Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing
Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
tentang perlunya melakukan 'Primary Health Care Reforms'. Intinya adalah
reformasi 'universal coverage'; 'service delivery'; 'public policy' dan 'leadership'.
Revitalisasi PHC akan berdampak pada puskesmas. Untuk itu, Kementerian
Kesehatan melakukan revitalisasi puskesmas untuk penetapan fungsi puskesmas
yang

dapat

menjawab

arah

kebijakan

pembangunan


kesehatan

yang

mengutamakan promotif dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif. Hal ini juga dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotuf dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya d wilayah kerjanya.
Dalam Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa ada dua fungsi puskesmas yang sejalan dengan
fokus pembangunan kesehatan

yaitu: penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat (UKM) tingkat pertama dan penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan (UKP) di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan


perorangan adalah

pelayanan yang bersifat pribadi (private goods), sedangkan upaya kesehatan
masyarakat bersifat publik (public goods).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Pelayanan kesehatan perorangan tersebut meliputi: 1) rawat jalan;
2)pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care
dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan.
Sementara pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain: 1) promosi
kesehatan; 2)kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana; 4) pelayanan gizi, serta 5) pelayanan pencegahan dan
pemberantasan penyakit (Kemenkes RI, 2014).
Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup
seoptimal mungkin. Sedangkan upaya kesehatan promotif adalah upaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri
(mencegah timbulnya masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila
masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes RI,
2015)
Sistem pembiayaan puskesmas untuk pelayanan promotif dan preventif,
baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan berasal dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Setelah diberlakukannya JKN 1 Januari 2014,
terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas yaitu pemerintah hanya
akan bertanggung jawab untuk pemenuhan upaya kesehatan masyarakat,

Universitas Sumatera Utara

3

sementara upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS
(Kemenkes RI, 2013).

Dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan melakukan pendekatan melalui upaya yang komprehensif yaitu
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya promotif dan preventif memegang
peranan yang sangat penting karena keberhasilan pada pendekatan ini akan
mengurangi jumlah penduduk yang memerlukan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Saat ini masih ditemukan puskesmas yang masih berfokus pada
pendekatan kuratif daripada preventif. Selain itu, persepsi masyarakat yang masih
menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit atau
sebagai fasilitas ‘orang sakit’ daripada fasilitas ‘menjadi sehat’. Paradigma sehat
yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan preventif masih sangat sukar
dipahami dan diadopsi masyarakat dan penyedia layanan di Puskesmas (Australia
Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening, 2013).
Paradigma penyedia layanan di puskesmas masih berfokus pada
penyembuhan dan pemulihan dengan penekanan pada kuratif dan rehabilitatif,
paradigma ini sudah melekat kuat sehingga tidak mudah tergantikan. Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, perannya dimaknai sebagai
kontak pertama pada pelayanan kesehatan yang mampu menggeser paradigma
sakit yang ada dengan mengedepankan paradigma sehat.
Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini, lemahnya upaya preventif

dan promotif dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) ditengarai menjadi salah

Universitas Sumatera Utara

4

satu penyebab tingginya angka kesakitan yang berdampak pada tingginya biaya
klaim di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL). Dalam konteks demikian,
desakan untuk memprioritaskan upaya promotif preventif tersebut terus
mengemuka. Hal ini mengingat tidak mudah merancang program intervensi
kesehatan masyarakat yang segera menekan angka kesakitan, baik akibat penyakit
menular maupun tidak menular. Karena hampir semua program promotif dan
preventif memerlukan waktu yang tidak sebentar. Akhirnya, perubahan terjadi
pada tahun 2016 dimana upaya promotif dan preventif mendapat prioritas yang
tinggi (Purbandari, 2016).
Puskesmas Teladan merupakan salah satu puskesmas dari 39 puskesmas
yang ada di Kota Medan dengan wilayah kerja terdiri dari 5 wilayah kelurahan
dan jumlah penduduk mencapai 36.438 jiwa yang terdiri dari 9285 Kepala
Keluarga. Sebagai puskesmas kawasan perkotaan, mayoritas penduduknya
bekerja di sektor swasta dan sebagai pedagang. Adapun trend penyakit yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Teladan mulai dari yang tertinggi yaitu penyakit
saluran pernafasan atas, penyakit kulit, penyakit rongga mulut, hipertensi,
penyakit jaringan otot dan jaringan ikat, penyakit saluran pernafasan bawah,
infeksi pada usus, penyakit telinga, kecelakaan dan TB paru.
Indikator keberhasilan upaya kesehatan promotif dan preventif dapat
dilihat dari capaian indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan cakupan
rumah tangga ber-PHBS. Adapun capaian Puskesmas Teladan dengan jumlah ibu
hamil adalah 801 orang, kunjungan ibu hamil K1 yaitu 762 (95,1%) dan K4 yaitu
722 (90,1%); jumlah ibu bersalin/nifas yang persalinan ditolong tenaga kesehatan

Universitas Sumatera Utara

5

695 (90,7 %) , jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan kesehatan nifas
yaitu 695 (90,7 %). Adapun jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 (30
tablet) yaitu 760 (94,88%), Fe 3 yaitu 671 (83,77%) (Profil Puskesmas Teladan,
2015).
Puskesmas Teladan memiliki cakupan kunjungan neonatal dengan jumlah
bayi pada tahun 2015 adalah 729: kunjungan neonatal 1 kali (KN1) sebanyak 659

