Plaza

adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan

"lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang
publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun.
c. Berdasarkan Aspek perkotaan


Pusat perbelanjaan lokal
Melayani kebutuhan sehari-hari yang meeliputi supermarket dan
took-toko yang luas lantai penjualannya 3.000-10.000 m2. Dan
jangkauan pelayanan 5.000-40.000 jiwa penduduk. Dengan luas site
yang diibutuhkan sekitar 3-10 ha.



Pusat perbelanjaan distrik

9
Universitas Sumatera Utara

Melayani jenis barang yang llebih luas meliputi departement store,
variety store, retai dengan luas 10.000-30.000 m2 . jangkauan

pelayanan 40.000- 150.000 jiwa. Dengan luas site1 0-30 ha


Pusat perbelanjaan regional
Pusat perbelanjaan dengan skala kota memliki jangkauan lebih dari
150.000 jiwa penduduk dengan fasilitas took, bioskop, dan bank
yang terletak pda tempat yang strategis. Luas bangunan 30.000100.000 m2.

d. Berdasarkan cara pelayanan


Shopping Existing Personal Services

Pembeli dilayani langsung oleh para pelayan.Setelah transaksi,
pelayan langsung meminta pembayaran dan membungkus barang
tersebut.


Self Selection


Pembeli dapat memilih dan membeli barang-barang, kemudian
mengumpulkan ke pelayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke
kasir untuk membayar dan mengambil barang.


Self Services

Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang
dibutuhkan, kemudian diletakkan pada keranjang / kereta dorong
yang telah disediakan, lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran
dan pembungkusan.
4. Bentuk Pusat Perbelanjaan
Dengan meninjau bentukan arsitekturnya, pusat perbelanjaan dapat
dibagi atas 3, yaitu :


Pusat perbelanjaan terbuka
Semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki,
letaknya dapat di pusat kota, sistem penghawaannya dengan sistem
penghawaan alami. Pusat perbelanjaanterbuka cocok untuk daerah beriklim

sedang.Berjalan-jalan di dalamnya menjadi suatu keistimewaan tersendiri dan
lebih menghemat energy.
10
Universitas Sumatera Utara



Pusat perbelanjaan Komposit
Pusat perbelanjaan dengan bagian yang terbuka dan tertutup.Bagian yang
tertutup diletakkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik
pengunjung untuk masuk ke pusat perbelanjaan.



Pusat perbelanjaan tertutup
Pusat perbelanjaan tertutup adalah mal dengan pelingkup atap.Keuntungannya
berupa kenyamanan dengan kontrol iklim, dan kerugiannya adalah biaya
menjadi sangat mahal dan terkesan menjadi kurang luas.

5. Pusat perbelanjaan pada desain

Pusat perbelanjaan Multi fungsi adalah pusat perbelanjaan yang dipilih sebagai
desain dari pusat perbelanjaan ini. Multi fungsi ialah memiliki lebih dari 1
fungsi pada desain ini sendiri, maka terdapat fungsi utama dan fungsi
pendukung.


Fungsi utama pada bangunan
Fungsi utama pada bangunan ialah sebagai area perbelanjaan yng memfasilitasi
kebutuhan penduduk sekitar kawasan kualanamu dan kabupaten deliserdang.



Fungsi pendukung
Sebagaimana penjelasan saya pada laterbelakang yang menjelaskan fungsi
tambahan dari pusat perbelanjaan ini adalah sebagai tempat untuk
menghabiskan waktu yang dimiliki oleh penumpang transit pada bandara
kualanamu. Untuk itu pusat perbelanjaan ini didesain sebagai area rekreasi
sehingga mampu menyelesaikan maslah yang terjadi pada pengunjung transit.
yaitu untuk menghabiskan waktu, tidak hanya penumpang transit penduduk
sekitar bandara kualanamu juga dapat menikmati fasilitas ini.



