Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan Tahun 2016

(1)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA

MEDAN TAHUN 2016

A. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Teladan I. Data Umum

1. Nama :

2. Pendidikan Terakhir : 3. Tanggal wawancara : II. Data Khusus

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas?

2. Apakah Bapak/Ibu membuat POA dalam setiap kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan?

3. Apa sajakah bentuk-bentuk upaya kesehatan dari pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas?

4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas?

5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.


(2)

c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang tersedia. Jika belum lengkap bagaimana upaya yang dilakukan?

6. Terkait dengan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, apa saja tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses?

7. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut?

8. Bagaimana hasil dari kegiatan yang telah dilakukan? Apakah ada perbedaan trend (cakupan program atau angka kesakitan) sebelum era JKN dan era JKN?

9. Apakah Bapak/Ibu melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang telah dilakukan?

Jika Ya,kapan? Minilok bulanan? Triwulan? Jika Tidak, kenapa?

10.Menurut Bapak/Ibu apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan pelayanan promotif dan preventif?

B. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Penanggung Jawab masing-masing program esensial)

I. Data Umum

1. Nama :

2. Pendidikan Terakhir : 3. Tanggal wawancara : II. Data Khusus


(3)

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas di bidang Bapak/Ibuk?

2. Apakah Bapak/Ibu membuat POA dalam setiap kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan?

Ya, apakah terlaksana seluruhnya?

3. Apa sajakah bentuk-bentuk upaya kesehatan dari pelayanan promotif dan preventif di bidang Bapak/Ibuk?

4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas?

5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di badang Bapak/Ibuk?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

b. Kesiapan tenaga kesehatan.

c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang tersedia. Jika belum lengkap bagaimana upaya yang dilakukan?

6. Terkait dengan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, apa saja tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses di bidang Bapak/Ibuk?

7. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut?


(4)

8. Bagaimana hasil dari kegiatan yang telah dilakukan? Apakah ada perbedaan trend (cakupan program atau angka kesakitan) sebelum era JKN dan era JKN?

9. Apakah Pimpinan mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan? Jika Ya,kapan?

Jika Tidak, kenapa?

10.Menurut Bapak/Ibu apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan pelayanan promotif dan preventif?

C. Daftar Pertanyaan untuk Informan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Pendidikan terakhir : 3. Tanggal wawancara :

II. Daftar Pertanyaan bagi Pasien dan Pasien dengan Penyakit Kronis

1. Ketika Bapak/Ibu ke Puskesmas, apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pelayanan promotif dan preventif seperti penyuluhan kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit.

2. Apakah Bapak/Ibu merasa penyuluhan kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit (pelayanan promotif dan preventif) itu penting? Jika iya atau tidak berikan alasannya.

3. Apakah Bapak/Ibu Pernah menghadiri penyuluhan Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas? Jika iya atau tidak berikan alasannya.


(5)

4. Apakah diberikan pelayanan promotif dan preventif , paling sedikit mengenai faktor risiko dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?


(6)

1. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kawasan Perkotaan dan sumber dana

No. Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan perkotaan Ada Tidak sumberdana

BOK APBD Lain-Lain

1 Pelayanan Promosi Kesehatan

penyuluhan Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar

Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

Penyuluhan kesehatan jiwa Masyarakat dan napza Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza pada

populasi beresiko (lansia, anak dan remaja)

Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat tentang perilaku menjaga kebersihan diri

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan)

Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat


(7)

Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok

anak remaja

Peningkatan pengetahuan

komprehensif masyarakat tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan

IMS

Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang penyakit diare,tifoid dan hepatitis Edukasi dan konseling

Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)meliputi ASI dan MP-ASI untuk balita sehat,balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan

Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah

Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan bagi bumil KEK/Kurus

Konseling Dietetik

Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan


(8)

Pemberdayaan masyarakat

Memotivasi tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok yang peduli terhadap kesehatan

Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat

Penggerakan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan

Posyandu

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan

Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)

Pelatihan Melatih kader kesehatan tentang

perawatan diri dan mempraktikkan PHBS

Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS di daerah binaan


(9)

Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)

Advokasi Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan tertentu

Advokasi tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan

masalah gizi 2 Pelayanan

kesehatan lingkungan

Pemantauan tempat tempat umum, pengelolaan makanan, dan sumber air bersih

3 Pelayanan KIA & KB

Pelayanan imunisasi di kelompok atau masyarakat

Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar

Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia subur atau masyarakat

4 Pelayanan Gizi

Deteksi dini Melakukan deteksi dini/pe nemuan kasus gizi di masyarakat Surveilans Gizi

Pelayanan Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok atau masyarakat


(10)

pencegahan Dan

pengendalin penyakit:

Dan pengendalian penyakit tidak menular 2. Pencegahan Dan pengendalian Penyakit menular

Pengendalian filariasis*

Pengendalian kecacingan

Pengendalian infeksi Dengue/DBD*

Pengendalian malaria* Pengendalian Zoonosis* Pengendalian HIV/AIDS*

Pengendalian Infeksi Menular Seksual

Pengendalian Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


(11)

2. Standar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kawasan Perkotaan untuk Puskesmas Rawat inap No. Jenis Tenaga Jlh.Minimal Jlh.Tersedia

1 Dokter atau dokter layanan primer 2

2 Dokter gigi 1

3 Perawat 8

4 Bidan 7

5 Tenaga kesehatan masyarakat 2 6 Tenaga kesehatan lingkungan 1 7 Ahli teknologi laboratorium

medik

1

8 Tenaga gizi 2

9 Tenaga Kefarmasian 2

10 Tenaga administras 3

11 Pekarya 2


(12)

No. Jenis Peralatan Jlh. minimal Jlh.tersedia Kondisi

1 Alat Peraga Cara Menyusui yang Benar (Boneka danfantom payudara)

1 paket

2 Alat Permainan Edukatif (APE) 1 paket

3 Biblioterapi Sesuai

kebutuhan

4 Boneka Bayi 1 buah

5 Buletin Board/ Papan Informasi 1 buah

6 Cetakan Jamban 1 buah

7 Cetakan Sumur Gali (Cicin) 1 buah 8 Komputer dan Printer 1 unit

9 Fantom Gigi Anak 2 buah

10 Fantom Gigi Dewasa 2 buah

11 Fantom Mata Ukuran Asli 1 buah 12 Fantom Mata Ukuran Besar

(Fiberglass)

1 buah 13 Fantom Panggul Wanita 1 buah 14 Flip Chart dan Stand 1 buah

15 Food Model 1 paket

16 Gambar Anatomi Gigi 1 lembar 17 Gambar Anatomi Mata 1 lembar 18 Gambar Anatomi Mata 60 x 90 1 lembar 19 Gambar Panggul Laki-Laki 1 lembar 20 Kamera Foto/ Handy Camp 1 unit


(13)

22 Layar ukuran 1 x 1,5 M / Screen 1 buah

23 Leaflet-Leaflet Sesuai

kebutuhan 24 Megaphone / Public Address

System

1 buah

25 Papan Tulis Putih 1 buah

26 Poster-Poster Sesuai

kebutuhan 27 Proyektor / LCD Proyektor 1 unit 28 Radio Kaset/ Tape Recorder 1 unit 29 Televisi dan Antena 1 unit

30 VCD/ DVD Player 1 unit

31 Wireless System / Amplifier & Wireless Microphone


(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul.2010. Pengantar administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Binarupa aksara: Tangerang.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik. Dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Dewi, Anggi Asri Rusliana. 2014. Skripsi. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Era JKN di Puskesmas Belawan. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.Skripsi.

Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Rineka cipta. Jakarta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Mengembalikan Fungsi Puskesmas. Aiphss.org/restoring-the-function-of puskesmas/?lang=id. Diakses pada taggal 28 Februari 2016.

_____________________________________. 2013.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta.

_____________________________________. 2014.Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Manajemen Puskesmas. Jakarta.

_____________________________________. 2015.Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2015. Jakarta.

Moloeng, Lexi J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ketigapuluh. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Presiden Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 12Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden No 32 Tahun 2014 Tentang Pengalokasian dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah dan Dukungan Biaya Operasional FKTP Milik Pemerintah Daerah. Jakarta.


(22)

Profil Puskesmas Teladan. 2013. Cakupan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan. Kota Medan.

Profil Puskesmas Teladan. 2014. Cakupan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan. Kota Medan.

Profil Puskesmas Teladan. 2015. Cakupan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan. Kota Medan.

Purbandari, Yayi Suryo. 2016. Bentuk Grand Design Promosi Kesehatan di

Puskesmas. Yogyakarta

diakses pada tanggal 15 Maret 2016.

Syafrudin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta.

Ummiyun. 2015. Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.

Walikota Medan. 2015. Keputusan Walikota Medan Nomor 440 Tahun 2015 Tentang Alokasi Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas. Medan.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Di Puskesmas Teladan Tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Puskesmas Teladan merupakan puskesmas kawasan perkotaan dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor swasta dan sebagai pedagang, kesadaran masyarakat untuk memanfatkan pelayanan promotif dan preventif masih sangat kurang, dapat dilihat dari beberapa cakupan program esensial yang masih rendah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan selesai.

3.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian. Para Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(24)

a. Kepala Puskesmas Teladan.

b. Penanggung jawab masing-masing bidang Upaya Esensial Puskesmas, berjumlah 10 orang : 1 informan penanggungjawab Promosi Kesehatan; 3 informan penanggungjawab bidang KIA/KB (1 informan penanggungjawab bidang KIA, 1 informan penanggungjawab bidang Imunisasi, 1 informan penanggungjawab bidang KB); 1 informan penanggungjawab kesehatan lingkungan; 1 informan penanggungjawab bidang gizi masyarakat; 3 informan penanggungjawab pemberantasan dan pencegahan penyakit (1 informan penanggungjawab bidang P2P DBD, 1 informan penanggungjawab bidang P2P TB , 1 informan penanggungjawab bidang ISPA)

c. Kader dan Masyarakat di wilayah kerja puskesmas berjumlah 3 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik.

