LAKIP DPD RI Tahun 2014
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
i
KATA PENGANTAR
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan aparatur pemerintah yang diamanatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga DPD RI.
Memasuki tahun ke-11, keberadaan Lembaga DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia telah membangkitkan harapan masyarakat agar peran DPD RI dapat lebih optimal dalam menindaklanjuti aspirasi dan kepentingan daerah pada tataran pembentukan kebijakan di tingkat pusat. Besarnya harapan masyarakat tersebut dan adanya dinamika politik di parlemen serta pelaksanaan tugas DPD RI yang semakin berkembang menuntut kesigapan Sekretariat Jenderal DPD RI dalam memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian kepada DPD RI dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
Sejalan dengan penerapan prinsip akuntabilitas sebagai salah satu prinsip
Good Governance telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (AKIP) yang telah diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mewajibkan setiap instansi pemerintah termasuk Sekretariat Jenderal DPD RI untuk menyusun laporan akuntabilitas kinerjanya.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan penggunaan anggaran dalam rangka pencapaian sasaran strategis baik yang tercantum dalam RPJMN maupun Rencana Strategis Lembaga dan Sekretariat Jenderal DPD RI. Namun demikian Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI mengalami perubahan pada tahun 2014, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) tahun 2014 menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan indikator kinerja.
(2)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
ii
LAKIP tahun 2014 yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI ini menyajikan berbagai tingkat capaian keberhasilan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal DPD RI.
Dengan telah dilakukannya analisis dan evaluasi kinerja secara objektif yang disajikan dalam LAKIP ini diharapkan ke depan dapat lebih meningkatkan kinerja aparatur Sekretariat Jenderal DPD RI yang profesional, andal dan akuntabel dalam memberikan dukungan kepada DPD RI, serta diharapkan masyarakat dan para pemangku kepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014.
Jakarta, Februari 2015
Sekretaris Jenderal DPD RI,
Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO NIP. 195711251983031001
(3)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
iii
KATA PENGANTAR
………
...
i
DAFTAR ISI
………
...
iii
DAFTAR TABEL
...
v
BAB I. PENDAHULUAN
...
1
A.
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ...
B.
Sistematika Penyajian
………
...
2
13
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
...
16
A.
Revisi Rencana Strategis 2010-2014...
1.
Visi ...
2.
Misi ...
3.
Tujuan dan Sasaran ...
4.
Strategi ...
B.
Perjanjian Kinerja Tahun 2014...
16
17
18
19
20
21
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
...
23
A.
Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI ...
1.
Sasaran
Strategis_1
”
Terwujudnya
dukungan
teknis
dan
substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
DPD RI
”
...
2.
Sasaran Strategis_2
”
Terwujudnya dukungan terhadap penguatan
kelembagaan DPD RI
”
...
3.
Sasaran Strategis_3
”
Terwujudnya Efektivitas Hubungan antara DPD
RI dengan Konstituen di Daerah
Pemilihan
”
...
4.
Sasaran Strategis _4
”
Terwujudnya Profesionalitas Kompetensi Dan
Integritas SDM Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD
RI
”
...
5.
Sasaran Strategis_5
”
Terwujudnya layanan administrasi perkantoran
dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
DPD
RI
”
...
6.
Sasaran Strategis_6
”
Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan
Sekretariat Jenderal DPD RI yang transparan dan akuntabel dalam
mendukung
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
DPD
RI
”
...
23
25
61
74
79
88
94
DAFTAR ISI
(4)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
iv
7.
Sasaran Strategis _7
”
Meningkatnya Kualitas Layanan Sarana Dan
Prasarana Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD
RI
”
...
8.
Sasaran Strategis_8
”
Terwujudnya Kapasitas Layanan Data dan
Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam Mendukung Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi DPD RI ...
B.
Realisasi Anggaran ...
102
108
112
BAB IV. PENUTUP
...
115
LAMPIRAN
1.
Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012;
2.
Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI di Provinsi;
3.
Matriks (Revisi) Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014;
4.
a. Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
b.
Revisi I Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
c.
Revisi II Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
d.
Revisi Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
5.
Pengukuran Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
(5)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 v
No Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 : Jumlah Pegawai di Lingkungan Setjen DPD RI 9
Tabel 3.1 : Sasaran Strategis_1 ”Terwujudnya dukungan teknis dan
substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”
26
Tabel 3.2 : Target dan Realisasi Penyelenggaraan Rapat/Sidang Alat
Kelengkapan DPD RI Tahun 2014
32
Tabel 3.3 : Sasaran Strategis_2 ”Terwujudnya dukungan terhadap penguatan
kelembagaan DPD RI”
63
Tabel 3.4 : Sasaran Strategis_3 ”Terwujudnya Efektivitas Hubungan antara
DPD RI dengan Konstituen di Daerah Pemilihan”
76
Tabel 3.5 : Sasaran Strategis _4 ”Terwujudnya Profesionalitas Kompetensi
Dan Integritas SDM Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD RI”
80
Tabel 3.6. : Sasaran Strategis_5 ”Terwujudnya layanan administrasi
perkantoran dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”
89
Tabel 3.7. : Sasaran Strategis_6 ”Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan
keuangan Sekretariat Jenderal DPD RI yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”
95
Tabel 3.8. : Sasaran Strategis _7 ”Meningkatnya Kualitas Layanan Sarana Dan
Prasarana Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD RI”
103
Tabel 3.9 : Sasaran Strategis_8 ”Terwujudnya Kapasitas Layanan Data dan
Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI”
109
Tabel 3.10 : Realisasi Anggaran yang digunakan untuk mewujudkan sasaran
strategis Setjen DPD RI Tahun 2014
113
DAFTAR TABEL
(6)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
1
Pendayagunaan aparatur merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, dan pengendalian manajemen secara terencana, sistematis, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur dalam rangka mewujudkan
good
governance
. Pendayagunaan aparatur mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan penataan fungsi kelembagaan yang efisien dan efektif dengan tatalaksana yang jelas dan transparan, didukung oleh SDM aparatur yang profesional, sampai kepada adanya pengawasan yang proporsional serta menghasilkan pelayanan publik yang optimal.Upaya tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang harus dimiliki oleh penyelenggara negara sebagaimana terdapat dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN yang kemudian ditindaklanjuti oleh Presiden dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai pengganti dari Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
SAKIP merupakan salah satu bentuk reformasi administrasi publik khususnya di bidang manajemen sektor publik yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas manajemen dan transparansi serta akuntabilitas sektor publik. Implementasi dari SAKIP bagi intansi pemerintah adalah dengan membuat laporan kinerja instansi pemerintah (LAK) sebagai bentuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas suatu lembaga atau instansi, sehingga terwujud pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (
result oriented government
).Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tersebut, ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja agar setiap instansi pemerintah dari
BAB I
(7)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
2
eselon I sampai dengan eselon II secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada
stakeholders
dengan menyusun perjanjian kinerja dan laporan kinerja.Sejalan dengan itu, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (Setjen DPD RI) menyusun Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2014 dan menerbitkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI sebagai bentuk akuntabilitas dan laporan capaian atas kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun 2010-2014 dan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tahun 2014.
A.
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Keberadaan DPD RI dimaksudkan untuk memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memperteguh persatuan daerah; mengakomodasi aspirasi dan kepentingan daerah-daerah dalam perumusan kebijakan nasional yang berkaitan dengan daerah-daerah; serta mendorong percepatan demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah. Selain itu keberadaan DPD RI dalam rangka memperkuat lembaga legislastif di tingkat nasional untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat daerah.
Oleh karena itu, lembaga DPD RI memiliki arti penting dan memegang peran strategis dalam perkembangan ketatanegaraan sebagai kamar kedua dalam sistem parlemen Indonesia. Keberadaan DPD RI diharapkan dapat berperan dalam proses pengambilan keputusan nasional sehingga dapat menyerap dan mengakomodasikan kepentingan masyarakat dan daerah secara luas.
