SILABUS KURIKULUM BERBASIS KKNI 2016 Hukum Acara MK ok

I.

II.

Mata Kuliah
Fakultas
Prodi
Program
Waktu Perkuliahan
Dosen Pengampu

: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
: Syariah
: Hukum Tata Negara
: S1
:
:

Deskripsi Mata Kuliah
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi merupakan hukum acara sengketa atau
perselisihan (contentieus procesrecht) yang digunakan oleh Mahkamah Konstitusi

sebagai sebuah badan peradilan tata negara yang berwenang untuk memutuskan
sengketa (nemo index in causa sua) melalui proses peradilan untuk menerapkan
hukum (rechtstoepassing) dan menemukan hukum (rechtsvinding) dalam perkara
yang nyata (in concreto), sehingga berfungsi untuk menjamin ditaatinya hukum
materiil. Dengan demikian, terlihat benang merah tentang kedudukan dan hubungan
antara hukum materiil dengan hukum formil.
Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami proses dan
tata cara peradilan konstitusi serta mampu merespon perkembangan peradilan
konstitusi yang dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi. Konstruksi mata kuliah hukum
acara Mahkamah Konstitusi ini disusun sebagai upaya peningkatan kognisi kajian
peradilan konstitusi sekaligus sebagai praktek latihan beracara dalam persidangan
Mahkamah Konstitusi. Kajian mata kuliah ini meliputi hukum acara pengujian
undang-undang, hukum acara penyelesaian sengketa lembaga negara, hukum acara
pembubaran partai politik, hukum acara penyelesaian perselisihan hasil pemilu, dan
kewajiban Mahkamah Konstitusi dalam proses pemberhentian (impeachment)
terhadap presiden dan/atau wakil presiden.

III.

Tolok Ukur Indikator Kompetensi (Target Hasil Belajar)

1. Mahasiswa mampu menjelaskan kedudukan dan eksistensi Mahkamah
Konstitusi dalam sistem kekuasaan kehakiman di Indonesia.
2. Mahasiswa mampu menganalisa tugas dan fungsi Mahkamah Konstitusi dalam
struktur ketatanegaraan Indonesia.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan dan proses beracara di Mahkamah
Konstitusi dengan benar.
4. Mahasiswa mampu mempraktekan proses beracara di Mahkamah Konstitusi
dengan benar.

IV.

Topik Inti Pembelajaran
1. Mahkamah Konstitusi dan Sistem Kekuasaan Kehakiman di Indonesia.
- Gagasan Judicial Review dan kelembagaan Mahkamah Konstitusi
- Kedudukan, Fungsi, dan Kewenangan Mahkamah Konstitusi
- Susunan Hakim Konstitusi
2. Karakteristik Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.
- Istilah dan pengertian Hukum acara dalam persidangan Mahkamah Konstitusi
- Asas-Asas Hukum Acara Mahkamah Konstitusi


3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

- Sumber Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
- Kekhususan (Distingsi) Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Aspek-Aspek Umum Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.
- Permohonan Perkara Konstitusi
- Penggabungan Perkara Konstitusi
- Beban pembuktian dan alat bukti

- Jenis dan sifat persidangan
- Putusan
- Tata cara dan Tertib persidangan Mahkamah Konstitusi
Penafsiran Konstitusi.
- Penafsiran sebagai metode penemuan hukum
- Macam-macam penafsiran hukum dan konstitusi
- Kebebasan Hakim dalam Penafsiran Konstitusi
Hukum Acara PUU (Pengujian Undang-Undang) terhadap UUD
- Pengujian formil dan materiil
- Kedudukan hukum pemohon (Legal standing)
- Posisi pembentuk undang-undang dalam persidangan
- Keterangan tambahan (ad informandum judicem)
- Proses persidangan dan pembuktian
- Putusan
Hukum Acara Penyelesaian sengketa lembaga negara
- Lembaga Negara dalam Ketatanegaraan Indonesia
- Prosedur dan tata cara hukum acara penyelesaian sengketa lembaga negara
- Pihak yang bersengketa
- Permohonan dan tata cara pengejuan perkara sengketa lembaga negara
- Putusan

Hukum Acara Pembubaran Partai Politik
- Konsep pembubaran
- Kewenangan pembubaran partai politik di Indonesia
- Pemohonan dan permohonan
- Alasan-alasan pembubaran partai politik
- Proses persidangan dan pembuktian
- Putusan dan akibat hukum putusan
Hukum Acara Penyelesaian sengketa hasil pemilu
- Perselisihan hasil pemilu
- Penyelesaian PHPU sebagai sengketa Konstitusionalitas Pemilu
- Macam-macam perselisihan hasil pemilu
- Hukum acara PHPU
Hukum Acara Perkara Impeachment
- Impeachment sebelum dan pasca Amandemen UUD 1945
- Para pihak
- Alasan permohonan
- Proses Persidangan dan putusan.

10. Perbandingan Peradilan Konstitusi
I.


Metode Pembelajaran
1. Pertemuan awal dilakukan kontrak belajar untuk menyapakati point-point
yang harus ditaati selama perkuliahan.
2. Kegiatan pengenalan setiap konsep baru, dapat dilakukan dengan strategi;
-

Brain storming

-

Dynamic lecturing

-

Concept map

-

Synergetic lecturing


3. Pendalaman/perluasan pemahaman materi dilakukan dengan menggunakan
alternatif strategi;

II.

-

Information search

-

The power of two

-

Every one is teacher here

-


Snowbolling

-

Active debate

Evaluasi Pembelajaran
1. Untuk menilai proses pembelajaran masing-masing mahasiswa digunakan
evaluasi portofolio (resume mata kuliah). Di samping itu juga digunakan
aspek penilaian lain yaitu kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan dan
partisipasinya dalam proses perkuliahan.
2. Untuk menilai hasil pembelajaran dilakukan tes, yaitu Ujian Tengah Semester
(UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Di samping itu juga terdapat
komponen penilaian lain yang digunakan untuk menilai kemampuan
penguasaan materi perkuliahan berupa tugas terstruktur. Penilaian akhir
merupakan penggabungan dari skor yang diperoleh dengan pembobotan
sebagai berikut;
a) UTS

: 30 %


b) UAS

: 30 %

III.

c) Tugas (Paper & kuis)

: 10 %

d) Partisipasi Kelas

: 10 %

e) Kehadiran

: 10 %

f) Etika/moral


: 10 %

Referensi
Buku
1. Tim Penyusun Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Hukum Acara Mahkamah
Konstitusi, (Jakarta; Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi,
2010).
2. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2006).
3. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Model-model Pengujian Konstitusional di berbagai
negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).
4. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie dan Ahmad Syahrizal, Peradilan Konstitusi di 10
Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
5. Sekretariat Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi dan Pusat Studi Hukum Konstitusi
Fakultas Hukum Universitas Andalas, Perkembangan Pengujian Perundangundangan di Mahkamah Konstitusi; Dari Berpikir Hukum Tekstual ke Hukum
Progresif, (hasil Penelitian, 2010).
Undang-undang
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi jo UndangUndang No. 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Pertama Undang-Undang No. 24

Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.