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan.

3. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana kegiatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan.


(25)

34

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baku terbuka dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi ( Moleong, 2012).

2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari profil Puskesmas Teladan.

3.6 Instrumen penelitian

Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indepth interview) berupa pertanyaan yang disusun sesuai topik yang akan dibicarakan, telaah dokumentasi, dan pengamatan secara langsung (observasi). Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam suara.

3.7 Triangulasi

Untuk menjaga kualitas dan keakuratan data dilakukan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan ( Patton, dalam Moleong, 2012).

3.8 Metode Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Herdiyansyah (2012) analisa data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi


(26)

data, dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis. Data yang sudah terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk naratif. Hal ini untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan dilakukan secara kualitatif berdasarkan keterangan beserta alasan yang dinyatakan oleh informan ( Bungin, 2007).


(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Teladan

Puskesmas Teladan terletak di jalan SM Raja No. 65 Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota. Puskesmas Teladan mempunyai wilayah kerja kurang lebih 229,1 Ha dengan akses jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Wilayah kerja Puskesmas Teladan terdiri dari 5 (lima) kelurahan,yaitu :

1. Kelurahan Mesjid

2. Kelurahan Teladan Barat 3. Kelurahan Pasar Baru 4. Kelurahan Pusat Pasar 5. Kelurahan Pandauhulu I

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Teladan sebagai berikut :

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Maimun

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Teladan Timur 3) Sebelah timur berbatasan dengan Medan Perjuangan

4) Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Limun

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teladan adalah 36.428 jiwa dengan 9.373 Kepala Keluarga (KK). Kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kelurahan Teladan Barat sebanyak 15.010 jiwa yang terdiri dari 3.582 KK. Sedangkan kelurahan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu


(28)

Kelurahan Mesjid dengan jumlah penduduk 4,692 yang terdiri dari 1.356 KK. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Tahun 2016

No. Kelurahan KK L P Jumlah

Penduduk

1. Teladan Barat 3.582 7.695 7.315 15.010

2. Mesjid 1.356 2.296 2.396 4,692

3. Pasar Baru 1.292 2.529 2.691 5.220

4. Pusat Pasar 1.508 1.946 3.125 5.071

5. Pandahulu 1 1.635 2.980 3.455 6.435

Jumlah 9.373 17.446 18.982 36.428

Sumber: Puskesmas Teladan 2016

Di wilayah kerja Puskesmas Teladan pada Tahun 2016 terdapat 24.570 orang peserta JKN dari total jumlah penduduk 36.428 jiwa. Jumlah peserta JKN hingga Februari 2016, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 2 Data Jumlah Peserta JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Tahun 2015-2016

No Jumlah Peserta JKN

Bulan 2015 2016

1 Januari 17.529 23.037

2. Februari 19.284 24.570

3. Maret 20.145

4. April 20.219

5. Mei 21.182

6. Juni 21.616

7. Juli 21.692

8. Agustus 21.823

9. September 22.125

10. Oktober 22.442

11. Nopember 22.681

12. Desember 22.967


(29)

38

Di wilayah kerja Puskesmas Teladan terdapat banyak sarana kesehatan lainnya seperti praktek dokter, pengobatan tradisional, apotek, praktik bidan, rumah sakit swasta dan klinik. Jumlah sarana kesehatan tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Tahun 2016

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1. Praktek Dokter 104

2. Pengobatan Tradisional 25

3. Apotek 13

4. Praktik Bidan 10

5. RS. Swasta 4

6. Klinik 1

Sumber: Puskesmas Teladan 2016

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Teladan sebanyak 46 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, bidan, perawat, ahli kesehatan masyarakat, apoteker, analis, gizi, fisioterapi, sanitasi dan perawat gigi. Jumlah masing-masing tenaga kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Teladan Tahun 2016

No. Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Spesialis 3

2. Dokter Umum 3

3. Dokter Gigi 3

4. Sarjana Kesehatan Masyarakat 3

5. Perawat 11

6. Bidan 5

7. Analis 4

8. Apoteker 2

9. Sanitasi 1

10. Perawat Gigi 2

11. Gizi 1

12. Fisioterapi 2

Jumlah 46


(30)

Tabel 4.5 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Teladan Tahun 2016

No. Fasilitas Gedung Jumlah

1. Ruang Pendaftaran 1 buah

2. Ruang dokter 1 buah

3. Ruang Poli KIA 1 buah

4. Ruang tunggu Poli 3 buah

5 Ruang Poli Spesilais 1 buah

6. Ruang bersalin 1 buah

7. Ruang Poli Lansia 1 buah

8. Ruang Poli Dewasa 1 buah

9. Ruang Poli gigi 1 buah

10. Ruang Apotik 1 buah

11. Ruang Gudang obat 1 buah

12. Ruang laboratorium 1 buah

13. Ruang Poli IMS 1 buah

14. Ruang Poli TB Paru 1 buah

15. Ruang fisioterapi 1 buah

16. Ruang Perawatan 1 buah

17. Ruang Konseling 1 buah

18 Ruang ILI 1 buah

19 Ruang Laboratorium 1 buah

20 Ruang Petugas Jaga 1 buah

21 Ruang Adm / TU 1 buah

22 Ruang Pertemuan 1 buah

23 Perpustakaan 1 buah

24 Dapur 1 buah

25 Gudang 2 buah

27 Kamar mandi 5 buah

Sumber: Puskesmas Teladan 2016

Di wilayah kerja Puskesmas Teladan yang terdiri dari 5 Kelurahan terdapat 39 Posyandu aktif dengan jumlah kader sebanyak 195 orang. Di masing-masing Posyandu terdapat 5 kader, secara lebih rinci dapat dilhat pada tabel berikut:


(31)

40

Tabel 4.6 Data Sarana Pendukung Kesehatan Lainnya di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Tahun 2016

No. Kelurahan Posyandu Posyandu Lansia

Kader Kesehatan Aktif

Dasa Wisma

1. Teladan Barat 8 1 40 87

2. Mesjid 7 1 35 42

3. Pasar Baru 8 1 40 53

4. Pusat Pasar 8 1 40 46

5. Pandau Hulu 8 1 40 55

Jumlah 39 4 195 283

Sumber: Puskesmas Teladan 2016

4.2 Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ada 13 orang, karakter dari masing-masing informan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Karakteristik informan

No. Informan Pendidikan Jabatan

1. dr. Kus Puji Astuti S1 Kedokteran Kepala Puskesmas

2. Sondang Smjt., SKM S1 Kesehatan

Masyarakat

PJ. Promkes

3. Sriwahyuni Amd D3 Kesling PJ. Kesling

4. Nenny Hidawaty S.,SKM S1 Kesehatan

Masyarakat

PJ. Gizi 5. Elida Fadli, AM Keb D3 Kebidanan PJ. KIA 6. Lisbeth Hutabarat, AM Keb D3 Kebidanan PJ. Imunisasi

7. Reflia, AM Keb D3 Kebidanan PJ. KB

8. Rohmawani Saragih, SPRG PJ. P2P DBD

9. Minarilana SPK PJ. P2P Tb

10. Dini Cahaya D3 Keperawatan PJ. P2P Ispa

11. Musdawati SMA Kader Posyandu

12. Nurlisa - Masyarakat

13. Ester SMK Masyarakat

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 13 informan, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas Teladan dengan pendidikan S1 kedokteran, 10 informan dari penanggungjawab setiap


(32)

upaya esensial Puskesmas Teladanyang terdiri dari 1 informan penanggungjawab Promosi Kesehatan dengan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat; 3 informan penanggungjawab bidang KIA/KB (1 informan penanggungjawab bidang KIA dengan pendidikan D3 Kebidanan, 1 informan penanggungjawab bidang Imunisasi dengan pendidikan D3 Kebidanan, 1 informan penanggungjawab bidang KB dengan pendidikan D3 Kebidanan); 1 informan penanggungjawab kesehatan lingkungan dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan; 1 informan penanggungjawab bidang gizi masyarakat dengan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat; 3 informan penanggungjawab pemberantasan dan pencegahan penyakit (1 informan penanggungjawab bidang P2P DBD dengan pendidikan SPRG, 1 informan penanggungjawab bidang P2P TB dengan pendidikan SPK, 1 informan penanggungjawab bidang ISPA dengan pendidikan D3 Keperawatan);1 Informan Kader Posyandu, serta 2 informan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teladan.

4.3 Verbatim Wawancara Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Teladan tahun 2016

4.3.1 Pernyataan Informan Tentang proses pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas

Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang proses pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Pelaksanaan promotif preventif di puskesmas ada kegiatan dalam gedung ada luar gedung.

Informan 2 Pelaksanaannya mulai dari MMD dulu sampai SMD, identifikasi masalah dari lintas program dan lintas sektoral. Kemudian promkes kan pemberdayaan kemitraan advokasi,itu dijalankanlah. Dari identifikasi masalah kemudian dibuat POA dari kegawatannya, nanti skoring dulu mana yang didulukan dari lintas program terutama yang UKBM.

