151210 Laporan Capaian CBFM
Laporan Pencapaian Target Output 3 MFP3
April 2014 – September 2015
1. Pendahuluan
1.3. Wilayah PHBM melalui ijin maupun
Berdasarkan logical framework yang dibuat oleh
kemitraan
MFP3, sampai dengan akhir tahun proyek (2017),
Tahun 1: 110.000 hektar lahan dialokasikan untuk
ada 4 indikator utama sebagai target capaian kinerja
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
Output 3 sebagai berikut:
kemitraan;
1.1. Jumlah KPH yang Beroperasi
Tahun 2: 220.000 hektar lahan dialokasikan untuk
Tahun 1: Sebanyak 91 KPH memiliki RPHJP;
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
Tahun 2: 50% dari 120 KPH model telah dapat
beroperasi; dan
Tahun 3: 4 KPH target menjadi Center of Exellence.
1.2. Perumusan kebijakan dan aturan terkait
dengan KPH dan PHBM
Tahun 1: review berbagai aturan berkaitan dengan
PHBM dan KPH;
Tahun 2: pengajuan usulan kebijakan berkaitan
dengan resolusi konlik sektor kehutanan; dan
Tahun 3: Terbitnya aturan berkaitan dengan KPH dan
resolusi konlik sektor kehutanan.
kemitraan; dan
Tahun 3: 330.000 hektar lahan dialokasikan untuk
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
kemitraan.
1.4. Wilayah yang dicadangkan untuk PHBM
Tahun 1: 230.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM;
Tahun 2: 460.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM; dan
Tahun 3: 690.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM
2
Pada awal bulan Agustus 2015 diadakan pertemuan
C. KPH Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
Steering Committee MFP 3 dan disepakati untuk
D. KPH Alor Pantar, Prhovinsi NTT
melakukan revisi terhadap capaian kinerja Output
3 utamanya poin 3.3. dan 3.4. sebagaimana tabel di
MFP3 juga mempunyai 4 RPHJP yaitu RPHJP yang
bawah ini.
dimiliki oleh 4 KPH target (Poigar, Benakat, Banjar dan
2. Implementasi Program
91 RPHJP. Strategi yang langsung dilakukan adalah
Alor) sementara target kinerja adalah terkumpulnya
2.1. Jumlah KPH yang beroperasi
melakukan audiensi dan regular meeting dengan
Pada saat akhir tahun program 1 (Maret 2015),
Bapak Is Mugiono Direktur Wilayah Pengelolaan
Output 3 hanya memfokuskan pada pemilihan 4 KPH
dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan
target yaitu :
Hutan (WP2APKH) Ditjen Planologi Kehutanan
A. KPH Poigar, Provinsi Sulawesi Utara
dan Bapak Drasospolino Direktur Bina Rencana
B. KPH Benakat Bukit Cogong, Provinsi Sumatera
dan Pemanfaatan Usaha Kawasan (BRPUK) Ditjen
Bina Usaha Kehutanan (BUK) guna menjelaskan
Selatan
Table 1. Approved Revision to Log Frame
Approved Revision
proyek MFP 3 dan apa yang bisa dikerjasamakan
draf maupun yang sudah disahkan.
antara direktorat dengan MFP3 berkaitan dengan
Hasil dari kordinasi tersebut adalah pada akhir Juli
keberadaan KPH. Dari rangkaian diskusi dan
2015, MFP3 telah memiliki dokumen/softcopy RPHJP
pertemuan regular dicapai kesepakatan untuk saling
KPH sebanyak 106 buah, terutama yang menjadi KPH
berbagi informasi dan berbagi sumberdaya dalam
Model. Dokumen RPHJP KPH ini akan menjadi salah
rangka mendorong percepatan operasionalisasi
satu referensi penting dalam merencanakan dan
KPH, terutama 120 KPH model. Salah satu syarat
menentukan KPH-KPH lain yang akan difasilitasi oleh
operasionalisasi KPH adalah adanya RPHJP. Untuk
MFP3 selain 4 KPH target yang telah ditetapkan.
kepentingan inilah MFP3 berkoordinasi intensif
dengan Direktorat BRPUK, Direktorat WP2APKH
Untuk memastikan capaian target berkaitan dengan
serta Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan
beroperasinya 60 KPH Model dari 120 KPH model
(Pusdal) Regional I sampai dengan IV untuk
yang ada, MFP3 berpatokan pada persyaratan dasar
melengkapi RPHJP, baik yang masih dalam bentuk
operasionalisasi KPH, yaitu:
3
1. Memiliki RPHJP yang sudah disahkan
terbitan, ilm dan pendokumentasian di 4 KPH target
2. Membuat Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
sehingga secara tampilan 4 KPH menjadi KPH yang
Pendek (RPHJPd) atau Rencana Kerja Tahunan
layak untuk dikunjungi, didatangi dan dijadikan model
(RKT); dan
bagi KPH yang lain (ilm tentang 4 KPH terlampir).
3. Membuat Rencana Bisnis.
Selain itu 4 KPH target juga akan dibuatkan website
Dua hal yang pertama merupakan syarat mutlak
yang bisa memperlihatkan kinerja dan update
operasionalisasi KPH dan saat ini baru 1 (satu) KPH
kegiatan dari 4 KPH target tersebut.
model yang memiliki RPHJPd yaitu KPH Tasik Besar
Serkap di Provnsi Riau. Mengacu pada RPHJPd
yang dimiliki oleh KPH Tasik Besar Serkap setelah
dilakukan review dan analisa oleh tim kecil, MFP3
Dalam rangka membantu proses percepatan PHBM,
MFP 3 juga membantu Kementrian LHK membuat
sistem monitoring data pengajuan PHBM (CBFM
tracking system).
membantu 4 KPH target Center of Exellence serta 56
KPH lainnya untuk bisa membuat RKT hingga akhir
2.2 Perumusan kebijakan dan aturan terkait
Maret 2016. Fasilitasi ini dilakukan secara parallel
dengan KPH dan PHBM
dengan melibatkan 5 (lima) orang konsultan (STC).