Area rekreasi
Adalah suatu area atau fasilitas yang mampu menjadi tempat melepas
kepenatan, area rekreasi juga merupakan suatu fasilitas yang menyediakan
permainan dan hiburan bagi pengunjungnya. area rekreasi dapat berupa
Kebun binatang,Taman kota atau ruang terbuka hijau ,Taman bermain ,ataupun
taman belajar.



Pusat perbelanjaan sebagai area rekreati
11
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan kebutuhan pengunjung maka desain
pusat perbelanjaan merupakan pusat perbelanjaan multi fungsi yaitu “Pusat
Perbelanjaan Seebagai Area Rekreasi”.
II.2 Lokasi
e) Kriteria pemilihan lokasi
Tabel 2.1 kriteria lokasi perancangan
Tinjauan terhadap struktur Tapak harus berada pada wilayah RUTRK/ peraturan
kota

yang

tata

guna

lahannya

diperuntukkan

daerah

perdagangan dan jasa
Pencapaian

Tapak harus dapat dicapai dengan kendaraan umum dan
kendaraan pribadi

Area Pelayanan

Area disekitar site hendaknya berupa fungsi yang dapat
mendukung fasilitas yang dirancang atau terdapat sarana
yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan
dengan fasilitas perbelanjaan seperti, hotel, rumah
penduduk, terminal, bandara dan pusat komersil lainnya

Status Kepemilikan

Area tapak hendaknya tapak kosong atau tapak dengan
kepemilikan pribadi

Kontur

Kontur area tapak hendaknya relatif datar

Kemudahan entrance

Entrance yang dipilih hendaknya mudah diakses oleh
para pengguna bangunan

12
Universitas Sumatera Utara

Penilaian lokasi terhadap kriteria lokasi

Tabel 2.2 penilaian site perancangan
NO KRITERIA

SITE I

SITE II

1.

Tinjauan

Berada

terhadap

kecamatan Batang Batang

struktur kota

kuis yang berpusat berpusat

SITE III

di Berada di kecamatan Berada
kuis

di

yang kecamatan Batang

sebagai kuis

yang

sebagai TOD dan TOD

dan berpusat sebagai

perdagangan

dan TOD

dan perdagangan

jasa lokal

jasa lokal

dan

perdagangan dan
jasa lokal

(4)

(4)

Berfungsi

sebagai Berfungsi

(4)
sebagai Berfungsi sebagai

area permukiman

hutan kota

hutan kota

(5)

(1)

(1)

Berada di ring 3(di Berada di ring 3 Berada
luar

di

ring

perpanjangan (dalam perpanjangan 2(dalam

landasan pacu)

landasan pacu)

perpanjangan

Ketinggian

Ketinggian

landasan pacu)

maksimum 145m

maksimum 88.5m

Ketinggian
maksimum 28.5m

(5)
2.

Pencapaian

(1)

(1)

± 6 km dari pintu ± 5 km dari pintu ± 4 km dari pintu
masuk bandara

masuk bandara

masuk bandara

(3)

(4)

(5)

13
Universitas Sumatera Utara

3.

Area

-Komersial

-Sederetan

Pelayanan

(warung)

Deli Serdang

polres -Berhadapan
Commercial

-Dekat perumahan -Komersial (warung) Bizpark
penduduk

- Dekat perkebunan
-Dekat

(Crew

Hotel, Restoran)

perumahan -Dekat Bandara

penduduk

-Dekat
perkebunan
-Dekat
perumahan
penduduk

4.

(2)

(3)

(4)

Status

Kepemilikan

Kepemilikan pribadi

Kepemilikan

Kepemilikan

Pribadi

Pribadi

(lahan

perkebunan karet)

5.

6.