Informan 3 Selalu turun ke lapangan, pemeriksaan sekolah sehat, tempat-tempat umum seperti Gereja, termasuklah skolah, pihara,


(33)

42

TPMseperti restoran, kantin, warung nasi, kedai kopi, salon, kan termasuk tempat-tempat umum. Kalau restoran yang biasa dilihat itu terutama dapur , terus tempat penyimpanan bahan-bahan makanannya, tempat penyimpanan barang-barangnya, apa ada hama, serangga, kecoa, tikus, atau bagaimana gitu. Informan 4 Promotif preventif kalau kunjungan rumah ya, kalau yang luar

gedung kan posyandu, kunjungan rumah, penyuluhan, penyuluhan disini juga di puskesmas kan.

Informan 5 Ya terlaksana. Kegiatannya ANC seperti biasalah, pemeriksaan ibuk hamil. Kalau dia ada BPJS kita rujuk ke dokter obgyn minta USG. Penyuluhan gitu ada, dari anak akbid dan bidan. Kalau ada yang ga tau pasiennya, dikasih penyuluhan. Kalau dari anak akbid mereka pakai papan, kalau orang kakak kan ga dek. Penyuluhan saat pemeriksaan langsung dikasih tau.

Informan 6 Di dalam gedung ada, di posyandu juga ada. Kalau dalam gedung gini setiap rabu, kalau di posyandu ya sesuai jadwal la dek. Banyak jadwalnya ada 39 jadwal.

Informan 7 Pelaksanaannya ya sesuai prosedur. Di luar gedung penyuluhan aja dan di posyandu, rata-rata pelayanan di dalam gedung. Ketika ada pasien yang datang sekalian diberi arahan, jadi individu pun bisa. Misalnya pasien setelah melahirkan diarahkanlah untuk ikut KB dan imunisasi bayinya.

Informan 8 Diadakan penyuluhan sebulan sekali di posyandu kelurahan mengenai DBD, PSN perminggu, diadakan pelatihan kader, abatisasi 3 bulan sekali.

Informan 9 Pencegahannya harus pakai masker, diadakan penyuluhan di dalam gedung dan di posyandu, untuk TB mangkir ada homevisit. Untuk penyuluhan di dalam gedung, pasien dan PMO nya dikumpulkan baru diberi penyuluhan.

Informan 10 Dilakukan penyuluhan di posyandu, temu warga.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan promotif preventif oleh tenaga kesehatan Puskesmas Teladan dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung. Proses pelaksanaanya dimulai dari identifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas lintas program dan lintas sektoral, kemudian ditentukan prioritas masalah melalui skoring dari tingkat kegawatan.Setelah menemukan prioritas masalah, dibuat POA kegiatan promosi kesehatan melalui advokasi kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.


(34)

Pelayanan dalam gedung puskesmas antaralainpelayanan Ante Natal Care (ANC), USG, pelayanan KB, imunisasi dan penimbangan bayi.Khusus imunisasi dan penimbangan bayi dan balita, selain dilaksanakan di 39 Posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas juga dilaksanakan di dalam gedung puskesmas seminggu sekali pada Hari Rabu. Sosialisasi KB dan Imunisasi lebih sering dilakukan pada saat pasien datang ke puskesmas dan diberi arahan secara langsung dibandingkan penyuluhan ke masyarakat.

Pelayanan luar gedung dilakukanpenyuluhan di posyandu, pemeriksaan tempat-tempat umum, kunjungan rumah, pemeriksaan sekolah sehat, pemeriksaan tempat ibadah, restoran, kantin, warung nasi, kedai kopi, salon, dilakukan PSN perminggu, abatisasi 3 bulan sekali dan homevisit TB mangkir.

4.3.2 Pernyataan Informan Tentangrencana kegiatan (POA) dalam setiap kegiatan promotif dan preventifdi Puskesmas

Tabel 4.9Matriks Pernyataan Informan Tentang rencana kegiatan (POA) dalam setiap kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Ada. Kegiatan promotif preventif itu kan dibiayai dalam BOK dek, kalo BPJS itu untuk kuratif.

Informan 2 Kalo POA kita buat sendiri untuk lintas program ini dek. Informan 3 Dari dinas kami udah ada karena mau seragam semua. Informan 4 Ada tapi POA tahunan.

Informan 5 Ga ada.

Informan 6 POA dari kapus.

Informan 7 POA nya belum, ini kan baru mau akreditasi jadi baru mau dijalankan POA nya selama ini tidak ada. Baru-baru ini selesai pelatihan KB, jadi baru mau diterapkan semua yang selama ini kami ga pernah tau ambil obatnya dimana, kartu stok gimana. Jadi masih mau perbaikan semua.

Informan 8 Buat sendiri rencana kerjanya.

Informan 9 POA nya dari kapus, kita tinggal melaksanakan saja. Informan 10 Untuk ispa tidak ada POA.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas Teladan dalam melaksanakan pelayanan promotif preventif memiliki rencana kerja (POA)


(35)

44

tahunan yang dibuat oleh Kepala Puskesmas. Sebagian penanggungjawab program ada yang memiliki POA sendiri yang disesuaikan dengan kebijakan dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Namun ada sebagian informan (penanggungjawab program) yang mengaku tidak memiliki POA secara tertulis dalam melaksanakan kegiatan, hanya berdasarkan apa yang telah dipelajari dan arahan dari Kepala Puskesmas. Hal ini karena ketidaktahuan penanggungjawab program tentang POA.

4.3.3 Pernyataan Informan Tentang pertimbangan atau dasar dalam merencanakan program promotif dan preventif di Puskesmas

Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang pertimbangan atau dasar dalam merencanakan program promotif dan preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Untuk Perencanaan kan ada istilahnya dari atas kan ada sasaran target kegiatan yang ditetapkan dari kemenkes, terus itu nanti ke bawah ke dinas kesehatan ada terget-targetnya kegiatan yang mau dilaksanakan. Nah di puskesmas itu diaplikasikan sesuai permasalahan di puskesmas tapi kita bukan suka-suka kita tanpa acuan. Nah khusus untuk promotif preventif yang dibiayai BOK itu ada petunjuk teknisnya sendiri dari Kemenkes. Jadi kita dalam penyusunan perencanaan itu kita mengacu ke petunjuk teknisnya juga mengacu ke permasalahan kitadi puskesmas juga mengacu kepada dana yang tersedia, kan gitu. Ga semua yang ada di petunjuk teknis dari Kemenkes itu dikerjakan karena anggaran kan juga terbatas.

Informan 2 Kadang bisa dari kebijakan dinkes, berdasarkan dari kebutuhan di sini itulah gunanya identifikasi masalah itu.

Informan 4 Ya kerjasamalah, kadang POA dari gizi katanya dibuat, tapi dilihat kapus juga mana yang tidak perlu. Bardasarkan programlah, misalnya pemberian vitamin A, makanan tambahan, pemberian Fe pada ibu hamil, melihat sekarang kan tahun 2016 ada 18 indikator, selama ini 8 indikator, jadi melihat kebutuhan program. Juga berdasarkan kebijakan dari dinas. Informan 5 Ya seperti yang kami pelajari lah. Datang pasien ya diperiksa,

tanya kehamilan berapa. Hanya dalam gedung aja, diluar gedung tidak ada. Kakak kan ANC aja sama kehamilan.

Informan 7 Sebenarnya wujud POA nya itu yang tidak ada, tapi dari awal semua udah dikerjakan.


(36)

rabu minggu pertama. Jadi programnya ikut program dari dinkes.

Informan 9 Dari kapus dan dinkes. Informan 10 Arahan dari kapus

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dasar atau landasan kebijakan Puskesmas dalam membuat rencana kerja (POA) pelyanan promotif preventif di Puskesmas Teladan adalah dengan mempertimbangkan sasaran target kegiatan yang mengacu kepada petunjuk teknis dari kementrian kesehatan, kebijakan dari dinas kesehatan kota, dan disesuaikan dengan permasalahan yang ada diwilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan dana yang tersedia. Sebagian informan mengaku hanya berdasarkan kebijakan dari dinas kesehatan kota, dan sebagian hanya berdasarkan arahan dari kepala puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua penanggungjwab program mengerti tentang kebijakan terkait pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas.

4.3.4 Pernyataan Informan Tentang pelaksanaan kegiatan yang ada di POA Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang pelaksanaan kegiatan

yang ada di POA

Informan Pernyataan

Informan 1 Kalau untuk BOK kami harus terlaksana semua 100 persen paling pergeseran di waktu lah dek, misalnya kami rencanain hari selasa ternyata ada hambatan ntah sasarannya ga bisa atau kami sendiri yang tiba-tiba ada benturan sama kegiatan lain. Informan 3 Biasanya tidak tercakup semua waktu kadang tidak cukup,

kadang saya ga sempat. Tapi rutin sebulan sekali ada pemeriksaan. Maksudnya gini, tidak tercakup100 persen.

Informan 6 POA nya pun hampir tidak ada. Untuk tahun ini ada POA yang untuk PIN kemaren. Setiap POA ya harus dijalankan.

Informan 8 Ada yang terlaksana ada yang tidak terlaksana. Informan 9 Terlaksana semua, karena pasien rata-rata patuh.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa setiap kegiatan yang tertulis di POA semuanya terlaksana, hanya saja sering terjadi pergeseran waktu pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena adanya tumpang tindih jadwal dengan


(37)

46

kegiatan lainnya. Namun sebagian informan mengaku tidak semua yang ada di POA terlaksana.

4.3.5 Pernyataan Informan Tentang persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang persiapan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Jadi gini, promotif preventif itu bukan dikerjakan oleh satu orang tapi oleh seluruh petugas kesehatan lintas program. Jadi misalnya KIA, petugas KIA juga melaksanakan promotif preventif di KIA. Jadi semua tenaga puskesmas diberdayakan untuk kegiatan promotif preventif. Ya cukuplah kalau dari jumlah sebetulnya.

