perdagangan global.ppt 311KB Apr 14 2011 03:27:00 PM

(1)

SISTEM PERDAGANGAN GLOBAL,

INSTRUMEN EKONOMI,

NERACA EKONOMI DAN LINGKUNGAN

TERPADU

Oleh :

Candra Kuniawan

09610238

II D

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhmmadiyah Malang

Tahun 2010


(2)

Paradigma pembangunan berkelanjutan mensyaratkan bahwa aspek lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembangunan. Sistem perdagangan global yang

mendayagunakan pasar dalam negeri sebagai bagian dari pasar global berupaya mengaitkan sistem perdagangan dengan

prinsip perdagangan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan sektor industri untuk mendukung sistem

perdagangan yang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan menerapkan standarisasi kualitas dan audit lingkungan. Proses nilai tambah dilaksanakan dengan bertumpu kepada sumberdaya yang dimiliki dan memanfaatkan keunggulan komparatif menunju terciptanya keunggulan

kompetitif ditopang dengan kemampuan insani yang unggul dan berbudaya lingkungan. Industri, perdagangan, sektor publik dan sektor terkait seyogianya bertumpu pada peningkatan kapasitas intelektual yang mampu memadukan perangkat insani,

perangkat organisasi, perangkat teknologi, dan perangkat informasi yang tersedia di lingkungan internal dan eksternal.


(3)

Lima bidang Bidang yang dianggap prioritas adalah:

A. Pengembangan Pendekatan Ekonomi-ekologi

(ecological economics) dalam Pengelolaan dan

Pemanfaatan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan

B. Pengembangan Pendekatan Pencegahan Dampak

Lingkungan (Minimasi Limbah atau Produksi Bersih)

C. Pengembangan Sistem Akuntansi, Audit dan Neraca

Ekonomi, Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

D. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan

Global dan Standarisasinya

E. Sistem Informasi Produk Unggulan Jawa Timur dan


(4)

Perkembangan ekonomi eksternal sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, termasuk ekonomi regional Jawa Timur. Perkembangan ini secara ideologi disebut liberalisasi ekonomi yang berdampak kepada transformasi ekonomi di Indonesia. Ada tiga hal penting dari perkembangan ekonomi global tersebut yang sangat berpengaruh. Pertama, disetujuinya hasil Putaran Uruguay tentang GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) tahun 1995 dan

kemudian digantikan oleh WTO (World Trade Organization) mulai tahun 1996. Secara global, hal ini menandai terbentuknya rejim perdagangan bebas yang bertujuan meminimumkan hambatan perdagangan. Ke dua, pemerintah Republik Indonesia bersama 17 pemerintah negara lain dalam pertemuan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation), menghasilkan deklarasi Bogor tentang liberalisasi perdagangan dan investasi yang akan berlaku pada 2010 untuk negara-negara maju, dan tahun 2020 untuk negara-negara berkembang. Ke tiga, pemerintah negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, merencanakan untuk memberlakukan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada 2003.


(5)

 . Pada pertemuan APEC telah dikeluarkan suatu APEC

Leaders Economic Vision Statement, yang pokok-pokok isinya adalah:

 1. Menyadari adanya keterkaitan (interdependence) dan

keaneka-ragaman (diversity) yang ada, maka dikembangkanlah suatu paguyuban (community) ekonomi Asia Pasifik. Para

angota bersepakat membangun dasar-dasar ekonomi bagi kawasan Asia Pasifik dengan menggalang kekuatan,

memperkuat kerjasama dan mendorong kesejahteraan.

 2. Dasar-dasar pertumbuhan ekonomi adalah sistem

perdagangan multilateral dan oleh karena itu diberikan dukungan kuat agar Putaran Uruguay dapat diselesaikan secara berhasil.

