STRATEGI PENETAPAN HARGA PRODUK BUSANA MUSLIMAH DI AULIA PRODUCTION SURABAYA.

(1)

STRATEGI PENETAPAN HARGA PRODUK BUSANA MUSLIMAH DI

AULIA

PRODUCTION

SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh:

LUCKY KRISMAYANTI NIM: B94212080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Abstrak

Lucky Krismayanti, B94212080 “Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya”, Skripsi 2016 Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam penelitian ini, fokus permasalahannya adalah bagaimana strategi penetapan harga produk busana muslimad di Aulia Production Surabaya, hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimad di Aulia Production Surabaya, dan solusi dari hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimad di Aulia Production Surabaya. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan memakai dua jenis sumber data yaitu data primer (informan) dan data sekunder (dokumen). Penelitian ini terbagi atas empat tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan di lapangan, tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa Aulia Production Surabaya menetapkan harga produk memakai harga nett. Namun, ada pula beberapa pelanggan yang sering membandingkan antara harga dari satu tempat dan tempat lain yang berbeda. Maka untuk sekarang ini Aulia Production Surabaya menggunakan sistem harga diskon yang berarti Owner membuat harga sama di seluruh Indonesia. Sebagai produsen Aulia Production Surabaya akan memberikan diskon kepada layer-layer dan pelanggan antara 40 % s/d 10 %. Segmen yang dituju Aulia Production Surabaya adalah segmen menengah. Oleh karena itu, harga penjualan untuk 1 set baju dan kerudung berkisar antara Rp 300.000 s/d 600.000. Karena segmen yang dipilih menengah, maka kain yang digunakan memakai kualitas unggul. Aulia Production Surabaya dalam melakukan proses penetapan harga tentu mengalami hambatan, dan hambatan utamanya adalah naiknya harga kain dan aksesoris serta menurut beberapa pandangan masyarakat Aulia Production Surabaya penetapan harganya terkenal lebih mahal, tetapi masyarakat belum mengetahui bahwa kualitas kain yang digunakan sangat bagus. Solusi yang dilakukan Aulia Production Surabaya untuk mengatasi kenaikan harga kain yang fluktuatif pasar dengan cara menaikkan sedikit HPP (Harga Pokok Produksi) agar tetap diperoleh keuntungan dan tidak mempersulit distributor, agen, dan reseller dalam menjual produk. Aulia Production Surabaya juga lebih giat dalam memasarkan produknya kepada masyarakat melalui majalah dan sosial media. Cara yang digunakan yaitu memberi penjelasan secara lengkap mengenai jenis bahan baku yang dipakai dan daftar harga baik gamis maupun kerudung per itemnya.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWAB OTENSTITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II: KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu ... 12

B. Strategi Penetapan Harga... 15

1. Penjelasan Mengenai Penetapan Harga ... 15

2. Strategi Penyesuaian Harga ... 18

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 20


(8)

5. Tipe-Tipe Program Penetapan Harga ... 24

6. Strategi Penetapan Harga Dalam Perspektif Islam ... 25

BAB III: METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 30

B.Obyek Penelitian ... 31

C.Jenis dan Sumber Data ... 31

D.Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Validasi Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 38

G.Tahap-Tahap Penelitian... 40

BAB IV: HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43

1. Sejarah Berdirinya Aulia Production Surabaya ... 43

2. Visi dan Misi Aulia Production Surabaya... 46

3. Struktur Kepengurusan Aulia Production Surabaya ... 46

B.Penyajian Data... 47

C.Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 67

1. Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya ... 67

2. Hambatan Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya ... 75

3. Solusi Dari Hambatan Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya ... 76

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 79

B. Saran dan Rekomendasi ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 81 Daftar Pustaka


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut para ekonom harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran. Dalam perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu produk yaitu dengan menggunakan uang bukan sistem barter. Jumlah uang yang digunakan di dalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang.1

Suatu perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Di samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang. Konsumen dalam menilai harga suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai

1 Basu Swastha DH. dan Irawan, 1997,

Manejemen Pemasaran Moder, Yogyakarta, Liberty Offset, hal. 241.


(10)

2

nominal secara absolut tetapi melalui persepsi mereka pada harga dan lazim disebut persepsi harga. Penilaian konsumen terhadap harga suatu produk dapat dikatakan mahal, murah atau bisa saja berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tergantung pada persepsi masing-masing individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.2

Secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Produk adalah segala sesuatu (barang, jasa, orang, tempat, ide informasi, organisasi) yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Sedangkan utilitas merupakan atribut yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu, secara garis besar terdapat lima jenis pokok utilitas, yakni: utilitas bentuk, utilitas tempat, utilitas waktu, utilitas informasi, dan utilitas kepemilikan.3 Adapun definisi harga menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Kotler dan Armstrong yang dikutip oleh Nana Herdiana Abdurrahman dalam buku Manajemen Strategi Pemasaran menyatakan harga secara lengkap, yaitu “Sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau jumlah uang dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.”4

2

Ngadiman. dkk, 2008, Marketing Jilid 2, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, hal. 32

3

Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Srategik, CV.ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 465-466.

4 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal.109.


(11)

3

Menurut William J. Staton yang dikutip oleh Marius P. Angipora menyatakan, “Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.”5

Menururt Grewal dan Levy yang dikutip oleh Fandy Tjiptono, menyatakan harga sebagai:

“Pengorbanan keseluruhan yang bersedia dilakukan konsumen dalam rangka mendapatkan produk atau jasa spesifik. Pengorbanan tersebut biasanya mencakup uang yang harus dibayarkan kepada pemasar agar bisa mendapatkan produk, serta pengorbanan lainnya, baik dalam bentuk non-moneter (seperti nilai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk atau jasa).”6

Dapat diambil kesimpulan dari definisi diatas bahwa, harga merupakan sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga juga dapat diartikan penentuan nilai suatu produk oleh konsumen.

Penetapan harga merupakan tugas krisis yang menunjang keberhasilan operasi organisasi profit maupun non-profit. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi. Namun, keputusan mengenai harga tidak mudah dilakukan. Disatu sisi harga yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau konsumen. Sedangkan bila harga terlampau murah, pangsa pasar dapat melonjak. Akan tetapi, margin kontribusi dan laba bersih

5 Marius P. Angipora, 1999,

Dasar-Dasar Manajemen, PT Raja Grafindo, Jakarta, hal. 174.

6


(12)

4

yang diperoleh dapat terjadi sangat kecil, bahkan tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan atau ekspansi organisasi.7

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas barang yang dijual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu, penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.8

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 172, yang berbunyi:

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepadanya.”9

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru,

7

Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Srategik, CV.ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 465.

8

Samsul Anam, dkk, 2013, Manajemen Pemasaran, Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya, hal. 103.

