errpan sis dd bptpbkl

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN PAKAN LOKAL
BERBASIS KULIT KOPI TERHADAP PRODUKSI SUSU
SAPI PERAH DI KABUPATEN REJANG LEBONG
Erpan Ramon, Zul Efendi dan Siswani Dwi Daliani
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Email.bptp_bengkulu@yahoo.com

ABSTRAK
Kebutuhan protein masyarakat terus meningkat, karena itu perlu adanya peningkatan sumber gizi yang
bersumber dari ternak perah yaitu susu, sapi perah mampu mengubah pakan berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu
yang bermanfaat bagi kesehatan, dikabupaten Rejang Lebong kulit kopi hanya dianggap sebagai sampah dan tidak
bermanfaat, maka teknologi pemanfaatan limbah kulit kopi dibutuhkan untuk meramu ransum berkualitas, selain kebutuhan
hidup juga untuk memproduksi susu, perbaikan mutu ransum melalui pencampuran beberapa bahan pakan, dalam berusaha
ternak sapi perah sangat membantu peternak, karena biaya ransum dapat mencapai 70 – 80% dari biaya produksi. Tujuan
pengkajian adalah: Mengetahui pengaruh kulit kopi terhadap produksi susu. Pengkajian dilaksanakan pada kelompok ternak
P4S Harapan Maju Kelurahan Air Duku, Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Pengkajian menggunakan
20 ekor sapi perah induk laktasi, pengkajian dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai Mei 2012 sampai dengan September
2012. yang terdiri dari 4 perlakuan pakan dengan 5 ulangan. Perlakuan 1 (P1) terdiri dari hijauan 10 % dari BB, konsentrat
komersial 0,8 kg/ekor/hari, dedak padi 2 kg/ekor/hari, kulit kopi 0,2 kg/ekor/hari, mineral 0,1 kg/ekor/hari, ubi kayu 1
kg/ekor/hari. Perlakuan 2 (P2) terdiri dari hijauan 10 % dari BB, konsentrat komersil 0,4 kg/ekor/hari, dedak padi 2
kg/ekor/hari, kulit kopi 0,6 kg/ekor/hari, mineral 0,1 kg/ekor/hari, ubi kayu 1 kg/ekor/hari. Perlakuan 3 (P3) terdiri dari

hijauan 10 % dari BB, dedak padi 2 kg/ekor/hari, kulit kopi 1 kg/ekor/hari, mineral 0,1 kg/ekor/hari, ubi kayu 1 kg/ekor/hari.
Perlakuan (P4 Kontrol) hanya diberikan hijauan saja, yaitu 10 % dari BB. data primer diperoleh dengan diskusi,
penghitungan jumlah produksi susu dan jumlah pakan ternak. hasil penelitian menunjukan bahwa produksi rata-rata perhari
P1= 15 lt, P2= 13 lt, P3= 12 lt dan kontrol= 8 lt Berdasarkan hasil analisis statistik, pemberian kulit kopi pada pakan ternak
sapi perah disetiap perlakuan menunjukan bahwa perlakuan yang di berikan berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap
produksi susu dibandingkan dengan kontrol, pada tarap 0,05 f hitung > f tabel (2,833 > 0,543), dapat disimpulkan bahwa
perlakuan kontrol berbedanyata terhadap P2, P3 dan sangat berbeda nyata pada perlakuan 1 (P1), berarti bahwa P1dengan
pemberian bahan pakan lokal dengan formula pakan konsentrat komersial, dedak padi, kulit kopi, mineral dan ubi kayu
menghasilkan produksi susu terbaik untuk meningkatkan produksi susu.
Kata kunci : bahan pakan lokal, kulit kopi, produksi susu, sapi perah

PENDAHULUAN
Kebutuhan protein hewani masyarakat dari tahun ketahun terus meningkat pesat sesuai
dengan bertambahnya jumlah penduduk, oleh karena itu perlu adanya peningkatan penyediaan sumber
gizi antara lain, protein hewani asal sapi perah berupa susu, pembangunan subsektor perternakan
khususnya perternakan sapi perah merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan penyediaan
sumber protein susu.
Sapi perah merupakan ternak yang lebih dominan sebagai penghasil susu, dibandingkan
dengan ternak perah lainnya seperti kambing, kerbau, kemampuan untuk mengubah pakan menjadi
susu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Pemberian pakan merupakan hal yang penting