Kontur

(4)

(4)

(4)

Relatif Datar

Relatif Datar

Relatif Datar

(5)

(5)

(5)

Keistimewaan

-Dekat

dengan -Ditengah

Site

pemukiman rakyat

pemukiman

- Berada di Hook

dan kuala namu

-Mempunyai

2 -

jalan masuk utama
-

Memiliki

Disekitar

- didepan dengan
rakyat Commercial
Business

masih yang

hijau

Park
sedang

dibangun

jarak - 1 Jalan utama, -Beradadi

pandang yang bagus namun dekat dengan simpang
U-Turn

- 1 Jalan utama,

-Berada di samping namun
jalan lingkungan

dekat

dengan U-Turn
-

Diperkirakan

kedepannya,
dapat

menjadi
14

Universitas Sumatera Utara

fasilitas

yang

dibutuhkan

oleh

pengguna
business park (ada
hotel

di

sekitarnya)
(5)
7.

Tingkat

Kebisingan

Kebisingan

pemukiman,

(4)

(5)

dari Kendaraan bermotor

Kendaraan
bermotor

kendaraan bermotor

Jumlah nilai

(2)

(3)

(3)

35

29

32

Keterangan :
1

= tidak layak

2

= cukup layak

3

= baik

4

= cukup baik

5

= sangat baik

1. Kondisi existing lahan
Luas lahan

30000 m2

Kontur

relatif datar

KLB/KDB

70%

GSB

Lebar jalan (jalan bandara kuala namu) :

GSB 1

=

GSB 2

= ½ lebar jalan +1 = 6m

Luas

15000 m2

tinggi

maksimum 145 m

Bangunan existing

ladang

Kesitimewaan site

berada 7 km dari bandara kualanamu dapat

½

lebar

jalan

+1

=

18m

dicapai dalam kurun waktu sekitar 5 menit.

15
Universitas Sumatera Utara

II.3 Tinjauan Fungsi
a. Deskripsi penggunaan dan kegiatan
Pengguna dalam bangunan ini adalah pengunjung,penyewa, pengelola dan
servis.


Pengunjung adalah setiap individu yang melakukan kunjungan ke
pusat perbelanjaan ini, yang dibagi berdasarkan pertimbangan
tertentu seperti
Berdasarkan golongan :
- Masyarakat menengah keatas
- Masyarakat menegah kebawah
Berdasarkan asal-usul :
- Pengunjung yang datang dari kabupaten deliserdang
- Pengunjung yang datang dari luar kabupaten deliserdang
Berdasarkan klasifikasi umur :
- Balita(-5 tahun)
- Anak-anak ( usia 5-13 tahun )
- Remaja ( usia 14-24 tahun )
- Dewasa ( usia 25-45 tahun )
- Lanjut usia



Penyewa
Penyewa adalah pihak yang pihak yang menyewa retail-retail dan
menjalankan usaha mereka untuk menarik pengunjung dan
mengambil keuntungan.



Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan
administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan,
yaitu :
- Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur.
- Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan,
pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung.

16
Universitas Sumatera Utara



Servis
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan pada
bangunan, antara lain masalah teknis, utilitas , keamanan,
kebersihan, pantry dan pergudangan.

Kegiatan yang dilakukan masing-masing pengunjung adalah
Pengunjung :


Berbelanja



Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola



Jalan-jalan



Makan / minum



Melakukan kegiatan permainan



Berekreasi

Pengelola :


Mengelola dan mengatur operasional bangunan



Melayani kebutuhan para konsumen



Memberikan informasi



Melakukan kegiatan administrasi



Penyelenggaraan kegiatan penunjang



Mengadakan publikasi

Servis :


Membersihkan banguanan dan ruangan.



Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan
peralatan-peralatan yang ada didalamnya



Mengurus loading dock



Melakuakan maintanace utilitas bangunan



Menjaga keamanan

17
Universitas Sumatera Utara

b. Deskripsi perilaku
Tabel 2.3 aktivitas ruang
Zoning
ruang

Nama ruang
supermarket

Aktivitas
berbelanja
melihat-lihat
berbelanja

toko pakaian

melihat-lihat
mencoba baju
mencicipi

Perbelanjaan toko oleh-oleh

berbelanja
melihat-lihat
melihat-lihat

gramedia

membaca
berbelanja

toko accesoris

melihat-lihat
berbelanja
makan

restaurant

berbincang
bersantai
makan

café
Hiburan

berbincang
bersantai
makan

food court

berbincang
bersantai

wahana bermain
Administrasi ruang pengelola

bermain
menunggu
bekerja

18
Universitas Sumatera Utara

menunggu
berbincang
rapat
pantri

ruang karyawan

utilitas

istrahat
makan dan minum
bekerja
berbincang

R. genset dan tangki bbm

kontrol

R.trafo

kontrol

R.pompa

kontrol

R.ahu dan chiller

kontrol

R. kontrol kebakaran

kontrol

R.panel listrik

kontrol

R.ground water tank

kontrol

R. kontrol cctv

kontrol

R.STP

kontrol

R. PABX

kontrol

R. informasi

berbincang
menunggu
berjalan

Hall

berbincang
menunggu

fasilitas

ATM Center

mengambil uang
menunggu
sholat

Musholla

istrahat
menunggu
buang air

Toilet

cuci tangan
berkaca

19
Universitas Sumatera Utara

c. Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang


Fasilitas umum

Tabel 2.4 kebutuhan ruang
Jenis Fungsi

Jenis Ruang

standard

Kapasitas

Sumber

(Orang)
R. informasi
Hall
ATM Center
Musholla

Toilet Pria

Toilet wanita

R. informasi
Hall
ATM Center
Area Sholat
Toilet
Wudhu
Bilik KM
Urinoir
Wastafel
Bilik KM
Wastafel

2m2/org
1.5 m2/org
1.5 m2/org
2m2/org
1.5 m2/org
1.2 m2/org
1.5 m2/org
0.24 m2/org
0.3 m2/org
1.5 m2/org
0.3 m2/org

5
300
8
40
2
10
25
20
15
25
25

NAD
SB
SB
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD

20
Universitas Sumatera Utara



Fasilitas Berbelanja

jenis fungsi

jenis ruang

standar

Kapasitas

sumber

(orang)
Toko

pakaian

pria

Toko

pakaian

wanita

toko batik

accessories

supermarket

toko souvenir

Toko buku

retail (60 unit)

ruang pamer

1.9m2/org

20

NAD

ruang ganti

1.2m2/org

2

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

20

NAD

ruang ganti

1.2m2/org

2

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

20

NAD

ruang ganti

1.2m2/org

2

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

gudang

6.5 m2

4

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

20

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

1000

NAD

kasir

2m2/org

12

NAD

r.penitipan

0.6m2/org

4

NAD

r.pengelola

2.4m2/org

5

NAD

gudang

100m2/unit -

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

40

NAD

kasir

2m2/org

4

NAD

gudang

6.5m2

4

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

200

NAD

kasir

2m2/org

6

NAD

r.karyawan

2.4m2/org

12

NAD

gudang

50m2/unit

-

NAD

entrance

0.9m2/m2

3

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

20

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

21
Universitas Sumatera Utara



Fungsi hiburan

jenis fungsi

jenis ruang

standar

Kapasitas sumber
(orang)

Wahana bermain

café

Area bermain

2 m2/org

100

ASS

Area tunggu

1.2m2/org

25

NAD

Area ticket

1.2m2/org

10

NAD

entrance

1.2m2/org

5

NAD

stealing area

1.2m2/org

5

NAD

area makan (smoking)

1.6m2/org

15

NAD

smoking)