9


(13)

5

ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan kualitas dan harga. Perusahaan dapat memposisikan produknya di tengah pasar atau pada tingkat di atasnya atau tiga tingkat di bawahnya. Ketujuh tingkat tersebut adalah sebagai berikut: Puncak, mewah, kebutuhan khusus, menengah, kemudahan/ kenyamanan, meniru, tetapi lebih murah, dan hanya harga. Namun dapat pula terjadi persaingan antar berbagai segmen harga-kualitas. Berikut terdapat Gambar yang menunjukkan sembilan kemungkinan strategi harga-kualitas:

Kualitas Produk

Harga

Tinggi Menengah Rendah

Tinggi 1. Strategi

premium

2. Strategi Nilai-tinggi

3. Strategi Nilai-super

Menengah 4. Strategi

terlalu mahal 5. Strategi nilai-menegah 6. Strategi Nilai-baik

Rendah 7. Strategi

Penipuan 8. Strategi Ekonomi palsu 9. Strategi Ekonomis Tabel 1.1 Sembilan Strategi Harga/ Mutu10

Aulia Production Surabaya merupakan produsen busana muslimah yang beralamat di perumahan Wiguna Surabaya. Aulia Production Surabaya memiliki komitmen untuk menghadirkan produk busana muslimah yang anggun dan nyaman, dengan tanpa meninggalkan kaidah-kaidah syar’i. Aulia Production Surabaya menjual berbagai produk busana muslimah yang bervariasi, begitupun juga dengan harganya. Produk Aulia Production

10


(14)

6

Surabaya ditetapkan dengan harga yang sama untuk semua distributor, agen, dan reseller di seluruh wilayah Indonesia dengan cara pemberian diskon.11

Aulia Production Surabaya di jual untuk kalangan kelas menengah dengan harga per 1 setnya sekitar Rp 300.000 s/d 600.000. Produk Busana Muslimah Aulia Production Surabaya telah di pasarkan ke seluruh Indonesia, seperti Balikpapan, Bima NTB, Bekasi, Gresik, Yogyakarta, Morowali, Pekanbaru, Masamba, Pinrang, Palu, Poso Sidoarjo, Sorong, dan Surabaya.12

Setiap bulan Aulia Production dapat memproduksi dua model busana muslim dengan pilihan sekitar sepuluh warna yang berbeda. Produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya memiliki keunggulan dengan menerapkan pembuatan pola menggunakan ilmu ergonomi, yang berarti ilmu mengukur bentuk tubuh untuk semua produk. Jadi apabila ilmu ergonomi diterapkan pada proses pembuatan produk, maka hasilnya produk akan sesuai dengan bentuk tubuh kebanyakan orang. Dalam proses penetapan harga Aulia Production Surabaya berpendapat jika fluktuasi harga kain di pasar naik sekitar Rp 1000 s/d 2000 maka harga jual tidak dinaikkan. Tetapi jika naik sekitar Rp 5.000 s/d 10.000 maka harga produk busana muslimahnya akan di naikkan agar keuntungan yang diperoleh sesuai dengan yang ditargetkan.13

11

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 07 April 2016 Jam 14.46 WIB

12

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 07 April 2016 Jam 14.46 WIB

13 Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari


(15)

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, agar mendapatkan batasan yang jelas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya ?

2. Apa saja hambatan dalam strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya ?

3. Bagaimana solusi dari hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya.

3. Untuk mengetahui solusi dari hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:


(16)

8

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik strategi penetapan harga.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu, guna menjadikan skripsi ini bahan acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya, tentang pentingnya strategi penetapan harga.

b. Sebagai bahan masukan kepada Manajer Pemasaran di Aulia Production Surabaya, tentang pentingnya strategi penetapan harga. c. Sebagai bahan masukan kepada semua Perguruan Tinggi, baik negeri

maupun swasta di Indonesia.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam memahami judul penelitian ini, yaitu: “Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia


(17)

9

Production Surabaya”. Maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini:

1. Strategi

F. Glueck dan Lawrence R. Jauch berpendapat bahwa:

“Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi berperan penting pada era global dan perdagangan bebas sekarang ini, ketika persaingan semakin hebat. Untuk meraih keunggulan dalam persaingan (competitive advantages) diperlukan strategi yang andal.”14

2. Penetapan Harga

Penetapan harga adalah satu elemen dari bauran pemasaran dimana sebagian besar fungsi bisnis ingin memberikan masukan untuk proses pengambilan keputusan.15

3. Produk

Produk adalah segala sesuatu (barang, jasa, orang, tempat, ide, informasi, organisasi) yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.16

4. Busana Muslimah

Dalam Islam dikenal istilah mahram, bagi perempuan muslim tidak diperkenankan mempertontonkan auratnya pada selain mahram. Untuk menutup aurat tersebut disebut dengan busana muslimah. Menurut harfiah

14

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 197-198.

15 Charles W. Lamb, dkk, 2001,

Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta, hal. 262.

16


(18)

10

pengertian busana muslimah adalah busana yang dikenakan umat Islam perempuan dalam setiap aktivitas. 17

Jadi yang dimaksud strategi penetapan harga produk busana muslimah adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari perusahaan dengan menjadikan satu elemen dalam bauran pemasaran yaitu harga, sebagai fungsi bisnis yang akan memberikan masukan untuk proses pengambilan keputusan berupa barang yang akan dijual. Hal itu, bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen wanita muslimah yang berfungsi sebagai penutup aurat dalam setiap aktivitas.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi. Untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, sebagai berikut:

Bab I menjelaskan tentang pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika pembahasan.

Bab II menjelaskan tentang tentang kajian teoritik dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini menjelaskan tentang teori dan kepustakaan dari judul penelitian, langkah yang diambil dalam penyelesaian bab ini adalah mencocokkan beberapa literatur yang ada, baik dari buku, skripsi, maupun jurnal yang sesuai dengan judul penelitian.

17Di akses pada Mei 2015 dari


(19)

11

Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang dipergunakan peneliti untuk mencocokkan data atau informasi yang telah didapat. Sehingga mempermudah peneliti dalam menyusun skripsi dengan persetujuan dosen pembimbing.

Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian, dimana hasil penelitian ini adalah yang terpenting dalam penulisan skripsi.

Bab V menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dari penelitian terdahulu didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Kurniawati Ningsih melakukan penelitian tentang Strategi penetapan

harga dengan judul,”Membangun Keunggulan Bersaing Melalui Strategi Penetapan Harga Di Resto Bakwan Bondowoso Surabaya”. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati Ningsih pada tahun 2011 adalah metode yang digunakan oleh Resto Bakwan Bondowoso merupakan metode berbasis permintaan yang mana meninggikan harga dan menurunkan harga dengan penawaran harga paket, metode berbasis laba yang dimana mempunyai target tertentu dalam tiap tahunnya, berbasis biaya, hal ini dalam menetapkan harga mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan dan yang terakhir berbasis persaingan dengan melihat harga pesaing dimana persaingan saai ini semakin tahun semakin ketat.

Strategi yang dipakai oleh Resto Bakwan Bondowoso mempunyai efek positif bagi perusahaan. Resto Bakwan Bondowoso mampu bersaing dan mencapai tujuannya dengan mengembangkan


(21)

13

outlet-outlet. Efek negatif dari penetapan harga ini adalah owner tidak membayar gaji karyawan secara maksimal.12

2. Muchammad Abidin melakukan penelitian tentang Strategi penetapan harga dengan judul, “Strategi Penetapan Harga Home Indusri Sandal Kleon Di wedoro Waru Sidoarjo”. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Muchammad Abidin pada tahun 2013 adalah Strategi yang digunakan Home Industri Sandal Kleon di Wedoro yaitu strategi penetapan harga dengan cara memperhatikan biaya produksi, harga pesaing, dan juga target laba yang diinginkan. Peneliti membuktikan bahwa strategi penetapan harga yang diterapkan Home Indusri Sandal Kleon di Wedoro adalah sebagai sasaran peningkatan laba yang diperoleh sesuai dengan kualitas produk yang ada di Home Indusrti.13 3. Bayu Cahyono melakukan penelitian tentang Strategi penetapan harga

dengan judul, “Analisis Strategi Penetapan Harga Pada Taman Pintar Yogyakarta”. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bayu Cahyono pada tahun 2014 adalah faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan harga jual produk yang diterapkan pada Taman Pintar Yogyakarta adalah sebagai berikut: (1) Sasaran dalam penetapan harga Taman Pitar Yogyakarta adalah berorientasi padapenjualan yaitu berusaha agar penjualan dapat meningkat dan memperkuat posisipasar,

12

Kurniawati Ningsih, 2011, Membangun Keunggulan Bersaing Melalui Strategi Penetapan Harga Di Resto Bakwan Bondowoso Surabaya, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya.