diperhatikan dalam pemeliharaan sapi perah, kualitas pakan yang diberikan dan tatalaksana pemberian
pakan yang baik, merupakan faktor penunjang untuk produksi susu, kesehatan maupun reproduksi
sapi perah. Cara pemberian pakan yang terprogram akan memberikan hasil yang baik dan apa bila
pemberian pakan salah, malah sebaliknya akan memberikan efek negatif bagi kesehatan sapi perah.
Untuk peningkatan produktifitas sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong membutuhkan
ransum berkualitas baik, selain untuk kebutuhan hidup juga untuk memproduksi susu, perbaikan
mutu ransum dengan pencampuran beberapa bahan pakan lokal, dalam berusaha ternak sapi perah,
biaya ransum dapat mencapai 70–80% dari biaya produksi (Zein, 1984).
Sapi perah adalah sebagai salah satu hewan memamah biak mempunyai daya cerna yang
efektip terhadap berbagai jenis bahan makanan termasuk makanan berserat kasar tinggi seperti
hijauan, makanan bagi sapi perah berfungsi untuk perawatan tubuh dan kegiatan biologis yang lain,
seperti bernapas, proses pencernaan, gerakan jantung dan menggantikan bagian-bagian tubuh yang
rusak atau aus, untuk memproduksi susu, daging dan pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Agar kebutuhan, perawatan tubuh dan untuk berproduksi dapat terpenuhi, maka bahan makanan yang
disajikan harus mengandung zat-zat nutrisi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan ternak, makan juga
sangat erat kaitannya dengan proses pencernaan, cara penyusunan ransum dan penyajian ransum.
(AAK, 1995).
Susu dan produk olahan yang terbuat dari susu adalah merupakan komoditas unggulan untuk
dikembangkan karena salah satu jenis komoditas strategis terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan

gizi, kesehatan dan taraf hidup, namun permintaan baik dari segi jumlah maupun mutu sekaligus
penyebarannya belum mampu dipenuhi oleh pengembangan produksi pengolahan susu, sehingga
pemerintah masih harus mengimpor, (Badan Agribisnis Deptan, 1999).
Tujuan utama pengkajian untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan pakan lokal yang
berbasis kulit kopi terhadap produksi susu pada ternak sapi perah dan penyusunan pakan memiliki
kandungan zat makanan dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan
dan berproduksi melalui limbah bahan pakan kulit kopi, dedak padi, mineral, ubi kayu yang akan
diberikan pada ternak sapi perah serta merekomendasikan komposisi kulit kopi sebabagai bahan
ransum ternak perah di Kabupaten Rejang Lebong.

BAHAN DAN METODA
Pengkajian dilaksanakan pada kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya
(P4S) Harapan Maju dikelurahan Air Duku Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong
selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Mei sampai dengan September 2012. Materi yang di gunakan
dalam pengkajian ini adalah 20 ekor sapi perah laktasi yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
pakan dengan 5 ulangan, masing-masing perlakuan (Tabel 1) menggunakan satu ekor sapi perah yang
di beri perlakuan pakan bahan pakan lokal berbasis kulit kopi dengan komposisi yang berbeda.
Tabel 1. Komposisi peberian pakan hijauan dan pakan lokal berbasis kulit kopi pada masing masing
perlakuan sapi perah.
No

1.

2.

Bahan pakan
Pakan lokal tdd:
a. Konsentrat
b. Dedak padi
c. Kulit Kopi
d. Ultra Mineral
e. Ubi Kayu
Hijauan

I
4,1
0,8
2,0
0,2
0,1
1,0

35,0

Komposisi pakan perlakuan ( kg /hr/ekor)
II
III
IV (Kontrol)
4,1
4,1
0,4
2,0
2,0
0,6
1,0
0,1
0,1
1,0
1,0
35,0
35,0
35,0


Pengambilan data untuk mengetahui pengaruh terhadap peningkatan produksi susu, dimulai
setelah pakan perlakuan diaplikasikan selama satu bulan (pre lim) yang di ambil setiap hari, untuk
mengetahui jumlah produksi perharinya dihitung dari jumlah produksi susu pada pemerahan pagi hari
ditambah hasil pemerahan pada sore hari. Pengkajian ini menggunakan Analisis Rancangan Acak
Kelompok (RAK), bila hasil yang diperoleh berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji bedanyata atau
DMRT, keragaan paket teknologi yang diamati dalam pengkajian ini adalah produksi susu,
peningkatan produksi susu disetiap perlakuan dibandingkan dengan perlakuan kontrol (perlakuan
petani)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengkajian menunjukan bahwa penggunaan bahan pakan lokal berbasis kulit kopi
sebagai bahan pencampuran ransum ternak sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong memberikan
pengaruh terhadap produksi susu terlihat pada masing-masing rata-rata perlakuan (Tabel 2) P1 : P2 :
P3 dibandingkan dengan P4 (kontrol), 15:13:12 lt/hr dibandingkan dengan 8 lt/hr (kontrol) dan
terlihat peningkatan jumlah produksi susu masing-masing perlakuan P1; P2; dan P3 sebesar (35; 25
dan 20) lt/hr (Tabel 2). Berdasarkan hasil analisis statistik pada setiap perlakuan yang diberikan,
menunjukan terjadi peningkatan produksi susu berbeda sangat nyata pada perlakuan P1 dibandingkan
dengan P4 (Kontrol) yang tidak diberikan tambahan pakan lokal dan berbedanya bila dibandingkan P2
dan P3 pada tingkat kepercayaan 95 % dimana f hitung > f tabel (2,833 > 0,543)

Tabel 2. Keragaan jumlah, rata-rata dan peningkatan produksi susu sapi perah pada masing-masing
perlakuan pakan berbasis kulit kopi.
Perlakuan
P1
P2
P3
P4