Nah kesiapan Tenaga itu, tidak semua kan bisa, kalau yang teorinya memberikan promotif preventif yang baik itu kan petugas penyuluh kesehatan ya kan, nah kita petugas penyuluh kesehatan kita ada sih 3 orang, tapi tadi kan saya bilang bahwa kita memberdayakan seluruh petugas. KIA misalnya ada mau melaksanakan kegiatan sosialisasi ASI Eksklusif gitu ya, itu kan petugas KIA, bekerjasamalah sama petugas promkes yang menyuluh gitu. Sebetulnya dari segi keterampilan kita tetap butuh pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas untuk setiap petugasbiar mereka juga mampu memberikan promotif preventif secara baik.

Kalau sarana belumlah dibilang cukup semua. Misalnya seperti brosur-brosur, kita kan tidak semua lengkap, kita cetak ya dengan uang yang terbatas. Kalau uangnya banyak sekali tak terbatas ya segala macam kita cetakin. Ini kan terbatas jadi dengan dana yang terbatas kita manfaatin. Tapi kalau yang lain misalnya toa udah ada, LCD juga ada walaupun cuma satu tarik-tarikan juga itu kadang kan mau penyuluhan disekolah, mau penyuluhan di kantor lurah. Baru satu dan kita rencanakan mau beli lagi. Gitulah, ada tapi masih perlu penambahan.

Informan 2 Kayaknya kalau disini jumlah tenaganya cukuplah saya rasa, cukup dibilang tapi masih ada satu orang megang 2 program. tapi sampai saat ini kayaknya tidak menjadi masalah.

Dari keterampilan petugas saya rasa bisalah diajak kerjasama semua lintas program.

Peralatan udah ada lah, mau infokus, leaflet mau tatapmuka, tanya jawab, persentasi.

Informan 3 Ya cuman saya sendiri, kadang saya ajak teman juga berdua. Kalo kesiapannya kita siap.

Sarana prasarana kita ada, mencukupi.


(38)

cuman sendiri, ada kemaren gizi udah ditarik jadi TU kan, tapi konseling ada kalau ada yang mebutuhkan gitu ya tapi ga khusus gizi.

Kalau hanya ke posyandu sarana prasarananya ya cukuplah, hanya menyiapkan pengeras suara.

Informan 5 Tenaga kesehatannya cukup, ada 5 orang kami. Kesiapannya pun cukup.

Informan 6 Kalau Posyandu ada 2 orang tenaga kesehatan, kadernya 5 orang. Kesiapan tenaga nya siap.

Informan 7 Petugas yang khusus ada SK nya 1 orang, tapi yang melaksanakan ada 5 orang dan bidan semua, dari segi jumlah boleh dibilang melebihi pun, dari segi kesiapan juga cukup. Sarana prasarana belum cukup sih, lagi diusulkan. Ada dikasih IUD kit, implan kit, dan autoklap, tapi autoklap yang masih dipanaskan di kompor, sedangkan yang sekarang udah yang dicok saja.

Informan 8 Jumlah tenaga kesehatannya cukup, apalagi kalau ada anak PPL ya kami manfaatkan. Dari segi keterampilannya pun cukup karena petugas DBD dan petugas kesling yang turun bekerjasama.

Peralatan dan sarana juga lengkap semua.

Informan 9 Untuk tenaga kesehatan cukup, ada dokternya juga bekerjasama. Obat semua cukup.

Informan 10 Kalau ispa saya sendiri, karena per program. Paling ada kerjasama lintas program sama TB paru.

Sarana dan prasarana dan peralatan paling pun timbangan, udah cukup dek.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan promotif preventif terbilang mencukupi, karena puskesmas memberdayakan semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas untuk melaksanakan pelayanan ini bukan hanya tenaga promkes. Sampai saat ini jumlah tenaga promkes yang tersedia di puskesmas ada 3 orang. Namun ketika melakukan promosi kesehatan ke masyarakat mereka bekerjasama lintas program tergantung topik yang akan dibawakan. Dengan kondisi ini jika dilihat dari segi kesiapan skill petugas yang menyuluh, belum bisa dikatakan cukup. Mereka masih perlu pelatihan untuk peningkatan skill agar semua petugas terampil menyuluh. Selain itu, menurut salah satu informan dalam melakukan pelayanan di


(39)

48

dalam gedung, puskesmas menyediakan pelayanan konseling bagi masyarakat yang membutuhkan konseling lebih lanjut.

Untuk sarana dan prasarana serta peralatan sudah ada seperti TOA, LCD 1 set, IUD kit, implan kit, dan autoclaf. Namun masih perlu penambahan dan beberapa alat perlu diganti. Meski begitu sebagian informan ada yang menganggap bahwa tenaga kesehatan dan keterampilan tenaga yang ada sudah cukup. Begitu juga dengan sarana prasarana serta peralatan yang tersedia sudah cukup.

4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Tabel 4.13Matriks Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Dana ya bolehlah dibilang cukup. Ga pernah dibilang cukup nanti kan, kalau dicukupkan saja ya cukup. Dana dari BOK, dari BPJS ada juga tapi sebagian, kalau APBD kecil dek, ada untuk promotif preventif, seperti imunisasi vaksin kan memang dari dinas, kan preventif kan. Ada juga kadang-kadang brosur dari dinas

Informan 2 Dana dari BOK

Informan 3 Ya kita dari dana BOK lah mana ada dana lain. Informan 4 Dari BOK lah ya.

Informan 5 Dari BOK dek.

Informan 6 Ada uang transportasi dari BOK, tapi biasanya kita dahulukan. Informan7 Kalau dana tidak ada, tapi kalau obat semua dari BKKBN. Informan 8 Belum pernah.

Informan 9 Dari BOK, Dulu dari bantuan Internasional itu.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dana untuk pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan sebagian besar bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), hanya sebagian kecil dana yang berasal dari APBD. Dana yang bersumber dari APBD sebagian diberikan dalam bentuk vaksin dan brosur. Khusus untuk program KB semua obat bersal dari BKKBN, Puskesmas hanya sebagai pelaksana dan penyedia tempat dan jasa layanan.


(40)

Menurut salahsatu informan, ketika melaksanakan pelayanan promotif preventif ke lapangan petugas biasanya menggunakan uang pribadi untuk transportasi, setelah itu diganti oleh puskesmas dengan dana dari BOK.

4.3.7 Pernyataan Informan Tentang hasil dari kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hasil dari Kegiatan Promotif dan Preventif yang Telah Dilakukan

Informan Pernyataan

Informan 1 Kita kan lihat hasil dari indikator apanya, output kalau misalnya kita melaksanakan penyuluhan pada 20 orang, outputnya 20 orang mendapatkan penyuluhan gitu kan, tapi kan belum impact ya.Kalau impact, itu dilihatnya kan tidak bisa jangka pendek. ASI Eksklusif aja bolak-balik bikin penyuluhan tapi impactnya belum tinggi, masalahnya kan merubah perilaku kan. Kalau di imunisasi sebelum dan sesudah JKN cakupannya biasa aja. Tapi kalaupenderita yang DM , Hipertensi, promotif preventif yang pada penderita,karena JKN kan kuratif ya jadi yang promotif preventif untuk pencegahan ke komplikasi, mencegah penyakit lebih parah itu yang meningkat.

Kalau SPM trendnya ga mungkin kita bilang ga meningkat, ya meningkatlah.

Kalau untuk trend penyakit ya itulah semakin banyak kita menemukan kasus DM dan hipertensi. Penyakit tidak menular penemuan kasus lebih banyak karena deteksi dini lebih ditingkatkan. Penyakit menularnya ya tetap seperti TB tetap tinggi juga karena tidak ada hambatan lagi orang mau pergi ronsen karna ada JKN kan bisa langsung dironsen. Penemuan lebih mudah karna ada anggaran kan.

Informan 2 Kalau dari PHBS sebelum BPJS dan sekarang kayaknya ada peningkatan, tapi kalau dibilang maksimal betul kan belum. Kalo PHBS ini susah dek, satu orang aja yang merokok dalam satu rumah itu gagal ,satu orang aja yang tidak cuci tangan, PHBS nya gagal.

Informan 3 Bagus hasilnya, ya kalau dengan sekolah-sekolah kita slalu bagus. Kalaurumah makan biasanya berjalan dengan baik dan lancar. Cakupannya 95 persenlah tercakup.

Informan 4 Ya seperti kunjungan posyandu tadilah ya tercapai juga target, tapi kita capek mengambil data ke rumah sakit atau ke klinik yang ada gitu. Yang jelasnya orang itu menimbangkan anaknya misalnya kan ditimbang juga tapi ga ke pelayanan kita, cuma kita ngambil data.

Kalau gizi buruk tahun 2014 satu orang, tahun 2015 tidakada, 2016 pun tidak ada. Kalau gizi kurang ya makin berkuranglah,


(41)

50

itu kan meski ditangani 100 persen. Semua kayaknya mencapai terget. Pemberian Fe, pemberian vitamin A, D/S balita tercapai. Yang tidak tercapai Cuma ASI Eksklusif. Masalahnya ASI Eksklusif kan dari lahir udah dikasih susu formula dari rumah sakit. Jadi kita tidak buat mereka itu ASI Ekslusif karena udah langsung kena susu formula.

Informan 5 Terlaksana semua, hasilnya tercapai. Kalau cakupan semenjak JKN kakak kurang tau dek, kakak baru satu tahun disini.