13

Muchammad Abidin, 2013, Strategi Penetapan Harga Home Indusri Sandal Kleon Di wedoro Waru Sidoarj, Skripsi,Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya.


(22)

14

selain itu Taman Pitar Yogyakarta juga berorientasi pada status quo yaitu menangkal pesaing, dalam hal ini harga yang ditetapkan lebih rendah dari pesaing. (2) Tujuan penetapan harga dari Taman Pitar Yogyakarta adalah unggul dalam bagianpasar yaitu perusahaan berusaha keras agar bagian dari pasarnya menjadi yangterbesar, sehingga market share yang dimiliki pun akan tinggi. (3) Target Pasar yangdibidik oleh Taman Pitar Yogyakarta adalah semua segmen dan semua kalangan. (4) Strategi penetapan harga yang digunakan adalah strategi penetrasi, yaitu memberikanharga awal yang rendah untuk mencapai pasar masal secara cepat.14

Dari penjelasan penelitian terdahulu diatas maka peneliti memilih judul “Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya. Adapun dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu diatas memiliki beberapa persamaan dan perbedaaan, diantaranya yaitu:

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

NO JUDUL PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Membangun keunggulan bersaing melalui strategi penetapan harga di Resto

Bakwan Bondowoso Surabaya oleh Kurniawati

Ningsih Tahun 2011

Penelitian mengenai strategi

penetapan harga

Penelitian ini dilakukan di Resto Bakwan Bondowoso

Surabaya

14 Bayu Cahyono, 2014,

Analisis Strategi Penetapan Harga Pada Taman Pintar Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.


(23)

15

2 Strategi penetapan harga home industri sandal kleon di

Wedoro Waru Sidoarjo oleh Muchammad Abidin Tahun

2013

Penelitian mengenai strategi

penetapan harga

Penelitian ini dilakukan di home industri sandal kleon

Wedoro Waru Sidoarjo 3 Analisis Strategi Penetapan

Harga Pada Taman Pintar Yogyakarta oleh Bayu

Cahyono Tahun 2014

Penelitian mengenai strategi

penetapan harga

Penelitian ini dilakukan di Taman

Pintar Yogyakarta

B. Strategi Penetapan Harga

1. Penjelasan Mengenai Penetapan Harga

Menurut Charles W. Lamb, “Penetapan harga adalah satu elemen dari bauran pemasaran dimana sebagian besar fungsi bisnis ingin memberikan masukan untuk proses pengambilan keputusan.”15

Menurut Samsul Anam, dkk., “Ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu: tujuan berorientasi pada laba, tujuan berorientasi pada volume, tujuan berorientasi pada citra, tujuan stabilisasi harga, dan tujuan tujuan lainnya.”16

a. Tujuan Berorientasi pada Laba

Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak faktor yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan. Oleh karena itu, ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba

15 Charles W. Lamb, dkk, 2001,

Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta, hal. 262.

16


(24)

16

yang biasa digunakan, yaitu target margin dan target ROI (Return On Investment). Taget margin merupakan target laba sebuah produk yang dinyatakan sebagai presentase yang mencerminkan rasio laba terhadap penjualan. Sedangkan target ROI merupakan target laba suatu produk yang dinyatakan sebagai rasio laba terhadap investasi total yang dilakukan perusahaan dalam fasilitas produksi dan aset yang mendukung produk tersebut.

b. Tujuan Berorientasi pada Volume

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, m3, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif).

c. Tujuan Berorientasi pada Citra

Citra (image) sebuah perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga mahal untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu, harga murah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (Image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di sutau wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik harga mahal maupun murah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.


(25)

17

d. Tujuan Stabilisasi Harga

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga sebuah perusahaan dan harga pemimpin industri.

e. Tujuan-tujuan lainnya

Tujuan lainnya menjelaskan bahwa harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, mendapatkan aliran kas secepatnya, atau menghindari campur tangan pemerintah.

Dalam memahami mengenai pendapatan atau keuntungan perusahaan, Charles W. Lamb berpendapat bahwa :

“Pendapatan adalah harga yang dibebankan kepada para pelanggan dikalikan dengan jumlah unit terjual. Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dibayar untuk setiap kegiatan perusahaan, seperti produksi, keuangan, penjualan, distribusi, dan seterusnya. Nilai yang tersisa (jika ada) merupakan keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan para manajer harus memilih suatu harga yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah, dan penentuan harga harus sama dengan nilai persepsi konsumen.”17

Penentuan harga secara langsung akan mempengaruhi penerimaan penjualan. Smith P.R. berpendapat bahwa :

“Sebuah perusahaan harus menghubungkan penerimaan penjualan dengan berbagai biaya, misalnya biaya penjualan, biaya produksi, biaya bahan baku, dan biaya-biaya lainnya, seperti transportasi dan promosi. Dengan demikian, sebagian perusahaan mencoba menjalankan strategi jangka panjang untuk menentukan harga produknya.”18

17 Charles W. Lamb, dkk., 2001,

Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta, hal. 269.

18


(26)

18

2. Strategi penyesuaian harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga, yaitu :

a. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga

Menurut Nana Herdiana Abdurrahman berpendapat, “Potongan harga adalah uang promosi yang dibayar produsen kepada pengecer, sebagai imbalan atau kesepakatan untuk menampilkan produk produsen dalam beberapa cara.”19

Dalam memahami mengenai penetapan harga diskon dan pengurangan harga, Suharno dan Yudi Sutarso berpendapat bahwa:

“Perusahaan dapat menyesuaikan harga dasar untuk memberikan yang penghargaan kepada pelanggan karena prestasi tertentu yang telah dicapai, seperti pembayaran tagihan lebih awal, jumlah pembelian yang besar, dan pembelian di luar musim. Penyesuaian harga itu dinamakan diskon atau pengurangan harga.”20

b. Penetapan Harga Tersegmentasi

Menurut Suharno dan Yudi Sutarso, “Penetapan harga tersegmentasi adalah menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga, di mana perbedaan harganya tidak didasarkan pada perbedaan-perbedaan biaya, namun didasarkan kepada beberapa hal seperti jenis pelanggan, bentuk produk, dan perbedaan lokasi.”21

19

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 120.

20 Suharno dan Yudi Sutarso, 2010,

Marketing In Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 201.

21


(27)

19

c. Penetapan Harga Psikologis

Menurut Suharno dan Yudi Sutarso, “Harga psikologi adalah penetapan harga yang ditujukan dan digunakan untuk mempengaruhi psikologi seseorang. Dengan menggunakan penetapan harga psikologis, para penjual mempertimbangkan psikologis harga dan tidak semata-mata hanya mempertimbangkan faktor ekonomi.”22

d. Penetapan Harga Promosi

Suharno dan Yudi Sutarso, berpendapat bahwa :

“Penetapan harga promosi adalah menetapkan harga produk di bawah daftar harga dan kadang bahkan di bawah biaya secara temporer agar mendapatkan peningkatan penjualan dalam waktu cepat. Bentuk penawaran lain yang termasuk dalam penetapan harga promosi adalah pembiayaan pembelian dengan bunga rendah, garansi yang lebih lama, atau perawatan.”23

e. Penetapan Harga Geografis

Menurut Nana Herdiana Abdurrahman, “Penetapan geografis adalah menetapkan harga bagi pelanggan yang terletak di berbagai belahan negeri atau dunia.”24

f. Penetapan Harga Dinamis

Menurut Nana Herdiana Abdurrahman, “Penetapan harga dinamis adalah menyesuaikan harga terus-menerus untuk memenuhi karakteristik dan kebutuhan pelanggan individual dan situasi.”25

22

Suharno dan Yudi Sutarso, 2010, Marketing In Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 203.

23

Suharno dan Yudi Sutarso, 2010, Marketing In Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 203-204.

24

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 121..

25 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 122.