 3. Perlu dilakukan pembicaraan lanjutan untuk mengurangi

hambatan-hambatan perdagangan dan lnvestasi agar

perdagangan dapat diperluas di dalam kawasan dan di dunia; sehingga barang, jasa, modal dan investasi mengalir bebas di kawasan ekonomi.


(6)

Kerjasama ekonomi Asia-Pasifik dilakukan

untuk mendorong:

1. Diperkuatnya sistem perdagangan

multilateral yang terbuka (berdasarkan

persetujuan GATT dan WTO);

2. Perluasan liberalisasi perdagangan dan

investasi dalam Asia-Pasifik;

3. Peningkatan kerjasama pembangunan

Asia-Pasifik.


(7)

. Program APEC mencakup 12 area, yakni :

1. pembangunan sumberdaya manusia,

2. ilmu pengetahuan,

3. teknologi industri,

4. perusahaan kecil dan menengah,

5. energi,

6. transportasi,

7. telekomunikasi dan informasi,

8. turisme,

9. data investasi dan perdagangan,

10. promosi perdagangan,

11. konservasi sumberdaya kelautan dan

12. teknologi pertanian.


(8)

Kesepakatan Putaran Uruguay

 komitmen Indonesia dalam Putaran Uruguay secara garis besar

adalah sebagai berikut:

a. Akses Pasar

Indonesia mengikat Bea Masuk sebagian besar pos tarif (95%) pada tingkat 40%. Produk tekstil dikembalikan ke sistem GATT dalam waktu 10 tahun sejak WTO efektif sehingga sistem kuota menjadi hapus. Diharapkan pada tahun 2000 tingkat tarif rata-rata berada antara 0- 15% dan pada tahun 2005 produk tekstil sepenuhnya kembali ke sistem GAT

b. Jasa

Komitmen Indonesia adalah sebatas hal-hal yang sudah terbuka sesuai dengan kebijakan yang sudah berlaku seperti dalam

perbankan, asuransi, perhubungan, tenaga ahli dan lain-lain.

c. TRIPs/TRIMs

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia diberi

kesempatan berbenah diri masing-masing 5 tahun untuk TRIPs dan 3 tahun untuk TRIMs.


(9)

Prospek Indonesia

Prospek Indonesia dalam menghadapi Putaran

Uruguay, kerjasama ASEAN dan APEC sangat baik,

asalkan bekerja keras dan mampu memanfaatkan

peluang. Hal-hal yang harus dilaksanakan adalah:

1. Keberlanjutan stabilitas politik.

2. Keberlanjutan stabilitas ekonomi.

3. Mengembangkan program deregulasi dan

debirokratisasi yang efektif

4. Mengembangkan sektor industri, pertanian dan

jasa.

5. Mengembangkan sumberdaya manusia dalam

bidang penguasaan teknologi, manajemen, dan

keterampilan khusus


(10)

Sistem Pengelolaan Lingkungan

 Agar dapat diimplementasikan secara efektif, Sistem

Pengelolaan Lingkungan harus mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut:

 1. Kebijakan lingkungan: pernyataan tentang maksud

kegiatan pengelolaan lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.

 2. Perencanaan; mencakup identifikasi aspek lingkungan dan

persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan.

 3. lmplementasi; mencakup struktur organisasi, wewenang

dan tanggung jawab, pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dan tanggap darurat.

 4. Pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan: mencakup

pemantauan, pengukuran, dan audit.

 5. Kajian pengelolaan; kajian tentang kesesuaian dan

efektifitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.


(1)

 . Pada pertemuan APEC telah dikeluarkan suatu APEC

Leaders Economic Vision Statement, yang pokok-pokok isinya adalah:

 1. Menyadari adanya keterkaitan (interdependence) dan

keaneka-ragaman (diversity) yang ada, maka dikembangkanlah suatu paguyuban (community) ekonomi Asia Pasifik. Para

angota bersepakat membangun dasar-dasar ekonomi bagi kawasan Asia Pasifik dengan menggalang kekuatan,

memperkuat kerjasama dan mendorong kesejahteraan.