Pada awal tahun pertama program Output 3 telah
Untuk penguatan SDM, akan dilakukan e-course
melakukan kajian dan review terhadap berbagai
(online course) bagi 4 KPH target maupun bagi KPH
kebijakan terkait dengan PHBM (HTR, HD, dan
KPH lainnya sehingga MFP3 bisa berperan dalam
Hkm) dan berkaitan dengan KPH. Pada awal Juni
memastikan beroperasinya minimal 60 KPH model
2015 output 3 memfasilitasi direktorat BRPUK-
melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam
Ditjen BUK merumuskan kebijakan berkaitan
pelaksanaannya, MFP3 akan berkoordinasi intensif
dengan Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi
dengan Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan
melalui serangaian diskusi hingga diterbitkannya
Produksi (BP2HP) sesuai wilayah kerjanya.
Surat Keputusan Menlhk Nomor 2382/Menhut-VI/
Untuk mencapai target 4 KPH sebagai center of
exellence, sejak tahun pertama program MFP3 telah
menentukan 4 KPH target yaitu: KPH Poigar (Sulawesi
Utara), KPH Banjar (Kalimantan Selatan), KPH Alor
Pantar(NTT), dan KPH Benakat (Sumatera Selatan)
melalui serangkaian assessment, kunjungan lapangan
dan konsultasi dengan stakeholder terkait. Adapun
fasilitasi yang diberikan kepada 4 KPH diantaranya
BRPUK/2015 tentang Peta Arahan pemanfaatan
Hutan Produksi untuk usaha Pemanfaatan Hutan
dalam rangka pencapaian target 12,7 juta hektar
lahan hutan untuk rakyat. Dalam Peta arahan 5,80
juta hektar lahan dialokasikan untuk PHBM (HTR,
HD, HKm dan hutan adat) serta 6,9 juta hektar
dialokasikan melalui pola kemitraan (20% dari ijin
usaha hutan yang telah ada).
adalah peningkatan kapasitas staf KPH melalui
Guna mencapai target kinerja,MFP 3 juga
inhouse training, pendampingan desa pilihan yang
membuat policy paper berkaitan dengan Strategi
ada di dalam KPH target, identiikasi kondisi ekonomi
Percepatan Perluasan Akses Kelola Masyarakat
dan sosial serta pendampingan pengembangan
atas Kawasan Hutan Negara (policy paper terlampir)
ekonomi masyarakat/kelompok di 4 KPH, serta
yang dihasilkan dari serangkaian diskusi dengan
pendampingan hukum (berkaitan dengan berbagai
melibatkan beberapa pakar. Kertas kebijakan ini
produk hukum yang diperlukan untuk fasilitasi PHBM
telah disampaikan secara langsung kepada Menteri
maupun pola kemitraan). Program dan kegiatan
LHK dan mendapatkan tanggapan positif. Strategi
ini diimplementasikan secara langsung oleh MFP3
lainnya adalah secara regular melakukan diskusi dan
maupun bekerjasama dengan mitra output 3 yaitu
pertemuan dengan Bapak Hadi Daryanto (Dirjen
ICEL, HUMA, SNV, dan WGT. Disamping secara
substansi dan SDM, MFP3 juga memfasilitasi berbagai
PSKL) berikut jajaran direktur yang ada di Ditjen
PSKL dan juga dengan Direktur KPHP, Kepala Pusat
4
Pembiayaan Pembangunan HUtan, Direktur Usaha
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
Jasa Lingkungan HUtan Produksi dan HHBK yang
mendapatkan ijin PHBM atau kemitraan. Hingga saat
berada di bawah Direktorat Jenderal PHPL, serta
ini MFP3 melalui mitra di tingkat nasional (Huma,
melakukan serangkaian diskusi dan pertemuan
Working Group tenur/WGT, ICEL, SNV dan Auriga)
dengan Dirjen Planologi Kehutanan, Staf Ahli Menteri
maupun mitra lokal (YCHI-Kalsel, Bantaya-Sulteng,
(SAM), Staf Khusus Menteri (SKM), serta pertemuan
Sandilorata-NTT, Akar-Bengkulu, Genesis-Bengkulu,
langsung dengan Menteri LHK.
Warsi-Jambi dan Sumbar, Jerat-Papua) ) telah
Ada beberapa draft regulasi yang telah dibahas
memfasilitasi proses pengorganisasian kelompok
dimana MFP 3 terlibat didalamnya dan secara aktif
masyarakat, sebagai berikut :
memberikan masukan dan beberapa sudah menjadi
1. KPH ALor Pantar: fasilitasi masyarakat Desa
regulasi, diantaranya sbb :
1. Permen LHK Nomor 32/2015 tentang Hutan Hak;
2. Draft Kepres Satgas Masyarakat Adat;
3. Draft Inpres Peta Indikatif Arahan Perhutanan
Sosial;
4. Draft Revisi PP Nomor 6/2007 jo PP 3/2008;
5. Draft Revisi PP Nomor 44/2007;
6. Draft Revisi Peraturan berkaitan dengan PHBM
(HKm, HD, dan HTR);
7. Draft Revisi Permenhut Nomor 85/2014 tentang
kemitraan di kawasan Konservasi;
8. Draft Policy Paper Implementasi UU NO. 23/2014
bagi Kementrian LHK;
9. Draft Peraturan Dirjen PHPL tentang Standard,
Lawahing dan Desa Adam Buom;
2. KPH Benakat Bukit Cogong: fasilitasi desa
Sukakarya;
3. KPH Poigar: fasilitasi desa Toyopon;
4. KPH Banjar: fasilitasi Desa Pakutik;
5. KPH Mukomuko: 2 desa sedang dilakukan
assessment;
6. KPH Sorolangun: sedang assessment desa;
7. KPH Sorong, KPH Sorong Selatan dan KPH Yapen:
sedang assessment desa target;
8. Fasilitasi 6 desa di 3 Kabupaten (Mukomuko,
Bengkulu Selatan dan Kaur);
9. Fasilitasi 58 desa di Sumatera Barat: sedang
proses assessment desa
Norma, Prosedur, dan Kriteria (SNPK)
Dari fasilitasi diatas, saat ini 15 (lima belas) kelompok
implementasi kerjasama pemanfaatan hutan di
masyarakat dari wilayah KPH Alor Pantar-NTT sedang
KPHP;
mengajukan permohonan pencadangan areal
10. Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
11. Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK;
12. Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
13. Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK
kerja (PAK) kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dengan total areal seluas 13,000 hektar.
