Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika T2 092013023 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dampak positif dari kehadiran PT Freeport Indonesia, sebagai
salah satu sektor industri pertambangan terbesar yang dapat
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi suatu
wilayah dan negara. Kontribusi yang diberikan kepada negara, yaitu
sebesar 2,78-9 % melalui pendapatan devisa negara (PDB), royalti dan
retribusi lain yang dapat diterima oleh negara. Sedangkan kontribusi
terhadap kabupaten Mimika, yaitu sektor pertambangan berkontribusi
langung terhadap pembangunan wilayah, melalui pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDRB) sebesar 50-90%. Sedangkan kontribusi
terhadap provinsi Papua, yaitu rata-rata sebesar 50 % keatas yang dapat
diterima melalui PDRB Provinsi1. Selain kehadiran PT Freeport juga
dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahtraan hidup secara khusus bagi masyarakat setempat dan
perusahaan dapat berperan langsung terhadap pengembangan
masyarakat melalui hibah 1% yang diberikan dalam Corporate Social
Responsibility (CSR) yang disalurkan melalui lembaga kemitraan
masyarakat yang dibentuk pada tahun 1996 2 . Lembaga kemitraan
tersebut disebut Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan

Kamoro (LPMAK) yang menangani bidang pengembangan pendidikan,
kebudayaan, ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat lokal 3.

. Soelistijo, U. W., 2012. Kronologi Kontrak Kerja di Indonesia dan Usaha
Pertambangan PT. Freeport Indonesia (PT.FI). Jurnal Teknik Pertambangan Fakultas

1

Teknik Unisba. Prosiding SNaPP; Sains, Teknologi dan Kesehatan. ISSN 2089-3582.
2 . Budhyono, H. T., 2008. Pengelolaan Strategi Pengembangan Masyarakat pada

Industri Tambang untuk Keberlanjutan Bisnis Jangka Panjang dan Mendukung
Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus: Program Pengembangan Masyarakat PT
Freeport Indonesia). National Conference on Management Research.Staf Senior PT
Freeport Indonesia.Makasar.
3. Sari, N., 2008. Status Kesuburan Tanah Di Daerah Reklamasi Tailings dan Pengaruh

Keberadaan PT. Freeport Indonesia Terhadap Pengembangan Wilayah Di Sekitarnya.

1


Namun hibah 1% tersebut diberikan sebagai upaya perusahaan
dalam menggagalkan tuntutan masyarakat terhadap berbagai
permasalahan lingkungan ekologi, pelanggaran hak asasi manusia
(Ham), dan ketimpangan sosial yang dapat ditimbulkan oleh
perusahaan selama kontrak kerja pertama perusahaan pada tahun 19671991. Hal ini dilihat dari kehadiran perusahaan tidak penah melibatkan
masyarakat lokal sekitarnya dalam pengambilan keputusan, kemudian
perusahaan merusak lingkungan alam masyarakat dengan membuang
limbah tailings ke lingkungan tanpa ada suatu pengolahan. Hal ini
sebagai bentuk perlawanan masyarakat untuk menuntut berbagai
kerugian lingkungan yang dapat dilawan oleh perusahaan dengan
kekuatan militeristik dari TNI (Tentara Nasional Indonesia) dengan
stikma OPM (Organisasi Papua Merdeka) hal ini menyebabkan banyak
korban jiwa pada masyarakat yang mengarah kepada kasus pelangaran
Ham4.
Melalui kajian dari R,Hamsky, 2014 menunjukan bahwa
kehadiran perusahaan juga dapat menimbulkan kesenjangan sosial
yang tinggi, dimana Freeport gagal dalam menepati janji untuk
mensejaterahkan kehidupan masyarakat Suku Kamoro dan Suku
Amungme, kemudian pencemaran limbah tailings telah merusak

sungai dan laut yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat
suku Kamoro sebagai nelayan, yang beralih mata pencaharian lain
dengan mencari tempat lain yang letaknya lebih tinggi untuk beralih
matapencaharian seperti bertani dan peternak. Sedangkan dampak
ekonomi politik, yaitu selama 30 tahun kontrak kerja pertama
perusahaan belum memiliki ijin usaha penambangan, perusahan beru
memberikan pajak dan retribusi kepada negara pada kontrak kerja ke
kedua. PT Freeport Indonesia belum mampu meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat asli Papua melalui penyerapan tenaga kerja.
Dengan demikian dapat menimbulkan ketidak puasan pada masyarakat

Program Studi Ilmu Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
4 . Soaes, A. A. J., 2003.Perjuangan Amungme Antara Freeport dan Militer.Lembaga
Studi dan AdvokasiMasyarakat (ELSAM ; Hal 41). Insist Press Yogyakarta.

2

asli Papua dari keberadaan Freeport di Papua yang berimplikasi pada
konflik dan ketimpangan yang tinggi5.

Dampak lingkungan, limbah tambang (Tailing) Freeport
yang dibuang ke sistem sungai, sejauh ini telah menimbulkan
sejumlah masalah bagi lingkungan. Diantaranya matinya ekosistem
disekitar lokasi tambang, seperti pencemaran satwa liar sekitarnya
yang terpapar logam berat, matinya fungsi Sungai Ajkwa, Wanagon
dan Otomona karena badan sungai dipenuhi dengan tumpukan
limbah batuan dan tailing dari sisa ekstraksi dari bahan kimia
berbahaya yang digunakan yang mengakibatkan sebagian besar
kehidupan air tawar telah hancur6. Selain itu dampak limbah tailings
sejauh ini diketahui sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya; seperti suku Kamoro yang bergantung pada muara sungai
Aijkwa, sekitar 60% air digunakan untuk minum dan 95 % air untuk
mencuci 7 . Dampak logam berat terhadap kesehatan suku Kamoro
diketahui menjadi penyebab radang selaput otak (meningitis), yang
mengakibatkan kematian bayi Kamoro. Kerusakan pada pencernaan,
sistem saraf, gangguan reproduksi, gangguan pada pernafasan, paruparu, mata, katarak, kemandulan hingga berkurangnya usia harapan
hidup dan diare. Disamping itu diketahui tercemarnya kondisi
lingkungan menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya seperti;
Polio, DBD, Alergi, ISPA, Flu dan dikategorikan jenis penyakit yang
dipengaruhi faktor lingkungan, karena kontaminasi logam berat

tailings8.
Sungai Wanagon, merupakan salah satu sungai yang digunakan
oleh Freeport untuk membuang limbah tailings. Limbah tailings
dibuang dengan volume 200-300 ton/hari sedangkan per minggu
.Hamsky, R, 2014. Dampak Operasional PT Freeport Pada Kehidupan Suku Kamoro.
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (2): 411-426 ISSN 0000-0000,
ejournal.hi.fisip-unmul.org.
6. (www.walhi.or.id).
7. Hamsky, R, 2014. Dampak Operasional PT Freeport Pada Kehidupan Suku Kamoro.
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (2): 411-426 ISSN 0000-0000,
ejournal.hi.fisip-unmul.org.
8 .Hamsky, R, 2014. Dampak Operasional PT Freeport Pada Kehidupan Suku Kamoro.
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (2): 411-426 ISSN 0000-0000,
ejournal.hi.fisip-unmul.org.
5

3

sekitar 70 ton tailings yang meningkat menyebabkan penumpukan
pada badan sungai sampai laut9. Seperti pada gambar dibawah ini;


Gambar 1.1. Penumpukan Limbah Tailings di Muara Sungai Ajkwa

Tailings tersebut mengandung logam berat yang terdiri dari;
selenium (Se), arsenik (As), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu),
kadmium (Cd), timbal (pb), merkuri (Hg), sianida (Cn) dan lainnya.
Secara empirik kadar logam berat ini sudah melebihi ambang batas
ilmiah (phytotoxicity). Hal ini terlihat seperti pada gambar berikut ini;

Gambar 1.2. Beberapa tingkat logam berat berupa selenium (Se), timbal (Pb),
arsen (As), seng (Zn), mangan (Mn) dan tembaga (Cu) dibandingkan dengan
tanah hutan alami dari Timika. Data (dalam mg/kg berat kering) dari
Parametrix 2002c

. Soehoed, 2005. Tambang dan Pengolahaan Lingkungan. Sejarah Pengembangan
Pertambangan PT. Freeport Indonesia di Provinsi Papua. Aksara Karunia. Jakarta.

9

4


Kajian dari Walhi 2006, memperlihatkan beberapa tingkat
logam berat berupa selenium (Se), timbal (Pb), arsen (As), seng (Zn),
mangan (Mn) dan tembaga (Cu) dibandingkan dengan tanah hutan
alami dari Timika. Data (dalam mg/kg berat kering) dari Parametrix
2002c.
Tailing tersebut dikategorikan sebagai sisa pengolahan tambang
yang berbentuk pasir, lanau, lempung yang dibuang dalam bentuk
bubur, fraksi pasir cenderung mengendap di sekitar titik pembuangan
dan lumpur akan mengendap jauh dari titik pembuangan sebagai
suspensi dalam waktu lama10. Suspensi tersebut menjadi bahan-bahan
toksik dan beracun dengan adanya reaksi kimia, pembentukan unsurunsur logam berat beracun dengan tingkat toksisitas terbukti melebihi
90-100% yang dikategorikan berbahaya bagi lingkungan ekologi dan
kesehatan masyarakat sekitarny11. Berdasarkan bukti empiris diketahui
beberapa organisme yang tercemar logam berat beracun terdiri dari;
bagi larva udang (Caridinasp), udang sungai dewasa (Macrobrachium
rosenbergii), ikan-ikan dan larva ikan minnow (Cyprinodon
variegatusdan Pimephales promelas), ganggang sungai (Chlorella),
embrio dan larva rain bowfish (Melanotaenia sp ledida), dan hewan tak
bertulang belakang Gammarusdan Nassarius sp12.

Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang terkontaminasi logam
berat, yaitu terdiri dari; 15 jenis tanaman yaitu; seledri, sawi hijau,
bayam merah dan hijau, kangkung, buncis, bengkoang, kentang,
singkong, talas, padi, ketimun, mentimun hijau, mentimun dan

. Herman, D. Z., 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen
(As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam.

10

Pusat Sumber Daya Geologi, Jln. Soekarno-Hatta 444 Bandung, Indonesia. Jurnal
Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 1.
11 . Tanto, R., 2006. WALHI Indonesian Forum for Environment (Environmental

Impacts of Freeport-Rio Tinto). Hal 62. Dampak Lingkungan Hidup Operasi
Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta.
12 . Tanto, R 2006. WALHI Indonesian Forum for Environment (Environmental

Impacts of Freeport-Rio Tinto). Hal 62. Dampak Lingkungan Hidup Operasi

Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta.

5

tanaman kol yang terbukti logam berat 5-6%13. Dengan adanya logam
berat dapat mengakibatkan kematian pada organisme akuatik dan
terestrial dengan tingkat kematian rata-rata 50 %, yaitu pada ikan,
udang dan biota air lain, sedangkan dampak pada organisme terestrial,
yaitu hutan mangrove, sagu dan tumbuh-tumbuhan darat mengalami
kekeringan dan kematian. Selain itu dampaknya terhadap kehidupan
manusia, menunjukan dampak kesehatan yang selama ini diketahui,
yaitu akumulasi logam berat mengandung unsur logam berat melebihi
nilai ambang batas menyebabkan gejala keracunan kronis yang
ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan
syaraf dan sel14.
Dari hasil wawancara di lapangan, menunjukan bahwa dampak
akumulasi logam berat selama ini menimbulkan kerusakan organ
tubuh manusia; seperti kerusakan usus, kerusakan hati, iritasi,
kerusakan saraf dan jika melebihi, maka akan menyebabkan

kelumpuhakan dan kematian. Dari tahun 1997-2012 diperkirakan 1000
jiwa meningal dunia, akibat limbah beracun berbahaya dari PT
Freeport yang terakumulasi pada tubuh 15 . Dari hasil kajian tentang
data-data dampak limbah terhadap kehidupan masyarakat masih
terbatas, karena ada kepentingan perusahaan yang tidak diharapkan
agar data-data limbah tidak dipulikasikan secara umum. Bahkan
peneliti-peneliti juga dapat dikontrol oleh perusahaan, sehingga seperti
apa kadar limbah yang di pemukiman sungai Wanagon belum bisa
diketahui secara pasti 16 . Namun dari hasil temuan di lapangan
menunjukan adanya kasus-kasus yang sanggat berbahaya bagi

. Laonso, H. E., dkk, 2012. Ekperimental Study Of Mining Tailings Permeability Level
PT Freeport Indonesia With Emulsion Asphalt Soil Stabilization. Fakultas Teknik,

13

Universitas Hasanuddin, Makassar.
14. Herman, D. Z., 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen

(As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam.

Pusat Sumber Daya Geolog. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 1.
15 . Responden Bapak Kamaniel Waker Kelapa Suku Dani dan Damal Distrik
Tembagapura Kampung Waa.
16 . Tanto, R., 2006. WALHI Indonesian Forum for Environment (Environmental

Impacts of Freeport-Rio Tinto). Hal 62. Dampak Lingkungan Hidup Operasi
Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta.

6

masyarakat sekitarnya tatapi kasus ini dapat ditutup-tutupi demi
kelancaran perusahaan.
Dari hasil penelitian dari Walhi 2006, menunjukan bahwa
kandungan emas yang dibuang dalam limbah tailings tersebut, masih
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di kampung Waa dan terdapat
banyak penduduk yang mendulang di sepanjang pemukiman sungai
Wanagon. Dampak limbah tailings yang ditimbulkan ini, penduduk
sekitar tepi sungai Amungme, kampung Waa mengeluh karena bau
yang tidak sedap dari limbah tailings melewati Sungai Wanagon, yang
diasumsikan berasal dari satu atau beberapa bahan kimia berbahaya.
Selama screening-level risk assessment (SLRA) dari bahaya yang
diderita anak-anak akibat mengkonsumsi air sungai yang mengandung
tailings di dekat kampung Waa, beberapa dari bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi menerima screening quotients (SQs)
yang tidak jauh dari 1, mengindikasikan adanya bahaya dan harus
diselidiki lebih lanjut. Karena tingkat SQ untuk anak yang terpapar
bahan kimia pabrik adalah < 1, bahaya ini tidak bisa diujikan ke dalam
Penilaian Risiko Kesehatan Manusia (Human Health Risk Assessment).
Biarpun begitu, masih dimungkinkan jika perkiraan bahaya penuh itu
diberikan dalam bentuk informasi bagi anak-anak yang suka bermain
di sungai dan orang dewasa yang mencari emas di sungai Wanagon.
Hal ini lebih jauh didukung dengan fakta bahwa terdapat ketidak
pastian yang tinggi terhadap perkiraan resiko bahaya bagi kesehatan
manusia akibat bahan-bahan kimia tersebut, karena konsentrasinya di
sungai Wanagon tidak benar-benar diukur, tapi hanya diperkirakan
saat screening-level risk assessment dan karena data toksisitas dari
bahan kimia ini sangat terbatas (Parametrix 2002b). Dari hasil kajian
ini diharapkan agar diperlukan larangan, petunjuk dan peringatan
kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai17.

. Tanto, R., 2006. WALHI Indonesian Forum for Environment (Environmental
Impacts of Freeport-Rio Tinto). Hal 62. Dampak Lingkungan Hidup Operasi

17

Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta.

7

Menurut penelitian Mangara P Pohan dkk, 2005 18 .
Menunjukan bahwa kandungan emas (Ag) dan Tembaga (Cu) yang
terdapat pada limbah tailings diketahui berpotensi untuk dimanfaatkan
kembali secara ekonomi. Namun penelitia ini lebih mengarah terhadap
penelitian secara fisik yang hanya mengkaji sebatas limbah tailings
yang dibuang oleh Freeport, masih memiliki nilai ekonomi untuk
dimanfaatkan kembali. Penelitian ini tidak mengkaji tentang aspek
sosiologi masyarakat yang hidup disepanjang sungai Wanagon
kampung Waa yang memanfaatkan limbah tailings tersebut untuk
mendulang emas. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Walhi, 2006 lebih mengarah pada dampak limbah tailings
terhadap kerusakan lingkungan yang dikaji dari aspek fisik, biologi dan
kimia yang menunjukan status waspada bagi masyarakat yang hidup
disepanjang sungai Wanagon, karena terdapat resiko ketidakpastian
yang tinggi dari beberapa bahan kimia berbahaya yang digunakan oleh
Freeport. Namun penelitian ini belum meneliti tentang bagaiman sikap
dan persepsi masyarakat pendulang emas terhadap limbah tailings dan
apa dampak limbah tailings tersebut terhadap kehidupan sosial
masyarakat di kampung Waa.
Sedangkan penelitian dari Amiruddin dan Aderito Jesus de
Soares, 2003, lebih bayak menyinggung tentang kehadiran PT Freeport
Indonesia di tengah masyarakat merupakan suatu permasalahan
kompleks yang menjadi perlawanan dari masyarakat lokal terhadap,
berbagai permasalahan seperi kerusakan lingkungan yang menjadi
tanah dan hutan adat masyarakat suku Amungme. Demikian juga
penelitian dari R, Ratih, 2014 menyinggung dampak positif dan negatif
PT Freeport Indonesia dari aspek hukum, politik, ekonomi, kesehatan
dan lingkungan yang menunjukan lebih banyak dampak negatif
dibanding positif. Kajian dari dampak negatif ini, lebih banyak
menstudi pada masyarakat suku Kamoro yang hidup di muara sungai

18 . Pohan, M., dkk, 2007. Penyelidikan Potensi Bahan Galidan Pada Talings PT
Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Proceeding Pemparan Hasil

Kegiatan Lapangan dan Non Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi. Kelompok
Program Penelitian Konservasi.

8

yang memprihatinkan kehidupan kesehatan mereka, karena sumber air
dan pangan mereka telah terkontaminasi logam berat.
Dari kajian diatas ini peneliti memfokuskan penelitian tesis ini
pada dampak limbah tailings terhadap kehidupan sosial secara khusus
masyarakat di kampung Waa distrik Tembagapura. Untuk melihat
persepsi masyarkat terhadap limbah tailings dan bagaimana masyarakat
menyikapi limbah tersebut untuk dapat bertahan hidup (live survive).

Rumusan Masalah
Terkait dengan permasalahan industri pertambangan yang
mempengaruhi masyarakat untuk dapat bertahan hidup dan
menemukan mata pencaharian yang baru, tidak terlepas dari
permasalahan limbah tailings yang dapat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat di pemukiman sungai Wanagon kampung Waa.
Dengan demikian, maka rumusan yang dituju dalam penelitian ini
yaitu;
1. Apa dampak limbah tailings yang paling melimpah dan
berbahaya bagi masyarakat di pemukiman sungai Wanagon
kampung Waa?
2. Mengapa masyarakat dapat bertahan hidup walupun limbah
tailings berbahaya bagi kesehatan?
3. Kondisi apa yang perpengaruh terhadap strategi bertahan
hidup masyarakat di pemukiman sungai Wanagon kampung
Waa.

Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian ini pada dampak
limbah tailings terhadap kehidupan masyarakat di pemukiman sungai
Wanagon kampung Waa, sebagai strategi bertahan hidup yang
dilakukan untuk memperoleh penghidupan. Dengan mengambarkan
9

kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap trategi masyarakat dalam
bertahan hidup tersebut.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
fenomena dampak limbah tailings terhadap kehidupan masyarakat di
pemukiman sungai Wanagon kampung Waa. Dan untuk mengetahui
pemanfaatan limbah tailings sebagai salah satu strategi bertahan hidup
yang dilakukannya oleh masyarakat di pemukiman sungai Wanagon
dan untuk mengetahui juga tentang mengapa masyarakat dapat
bertahan hidup dan apa yang mempengaruhi masyarakat sehingga
dapat bertahan hidup di lingkungan yang telah tercemar logam berat
beracun.

Manfaat Penelitian
Menemukan limbah tailings yang dimanfaatkan oleh
masyarakat, sebagai strategi bertahan hidup pada masyarakat
dipemukiman sungai Wanagon dan menemukan kondisi-kondisi yang
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat untuk bertahan hidup.

10

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI OTONOMI KHUSUS DAERAH PAPUA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PUBLIK (Penelitian di Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika Papua)

0 5 2

"PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT FREEPORT INDONESIA TEMBAGAPURA KABUPATEN MIMIKA PAPUA"

1 22 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika T2 092013023 BAB II

0 1 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika T2 092013023 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika T2 092013023 BAB V

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika T2 092013023 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pembuangan Limbah TailingsPT Freeport Papua Terhadap Kehidupan Sosial di Kampung Waa Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 12

BAB IV PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DI DISTRIK JILA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 7