 2. Dasar-dasar pertumbuhan ekonomi adalah sistem

perdagangan multilateral dan oleh karena itu diberikan dukungan kuat agar Putaran Uruguay dapat diselesaikan secara berhasil.

 3. Perlu dilakukan pembicaraan lanjutan untuk mengurangi

hambatan-hambatan perdagangan dan lnvestasi agar

perdagangan dapat diperluas di dalam kawasan dan di dunia; sehingga barang, jasa, modal dan investasi mengalir bebas di kawasan ekonomi.


(2)

Kerjasama ekonomi Asia-Pasifik dilakukan

untuk mendorong:

1. Diperkuatnya sistem perdagangan

multilateral yang terbuka (berdasarkan

persetujuan GATT dan WTO);

2. Perluasan liberalisasi perdagangan dan

investasi dalam Asia-Pasifik;

3. Peningkatan kerjasama pembangunan

Asia-Pasifik.


(3)

. Program APEC mencakup 12 area, yakni :

1. pembangunan sumberdaya manusia,

2. ilmu pengetahuan,

3. teknologi industri,

4. perusahaan kecil dan menengah,

5. energi,

6. transportasi,

7. telekomunikasi dan informasi,

8. turisme,

9. data investasi dan perdagangan,

10. promosi perdagangan,

11. konservasi sumberdaya kelautan dan

12. teknologi pertanian.


(4)

Kesepakatan Putaran Uruguay

 komitmen Indonesia dalam Putaran Uruguay secara garis besar

adalah sebagai berikut:

a. Akses Pasar

Indonesia mengikat Bea Masuk sebagian besar pos tarif (95%) pada tingkat 40%. Produk tekstil dikembalikan ke sistem GATT dalam waktu 10 tahun sejak WTO efektif sehingga sistem kuota menjadi hapus. Diharapkan pada tahun 2000 tingkat tarif rata-rata berada antara 0- 15% dan pada tahun 2005 produk tekstil sepenuhnya kembali ke sistem GAT

b. Jasa

Komitmen Indonesia adalah sebatas hal-hal yang sudah terbuka sesuai dengan kebijakan yang sudah berlaku seperti dalam

perbankan, asuransi, perhubungan, tenaga ahli dan lain-lain.

c. TRIPs/TRIMs

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia diberi

kesempatan berbenah diri masing-masing 5 tahun untuk TRIPs dan 3 tahun untuk TRIMs.


(5)

Prospek Indonesia

Prospek Indonesia dalam menghadapi Putaran

Uruguay, kerjasama ASEAN dan APEC sangat baik,

asalkan bekerja keras dan mampu memanfaatkan

peluang. Hal-hal yang harus dilaksanakan adalah:

1. Keberlanjutan stabilitas politik.

2. Keberlanjutan stabilitas ekonomi.

3. Mengembangkan program deregulasi dan

debirokratisasi yang efektif

4. Mengembangkan sektor industri, pertanian dan

jasa.

5. Mengembangkan sumberdaya manusia dalam

bidang penguasaan teknologi, manajemen, dan

keterampilan khusus


(6)

Sistem Pengelolaan Lingkungan

 Agar dapat diimplementasikan secara efektif, Sistem

Pengelolaan Lingkungan harus mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut:

 1. Kebijakan lingkungan: pernyataan tentang maksud

kegiatan pengelolaan lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.

 2. Perencanaan; mencakup identifikasi aspek lingkungan dan

persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan.

 3. lmplementasi; mencakup struktur organisasi, wewenang

dan tanggung jawab, pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dan tanggap darurat.

 4. Pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan: mencakup

pemantauan, pengukuran, dan audit.

 5. Kajian pengelolaan; kajian tentang kesesuaian dan

efektifitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

HUBUNGAN ANTARA DOWN SYNDROME DENGAN TINGKAT FUSI TULANG ULNA PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN

0 22 17

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52