1

Produksi susu masing-masing ulangan (lt/ekr/hr)
2
3
4
5
Jumlah
Rerata

16
11

13
9

15
13
13
6

14
15
13
11

15
14
11
6

15
12

10
8

75
65
60
40

Peningkatan produksi per
perlakuan (lt/ hr)

15
13
12
8

35
25
20
-


Perlakuan P1 terlihat menunjukan hasil produksi susu tertinggi, hal ini di sebabkan oleh
kandungan zat nutrien pada pakan perlakuan P1 lebih sempurna dibandingkan dengan perlakuan lain,
yaitu kosentrat dengan kandungan protein 11,93 g/100 g perbedaan produksi susu di setiap perlakuan
disebabkan oleh perbedaan protein pakan konsentrat yang terkandung pada pakan cukup berpariasi
yaitu perlakuan P1 = 11,93 g/100 g, P2 = 8,20 g/100 g, P3 = 7,59 g/100 g, sedangkan kontrol yang
hanya diberikan hijauan saja (Tabel 3.)
Tabel 3. Hasil analisis proksimat ransum sapi perah mengunakan bahan pakan lokal berbasis kulit
kopi untuk masing-masing perlakuan.
Perlakuan
P1 *
P2 *
P3 *
P4

Air
(g/100g)
11,00
10,10
9,65


Kandungan nutrisi pakan lokal sapi perah berbasis kulit kopi
Protein
Lemak
Energi
SK
ABU
Ca
P
(g/100g) (g/100g) (kcal/kg) (g/100g) (g/100 g) (g/100 g) (g/100g)
11,93
8,20
7,59

3,48
2,37
2,97

3.315
3.163
3.170

21,88
28,13
32,50

17,48
20,26
21,49

2,09
2,12
1,61

0,53
0,46
0,54

Keterangan: *Hasil analisa proksimat Laboratorium Balitnak Ciawi Bogor.

Hasil pencampuran menunjukan pakan P1, P2, P3 dan kontrol bila dilihat dari rata-rata
peningkatan produksi susu, maka susunan pakan pada P1 lebih sempurna dibandingkan dengan
kandungan nutrisi pada perlakuan yang lain yaitu air = 11,00 g/100g, Protein = 11,93 g/100g, Lemak
= 3,48 g/100g, Energi = 3.315 kcal/kg, Serat Kasar = 21,88 g/100g, Abu = 17,48 g/100g, Ca = 2,09
g/100g , P = 0,53 g/100g. Hasil penelitian menunjukan peningkatan produksi susu berpengaruh
dengan kandungan protein, energi dan lemak akan tetapi serat kasar (SK) yang terdapat pada P1 lebih
kecil dari perlakuan manapun hanya 21,88 g/100g. Menurut Zein (1984) pakan yang mengandung
serat kasar (SK) rendah pada sapi perah juga ikut mempengaruhi produksi susu, sedangkan Anggraeni
(2012) menyatakan bahwa selain dari faktor genetik, produksi susu juga dipengaruhi oleh kandungan
zat nutrisi pada pakan. Pemberian bahan pakan lokal sebagai pakan ternak perah dapat diberikan
untuk meningkatkan produksi susu, hal ini terlihat pada perlakuan P1 jauh lebih baik darri P2 dan P3,
sesuai dengan pendapat (AAK, 1995) bahwa kebutuhan protein dapat dicerna untuk pakan sapi perah
yang sedang laktasi adalah 11,4.

KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa susunan pakan terbaik
untuk peningkatan produksi susu pada perternakan sapi perah adalah susunan pakan pada perlakuan
P1 yang mengandung protein 11,93 g/100g pakan yang diberikan yaitu terdiri dari hijauan 10 % dari
BB, konsentrat komersial 0,8 kg/ekor/hari, dedak padi 2 kg/ekor/hari, kulit kopi 0,2 kg/ekor/hari,
mineral 0,1 kg/ekor/hari, ubi kayu 1 kg/ekor/hari.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1995. Petunjuk Praktis Berternak Sapi Perah. Penerbit CV. Kanisius. Yogyakarta.
Adiwinarti R, Fahira U.R dan Lestari, C.M.S. 2011. Pertumbuhan Sapi Jawa yang Diberikan Pakan
Jerami Padi dan Konsentrat dengan Level Protein Berbeda, Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.,
Vol. 16 No. 4. Puslibangnak. Bogor. ;260-265
Anggraeni. A. 2012. Perbaikan Genetik Sifat Produksi Susu dan Kualitas Susu Sapi Frishian Holstein
Melalui Seleksi. Wartazoa Bulletin Ilmu Perternakan dan Kesehatan Hewan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Kemeterian Pertanian. Jakarta. ;1 - 11
Badan Agribisnis Deptan. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Perternakan, Penerbit
CV. Kanisius. Yogyakarta
BPTP Unggaran. 1999. Pakan Sapi Perah Laktasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Unggaran.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deptan. Jakarta.
BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Bengkulu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.
Bengkulu.
Syarief, M.Z dan Sumoprastowo, R.M C.D.A. 1985. Ternak Perah Untuk Sekolah Pertanian
Pembangunan . Penerbit CV. Yasaguna. Jakarta.