Sementara untuk KPH dan desa lainnya sedang
dalam tahap persiapan administratif, penguatan
kelompok masyarakat dan pembuatan peta
partisipatif.
2.4 Terfasilitasinya kelompok masyarakat
untuk mendapatkan pencadangan areal seluas
2.3. Terfasilitasinya Kelompok Masyarakat
400.000 hektar dengan skema PHBM
untuk mengembangkan PHBM dan
Tahap awal yang dilakukan oleh MFP3 melalui mitra
mendapatkan ijin maupun skema kemitraan
nasional dan mitra local adalah dengan melakukan
Dalam program kerja sebelum revisi, MFP 3
penguatan kelompok masyarakat melalui berbagai
mempunyai target untuk memfasilitasi 110.000
kegiatan, diantaranya :
hektar lahan hutan untuk dikelola dengan skema
1. Pelatihan pemetaan partisipatif utamanya di 4
PHBM maupun kemitraan. dan dalam revisi program
kerja MFP3 mempunyai target untuk memfasilitasi
KPH Center of Exellence (Poigar, Banjar, Benakat
Bukit Cogong dan Alor Pantar);
5
2. Pelatihan resolusi konlik;
dan 26 desa yang saat ini sedang difasilitasi.
3.
Asessment dan pelatihan pemanenann Hasil
Adapun 5 KPH target adalah sebagai berikut :
Hutan Bukan Kayu (HHBK) madu di KPH Benakat
1. KPH Dampelas Tinombo (Propinsi Sulawesi
Bukit Cogong;
4.
Inhouse training untuk KKPH dan staf KPH di 4
KPH, dengan materi pelatihan berkaitan dengan
kebijakan KPH dan PHBM, metodologi RaTA dan
AGATA, serta teknik komunikasi;
5.
Training of Trainers (ToT) kewirausahaan berbasis
hasil hutan kayu dan non kayu;
6. Pelatihan teknik pendokumentasian foto dan ilm
di KPH Benakat Bukit Cogong; serta
7.
Coaching clinic mengenai pengelolaan
administrasi dan program bagi staf KPH.
2.5 Program Penunjang Lainnya
Tengah)
2. KPH Dolago Tanggunung (Propinsi Sulawesi
Tengah)
3. KPH Rajabasa (Propinsi Lampung)
4. KPH Batulanteh (Propinsi Nusa Tenggara Barat)
dan
5. KPH Minas Tahura (Propinsi Riau)
Program dan kegiatan sebagaimana dijabarkan dalam
angka 2 Implementasi kegiatan akan terus dilanjutkan
sehingga secara kualitas proses fasilitasi yang
dilakukan akan terus berlangsung hingga berakhirnya
proyek MFP 3.
Disamping 4 (empat) program prioritas di atas, MFP
3 juga memfasilitasi KPH untuk pengembangan
database dan sistem informasi bukan hanya di 4
KPH target center of exellence namun juga di KPH
lainnya. Di samping itu juga dilakukan fasilitasi
pengembangan sistem monitoring proses PHBM
baik di dalam maupun diluarh KPH. Selain fasilitasi
diatas, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sumberdaya manusia di KPH, MFP 3 juga
sedang dalam proses mengembangkan pendidikan
secara online baik bagi KKPH maupun staf KPH serta
juga memfasilitasi branding KPH melalui pengadaan
seragam (jaket, topi, dan baju lapangan), logo, ID card
serta kartu. Guna mensosialisasikan keberadaan KPH,
saat ini MFP3 juga sedang memfasilitasi pembuatan
ilm dan seri dokumentasi untuk KPH serta
membantu pengembangan produk kayu maupun
non kayu yang menjadi potensi KPH.
3. Rencana Ke Depan
Guna mencapai target Output 3 yaitu terfasilitasinya
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
mendapatkan ijin PHBM maupun kemitraan dengan
total areal seluas 200.000 hektar dan terfasilitasinya
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
mendapatkan alokasi pencadangan areal kerja (PAK)
seluas 400.000 hektar, MFP 3 akan memfasilitasi 5
(lima) KPH dan 58 desa lainnya disamping 10 KPH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
6
LAPORAN KEGIATAN OUTPUT 3
APRIL 2014 – SEPTEMBER 2015
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
1
2
3
4
5
6
7
1
3.1. Number of
FMU is operational
The remaining 91
FMU model have
RPHJP
8 RPHJP dikumpulkan (Benakat,
Meranti, Alor, Ampang, Poigar,
Banjar, Hulu Sungai Selatan,
Sintowu Maroso) sebagai salah
satu acuan dalam menentukan
KPH target
The remaining 91 FMU
model have RPHP and
50% of 120 FMU model
is operational
106 RPHJP telah dikumpulkan
2
3.2. Proposals of
new and revised
regulations that
guarantee access
to community over
forest
Review and
new proposal
of regulation
concerning CBFM
and formulation
of regulation
regarding FMU
(norms, standards,
procedures,
criteria)
Peta jalan /Roadmap
pengembangan CBFM di KPH :
studi kasus Sesaot di KPH Rinjani
Barat
Kajian atas Pemetaan Partisipatif
dan Mekanisme Resolusi Konlik
yang sudah dilakukan di wilayah
KPH : Benakat, Banjar, Alor dan
Poigar
Kajian kerangka regulasi nasional
mengenai CBFM
Pemetaan Instansi dan
Lembaga di Indonesia yang
mengembangkan KPH
Proposal for the revision
and formulation of
regulation concerning
forest tenure conlict
resolution
Policy Paper Strategi Percepatan Peluasan Akses
Kelola Masyarakat atas Kawasan Hutan Negara
Permen LHK No. 32/2014 tentang Hutan Hak;
Draft Kepres Satgas Masyarakat Adat;
Draft Inpres Peta Indikatif Arahan Perhutanan
Sosial;
Revisi PP No. 6/2007 jo PP 3/2008;
Revisi PP No. 44/2007;
Revisi peraturan berkaitan dengan PHBM
(HKm, HD, dan HTR) serta revisi pola kemitraan;
Revisi Permenhut No. 85/2014 tentang
kemitraan di kawasan Konservasi;
Draft Policy Paper Implementasi UU No.