1.6m2/org

30

NAD

kasir

2m2/org

2

NAD

dapur

1.4m2/org

4

NAD

storage

12m2

3

SB

Entrance

1.2m2/org

4

NAD

area makan

1.6m2/org

40

NAD

dapur

1.4m2/org

10

NAD

storage

16m2

3

SB

kasir

2m2/org

2

NAD

area makan

1.6m2/org

200

NAD

counter

16m2/org

-

SB

pantry

1.4m2/org

30

SB

wastafel

0.3m2/org

10

NAD

area

restaurant

food court

makan

(non

22
Universitas Sumatera Utara



Fungsi administrasi

jenis fungsi

jenis ruang

standar

Kapasitas sumber
(orang)

ruang
pengelola

ruang ME

offfice

20m2

5

SB

r.manager

20m2

5

SB

r.personalia

20m2

5

SB

r.rapat

50m2

10

SB

r.karyawan

20m2

10

SB

r. genset dan tangki bbm

-

1

SB

r.trafo

-

1

SB

r.pompa

15m2

2

SB

r.ahu dan chiller

-

1

SB

r. kontrol kebakaran

-

1

SB

r.panel listrik

-

1

SB

r.ground water tank

45m2

1

SB

r.boiler

-

1

SB

r. kontrol cctv

-

1

SB

r. PABX

-

1

SB

R.STP

10m2

2

SB

 Fungsi tambahan
jenis fungsi
jenis ruang

standar

Jumlah Kapasitas sumber
(unit)

(orang)

panggung

4m2/org

1

50

ASS

ruang ganti

1.2m2/org

1

5

NAD

ruang pamer

1.9m2/org

1

50

NAD

ruang control

2m2/org

1

5

NAD

gudang

50m2

1

-

NAD

1m2/org

100

100

ASS

bangku
selasar budaya

penonton

23
Universitas Sumatera Utara

d. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
Tabel 2.5 persyaratan dan kriteria ruang
Kebutuhan ruang

Persyaratan

Kantor pengelola

mudah dalam pencapaian

Hall

luas

Restoran

memerlukan view yang bagus

Café

memerlukan view yang bagus dan suasana tenang

Supermarket

disesuaikan dengan modul struktur

Toko oleh-oleh

disesuaikan dengan modul struktur

Foodcourt

memerlukan view yang bagus dan suasana tenang

Retail

disesuaikan dengan modul struktur

Musholla

nyaman, tenang

Area parkir

mudah dalam pencapaian

Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang


Dapur
- Luas minimal 40 % dari ruang makan
- Memiliki langit-langit yang menutupi atap
- Dapur terdiri dari tempat cuci, tempat pengepakan, tempat persiapan.

Gambar 2.1 standard dimensi dapur

24
Universitas Sumatera Utara



Ruang makan
- Setiap kursi tersedia ruang minimal 0.85 m2
- Pintu dapat dibuka 2 arang keluar dan kedalam

Gambar 2.2 standard dan dimensi meja makan


Gudang bahan makanan
-

Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah makanan

-

Tidak ada barang lain yang disimpan selain makanan
25
Universitas Sumatera Utara

-

Dilengkapi dengan rak-rak sebagai tempat penyimpanan bahan makanan.

-

Penempatan bahan makanan terpisah dari makana jadi

-

Makanan jadi harus terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga
dan hewan

Persyaratan sanitasi


Air bersih
-

Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang
berlaku



Sistem pembuangan air limbah
-



Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan.

Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak menciptakan pencemaran,

Toilet
-

Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang
persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan

-

Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya

-

Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria

-

Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung

-

Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun

-

Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya
cukup



Tersedia tempat cuci tangan.

Tempat sampah
-

Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat.