(90,4 %) dan kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) sebanyak 659 (90,4 %) .
Terdapat cakupan imunisasi campak yaitu 713 (98,10 %), BCG yaitu 716 (98,20
%), Polio 4 yaitu 713 (98,10 %). Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dengan jumlah rumah tangga 5500, jumlah yang
dipantau sebanyak 3150, dan jumlah rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 1927
(67,2%) (Profil Puskesmas Teladan, 2015).
Upaya kesehatan promotif dan preventif melalui berbagai kegiatan baik di
dalam gedung maupun di luar gedung telah dilakukan di Puskesmas Teladan
diantaranya penyuluhan PHBS (rumah tangga, institusi pendidikan, institusi
sarana kesehatan, institusi TTU), penyuluhan PTM, penyuluhan HIV/AIDS,
penyuluhan ASI Ekslusif, kunjungan rumah (bumil, gizi buruk, TB mangkir)
namun belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
cakupan beberapa program esensial yang masih rendah. Beberapa program yang
belum mencapai target yaitu: pada program KIA/KB cakupan K4 bumil yaitu
90,1% yang seharusnya 95%; Kn1 Neonatus yaitu 90,4% seharusnya 95%;
Kunjungan Neonatus lengkap yaitu 90,4% seharusnya 95%; Kunjungan bayi
lengkap 90,3% seharusnya 95%; D/ S balita yaitu 85,56% seharusnya 90%; N/D

Universitas Sumatera Utara


6

balita yaitu 80,2% seharusnya 85%; ASI Ekslusif yaitu 18,1% seharusnya 80%;
dan program promosi kesehatan yaitu cakupan Rumah Tangga berPHBS yaitu
67,2% seharusnya 100%.
Upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan
sebagai tambahan di era JKN yaitu Prolanis (program pengelolaan penyakit
kronis) adalah sebuah program yang dirancang untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara komprehensif

bagi masyarakat yang telah terdaftar sebagai

peserta JKN di Puskesmas tersebut. Kegiatannya berupa penyuluhan, senam,
pengukuran tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol, dan cek asam
urat yang dilakukan pada hari kamis setiap minggunya. Program ini didanai oleh
BPJS kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Puskesmas Teladan, dalam
pelaksanaan upaya promotif dan preventif di Puskesmas Teladan, sebelum era
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sumber dana yang digunakan berasal dari
dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Setelah adanya JKN, sumber dana yang digunakan
ditambah dengan dana dari BPJS Kesehatan. Dana dari BPJS kesehatan ini berupa
dana non kapitasi. Dengan adanya penambahan sumber dana ini diharapkan
adanya peningkatan dalam upaya kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Teladan
sehingga akan meningkatkan cakupan upaya kesehatan esensial dan menurunkan
angka kesakitan.
Sekilas pengamatan pada survei pendahuluan, untuk pelayanan kesehatan
di dalam gedung di Puskesmas Teladan lebih banyak menangani masyarakat yang

Universitas Sumatera Utara

7

menggunakan pelayanan kuratif dibandingkan dengan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif, terlihat dari pasien yang mengantri untuk berobat cukup
banyak. Setiap bulannya Puskesmas menangani pasien rata-rata sebanyak 2980
orang baik peserta JKN maupun pasien umum.
Beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Teladan dalam melaksanakan
upaya promotif dan preventif salahsatunya perilaku masyarakat. Sebagai
puskesmas kawasan perkotaan dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor

swasta dan sebagai pedagang, kesadaran masyarakat untuk memanfatkan
pelayanan promotif dan preventif masih sangat kurang dan cenderung tidak peduli
pada pelayanan ini. Masyarakat masih menganggap bahwa puskesmas hanya
tempat untuk berobat bagi orang yang sakit sehingga tidak ada feedback atau
saran-saran dari masyarakat kepada puskesmas mengenai program yang telah
dilakukan.
Sementara itu, menurut penelitian terdahulu oleh Ummiyun (2015) di
Puskesmas Tapian Dolok

Kabupaten Simalungun menyatakan bahwa

implementasi pelayanan promotif dan preventif belum maksimal karena tidak
sepenuhnya berlandaskan pada kebijakan yang berlaku, manajemen Puskesmas
tidak dipahami secara baik oleh kepala Puskesmas, dan cakupan upaya promotif
belum merata ke semua desa yang ada di wilayah kerja puskesmas.
Menurut penelitian Dewi (2014) di Puskesmas Belawan menyatakan
bahwa bahwa tidak ada perbedaan yang menonjol dalam pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif sebelum dan sesudah diberlakukannya program JKN,
hanya sedikit perbedaan pada sistem pembiayaan. Sebelum berlakunya JKN, dana


Universitas Sumatera Utara

8

kegiatan UKM dan UKP bersumber dari BOK. Setelah JKN berlaku, dana
kegiatan UKM tetap bersumber dari BOK sementara dana kegiatan UKP
bersumber dari dana kapitasi JKN
Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Taladan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Teladan Tahun 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan
preventif dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) di Puskesmas Teladan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta
keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanan
pelayanan promotif dan preventif.
2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Teladan dalam upaya
peningkatan pelayanan promotif dan preventif dalam UKM.
3. Sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan ilmu kesehatan
masyarakat terutama di bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

Universitas Sumatera Utara