(28)

20

g. Penentuan Harga Internasional

Menurut Suharno dan Yudi Sutarso, “Harga internasional adalah harga yang ditetapkan untuk berlaku di banyak negara. Dalam kaitan dengan harga internasional, harga produk akan bergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi perekonomian, situasi pesaing, hukum dan peraturan, dan kemajuan sistem perdagangan besar dan eceran.”26

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Menurut Basu Swastha DH. dan Irawan, “Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : Keadaan perekonomian, Penawaran dan Permintaan, Elastisitas permintaan, Persaingan, Biaya, Tujuan perusahaan, dan Pengawasan pemerintah.”27

Menurut Charles W. Lamb, “Terdapat juga faktor lain yang mempengaruhi harga selain yaitu: Tahapan daur hidup produk, Persaingan, Strategi distribusi, Strategi promosi, dan Persepsi kualitas.”28

4. Metode Penetapan Harga

Dalam metode penetapan harga, Kotler dan Amstrong berpendapat bahwa :

“Ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yakni faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktor internal perusahaan mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran

26

Suharno dan Yudi Sutarso, 2010, Marketing In Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 204.

27

Basu Swastha DH. dan Irawan, 1997, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 242.

28


(29)

21

pemasaran, biaya dan organisasi. Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan dan unsur-unsur lainya dan mengajukan suatu model pengambilan keputusan secara bertahap untuk penetapan harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal.”29 Penetapan harga yang dilakukan banyak perusahaan menggunakan berbagai metode yang berbeda dalam bentuk menetapkan harga dasar bagi barang atau jasa yang dihasilkan. Ada lima metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi dalam penetapan harga yang terdiri dari: a. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya

Nana Herdiana Abdurrahman berpendapat bahwa :

“Penetapan harga berdasarkan biaya adalah penetapan harga yang semata-mata memperhitungkan biaya dan tidak berorientasi pada pasar. Dalam kondisi seperti ini, dalam menetapkan harga perusahaan harus benar-benar memperhitungkan dengan matang agar harga produk dinilai pelanggan tidak mahal dan keuntungan perusahaan tercapai sebagaimana yang diinginkan.”30

Penetapan harga berdasarkan biaya ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Penetapan harga berdasarkan biaya

29

Philip Kotler, 1994, Marketing, Erlangga, Jakarta, hal. 341

30 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 111.


(30)

22

Penetapan harga berdasarkan biaya plus (cost based pricing) terdiri atas dua macam31, yaitu sebagai berikut:

1) Penetapan harga berdasarkan biaya (Cost Plus Pricing Method) adalah metode yang paling sederhana di mana penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut.

Rumus : Cost plus pricing method = Biaya total + Marjin = Harga jual

Metode penetapan harga yang sederhana ini tentunya mempunyai keterbatasan. Metode ini mempertimbangkan bahwa ada bermacam-macam jenis biaya dan biaya ini dipengaruhi oleh kenaikan atau penurunan pengeluaran (output) = hasil nyata.

2) Mark Up Pricing Method adalah variasi dari metode cost plus yang banyak dipakai oleh pedagang. Para pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga jual di atas harga belinya).

Rumus : Harga Beli + Mark Up = Harga Jual

31 Marius P. Angipora, 1999,

Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 181-183.


(31)

23

b. Penetapan Harga Berdasarkan Keseimbangan antara Permintaan dan Suplai

Menurut Marius P. Angipora, “Penetapan harga berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan suplai adalah Metode penetapan harga terbaik demi tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar. Metode ini paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-harganya memaksimalkan laba.”32

c. Penetapan Harga Berdasarkan Kekuatan Pasar

Menurut Marius P. Angipora, “Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar adalah suatu metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar di mana harga jual dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing atas harga pesaing atau di bawah harga pesaing.33

d. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai

Membahas mengenai penetapan harga berdasarkan nilai, Nana Herdiana Abdurrahman berpendapat bahwa :

“Penetapan harga berdasarkan nilai adalah menetapkan harga berdasarkan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya produksi. Penetapan harga berdasarkan nilai terdiri dari atas dua jenis, yaitu penetapan harga dengan nilai yang baik (good value pricing) dan penetapan harga dengan nilai tambah (value added pricing). Penetapan harga berdasarkan nilai yang baik adalah: “Menawarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik pada harga yang wajar.” Sedangkan penetapan harga dengan nilai tambah

32

Marius P. Angipora, 1999, Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 183-184.

33


(32)

24

(value added pricing) adalah: “Melibatkan fitur dan layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran perusahaan dan untuk mendukung penetapan harga yang lebih tinggi.”34 Penetapan harga berdasarkan nilai dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Penetapan harga berdasarkan nilai

e. Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran Keuntungan (Titik Impas) Menururt Nana Herdiana Aabdurrahman, “Penetapan harga berdasarkan keuntungan (target profit pricing) atau disebut juga penetapan harga titik impas (break event pricing) adalah Menetapkan harga berdasar tingkat pengembalian sasaran dan volume impas.”35

5. Tipe-Tipe Program Penetapan Harga

Secara garis besar, ada tiga tipe program penetapan harga yaitu: a. Penetapan Harga Penetrasi (Penetration Pricing)

Membahasa mengenai penetapan harga penetrasi, Fandy Tjiptono, dkk. berpendapat bahwa :

“Dalam program ini, perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama untuk menstimulasi permintaan. Perusahaan berusaha menaikkan tingkat

34

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 113-114.

35Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 114.

Nilai


(33)

25

penetrasi produknya di pasar, dengan cara menstimulasi permintaan primer dan meningkatkan pangsa pasar (mendapat pelanggan baru) berdasarkan faktor harga.”36

b. Penetapan Harga Paritas (Party Pricing)

Membahas mengenai penetapan harga paritas, Fandy Tjiptono, dkk. berpendapat bahwa :

“Dalam program ini, perusahaan menetapkan harga tingkat yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing. Implikasinya, program ini berusaha mengurangi peranan harga sehingga program pemasaran lainnya (produk, distribusi, dan promosi) yang dijadikan fokus utama dalam menerapkan strategi pemasaran.”37

c. Penetapan Harga Premium (Premium Pricing)

Menururt Fandy Tjiptono, dkk., “ Program ini menetapkan harga di atas tingkat harga pesaing. Dalam kasus introduksi atau kelas produk baru yang belum ada pesaing langsungnya, harga premium ditetapkan lebih tinggi dibandingkan bentuk produk yang bersaing.38

6. Strategi Penetapan Harga Dalam Perspektif Islam

Islam memacu umatnya untuk berbuat dalam kebaikan dan menemukan falah (kebahagiaan) di dunia dan akhirat. Diantara kebahagiaan dunia dengan cara bermuamalah atau kita sebut saja dengan berdagang sesuai aturan agama. Berdagang sudah dikenal sejak

36

Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Strategik, hal. 481.

37 Fandy Tjiptono, dkk, 2008,

Pemasaran Strategik, hal. 482.

38


(34)

26

zaman Rasulullah SAW, berdagang merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan di pasar. Salah satu fungsi strategis pasar adalah mempertemukan produsen dan konsumen. Kedua belah pihak ini akan menimbulkan kesepakatan dalam menentukan harga. Dalam menentukan harga ini, keduanya haruslah saling sepakat atau ridlo. Strategi harga yang digunakan Nabi Muhammad SAW berdasarkan prinsip suka sama suka, sebagaimana firman Allah surat An-Nisaa’ ayat 29 yang berbunyi :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”39

Melalui ayat ini Allah mengingatkan, wahai orang-orang beriman janganlah kamu memakan, yakni memperoleh harta yang merupakan sarana kehidupan diantara kamu dengan jalan yang batil, yakni tidak sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi hendaknya kamu memperoleh

39


(35)

27

harta itu dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu, kerelaan yang tidak melanggar ketentuan agama.