23/2015 bagi Kementrian LHK;
Draft Peraturan Dirjen PHPL tentang Standard,
Norma, Prosedur, dan Kriteria (SNPK)
implementasi kerjasama pemanfaatan hutan di
KPHP;
Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK;
Draft Permen tentang Penyelesaian Konlik
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
1
2
3
4
5
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
6
7
Surat Keputusan MenLHK No. 2382/Menhut-VI/
BRPUK/2015 tentang Peta Arahan pemanfaatan
Hutan Produksi untuk usaha Pemanfaatan
Hutan;
Draft PermenLHK tentang Kerjasama
Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP;
Draft PermenLHK tentang Peran Masyarakat
dan Dunia Usaha dalam Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3
3.3. Community
groups are
facilitated to
develop CBFM to
obtain license or
partnership
110.000 ha have
been allocated
for CBFM (clean &
clear) to be applied
for obtaining
CBFM license or
partnership
4 KPH (Benakat, Alor, Banjar,
Poigar) dalam RPHJP telah
mengalokasikan wilayah untuk di
kelola masyarakat melalui skema
CBFM
Community groups in
15 FMUs and 58 Desa/
Nagari are facilitated to
develop CBFM to obtain
license or partnership
KPH Alor Pantar: Desa Lawahing dan Desa
Adang Buom
KPH Benakat: Desa Sukakarya
KPH Banjar: Desa Pakutik
KPH Poigar: Desa Toyopon
6 Desa di 3 Kabupaten (Muko-Muko, Bengkulu
Selatan dan Kaur)
The issuance of CBFM
license or partnership
scheme is facilitated in 15
FMUs and 58 Desa/Nagari
Sedang berproses untuk pengajuan Pencadangan Areal Kerja (PAK), di 10 FMU: Benakat, Alor,
Poigar, Banjar, Kerinci, Sarolangun, Muko-Muko,
Sorong, Sorong Selatan dan Yapen
7
***Rencana 5
KPH : 1. KPH
Dampelas
Tinombo
(Sulteng),2.
KPH Dolago
Tanggunung
(Sulteng), 3.
KPH Rajabasa
(Lampung
Selatan), 4. KPH
Batulanteh
(Sumbawa),5.
KPH Minas
Tahura (Riau)
8
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
7
1
2
3
4
5
6
4
3.4. Community
groups are
facilitated to
obtain allocated
areas for all forms
of CBFM
230.000 ha have
been allocated for
CBFM (HTR, HD,
HKM)
Terjadi Perubahan indicator dalam
Log Frame
Improving capacity
skills of community
groups in relation to
area allocation for
CBFM in 15 FMUs and
58 Desa/Nagari through
mentoring and technical
assistance in the ield
Pelatihan Pemetaan Partisipatif di 4 KPH
(Benakat, Banjar, Alor dan Poigar)
Pelatihan Resolusi Konlik di 4 KPH (Benakat,
Alor, Banjar dan Poigar)
Pelatihan Pemanenan HHBK ( Madu) dan
Produksi Lestari di KPH Benakat
In-house Training dengan materi : Kebijakan
KPH dan CBFM, metodologi RaTA & AGATA,
Teknik berkomunikasi, bagi staf KPH di 4 KPH
(Benakat, Alor, Banjar dan Poigar)
TOT enterprenership di KPH Alor Pantar
(Poigar, Banjar dan Benakat dalam proses)
Coaching clinic mengenai pengelolaan
administrasi dan program bagi staf KPH di KPH
Poigar (Alor, Banjar dan Benakat dalam proses)
Process of area
allocation for CBFM in
15 FMUs and 58 Desa/
Nagari is facilitated
Pemetaan Partisipatif bagi areal kelola
masyarakat di 3 KPH (Benakat, Alor dan Banjar).
KPH Poigar dalam proses.
Pengajuan 15 proposal kelompok HKm di 15
Desa di KPH Alor Pantar kepada KLHK, seluas
13.000 Ha. 58 Desa/Pantai di Sumatera Barat
(sedang berproses)
Pengembangan
Database dan Sistem
Informasi
Pengembangan Database dan Sistem Informasi
dalam rangka Center of Excellent KPH, sedang
dilakukan untuk 4 KPH (Benakat, Banjar, Alor
Pantar dan Poigar)
Pengembangan sistem monitoring proses
CBFM (di dalam dan luar KPH)
Online Course
Assesment kebutuhan KPH dan staf terkait
peningkatan kapasitas staf KPH dan
pengembangan KPH (administrasi dan
manajemen program)
Kebutuhan penunjang
operasional KPH
Design Seragam (Jaket, Kaos, Baju lapangan,
Topi), Logo, ID Card dan kartu nama, Template
Materi Presentasi, Proses pembuatan Film,
Assesment Pengembangan Produk HHBK
(potensi, peluang pasar, kemasan produk)
5
Supporting
April 2014 – September 2015
1. Pendahuluan
1.3. Wilayah PHBM melalui ijin maupun
Berdasarkan logical framework yang dibuat oleh
kemitraan
MFP3, sampai dengan akhir tahun proyek (2017),
Tahun 1: 110.000 hektar lahan dialokasikan untuk
ada 4 indikator utama sebagai target capaian kinerja
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
Output 3 sebagai berikut:
kemitraan;
1.1. Jumlah KPH yang Beroperasi
Tahun 2: 220.000 hektar lahan dialokasikan untuk
Tahun 1: Sebanyak 91 KPH memiliki RPHJP;
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
Tahun 2: 50% dari 120 KPH model telah dapat
beroperasi; dan
Tahun 3: 4 KPH target menjadi Center of Exellence.
