Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Metode Penetapan Harga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id value added pricing adalah: “Melibatkan fitur dan layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran perusahaan dan untuk mendukung penetapan harga yang lebih tinggi.” 34 Penetapan harga berdasarkan nilai dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Penetapan harga berdasarkan nilai e. Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran Keuntungan Titik Impas Menururt Nana Herdiana Aabdurrahman, “Penetapan harga berdasarkan keuntungan target profit pricing atau disebut juga penetapan harga titik impas break event pricing adalah Menetapkan harga berdasar tingkat pengembalian sasaran dan volume impas.” 35

5. Tipe-Tipe Program Penetapan Harga

Secara garis besar, ada tiga tipe program penetapan harga yaitu: a. Penetapan Harga Penetrasi Penetration Pricing Membahasa mengenai penetapan harga penetrasi, Fandy Tjiptono, dkk. berpendapat bahwa : “Dalam program ini, perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama untuk menstimulasi permintaan. Perusahaan berusaha menaikkan tingkat 34 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 113-114. 35 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV PUSTAKA SETIA, Bandung, hal. 114. Nilai Pelanggan Harga Biaya Produk digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penetrasi produknya di pasar, dengan cara menstimulasi permintaan primer dan meningkatkan pangsa pasar mendapat pelanggan baru berdasarkan faktor harga. ” 36 b. Penetapan Harga Paritas Party Pricing Membahas mengenai penetapan harga paritas, Fandy Tjiptono, dkk. berpendapat bahwa : “Dalam program ini, perusahaan menetapkan harga tingkat yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing. Implikasinya, program ini berusaha mengurangi peranan harga sehingga program pemasaran lainnya produk, distribusi, dan promosi yang dijadikan fokus utama dalam menerapkan strategi pemasaran. ” 37 c. Penetapan Harga Premium Premium Pricing Menururt Fandy Tjiptono, dkk. , “ Program ini menetapkan harga di atas tingkat harga pesaing. Dalam kasus introduksi atau kelas produk baru yang belum ada pesaing langsungnya, harga premium ditetapkan lebih tinggi dibandingkan bentuk produk yang bersaing. 38

6. Strategi Penetapan Harga Dalam Perspektif Islam

Islam memacu umatnya untuk berbuat dalam kebaikan dan menemukan falah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diantara kebahagiaan dunia dengan cara bermuamalah atau kita sebut saja dengan berdagang sesuai aturan agama. Berdagang sudah dikenal sejak 36 Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Strategik, hal. 481. 37 Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Strategik, hal. 482. 38 Fandy Tjiptono, dkk, 2008, Pemasaran Strategik, hal. 482. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id zaman Rasulullah SAW, berdagang merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan di pasar. Salah satu fungsi strategis pasar adalah mempertemukan produsen dan konsumen. Kedua belah pihak ini akan menimbulkan kesepakatan dalam menentukan harga. Dalam menentukan harga ini, keduanya haruslah saling sepakat atau ridlo. Strategi harga yang digunakan Nabi Muhammad SAW berdasarkan prinsip suka sama suka, sebagaimana firman Allah surat An- Nisaa’ ayat 29 yang berbunyi : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” 39 Melalui ayat ini Allah mengingatkan, wahai orang-orang beriman janganlah kamu memakan, yakni memperoleh harta yang merupakan sarana kehidupan diantara kamu dengan jalan yang batil, yakni tidak sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi hendaknya kamu memperoleh 39 Al- Qur’an, An-Nisa’: . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id harta itu dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu, kerelaan yang tidak melanggar ketentuan agama. Karena harta benda mempunyai kedudukan di bawah nyawa, bahkan terkadang nyawa dipertaruhkan untuk memperoleh atau mempertahankannya, maka pesan ayat ini selanjutnya adalah dan janganlah kamu membunuh diri sendiri, atau membunuh orang lain secara tidak hak karena orang lain adalah sama dengan kamu, dan bila kamu membunuhnya kami pun terancam dibunuh, sesungguhnya Allah terhadap kamu Maha Penyayang. Penggunaan kata makan untuk melarang perolehan harta secara batil, di karenakan kebutuhan pokok manusia adalah makan. Kalau makan yang merupakan kebutuhan pokok itu terlarang memperolehnya dengan batil, maka tentu lebih terlarang lagi bila perolehan dengan batil menyangkut kebutuhan sekunder apalagi tersier. 40 Menurut ulama Tafsir larangan memakan harta orang lain dalam ayat ini mengandung pengertian yang luas dan dalam, antara lain: a. Agama Islam mengakui adanya hak milik pribadi yang berhak mendapat perlindungan dan tidak boleh diganggu gugat; b. hak milik pribadi jika memenuhi nasabnya wajib dikeluarkan zakatnya dan kewajiban lainnya untuk kepentingan agama, negara, dan sebagainya; c. sekalipun seseorang mempunyai harta yang banyak dan banyak pula orang yang memerlukannya dari golongan-golongan yang berhak 40 M. Quraish Shihab, 2007, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, hal. 411-412. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menerima zakatnya tetapi harta itu tidak boleh diambil begitu saja tanpa seizin pemiliknya atau tanpa menurut prosedur yang sah. 41 Sebagaimana juga dijelaskan dalam firman Allah surat Al- Maa’idah ayat 38 yang berbunyi : “Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri. Potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” 42 Strategi harga yang digunakan Nabi Muhammad SAW yang lain adalah prinsip tidak menyaingi harga orang lain dan tidak menyongsong membeli barang sebelum dibawa ke pasar serta tidak berbohong. Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW, bersabda “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu” Bukhari. Dari Abu Hurairah r.a. mengatakan: “Raulullah SAW melarang orang kota menjual barang dagangan orang desa dan janganlah kamu membohongkan harga barang dan janganlah seseorang menjual menyaingi harga jual saudaranya, 41 Kementerian Agama RI, 2011, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Widya Cahaya, Jakarta, hal. 154. 42 Al- Qur’an, Surat Al-Maa’idah: .