Karena harta benda mempunyai kedudukan di bawah nyawa, bahkan terkadang nyawa dipertaruhkan untuk memperoleh atau mempertahankannya, maka pesan ayat ini selanjutnya adalah dan janganlah kamu membunuh diri sendiri, atau membunuh orang lain secara tidak hak karena orang lain adalah sama dengan kamu, dan bila kamu membunuhnya kami pun terancam dibunuh, sesungguhnya Allah terhadap kamu Maha Penyayang. Penggunaan kata makan untuk melarang perolehan harta secara batil, di karenakan kebutuhan pokok manusia adalah makan. Kalau makan yang merupakan kebutuhan pokok itu terlarang memperolehnya dengan batil, maka tentu lebih terlarang lagi bila perolehan dengan batil menyangkut kebutuhan sekunder apalagi tersier.40

Menurut ulama Tafsir larangan memakan harta orang lain dalam ayat ini mengandung pengertian yang luas dan dalam, antara lain: a. Agama Islam mengakui adanya hak milik pribadi yang berhak mendapat perlindungan dan tidak boleh diganggu gugat; b. hak milik pribadi jika memenuhi nasabnya wajib dikeluarkan zakatnya dan kewajiban lainnya untuk kepentingan agama, negara, dan sebagainya; c. sekalipun seseorang mempunyai harta yang banyak dan banyak pula orang yang memerlukannya dari golongan-golongan yang berhak

40 M. Quraish Shihab, 2007,

Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, hal. 411-412.


(36)

28

menerima zakatnya tetapi harta itu tidak boleh diambil begitu saja tanpa seizin pemiliknya atau tanpa menurut prosedur yang sah.41

Sebagaimana juga dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Maa’idah ayat 38 yang berbunyi :

“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri. Potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”42

Strategi harga yang digunakan Nabi Muhammad SAW yang lain adalah prinsip tidak menyaingi harga orang lain dan tidak menyongsong membeli barang sebelum dibawa ke pasar serta tidak berbohong. Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW, bersabda “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu” (Bukhari). Dari Abu Hurairah r.a. mengatakan: “Raulullah SAW melarang orang kota menjual barang (dagangan) orang desa dan janganlah kamu membohongkan harga barang dan janganlah seseorang menjual menyaingi harga jual saudaranya,

41 Kementerian Agama RI, 2011,

Al- Qur’an dan Tafsirnya, Widya Cahaya, Jakarta, hal. 154.

42


(37)

29

janganlah menawar sesuatu yang sedang dalam penawaran saudaranya dan janganlah seorang wanita minta supaya diceraikan saudaranya (madunya) untuk menunggangkan isi bejananya” (Bukhari).43

43


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.47

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis, dan menginterprestasi. Metode deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.48 Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan tentang Strategi

47

Lexy J. Moleong. 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.hal. 9-10.

48


(39)

31

Penetapan Harga Produk Busana Muslimah Di Aulia Production Surabaya.

B. Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Aulia Production Surabaya di Jl. Raya Wiguna Timur No. 125 Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Penjelasannya antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya, dan merupakan bahan utama penelitian.49 Data primer disebut juga data asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah terkait tentang strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya melalui observasi dan wawancara.

49


(40)

32

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan.50 Data sekunder merupakan data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumen-dokumen baik berupa buku, surat, dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi data primer.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana diperoleh.51 Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.52 Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari:

a. Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara.53 Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video, pengambilan foto.54 Peneliti melakukan proses wawancara (interview) dalam upaya menggali data atau informasi yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti hanya

50

Jonathan Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 124.

51

Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta, hal. 102.

52

Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 157.

53

Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108.

54 Lexy J. Moleong. 2015,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya,


(41)

33

menggunakan alat bantu (instrumen) penelitian yang berupa buku tulis dan bolpoin untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh informan.

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.55 Dalam penelitian ini, dokumen digunakan untuk menggali data tentang sejarah, tujuan dan visi misi Aulia Production Surabaya serta beberapa data pendukung peneliti untuk memahami strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia Production Surabaya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah menadapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini mengutip dari Afifuddin dan

55


(42)

34

Beni Ahmad Saebani dalam buku metodologi penelitian kualitatif, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematika terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.56 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.57

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung.58 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

1) Profil Aulia Production Surababaya

2) Strategi penetapan harga produk busana muslimah yang digunakan di Aulia Production Surabaya

3) Tujuan penetapan harga oleh Aulia Production Surabaya

4) Proses Aulia Production Surabaya Dalam Menghitung Pendapatan atau Keuntungan Dari Hasil Penjualan Produk Busana Muslimah

56

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia, Bandung, hal.134.

57

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, hal. 227.

58Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012,

Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia,


(43)

35

5) Strategi penyesuaian harga di Aulia Production Surabaya.

6) Faktor yang berpengaruh dalam penetapkam harga di Aulia Production Surabaya

7) Metode penetapan harga yang digunakan di Aulia Production Surabaya

8) Tipe program dalam menetapkan Harga di Aulia Production Surabaya

9) Hambatan yang berhubungan dengan strategi penetapan harga di Aulia Production Surabaya

10) Solusi menghadapi hambatan yang berhubungan dengan strategi penetapan harga di Aulia Production Surabaya

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.59 Pemakaian dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.

Dokumentasi penelitian disini terbagi atas dua kategori yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi ialah dokumen tertulis yang diperoleh peneliti melalui pengamatan dan wawancara pada pihak Aulia Production Surabaya. Dokumen resmi ialah dokumen

59Burhan Bungin, 2010,

Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.


(44)

36

yang diterbitkan langsung oleh Aulia Production Surabaya dan dokumen tersebut dimiliki oleh peneliti.

Untuk lebih jelasnya tentang jenis data dan cara pengumpulannya dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data

NO DATA SUMBER DATA TPD

1 Profil Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

O+W+D

2 Strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+D

3 Tujuan penetapan harga oleh Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

4. Proses Aulia Production Surabaya Dalam Menghitung Pendapatan atau Keuntungan Dari Hasil Penjualan Produk Busana Muslimah

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

5. Strategi penyesuaian harga di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

6. Faktor yang berpengaruh dalam penetapkam harga di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

7. Metode penetapan harga yang digunakan di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

8. Tipe program dalam menetapkan Harga di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

9. Hambatan yang berhubungan dengan strategi penetapan harga di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya


(45)

37

10. Solusi menghadapi hambatan yang berhubungan dengan strategi penetapan harga di Aulia Production Surabaya

Owner Aulia

Production Surabaya

W+O

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data O : Observasi

W : Wawancara D : Dokumentasi

E. Teknik Validitas Data

Pengujian keabsahan data penelitian akan dilakukan dengan cara: a. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber


(46)

38

berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.60

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Dalam penelitian ini data di analisa menggunakan model Miles dan Huberman. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, antara lain yaitu :

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

60


(47)

39

diperlukan. Rduksi data dapat dibanty dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplay data, maka kana memudahkan untuk memahami apa yang akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Miles da Huberman selanjutnya menyarankan dalam melakukan display data selain dengan teks yang naratif juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja )dan chart.

c. Conclusion Drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oelh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,


(48)

40

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.61

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan-tahapan ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian. Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti yang dimulai dengan mencari data dilapangan sampai dengan upaya penelitian untuk menganalisa data yang diperoleh.62 Pada penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan tahap awal dalam mengadakan penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih lapangan atau subyek penelitian. Ada 4 tahap yang dilakukan peneliti, yakni antara lain:

1) Menyusun rancangan penelitian yaitu sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan penelitian. Rancangan ini terdiri dari mencari judul yang sesuai dengan konsentrasi dan jurusan yang ditekuni peneliti. Kemudian setelah judul disetujui oleh ketua jurusan, peneliti membuat proposal

61

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, Alfabeta, Bandung, hal.244-252.

62


(49)

41

penelitian untuk diajukan kepada jurusan. Proposal ini merupakan langkah awal apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau harus mencari judul penelitian yang lain. 2) Memilih lapangan penelitian yaitu sesuai dengan judul skripsi,

peneliti memilih lapangan penelitian di Aulia Production Surabaya. Pemilihan lapangan ini, didasarkan pada teori substantife serta mendalami pada rumusan masalah penelitian. 3) Mengurus perizinan yaitu peneliti mengurus surat perizinan

penelitian ke fakultas, untuk di berikan kepada pihak terkait. Karena pihak yang berwenang dalam obyek penelitian, berhak menolak atau menerima penelitian yang dilakukan. Mereka memiliki kewenangan secara formal. Dengan diterimanya surat izin tersebut, peneliti bisa dengan leluasa melakukan penelitian.

4) Menyiapkan perlengkapan penelitian yaitu sebelum terjun kelapangan, peneliti menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan untuk meneliti. Sehingga peneliti siap terjun kelapangan penelitian dengan bekal tersebut. Jadi saat penelitian tidak terbengkalai, dan sesuai dengan rencana. b. Tahap lapangan

Tahap lapangan ini, peneliti mencari informasi dan data-data yang menjadi pendukung utama dalam penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti lebih fokus pada pencarian data di lapangan dalam


(50)

42

menggali data. Ketika peneliti memasuki lapangan, peneliti selalu menjaga keakraban kepada subjek penelitian. Keakraban diperlukan, agar antara peneliti dan subjek penelititan melebur menjadi satu dan tidak ada lagi dinding pemisah keduanya. Dengan demikian subjek dengan suka rela menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan memberikan informasi yang terkait dengan penelitian.

Tidak hanya keakraban yang dibangun, tetapi peneliti juga melihat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki. Agar tidak sampai terpancing untuk kegiatan yang ada di lapangan dan melewati keterbatasan yang dimiliki peneliti. Catatan lapangan juga menjadi alat terpenting saat berada di lapangan. Catatan lapangan ini didapatkan saat peneliti mendapatkan berbagai data dan informasi saat di lapangan. Catatan lapangan ini digunakan, ketika peneliti lupa atau membutuhkan data-data saat menyusun laporan penelitian.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Aulia Production Surabaya

Aulia Production Surabaya berdiri sejak tahun 2005 yang bermula dari Ibu Zaidatu Rohmah yang hobi berjualan. Ibu Zaidatu Rohmah ketika mengantar anak sekolah TK terkadang melihat ada ibu-ibu membawa barang tapi malu untuk menjual. Kemudian Ibu Zaidatu Rohmah mendekati dan menawarkan untuk membantu menjual barang tersebut. Sejak sekolah dasar Ibu Zaidatu Rohmah juga sering menjual es lilin buatan ibunya di depan sekolah, karena berjualan merupakan hobinya.63

Dari melayani ibu-ibu menjadikan Ibu Zaidatu Rohmah sudah terkenal tetapi hanya sebatas memberi pelayanan saja. Setelah dibuatkan web kemudian meminjam barang untuk di foto lalu di upload ke web, dan melalui cara tersebut klien-klien dari luar pulau dan kota berdatangan. Ibu Zaidatu Rohmah juga pintar meyakinkan orang-orang untuk mentranfer uang dulu sebelum barang dikirim karena proses menjual dilakukan secara online.64

Sampai suatu hari ibu Zaidatu Rohmah dikenalkan ke produsen penjual baju di daerah surabaya kemudian di suruh untuk menjualkan dengan

63

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 09 Juni 2016 Jam 09.00 WIB.

64 Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari


(52)

44

target 20 juta/bulan. Kemudian Ibu Zaidatu Rohmah menjual baju itu, karena produsen keuntungannya yang di dapatkan lumayan hingga 40 % dan keuntungan menjualnya sendiri bisa mendapatkan 20% atau 10% sedangkan bila ke agen bisa 25%. Sehingga dalam waktu beberapa bulan dari target 20 juta/ bulan sampai bisa 150 juta/bulan dan dari hal itu produsen merasa tersaingi, karena Ibu Zaidatu Rohmah yang paling banyak mengambil baju.65

Pada akhirnya tidak tahu sebabnya tiba-tiba produsen memberhentikan untuk bekerjasama dengan Ibu Zaidatu Rohmah. Kemudian Bapak Suseno dan Ibu Zaidatu Rohmah terkejut karena pasarnya sudah banyak tapi barang tidak ada. Dari hal itu Bapak Suseno dan Ibu Zaidatu Rohmah mengawali membuat baju sendiri tanpa pengetahuan. Awalnya dulu namanya maklone yaitu pesan jadi tapi tetap diberi merk Aulia Production Surabaya tempatnya di Gresik daerah Manyar. Jadi tinggal bilang ingin dibuatkan model seperti ini, sedangkan dari bahan dan barang semua dari penjahit. Aulia hanya memberikan uang harga untuk baju jumlah perbijinya.66

Awalnya berjalan dengan lancar tetapi seiring berjalannya waktu Aulia Production Surabaya ingin di buatkan model yang banyak dan maklone tidak bersedia, karena hanya ingin membuatkan modelnya sama hingga

65

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 09 Juni 2016 Jam 09.00 WIB.

66 Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari


(53)

45

bertahun-tahun. Akhirnya Bapak Suseno dan Ibu Zaidatu Rohmah tidak menyetujui lalu berhenti menggunakan maklone.67

Bapak Suseno dan Ibu Zaidatu Rohmah nekat mencoba membuat baju sendiri lalu membeli mesin jahit satu dan mesin potong yang kecil, akhirnya baju di potong karena tidak tahu caranya membuat baju lalu bajunya orang dibelah agar tahu caranya membuat pola. Pada awal-awal sering salah karena ternyata memasang kain itu tidak sembarangan arah serat kainnya harus diperhitungkan dan hal itu tidak diketahui oleh keduanya.68

Baju yang sudah di jahit itu ternyata ada tampuh 1 cm. Tampuh yaitu ukuran baju dikurangi 1 cm untuk jahit karena terkena obras. Dan dari seringnya gagal Bapak Suseno dan Ibu Zaidatu Rohmah terus berusaha dan belajar dan sejak mulai tahun 2005 Aulia Production Surabaya sudah memiliki 20 penjahit. Nama Aulia sendiri diambil dari anak bungsu perempuan.69

67

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 09 Juni 2016 Jam 09.00 WIB.

68

Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari Kamis, 09 Juni 2016 Jam 09.00 WIB.

69 Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari


(54)

46

2. VISI dan MISI Aulia Production Surabaya

Visi dan Misi dari Aulia Production Surabaya, yaitu : a. VISI

Menjadikan busana muslimah berada di tempat yang terhormat di pentas nasional terlebih global agar para muslimah bangga menunjukkan identitasnya di manapun sedang berada.

b. MISI

Berusaha untuk menyediakan busana muslimah yang menjadi ciri ciri khas Aulia yaitu anggun dan syar’i.

3. Susunan Kepengurusan Aulia Production Surabaya

Bagan 4.1 Struktur Aulia Production Surabaya OWNER

BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PACKING BAGIAN PENGIRIMAN BAGIAN

PENGAWASAN

TEAM PEMOTONGAN

KAIN

TEAM PENJAHIT


(55)

47

B. Penyajian Data

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap Aulia Production Surabaya, peneliti mencoba mendeskripsikan data penelitian dari hasil proses pengumpulan data di lapangan. Yang kemudian disajikan dalam bentuk pemaparan secara detail dan mendalam.