1.2. Perumusan kebijakan dan aturan terkait
dengan KPH dan PHBM
Tahun 1: review berbagai aturan berkaitan dengan
PHBM dan KPH;
Tahun 2: pengajuan usulan kebijakan berkaitan
dengan resolusi konlik sektor kehutanan; dan
Tahun 3: Terbitnya aturan berkaitan dengan KPH dan
resolusi konlik sektor kehutanan.
kemitraan; dan
Tahun 3: 330.000 hektar lahan dialokasikan untuk
PHBM dan terfasilitasi untuk pengajuan ijin atau pola
kemitraan.
1.4. Wilayah yang dicadangkan untuk PHBM
Tahun 1: 230.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM;
Tahun 2: 460.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM; dan
Tahun 3: 690.000 hektar lahan dicadangkan untuk
PHBM
2
Pada awal bulan Agustus 2015 diadakan pertemuan
C. KPH Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
Steering Committee MFP 3 dan disepakati untuk
D. KPH Alor Pantar, Prhovinsi NTT
melakukan revisi terhadap capaian kinerja Output
3 utamanya poin 3.3. dan 3.4. sebagaimana tabel di
MFP3 juga mempunyai 4 RPHJP yaitu RPHJP yang
bawah ini.
dimiliki oleh 4 KPH target (Poigar, Benakat, Banjar dan
2. Implementasi Program
91 RPHJP. Strategi yang langsung dilakukan adalah
Alor) sementara target kinerja adalah terkumpulnya
2.1. Jumlah KPH yang beroperasi
melakukan audiensi dan regular meeting dengan
Pada saat akhir tahun program 1 (Maret 2015),
Bapak Is Mugiono Direktur Wilayah Pengelolaan
Output 3 hanya memfokuskan pada pemilihan 4 KPH
dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan
target yaitu :
Hutan (WP2APKH) Ditjen Planologi Kehutanan
A. KPH Poigar, Provinsi Sulawesi Utara
dan Bapak Drasospolino Direktur Bina Rencana
B. KPH Benakat Bukit Cogong, Provinsi Sumatera
dan Pemanfaatan Usaha Kawasan (BRPUK) Ditjen
Bina Usaha Kehutanan (BUK) guna menjelaskan
Selatan
Table 1. Approved Revision to Log Frame
Approved Revision
proyek MFP 3 dan apa yang bisa dikerjasamakan
draf maupun yang sudah disahkan.
antara direktorat dengan MFP3 berkaitan dengan
Hasil dari kordinasi tersebut adalah pada akhir Juli
keberadaan KPH. Dari rangkaian diskusi dan
2015, MFP3 telah memiliki dokumen/softcopy RPHJP
pertemuan regular dicapai kesepakatan untuk saling
KPH sebanyak 106 buah, terutama yang menjadi KPH
berbagi informasi dan berbagi sumberdaya dalam
Model. Dokumen RPHJP KPH ini akan menjadi salah
rangka mendorong percepatan operasionalisasi
satu referensi penting dalam merencanakan dan
KPH, terutama 120 KPH model. Salah satu syarat
menentukan KPH-KPH lain yang akan difasilitasi oleh
operasionalisasi KPH adalah adanya RPHJP. Untuk
MFP3 selain 4 KPH target yang telah ditetapkan.
kepentingan inilah MFP3 berkoordinasi intensif
dengan Direktorat BRPUK, Direktorat WP2APKH
Untuk memastikan capaian target berkaitan dengan
serta Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan
beroperasinya 60 KPH Model dari 120 KPH model
(Pusdal) Regional I sampai dengan IV untuk
yang ada, MFP3 berpatokan pada persyaratan dasar
melengkapi RPHJP, baik yang masih dalam bentuk
operasionalisasi KPH, yaitu:
3
1. Memiliki RPHJP yang sudah disahkan
terbitan, ilm dan pendokumentasian di 4 KPH target
2. Membuat Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
sehingga secara tampilan 4 KPH menjadi KPH yang
Pendek (RPHJPd) atau Rencana Kerja Tahunan
layak untuk dikunjungi, didatangi dan dijadikan model
(RKT); dan
bagi KPH yang lain (ilm tentang 4 KPH terlampir).
3. Membuat Rencana Bisnis.
Selain itu 4 KPH target juga akan dibuatkan website
Dua hal yang pertama merupakan syarat mutlak
yang bisa memperlihatkan kinerja dan update
operasionalisasi KPH dan saat ini baru 1 (satu) KPH
kegiatan dari 4 KPH target tersebut.
model yang memiliki RPHJPd yaitu KPH Tasik Besar
Serkap di Provnsi Riau. Mengacu pada RPHJPd
yang dimiliki oleh KPH Tasik Besar Serkap setelah
dilakukan review dan analisa oleh tim kecil, MFP3
Dalam rangka membantu proses percepatan PHBM,
MFP 3 juga membantu Kementrian LHK membuat
sistem monitoring data pengajuan PHBM (CBFM
tracking system).
membantu 4 KPH target Center of Exellence serta 56
KPH lainnya untuk bisa membuat RKT hingga akhir
2.2 Perumusan kebijakan dan aturan terkait
Maret 2016. Fasilitasi ini dilakukan secara parallel
dengan KPH dan PHBM
dengan melibatkan 5 (lima) orang konsultan (STC).