Konstitusi dan UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) menempatkan DPD RI sebagai lembaga yang memiliki peran untuk memberikan pertimbangan terhadap pembahasan Rancangan
(8)
Undang-Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
3
Undang (RUU) yang dilakukan oleh DPR RI. Kewenangannya terbatas pada isu-isu yang terkait dengan kepentingan daerah; hubungan antara pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam; perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi. Selain itu, DPD RI juga memiliki kewenangan mengawasi (
oversight
) di bidang-bidang ini, dan juga terhadap APBN serta RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama yang hasilnya disampaikan ke DPR RI.Selama 2 (dua) periode keanggotaan, dari tahun 2004 sampai dengan 2014, banyak yang telah di lakukan oleh DPD RI baik berupa usul inisiatif RUU tertentu, ikut membahas RUU Tertentu, memberikan pertimbangan RUU terkait dengan pajak, pendidikan, agama dan RAPBN serta pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK. DPD RI dalam kurun waktu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 telah mengajukan 48 (empat puluh delapan) RUU, 202 (dua ratus dua) pandangan dan pendapat, 14 (empat belas) Pertimbangan, dan 124 (seratus dua puluh empat) hasil pengawasan.
Dalam perkembangannya untuk mendudukkan fungsi legislasi DPD RI sesuai UUD 1945, pada tanggal 14 September 2012, DPD RI telah menyampaikan permohonan pengujian undang-undang (uji materi) atas UU MD3 dan UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU P3) terhadap UUD 1945 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Perkara Nomor 92/PUU-X/2012. Permohonan uji materi dimaksud dilakukan untuk memperoleh penafsiran yang lebih tepat dan pasti bagi kepentingan bersama dalam sistem legislasi antara DPR, DPD, dan Presiden. Pada hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013, MK telah memutus perkara tersebut dan dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013. Putusan MK meneguhkan 5 (lima) hal, yaitu:
1. DPD terlibat dalam pembuatan program legislasi nasional (prolegnas);
2. DPD berhak mengajukan RUU yang dimaksud dalam Pasal 22D ayat (1) UUD 1945 sebagaimana halnya atau bersama-sama dengan DPR dan
(9)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
4
Presiden, termasuk dalam pembentukan RUU Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. DPD berhak membahas RUU secara penuh dalam konteks Pasal 22D ayat (2) UUD 1945;
4. Pembahasan UU dalam konteks Pasal 22D ayat (2) bersifat tiga pihak (tripartit), yaitu antara DPR, DPD, dan Presiden; dan
5. MK menyatakan bahwa ketentuan dalam UU MD3 dan UU P3 yang tidak sesuai dengan tafsir MK atas kewenangan DPD dengan sendirinya bertentangan dengan UUD 1945, baik yang diminta maupun tidak.
Dengan adanya putusan MK ini maka memperkuat posisi DPD RI melaksanakan tugas wewenangnya terutama dalam fungsi legislasi dan telah mengubah paradigma proses pembuatan undang-undang (
law making process
) yang semakin efisien. Kewenangan legislasi DPD RI yang selama ini samar-samar baik secara praktik maupun pengaturan di dalam UU MD3 dan UU P3 menjadi lebih kuat. Ini semakin memperkuat lembaga DPD RI dan tentu akan memperkuat NKRI, yang salah satu semangat terbentuknya DPD RI adalah sebagai lembaga pemersatu daerah-daerah di Indonesia sebagaimana amanat dan semangat dari pembentukan DPD RI dalam UUD 1945.Setidaknya terdapat 8 (delapan) hal terkait kelembagaan yang diusung dan diperjuangkan DPD RI.
Pertama
, Memperjuangkan penataan sistem ketatanegaraan untuk memperkuat sistemcheck and balances
melalui perubahan tahap kelima Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.Kedua
, mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI dalam mengajukan usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan undang-undang tertentu, dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang.Ketiga
,memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan bangsa yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan, dan berkesinambungan serta berwawasan lingkungan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat
, meningkatkan sinergi dan interaksi(10)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
5
serta kerjasama Anggota DPD RI dengan para pemangku kepentingan untuk efektifitas perjuangan aspirasi dan kepentingan daerah dalam kebijakan nasional.
Kelima
, mendorong pemerintah pusat untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap isu-isu penting dan strategis di daerah.Keenam
, mendorong pemerintah daerah mengidentifikasi dan menyusun strategi dalam mengatasi isu-isu dan persoalan penting di daerah.Ketujuh
, meningkatkan kinerja politik Anggota DPD RI melaluiinstitutional building, capacity building, dan image
building
, dankedelapan
, melakukan sosialisasi DPD RI melalui berbagai inovasi yang terprogram namun tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.Dalam melaksanakan tugas kelembagaannya, DPD RI memerlukan peran dan tugas Sekretariat Jenderal sebagai sebuah institusi pendukung administratif dan keahlian yang memiliki norma dan
“
ruh”
birokrat pada lembaga legislatif yangcukup berpengaruh pada format, prosedur dan kultur organisasi tertentu. Oleh karenanya, sekretariat jenderal harus memiliki ciri birokrat profesional jajaran sekretariat jenderal lembaga legislatif, yaitu : 1) menjaga dan meningkatkan pelayanan legislator; 2) menjamin standar akurasi dan ketepatan yang tinggi dalam
advise
prosedural; 3) mengembangkan keahlian konstitusi dan prosedural, serta kelengkapannya; dan 4) mempublikasikan rangkaian hasil kerja dan prosedur.Pada tahun 2005 dibentuklah Setjen DPD RI berdasarkan Pasal 99 UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD. Berdasarkan UU tersebut telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2005 tentang pembentukan Sekretariat Jenderal DPD RI, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI dengan struktur Setjen DPD RI terdiri dari 6 (enam) Biro, 1 (satu) Pusat, 27 (dua puluh tujuh) Bagian/Bidang dan 58 (lima puluh delapan) Subbagian/Subbidang.
Meningkatnya beban kerja dan perubahan mekanisme kegiatan DPD RI, mendorong Setjen DPD RI melakukan pengembangan Struktur Organisasi Setjen
(11)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
6
DPD RI yang ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2008, dengan Perubahan struktur unit kerja eselon II dari 6 (enam) Biro dan 1 (satu) Pusat menjadi 6 (enam) Biro dan 3 (tiga) Pusat, sehingga menambah unit kerja eselon III dan eselon IV dari 27 (dua puluh tujuh) Bagian/Bidang menjadi 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang dan dari 58 (lima puluh delapan) Subbagian/Subbidang menjadi 79 (tujuh puluh sembilan) Subbagian/Subbidang.
Pada awal periode 2009-2014 terjadi perubahan nomenklatur dan tambahan alat kelengkapan dalam struktur kelembagaan DPD RI yang semula Panitia Ad Hoc (PAH) menjadi Komite, Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan (PKALP) menjadi Panitia Hubungan Antar Lembaga (PHAL) dan penambahan Panitia Akuntabilitas Publik (PAP).
Dengan adanya perubahan nomenklatur dan tambahan alat kelengkapan tersebut serta dibentuknya struktur organisasi di ibu kota provinsi yang memerlukan peningkatan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bagian Pengawasan Internal, maka dilakukan perubahan struktur organisasi dengan penyesuaian nomenklatur dan penambahan kesekretariatan alat kelengkapan serta peningkatan bagian pengawasan internal setingkat Eselon IIIa menjadi unit Inspektorat setingkat Eselon IIa yang memiliki tugas dan fungsi pengawasan di kantor DPD RI di ibu kota negara dan ibu kota provinsi.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas dan persetujuan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor:
B/2008/M.PAN-RB/06/2012 tanggal 28 Juni 2012 ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 02 Tahun 2012 tentang Perubahan pertama Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 1 Tahun 2008 dengan perubahan struktur Eselon II dari 9 (sembilan) menjadi 10 (sepuluh) yang terdiri dari 6 (enam) Biro, 3 (tiga) Pusat dan 1 (satu) Inspektorat. 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang (perubahan nomenklatur Panitia Ad Hoc menjadi Komite, PKALP menjadi PHAL, dan penambahan unit bagian Sekretariat PAP serta penghapusan bagian Pengawasan Internal) dan 79 (tujuh puluh sembilan) Subbagian/Subbidang
(12)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
7
menjadi 80 (delapan puluh) Subbagian/Subbidang. Selain itu, melalui persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui suratnya nomor: B/2230/M.PAN-RB/09/2011 tanggal 21 September 2011 telah disusun Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia di Provinsi dengan jabatan kepala kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia di Provinsi adalah setingkat eselon III.
Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, tergambar pada Lampiran 1, serta Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI di provinsi terdapat pada Lampiran 2.
Kesekretariatan DPD RI diatur dengan Pasal 413 sampai dengan Pasal 417 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3. Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal DPD RI secara rinci diatur dalam Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib. Dalam Pasal 224 Tata Tertib DPD RI, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas:
a. memberi dukungan teknis, administratif, dan keahlian;
b. melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya selama tahun sidang sebelumnya kepada pimpinan pada setiap permulaan tahun sidang dalam Sidang Paripurna.
Dukungan teknis administratif meliputi:
a. penyelenggaraan administrasi dan keprotokolan lembaga dan hal-hal yang berkaitan dengan dukungan kelembagaan, keanggotaan dan seluruh kegiatan DPD;
b. perencanaan program dan anggaran untuk kegiatan DPD; c. pelaksanaan pengelolaan anggaran DPD;
d. penyiapan seluruh dukungan dalam rangka kegiatan sidang dan rapat-rapat; e. pelaksanaan tata kelola kearsipan dan risalah;
(13)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
8
f. pemberian dukungan referensi dan jaringan kerja;
g. pengelolaan dan pemberian informasi sesuai kebutuhan masyarakat berkenaan dengan informasi kegiatan DPD seperti hasil-hasil keputusan DPD, penerimaan kunjungan anak sekolah, dan masyarakat yang ingin mengetahui tentang DPD dan lain-lain yang relevan dalam ruang lingkup tugas Sekretariat Jenderal;
h. penyiapan dukungan pelaksanaan tugas berupa fasilitas gedung, ruang rapat, dan peralatan yang dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Fasilitas Parlemen;
i. penyiapan dukungan teknologi informasi;
j. penyiapan materi atau bahan bagi pimpinan dalam rangka koordinasi pimpinan DPR, DPD dan MPR tentang gedung dan fasilitas fisik; dan
k. tugas lain-lain menurut kebutuhan pimpinan dan lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dukungan keahlian meliputi:
a. penampungan hasil diskusi, curah pendapat, atau penjelasan ide/gagasan mengenai perlunya disusun rancangan undang-undang;
b. pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi, seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan lainnya;
c. penyusunan draft naskah/dokumen akademik;
d. penyusunan draf rancangan undang-undang sesuai dengan ide atau gagasan dari pemrakarsa;
e. pemberian dukungan keahlian kepada Alat Kelengkapan pada saat sidang-sidang atau rapat-rapat pembahasan di DPD dan DPR; dan
f. pelaksanaan tugas keahlian lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang DPD.
(14)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
9
Sampai dengan bulan Maret 2014, jumlah pegawai Setjen DPD RI tercatat sebanyak 644 (enam ratus empat puluh empat) pegawai yang terdiri dari 463 (empat ratus enam puluh tiga) PNS dan 181 (Seratus Delapan Puluh Satu) pegawai tidak tetap. Dari PNS yang bekerja pada Setjen DPD RI yang menduduki jabatan struktural sebanyak 127 (Seratus Dua Puluh Tujuh) pegawai dan yang menduduki posisi staf sebanyak 336 (tiga ratus tiga puluh enam) pegawai. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai di Lingkungan Setjen DPD RI
NO
JABATAN
ESELON
STAFF NON
STRUKTURAL
NON
PNS
JML
I
II
III
IV
A B A
A A
B
A
B
1 SESJEN 1 - - - 1
2 WASESJEN - 1 - - - 1
3 BIRO RENKEU - - 1 - 4 - 9 - 43 4 61
4 BIRO SETPIM - - 1 - 4 - 9 - 27 7 48
5 BIRO SIDANG I - - 1 - 5 - 10 - 39 15 70
6 BIRO SIDANG II - - 1 - 6 - 13 - 47 16 83
7 BIRO ADMIN - - 1 - 3 - 8 - 46 11 69
8 BIRO UMUM - - 1 - 4 - 9 - 55 64 133
9 PUSDATIN - - 1 - 3 - 7 - 26 12 49
10 PUSJIDA - - 1 - 3 - 7 - 41 44 96
11 PUSJIJAKUM - - 1 - 3 - 7 - 9 3 23
12 INSPEKTORAT - - 1 - - 1 - 3 5 10
JUMLAH
1 1 10 - 35 -
80
-
336
181
644
Sumber : Biro Administrasi ,keadaan sampai dengan 1 Maret 2014
Dengan gambaran tersebut, maka peran kesetjenan DPD RI sangat penting sebagai sistem pendukung bagi DPD RI sebagai lembaga legislatif. Cukup banyak peluang penyempurnaan pelaksanaan tugas parlemen atau lembaga legislatif yang bisa dipengaruhi oleh perbaikan sistem kerja di jajaran Sekretariat Jenderal diantaranya melalui penyediaan tenaga ahli, narasumber, data dan informasi tentang persoalan yang dibahas, penyediaan informasi tentang sistem dan prosedur berpemerintahan dalam kaitan dengan persoalan yang sedang dibahas, ataupun informasi lapangan yang terkait.
(15)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
10
Keberhasilan manajemen dalam organisasi dapat terlihat dari kemampuan organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang semakin cepat. Oleh karenanya, organisasi perlu melakukan analisis lingkungan strategis sehingga dapat mengidentifikasi aspek strategis dan permasalahan yang dihadapi dan dampaknya terhadap masa depan organisasi. Berikut ini hasil analisis lingkungan strategis Sekretariat Jenderal DPD RI, yaitu :
1. Aspek Strategis
Aspek strategis merupakan aspek-aspek tertentu yang dapat mendukung keberhasilan suatu organisasi. Aspek-aspek ini harus berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh suatu organisasi, jika organisasi ingin menunjukkan keberhasilan kinerjanya. Dengan demikian organisasi yang berhasil tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga bagi organisasi itu sendiri. Aspek strategis Sekretariat Jenderal DPD meliputi:
a. Dukungan Pimpinan dan Anggota; b. Semangat dan motivasi kerja pegawai; c. Pengalaman kerja;
d. Struktur organisasi;
e. Mekanisme dan prosedur kerja; f. Kerjasama antar unit kerja; g. Budaya dan etos kerja;
h. Hubungan kerja dengan instansi/organisasi terkait; i. Teknologi informasi;
j. Sarana dan prasarana kerja; k. Dukungan anggaran.
2. Permasalahan
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi oleh sekretariat Jenderal DPD RI selama ini dapat diutarakan sebagai berikut :
(16)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
11
a) Sebagai lembaga baru yang tumbuh sebagai konsekuensi konsensus politik, maka format kerja DPD RI terus berkembang untuk mencapai bentuknya. Keberadaan dan langkah-langkah kerja DPD RI berada dalam ruang politik dengan berbagai friksi ide serta hampir seluruh sumberdaya dukungan lembaga DPD RI sama sekali tidak ada dibawah kendali DPD RI sendiri. Hal ini membawa konsekuensi pula untuk berbagai perubahan yang mau tidak mau akan membagi konsentrasi pemikiran dan kerja sekretariat jenderal DPD RI.
b) Masih jauhnya perangkat dukungan dari yang sebagaimana seharusnya terutama apabila diambil referensi lembaga yang sama pada negara lain, terdapat kelemahan dukungan staf sekretariat yang harus menyediakan mekanisme kerja, administrasi, informasi dan jaringan kerja dengan unit terkait/
stakeholders
. Secara agregat, kondisi nyatanya ialah kombinasi antar staf ahli dan staf sekretariat pendukung masih jauh dari kebutuhan untuk operasionalnya lembaga legislatif seperti DPD RI.c) Kelemahan saat ini yang sangat mungkin paling dirasakan ialah terkait dengan
feedback
atas agregasi aspirasi yang diserap oleh anggota DPD RI dari lapangan. Yang terjadi dengan situasi ini ialah keadaan dimana dalam kegiatannya di lapangan hampir tidak ada dukungan perangkat kerja Setjen DPD RI untuk anggota DPD RI, karena konstruksi dukungan perangkat daerah masih memerlukan pengaturan-pengaturan dalam teknis pelaksanaannya.d) Dengan ditetapkannya UU No. 17 Tahun 2014, maka terjadi perubahan kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang DPD RI. Aktivitas anggota DPD RI tidak hanya dilakukan di Ibukota negara (Jakarta), juga dilakukan di daerah masing-masing, di setiap Provinsi. Perubahan tugas, fungsi dan wewenang DPD RI memberikan dampak pada peningkatan aktivitas anggota DPD RI. Peningkatan aktivitas ini membawa konsekuensi pada peningkatan kegiatan teknis administratif dan teknis subtantif. Dengan demikian berpengaruh pula pada sistem dukungan yang tidak lain
(17)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
12
merupakan aktivitas kesekretariatan. Berdasarkan kondisi objektif tersebut, maka terhadap kelembagaan pendukung Sekretariat Jenderal DPD RI perlu dilakukan penataan tugas, fungsi dan revitalisasi organisasi.