Informan 6 Kalau ditanya data riil, itu data kita hampir dibilang tidak tercapai. Karena susahnya kita minta data dari masyarakat. Kadang kita ketok pintunya mereka tidak mau. Untuk trend cakupan tidak ada perbedaan sebelum dan era JKN. Kalau setiap rabu banyak yang datang tapi dari luar wilayah kerja puskesmas.

Informan 7 Cakupan melebihi target, karena disini tempatnya stategis banyak orang dari luar wilayah puskesmas yang datang. Kalau tend cakupan sebelum dan era JKN tidak ada perubahan, karena ga ngaruh.

Informan 8 Hasilnya bagus, puskesmas ini nomor 1 untuk kota Medan. Cuma 1 kasus DBD tahun lalu. Trend penyakit sebelum dan era JKN sama tidak ada perbedaan, gejalanyapun sama.

Informan 9 Kalau target kita tercapai, tergetnya cuma 60 untuk satu tahun, sementara disini ada 100 lebih. Dulu sebelum JKN pasien kita masih sedikit dan tidak mengerti. Sekarang era JKN banyak penemuan kasus baru dan mereka juga diberi bantuan.

Informan 10 Pasiennya bertambah. Setelah ada JKN sepertinya lebih terjaring penemuan kasus lebih banyak, karena ada peningkatan jumlah kasus.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa hasil dari kegiatan yang dilakukan di era JKN secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik. Keberadaan JKN membawa dampak positif bagi upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas Teladan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa program pelayanan yang hasilnya mencapai target, seperti Pemberian Fe, pemberian vitamin A, D/S balita, bahkan ada yang hasilnya melebihi target seperti cakupan imunisasi. Hal ini terjadi karena lokasi Puskesmas Teladan yang strategis sehingga banyak masyarakat yang dari luar wilayah kerja Puskesmas Teladan yang datang untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi. Namun ada juga beberapa program yang hasilnya belum


(42)

maksimal seperti program promosi kesehatan yang bisa dilihat dari cakupan rumah tangga ber PHBS. Di era JKN ini cakupan rumah tangga ber PHBS memang sedikit meningkat namun belum mencapai target yang ditetapkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini karena indikator rumah tangga berPHBS yang menuntut semua anggota rumah tangga untuk menerapkannya. Contohnya jika satu orang saja dari anggota keluarga yang merokok, maka gagal dikategorikan sebagai rumahtangga yang berPHBS. Kemudian mengubah perilaku tidak bisa dalam jangka waktu yang sebentar, meskipun telah dilakukan penyuluhan berulang-ulang.

Program lainnya yang cakupannya belum mencapai terget yaitu ASI Eksklusif. Beberapa kendala yang dihadapi sebenarnya berasal dari penyedia layanan kesehatan sendiri. Pemerintah menghimbau untuk menerapkan ASI Ekslusif, sementara rumah sakit serta klinik-klinik bersalin secara terang-terangan menyediakan susu formula dan langsung memberikannya kepada bayi yang baru lahir. Hal ini tentu menjadi kendala untuk peningkatan cakupan ASI Ekslusif bagi Puskesmas Teladan yang mayoritas penduduknya melahirkan di rumah sakit dan klinik-klinik bersalin.

Di era JKN ini trend penyakit lebih banyak ditemukan kasus-kasus baru penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi. Penemuan kasus baru lebih banyak karena deteksi dini lebih ditingkatkan. Meski begitu, penyakit menular tetap tinggi, seperti TB penemuan kasusnya mencapai lebih dari 100 orang, padahal target cuma 60 orang. Peningkatan penemuan kasus inikarena


(43)

52

tidak ada hambatan untuk penemuan kasus semenjak ada JKN bisa langsung terdeteksi.

4.3.8 Pernyataan Informan Tentang tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses

Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tantangan atau kendala internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses

Informan Pernyataan

Informan 1 Tenaganya kan perlu peningkatan kapasitas, peningkatan motivasi. Promotif preventif kan bisa juga perorangan pada saat mereka meriksa pasien hamil bisa langsung memberikan promotif preventif. Hal itu kan kembali lagi ke motivasi ya, dan waktu, kalau di poli umum itu kendalanya di waktu, pasien kan satu hari bisa sampe duaratusan sekarang, satu poli bisa limapuluh, kita mau ngasih promotif preventif mau ngomong banyak-banyak yang lain udah ngantri, nah itu. Makanya kamikadang kalau khusus mau panjang ya dikonseling sendiri, gitu.

Pasien sebetulnya kalau dikasih itu ya mau aja, jarang sih dibilang gamau gitu ya. Cuma mengumpulkan orang kadang yang agak susah kalau kegiatan luar gedung.

Kemudian prosedur turunnya dana BOK repot untuk 2016 ini dek, kalau dulu setelah ada POA dana langsung turun melalui dinkes, sekarang aliran dananya dana DAK (Dana Alokasi Khusus) alirannya mesti melalui APBD dan setelah ada pertanggungjawaban kegiatan baru cair. Itu jadi kendala untuk melaksanakan program.

Informan 2 Kalau kendala pasti ada dek. Karna ini kan team dia dari beberapa program, kita lihat lagi dari kebijakan kadang kan untuk membuat satu program dananya yang kurang. Karena kan kita kalau diadvokasi penting. Kalau mengumpulkan perlu dana dek, kadang itulah danakan udah terfokus dia sekian untuk program.

Wilayah kerja puskesmas ini kan ada 5 wilayah,yang 3 wilayah ini kan orang chines, ini jadi hambatan juga. Kayak kemarin PIN kan, pas mau diimunisasi orang itu ada dokter pribadi, kadang udah diimunisasi. Kemudian orang itu ga bertempat tinggal di situ, bayangkanlah pusat pasar, pasar baru sama pendahulu kan banyak toko-toko juga disitu. Kurasa kepercayaan yang kurang ya ke tenaga Puskesmas karena orang itu berobatnya udah ke Singapore, Penang.

Informan 3 Kadang-kadang kalau kita pemeriksaan hotel atau restoran itu mereka ga koorporatif, udah itupun yang kedua udah diambik orang dinas, udah pemeriksaan orang dinas kesehatan. Iyalah


(44)

bisa dibilang kurang koordinasi, orang itu ga ngasih tau kami yang di puskesmas.Kemudian ada salon pemiliknya keberatan kita periksa, alasannya takut dimintai uanglah segala macamlah.

Informan 4 Biasanya dari masyarakat, kunjungan masyarakat termasuk 4 kelurahan itu banyak orang chines kan.

Informan 5 Ga ada kendala dek, semua lengkap nya disini.

Informan 6 Masalahnya kita ini mayoritas warganya chines, mereka kurang mau berpartisipasi. dari 5 kelurahan cuma 1 kelurahan yang asli pribumi. Mereka kalau ditanya udah imunisasi di luar negeri atau sama dokter pribadi.

Kemudian, kita susah mengarahkan masyarakat karena keplingnya pun bukan warga sini, harusnya tinggal diwilayah itu. Jadi masyarakat kurang menghargai karena ga kenal siapa kepling.

Kedua, kadernya kurang aktif, ada pelatihan kader tapi ya sebatas itu lah. Pelatihan dari provinsi sejauh ini 3 kali.

Informan 7 Ga ada kendala. Paling belakangan ini obat dan alkon agak susah dari BKKBN.

Informan 8 Belum ada kendala, tapi dari masyarakat kendalanya belum mengerti tentang kebersihan, masih ada.

Informan 9 Kendalanya ada, kadang pasien tidak datang. Disuruh datang periksa hari ini tapi ga datang, alasannya keluar kota dan sebagainya. Kalau dari puskesmas tidak ada kendala.

Informan 10 Susah mengumpulkan masyarakat, karena kerja, wilayah perkotaan alamatnya disana tapi ga tinggal disana, cuma toko. Kendala dari dalam tidak ada.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Teladan dalam melaksanakan pelayanan promotif preventif ada kendala dari internal dan eksternal. Kendala internal salahsatunya kurangnya motivasi petugas untuk memberikan pelayanan promotif preventif kepada pasien di dalam gedung Puskesmas ketika mereka datang ke Puskesmas, kemudian waktu yang terbatas karena banyaknya pasien yang mengantri membuat petugas tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan promotif. Kendala lainnya mengenai prosedur pencairan dana BOK sejak tahun 2016 ini semakin rumit. Pencairannya sudah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang harus melalui APBD, padahal dulunya hanya melalui Dinas Kesehatan Kota.


(45)

54

Selain itu aliran dana DAK mengharuskan adanya laporan pertanggungjawaban kegiatan untuk mencairkan dana. Kalau tahun 2015 lalu setelah adanya POA, dana sudah bisa dicairkan.

Koordinasi antara Puskesmas dan Dinas kesehatan Kota membuat program yang dijalankan terkesan tumpang tindih, contohnya untuk program kesehatan lingkungan dalam melakukan beberapa pemeriksaan ke lapangan, terkadang sudah terlebih dahulu diperiksa oleh Dinas Kesehatan.

Kendala eksternal berasal dari masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung susah mengumpulkan masyarakat. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teladan sebagian besar merupakan penduduk non pribumi. Mayoritas berekonomi menengah ke atas, mereka cenderung kurang mau untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas.Alasannya mereka sibuk bekerja jadi tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi. Selain itu rata-rata mereka sudah memiliki dokter pribadi dan berobatnya ke luar negeri. Kemudian Kepala Lingkungan yang seharusnya bisa mengarahkan masyarakat juga tidak bertempat tinggal di wilayah itu. Sama halnya kendala dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular bidang TB, terkadang masyarakat tidak datang tepat waktu untuk pengambilan obat. Namun beberapa informan menyatakan bahwa tidak ada kendala apapun dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif.