Pada awal tahun pertama program Output 3 telah
Untuk penguatan SDM, akan dilakukan e-course
melakukan kajian dan review terhadap berbagai
(online course) bagi 4 KPH target maupun bagi KPH
kebijakan terkait dengan PHBM (HTR, HD, dan
KPH lainnya sehingga MFP3 bisa berperan dalam
Hkm) dan berkaitan dengan KPH. Pada awal Juni
memastikan beroperasinya minimal 60 KPH model
2015 output 3 memfasilitasi direktorat BRPUK-
melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam
Ditjen BUK merumuskan kebijakan berkaitan
pelaksanaannya, MFP3 akan berkoordinasi intensif
dengan Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi
dengan Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan
melalui serangaian diskusi hingga diterbitkannya
Produksi (BP2HP) sesuai wilayah kerjanya.
Surat Keputusan Menlhk Nomor 2382/Menhut-VI/
Untuk mencapai target 4 KPH sebagai center of
exellence, sejak tahun pertama program MFP3 telah
menentukan 4 KPH target yaitu: KPH Poigar (Sulawesi
Utara), KPH Banjar (Kalimantan Selatan), KPH Alor
Pantar(NTT), dan KPH Benakat (Sumatera Selatan)
melalui serangkaian assessment, kunjungan lapangan
dan konsultasi dengan stakeholder terkait. Adapun
fasilitasi yang diberikan kepada 4 KPH diantaranya
BRPUK/2015 tentang Peta Arahan pemanfaatan
Hutan Produksi untuk usaha Pemanfaatan Hutan
dalam rangka pencapaian target 12,7 juta hektar
lahan hutan untuk rakyat. Dalam Peta arahan 5,80
juta hektar lahan dialokasikan untuk PHBM (HTR,
HD, HKm dan hutan adat) serta 6,9 juta hektar
dialokasikan melalui pola kemitraan (20% dari ijin
usaha hutan yang telah ada).
adalah peningkatan kapasitas staf KPH melalui
Guna mencapai target kinerja,MFP 3 juga
inhouse training, pendampingan desa pilihan yang
membuat policy paper berkaitan dengan Strategi
ada di dalam KPH target, identiikasi kondisi ekonomi
Percepatan Perluasan Akses Kelola Masyarakat
dan sosial serta pendampingan pengembangan
atas Kawasan Hutan Negara (policy paper terlampir)
ekonomi masyarakat/kelompok di 4 KPH, serta
yang dihasilkan dari serangkaian diskusi dengan
pendampingan hukum (berkaitan dengan berbagai
melibatkan beberapa pakar. Kertas kebijakan ini
produk hukum yang diperlukan untuk fasilitasi PHBM
telah disampaikan secara langsung kepada Menteri
maupun pola kemitraan). Program dan kegiatan
LHK dan mendapatkan tanggapan positif. Strategi
ini diimplementasikan secara langsung oleh MFP3
lainnya adalah secara regular melakukan diskusi dan
maupun bekerjasama dengan mitra output 3 yaitu
pertemuan dengan Bapak Hadi Daryanto (Dirjen
ICEL, HUMA, SNV, dan WGT. Disamping secara
substansi dan SDM, MFP3 juga memfasilitasi berbagai
PSKL) berikut jajaran direktur yang ada di Ditjen
PSKL dan juga dengan Direktur KPHP, Kepala Pusat
4
Pembiayaan Pembangunan HUtan, Direktur Usaha
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
Jasa Lingkungan HUtan Produksi dan HHBK yang
mendapatkan ijin PHBM atau kemitraan. Hingga saat
berada di bawah Direktorat Jenderal PHPL, serta
ini MFP3 melalui mitra di tingkat nasional (Huma,
melakukan serangkaian diskusi dan pertemuan
Working Group tenur/WGT, ICEL, SNV dan Auriga)
dengan Dirjen Planologi Kehutanan, Staf Ahli Menteri
maupun mitra lokal (YCHI-Kalsel, Bantaya-Sulteng,
(SAM), Staf Khusus Menteri (SKM), serta pertemuan
Sandilorata-NTT, Akar-Bengkulu, Genesis-Bengkulu,
langsung dengan Menteri LHK.
Warsi-Jambi dan Sumbar, Jerat-Papua) ) telah
Ada beberapa draft regulasi yang telah dibahas
memfasilitasi proses pengorganisasian kelompok
dimana MFP 3 terlibat didalamnya dan secara aktif
masyarakat, sebagai berikut :
memberikan masukan dan beberapa sudah menjadi
1. KPH ALor Pantar: fasilitasi masyarakat Desa
regulasi, diantaranya sbb :
1. Permen LHK Nomor 32/2015 tentang Hutan Hak;
2. Draft Kepres Satgas Masyarakat Adat;
3. Draft Inpres Peta Indikatif Arahan Perhutanan
Sosial;
4. Draft Revisi PP Nomor 6/2007 jo PP 3/2008;
5. Draft Revisi PP Nomor 44/2007;
6. Draft Revisi Peraturan berkaitan dengan PHBM
(HKm, HD, dan HTR);
7. Draft Revisi Permenhut Nomor 85/2014 tentang
kemitraan di kawasan Konservasi;
8. Draft Policy Paper Implementasi UU NO. 23/2014
bagi Kementrian LHK;
9. Draft Peraturan Dirjen PHPL tentang Standard,
Lawahing dan Desa Adam Buom;
2. KPH Benakat Bukit Cogong: fasilitasi desa
Sukakarya;
3. KPH Poigar: fasilitasi desa Toyopon;
4. KPH Banjar: fasilitasi Desa Pakutik;
5. KPH Mukomuko: 2 desa sedang dilakukan
assessment;
6. KPH Sorolangun: sedang assessment desa;
7. KPH Sorong, KPH Sorong Selatan dan KPH Yapen:
sedang assessment desa target;
8. Fasilitasi 6 desa di 3 Kabupaten (Mukomuko,
Bengkulu Selatan dan Kaur);
9. Fasilitasi 58 desa di Sumatera Barat: sedang
proses assessment desa
Norma, Prosedur, dan Kriteria (SNPK)
Dari fasilitasi diatas, saat ini 15 (lima belas) kelompok
implementasi kerjasama pemanfaatan hutan di
masyarakat dari wilayah KPH Alor Pantar-NTT sedang
KPHP;
mengajukan permohonan pencadangan areal
10. Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
11. Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK;
12. Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
13. Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK
kerja (PAK) kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dengan total areal seluas 13,000 hektar.
Sementara untuk KPH dan desa lainnya sedang
dalam tahap persiapan administratif, penguatan
kelompok masyarakat dan pembuatan peta
partisipatif.
2.4 Terfasilitasinya kelompok masyarakat
untuk mendapatkan pencadangan areal seluas
2.3. Terfasilitasinya Kelompok Masyarakat
400.000 hektar dengan skema PHBM
untuk mengembangkan PHBM dan
Tahap awal yang dilakukan oleh MFP3 melalui mitra
mendapatkan ijin maupun skema kemitraan
nasional dan mitra local adalah dengan melakukan
Dalam program kerja sebelum revisi, MFP 3
penguatan kelompok masyarakat melalui berbagai
mempunyai target untuk memfasilitasi 110.000
kegiatan, diantaranya :
hektar lahan hutan untuk dikelola dengan skema
1. Pelatihan pemetaan partisipatif utamanya di 4
PHBM maupun kemitraan. dan dalam revisi program
kerja MFP3 mempunyai target untuk memfasilitasi
KPH Center of Exellence (Poigar, Banjar, Benakat
Bukit Cogong dan Alor Pantar);
5
2. Pelatihan resolusi konlik;
dan 26 desa yang saat ini sedang difasilitasi.
3.
Asessment dan pelatihan pemanenann Hasil
Adapun 5 KPH target adalah sebagai berikut :
Hutan Bukan Kayu (HHBK) madu di KPH Benakat
1. KPH Dampelas Tinombo (Propinsi Sulawesi
Bukit Cogong;
4.
Inhouse training untuk KKPH dan staf KPH di 4
KPH, dengan materi pelatihan berkaitan dengan
kebijakan KPH dan PHBM, metodologi RaTA dan
AGATA, serta teknik komunikasi;
5.
Training of Trainers (ToT) kewirausahaan berbasis
hasil hutan kayu dan non kayu;
6. Pelatihan teknik pendokumentasian foto dan ilm
di KPH Benakat Bukit Cogong; serta
7.
Coaching clinic mengenai pengelolaan
administrasi dan program bagi staf KPH.
2.5 Program Penunjang Lainnya
Tengah)
2. KPH Dolago Tanggunung (Propinsi Sulawesi
Tengah)
3. KPH Rajabasa (Propinsi Lampung)
4. KPH Batulanteh (Propinsi Nusa Tenggara Barat)
dan
5. KPH Minas Tahura (Propinsi Riau)
Program dan kegiatan sebagaimana dijabarkan dalam
angka 2 Implementasi kegiatan akan terus dilanjutkan
sehingga secara kualitas proses fasilitasi yang
dilakukan akan terus berlangsung hingga berakhirnya
proyek MFP 3.
Disamping 4 (empat) program prioritas di atas, MFP
3 juga memfasilitasi KPH untuk pengembangan
database dan sistem informasi bukan hanya di 4
KPH target center of exellence namun juga di KPH
lainnya. Di samping itu juga dilakukan fasilitasi
pengembangan sistem monitoring proses PHBM
baik di dalam maupun diluarh KPH. Selain fasilitasi
diatas, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sumberdaya manusia di KPH, MFP 3 juga
sedang dalam proses mengembangkan pendidikan
secara online baik bagi KKPH maupun staf KPH serta
juga memfasilitasi branding KPH melalui pengadaan
seragam (jaket, topi, dan baju lapangan), logo, ID card
serta kartu. Guna mensosialisasikan keberadaan KPH,
saat ini MFP3 juga sedang memfasilitasi pembuatan
ilm dan seri dokumentasi untuk KPH serta
membantu pengembangan produk kayu maupun
non kayu yang menjadi potensi KPH.
3. Rencana Ke Depan
Guna mencapai target Output 3 yaitu terfasilitasinya
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
mendapatkan ijin PHBM maupun kemitraan dengan
total areal seluas 200.000 hektar dan terfasilitasinya
kelompok masyarakat di 15 KPH dan 58 desa untuk
mendapatkan alokasi pencadangan areal kerja (PAK)
seluas 400.000 hektar, MFP 3 akan memfasilitasi 5
(lima) KPH dan 58 desa lainnya disamping 10 KPH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
6
LAPORAN KEGIATAN OUTPUT 3
APRIL 2014 – SEPTEMBER 2015
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
1
2
3
4
5
6
7
1
3.1. Number of
FMU is operational
The remaining 91
FMU model have
RPHJP
8 RPHJP dikumpulkan (Benakat,
Meranti, Alor, Ampang, Poigar,
Banjar, Hulu Sungai Selatan,
Sintowu Maroso) sebagai salah
satu acuan dalam menentukan
KPH target
The remaining 91 FMU
model have RPHP and
50% of 120 FMU model
is operational
106 RPHJP telah dikumpulkan
2
3.2. Proposals of
new and revised
regulations that
guarantee access
to community over
forest
Review and
new proposal
of regulation
concerning CBFM
and formulation
of regulation
regarding FMU
(norms, standards,
procedures,
criteria)
Peta jalan /Roadmap
pengembangan CBFM di KPH :
studi kasus Sesaot di KPH Rinjani
Barat
Kajian atas Pemetaan Partisipatif
dan Mekanisme Resolusi Konlik
yang sudah dilakukan di wilayah
KPH : Benakat, Banjar, Alor dan
Poigar
Kajian kerangka regulasi nasional
mengenai CBFM
Pemetaan Instansi dan
Lembaga di Indonesia yang
mengembangkan KPH
Proposal for the revision
and formulation of
regulation concerning
forest tenure conlict
resolution
Policy Paper Strategi Percepatan Peluasan Akses
Kelola Masyarakat atas Kawasan Hutan Negara
Permen LHK No. 32/2014 tentang Hutan Hak;
Draft Kepres Satgas Masyarakat Adat;
Draft Inpres Peta Indikatif Arahan Perhutanan
Sosial;
Revisi PP No. 6/2007 jo PP 3/2008;
Revisi PP No. 44/2007;
Revisi peraturan berkaitan dengan PHBM
(HKm, HD, dan HTR) serta revisi pola kemitraan;
Revisi Permenhut No. 85/2014 tentang
kemitraan di kawasan Konservasi;
Draft Policy Paper Implementasi UU No.
23/2015 bagi Kementrian LHK;
Draft Peraturan Dirjen PHPL tentang Standard,
Norma, Prosedur, dan Kriteria (SNPK)
implementasi kerjasama pemanfaatan hutan di
KPHP;
Draft peraturan Dirjen PHPL tentang Jasa
Lingkungan/HHBK dan restorasi Ekosistem;
Draft SK Menteri LHK tentang Mediator untuk
Penyelesaian Konlik LHK;
Draft Permen tentang Penyelesaian Konlik
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
1
2
3
4
5
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
6
7
Surat Keputusan MenLHK No. 2382/Menhut-VI/
BRPUK/2015 tentang Peta Arahan pemanfaatan
Hutan Produksi untuk usaha Pemanfaatan
Hutan;
Draft PermenLHK tentang Kerjasama
Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP;
Draft PermenLHK tentang Peran Masyarakat
dan Dunia Usaha dalam Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3
3.3. Community
groups are
facilitated to
develop CBFM to
obtain license or
partnership
110.000 ha have
been allocated
for CBFM (clean &
clear) to be applied
for obtaining
CBFM license or
partnership
4 KPH (Benakat, Alor, Banjar,
Poigar) dalam RPHJP telah
mengalokasikan wilayah untuk di
kelola masyarakat melalui skema
CBFM
Community groups in
15 FMUs and 58 Desa/
Nagari are facilitated to
develop CBFM to obtain
license or partnership
KPH Alor Pantar: Desa Lawahing dan Desa
Adang Buom
KPH Benakat: Desa Sukakarya
KPH Banjar: Desa Pakutik
KPH Poigar: Desa Toyopon
6 Desa di 3 Kabupaten (Muko-Muko, Bengkulu
Selatan dan Kaur)
The issuance of CBFM
license or partnership
scheme is facilitated in 15
FMUs and 58 Desa/Nagari
Sedang berproses untuk pengajuan Pencadangan Areal Kerja (PAK), di 10 FMU: Benakat, Alor,
Poigar, Banjar, Kerinci, Sarolangun, Muko-Muko,
Sorong, Sorong Selatan dan Yapen
7
***Rencana 5
KPH : 1. KPH
Dampelas
Tinombo
(Sulteng),2.
KPH Dolago
Tanggunung
(Sulteng), 3.
KPH Rajabasa
(Lampung
Selatan), 4. KPH
Batulanteh
(Sumbawa),5.
KPH Minas
Tahura (Riau)
8
No
Indikator
Kegiatan
Target
April 2014 s.d.
Maret 2015
(tahun ke-1)
Capaian s.d. Maret 2105
Target April 2015
s.d. Maret 2016
(tahun ke-2)
Capaian s.d. September 2015
Rencana
(tahun ke-3)
7
1
2
3
4
5
6
4
3.4. Community
groups are
facilitated to
obtain allocated
areas for all forms
of CBFM
230.000 ha have
been allocated for
CBFM (HTR, HD,
HKM)
Terjadi Perubahan indicator dalam
Log Frame
Improving capacity
skills of community
groups in relation to
area allocation for
CBFM in 15 FMUs and
58 Desa/Nagari through
mentoring and technical
assistance in the ield
Pelatihan Pemetaan Partisipatif di 4 KPH
(Benakat, Banjar, Alor dan Poigar)
Pelatihan Resolusi Konlik di 4 KPH (Benakat,
Alor, Banjar dan Poigar)
Pelatihan Pemanenan HHBK ( Madu) dan
Produksi Lestari di KPH Benakat
In-house Training dengan materi : Kebijakan
KPH dan CBFM, metodologi RaTA & AGATA,
Teknik berkomunikasi, bagi staf KPH di 4 KPH
(Benakat, Alor, Banjar dan Poigar)
TOT enterprenership di KPH Alor Pantar
(Poigar, Banjar dan Benakat dalam proses)
Coaching clinic mengenai pengelolaan
administrasi dan program bagi staf KPH di KPH
Poigar (Alor, Banjar dan Benakat dalam proses)
Process of area
allocation for CBFM in
15 FMUs and 58 Desa/
Nagari is facilitated
Pemetaan Partisipatif bagi areal kelola
masyarakat di 3 KPH (Benakat, Alor dan Banjar).
KPH Poigar dalam proses.
Pengajuan 15 proposal kelompok HKm di 15
Desa di KPH Alor Pantar kepada KLHK, seluas
13.000 Ha. 58 Desa/Pantai di Sumatera Barat
(sedang berproses)
Pengembangan
Database dan Sistem
Informasi
Pengembangan Database dan Sistem Informasi
dalam rangka Center of Excellent KPH, sedang
dilakukan untuk 4 KPH (Benakat, Banjar, Alor
Pantar dan Poigar)
Pengembangan sistem monitoring proses
CBFM (di dalam dan luar KPH)
Online Course
Assesment kebutuhan KPH dan staf terkait
peningkatan kapasitas staf KPH dan
pengembangan KPH (administrasi dan
manajemen program)
Kebutuhan penunjang
operasional KPH
Design Seragam (Jaket, Kaos, Baju lapangan,
Topi), Logo, ID Card dan kartu nama, Template
Materi Presentasi, Proses pembuatan Film,
Assesment Pengembangan Produk HHBK
(potensi, peluang pasar, kemasan produk)
5
Supporting