Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalahfasilitaspelayanan

kesehatan

yangmenyelenggarakanupaya

kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).
2.1.2 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah

pembangunan

kesehatan

yang

sesuai

dengan

paradigma

sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi
tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI, 2014).
2.1.3 Misi Puskesmas
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
1. mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

9
Universitas Sumatera Utara

10

2. menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayahkerjanya.
3. mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan

dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI, 2014).
2.1.4 Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pembangunan

kesehatan

yang

diselenggarakan

di


Puskesmas

tersebut

dilaksanakan untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes RI,
2014).

Universitas Sumatera Utara

11

2.1.5

Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu

penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki wewenang dalam melaksanakan
fungsinya yaitu:

a.

melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b.

melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c.

melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;

d.

menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;


e.

melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;

f.

melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

g.

memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h.

melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

i.


memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit (Permenkes RI, 2014).

Universitas Sumatera Utara

12

2.1.6 Asas pengelolaan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,
pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok,yaitu:
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam azas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggung jawab
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah
kerjanya. Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
berjalannya program Posyandu dan kunjungan petugas-petugas kesehatan ke
pemukiman penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam memberikan pelayanan
kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat dan melakukan berbagai program
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

2. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan
petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan
masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan program kerja
puskesmas. Contohnya yaitu pelatihan kader-kader posyandu.
3. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya
serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memaduka n kegiatan-kegiatan
masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program danlintas sektoral).

Universitas Sumatera Utara

13

4. Asas Rujukan
Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana kesehatan
tingkat pertama memiliki kemampuan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.

Untuk pelayanan kedokteran, jalur rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian
kesehatan masyarakat ( Azwar, 2010)
2.1.7 Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga
Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk
dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja. Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit
terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;
c. perawat;

Universitas Sumatera Utara


14

d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2014).
2.1.8 Pendanaan di Puskesmas
Pendanaan di puskesmas bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat ( Kemenkes RI,
2014)

Universitas Sumatera Utara

15

2.2 Pelayanan Kesehatan
2.2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes RI, 2014).
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaran. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerjanya puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas
kawasan perkotaan, puskesmas kawasan pedesaan dan puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil (Permenkes RI, 2014).
1. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat)
kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau

Universitas Sumatera Utara

16

d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Penyelenggaraan

Pelayanan

Kesehatan

oleh

Puskesmas

kawasan

perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. memprioritaskan pelayanan UKM;
b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;
d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan
(Permenkes RI, 2014).
2. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat)
kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen);
dan
d. terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Universitas Sumatera Utara

17

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
b. pelayanan UKP dilaksanakan oleh puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
c. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan (Permenkes RI, 2014).
3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas
yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut:
a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus
b. pulau, atau pesisir;
c. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
d. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

18

a. memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan;
b. dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi
dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
c. pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
lokal;
d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
e. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
f. pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster
g. dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas(Permenkes RI, 2014)
2.2.2 Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif
Upaya Kesehatan Promotif adalah upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri (mencegah timbulnya
masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan
tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes RI, 2015)

Universitas Sumatera Utara

19

Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup
seoptimal mungkin (Kemenkes RI, 2015).
2.2.3 Promosi Kesehatan
Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk
melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1.

Di Dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring

dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:
a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien
harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di pelayanan
KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di kamar
obat/apotik dan di laboratorium.
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik
sanitasi.
e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana
pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,

Universitas Sumatera Utara

20

sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).
f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir,
halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman
puskesmas.
2.

Di Masyarakat (di luar gedung)
Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di

masyarakat, yakni:
a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di
kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma, Rukun Tetangga/Rukun
Warga dan lain-lain.
b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok
pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.
c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kantor-kantor, koperasikoperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan dan
lain-lain.
d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan,
pasar, restauran, penginapan dan lain-lain (Hartono, 2010)
2.2.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit
Menurut Leavel and Clark dalam Syafrudin (2009) ada lima tingkat
pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat, yaitu sebagai
berikut.
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)