(46)

4.3.9 Pernyataan Informan Tentang strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Tentang strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada

Informan Pernyataan

Informan 1 Mengumpulkan orang itu kan harus lihat waktu mereka juga. Kadang-kadang kami sore pun bikin yang datang ya sesuai yang kita harapkan tergantung lokasinya la dek. Kalo di lokasi yang nonpri ya akhirnya yang datang ya keplingnya, kadernya tokoh-tokohnya situ, kalau yang masyarakatnya agak susah juga, sibuk kerja. Mereka sebetulnya mau, Cuma waktu cemanala orang kota. Kadang kami penyuluhan ke wirid, itu kan orang sudah berkumpul. Kalo khusus datang, dia aja kerja dari pagi ampe sore, apalagi mau datang udah capek dia, mau masak mau apalagi kan gitu. Jadi kita lebih suka di arisan, arisan kader, arisan pkk, sudah kelompok masyarakat yang memang sudah berkumpul. Kalo khususaja kan taulah masyarakat pekerja menyisihkan waktunya repot. Pulangnya pun malam mak-mak sekarang. Disuruh datang penyuluhan siang-siang ya belum tentu mau.

Kalau untuk masalah dana ya didulukan dulu sebelum dananya turun dek biar bisa jalan programnya.

Informan 2 Strateginya ya itulah yang kita buat tadi dari kemitraan pemberdayaan advokasi. tapi kan ga semua. Contohnya yang kita jalankan itu udah kita laksanakan

Informan 4 Kadang diikutsertakan juga, seperti kalau dikelurahan gitu kepling turun tangan juga, cuman masih juga sulit datangnya ke posyandu. Karena mereka udah mempunyai dokter-dokter pribadi gitu.

Informan 7 Kalau obat disini kosong, kami arahkan ke puskesmas dan klinik swasta yang lagi safari, kan ada 3 puskesmas yang safari bergantian.

Informan 8 Diadakan penyuluhan.

Informan 9 Ditelpon supaya datang, selain itu kan ada PMO nya yang bisa kita hubungi.

Informan 10 Pendekatan kepada kader, nanti kader yang menghubungi. Kemudian pendekatan pada orang kecamatan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi-strategi yang biasa dilakukan tenaga Puskesmas dalam menghadapi kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif antara lain dengan mendatangi kumpulan masyarakat seperti ketika arisan kader. Dengan demikian tidak susah mengumpulkan masyarakat, karena masyarakat memang sudah


(47)

56

terkumpul. Kemudian dengan menerapkan kemitraan, advokasi dan pemberdayaan terhadap kader dan kepala lingkungan setempat agar masyarakat bisa diarahkan. Strategi untuk Pasien TB yang tidak tepat waktu biasanya dengan menghubungi melalui telepon. Jika tidak bisa dihubungi, maka PMO nya yang dihubungi. Untuk pencairan dana BOK yang lama, Kepala Puskesmas mengambil kebijakan untuk mendahulukan dengan dana pribadi agar program tetap berjalan. Untuk bidang KB jika stok obat sedang kosong, pasien diarahkan ke Puskesmas atau klinik swasta yang sedang safari.

4.3.10 Pernyataan Informan Tentang Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Tentang Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Kalo BOK ini kan ada laporannya ke dinas, laporan bulanannya, laporan pelaksanaan kegiatannya itu ada. Evaluasinya kita lihat dari evaluasi output dan impact. Kalo output ya tercapai semua kan, tapi kalo impact kita lihat pelan-pelanlah trendnya nanti. Evaluasi dalam minilok bulanan dan triwulan serta laporan tahunan. Sekarang per tiga bulan persentasi di dinkes dek.

Informan 2 Adalah dievaluasi. Biasanya bisa selesai, bisa juga akhir tahun.di minilok bisa juga.

Informan 3 Selalu, adalah setiap akhir tahunitu kan dievaluasi, minilok bulanan ada, triwulan. Kalau ada yang ga tercapai dikasih pengarahanlah bagaimana bulan berikutnya bisa tercapai gitu. Informan 4 Minilok perbulan, kamis minggu ketiga.

Informan 5 Adalah, mesti persetujuan dari dialah dek.

Informan 6 Ada, kayak kemaren per triwulan, kalo perbulan juga ada dan akhir tahun pasti ada.

Informan 7 Ada, miniloklah sebulan sekali. Informan 8 Ada, pertriwulan.

Informan 9 Evaluasi dari dinas sekali 3 bulan. Informan 10 Dibahas di minilok perbulan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan promotif preventif yang telah dilakukan dievaluasi oleh Kepala Puskesmas dalam minilok rutin bulanan Puskesmas. Evaluasi yang dilakukan melihat hasil


(48)

berdasarkan indikator output dan impact lintas program. Kemudian Evaluasi oleh Dinas Kesehatan dilakukan setiap 3 bulan sekali (Triwulan). Evaluasi triwulan ini dilaksanakan di kantor Kecamatan. Selain itu juga ada evaluasi tahunan. Berdasarkan hal ini fungsi pengawasan sudah berjalan cukup baik dari tingkat kepala Puskesmas hingga Kepala Dinas Kesehatan Kota.

4.3.11 Pernyataan Informan Tentang Saran yang Diajukan untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan Tentang Saran yang Diajukan untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 Kami minta kalo ada kegiatan, pelatihan atau peningkatan kapasitas petugas kami minta diikutkan, biar petugas semua lebih trampil memberikan promotif preventif

Kemudian penyediaan anggaran yang ini kan, sesuai kebutuhan.

Informan 2 Harusnya ada kebijakan dari lurah mengeluarkan bahwasanya kalau ga dibawa ke puskesmas tidak bisa mengurus ini, itu yang belum ada. Kadang kita mengetuk bawa pun keplingnya padahal sudah dibuat lo, kadernya dari orang cina, keplingnya juga orang cina tapi itu tetap aja kendala.

Advokasi dari stakeholderlah dek, misalnya kan “kalo lu ga bawa anak lu ke pos PIN ini nanti lu ga dikasih ini” itu yang blum ada, rasa takutnya ga ada, karna ga da ancaman mungkin ya.

Informan 3 Maunya masyarakat lebih terbuka dan menerima, para pengusaha juga, terbukalah menerima petugas kesling. Lebih welcomelah.

Informan 4 Kerjasama yang baiklah lintas sektoral, tapi di Medan Kota udah baik-baiknya semua yang di kantor camat itu sama jajarannya kebawah kantor lurah sama kepling.

Informan 5 Diusahakan setiap ibu hamil mempunyai BPJS, karena itu sangat penting. Kalau bisa dibuat senam hamil.

Informan 6 Pemerintah harus tegas, dan masyarakat dan kader harus paham kerjanya apa, jangan seolah-olah petugas yang membutuhkan posyandu, belum ada posisi kami ini hanyalah sebagai petugas. Informan 7 Obatnya harus standbye dan alat-alatnya dilengkapi, karena

selama saya disini, baru kemaren itulah dikasih alat. Padahal alat-alat semua udah tua-tua.


(49)

58

berjalan.

Informan 9 Pasien dipancing dengan memberikan susu atau lainnya agar mereka aktif datang ke puskesmas.

Informan 10 Kader lebih aktif mengajak masyarakat

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saran-saran yang diberikan oleh informan kepada pemerintah diharapkan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas skill yang dimiliki petugas kesehatan di puskesmas agar memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat, melengkapi alat-alat kesehatan yang belum lengkap, penyediaan regensia lebih diperhatikan sehingga tidak ada istilah kehabisan stok, selalu kerjasama dan abatisasi tetap berjalan serta penyediaan dana yang sesuai kebutuhan. Kader dan masyarakat diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas dan lebih terbuka menerima petugas yang datang saat melakukan pemeriksaan serta diharapkan semua ibu hamil terdaftar sebagai peserta JKN agar lebih mudah dalam melakukan pemeriksaan. Kepada kepala lingkungan atau lurah diharapkan membuat suatu kebijakan beserta punishmenagar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Puskesmas.

4.3.12 Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) MengenaiPengetahuan Tentang Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) Mengenai Pengetahuan Tentang Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 11 Cek kehamilan, posyandu, di posyandu ada imunisasi anak, balita, ada penyuluhan KB, penyuluhan PTM, penyuluhan ASI Eksklusif, penyuluhan Imunisasi. Pelaksanaannya jarang sih. Posyandu diadakan sekali sebulan.

Informan 12 Imunisasi Informan 13 Tidak tahu.


(50)

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat masih sangat minim mengenai pelayanan promotif preventif, hanya salahsatu informan yang jabatannya sebagai kader posyandu memiliki pengetahuan tentang pelayanan ini. Menurutnya pelayanan promotif preventif itu seperti cek kehamilan, posyandu, imunisasi anak, balita, penyuluhan KB, penyuluhan PTM, penyuluhan ASI Eksklusif, dan penyuluhan Imunisasi. Sedangkan informan lainnya mengetahui bahwa hanya imunisasi saja yang merupakan pelayanan promotif preventif oleh Puskesmas, bahkan salahsatu informan tidak tahu samasekali.

4.3.13 Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader)Tentang pentingnya penyuluhan kesehatan dan imunisasi (promotif dan preventif)

Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan (Pasien) Tentang pentingnya penyuluhan kesehatan dan imunisasi (promotif dan preventif)

Informan Pernyataan

Informan 11 Penting, karena banyak masyarakat yang tidak tahu kesehatan, apa yang mau diterapkan, tentang penyakit.

Informan 13 Penting, kan tidak semua orang suka pergi ke puskesmas, orang sukanya didatangi. Misalnya penyuluhan mengenai DBD, jadi orang pun jadi tahu tentang penyakitnya, cara mengatasinya. Kadang orang datang ke Puskesmas pun belum tentu membaca poster-poster yang ada di puskesmas.