1. Gambaran Produk dan Daftar Harga Aulia Production Surabaya

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan peneliti, Aulia Production Surabaya sebagai produsen busana muslimah mendesain sendiri gamis dan jilbab yang dijual ke pasaran. Dalam memproduksi produk busana muslimah menggunakan bahan baku yang berkualitas dengan membeli kain dan aksesoris di Pasar Kapasan dan Pasar Atom Surabaya. Dengan segmen pasar kalangan menengah maka harga per 1 set gamis dan jilbab berkisar antara Rp 300.000 s/d 600.000. Produk Busana Muslimah Aulia Production Surabaya telah di pasarkan ke seluruh Indonesia, seperti Balikpapan, Bima NTB, Bekasi, Gresik, Yogyakarta, Morowali, Pekanbaru, Masamba, Pinrang, Palu, Poso Sidoarjo, Sorong, dan Surabaya.70

Setiap bulan Aulia Production dapat memproduksi dua model busana muslimah dengan pilihan sekitar sepuluh warna yang berbeda. Produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya memiliki keunggulan dengan menerapkan pembuatan pola menggunakan ilmu ergonomi, yang berarti ilmu mengukur bentuk tubuh untuk semua

70 Hasil wawancara dengan Bapak Suseno selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada hari


(56)

48

produk. Jadi apabila ilmu ergonomi diterapkan pada proses pembuatan produk, maka hasilnya produk akan sesuai dengan bentuk tubuh kebanyakan orang.

Adapun rincian secara detail nama produk dan daftar harga di Aulia Production Surabaya dapat dilihat di bawah ini:

No Nama Barang Ukuran Harga

1. Gamis ST-54 - Rp. 360.000,-/set

2. Gamis Khansa - Rp. 375.000,-/set

3. Gamis Ziffara - Rp. 375.000,-/set

4. Gamis Sapphire - Rp 400.000,-/set

5. Gamis Rumaisha - Rp 375.000,-/set

6. Gamis Zhara - Rp. 315.000,-/set

7. Gamis Spinel - Rp 375.000,-/set

8. Gamis Aisha 3 L Rp 375.000,-/set

9. Gamis Aisha 4 L Rp 400.000,-/set

10. Gamis Amethyst - Rp 325.000,-/set

11. Gamis Aila - Rp 285.000,-/set

12. Gamis Valencia - Rp 285.000,-/set

13. Gamis Raihana - Rp 325.000,-/set

14. Gamis Shiny Blassom - Rp 380.000,-/set

15. Gamis Rosalyn - Rp 450.000,-/set

16. Gamis Malika - Rp 625.000,-/set

17. Gamis Monica - Rp 325.000,-/set

18. Jilbab Beauty Wave M Rp 110.000,-

19. Jilbab Beauty Wave L RP 115.000,-

20. Jilbab Beauty Wave XL Rp 120.000,-

21. Jilbab Beauty Wave 3L Rp 155.000,-

22. Jilbab Salma M Rp 65.000,-

23. Jilbab Salma L Rp 70.000,-

24. Jilbab Salma XL Rp 75.000,-

25. Jilbab Balqis Lace M Rp 110.000,-

26. Jilbab Balqis Lace L Rp 115.000,-

27. Jilbab Balqis Lace XL Rp 120.000,-

28. Jilbab Ziffara M Rp 110.000,-

29. Jilbab Ziffara L Rp 115.000,-

30. Jilbab Ziffara XL Rp 120.000,-

31. Jilbab Sapphire M Rp 110.000,-


(57)

49

33. Jilbab Sapphire XL Rp 120.000,-

34. Jilbab Sapphire 3L Rp 155.000,-

35. Jilbab Olivia M Rp 110.000,-

36. Jilbab Olivia L Rp 115.000,-

37. Jilbab Olivia XL Rp 120.000,-

38. Jilbab Olivia 3L Rp 155.000,-

38. Jilbab Shafa all size Rp 190.000,-

39. Jilbab Ayesha all size Rp 110.000,-

40. Jilbab KCB M Rp 110.000,-/ 77.500,-

41. Jilbab KCB L Rp 115.000,-/ 82.500,-

42. Jilbab KCB XL Rp 120.000,-/87.500,-

43. Jilbab KCB 3L Rp 155.000,-

44. Jilbab Liana M Rp 110.000,-/ 77.000,-

45. Jilbab Liana L Rp 115.000,-/ 82.500,-

46. Jilbab Liana XL Rp 120.000,-/ 87.500,-

47. Jilbab Liana Kids Rp 65.000,-

48. Jilbab Balqis Kids Rp 75.000,-

49. Jilbab Kotak - Rp 165.000,-

50. Jilbab Crysant M Rp 110.000,-

51. Jilbab Crysant L Rp 115.000,-

52. Jilbab Crysant XL Rp 120.000,-

53. Jilbab Crysant 3L Rp 140.000,-

54. Jilbab Khadijah L Rp 125.000,-

55. Jilbab Khadijah XL Rp 165.000,-

56. Jilbab Khadijah 3L Rp 185.000,-

57. Jilbab Imperia L Rp 115.000,-

58. Jilbab Imperia XL Rp 120.000,-


(58)

50

2. Ruangan dan Alat Produksi Busana Muslimah di Aulia Production

Surabaya

Gambar 4.1 Ruko Penyimpanan dan Pemotongan Kain

Di ruko penyimpanan dan pemotongan kain berfungsi sebagai tempat menyimpan kain yang masih berupa glondongan. Kain yang dipakai di Aulia Production Surabaya biasanya dibeli dari Pasar kapasan dan Pasar Atom. Di tempat itu pula kain di potong sesuai dengan pola yang sudah disediakan setelah itu diambil oleh penjahit untuk dijahit dirumah masing-masing. Jenis kain berbeda-beda ada yang motif dan polos tergantung nama barang yang akan di produksi.


(59)

51

Gambar 4.2 Ruang Bagian Finishing

Ruang bagian Finishing digunakan untuk membersih benang dari penjahit, sortir barang, packing, lubang kancing, pasang kancing. Disini juga terdapat alat setrika uap yang berfungsi sebagai alat untuk merapikan gamis dan jilbab apabila sudah dalam keadaan jadi dan siap untuk di kemas.


(60)

52

Gambar 4.3 Alat Produksi Busana Muslimah

Alat yang dipakai ada tiga macam jenis, yaitu mesin jahit, mesin obras, dan mesin necis. Mesin jahit dan mesin obras berada di rumah para penjahit Aulia, sedangkan mesin necis ada di ruang finishing. Untuk jumlah penjahit Aulia dulu memiliki 20 penjahit tapi untuk sekarang hanya hanya berkisar 14 penjahit. Hal ini dikarenakan banyak penjahit yang membuka usaha sendiri yang sejenis. Oleh karena itu, kesejahteraan karyawan dan penjahit sangat di utamakan dengan cara memberikan imbalan yang sesuai dengan hasil pekerjaan. Penjahit setiap bulan akan diberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai jenis bahan dan model produk, agar mereka dapat mengetahui cara dalam menjaga kualitas produk unggulan. Sosialisasi alat yang digunakan


(61)

53

untuk menjahit dan obras juga dilakukan agar para penjahit dapat melakukan pekerjaan dengan baik tanpa terganggu dengan alat yang rusak.

3. Strategi Penetapan Harga Produk Busana Muslimah di Aulia

Production Surabaya

Pada awal berdirinya, Aulia Production dalam menetapkan harga produk memakai harga nett yang artinya membuat harga sekian dan di jual kepada distributor, agen, dan reseller dengan harga yang diinginkan mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu Aulia Production melakukan pengamatan di sejumlah wilayah Indonesia dan ternyata pembeli sering membandingkan harga antara satu tempat dan tempat lain yang berbeda. Pada akhirnya untuk saat ini Owner membuat harga sama di seluruh Indonesia.

Aulia Production memberikan diskon kepada distributor sebanyak 40 %, sedangkan kepada agen sebanyak 30 % sehingga mereka menjual harga sama di seluruh Indonesia. Tetapi ada beberapa syarat-syarat tertentu untuk distributor dan agen agar mendapatkan diskon tersebut yaitu melakukan pengambilan barang minimal perbulan. Setelah berjalan selama 6 tahun diterapkan ternyata cara tersebut berjalan dengan aman. Untuk pergantian penetapan harga sendiri Aulia berpendapat seperti berikut :

“Kemudian untuk tahun 2005 ke 2016 ini di uji coba lagi dibuat harga nett dengan membroadcast seluruh distributor,


(62)

54

agen, reseller kalau Aulia harga yang dipakai nett dan ternyata semua tidak terima, karena Aulia itu di luar pulau sudah dianggap branded katanya kalau harganya tidak sama atau nett dan dinaikkan sendiri-sendiri itu seperti barang pasaran.”71

Dari penjelasan diatas, Aulia membandingkan antara tahun pertama berdiri dengan sekarang ini. Pendapat masyarakat Aulia sudah memiliki brand di luar pulau. Penilaian distributor, agen, dan reseller apabila harga yang digunakan menggunakan harga nett maka akan dianggap barang pasaran.

Sesuai dengan pendapat dari Ownernya di bawah ini, ada langkah-langkah yang diambil dalam mengawali menetapkan harga di Aulia Production Surabaya dengan cara membeli bahan baku berupa kain glondongan di Pasar, kemudian kain akan di potong dan selanjutnya di timbang maka akan menghasilkan harga berat kain perkilonya. Kebanyakan pengusaha melakukan kesalahan dalam menjual baju dengan tidak menghitung sampah atau kain perca dan yang dihitung hanya baju yang sudah dalam keadaan siap untuk dijual. Aulia Production sangat memperhatikan hal kecil seperti itu dengan menghitung sampah atau kain perca yang tidak digunakan sebanyak 1 ons. Selanjutnya akan diketahui harga dari kain per 1 onsnya berapa di pasaran.

“Cara penetapan harga yang pertama harga bahan baku jadi kain itu awalnya glondongan terus di potong dan di timbang

71 Hasil wawancara dengan Ibu Zaidatu Rohmah selaku Owner Aulia Production Surabaya, pada


(1)

78

yang di dapatkan sesuai dari yang sudah di targetkan. Jika dikaitkan dengan teori diatas, maka penetapan harga berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan suplai adalah Metode penetapan harga terbaik demi tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar. Aulia sendiri menaikkan apabila kenaikannya fluktuatif di pasar, agar keuntungan yang ditargetkan masih bisa diperoleh. Metode cost plus yang banyak dipakai oleh pedagang. Para pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga belinya sejumlah mark up

(kelebihan harga jual di atas harga belinya). Aulia sendiri juga akan menentukan harga jual dipasaran sesuai dengan harga beli. Harga beli yang dimaksud disini yaitu pembelian harga bahan baku kain yang mengalami kenaikan yang fluktuatif. Sehingga mengahruskan adanya kenaikan harga jual melalui cara menaikkan HPP (Harga Pokok Produksi).


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada halaman sebelumnya, maka bisa disimpulkan bahwa :

1. Strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production

Surabaya

Aulia Production Surabaya menetapkan harga produk memakai harga nett. Namun, ada pula beberapa pelanggan yang sering membandingkan antara harga dari satu tempat dan tempat lain yang berbeda. Maka untuk sekarang ini Aulia Production Surabaya menggunakan sistem harga diskon yang berarti Owner membuat harga sama di seluruh Indonesia. Sebagai produsen Aulia Production Surabaya akan memberikan diskon kepada layer-layer dan pelanggan antara 40 % s/d 10 %. Segmen yang dituju Aulia Production Surabaya adalah segmen menengah. Oleh karena itu, harga penjualan untuk 1 set baju dan kerudung berkisar antara Rp 300.000 s/d 600.000. Karena segmen yang dipilih menengah, maka kain yang digunakan memakai kualitas unggul.

2. Hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya


(3)

80

kain dan aksesoris serta menurut beberapa pandangan masyarakat Aulia

Production Surabaya penetapan harganya terkenal lebih mahal, tetapi masyarakat belum mengetahui bahwa kualitas kain yang digunakan sangat bagus.

3. Solusi dari hambatan strategi penetapan harga produk busana muslimah di Aulia Production Surabaya

Solusi yang dilakukan Aulia Production Surabaya untuk mengatasi kenaikan harga kain yang fluktuatif pasar dengan cara menaikkan sedikit HPP (Harga Pokok Produksi) agar tetap diperoleh keuntungan dan tidak mempersulit distributor, agen, dan reseller dalam menjual produk. Aulia

Production Surabaya juga lebih giat dalam memasarkan produknya kepada masyarakat melalui majalah dan sosial media. Cara yang digunakan yaitu memberi penjelasan secara lengkap mengenai jenis bahan baku yang dipakai dan daftar harga baik gamis maupun kerudung per itemnya.

B. Saran dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan Peneliti selama di lapangan, maka peneliti memberikan saran agar penelitian selanjutnya mengambil objek yang sejenis tetapi dengan tema yang berbeda dan menggunakan referensi yang lebih banyak sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal.


(4)

81

C. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam proses penelitian ini adalah pada tahap penggalian data dan wawancara kepada pihak-pihak yang seharusnya diwawancarai. Seperti wawancara dengan owner dari Aulia Production Surabaya, di mana peneliti

hanya memiliki waktu yang sangat pendek sehingga penggalian data dari Owner yang sangat terbatas. Sehingga dimungkinkan ada beberapa kelemahan dari hasil penelitian ini. Kelemahan itu semata-mata karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh pihak-pihak terkait tersebut. Akan tetapi, peneliti memiliki keyakinan dengan hasil penelitian ini mendekati kesempurnaan. Karena dalam penggalian data juga di dapat dari banyak sumber, seperti Owner, Bagian penjualan dari Aulia Production Surabaya juga sudah didapatkan.


(5)

Daftar Pustaka

Abdurrahman, N. H., 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung.

Abidin, M., 2013, Strategi Penetapan Harga Home Indusri Sandal Kleon Di wedoro Waru Sidoarjo, Skrpsi, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya.

Afifuddin dan Beni, A. S., 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia, Bandung.

Anam, S., dkk,, 2013, Manajemen Pemasaran, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.

Angipora, M. P., 1999, Dasar-Dasar Manajemen. PT Raja Grafindo. Jakarta. Arikunto, S., 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Bungin, B., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bungin, B., 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta.

Cahyono, B., 2014, Analisis Strategi Penetapan Harga Pada Taman Pintar Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Di akses pada Mei 2015 dari http://busanamuslimodern.com/memahami-pengertian-busana-muslim-sesuai-syariat-agama/

Kementerian Agama RI, 2011, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Widya Cahaya, Jakarta. Kotler P., 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta.

Marzuki, 2002, Metodologi Riset, BPFE UII, Yogyakarta.

Moleong, L. J, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.


(6)

Narbuko C. dan Achmadi, A., 2009, Metodologi Penelitian, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Ngadiman. dkk, 2008, Marketing Jilid 2, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,

Ningsih, K., 2011, Membangun Keunggulan Bersaing Melalui Strategi Penetapan Harga Di Resto Bakwan Bondowoso Surabaya, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya.

Sarwono, J., 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Shihab M. Q., 2007, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta

Smith, P. R., 2001, Great Answer To Tough Marketing Questions, Erlangga, Jakarta.

Suharno dan Sutarso, Y., 2010, Marketing In Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiono, 2014, memahami penelitian kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Swastha, B. D. H., 1997, Manejemen Pemasaran Modern, Liberty Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, F. dkk,. 2008. Pemasaran Srategik, CV.ANDI OFFSET, Yogyakarta. Tjiptono, F., 2015, Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta.

Lamb, C. W., dkk, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. Zainal, V. R. dkk, 2013, Islamic Management, BPFE, Yogyakarta.