-

Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa
bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk





Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi

Fasilitas loker
-

Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat

-

Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah

Fasilitas pengelola
1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan :
26
Universitas Sumatera Utara

- Ruang kerja minimum 8 m²
- Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m²
- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada
ruang beraktivitas gerak
- Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m
- Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
- Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m
- Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m
2. Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk
kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15

3. Lebar minimum jendela adalah 1.25 m

Gambar 2.3 pola bentuk ruang kantor pengelola
e. Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis

Pusat perbelanjaan Part Dieu
MVRDV dan Walikota Lyon telah mengungkapkan rencana untuk mengubah
pusat perbelanjaan Part-Dieu kota. Desain
kepada MVRDV setelah
27
Universitas Sumatera Utara

memenangkan kompetisi pada tahun 2013, fokus untuk melestarikan identitas
asli pusat perbelanjaan sementara mendefinisikan ulang ruang publik dan
revitalisasi "ikon" fasad. Dengan skema MVRDV ini, tepi bangunan akan
"menguap" karena mencapai jalan, menciptakan suasana mengundang lebih
yang memanjang ranah publik ke
Dari arsitek: Proyek penyatuan area komersial, rekreasi dan ruang publik
yang baru dibuat. desain restrukturisasi setiap sisi mal, membuka bangunan
untuk jalan dan menambahkan atap taman yang luas. Pada saat yang sama,
dengan mengatur ulang program yang ada dan mengganti parkir mobil ,
MVRDV telah jauh meningkatkan ruang yang dapat digunakan bangunan;
menambahkan ekstra 32.000-meter persegi daerah disewakan serta daerah yang
cukup dari ruang publik. Tingkat yang lebih rendah dari kompleks terdiri dari
ruang ritel, sementara tingkat atas restoran, taman dan bioskop; serta beberapa
semi basement parkir.

Gambar 2.4 site plan pusat perbelanjaan part dieu
Sebagai bagian dari rencana perkotaan yang lebih luas untuk daerah sekitarnya
pusat perbelanjaan Part-Dieu, desain oleh MVRDV fokus pada integrasi
bangunan menjadi lebih dalam path perkotaan sekitarnya dan berharap untuk
memungkinkan kegiatan sehari-hari mengalami interaksi terhadap baangunan.
Jalan ini tidak hanya diperpanjang melalui pembangunan melalui jalan timurbarat, tetapi juga lebih dari itu dengan tangga dan eskalator yang membawa

28
Universitas Sumatera Utara

pengguna ke atas dan melewati kompleks. MVRDV mendorong untuk
menyambung kembali pusat perbelanjaan dengan fasilitas di area sekitar secara
langsung. Sebuah penataan teras pada façade selatan telah tersedia koneksi
langsung dengan perpustakaan, dan pintu masuk timur utama direstrukturisasi
menyediakan akses kepada pengunjung yang datang dari stasiun kereta api PartDieu; yang juga dijadwalkan akan direnovasi.

Gambar 2.5 konsep rancangan dan renovasi part-Dieu

Dalam sebuah langkah untuk meningkatkan dan memperbaiki identitas yang
ada dari pengembangan Part-Dieu, MVRDV akan merevitalisasi façade yang
ada dan mereproduksi itu atas struktur baru, melalui kebun dan bahkan di
seluruh carparks. Dalam rangka mempertahankan identitas pusat perbelanjaan,
dan pada saat yang sama mencoba untuk mengurangi jejak pembangunan
gedung, panel façade yang ada akan didistribusikan di seluruh desain. Panel
beton sebelumnya beige akan menerima kotoran penolak lapisan putih,
29
Universitas Sumatera Utara

memberikan façade tampilan segar berkepanjangan. Di mana ekstensi
ditambahkan ke bangunan, pola persegi panjang terjalin akan terus selama
amplop baru akhirnya 'menguap' karena mereka mencapai pintu masuk
bangunan; sikap fisik dan simbolik ke baru membuka pusat perbelanjaan.

Gambar 2.6 bentuk fasad part-Dieu

30
Universitas Sumatera Utara

II.4 Elaborasi tema
a. Pengertian tema
Apa itu arsitektur
Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain :
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni
bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan
bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari
manusia-manusia beradab.
2. Arsitektur adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kebutuha manusia
terhadap ruang dan pengaruh manusia terhadap ruang tersebut sehingga ssetiap
individu akan memiliki kebutuhan ruang yang berbeda-beda. Arsitektur juga
membahas tentang keindahan dan struktu dari suatu bangunan.
3. Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan
(artefak), mulai dari lingkup makro seperti perencaan dan perancangan kota,
kawasan, lingkungan, dan lansekap hingga lingkup mikro seperti perencanaan dan
perancangan

bangunan,

interior,

perabot,

dan

produk.(sumber

:

ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/)

Apa itu metafora
Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora,
inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai
memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti
mengandung atau memuat.
Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai
berikut:
Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang
dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain
adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak).
Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur
dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu dengan
31
Universitas Sumatera Utara

mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah
pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

Arsitektur metafora adalah suatu seni bangunan yang menstransfer konsep bentuk
atau non bentuk suatu objek kedalam suatu karya arsitektur. Sehingga ketika
seseorang melihat bangunan atau objek akan menginterpretasikan bangunan
sebagai benda lain bukan sebagai bangunan itu sendiri. setiap individu akan
memiliki pandangan yang berbeda terhadap objek tersebut.
b. Interpretasi tema
Interpretasi dari suatu karya bernama Metafora dapat berbeda-beda pada setiap
individu atau kelompok. Karena metafora dinterpretasikan sesuai dengan subjek
yang melihat terkadang makna dan konsep yang dilihat individu berbeda karena
setiap individu melihat apa yang ingin dia lihat. sebuah arsitektur metafora bisa
memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Itulah keunikan
metafora dalam arsitektur.
Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam
karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara
estetis dan struktural menjadi simbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang
keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai
pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan
menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan
dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra
modern yang sarat akan simbol-simbol metaforik.

32
Universitas Sumatera Utara

c. Keterkaitan tema metafora dengan “Penerapan arsitektur metafora pada pusat
perbelanjaan di kualanamu”

Gambar 2.7 skema pemilihan tema

Pada judul terlihat bahwa aplikasi arsitektur metafira itu sendiri dimasukkan
kedalam desain pusat perbelanjaan. Metafora kawasan kualanamu kedalam
desain pusat perbelanjaan.
Pada kasus ini saya mengambil metafora kawasan kualanamu , site peracangan pusat
perbelanjaan itu sendiri.
Skema diatas menjelaskan metafora yang diambil sebagai tema
perancangan bangunan pusat perbelanjaan ini adalah “metafora pesawat
kertas”.


Bentuk
Pesawat kertas memiliki bentuk lipatan seperti origami dan memiliki bentuk
dasar yautu segitiga, bentuk dasar segitiga ini memiliki kecocokan dengan
bentuk site perancangan yang berada di simpang tiga jalan batang kuis dan jalan
bandara kualanamu. Secara bentuk pesawat kertas mewakili kontekstual site
perancangan dan kawasan perancangan.



Fungsi

33
Universitas Sumatera Utara

Pesawat kertas berfungsi sebagai permainan ataupun hiburan bagi anakanak. Fungsi ini juga menjadi gambaran fungsi tambahan dari pusat
perbelanjaan yaitu sebagai area rekreai dan hiburan.


Kesimpulan
Tema “Metafora pesawat kertas“mewakili kondisi kontekstual kawasan ite
perancangan dari segi bentuk.Dan menggambarkan fungsi bangunan itu sendiri.

d. Studi banding tema sejenis
Proyek dengan tema metafora contoh Sidney opera house