Dari pernyataan di atas di atas dapat diketahui bahwa bagi informan penyuluhan kesehatan dan imunisasi (pelayanan promotif preventif) ke masyarakat itu penting, karena banyak masyarakat yang belum mengerti cara menjaga kesehatan serta cara-cara pencegahan penyakit. Selain itu juga bisa menjangkau semua masyarakat, karena tidak semua masyarakat mau ke Puskesmas, bahkan ada yang ke Puskesmas juga belum tentu mau membaca poster-poster kesehatan yang ditempelkan di dinding Puskesmas. Dengan


(51)

60

mendatangi masyarakat langsung,mereka bisa memiliki pengetahuan tentang kesehatan.

4.3.14 Pernyataan (Masyarakat /Kader)Tentang Kehadiran Dalam Penyuluhan Kesehatan yang Diadakan oleh Puskesmas

Tabel 4.21 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) Tentang Kehadiran dalam Penyuluhan Kesehatan yang Diadakan oleh Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 11 Kalau ada penyuluhan, di wilayah saya Kelurahan Mesjid warganya masih pribumi jadi masih banyak yang datang. Yang susah itu kelurahan sebelah karena warganya banyak chines. Mereka ke Dokter biasanya.

Informan 12 tidak tahu dek. Karna saya ga pernah datang ke Posyandu, anak saya imunisasinya dibidan tempat saya melahirkan.

Informan 13 tidak tahu. Saya belum punya anak, jadi belum pernah datang ke Posyandu. Tapi orangdi daerah saya masih cuek dek, kalau udah sakit baru mau datang ke puskesmas.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kepedulian masyarakat tentang kesehatan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan yang tidak tahu tentang kehadiran ketika diadakan penyuluhan kesehatan di Posyandu. Kebanyakan dari mereka akan mencari fasilitas kesehatan setelah sakit. Selain itu masyarakat yang non pribumi juga enggan berpartisipasi, karena mereka sibuk bekerja dan sudah memiliki dokter pribadi. Wilayah kerja Puskesmas yang merupakan kawasan pasar, kebanyakan masyarakatnya tidak bertempat tinggal di daerah tersebut, hanya tempat usaha saja (toko) juga menjadi hambatan bagi Puskesmas. Namun informan yang bertugas sebagai kader posyandu mengatakan bahwa ketika diadakan penyuluhan di posyandu di wilayahnya masih banyak masyarakat yang menghadiri, karena wilyah ini merupakan wilayah yang masyarakatnya orang pribumi.


(52)

4.3.15Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader)Tentang Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas di Luar Gedung

Tabel 4.22 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) TentangPelayanan Kesehatan yang Diberikan oleh Puskesmasdi Luar Gedung

Informan Pernyataan

Informan 11 Pemeriksaan jentik ada, pengasapan ada, abate juga ada, tapi jarang dek.

Informan 12 Bubuk abate pernah, fogging pernah tapi udah lama.

Informan 13 Abate pernah tapi bukan dari puskesmas, orang jualan dek. Pengasapan pernah tapi udah lama kali waktu saya masih kecil, mungkin ada di lingkungan lain.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan luar gedung yang dilakukan puskesmas ada pemeriksaan jentik, fogging, abatisasi. Namun menurut informan semua kegiatan ini sudah lama tidak dilakukan lagi. Salahsatu informan mengaku abatisasi yang dilakukan ada, namun bukan dari petugas puskesmas melainkan orang lain yang mencuri kesempatan mengambil keuntungan dengan menjual abate kepada masyarakat.

4.3.16 Pernyataan Informan (kader) Mengenai Pelatihan Kader

Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan (kader) Mengenai Pelatihan Kader

Informan Pernyataan

Informan 11 Pelatihan kader ada sesekali di Kelurahan, tapi ga di Puskesmas.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Teladan pernah dilakukan pelatihan kader tapi frekuensinya yang belum rutin.

4. 4 Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Teladan

Tabel 4.24 Capaian indikator SPM Puskesmas Teladan tahun 2013-2015 No Indikator

Capaian Target

Keterangan 2013 % 2014 % 2015

% 2015%

1. Cakupan Kunjungan Bumil K-4

90,2 90,1

95 Belum

tercapai 2. Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani

35,7 100 100 80 Naik

3. Cakupan persalinan yang ditangani oleh nakes

89,0 1


(53)

62

4. Cakupan pelayanan nifas 99 99,4 90,7 90 Tercapai 5. Cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani

100 100 100 80 Tercapai 6. Cakupan kunjungan bayi 100 103,

4

90,3 90 Tercapai 7. Cakupan Desa/kelurahan

uci

100 100 100 Tercapai 8. Cakupan pelayanan anak

balita

38,7 85,8 92,3 90 Naik

9. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan

85,8 100 100 Naik

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

100 100 100 100 Tercapai 11. Cakupan peserta KB aktif 69,2 63,5 72,3 70 Naik 12 Cakupan Penemuan dan

Penanganan Penderita Penyakit

a. Penemuan penderita

pneumonia balita

92 100 100 100 Naik

b. Penemuan pasien baru Tb BTA (+)

43,3 140 100 100 Naik

c. Penderita DBD yang ditangani

100 100 100 100 Tercapai d. Penemuan

penderita diare

97,8 73,6 100 100 Naik

13. Cakupan Desa Siaga Aktif

100 100 80 Tercapai

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa capaian indikator SPM Puskesmas Teladan mengalami peningkatan pada Era JKN (2014-2015) dibandingkan sebelum JKN (2013). Dari 13 indikator, 7 indikator (53,8 %) mengalami kenaikan capaian. Beberapa indikator yang mengalami peningkatan yaitu penemuan Pasien Baru Tb BTA (+) yang sebelum JKN belum mencapai target dan Era JKN mencapai target; cakupan peserta KB aktif dengan target 70% tercapai pada Tahun 2015. Meskipun meningkat namun belum optimal, karena masih ada indikator yang belum mencapai target, yaitu cakupan kunjungan bumil K-4.


(54)

4. 5Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan

Tabel 4.25 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Wilayah Kerja PuskesMas Teladan Tahun 2013-2015

No Indikator Target

%

Pencapaian 2013% 2014% 2015

%

1. Rumah Tangga Ber-PHBS 100 44,44 77,78 67,2 Berdasarkan data di atas, cakupan rumah tangga ber-PHBS mengalami peningkatan dari Tahun 2013-2015 namun jika dibandingkan dengan target yang seharusnya yaitu 100%,cakupan rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas Teladan belum optimal yaitu hanya 67,2% pada Thaun 2015. Berdasarkan hasil wawancara, sulitnya mengubah perilaku karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar meskipun penyuluhan PHBS telah dilakukan berulang-ulang kepada masyarakat.

4.6Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Teladan Tahun 2013-2015 Tabel 4.26 Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Teladan Tahun

2013-2015

No Jenis Penyakit

2013 2014 2015

1 ISPA ISPA ISPA

2 Demam / Febris

Penyakit gigi & rongga

mulut Penyakit kulit

3 Gastritis Penyakit kulit Penyakit rongga mulut

4 Reumatik Hipertensi Hipertensi

5

Penyakit kulit infeksi

Peny jaringan otot dan pengikat

Penyakit Jaringan otot dan pengikat

6 Hypertensi Asma/ PPOK

Penyakit saluran pernafasan bawah 7 Faringitis

Dyspepsia dan inf pd usus

Penyakit Infeksi pada usus

8

Penyakit pulpa dan

jaringan TB Paru

Penyakit telinga – mastoid


(55)

64

9

Penyakit kulit

karenaalergi Peny.telinga &mastoid Kecelakaan

10 Bronkitis Kecelakaan TB Paru

Sumber: Puskesmas Teladan, 2013, 2014, 2015

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui trend penyakit dari 2013-2015 mengalami perubahan, kasus penyakit hipertensi mengalami peningkatan dan masuknya Tb Paru kedalam daftar 10 penyakit terbanyak . Sebelum JKN, hipertensi menempati urutan keenam, era JKN mengalami peningkatan ke urutan keempat. Sedangkan Tb Paru mengalami peningkatan penemuan kasus. Menurut informan, era JKN penemuan kasus baru meningkat karena deteksi dini lebih ditingkatkan dan tidak ada hambatan lagi untuk melakukan pemeriksaan. Secara lebih rinci jumlah kasus dan persentasenya dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.27 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2013 No Jenis Penyakit Jumlah Kasus Persentase

1 ISPA 6742 34.74

2 Demam / Febris 2772 14.28

3 Gastritis 1978 10.19

4 Reumatik 1674 8.62

5 Penyakit kulit infeksi 1505 7.75

6 Hypertensi 1395 7.18

7 Faringitis 1357 6.99

8 Penyakit pulpa dan jaringan 882 4.54

9 Penyakit kulit karenaalergi 777 4

10 Bronkitis 320 1.64


(56)

Tabel 4.28 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2014 No Jenis Penyakit Jumlah Kasus Persentase

1 ISPA 3717 24,9

2 Peny gigi & rongga mulut 3203 21,4

3 Penyakit kulit 2124 14,2

4 Hipertensi 1713 11,5

5 Peny jar otot & pengikat 1238 8,3

6 Asma/ PPOK 1068 7,2

7 Dyspepsia dan inf pd usus 854 5,7

8 TB Paru 563 3,8

9 Peny.telinga &mastoid 203 1,4

10 Kecelakaan 252 1,7

Sumber: Puskesmas Teladan 2014

Tabel 4.29 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2015 No Jenis Penyakit Jumlah Kunjungan Persentase

