Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance dengan Pengelolaan Enterprise Risk Management sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT Telkom Tbk. Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The number of fraud cases that occurred in recent years makes the implementation of Good Corporate Governance (GCG) is increasingly considered to be essential. In enhancing GCG of a company requires the role of internal auditors. Besides the role of Enterprise Risk Management (ERM) is also expected to minimize the magnitude of the systematic risk of firms in the face demands from various parties. Therefore the authors would like to know how much influence the professionalism of the Internal Auditor(IA) of the management of ERM and its impact on the realization of GCG.

The variables in this study is the professionalism of the IA as an independent variable (X), the management of ERM as a variable Intervening (Y2) , and the realization of GCG as the Dependent variable (Y1). Object of research is PT Telkom Bandung. The research method used in this research is descriptive research method with the questionnaire approach. Hypothesis testing is done using path analysis.

The results showed that the professionalism of the IA have a significant influence on the realization of GCG with the management of ERM as an intervening variable, namely the influence of 80.6%.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Banyaknya kasus kecurangan (fraud) yang terjadi akhir-akhir ini membuat penerapan

Good Corporate Governance (GCG) semakin dirasa penting. Dalam meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) suatu perusahaan memerlukan peran auditor

internal. Selain itu peran Enterprise Risk Management (ERM) juga diharapkan dapat meminimalisir besarnya risiko perusahaan secara sistematis dalam menghadapi tuntutan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap pengelolaan ERM dan dampaknya pada perwujudan GCG.

Variabel dalam penelitian ini adalah profesionalisme Auditor Internal sebagai variabel Independen (X), pengelolaan ERM sebagai variabel Antara (Y2), dan perwujudan GCG sebagai variabel Dependen (Y1). Objek penelitian adalah PT Telkom Bandung. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuesioner. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Profesionalisme Auditor Internal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perwujudan GCG dengan pengelolaan ERM sebagai variabel intervening, yaitu pengaruh sebesar 80,6%.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Profesionalisme Auditor Internal ... 10

2.1.1.1 Definisi Audit Internal ... 10

2.1.1.1.1 Definisi Auditor Internal ... 11

2.1.1.2 Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal... 12

2.1.1.3 Standar Profesi Audit Internal ... 13

2.1.1.4 Kode Etik Profesi Auditor Internal ... 18

2.1.2 Good Corporate Governance ... 20

2.1.2.1 Definisi ... 20

2.1.2.2 Sejarah GCG ... 22

2.1.2.3 Teori-teori Terkait ... 24

2.1.2.4 Prinsip Good Corporate Governance ... 24

2.1.2.4.1 Menurut Keputusan Menteri BUMN ... 27

2.1.2.5 Tujuan Penerapan GCG ... 29

2.1.2.6 Manfaat Penerapan GCG ... 30

2.1.2.6.1 Manfaat Penerapan GCG di BUMN ... 30

2.1.2.7 Tahap-tahap penerapan GCG ... 31

2.1.3 Earning Risk Management ... 34

2.1.3.1 Definisi risiko ... 35

2.1.3.2 Pengelompokan Risiko ... 35

2.1.3.2.1 Pengelompokaan Risiko Perusahaan... 35

2.1.3.2.2 Pengelompokan risiko audit ... 40


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.4 Definisi Manajemen Risiko... 41

2.1.3.5 Konsep ERM ... 42

2.1.3.5.1 Definisi ERM ... 42

2.1.3.5.2 Komponen ERM ... 43

2.2 Kerangka pemikiran ... 46

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.1.1 Sejarah Perusahaan... 51

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 53

3.1.2.1 Visi ... 53

3.1.2.2 Misi ... 54

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54

3.3 Jenis Penelitian ... 54

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 54

3.4.1 Variabel Independen ... 54

3.4.2 Variabel Dependen ... 55

3.5 Populasi dan Sampel ... 57

3.5.1 Populasi ... 57

3.5.2 Sampel ... 57


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.6.1 Uji validitas ... 58

3.6.2 Uji Realibilitas ... 58

3.7 Alat analisis ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Gambaran umum perusahaan ... 61

4.1.1 Profesionalisme Auditor Internal ... 61

4.1.2 Good Corporate Governance ... 66

4.1.3 Enterprise Risk Management ... 68

4.2 Deskripsi Data ... 72

4.2.1 Variabel Profesionalisme Auditor Internal ... 72

4.2.2 Variabel Good Corporate Governance ... 76

4.2.3 Variabel Enterprise Risk Management ... 79

4.3 Uji Statistik ... 84

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 84

4.3.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Enterprise Risk Management ... 89

4.3.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Good Corporate Governance dengan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening... 92


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN ... 102


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Penelitian ... 49

Gambar 3.1 Bagan Jalur Model Keseluruhan ... 60

Gambar 4.2 Gambaran Pelaksanaan Good Corporate Governance ... 75

Gambar 4.3 Gambaran Pengelolaan Enterprise Risk Management ... 83

Gambar 4.4 Bagan Jalur Model Keseluruhan ... 88

Gambar 4.5 Kurva Uji Hipotesis Sub Struktur Pertama ... 92

Gambar 4.6 Bagan Jalur Sub Struktur Kedua ... 95


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 12 Tabel 3.1 Indikator dan sub-variabel dari variabel profesionalisme

Audit Internal ... 55 Tabel 3.2 Indikator dan sub-variabel dari variabel Good Corporate

Governance ... 56 Tabel 3.3 Indikator dan sub-variabel dari variabel Enterprise Risk

Management ... 56 Tabel 4.1 Persentase Profesionalisme Auditor Berdasarkan Sub Variabel

Kode Etik Profesi ... 72 Tabel 4.2 Persentase Profesionalisme Auditor Dilihat Dari Standar

Praktik Profesi Audit Internal ... 74 Tabel 4.3 Persentase GCG Dilihat Dari Indikator Transparansi ... 76 Tabel 4.4 Persentase Good Corporate Governance Dilihat Dari Akuntabilitas 76 Tabel 4.5 Persentase Good Govermance Corporate Dilihat Dari

Responsibility ... 77 Tabel 4.6 Persentase Good Governance Corporate Dihat Dari

Kesetaraan dan Kewajaran ... 77 Tabel 4.7 Persentase Good Governance Corporate Berdasarkan

Independency... 78 Tabel 4.8 Persentase Penilaian Responden Mengenai Internal Environment 79


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.9 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Objectivities Setting 80 Tabel 4.10 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Event Identification 80 Tabel 4.11 Persentase Tanggapan Responden Tentang Risk Assessment ... 81 Tabel 4.12 Persentase tanggapan Responden Tentang Risk Respon ... 81 Tabel 4.13 Persentase tanggapan Responden Tentang Control Activities ... 81 Tabel 4.14 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Information and

Communication ... 82 Tabel 4.15 Persentase Tanggapan Responden Mengenai Indikator Monitoring 82 Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Profesionalisme

Audit Internal ... 84 Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Good Corporate

Governance ... 85 Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Enterprise Risk


(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner ... 102

Lampran B Output SPSS ... 115

Lampiran C Coding Sheet ... 123

Lampiran D Tabel Distribusi ... 126

Lampiran E Struktur Organisasi IA dan CRM ... 128


(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya kasus kecurangan (fraud) yang terjadi akhir-akhir ini membuat penerapan Good Corporate Governance (GCG) semakin dirasa penting. Kasus-kasus besar seperti krisis subprime mortgage, fenomena Golden Parachutes, hingga skandal Madoff dan Satyam, menunjukkan bahwa penerapan GCG mulai memudar.

Pertama-tama, krisis subprime mortgage ini merupakan hasil dari ketidakhati-hatian dalam melakukan manajemen risiko, sehingga institusi-institusi finansial meloloskan kredit subprime bagi mereka yang sebenarnya tidak layak. Maka ketika suku bunga semakin naik, banyak debitur yang tidak bisa membayar, sehingga terjadilah kredit macet dan lonjakan penyitaan rumah. Sementara itu, sekuritas turunan dari subprime ini, yakni CDO, sekuritas yang dijamin oleh serangkaian pinjaman termasuk subprime, juga dipegang oleh banyak institusi finansial di seluruh dunia. Sehingga ketika pinjaman subprime macet, tentunya ikut berdampak buruk bagi CDO. Dalam kasus ini, ethics dan good corporate governance dipertanyakan, terutama karena kurangnya visi dalam mengelola risiko.

Selanjutnya kasus Bernard Madoff, yang mengguncangkan dunia ketika ia diberitakan menyerahkan diri dan mengaku bahwa telah melakukan fraud sebesar $50 miliar atau setara dengan Rp550 trilyun, yang menjadikannya fraud terbesar sepanjang sejarah. Skema penipuan yang dilakukan Madoff ini adalah berupa skema investasi, dimana ia menjanjikan return tertentu bagi investornya. Padahal kenyataannya, investasinya tidak menguntungkan, dan serupa dengan sistem money


(13)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha game atau gali lubang tutup lubang, dimana investor dibayar dengan setoran dari investor baru.

Kemudian Satyam, yang dijuluki dengan Enron India, karena kasus yang mirip, yakni melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan, mulai dari melaporkan pendapatan yang jauh lebih besar dari aktual, pencatatan kas yang sebagian besar fiktif, serta pengakuan utang yang jauh lebih kecil. Kasus ini merupakan contoh absennya Good Corporate Governance dan gagal terdeteksi oleh auditor dan regulator.

Sementara itu, fenomena Golden Parachutes, dimana para mantan-mantan CEO yang perusahaannya bermasalah pergi dengan bonus puluhan, bahkan ratusan juta dollar. Padahal, kinerja perusahaan tidak seberapa dibandingkan dengan bonus yang mereka peroleh. Kasus yang baru terkuak adalah John Thain, yang baru saja mengundurkan diri dari posisi CEO Merrill Lynch setelah berbicara dengan CEO Bank of America Kenneth Lewis. Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan, sepanjang kepemimpinannya ia menghabiskan $1.2 juta atau sekitar Rp13 milyar hanya untuk mendekorasi ulang kantor. Kerugian Merrill Lynch kuartal IV ini sebesar $15.4 miliar, dan tentunya tindakan John Thain melakukan redekorasi dalam kondisi perusahaan di tengah krisis jelas menyalahi Good Corporate Governance.

Di Indonesia sendiri, banyak terjadi kasus fraud seperti yang baru-baru ini terungkap kasus Selly Yustiawati (SY), dan kasus Melinda Dee (MD), seorang manager Bank Asing. Kasus SY dilakukan dengan modus melakukan bisnis fiktif, dia menjual konsep bisnis kepada korban-korbannya secara meyakinkan sehingga mereka tergiur, percaya, dan menginvestasikan uangnya. Sudah dapat ditebak korban-korbannya dijanjikan keuntungan yang melebihi kewajaran dalam dunia


(14)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha bisnis, akibatnya korban-korbannya tertipu, dan pelaku melarikan diri. Kasus SY diduga masuk kelompok penipuan. Sedangkan kasus MD memperlihatkan modus dengan cara mengambil uang dari rekening-rekening nasabahnya, dan dengan kerjasama serta akses (kekuasaannya) yang dimilikinya bisa memindahkan (transfer) dari korban-korbannya kepada rekening miliknya (penguasaannya). Kasus MD diduga masuk kelompok pencurian.

Survey dari Association of Certified Fraud Examiner dalam Report to the

Nations on Occupational Fraud 2010 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki

posisi 3 besar di Asia baik dari segi kerugian maupun frekuensi kasus Fraud terjadi. Berdasarkan survey tersebut diperoleh suatu fakta bahwa di Asia, sebagian besar kasus Fraud dapat terungkap karena adanya tip dan pemeriksaan oleh Internal Auditor bukan oleh eksternal Auditor. (http://jtanzilco.com/).

Internal Auditor dapat memainkan peran penting dalam mencegah dan

mengurangi terjadinya Fraud di organisasinya dengan memahami motivasi mengapa orang melakukan Fraud. Seorang ahli, Donald R. Cressey (seperti yang di kutip Theodorus M Tuanakota, 2007:105), dari penelitiannya mengemukakan fraud

triangle (segitiga fraud), dimana segitiga ini dibentuk dari tiga sisi, yaitu sisi pertama

yaitu Pressure (tekanan) yang merupakan perceived non-shareable financial need, sisi keduanya, yaitu Perceived Opportunity, dan sisi ketiga, yaitu Rationalization.

Tekanan (Pressure) : himpitan ekonomi, kebiasaan berjudi, masalah keluarga dan pekerjaan, diasingkan dari lingkungan sosial dapat menjadi tekanan bagi seseorang untuk melakukan Fraud

Kesempatan (Opportunity): kelemahan sistem dan pengendalian internal, kepercayaan yang berlebihan dari seseorang, kedudukan yang tinggi dalam


(15)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha organisasi ataupun kebiasaan yang sudah terpola dapat menjadi peluang bagi seseorang untuk melakukan aksi Fraudnya

Pembenaran (Rationalization): seseorang akan melakukan justifikasi dari tindakan yang dilakukannya apabila ia merasakan adanya ketidakseimbangan terutama dimana hadiah/imbalan tidak seimbang dengan hukuman/ denda yang diberikan.

Manajemen menggunakan jasa Auditor Internal untuk meminimalkan risiko. Auditor Internal adalah orang yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan didalam organisasi perusahaan. Semakin besar volume dan kompleksitas kegiatan operasi perusahaan serta semakin ketatnya persaingan, mendorong manajemen untuk menggunakan fungsi Auditor Internal untuk dapat meminimalisir risiko dari berbagai kejadian potensial yang akan menghambat kegiatan operasional perusahaan.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Auditor Internal dalam meminimalkan risiko, yaitu : (1) Mengarahkan perusahaan dalam meningkatkan laba usaha, baik rekomendasinya untuk meningkatkan penjualan maupun sarannya untuk menurunkan biaya usaha, (2) Memberikan analisis, penilaian, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan perusahaan dan (3) Menilai keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki perusahaan.

Dalam upaya menangani kejadian potensial, baik yang mempresentasikan risiko maupun perjalanan dalam mencapai tujuan, setiap organisasi memerlukan

ERM (Enterprise Risk Management), karena ERM mendukung penciptaan nilai

dengan memudahkan manajemen untuk menghadapi kejadian potensial yang menciptakan ketidakpastian dan memberikan respon yang tepat untuk mengurangi


(16)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha risiko yang dapat mempengaruhi hasil. Selain itu ERM diharapkan dapat meminimalisir besarnya risiko perusahaan secara sistematis dan efektif dalam menghadapi tuntutan dari berbagai pihak.

Enterprise Risk Management (ERM) digunakan sebagai suatu pendekatan

pengelolaan risiko yang terkoordinasi untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan cara menyerahkan segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien sehingga setiap aktivitas yang dilaksanakan memperoleh manfaat yang dapat meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan yang berupa pengembalian investasi maupun meningkatkan kepercayaan bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi.

Di Indonesia, melalui Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara, dan telah disempurnakan

dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER — 01 /MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negaratertanggal 1 Agustus 2011, Good Corporate Governance ( GCG ) menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh BUMN. Pada pasal 2 disebutkan bahwa BUMN wajib menerapkan Good Corporate Governance ( GCG ) secara konsisten, dan atau menjadikan Good Corporate Governance ( GCG ) sebagai landasan operasionalnya serta dengan tetap memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku dan anggaran dasar masing- masing BUMN.

Namun kenyataannya, prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) belum diimplementasikan di semua badan usaha milik nasional (BUMN), khususnya bidang usaha pertambangan, industri strategis, energi dan telekomunikasi (PISET).


(17)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha Dari 25 BUMN bidang usaha PISET, yang telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG baru 16 badan usaha. Skor yang diperoleh dari hasil rekomendasi menunjukkan kualitas penerapan GCG pada BUMN bersangkutan. Sebanyak 11 BUMN memperoleh skor di atas 70 yang menunjukkan BUMN itu telah dilengkapi dengan infrastruktur penerapan GCG dan berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip GCG. Beberapa BUMN dengan skor di atas 70 itu antara lain PT Semen Gresik, PT Semen Baturaja, PT Aneka Tambang, PT Tambang Batubara Bukit Asam, PT Timah, PT Krakatau Steel, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pertamina, PT Telkom Indonesia, PT Inti dan PT LEN Industri. (www.kompas.com, 8 Februari 2010)

Salah satu BUMN yang memiliki skor diatas 70, Telkom, menerapkan GCG dengan serius. Selama 2010, melalui sub-Direktorat Business Effectiveness Telkom telah melakukan desain ulang proses dalam rangka penyelarasan dengan perubahan bisnis Perusahaan yang merupakan langkah implementasi kebijakan transformasi Telkom di bidang GCG. Pelaksanaannya bahkan menjadi bagian dari budaya Perusahaan sehingga tercermin pada sikap dan tingkah laku sehari-hari tidak hanya di tingkatan Komisaris, Direksi dan manajemen namun hingga ke tingkatan karyawan agar tercipta keselarasan guna mencapai visi, misi dan tujuan Perusahaan yang akan melindungi kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

Selama bulan April-November 2010 IICG (The Indonesian Institutes for

Corporate Governance) melakukan riset dan pemeringkatan Corporate Governance

Perception Index (CGPI) terhadap Perusahaan publik (emiten), BUMN dan Perusahaan lain diluar kategori emiten dan BUMN, dan akhirnya menetapkan peringkat beberapa Perusahaan (termasuk Telkom dalam hal ini). Hasilnya, Telkom


(18)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha kembali memperoleh predikat terbaik sebagai: The Most Trusted Company 2010

sesuai tema penilaian GCG tahun 2010 yaitu “ GCG sebagai Budaya”.

Telkom juga seringkali terpilih oleh lembaga-lembaga pemeringkat GCG sebagai nominasi untuk diamati karena dipandang sebagai salah satu benchmark atau panutan bagi perusahaan lain. Beberapa pencapaian atas evaluasi tersebut antara lain adalah:

 Penghargaan yang diterima dari Majalah Finance Asia pada 21 Juli 2010,

yaitu dalam kategori “Best Managed Company”, “Best Corporate

Governance”, “Best Investor Relation”, “Best Corporate Social Responsibility”, dan “Most Committee to a Strong Dividend Policy”;

 Penghargaan yang diterima dari Majalah Business Review dan Indonesian

Institute Corporate Directorship (IICD) dalam kategori “The Best GCG Non Financial Sector”;

Penghargaan yang diterima dari ajang penghargaan BUMN Award dengan

peringkat “GCG BUMN terbaik kedua”;

Penghargaan yang diterima dari ajang penghargaan Corporate Governance

Award dengan peringkat sebagai “The Best Right of Shareholders”;

 Penghargaan tertinggi yaitu: “Indonesia Most Trusted Companies” atas hasil

penilaian GCG oleh lembaga independen Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG) dan Majalah Swa dengan peringkat: “Sangat


(19)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap perwujudan

Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk Management

sebagai variabel intervening?

2. Seberapa besar pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap perwujudan

Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk Management

sebagai variabel intervening?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Maksud dari penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Auditor Internal terhadap pengelolahan Enterprise Risk Manajemen dan dampaknya terhadap perwujudan Good Corporate Governance pada TELKOM.

Sesuai dengan masalah-masalah yang diidentifikasikan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :

Untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap Good Corporate Governance dengan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Akademis


(20)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Good Corporate Governance yang selama ini penulis peroleh dari artikel, jurnal maupun topik-topik yang ada pada dunia usaha di Indonesia dan untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip-prinsip GCG telah diterapkan pada di Indonesia khususnya pada BUMN. Serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian peneliti lainnya dalam pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai peran auditor internal dalam perusahaan untuk ikut serta dalam mewujudkan Good Corporate

Governance.

2. Bagi Praktisi Bisnis

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan atau memberikan gambaran perusahaan akan pentingnya penerapan Good Corporate

Governance dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dipakai untuk mengadakan


(21)

98 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

1. Profesionalisme Auditor Internal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perwujudan Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk

Management sebagai variabel intervening, dengan pengaruh sebesar 80,6%

dengan pengaruh terbesar diberikan oleh variabel Enterprise Risk Management sebesar 80,8% diikuti oleh variabel profesionalisme Auditor Internal yang hanya memberikan pengaruh -0,1%. Sedangkan sisanya sebesar 19,4% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.

2. Profesionalisme Auditor Intenal pada PT Telkom di peroleh nilai persentase sebesar 83,4%. Hal ini mengindikasikan bahwa profesionalisme Auditor Intenal pada PT Telkom sudah sangat baik. Bila dilihat berdasarkan indikator, dimana indikator berdasarkan Standar Profesi Auditor Internal dan kode etik keduanya termasuk kategori sangat baik.

3. Pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT Telkom diperoleh nilai persentase sebesar 79,21%. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan GCG di PT Telekomunikasi Indonesia sudah dilaksanakan dengan baik. Bila dilihat berdasarkan indikator Good Corporate Governance, dimana prinsip transparansi,


(22)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99

Universitas Kristen Maranatha akuntabilitas, independensi dan kewajaran sudah termasuk kategori baik, sementara responsibility termasuk kategori sangat baik.

4. Pengelolahan Enterprise Risk Management termasuk kategori baik dengan nilai presentase 79,6%. Bila dilihat dari indikator pengelolahan Enterprise Risk

Management maka indikator internal environment, objectivities, risk respond, Information and Communication termasuk kategori baik sedangkan indikator Event identification, risk assessment, control activities, monitoring termasuk

kategori sangat baik.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajikan dan memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi PT Telkom disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG yang sudah baik ini dan berupaya melakukan evaluasi secara terus menerus dengan di dukungnya peran Auditor Internal. Mengingat penerapan Good Corporate Governance sudah sangat baik, perusahaan sebaiknya selalu berupaya menjaga kualitas Good Corporate

Governance agar membantu mencapai tujuan perusahaan.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menggali variabel-variabel intervening yang lain dan juga perlu mempertimbangkan penggunaan sampel yang lebih banyak.


(23)

100

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., Randal J.E., dan Mark S.B. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Jilid I. Edisi Keduabelas. (Diterjemahkan oleh : Herman Wibowo). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G. 2002. Modern

Auditing. Jilid I. Edisi Ketujuh. (Diterjemahkan oleh : Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi).Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dan M.Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003. Auditing. Jilid I. (Diterjemahkan oleh Paul A.Rajoe). Penerbit Erlangga,Jakarta.

Darmawi, Herman.(2002). Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta.

Djohanputra, Bramantyo.(2006). Manajemen risiko terintegrasi. Penerbit PPM, Jakarta. Effendi, M.Arief. (2009). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. BPFE, Jogyakarta.

Kasidi. (2010). Manajemen Risiko. Ghalia Indonesia, Bogor.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tertanggal 2 November 2011.

Peraturan Menteri Negara BUMN nomor : PER — 01 /MBU/2011 tertanggal 1 Agustus 2011.

Suliyanto.(2006). Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI,Jogyakarta.

Sawyer, Lawrence. (2005). Audit Internal. Jilid III. Edisi Kedelapan. (Diterjemahkan oleh : Desi Adhariani). Salemba Empat, Jakarta.

Sukrisno, A., dan I Cenik, A. (2009). Etika bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun


(24)

101

Universitas Kristen Maranatha Surat Nomor: S-359/MK.05/2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang Pengkajian Sistem

Manajemen BUMN dengan prinsip-prinsip good corporate governance. Sutedi, Adrian. (2011). Good Corporate Governance. Sinar Grafika, Jakarta.

Umar, Husein. (2001). Manajemen Risiko Bisnis: Pendekatan Finansial dan

Nonfinansial. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , Jakarta.

Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius, Jakarta.

Yayasan Pendidikan Internal Audit. (2004). Standar Profesi Auditor Internal,Jakarta. Zarkasyi, M Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance: Pada Badan Usaha

Manufaktur, Perbankan, dan Jasa keuangan Lainnya. CV Alfa Beta, Bandung.

Website:

www.auditorinternal.com www.coso.org

www.jtanzilco.com www.kompas.com www.telkom.co.id www.wikipedia.com


(1)

BAB I PENDAHULUAN 8

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap perwujudan Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk Management sebagai variabel intervening?

2. Seberapa besar pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap perwujudan Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk Management sebagai variabel intervening?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Maksud dari penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Auditor Internal terhadap pengelolahan Enterprise Risk Manajemen dan dampaknya terhadap perwujudan Good Corporate Governance pada TELKOM.

Sesuai dengan masalah-masalah yang diidentifikasikan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :

Untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap Good Corporate Governance dengan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Akademis


(2)

BAB I PENDAHULUAN 9

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Good Corporate Governance yang selama ini penulis peroleh dari artikel, jurnal maupun topik-topik yang ada pada dunia usaha di Indonesia dan untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip-prinsip GCG telah diterapkan pada di Indonesia khususnya pada BUMN. Serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian peneliti lainnya dalam pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai peran auditor internal dalam perusahaan untuk ikut serta dalam mewujudkan Good Corporate Governance.

2. Bagi Praktisi Bisnis

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan atau memberikan gambaran perusahaan akan pentingnya penerapan Good Corporate Governance dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

1. Profesionalisme Auditor Internal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perwujudan Good Corporate Governance dengan pengelolahan Enterprise Risk Management sebagai variabel intervening, dengan pengaruh sebesar 80,6% dengan pengaruh terbesar diberikan oleh variabel Enterprise Risk Management sebesar 80,8% diikuti oleh variabel profesionalisme Auditor Internal yang hanya memberikan pengaruh -0,1%. Sedangkan sisanya sebesar 19,4% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.

2. Profesionalisme Auditor Intenal pada PT Telkom di peroleh nilai persentase sebesar 83,4%. Hal ini mengindikasikan bahwa profesionalisme Auditor Intenal pada PT Telkom sudah sangat baik. Bila dilihat berdasarkan indikator, dimana indikator berdasarkan Standar Profesi Auditor Internal dan kode etik keduanya termasuk kategori sangat baik.

3. Pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT Telkom diperoleh nilai persentase sebesar 79,21%. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan GCG di PT Telekomunikasi Indonesia sudah dilaksanakan dengan baik. Bila dilihat berdasarkan indikator Good Corporate Governance, dimana prinsip transparansi,


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99

akuntabilitas, independensi dan kewajaran sudah termasuk kategori baik, sementara responsibility termasuk kategori sangat baik.

4. Pengelolahan Enterprise Risk Management termasuk kategori baik dengan nilai presentase 79,6%. Bila dilihat dari indikator pengelolahan Enterprise Risk Management maka indikator internal environment, objectivities, risk respond, Information and Communication termasuk kategori baik sedangkan indikator Event identification, risk assessment, control activities, monitoring termasuk kategori sangat baik.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajikan dan memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi PT Telkom disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG yang sudah baik ini dan berupaya melakukan evaluasi secara terus menerus dengan di dukungnya peran Auditor Internal. Mengingat penerapan Good Corporate Governance sudah sangat baik, perusahaan sebaiknya selalu berupaya menjaga kualitas Good Corporate Governance agar membantu mencapai tujuan perusahaan.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menggali variabel-variabel intervening yang lain dan juga perlu mempertimbangkan penggunaan sampel yang lebih banyak.


(5)

100

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., Randal J.E., dan Mark S.B. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Jilid I. Edisi Keduabelas. (Diterjemahkan oleh : Herman Wibowo). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G. 2002. Modern Auditing. Jilid I. Edisi Ketujuh. (Diterjemahkan oleh : Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi).Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dan M.Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003. Auditing. Jilid I. (Diterjemahkan oleh Paul A.Rajoe). Penerbit Erlangga,Jakarta.

Darmawi, Herman.(2002). Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta.

Djohanputra, Bramantyo.(2006). Manajemen risiko terintegrasi. Penerbit PPM, Jakarta. Effendi, M.Arief. (2009). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE, Jogyakarta.

Kasidi. (2010). Manajemen Risiko. Ghalia Indonesia, Bogor.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tertanggal 2 November 2011.

Peraturan Menteri Negara BUMN nomor : PER — 01 /MBU/2011 tertanggal 1 Agustus 2011.

Suliyanto.(2006). Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI,Jogyakarta.

Sawyer, Lawrence. (2005). Audit Internal. Jilid III. Edisi Kedelapan. (Diterjemahkan oleh : Desi Adhariani). Salemba Empat, Jakarta.

Sukrisno, A., dan I Cenik, A. (2009). Etika bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)

101

Surat Nomor: S-359/MK.05/2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang Pengkajian Sistem Manajemen BUMN dengan prinsip-prinsip good corporate governance.

Sutedi, Adrian. (2011). Good Corporate Governance. Sinar Grafika, Jakarta.

Umar, Husein. (2001). Manajemen Risiko Bisnis: Pendekatan Finansial dan Nonfinansial. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , Jakarta.

Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius, Jakarta.

Yayasan Pendidikan Internal Audit. (2004). Standar Profesi Auditor Internal,Jakarta. Zarkasyi, M Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance: Pada Badan Usaha

Manufaktur, Perbankan, dan Jasa keuangan Lainnya. CV Alfa Beta, Bandung.

Website:

www.auditorinternal.com www.coso.org

www.jtanzilco.com www.kompas.com www.telkom.co.id www.wikipedia.com


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT: Survey pada Auditor Internal BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandun.

0 9 12

Pengaruh Peranan Audit Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk).

3 20 23

Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance dengan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung).

0 3 23

Pengaruh Auditor Internal terhadap Penerapan Corporate Social Responsibility dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Intervening: Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

0 0 28

Pengaruh Peranan Auditor Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Sipatex.

0 0 21

Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Pengelolaan Enterprise Risk Management: Studi Kasus pada PT. X di Bandung.

4 29 40

Pengaruh Audit Internal terhadap Peningkatan Good Corporate Governance (GCG) pada PT. Telkom Indonesia (Studi atas Auditor Internal PT. Telkom Indonesia Jl. Japati no.1 Bandung).

1 4 38

Pengaruh Efektivitas Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT. Telkom Tbk, Bandung).

0 0 21

Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara VIII).

0 0 23

Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Pengelolaan Enterprise Risk Management (ERM) Dalam Perusahaan (Studi Atas Persepsi Auditor Internal pada PT KAI (Persero) Bandung).

1 4 30