Universitas Sumatera Utara

21

2. Perlindungan umum dan Khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
(General and Spesifik Protection)
3. Menegakkan diagnosis secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
(Early Diagnosis and Prompt Treatment)
4. Pembatasan kecacatan (Disability Limitation)
5. Penyembuhan Kesehatan (Rehabilitation)
Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai berikut.
1. Upaya Pencegahan Primer
a. Upaya peningkatan kesehatan
Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan
taraf kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:
1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi
memadai, pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja.
2. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan
pengembangan kesehatan mental dan sosial.
4. Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan
seks, dan sebagainya.
5. Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
b. Perlindungan umum dan khusus
Perlindungan khusus terhadap kesehatan. Golongan masyarakat
tertentu serta keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak

Universitas Sumatera Utara

22

langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk
perlindungan umum dan khusus anatara lain:
1. Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap
lingkungan yang tidak menguntungkan.
2. Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan
timbulnya penyakit akibat kerja.
3. Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen
dan sebagainya.
4. Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.
2. Upaya Pencegahan Sekunder
Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini
dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt teratment) meliputi
mencari kasus sedini mungkin:
1. Melakukan general check up rutin pada setiap individu.
2. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam
rangka pemberantasan penyakit menular.
3. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan
bebas, golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obatan bius lainnya.
3. Upaya Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yag
lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun
mental, meliputi upaya-upaya sebagai berikut.
1. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.

Universitas Sumatera Utara

23

2. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik
dan mental).
3. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah
kemungkinan

terputusnya

kelanjutan

pengobatan

serta

kelanjutan

rehabilitasi dan sebagainya (Syafrudin, 2009).
2.3 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Permenkes RI,
2014).
Upaya kesehatan masyarakat esensial adalah sebagai berikut:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas

untuk

mendukung

pencapaian

standar

pelayanan

minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan

Universitas Sumatera Utara

24

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masingmasing puskesmas (Permenkes RI, 2014).
Adapun upaya kesehatan masyarakat di puskesmas kawasan perkotaan
menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kawasan Perkotaan
No.

Upaya

Kegiatan

Puskesmas Kawasan perkotaan

1

Pelayanan
Promosi
Kesehatan

Penyuluhan

Promosi kesehatan
pendidikan dasar

di

sekolah

Promosi pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan
Penyuluhan kesehatan jiwa
Masyarakat dan napza
Penyuluhan kesehatan jiwa
bagi ibu hamil dan menyusui
Penyuluhan kesehatan jiwa
masyarakat dan napza pada
populasi beresiko (lansia, anak dan
remaja)
Penyuluhan pada kelompok atau
masyarakat
tentang
perilaku
menjaga kebersihan diri
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada ibu hamil, anak balita,
anak, remaja, dewasa, lansia
(pendekatan siklus kehidupan)
Penyuluhan peningkatan kesadaran
masyarakat
tentang Imunisasi
Konseling kesehatan reproduksi
pada kelompok
anak remaja
Peningkatan pengetahuan
komprehensif masyarakat tentang
pencegahan penularan HIV-AIDS
dan
IMS
Peningkatan
pengetahuan
dan

Universitas Sumatera Utara

25

kepedulian masyarakat tentang
penyakit diare,tifoid dan hepatitis
Edukasi dan konseling
Pemberian Makanan Bayi dan
Anak (PMBA)meliputi ASI dan
MP-ASI untuk balita sehat,balita
kurang gizi, dan balita gizi buruk
rawat jalan
Edukasi dan konseling mengenai
pola makan, perilaku makan dan
aktifitas fisik bagi anak usia
sekolah
Edukasi dan konseling mengenai
pola makan, perilaku makan bagi
bumil KEK/Kurus
Konseling Dietetik
Kegiatan Edukasi dan Konseling
tentang
Swamedikasi
dan
Penggunaan Obat
Pemberdayaan
masyarakat

Pelatihan

Memotivasi tokoh masyarakat
dalam
pembentukan
kader
kesehatan
atau
pembentukan
kelompok yang peduli terhadap
kesehatan
Membentuk
jejaring
dalam
pembentukan PHBS di masyarakat
Penggerakan kelompok masyarakat
dalam pemanfaatan Posyandu
Kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat untuk Peningkatan
Penggunaan Obat Rasional melalui
Metode Cara Belajar Insan Aktif
(CBIA)
Melatih kader kesehatan tentang
perawatan diri dan mempraktikkan
PHBS
Melatih kader kesehatan dalam
menyampaikan informasi pada
kelompok atau masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktikkan
PHBS di daerah binaan
Melatih
Kader
tentang
Swamedikasi dan Penggunaan Obat
melalui Metode Cara Belajar Insan

