Pada awal bulan Agustus 2015 diadakan pertemuan Steering Committee MFP 3 dan disepakati untuk
melakukan revisi terhadap capaian kinerja Output 3 utamanya poin 3.3. dan 3.4. sebagaimana tabel di
bawah ini.
2. Implementasi Program
2.1. Jumlah KPH yang beroperasi Pada saat akhir tahun program 1 Maret 2015,
Output 3 hanya memfokuskan pada pemilihan 4 KPH target yaitu :
A. KPH Poigar, Provinsi Sulawesi Utara B. KPH Benakat Bukit Cogong, Provinsi Sumatera
Selatan
2
C. KPH Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan D. KPH Alor Pantar, Prhovinsi NTT
MFP3 juga mempunyai 4 RPHJP yaitu RPHJP yang
dimiliki oleh 4 KPH target Poigar, Benakat, Banjar dan Alor sementara target kinerja adalah terkumpulnya
91 RPHJP. Strategi yang langsung dilakukan adalah melakukan audiensi dan regular meeting dengan
Bapak Is Mugiono Direktur Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan
Hutan WP2APKH Ditjen Planologi Kehutanan dan Bapak Drasospolino Direktur Bina Rencana
dan Pemanfaatan Usaha Kawasan BRPUK Ditjen Bina Usaha Kehutanan BUK guna menjelaskan
Table 1. Approved Revision to Log Frame
proyek MFP 3 dan apa yang bisa dikerjasamakan antara direktorat dengan MFP3 berkaitan dengan
keberadaan KPH. Dari rangkaian diskusi dan pertemuan regular dicapai kesepakatan untuk saling
berbagi informasi dan berbagi sumberdaya dalam rangka mendorong percepatan operasionalisasi
KPH, terutama 120 KPH model. Salah satu syarat operasionalisasi KPH adalah adanya RPHJP. Untuk
kepentingan inilah MFP3 berkoordinasi intensif dengan Direktorat BRPUK, Direktorat WP2APKH
serta Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan
Pusdal Regional I sampai dengan IV untuk melengkapi RPHJP, baik yang masih dalam bentuk
draf maupun yang sudah disahkan. Hasil dari kordinasi tersebut adalah pada akhir Juli
2015, MFP3 telah memiliki dokumensoftcopy RPHJP KPH sebanyak 106 buah, terutama yang menjadi KPH
Model. Dokumen RPHJP KPH ini akan menjadi salah satu referensi penting dalam merencanakan dan
menentukan KPH-KPH lain yang akan difasilitasi oleh MFP3 selain 4 KPH target yang telah ditetapkan.
Untuk memastikan capaian target berkaitan dengan beroperasinya 60 KPH Model dari 120 KPH model
yang ada, MFP3 berpatokan pada persyaratan dasar operasionalisasi KPH, yaitu:
Approved Revision
1. Memiliki RPHJP yang sudah disahkan 2. Membuat Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek RPHJPd atau Rencana Kerja Tahunan RKT; dan
3. Membuat Rencana Bisnis. Dua hal yang pertama merupakan syarat mutlak
operasionalisasi KPH dan saat ini baru 1 satu KPH model yang memiliki RPHJPd yaitu KPH Tasik Besar
Serkap di Provnsi Riau. Mengacu pada RPHJPd yang dimiliki oleh KPH Tasik Besar Serkap setelah
dilakukan review dan analisa oleh tim kecil, MFP3 membantu 4 KPH target Center of Exellence serta 56
KPH lainnya untuk bisa membuat RKT hingga akhir Maret 2016. Fasilitasi ini dilakukan secara parallel
dengan melibatkan 5 lima orang konsultan STC. Untuk penguatan SDM, akan dilakukan e-course
online course bagi 4 KPH target maupun bagi KPH
KPH lainnya sehingga MFP3 bisa berperan dalam memastikan beroperasinya minimal 60 KPH model
melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaannya, MFP3 akan berkoordinasi intensif
dengan Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi BP2HP sesuai wilayah kerjanya.
Untuk mencapai target 4 KPH sebagai center of exellence, sejak tahun pertama program MFP3 telah
menentukan 4 KPH target yaitu: KPH Poigar Sulawesi Utara, KPH Banjar Kalimantan Selatan, KPH Alor
PantarNTT, dan KPH Benakat Sumatera Selatan melalui serangkaian assessment, kunjungan lapangan
dan konsultasi dengan stakeholder terkait. Adapun
fasilitasi yang diberikan kepada 4 KPH diantaranya adalah peningkatan kapasitas staf KPH melalui
inhouse training, pendampingan desa pilihan yang ada di dalam KPH target, identiikasi kondisi ekonomi
dan sosial serta pendampingan pengembangan
ekonomi masyarakatkelompok di 4 KPH, serta pendampingan hukum berkaitan dengan berbagai
produk hukum yang diperlukan untuk fasilitasi PHBM maupun pola kemitraan. Program dan kegiatan
ini diimplementasikan secara langsung oleh MFP3
maupun bekerjasama dengan mitra output 3 yaitu ICEL, HUMA, SNV, dan WGT. Disamping secara
substansi dan SDM, MFP3 juga memfasilitasi berbagai
3
terbitan, ilm dan pendokumentasian di 4 KPH target sehingga secara tampilan 4 KPH menjadi KPH yang
layak untuk dikunjungi, didatangi dan dijadikan model bagi KPH yang lain ilm tentang 4 KPH terlampir.
Selain itu 4 KPH target juga akan dibuatkan website
yang bisa memperlihatkan kinerja dan update kegiatan dari 4 KPH target tersebut.
Dalam rangka membantu proses percepatan PHBM, MFP 3 juga membantu Kementrian LHK membuat
sistem monitoring data pengajuan PHBM CBFM
tracking system .
2.2 Perumusan kebijakan dan aturan terkait dengan KPH dan PHBM