1 ISPA 3892 24.51

2 Penyakit kulit 2744 17.28

3 Penyakit rongga mulut 2679 16.87

4 Hipertensi 1913 12.05

5

Penyakit Jaringan otot &

Jar.pengikat 1633 10.28

6

Penyakit saluran pernafasan

bawah 953 6.00

7 Penyakit Infeksi pada usus 928 5.84

8 Penyakit telinga – mastoid 580 3.65

9 Kecelakaan 373 2.35

10 TB Paru 184 1.16


(57)

66

4.7 Kegiatan Promotif dan Preventif yang dilakukan di Puskesmas Teladan Tahun 2016

Tabel 4.30Kegiatan Promotif dan Preventif yang dilakukan di Puskesmas Teladan Tahun 2016

No Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan perkotaan

Puskesmas Teladan

1 Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Promosi kesehatan

di sekolah pendidikan dasar Ada Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan Ada Penyuluhan kesehatan jiwa Masyarakat dan napza Ada Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui Ada Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza pada populasi beresiko (lansia, anak dan remaja) Ada Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat tentang perilaku menjaga kebersihan diri Ada Penyuluhan

Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan) Ada Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat Ada


(58)

tentang Imunisasi Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak remaja Ada Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS Ada Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang penyakit diare,tifoid dan hepatitis Ada Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)meliputi

ASI dan MP-ASI

untuk balita sehat,balita kurang

gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan

Ada

Edukasi dan konseling mengenai

pola makan, perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah

ada

Edukasi dan konseling mengenai

pola makan, perilaku makan bagi bumil KEK/Kurus

Ada

Konseling Dietetik Ada Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan Penggunaan


(59)

68 Obat Pemberdaya an masyarakat Memotivasi tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok yang peduli terhadap kesehatan Ada Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat

Tidak ada Penggerakan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan Posyandu Ada Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)

Ada

Pelatihan Melatih kader

kesehatan tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat tentang perawatan diri dan mempraktikkan

PHBS di daerah binaan

ada

Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan


(60)

Aktif (CBIA) Advokasi Mengadvokasi

masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan tertentu Tidak ada Advokasi tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi Tidak ada

2 Pelayanan kesehatan lingkunga n Pemantauan tempat tempat umum, pengelolaan makanan, dan sumber air bersih

Ada

3 Pelayanan KIA & KB

Pelayanan imunisasi di kelompok atau masyarakat Ada Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar Ada Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia subur atau masyarakat

Ada

4 Pelayanan Gizi

Deteksi dini Melakukan deteksi dini/pe

nemuan kasus gizi di masyarakat

Ada

Surveilans Gizi Ada Pelayanan Melakukan asuhan

keperawatan pada kasus gizi di kelompok atau masyarakat

Ada

5 Pelayanan pencegaha n Dan pengendali n 1. Pencegahan Dan pengendalia n penyakit


(61)

70

penyakit: tidak menular 2. Pencegahan Dan pengendalia n Penyakit menular Pengendalian filariasis* Tidak ada Pengendalian kecacingan Tidak ada Pengendalian infeksi Dengue/DBD* Ada Pengendalian malaria* Tidak ada Pengendalian Zoonosis* Tidak ada Pengendalian HIV/AIDS* Ada Pengendalian Infeksi Menular Seksual Ada Pengendalian

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Ada

Berdasarkan POA Tahunan Puskesmas Teladan, beberapa kegiatan promotif dan preventif yang ditetapkan dalam lampiran Permenkes No. 75 Tahun 2014 telah dilakukan, namun belum semuanya. Seperti Pengendalian Zoonosis, pengendalian malaria, pengendalian kecacingan, pengendalian filariasis,membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat,advokasi tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi, mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan tertentu danmelatih kader tentang swamedikasi dan penggunaan obat melalui metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)


(62)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Masukan (input)

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan.

5.1.1 Kebijakan

Beberapa kebijakan telah dibuat oleh pemerintah terkait pelayanan kesehatan di Pukesmas. Salahsatunya adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Beberapa kebijakan terkait JKN dibuat oleh Pemerintah. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional terdapat penjelasan bahwa peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.” Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:


(63)

72

penyuluhan kesehatan perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan.” Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1.Administrasi pelayanan; 2. Pelayanan promotif dan preventif; 3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; 6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa Puskesmas Teladan sejak dulu memang sudah melaksanakan pelayanan promotif dan preventif, tidak hanya melaksanakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif saja. Sejak JKN, terjadi peningkatan pelayanan promotif dan preventif yang dilaksanakan dilihat dari adanya beberapa peningkatan cakupan program. Namun pelayanan yang dilakukan belum mencapai hasil yang maksimal, karena masih ada beberapa program yang cakupannya belum mencapai target yang ditentukan. Program yang belum mencapai target diantaranya cakupan rumah tangga berPHBS, Kunjungan bumil K-4 dan cakupan ASI Ekslusif.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwadasar atau landasan kebijakan Puskesmas dalam membuat rencana kerja (POA) pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Teladan adalah dengan mempertimbangkan sasaran target kegiatan yang mengacu kepada petunjuk teknis dari kementrian kesehatan, kebijakan dari dinas kesehatan kota, dan disesuaikan dengan permasalahan yang


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN AKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACK ... iv

DARTAR RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Puskesmas ... 9

2.1.1 Definisi Puskesmas ... 9

2.1.2 Visi Puskesmas ... 9

2.1.3 Misi Puskesmas ... 9

2.14 Tujuan Puskesmas ... 10

2.1.5 Fungsi Puskesmas ... 11

2.1.6 Asas Pengelolaan Puskesmas ... 12

2.1.7 Tenaga Kesehatan ... 13

2.1.8 Pendanaan Puskesmas ... 14

2.2Pelayanan Kesehatan ... 15

2.2.1 Definisi Pelayan Kesehatan ... 15

2.2.2 Pelayanan Promotif dan Preventif ... 18

2.2.3 Promosi Kesehatan ... 19

2.2.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit ... 20

2.3Upaya Penyelenggaraan Kesehatan di Puskesmas ... 23

2.4Beberapa Kebijakan Terkait JKN ... 27

2.5Fokus Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1Jenis Penelitian ... 32

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 32

3.2.2 Waktu Penelitian ... 32

3.3Informan Penelitian ... 32

3.4Metode Pengumpulan data ... 33


(2)

3.6Instrumen Penelitian... 34

3.7Triangulasi... 34

3.8 Metode Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1Gambaran Umum Puskemas Teladan ... 36

4.2Karakteristik Informan ... 40

4.3Hasil Wawancara ... 41

4.4Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Teladan ... 61

4.5Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS ... 62

4.6Data 10 Penyakit Terbanyak ... 63

4.7Kegiatan Promotif dan Preventif yang dilakukan ... 65

BAB V PEMBAHASAN ... 71

5.1Masukan/Input ... 71

5.1.1 Kebijakan ... 71

5.12 Tenaga Kesehatan ... 73

5.1.3 Pendanaan ... 75

5.1.4 Sarana, Prasarana dan Peralatan ... 79

5.2Proses ... 81

5.3Keluaran/Output ... 87

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

6.1Kesimpulan ... 90

6.2Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kawasan Perkotaan... 24 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan

Tahun 2016 ... 37 Tabel 4.2 Jumlah Peserta JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan

Tahun 2015-2016... 37 Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan

Tahun 2016... 38 Tabel 4.4 Data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Teladan Tahun 2016... 38 Tabel 4.5 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Teladan Tahun 2016... 39 Tabel 4.6 Data Sarana Pendukung Kesehatan Lainnya di WilayahKerjaPuskesmas

Teladan Tahun 2016... 40

Tabel 4.7 Karakteristik informan... 40 Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang proses pelaksanaan

pelayananpromotif dan preventif di

Puskesmas... 41

Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Tentang rencana kegiatan (POA) dalam setiap kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas... 43 Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang pertimbangan atau dasar

dalam merencanakan program promotif dan preventif... 44 Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang pelaksanaan kegiatan yang

ada di POA... 45 Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang persiapan

pelaksanaanpelayanan promotif dan preventif di Puskesmas... 46

Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sumberdana untuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas... 48 Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hasil dari Kegiatan Promotif

dan Preventif yang Telah Dilakukan... 49 Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tantangan atau kendala internal dan

eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu jalannya proses... 52 Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Tentang strategi apa saja yang

dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada... 55 Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Tentang Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan Promotif dan Preventif di Puskesmas... 56 Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan Tentang Saran yang Diajukan untuk

Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas... 57 Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) Mengenai

Pengetahuan Tentang Pelayanan Promotif dan Preventif... 58 Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan (Pasien) Tentang pentingnya

penyuluhan kesehatan dan imunisasi (promotif dan preventif)... 59 Tabel 4.21 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) Tentang Kehadiran

dalam Penyuluhan Kesehatan yang Diadakan oleh Puskesmas... 60 Tabel 4.22 Matriks Pernyataan Informan (Mayarakat /Kader) Tentang Pelayanan


(4)

Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan (kader) Mengenai Pelatihan Kader... 61

Tabel 4.24 Capaian indikator SPM Puskesmas Teladan tahun 2013-2015... 61

Tabel 4.25 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Tahun 2013-2015... 63

Tabel 4.26 Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Teladan Tahun 2013-2015... 63

Tabel 4.27 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2013... 64

Tabel 4.28 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2014... 65

Tabel 4.29 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Teladan Tahun 2015... 65

Tabel 4.30 Kegiatan Promotif dan Preventif yang dilakukan di Puskesmas Teladan Tahun 2016... 66


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Lampiran 5 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 6 : Keputusan Walikota Medan No.440 Tentang ` Alokasi Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas