Hubungan antara Merokok dengan Kanker Laringdi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kanker laring merupakan pertumbuhan sel ganas pada laring.Kanker
laring menempati urutan kedua keganasan yang paling sering terjadi di bagian
kepala dan leher (EA, 2008 dalam Betiol, 2013).
Insidensi kanker laring di dunia pada tahun 2012 mencapai 156.877
kasus atau 1-2% dari seluruh keganasan di seluruh dunia. Insidensi kanker laring
di Asia pada tahun 2012 adalah 77.505 kasus dan di Indonesia insidensi kanker
laring mencapai 2.657 kasus (Globocan, 2012). Pada penelitian yang dilakukan di
RSUP HAM Medan, Februari 1995 ā€“ Juni 2003 terdapat 97 kasus kanker laring
terjadi pada penderita berusia antara 30-79 tahun (Haryuna, 2004).
Berdasarkan letak anatomi, laring terdiri dari tiga bagian yaitu supraglotis,
glotis dan subglotis. Sekitar 60% keganasan laring dapat terjadi di daerah glotis,
35% di daerah supraglotis dan sisanya terjadi di daerah subglotis (American
Cancer Society, 2012). Lebih dari 90% kanker laring merupakan squamous cell
carcinoma (Kuper, 2002).
Kanker laring lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan
dengan perbandingan 3-5:1. Namun, beberapa tahun belakangan ini insidensi
kanker laring meningkat pada wanita dikarenakan meningkatnya konsumsi rokok

pada wanita.Insidensi tertinggi kanker laring terjadi pada usia dekade keenam dan
ketujuh (Vasan, 2008).
Terdapat berbagai faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya kanker
laring antara lain : konsumsi rokok dan alkohol, infeksi Human Papilloma Virus
(HPV), sindroma genetik, paparan zat kimia di tempat kerja, dan riwayat
gastrophageal reflux disease (GERD) (American Cancer Society, 2012).
Berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC),
merokok merupakan faktor penyebab utama terjadinya kanker laring (IARC,
2004).Sejak tahun 1950, konsumsi rokok meningkat di negara yang memiliki

Universitas Sumatera Utara

perekonomian tinggi dan pada pria di negara yang memiliki perekonomian
menengah dan rendah. Meskipun sejak tahun 1970 jumlah perokok telah
berkurang di banyak negara yang memiliki perekonomian tinggi, jumlah perokok
pada saat ini masih sekitar 1,3 milyar terutama di negara yang memiliki
perekonomian menengah dan sedang. Dua pertiga dari jumlah perokok berasal
dari Cina, India, Eropa, Indonesia, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Brazil,
Bangladesh, dan Pakistan.WHO mencatat rokok mengakibatkan kematian 6 juta
orang setiap tahunnya diseluruh dunia dimana lebih dari 5 juta diantaranya adalah

perokok aktif dan sisanya adalah perokok pasif (Jha, 2014).
Di Indonesia terdapat lebih dari 61 juta penduduk yang merokok dimana
67% diantaranya adalah laki-laki sedangkan 4,5% diantaranya adalah wanita yang
jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat. Dari jumlah perokok tersebut,78%
mulai merokok sebelum usia 19 tahun dan 1/3 pelajar dilaporkan mulai merokok
sebelum usia 10 tahun (Indonesia Tobacco Burden Facts, 2013).
International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan
asap rokok sebagai zat yang bersifat karsinogenik terhadap manusia. Contoh
bahan kimia yang sudah diidentifikasikan sebagai zat

karsinogen yang

terkandung dalam rokok adalah arsenic, benzene, cadmium, chromium,
formaldehyde,nickel,

4-(N-Methylnitrosoamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone,

Nā€™-

Nitrosonornicotine (NNN). Paparan terhadap zat karsinogen di dalam asap rokok

meningkatkan risiko terjadinya kanker (IARC,2004).
The Lancet Oncology menyatakan bahwa rokok merupakan penyebab dari
15 jenis kanker antara lain : kanker kandung kemih, kanker sumsum tulang,
kanker serviks, kanker kolorektal, kanker ginjal, kanker laring, kanker hati,
kanker paru, kanker mulut, kanker hidung, kanker esofagus, kanker ovarium,
kanker pankreas, kanker faring, dan kanker lambung (Ash Fact Sheet, 2013).
Terdapat hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dengan terjadinya
kanker laring.Laring mendapat pajanan zat karsinogenik secara langsung dari
rokok.Oleh karena itu, hubungan antara merokok dengan terjadinya kanker laring
cukup dapat diterima.Studi pada beberapa populasi menunjukkan hubungan antara

Universitas Sumatera Utara

dosis dengan respon (dose-response relationship) dalam hal intensitas dan durasi
merokok dengan terjadinya kanker laring (JA,1996 dalam Kuper, 2002).
Studi case-control dan cohort secara konsisten menunjukkan peningkatan
risiko terjadinya kanker laring pada perokok dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah merokok.Dari studi yang dilakukan Lubin,et al (2009) dan Abbasi,et
al (2009), risiko terjadinya kanker laring meningkat seiring dengan semakin lama
durasi merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi.

Berdasarkan hal yang tersebut di atas maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan antara merokok dengan terjadinya
kanker laring yang juga merupakan kasus keganasan yang cukup banyak terjadi
di bagian THT-KL.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan masalah
sebagai berikut : Adakah hubungan antara merokok dengan terjadinya kanker
laring di RSUP HAM Medan?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara merokok dengan kanker laring di
RSUP HAM Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1.Mengetahui angka kejadian kanker laring di RSUP HAM Medan periode 1
Mei 2012 - 1 Mei 2014.
1.3.2.2.Mengetahui distribusi frekuensi penderita kanker laring berdasarkan umur,
jenis kelamin dan pekerjaan.

1.3.2.3.Mengetahui hubungan antara usia mulai merokok, lama merokok, jumlah
batang rokok yang dihisap perhari, jenis rokok yang dihisap dengan risiko
terjadinya kanker laring.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. RSUP HAM Medan
Memberi informasi bagi RSUP HAM Medan mengenai hubungan antara
merokok dengan kanker laring.

1.4.2. Bagi Peneliti
Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai
hubungan antara merokok dengan kanker laring. Peneliti juga berharap dapat
memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian.

1.4.3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan antara
merokok dengan kanker laring sehingga masyarakat dapat mengetahui bahaya
rokok bagi kesehatan.


1.4.4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian yang sama di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara