Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga T1 132010106 BAB II

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kepercayaan Diri

2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri

Thantaway (2005), menyatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Lauster (2002) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Angelis (2003), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang diinginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Rahmat (2000) menyatakan bahwa kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yang yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu


(2)

perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat. dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat

2.1.2 Proses Terbentuknya Kepercayaan Diri

Menurut Thursan Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri itu.Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses :

1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu

2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya tersebut.

3. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

4. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Jadi terjadinya kepercayaan diri bukanlah muncul begitu saja melainkan ada proses-proses di dalam pribadi seseorang sehingga terjadi kepercayaan diri


(3)

2.1.3 Aspek – Aspek Kepercayaan Diri

Menurut Lauster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah:

1. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.

4. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

Dari uraian diatas kepercayaan diri memiliki beberapa aspek yang dapat menunjukan seseorang tersebut bisa dikatakan percaya diri atau tidak.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan internal dan faktor eksternal:

2.1.4.1Faktor Internal

Yang termasuk dalam faktor internal yaitu : 1. Konsep Diri

Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

2. Harga Diri

Meadow (dalam Kusuma,2005) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain.Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.


(4)

3. Kondisi fisik

Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri.Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara

4. Pengalaman hidup

Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan, yang paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih-lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

Faktor dari dalam diri sendiri seperti halnya konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup mempengaruhi kepercayaan diri seseorang

2.1.4.2Faktor Eksternal 1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

2. Pekerjaan

Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

3. Lingkungan dan Pengalaman hidup

Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).

Berdasarkan teori diatas kepercayaan diri bukan hanya dipengaruhi faktor dari dalam, tapi kepercayaan diri seseorang juga dipengaruhi oleh


(5)

faktor dari luar seperti pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup

2.2 Alkohol

2.2.1 Definisi Alkohol

Alkohol adalah cairan yang bening tak berwarna. Rumus kimianya adalah C2H50H, yang termasuk golongan carbo-hidrat. Bila dimasukan ke dalam badan dengan cara diminum, maka ia menembus dinding perut dan usus dengan agak cepat sampai masuk ke dalam urat-urat darah, diubah menjadi Acetal Dahyde (Cairns, 1982).

Kemabukan adalah taraf anesthesia (keterbiusan) yang tercapai, kalau pemilik badan itu menghisap alkohol dengan lebih cepat dari kesanggupan limpa memproses serta membuang alkohol itu. Semakin tinggi kadar alkohol yang dimasukan ke dalam aliran darah, maka semakin tinggi pula derajat kemabukan(Cairns, 1982)

Aspek - aspek alkoholisme menurut Cairns (1982) adalah

1. intensitas mengkonsumsi alkohol yaitu seberapa sering mengkonsumsi alcohol dalam kurun waktu tertentu

2. akibat alkohol pada daya pikir yaitu pengaruh pada saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku

3. hubungan sosial yaitu jkemampuan mengidentifikasi individu dengan kelompok tertentu

4. emosi yaitu apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku

5. kesehatan yaitu seberapa besar pengaruh alcohol dalam mempengaruhi keadaan fisik dan fisiologis individu

6. percaya diri yaitu efek dari alcohol yang memberikan rasa percaya diri karena kandungan alkohol sendiri dapat menyebabkan perubahan aktifitas mental 7. dorongan seksual yaitu untuk kemampuan komunikasi yang lebih dengan

lawan jenis dan untuk mendapatkan rasa dewasa

Alkohol menurut Joewono (2001) adalah minuman yang mengandung etanol (etil-alkohol). Sedangkan zat Adiktif atau disebut juga zat psikoaktif, menurut


(6)

konsensus FKUI (2000) adalah zat atau bahan apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku. Apabila digunakan terus menerus dapat menimbulkan kecanduan. Menurut Budiarjo (1991) alkohol adalah senyawa kimia organik yang berperan sebagai obat peringan pada aktifitas sistem syaraf pusat. Alkohol adalah minuman yang sifatnya menimbulkan ketagihan.

Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya,yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain. Selain itu juga ada benda padat yang bias memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan, magadon, dan lain-lain atau biasa yang disebut dengan narkoba dan lain-lain sama termasuk kategori minman keras (Zulvikar, 2008).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alkohol adalah zat yang sering disalah gunakan manusia, dimana zat tersebut diperoleh dari peragian / fregmentasi yang menghasilkan senyawa kimia organik yang mengandung etanol dimana ukurannya sangat kecil yang dapat terangkut oleh aliran darah, sehingga dapat masuk kedalam setiap sel dan berakibat terganggunya aktivitas otak dan sistem syaraf yang mengakibatkan seseorang menjadi hilang akal sehat, dan hilangnya kesadaran


(7)

2.2.2 Penggolongan Minuman Keras

Pemerintah menggolongkan minuman beralkohol kepada kadar alkohol yang dihasilkan, hal ini tertera dalam peraturan Menteri Perdagangan Ri Nomor : 15/M-DAG/PER/3/2006 pasal 2, minuman berlakohol dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Minuman Keras Golongan A: adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar 1% sampai dengan 5%. Contoh minumannya adalah Bir Bintang, Green sand, Anker Bir, San Miguel, dan lain lain. 2. Minuman Keras Golongan B: adalah minuman beralkohol dengan

kadar etanol sebesar 5% sampai dengan 20%. Contoh minuman golongan B antara lain Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Anggur Ketan Hitam, Anggur Orang Tua, Shochu, Creme Cacao, dan jenis minuman anggur lainnya.

3. Minuman Keras Golongan C: adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% sampai dengan 55%. Contoh minumannya adalah Mansion of House, Scotch Brandy, Stevenson, Tanqueray, Vodca, Brandy, dan lainnya.

Seseorang pecandu minuman keras tidak dapat lagi berhenti minum tanpa merasakan akibat yang buruk bagi dirinya. Ia menjadi tergantung pada minuman keras, secara fisik maupun psikologis. Minuman keras merupakan penekanan (depresant) terdapat aktifitas di bagian susuan saraf pusat. Peminum minuman keras akan kekurangan rasa pencegah atau sifat menghalangi. individu merasa bebas dari rasa tanggungjawab dan kegelisahan. pengawasan terhadap pikiran dan badan terancam akibat dirinya mabuk (Sasangka, 2003).

Pemakai merasa tegas, euforia, hambatan dirinya kurang sehingga berbicara lebih banyak dari biasanya, merasa lebih bebas dalam hubungan antar personal, muka kelihatan kemerah-merahan karena tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Peminum akan gelisah, tingkah lakunya kacau, bicara cadel, berjalan semponyongan (Sasangka dalam Ulfah, 2005 )


(8)

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Minuman Keras Kalangan Remaja

Ulfah (2005) menyebutkan beberapa remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan antara lain sebagai berikut :

1. Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai“kelompok pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman yang yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan.

2. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya,Sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman sebanyanya.

3. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen” biasanya mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.

4. Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.

Dari uraian diatas lingkungan pergaulan memiliki pengaruh seseorang terjerumus dalam masalah minuman keras

2.2.4 Efek Minuman Beralkohol

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk

Orang-orang yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu


(9)

pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara tidak terkontrol, atau kehilangan konsentrasi

Orang-orang yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol, akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi

2.2.5 Ciri-Ciri Perilaku Remaja Yang Meminum Minuman Keras

Ulfah (2005) menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang minum minuman keras antara lain sebagai berikut :

1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba tiba menjadi pemurung, mudah tersinggungdan cepat marah tanpaalasan yang jelas. 2. Sering menguap dan mengantuk,malas, melamun dan tidak mempedulikan

kebersihan dan penampilan diri.

3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah. 4. Nilai rapor atau prestasinya menurun.

5. Bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.

6. Lebih banyak bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri dan tanda-tanda diatas.

7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman keras. 8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.

9. Pelupa, seperti orang bodoh atau pikun.

10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.

Jadi seseorang yang mengkonsumsi minuman keras memiliki perubahan dalam hidupnya dan memiliki ciri-ciri yang menandakan seseorang tersebut mengkonsumsi minuman beralkohol.


(10)

2.3 Musik Punk

2.3.1 Definisi Musik Punk

"Punk Rock" adalah salah satu cabang genre dari musik Rock, musik punk rock ini muncul pada era 1970'an dengan munculnya band seperti The Clash, Sex Pistols. Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya band punk terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Punk_rock)

Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan konsep dan pemikiran subjek terhadap gaya unik dan khas yang ditonjolkan oleh punk. Komunitas punk di Indonesia sangat diwarnai oleh budaya dari barat atau Amerika dan Eropa. Biasanya perilaku terlihat dari gaya busana yang subjek kenakan seperti sepatu boots, potongan rambut mohawk ala suku Indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah. layak untuk disebut sebagai punker (Marshall, 2005)

Dikenal sebagai punk hardcore, karena gaya pemikiran dan aliran musiknya lebih mengarah kepada gaya hardcore. Hardcore punk mulai berkembang pada tahun 1980-an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan aliran punk rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan sehari-hari, terkadang sesama anggota pun subjek sering bermasalah (Marshall, 2005)


(11)

Street punk, subjek sudah terbiasa tidur di pinggiran jalan dan mengamen untuk membeli rokok, juga sering bergaul dengan pengamen dan pengemis, karena sama-sama berada di jalanan. Sebutan lain street punk yaitu The Oi, biasanya sering membuat keonaran dimana-mana. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama skinheads. Para skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Para skinheads lebih berani mengekspresikan musiknya dibandingkan dengan komunitas-komunitas punk lainnya (Marshall, 2005)

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian Alfina Febri pada tahun 2011 yang berjudul Dampak Minuman Beralkohol Terhadap Kepercayaan Diri Individu Sebagai Anggota Band Rock Underground di Salatiga, menunjukan hasil bahwa sebagian besar anggota band yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum pentas merupakan cara individu tersebut mengurangi rasa kurang percaya diri, rasa grogi dan demam panggung saat di atas panggung

2.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah Ada pengaruh yang signifikan ketergantungan minuman beralkohol terhadap kepercayaan diri individu sebagai anggota band punk di Salatiga


(1)

konsensus FKUI (2000) adalah zat atau bahan apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku. Apabila digunakan terus menerus dapat menimbulkan kecanduan. Menurut Budiarjo (1991) alkohol adalah senyawa kimia organik yang berperan sebagai obat peringan pada aktifitas sistem syaraf pusat. Alkohol adalah minuman yang sifatnya menimbulkan ketagihan.

Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya,yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain. Selain itu juga ada benda padat yang bias memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan, magadon, dan lain-lain atau biasa yang disebut dengan narkoba dan lain-lain sama termasuk kategori minman keras (Zulvikar, 2008).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alkohol adalah zat yang sering disalah gunakan manusia, dimana zat tersebut diperoleh dari peragian / fregmentasi yang menghasilkan senyawa kimia organik yang mengandung etanol dimana ukurannya sangat kecil yang dapat terangkut oleh aliran darah, sehingga dapat masuk kedalam setiap sel dan berakibat terganggunya aktivitas otak dan sistem syaraf yang mengakibatkan seseorang menjadi hilang akal sehat, dan hilangnya kesadaran


(2)

2.2.2 Penggolongan Minuman Keras

Pemerintah menggolongkan minuman beralkohol kepada kadar alkohol yang dihasilkan, hal ini tertera dalam peraturan Menteri Perdagangan Ri Nomor : 15/M-DAG/PER/3/2006 pasal 2, minuman berlakohol dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Minuman Keras Golongan A: adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar 1% sampai dengan 5%. Contoh minumannya adalah Bir Bintang, Green sand, Anker Bir, San Miguel, dan lain lain. 2. Minuman Keras Golongan B: adalah minuman beralkohol dengan

kadar etanol sebesar 5% sampai dengan 20%. Contoh minuman golongan B antara lain Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Anggur Ketan Hitam, Anggur Orang Tua, Shochu, Creme Cacao, dan jenis minuman anggur lainnya.

3. Minuman Keras Golongan C: adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% sampai dengan 55%. Contoh minumannya adalah Mansion of House, Scotch Brandy, Stevenson, Tanqueray, Vodca, Brandy, dan lainnya.

Seseorang pecandu minuman keras tidak dapat lagi berhenti minum tanpa merasakan akibat yang buruk bagi dirinya. Ia menjadi tergantung pada minuman keras, secara fisik maupun psikologis. Minuman keras merupakan penekanan (depresant) terdapat aktifitas di bagian susuan saraf pusat. Peminum minuman keras akan kekurangan rasa pencegah atau sifat menghalangi. individu merasa bebas dari rasa tanggungjawab dan kegelisahan. pengawasan terhadap pikiran dan badan terancam akibat dirinya mabuk (Sasangka, 2003).

Pemakai merasa tegas, euforia, hambatan dirinya kurang sehingga berbicara lebih banyak dari biasanya, merasa lebih bebas dalam hubungan antar personal, muka kelihatan kemerah-merahan karena tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Peminum akan gelisah, tingkah lakunya kacau, bicara cadel, berjalan semponyongan (Sasangka dalam Ulfah, 2005 )


(3)

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Minuman Keras Kalangan Remaja

Ulfah (2005) menyebutkan beberapa remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan antara lain sebagai berikut :

1. Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai“kelompok

pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau

teman-teman yang yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan.

2. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya,Sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman sebanyanya.

3. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen” biasanya mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.

4. Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.

Dari uraian diatas lingkungan pergaulan memiliki pengaruh seseorang terjerumus dalam masalah minuman keras

2.2.4 Efek Minuman Beralkohol

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk

Orang-orang yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu


(4)

pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara tidak terkontrol, atau kehilangan konsentrasi

Orang-orang yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol, akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi

2.2.5 Ciri-Ciri Perilaku Remaja Yang Meminum Minuman Keras

Ulfah (2005) menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang minum minuman keras antara lain sebagai berikut :

1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba tiba menjadi pemurung, mudah tersinggungdan cepat marah tanpaalasan yang jelas. 2. Sering menguap dan mengantuk,malas, melamun dan tidak mempedulikan

kebersihan dan penampilan diri.

3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah. 4. Nilai rapor atau prestasinya menurun.

5. Bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.

6. Lebih banyak bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri dan tanda-tanda diatas.

7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman keras. 8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.

9. Pelupa, seperti orang bodoh atau pikun.

10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.

Jadi seseorang yang mengkonsumsi minuman keras memiliki perubahan dalam hidupnya dan memiliki ciri-ciri yang menandakan seseorang tersebut mengkonsumsi minuman beralkohol.


(5)

2.3 Musik Punk

2.3.1 Definisi Musik Punk

"Punk Rock" adalah salah satu cabang genre dari musik Rock, musik punk rock ini muncul pada era 1970'an dengan munculnya band seperti The Clash, Sex Pistols. Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya band punk terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Punk_rock)

Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan konsep dan pemikiran subjek terhadap gaya unik dan khas yang ditonjolkan oleh punk. Komunitas punk di Indonesia sangat diwarnai oleh budaya dari barat atau Amerika dan Eropa. Biasanya perilaku terlihat dari gaya busana yang subjek kenakan seperti sepatu boots, potongan rambut mohawk ala suku Indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah. layak untuk disebut sebagai punker (Marshall, 2005)

Dikenal sebagai punk hardcore, karena gaya pemikiran dan aliran musiknya lebih mengarah kepada gaya hardcore. Hardcore punk mulai berkembang pada tahun 1980-an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan aliran punk rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan sehari-hari, terkadang sesama anggota pun subjek sering bermasalah (Marshall, 2005)


(6)

Street punk, subjek sudah terbiasa tidur di pinggiran jalan dan mengamen untuk membeli rokok, juga sering bergaul dengan pengamen dan pengemis, karena sama-sama berada di jalanan. Sebutan lain street punk yaitu The Oi, biasanya sering membuat keonaran dimana-mana. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama skinheads. Para skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Para skinheads lebih berani mengekspresikan musiknya dibandingkan dengan komunitas-komunitas punk lainnya (Marshall, 2005)

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian Alfina Febri pada tahun 2011 yang berjudul Dampak Minuman Beralkohol Terhadap Kepercayaan Diri Individu Sebagai Anggota Band Rock Underground di Salatiga, menunjukan hasil bahwa sebagian besar anggota band yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum pentas merupakan cara individu tersebut mengurangi rasa kurang percaya diri, rasa grogi dan demam panggung saat di atas panggung

2.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah Ada pengaruh yang signifikan ketergantungan minuman beralkohol terhadap kepercayaan diri individu sebagai anggota band punk di Salatiga


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Konsumsi Minuman Beralkohol pada Mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462009039 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunitas Punk di Salatiga (Studi Sosio Historis Terhadap Komunitas Punk di Salatiga) T1 352011701 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunitas Punk di Salatiga (Studi Sosio Historis Terhadap Komunitas Punk di Salatiga) T1 352011701 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga T1 132010106 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga T1 132010106 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga T1 132010106 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Ketergantungan Minuman Beralkohol terhadap Kepercayaan Diri Individu sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga

0 0 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB II

0 0 15

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB II

0 0 12