Dengan demikian, amanat UU MD3 terhadap revitalisasi Sekretariat DPD RI dan kelembagaan DPD RI berpangkal kepada sistem dan manajemen Sekretariat DPD RI, dalam rangka mendukung proses dan tahapan pengambilan putusan di DPD RI. Perkembangan sekarang dalam hal reorganisasi Sekretariat Jenderal DPD RI temasuk untuk unit kerja DPD RI di daerah masih dalam proses bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, sebagai otoritas pengaturan organisasi lingkup kementerian dan lembaga.
e) Gedung kantor DPD RI berada di kawasan komplek parlemen (MPR, DPR dan DPD). Pemanfaatan sarana dan prasarana di kawasan komplek parlemen diatur dalam Pasal 392 ayat (4) UU MD3 bahwa Pimpinan MPR, DPR dan DPD melalui alat kelengkapan melakukan koordinasi dalam rangka pengelolaan sarana dan prasarana dalam kawasan gedung perkantoran MPR, DPR dan DPD. Sebagai tindak lanjut, Pimpinan DPD RI telah melaksanakan koordinasi bersama dengan Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, BURT DPR, dan Sekretariat Jenderal MPR, DPR, dan DPD dalam rangka penataan seluruh kawasan komplek parlemen termasuk dengan rencana pembangunan gedung baru DPD RI, namun sampai saat ini belum terealisasi.
Kondisi sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Negara semakin tidak memadai mengingat semakin meningkatnya aktifitas DPD RI yang dilakukan oleh 10 (sepuluh) alat kelengkapan dan pertambahan SDM yang membutuhkan penambahan ruang rapat dan ruang kerja. Sidang Paripurna DPD RI menggunakan ruang sidang milik Sekretariat Jenderal MPR RI, sehingga pelaksanaan agenda sidang DPD RI harus menyesuaikan dengan agenda kegiatan MPR.
(18)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
13
Gedung kantor sementara DPD RI di ibu kota provinsi saat ini masih menggunakan gedung kantor pinjam pakai dari Pemerintah Provinsi dan dengan cara sewa yang kondisinya kurang memadai dan belum representatif sebagai gedung kantor lembaga Negara. Untuk tahun anggaran 2014 telah dialokasikan pembangunan gedung kantor di 3 (tiga) provinsi yang diharapkan secara bertahap dalam waktu lima tahun mendatang dapat dibangun gedung kantor DPD RI di seluruh provinsi.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Kinerja (LAK) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI selama tahun 2014. Capaian kinerja (
performance result)
2014 tersebut dibandingkan dengan perjanjian kinerja(performance agreement)
2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap perjanjian kinerja memungkinkan diidentifikasi sejumlah celah kinerja(performance gap)
bagi perbaikan kinerja di masa datang.Selanjutnya, sistematika penyajian LAK Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum Sekretariat Jenderal DPD RI, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama
(strategic issued)
yang sedang dihadapi organisasi.Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2014.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI sesuai dengan hasil
(19)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
14
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013 dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran:
1) Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012;
(20)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
15
2) Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI di provinsi;
3) Matriks (Revisi) Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014; 4) a. Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
b. Revisi I Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014; c. Revisi II Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014; d. Revisi Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014; 5) Pengukuran Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;
(21)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
16
A. REVISI RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Revisi Rencana strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPD RI tahun 2010-2014 dilaksanakan terkait dengan tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja Setjen DPD RI yang merupakan penjabaran dan tolak ukur kinerja Setjen DPD RI dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Perubahan tersebut telah diselaraskan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Setjen DPD RI dalam memberikan dukungan teknis, administratif, dan keahlian kepada lembaga DPD RI. Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 telah mengalami 3 (tiga) kali revisi, yaitu pada bulan Maret 2012, Oktober 2013, dan terakhir pada Oktober 2014.
Revisi Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 pertama dilaksanakan pada bulan Maret 2012 karena adanya evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Setjen DPD RI Tahun 2010 sehingga perlu dilakukan perubahan Renstra terutama pada perumusan indikator kinerja dan rumusan sasaran.
Pada bulan Oktober 2013 dilakukan revisi kedua terhadap Renstra Setjen DPD RI tahun 2010-2014 karena terjadi pengembangan struktur organisasi Setjen DPD RI, adanya penambahan unit kerja eselon I yaitu inspektorat dan unit kerja eselon III yaitu Bagian Set.Panitia Akuntabilitas Publik, sehingga diperlukan penyesuaian antara Renstra Setjen DPD RI tahun 2010-2014 dengan struktur yang baru.
Tahun 2014 merupukan tahun terakhir dalam penerapan Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014, namun Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 tetap dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Hal ini dilaksanakan karena untuk menyesuaikan dengan perkembangan dinamika kelembagaan DPD RI, adanya pergantian Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk periode 2014-2019. Revisi Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 dilakukan terhadap tujuan, BAB II
(22)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
17
indikator kinerja tujuan, sasaran strategis, dan indikator target kinerja Setjen DPD RI yang diselaraskan dengan sasaran strategis DPD RI serta pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen DPD RI.
Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 memuat visi, misi, tujuan, indikator kinerja tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, target kinerja jangka menengah, target tahunan, program, dan kebijakan, serta telah menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) Setjen DPD RI. Matriks Perubahan Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 terdapat dalam Lampiran 3.
1. Visi
Penetapan visi dalam perencanaan strategis merupakan salah satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi dinilai penting tidak hanya dalam tahap perencanaan, melainkan juga dalam tahapan organisasi selanjutnya. Substansi mendasar dalam pembentukan visi organisasi adalah menggali gambaran konkrit melalui refleksi kritis mengenai masa depan organisasi yang ingin diwujudkan. Visi merupakan komitmen dan kristalisasi nilai-nilai yang dianut seluruh pemangku kepentingan dan dilandasi oleh semangat mencapai tujuan.
Visi Setjen DPD RI memiliki peran penting dilihat dari sudut pandang perspektif kelembagaan, Setjen DPD RI sebagai kesekretariatan lembaga negara berfungsi sebagai sistem pendukung (supporting system) dan merupakan integrasi dari berbagai unsur yang terdiri dari kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Oleh karenanya, Setjen DPD RI menetapkan visi yang mencerminkan gambaran keadaan dan kondisi yang ingin diwujudkan pada tahun 2010-2014 sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki oleh Setjen DPD RI, yaitu:
“Profesional dan andal dalam memberikan dukungan administratif
dan keahlian bagi pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI”
Terdapat dua kata kunci yang akan memberikan pemahaman tentang visi Setjen DPD RI, yaitu profesional dan andal.
(23)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
18
a. Profesional
Istilah ’profesional’ dimaksudkan untuk menunjukkan kriteria pegawai memiliki kompetensi yang berdayaguna sesuai dengan persyaratan suatu jabatan, bekerja dengan dedikasi yang tinggi, dan beorientasi pada prestasi kerja. Artinya, setiap pegawai Setjen DPD RI memiliki kompetensi (keahlian), kreatif, dan inovatif dalam menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada lembaga DPD; menjamin standar akurasi dan ketepatan yang tinggi dalam kebijakan prosedural (accurate and prompt); mengembangkan keahlian konstitusi dan prosedural bagi lembaga DPD RI (constitutional and procedural based); mempublikasikan rangkaian hasil kerja, prosedur, dan sumber-sumber justifikasi kegiatan DPD RI; memfasilitasi program dan informasi pendidikan yang efektif sebagai bentuk dukungan fungsional legislasi; dan memaksimalkan serta menjaga akses dari semua elemen pelayanan dan informasi.
b. Andal
Andal diartikan sebagai terciptanya kepercayaan (trust) dan kepuasan (satisfied) dari Anggota DPD RI dan lembaga DPD RI terhadap segenap unsur Setjen DPD RI dalam memberikan dukungan administratif.
Profesional dan andal dalam memberikan dukungan teknis, administratif dan keahlian serta sarana prasarana bagi pelaksanaan tugas konstitutional DPD RI agar tercapai kinerja yang optimal merupakan keinginan Setjen DPD RI pada Tahun 2010-2014 yang ingin dicapai sebagai
supporting system DPD RI.
2. Misi
Visi organisasi yang telah ditetapkan selanjutnya diwujudkan dengan penetapan misi. Misi merupakan fokus organisasi yang tersusun secara
(24)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
19
baik, menetapkan tujuan yang unik dan mendasar, dan menunjukkan cakupan kegiatan yang ditawarkan serta pasar/konsumen yang dilayani.
Profesional dan andal dalam memberikan dukungan administratif dan keahlian bagi pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI diwujudkan dengan menetapkan dan melaksanakan misi Setjen DPD RI, yaitu :
1) Optimalisasi dukungan keahlian dan teknis persidangan DPD RI; 2) Membangun sumber daya manusia aparatur yang profesional,
kompeten, dan berintegritas;
3) Meningkatkan kapasitas organisasi Sekretariat Jenderal dan sarana prasarana; dan
4) Membangun pemahaman masyarakat luas tentang keberadaan DPD RI.
3. Tujuan dan Sasaran
Visi dan misi yang telah ditetapkan dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional, yaitu tujuan dan sasaran organisasi. Tujuan dan sasaran unit kerja eselon I harus berorientasi hasil dan terkait dengan isu strategis organisasi.
Sekretariat Jenderal DPD RI telah menetapkan tujuan dan sasaran strategis organisasi yang menggambarkan tugas dan fungsi organisasi Setjen DPD RI. Tujuan ditetapkan untuk mempertajam pelaksanaan misi Setjen DPD RI dan meletakkan prioritas serta memberikan arah program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan, sasaran strategis Setjen DPD RI merupakan ukuran kinerja pencapaian misi sesuai dengan tujuannya.
Sesuai dengan visi dan misi Setjen DPD RI, maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2014 adalah:
1) Tujuan: Terwujudnya dukungan teknis dan keahlian yang profesional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
(25)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
20
Sasaran: 1) Terwujudnya dukungan teknis dan subatansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
2) Terwujudnya dukungan terhadap penguatan kelembagaan DPD RI;
3) Terwujudnya efektivitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen di daerah pemilihan;
4) Terwujudnya profesionalitas kompetensi dan integritas sumber daya manusia dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.
2) Tujuan: Terwujudnya dukungan administratif dan sarana prasarana yang andal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
Sasaran: 1) Terwujudnya layanan administrasi perkantoran dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI; 2) Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan
Sekretariat jenderal yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
3) Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
4) Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.
4. Strategi
Untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu dirumuskan strategi/cara Sekretariat Jenderal DPD RI dalam program dan kebijakan yang menjadi pedoman operasional kegiatan. Pada tahun
(26)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
21
2014 Sekretariat Jenderal DPD RI memiliki 3 (tiga) program, yaitu (1) program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi; (2) program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya DPD RI; dan (3) program peningkatan sarana dan prasarana aparatur DPD RI.
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014
Perjanjian Kinerja adalah lembar atau dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan intansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan sasaran strategis dan indikator kinerja pada awal tahun.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah telah merubah beberapa ketentuan tentang perjanjian kinerja yang awalnya merupakan penetapan kinerja. Salah satunya terkait dengan ruang lingkup perjanjian kinerja yaitu dimuatnya perjanjian yang disepakati terhadap kinerja yang terwujud akibat kegiatan tahun sebelumnya selain kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan.
Setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran tahun 2014, Sekretariat Jenderal DPD RI menetapkan Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 yang memuat informasi tentang sasaran strategis, indikator kinerja, target kinerja, dan jumlah anggaran yang akan dialokasikan (terdapat pada lampiran 4A).
Dalam perjalanannya, Sekretariat Jenderal telah melakukan review Penetapan Kinerja Tahun 2014 selama tahun 2014. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 perjanjian kinerja dapat direvisi apabila terjadi pergantian atau mutasi pejabat; perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran; dan/atau perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.
(27)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
22
Pelaksanaan review terhadap Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 dilaksanakan pertama pada bulan Juli 2014, terkait dengan perubahan DIPA Setjen DPD RI (APBN-P) dimana terjadi penghematan anggaran yang menyebabkan pengurangan target kinerja Setjen DPD RI sehingga dilakukan revisi pada Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 terkait dengan perubahan target kinerja (lampiran 4B). Review kedua dilaksanakan pada Bulan Oktober 2014, terkait dengan pergantian Pimpinan dan Anggota DPD RI periode 2014-2019 yang mempengaruhi perubahan tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI dalam Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 sehingga perlu dilakukan revisi kembali terhadap Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 (lampiran 4C). Dan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 pada tanggal 20 November 2014 terkait perubahan nomenklatur, maka Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 berubah menjadi Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 (Lampiran 4D).
Perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI yang telah ditetapkan telah direview dan diukur untuk melihat keberhasilan atau kegagalan kinerja Setjen DPD RI. Selain itu, mulai tahun 2014 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI telah dimanfaatkan dalam rencana kinerja individu oleh pejabat eselon I yang diturunkan ke pejabat eselon II, eselon III, eselon IV, sampai dengan staf yang dituangkan dalam Rencana Kerja Perorangan (SKP) dan telah digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Aksi Sekretariat Jenderal Tahun 2014.
(28)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
23
A. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI
Capaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014 menggambarkan capaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014 dengan melakukan analisis melalui (1) membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; (2) membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; (3) membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; (4) analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan atau peningkatan atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; (5) analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; dan (6) analisis program atau kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Capaian sasaran diukur pada tingkat outcome dengan menggunakan indikator-indikator sasaran yang jelas dan terukur untuk menetapkan penilaian keberhasilan setiap sasaran. Data capaian diperoleh dari pengukuran melalui pengumpulan dan perangkuman data dengan memperhatikan indikator kinerja yang digunakan, frekuensi pengumpulan data, penanggung jawab, mekanisme perhitungan, dan sumber data yang digunakan sehingga dapat diyakini validitas datanya dan dapat diandalkan.
Capaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI sangat dipengaruhi oleh dukungan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja di lingkungan Setjen DPD RI. Berikut ini sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI yang diukur capaiannya, yaitu :
1) Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
2) Terwujudnya dukungan terhadap penguatan kelembagaan DPD RI; BAB III
(29)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
24
3) Terwujudnya efektivitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen di daerah pemilihan;
4) Terwujudnya profesionalitas kompetensi dan integritas SDM dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
5) Terwujudnya layanan administrasi perkantoran dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI; 6) Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan Sekretariat Jenderal DPD
RI yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
7) Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;
8) Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.
Secara umum sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI telah berhasil dicapai pada tahun 2014, namun demikian terdapat beberapa sasaran strategis yang belum berhasil mencapai target yang telah ditetapkan. Terhadap sasaran yang belum berhasil diwujudkan, Sekretariat Jenderal DPD RI telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi untuk melakukan perbaikan, penanganan masalah dan peningkatan kinerja di masa mendatang.
Matriks pengukuran kinerja indikator sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2014 terdapat pada lampiran 5. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran strategis dengan indikator kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut.
(30)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
25
Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan oleh Sekretariat Jenderal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI merupakan salah satu sasaran untuk mencapai tujuan terwujudnya dukungan teknis dan keahlian yang profesional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI. Sasaran dan tujuan ini menggambarkan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal DPD RI sebagai supporting system dalam memberikan dukungan teknis dan substansi/materi persidangan DPD RI yang merupakan core bussiness bagi DPD RI dalam menghasilkan keputusan DPD RI terkait (1) RUU usul iniasiatif DPD RI; (2) pertimbangan kepada DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN, pajak, pendidikan, dan agama; (3) hasil pengawasan terhadap pelaksanaan atas UU tertentu; (4) pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK; dan (5) pertimbangan dalam pemilihan anggota BPK.
Capaian indikator kinerja sasaran strategis terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI pada tahun 2014 dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja, serta perbandingan realiasasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010 terdapat pada tabel 3.1 berikut :
Sasaran strategis_1 :
“
Terwujudnya dukungan teknis
dan substansi/materi persidangan
dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi DPD RI
”
(31)
26
Tabel 3.1. sasaran strategis_1
“Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”
NO INDIKATOR KINERJA
2014 2013 2012 2011 2010
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) REALISASI CAPAIAN (%) REALISASI
CAPAIAN
(%) REALISASI
CAPAIAN
(%) REALISASI
CAPAIAN (%)
1 Tingkat kepuasan anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan
100% 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100
2 Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan
100% 100% 100 95% 95 95% 95 100% 100 100% 100
3 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI 100% (48 Draft Keputusan) 100% (48 Draft Keputusan)
100 100%
(43 Draft Keputusan)
100 100%
(60 Draft Keputusan) 100 100% (35 Draft Keputusan) 100 100% (33 Draft Keputusan) 100
4 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi pengawasan yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100% (20 Draft Keputusan) 100% (20 Draft Keputusan) 100 100% (25 Draft Keputusan) 100 100% (25 Draft Keputusan) 100 100% (13 Draft Keputusan) 100 100% (15 Draft Keputusan) 100
5 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi penganggaran yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100% (5 Draft Keputusan) 100% (5 Draft Keputusan)
100 100%
(2 Draft Keputusan)
100 100%
(2 Draft Keputusan)
100 100%
(3 Draft Keputusan)
100 100%
(1 Draft Keputusan)
100
6 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi representasi yang digunakan sebagai 100% (1 Draft Keputusan) 100% (1 Draft Keputusan)
100 100%
(1 Draft Keputusan)
100 100%
(1 Draft Keputusan)
100 100%
(1 Draft Keputusan)
(32)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
27
NO INDIKATOR KINERJA
2014 2013 2012 2011 2010
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) REALISASI CAPAIAN (%) REALISASI
CAPAIAN
(%) REALISASI
CAPAIAN
(%) REALISASI
CAPAIAN (%)
Keputusan DPD RI 7 Persentase draft
keputusan/peraturan DPD RI non RUU sebagai penunjang Tugas dan Fungsi DPD RI yang digunakan sebagai keputusan/peraturan DPD RI 100% (8 Draft Keputusan) 100% (8 Draft Keputusan)
100 100%
(9 Draft Keputusan)
100 100%
(9 Draft Keputusan)
100 100%
(9 Draft Keputusan)
100 100%
(4 Draft Keputusan)
100
8 Jumlah draft Risalah Rapat DPD RI
200 Risalah 363 Risalah
182 135
Risalah
67,5 229
Risalah
57,3 308
Risalah
77 189
Risalah
45,5
9 Persentase Kajian yang digunakan sebagai background paper oleh alat kelengkapan
100% (28 Kajian)
100% (28 Kajian)
100 100%
(17 Kajian)
100 100%
(16 Kajian)
100 100%
(26 Kajian)
100 100%
(16 Kajian)
(33)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
28
Dari tabel 3.1. sasaran strategis_1 “Terwujudnya dukungan teknis dan
substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”
dapat dilakukan analisis capaian terhadap masing-masing indikator kinerja terkait dengan (a) capaian kinerja tahun 2014, (b) perbandingan capaian kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010, (c) perbandingan capaian kinerja dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal tahun 2010-2014, (d) penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang
telah dilakukan, (e) efisiensi penggunaan sumber daya, dan (f) program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
capaian. Berikut ini analisis dari masing-masing indikator, yaitu :
1.1 Indikator Kinerja Tingkat kepuasan Anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan
Tingkat kepuasan Anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan merupakan salah satu alat untuk mengukur sasaran terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.
Capaian tingkat kepuasan anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan didapat dari perbandingan jumlah Anggota yang tidak menyampaikan keluhan secara tertulis terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan kepada Sekretariat Jenderal DPD RI dengan jumlah seluruh Anggota DPD RI.
Pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase kepuasan anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan telah memiliki capaian 100% sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100%. Selama tahun 2014, dari 132 orang Anggota DPD, semua Anggota DPD (132 orang) tidak menyampaikan keluhan secara tertulis kepada Sekretariat Jenderal DPD terkait dukungan teknis dan substansi/materi persidangan yang telah dilaksanakan. Namun demikian terdapat masukan-masukan Anggota secara lisan terkait dukungan teknis persidangan yang langsung ditindaklanjuti Sekretariat Jenderal DPD RI untuk perbaikan kinerja. Akan
(34)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
29
tetapi untuk masukan yang terkait dengan keterbatasan ruang rapat karena Sekretariat Jenderal DPD RI belum memiliki gedung sendiri di ibukota negara tidak dapat segera ditindaklanjuti oleh Sekretariat Jenderal DPD RI disebabkan di luar kewenangan Sekretariat dan Lembaga.
Selain itu, tingkat kepuasan Anggota DPD RI dapat diindikasikan dengan adanya pernyataan terima kasih tertulis dari Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI yang dibacakan pada saat Sidang Paripurna untuk Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap dukungan teknis dan substansi/materi yang telah dilaksanakan.
Capaian target kinerja pada tahun 2014 tercapai karena tindak lanjut permintaan alat kelengkapan DPD untuk melaksanakan kegiatan segera ditindaklanjuti oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dengan profesional, cepat, tertib, andal dan tepat waktu sehingga tidak ada Anggota DPD yang menyampaikan komplain secara tertulis kepada Sekretariat Jenderal DPD RI. Pada tahun selanjutnya, dalam rangka peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI yang lebih baik, akan dilakukan evaluasi (survey) tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan secara rutin dan berkala setiap 6 (enam) bulan sekali secara proaktif.
Dukungan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dalam bentuk dukungan teknis dan dukungan substansi/materi. Dukungan teknis meliputi penyiapan seluruh operasional persidangan sebelum persidangan dimulai seperti undangan persidangan yang informatif, penyediaan ruang persidangan yang memadai, perlengkapan persidangan yang berfungsi dengan baik, layanan jamuan persidangan yang baik, penggandaan materi persidangan dan layanan pengamanan yang siaga, serta penyediaan presensi persidangan yang transparan.
Sedangkan dukungan substansi/materi meliputi penyiapan materi persidangan, pemberian dukungan keahlian pada saat sidang/rapat pembahasan di DPD dan DPR, penyiapan penyusunan draft naskah/dokumen akademik, dan penyusunan draf rancangan
(35)
undang-Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
30
undang sesuai dengan ide atau gagasan dari pemrakarsa, penyusunan draf pengantar rapat, penyusunan draf kerangka acuan untuk kunjungan kerja dan Raker dengan Menteri, penyusunan draf jadwal, dan penyusunan draf kesimpulan, serta penyusunan draf keputusan DPD RI/alat kelengkapan DPD RI.
Capaian tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010 tidak mengalami perubahan, yaitu sebesar 100% dari target 100%. Hal ini dikarenakan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 tidak ada keluhan tertulis dari Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan.
Program yang menunjang keberhasilan pencapaian target ini adalah: a. program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem Demokrasi,
dengan melaksanakan kegiatan :
1) kegiatan dukungan penyelenggaraan fungsi legislasi pertimbangan, pengawasan DPD, dan pengembangan kerja sama; dan
2) kegiatan dukungan penyelenggaraan fungsi legislasi pertimbangan, pengawasan DPD, dan fungsi badan kehormatan.
b. Program dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas lainnya DPD RI, dengan melaksanakan kegiatan :
1) kegiatan pengelolaan dan pengkajian aspirasi masyarakat dan daerah; dan
2) penyelenggaraan pengkajian kebijakan dan hukum.
Capaian tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dilaksanakan oleh pegawai Sekretariat Jenderal DPD RI yang berhubungan langsung dengan persidangan DPD RI.
(36)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
31
1.2 Indikator Kinerja Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan
Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan merupakan salah satu alat untuk mengukur sasaran terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.
Penyelenggaraan Rapat/sidang alat-alat kelengkapan merupakan salah satu tugas utama (
core bussines
) Sekretariat Jenderal DPD RI sebagaisupporting system
DPD RI. Rapat/sidang DPD RI, yaitu (1) rapat internal meliputi rapat pleno alat kelengkapan, rapat gabungan alat kelengkapan, dan rapat tim kerja; (2) rapat eksternal meliputi rapat kerja, rapat konsultasi, rapat koordinasi, rapat dengar pendapat, dan rapat dengar pendapat umum; (3) rapat alat kelengkapan di daerah meliputi rapat koordinasi, rapat dengar pendapat, rapat dengar pendapat umum, rapat bersama DPRD, dan rapat bersama Pemerintah Daerah dan DPRD.Capaian persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan didapat dari persentase jumlah realisasi rapat/sidang yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dibandingkan dengan persentase jumlah rapat/sidang yang telah dijadwalkan.
Persentase realisasi jumlah rapat/sidang yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI didapat dari jumlah rapat yang diselenggarakan dibandingkan dengan jumlah rapat/sidang yang dijadwalkan.
Berikut ini data rapat/sidang alat kelengkapan yang diselenggarakan selama tahun 2014 pada tabel 3.2 di bawah ini yaitu :
(37)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
32
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Penyelenggaraan Rapat/Sidang Alat Kelengkapan DPD RI Tahun 2014
NO Alat
Kelengkapan DPD RI
Masa Sidang III Tahun Sidang
2013-2014
(Jan-Maret 2014)
Masa Sidang IV Tahun Sidang
2013-2014
(Mei-Sept 2014)
Masa Sidang I Tahun Sidang
2014-2015
(Okt - Des 2014)
Jumlah
T R T R T R T R
1 Komite I 25 47 2 6 10 17 37 70
2 Komite II 18 5 13 3 9 15 40 23
3 Komite III 15 13 7 5 6 15 28 33
4 Komite IV 22 10 23 23 7 16 52 49
5 Panmus 6 2 16 3 7 4 29 9
6 Paripurna 5 7 3 3 4 5 12 15
7 BAP 3 2 5 15 2 5 10 22
8 BKSP 4 2 1 1 7 4 12 7
9 PPUU 7 3 2 4 5 6 14 13
10 PURT 5 3 6 2 7 8 18 13
11 BK 9 0 0 3 0 4 9 7
TOTAL 261 261
Dari tabel 3.2 diketahui bahwa pada tahun 2014, rapat/sidang yang dijadwalkan oleh alat kelengkapan DPD RI sebanyak 261 (dua ratus enam puluh satu) rapat/sidang, dan yang terselenggara sebanyak 261 (dua ratus enam puluh satu) rapat/sidang, sehingga target indikator persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan mencapai 100%.
Capaian persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010. Pada tahun 2013 dan 2014 memiliki capaian sebesar 95% dari target 100% dikarenakan penyelenggaraan rapat/sidang melibatkan pihak luar sebagai undangan seperti kementerian dan narasumber/pakar yang menyebabkan jadwal penyelenggaraan rapat/sidang sering kali diubah dalam waktu singkat mengikuti konfirmasi undangan dan substansi yang akan dibahas. Upaya perbaikan yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi yang intensif dengan pihak yang diundang dalam rapat/sidang DPD RI.
(38)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
33
Program yang dilakukan untuk mencapai persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan adalah program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi melalui kegiatan persidangan/rapat-rapat DPD RI.
Sumber daya yang digunakan dalam mencapai target indikator ini adalah berupa anggaran dan pegawai yang melaksanakan kinerja ini. Anggaran yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 4.162.835.004,- atau sekitar 65,7% dari target anggaran yang telah ditetapkan. Apabila dibandingkan antara capaian anggaran (65,7%) dengan capaian kinerja (100%) maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi efisiensi anggaran dalam pelaksanaan penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan DPD RI. Pegawai yang melaksanakan kinerja ini adalah pegawai Sekretariat Jenderal DPD RI yang terkait langsung dengan penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan DPD RI.
1.3 Indikator Kinerja Persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
Indikator persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai keputusan DPD RI menggambarkan salah satu tolak ukur pencapaian sasaran strategis terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas DPD RI.
Capaian persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI didapat dari persentase jumlah realisasi draf keputusan DPD RI yang digunakan dibandingkan dengan persentase draf keputusan DPD RI yang telah ditargetkan.
Persentase realisasi draf keputusan DPD RI yang digunakan didapat dari jumlah draf keputusan DPD RI yang digunakan dibandingkan dengan jumlah seluruh draf keputusan DPD RI yang dihasilkan.
Draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi meliputi naskah usul prolegnas, RUU inisiatif DPD, pandangan pendapat dan pertimbangan
(39)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
34
terhadap RUU dari DPR maupun Presiden. Penyusunan draft produk legislasi tersebut selanjutnya akan dibahas oleh Anggota DPD di masing-masing alat kelengkapan untuk kemudian diputuskan menjadi keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna DPD RI.
Pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai keputusan DPD RI telah memiliki capaian 100% sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100%. Selama tahun 2014, dari 48 (empat puluh delapan) draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI, telah dihasilkan 48 (empat puluh delapan) keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang ditetapkan dalam Sidang Paripurna. Hal ini mengindikasikan bahwa produk legislasi yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI diterima seluruhnya dan menjadi keputusan lembaga.
Hasil tersebut terdiri dari usul 1 (satu) draft keputusan DPD RI terkait Prolegnas DPD, 10 (sepuluh) draft keputusan DPD RI terkait produk RUU inisiatif DPD serta 37 (tiga puluh tujuh) draft keputusan DPD RI terkait Pandangan, Pendapat dan Pertimbangan terhadap RUU dari DPR dan pemerintah.
Secara lebih rinci 48 (empat puluh delapan) draft keputusan DPD RI yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014 yaitu:
a. 1 (satu) draft keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas tahun 2014 yang memuat 24 (dua puluh empat) judul RUU Bidang Politik dan Hukum, 31 (tiga puluh satu) judul RUU Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alama, 18 (delapan belas) judul RUU Bidang Sosial, Budaya, Kepemudaan dan Kesehatan dan 10 (sepuluh) judul RUU Bidang Keuangan;
b. 10 (sepuluh) draft Keputusan DPD RI terkait RUU Usul Inisiatif DPD RI yaitu:
1) Draft keputusan DPD RI tentang RUU Pengadilan Agraria menjadi Keputusan DPD RI Nomor 61/DPD RI/IV/2013-2014;
(40)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
35
2) Draft Keputusan DPD RI tentang RUU Pengelolaan Terpadu Kawasan Megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan Cianjur (JABODETABEKJUR) menjadi Keputusan DPD RI Nomor 90/DPD RI/IV/2013-2014;
3) Draft Keputusan DPD RI tentang Perubahan Atas UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang menjadi Keputusan DPD RI Nomor 88/DPD RI/IV/2013-2014;
4) Draft Keputusan DPD RI tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjadi Keputusan DPD RI Nomor 96/DPD RI/IV/2013-2014; 5) Draft Keputusan DPD RI Tentang RUU Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan menjadi Keputusan DPD RI Nomor 97/DPD RI/IV/2013-2014;
6) Draft Keputusan DPD RI tentang RUU Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi budaya Tradisional menjadi Keputusan DPD RI Nomor 102/DPD RI/IV/2013-2014;
7) Draft Keputusan DPD RI tentang RUU Penyusunan, Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBN dan APBD menjadi Keputusan DPD RI Nomor 105/DPD RI/IV/2013-2014;
8) Draft Keputusan DPD RI tentang RUU tentang Kekayaan Negara menjadi Keputusan DPD RI Nomor 106/DPD RI/IV/2013-2014; 9) Draft Keputusan DPD RI tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan menjadi Keputusan DPD RI Nomor 107/DPD RI/IV/2013-2014;
10) Draft Keputusan DPD RI tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menjadi Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Nomor 15/DPD RI/I/2014-2015;
(41)
Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014
36
c. 37 (tiga puluh tujuh) draft keputusan DPD RI terkait Pandangan/Pendapat dan Pertimbangan terhadap RUU dari DPR dan pemerintah, yaitu :
1. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap Rancangan Undang-Undang Tentang Pembentukan Kabupaten Banua Landjak di Provinsi Kalimantan Barat menjadi Keputusan DPD RI Nomor 39/DPD RI/III/2013-2014
2. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap Rancangan Undang-Undang Tentang Pembentukan Provinsi Kapuas Raya menjadi Keputusan DPD RI Nomor 40/DPD RI/III/2013-2014
3. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan dan Pendapat DPD RI Terhadap Rancangan Undang-Undang Tentang Kesehatan Jiwa menjadi Keputusan DPD RI Nomor 41/DPD RI/III/2013-2014
4. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya di Papua Barat menjadi Keputusan DPD RI Nomor 46/DPD RI/IV/2013-2014
5. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap RUU tentang Pembentukan Provinsi Bolaang Mongondow Raya di Provinsi Sulawesi Utara menjadi Keputusan DPD RI Nomor 47/DPD RI/IV/2013-2014
6. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap RUU tentang Pembentukan Kabupaten Bogoga di Papua menjadi Keputusan DPD RI Nomor 48/DPD RI/IV/2013-2014
7. Draft Keputusan DPD RI Tentang Pandangan DPD RI Terhadap RUU tentang Pembentukan Kabupaten Ghondumi Sisare di Papua menjadi Keputusan DPD RI Nomor 49/DPD RI/IV/2013-2014
(1)
3 Sasaran Strategis
1
Indikator Kinerja 2
Target
7 Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
23 Persentase pemenuhan kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Negara (Jakarta) sesuai format standar yang ditetapkan.
100%
24 Persentase pemenuhan kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Provinsi sesuai format standar yang ditetapkan.
100%
8 Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
25 Jumlah Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas DPD
10 SIM
Program Anggaran
1 Rp. 93,722,003,000
2 Rp. 1,394,030,000
3 Rp. 35,827,460,000
Jakarta, 1 Desember 2014 Sekretaris Jenderal DPD RI
Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto NIP. 195711251983031001
Program dukungan manajemen dan dukungan tugas lainnya
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur DPD RI
Program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi
(2)
LAMPIRAN 5
Target Realisasi % Target Realisasi %
1 1 Tingkat kepuasan
anggota terhadap dukungan teknis dan
substansi/materi persidangan
100% 100% 100%
2 Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan
100% 100% 100% 6,339,760,000 4,162,835,004 65,7%
3 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100 % (48 Draf Keputusan)
100 % (48 Draf Keputusan)
100% 53.329.776.000 50.400.738.029 94,5%
4 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi pengawasan yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100 % (20 Draf Keputusan)
100 % (20 Draf Keputusan)
100% 10.784.666.000 9.505.489.788 88,1%
5 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi penganggaran yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100 % (5 Draf Keputusan)
100 % (5 Draf Keputusan)
100% 1.412.271.000 994.610.160 70,4%
6 Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi representasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
100 % (1 Draf Keputusan)
100 % (1 Draf Keputusan)
100% 243.698.000 209.106.408 85,8%
7 Persentase draft keputusan/peratur an DPD RI non RUU sebagai penunjang Tugas dan Fungsi DPD RI yang
digunakan sebagai
keputusan/peratur an DPD RI
100% (8 Draf Keputusan)
100% (8 Draf Keputusan)
100% 1.327.397.000 919.858.905 69,3%
Terwujudnya dukungan teknis dan
substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
PENGUKURAN KINERJA
SETJEN DPD RI 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
2014
(3)
8 Jumlah draft Risalah Rapat DPD RI
200 Risalah 363 Risalah 182% 244,000,000 215,270,184 88,20%
9 Persentase Kajian yang digunakan sebagai background paper oleh alat kelengkapan 100% (28 Kajian) 100% (28 Kajian)
100% 4,641,136,000 4.227.463.792 91,09%
2 10 Persentase hasil
riset/kajian yang terpublikasi dalam jurnal nasional yang terakreditasi
20% _ _ _ _ _
11 Persentase hasil riset/kajian yang terdaftar dalam jurnal
internasional
20% 15% 75% _ _ _
12 Tingkat pemenuhan kebutuhan lembaga DPD RI terhadap pemberitaan di media massa
100% 110% 110% - -
-13 Tingkat pemenuhan kebutuhan lembaga DPD RI terhadap kerja sama dalam dan luar negeri
100% 78,57% 78,57% 5.305.200.000 4.445.104.106 83,78
14 Tingkat pemenuhan interaksi pimpinan dengan lembaga negara di pusat
100% 100% 100% 8.824.635.000 7.847.158.385 89%
3 Terwujudnya efektivitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen didaerah pemilihan
15 Jumlah laporan aspirasi masyarakat dan daerah yang digunakan sebagai bahan
4 Lap 3 Lap 75% 256,050,000 229,499,175 89,60%
4 16 Persentase
pegawai yang memiliki kompetensi diklat struktural (pim II) 100 % (pim III) 100 % (pim IV) 100 % (Pim II) 90 % (Pim III) 97,14% (Pim IV) 97.50% 90 % 97,14% 97.50%
64.480.000 64.480.000 100%
17 Persentase pegawai yang memiliki kompetensi diklat teknis 100% (191 orang) 109,4% (209 orang)
109,40% 618,500,000 594,295,200 96,08%
5 Terwujudnya layanan administrasi
perkantoran dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
18 Tingkat Kepuasan Anggota terhadap pelayanan administrasi perkantoran
100% 100% 100% 4,851,000,000,- 2,361,793,683 48,70%
Terwujudnya dukungan terhadap penguatan kelembagaan DPD RI
Terwujudnya profesionalitas kompetensi dan integritas SDM dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
(4)
19 Tingkat kepuasan Anggota DPD RI atas ketepatan waktu
pemenuhan hak-hak keuangan
100% 100% 100% 1.059.600.000 869.487.632 82,05%
6 20 Nilai akuntabilitas kinerja dari Kemenpan RB
B CC CC 75.000.000 74.590.000 99,45%
21 Opini BPK WTP WTP WTP
22 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari Kemenpan RB
70 64,62 92,31% 58,400,000 57,278,627 98%
7 Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
23 Persentase pemenuhan kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Negara (Jakarta) sesuai format standar yang ditetapkan.
100% 84% 84% 23.301.500.000 19.641.796.470 84%
24 Persentase pemenuhan kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Provinsi sesuai format standar yang ditetapkan.
100% 71% 71% 12.525.960.000 8.857.944.940 71%
8 Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
25 Jumlah Sistem Informasi
Manajemen (SIM) yang digunakan dalam
mendukung pelaksanaan tugas DPD
10 SIM 10 SIM 100% 321.600.000 196.680.000 61%
Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan Sekretariat Jenderal DPD RI yang transparan dan akuntabel dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI
(5)
REVIEW INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI
TAHUN 2010 - 2014
---
1.
Nama Unit Organisasi
: Sekretaris Jenderal DPD RI
2.
Tugas
:
Menyelenggarakan dukungan administratif dan keahlian
kepada DPD RI
3.
Fungsi
:
a. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan
tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat
Jenderal DPD RI;
b. pemberian dukungan administratif dan keahlian di
bidang perundang-undangan, pertimbangan dan
pengawasan dalam fungsi politik lembaga dan
anggota DPD RI;
c. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan dan
pengawasan administrasi, administrasi keanggotaan,
kepegawaian,
ketatausahaan,
perlengkapan,
kerumahtanggaan, dan keuangan di lingkungan DPD
RI.
4.
Indikator Kinerja Utama :
NO
URAIAN
SUMBER DATA
1 2 3
1.
Tingkat kepuasan anggota terhadap dukungan teknis dan
substansi/materi persidangan
Rosid I
Rosid II
2.
Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat
kelengkapan
Rosid I
Rosid II
3.
Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi
yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
Rosid I
Rosid II
4.
Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi
pengawasan yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
Rosid I
Rosid II
5.
Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi
penganggaran yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
Rosid II
6. Persentase draft keputusan DPD RI terkait fungsi
representasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI
Rosid II
7.
Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI non RUU
sebagai penunjang Tugas dan Fungsi DPD RI yang
digunakan sebagai keputusan/ peraturan DPD RI
Rosid II
(6)
NO
URAIAN
SUMBER DATA
1 2 3