Gambar 2.8 Tampak bangunan Sidney opera house
Sydney Opera House adalah bangunan yang paling dikenali Australia dan
merupakan ikon prestasi kreatif dan teknis Australia. Sejak selesai pada tahun
1973 telah meraih pujian di seluruh dunia untuk desain dan konstruksi, dan
semakin bagus karena berlokasi di Bennelong Point. Desain bangunan, dengan
layar yang melonjak atap putih berbentuk kerang diatas platform granit merah
besar, telah diakui dunia internasional sebagai ikon arsitektur abad ke-20.
Sebagai sebuah bangunan patung dominan yang dapat dilihat dan dialami dari
semua sisi. Hal ini ditempatkan tepat di ujung Bennelong Point, disandingkan
dengan pelabuhan dan benar-benar tepat untuk skala hubungan dengan Harbour
Bridge, batu pasir tebing, Macquarie Street dan Circular Quay. Dilihat dari feri,

34
Universitas Sumatera Utara

dari udara, atau dengan pendekatan berjalan kaki, memiliki visi yang dramatis
dan tak terlupakan.
Sydney Opera House konstruksi 1964, digambar oleh Max Dupain, milik
Perpustakaan Negara Bagian New South Wales Butuh 16 tahun untuk
membangun. Dibangun antara 1957 dan 1973, merupakan sebuah karya desain
modern arsitektur, rekayasa dan teknologi konstruksi di Australia. Ini
menunjukkan kejeniusan dan kreatifitas arsitek Jørn Utzon, yang sukses oleh
perusahaan Denmark Ove Arup dan Mitra, dan kontraktor bangunan Australia
M R Hornibrook. Penyelesaian proyek ini diawasi oleh arsitek Hall, Todd dan
Littlemore, dan kisah konstruksi adalah salah satu kontroversi besar. masalah
teknik yang rumit dan peningkatan biaya membuatnya menjadi sumber
perdebatan publik yang hanya mereda ketika keindahan dan pencapaian
bangunan selesai diletakkan di panggung dunia.
Tantangan teknis bagaimana membangun atap layar butuh waktu empat
tahun untuk menyelesaikan. Atap layar didasarkan pada geometri bola dan
Utzon menggunakan ini untuk menunjukkan potensi kreatif dan perakitan
prefabrikasi komponen. Hal itu terlihat sebagai struktur di tepi terkemuka dari
usaha.

Hari ini Sydney Opera House adalah pusat budaya nasional yang telah
memperoleh pengakuan luas sebagai tempat pertunjukan seni, dan termasuk
ruang konser, opera dan drama teater, serta studio. Ini adalah sebuah karya yang
pas untuk banyak arsitek terkemuka di dunia. Seperti yang Utzon impikan,
Sydney Opera House mencerminkan tempat penting dalam sejarah kreatif
Australia 'wajah utama untuk Australia dalam dunia seni' (Frampton and Cav

35
Universitas Sumatera Utara

1995 in Statement of Values for Sydney Opera House National Heritage
Listing).

Gambar 2.9 Suasana Sidney opera house malam hari
Sembari pekerjaan berlangsung, tidak ada geometri yang pasti untuk
menyelesaikan atap kerang yang telah didirikan meskipun Utzon mencari
pemecahan geometri ubin, mengandalkan skala penuh mock-up untuk
memecahkan masalah. Utzon mencatat bahwa, seperti yang sering terjadi
dengan konstruksi, solusi dari satu masalah mengarah ke yang lain. Pekerjaan
pengembangan kerang dikembangkan pada geometri bola. permukaan bola
yang menyebabkan kelengkungan serupa di seluruh bagian.
Utzon berpikir ini “solusi elegan untuk konstruksi” yang akan melibatkan
banyak perancah dan shuttering. Atap kerang harus menjangkau daerah yang
luas untuk menampung ruang utama dan ruang yang lebih kecil. Solusi yang
dirancang oleh Utzon dan Ove Arup dan Mitra, dan para insinyur, untuk
menghasilkan segmen melengkung dari berbagai kelengkungan. Kerang beton
yang diproduksi dengan memotong segmen tiga sisi dari sebuah bola. (Sydney
Opera House, Desain Prinsip Utzon, Mei 2002)

36
Universitas Sumatera Utara