Universitas Sumatera Utara

26

Advokasi

2

Pelayanan
kesehatan
lingkungan

3

Pelayanan KIA
& KB

4

Pelayanan Gizi

Deteksi dini

Pelayanan

5

Pelayanan
pencegahan
Dan
pengendalin
penyakit:

Aktif (CBIA)
Mengadvokasi masyarakat dan
lintas terkait dalam praktik PHBS
dan
penanggulangan
masalah
kesehatan tertentu
Advokasi tokoh masyarakat dalam
membentuk kelompok swabantu
terkait perawatan
masalah gizi
Pemantauan tempat tempat umum,
pengelolaan makanan, dan sumber
air bersih
Pelayanan imunisasi di kelompok
atau masyarakat
Skrining kesehatan siswa sekolah
pendidikan dasar
Penyuluhan KB sesuai program
pemerintah pada kelompok usia
subur atau masyarakat
Melakukan deteksi dini/pe
nemuan kasus gizi di masyarakat
Surveilans Gizi
Melakukan asuhan keperawatan
pada kasus gizi di kelompok atau
masyarakat
Posbindu PTM

1. Pencegahan
Dan
pengendalian
penyakit tidak
menular
2. Pencegahan Pengendalian filariasis*
Dan
pengendalian
Penyakit
menular
Pengendalian kecacingan
Pengendalian
infeksi
Dengue/DBD*
Pengendalian malaria*
Pengendalian Zoonosis*
Pengendalian HIV/AIDS*
Pengendalian Infeksi Menular
Seksual
Pengendalian Penyakit yang dapat

Universitas Sumatera Utara

27

dicegah dengan imunisasi
Sumber: Lampiran Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang puskesmas
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a.

Rawat jalan

b.

Pelayanan gawat darurat

c.

Pelayanan satu hari (One Day Care)

d.

Home care, dan/atau

e.

Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
( Kemenkes RI, 2014)

2.4 Beberapa Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa
peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera pada
Pasal 13 yang bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan
medis yang diperlukan.” Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21
yaitu “Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
penyuluhan kesehatan perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan
skrining kesehatan.” Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan
kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang
mencakup:

Universitas Sumatera Utara

28

1. Administrasi pelayanan;
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) milik Pemerintah Daerah diatur dalam
Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana
kapitasi JKN di FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan
dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jasa pelayanan
kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam
puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan
untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan yang meliputi biaya
obat,alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan lainnya.
2.5. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan
pelayanan promotif dan preventif di puskesmas melalui indikator masukan

Universitas Sumatera Utara

29

(input), proses (process), dan keluaran (output). Oleh karena itu , fokus penelitian
disusun sebagai berikut:

Masukan:
1. Kebijakan
2. Tenaga
Kesehatan
3. Pendanaan
4. Sarana,
Prasarana
dan
peralatan

Proses:

Keluaran:

Pelayanan Promotif dan
Preventif dalamUpaya
Kesehatan Masyarakat
(UKM)

Pelayanan
Promotif dan
Preventif
di
Puskesmas
Teladan

Gambar 2.1 Fokus Penelitian
Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian
sebagai berikut :
1.

Masukan (input) adalah segala kebutuhan yang dimasukkan dalam
pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sehingga dapat berjalan
dengan baik, meliputi kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, serta sarana,
prasarana dan peralatan.
a. Kebijakan adalah terdiri dari konsep dan asas yang dirangkai menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi
individu dan kelompok.
b. Tenaga Kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan pelayanan
promotif dan preventif.

Universitas Sumatera Utara

30

c. Pendanaan adalah biaya atau materi berupa uang yang digunakan untuk
pelayanan promotif dan preventif.
d. Sarana, Prasarana dan Peralatan adalah sesuatu yang digunakan termasuk
di dalamnya tempat, media dan peralatan pendukung dalam terlaksananya
pelayanan promotif dan preventif.
2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan preventif
melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di puskesmas.
Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial di
puskesmas adalah sebagai berikut:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
3.

Keluaran (output) adalah hasil dari suatu analisa pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif dalam UKM di puskesmas. Dari hasil tersebut
diharapkan adanya peningkatan pelayanan promotif dan preventif di
puskesmas.
a. Pelayanan promotif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

31

b. Pelayanan preventif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam
upaya pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara