Pengaruh Auditor Internal terhadap Penerapan Corporate Social Responsibility dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Intervening: Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aims to determine whether there is a significant effect of internal auditors in the implementation of corporate social responsibility (CSR) with good corporate governance (GCG) as intervening variables and to determine whether there is a simultaneous effect between the internal auditor and good corporate governance (GCG) in the implementation of corporate social responsibility (CSR).

This research was conducted in PT Telekomunikasi Indonesia Bandung with data collection techniques through survey questionnaires, the data analysis method used is path analysis using SPSS 16.0. Data were tested previously been qualified from normality test, multicollinearity, and heteroscedasticity test.

The results showed that the internal auditors have a significant influence in the implementation of corporate social responsibility (CSR) with good corporate governance (GCG) as an intervening variable, with the effect of 79% and 21 % influenced by other factors. The results also show that the internal auditor and good corporate governance (GCG) simultaneously affect the application of corporate social responsibility (CSR), with the effect by 42.8 % and the remaining 57.2 % is influenced by other factors.

Keywords: Internal Auditor, Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan auditor internal dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel imtervening dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan antara auditor internal dan good corporate governance (GCG) dalam penerapan corporate social responsibility (CSR).

Penelitian ini dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia Bandung dengan teknik pengumpulan data melalui survey kuesioner, Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan menggunakan SPSS 16.0. Data yang diuji sebelumnya telah memenuhi syarat dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor internal memberikan pengaruh yang signifikan dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening, yaitu pengaruh sebesar 79% dan 21% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa auditor internal dan good corporate governance (GCG) secara simultan berpengaruh terhadap penerapan corporate social responsibility (CSR), dengan pengaruh sebesar 42,8% dan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Auditor Internal, Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Agency Theory ... 13

2.1.2 Stakeholders Theory ... 16


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.1 Definisi Audit Internal ... 18

2.1.3.2 Definisi Auditor Internal ... 20

2.1.3.3 Fungsi dan Aktivitas Auditor Internal ... 21

2.1.3.4 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ... 23

2.1.3.5 Standar Profesi Audit Internal ... 25

2.1.3.6 Kode Etik Audit Internal ... 29

2.1.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 32

2.1.4.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 32

2.1.4.2 Prinsip-Prinsip Social Responsibility... 33

2.1.4.3 Manfaat Corporate Social Responsibility ... 39

2.1.4.4 Model Penerapan Corporate Social Responsibility ... 42

2.1.5 Good Corporate Governance (GCG) ... 43

2.1.5.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ... 43

2.1.5.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ... 44

2.1.5.3 Unsur Terkait dengan Good Corporate Governance ... 50

2.1.5.4 Pedoman Praktis Pelaksanaan GCG ... 52

2.5.4.1 Prinsip Dasar ... 52

2.5.4.2 Pedoman Pokok Pelaksanaan ... 53

2.1.5.5 GCG pada BUMN ... 54

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 58

2.2 Rerangka Pemikiran ... 59

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 62

BAB III METODE PENELITIAN... 63


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.1.1 Sejarah Perusahaan... 63

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 65

3.1.2.1 Visi ... 65

3.1.2.2 Misi ... 65

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 65

3.3 Jenis Penelitian ... 65

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 65

3.4.1 Variabel Independen ... 65

3.4.2 Variabel Intervening ... 66

3.4.3 Variabal Dependen ... 66

3.5 Populasi dan Sampel ... 69

3.5.1 Populasi ... 69

3.5.2 Sampel ... 69

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.6.1 Uji validitas ... 70

3.6.2 Uji Realibilitas ... 70

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 71

3.6.3.1 Uji Normalitas ... 71

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas ... 72

3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 72

3.7 Alat analisis ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 76


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

4.2.1 Uji Validitas ... 77

4.2.2 Uji Realibilitas ... 80

4.2.3 Statistik Deskriptif ... 82

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 83

4.2.4.1 Uji Normalitas. ... 84

4.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 85

4.2.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 86

4.2.5 Pengaruh Auditor Internal terhadap GCG... 88

4.2.6 Pengaruh Auditor Internal dalam CSR dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening ... 89

4.2.7 Pengujian Hipotesis ... 91

4.2.7.1 Hipotesis Kesatu ... 91

4.2.7.2 Hipotesis Kedua ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Simpulan ... 96

5.2 Keterbatasan ... 97

5.3 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN ... 102


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ragam Tanggung Jawab ... 37

Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ... 62

Gambar 3.1 Bagan Jalur Model Keseluruhan ... 74

Gambar 4.1 Bagan Jalur Model Keseluruhan ... 87


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 24

Tabel 2.2 Prinsip-Prinsip Social Responsibility ... 37

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ... 67

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 76

Tabel 4.2 Validitas Auditor Internal ... 77

Tabel 4.3 Validitas Good Corporate Governance (GCG) ... 78

Tabel 4.4 Validitas Corporate Social Responsibility (CSR) ... 79

Tabel 4.5 Realibilitas Auditor Internal... 81

Tabel 4.6 Realibilitas Good Corporate Governance (GCG) ... 81

Tabel 4.7 Realibilitas Corporate Social Responsibility (CSR) ... 82

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif ... 83

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 84

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ... 85

Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 86

Tabel 4.12 Model Summary 1 ... 88

Tabel 4.13 Regresi Jalur Pertama... 89

Tabel 4.14 Model Summary 2 ... 90

Tabel 4.15 Regresi Jalur Kedua ... 90

Tabel 4.16 Model Summary Jalur AI ke GCG ... 91

Tabel 4.17 Regresi Jalur AI ke GCG ... 91


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.19 Regresi Jalur GCG ke CSR ... 92 Tabel 4.20 Tabel Pengaruh ... 93 Tabel 4.21 ANOVA ... 95


(10)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner ... 102

Lampiran B Uji Validitas ... 109

Lampiran C Uji Realibilitas ... 116

Lampiran D Statistik Deskriptif ... 119

Lampiran E Uji Asumsi Klasik ... 120

Lampiran F Analisis Jalur ... 122

Lampiran G Coding Sheet ... 124

Lampiran H Surat Keterangan Penelitian ... 125


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali kasus-kasus kecurangan yang dilakukan perusahaan dalam bidang keuangan, karena banyaknya perusahaan berorientasi ekonomi sehingga memfokuskan segala kegiatan/aktivitas untuk mencapai laba yang maksimal. Perusahaan dengan orientasi ekonomi menjadikan laba sebagai tolok ukur keberhasilan perusahaan, dan menjadikan laba menjadi tolok ukur penilaian kinerja manajemen. Orientasi pada laba semata inilah yang membuat perusahaan seringkali memanipulasi data-data akuntansi untuk meningkatkan keuntungan dengan cara ilegal dan tidak etis. Contohnya saja, kasus Kantor Akuntan Publik (KAP) Andersen dan Enron, letter of credit (L/C) BNI, Phar Mor Inc., dan PT Kimia Farma.

Pertama, kasus Kantor Akuntan Publik (KAP) Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, Kantor Akuntan Publik (KAP) Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar 393 juta dolar, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar 644 juta dolar yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh


(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron. Kasus ini menunjukan bahwa terjadi suatu pelanggaran dimana perusahaan mementingkan kepentingannya sendiri dan meninggalkan tanggung jawabnya sehingga menimbulkan kerugian kepada para stakeholder-nya.

Kedua, fraud di Phar Mor Inc., sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang paling melegenda di kalangan auditor keuangan. Eksekutif Phar Mor Inc. secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan yang masuk ke saku pribadi di jajaran top manajemen perusahaan. Phar mor Inc. termasuk perusahaan besar di Amerika Serikat, dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992 berdasarkan US bangkruptcy code. Pada masa puncak kejayaan, Phar Mor Inc. mempunyai 300 outlet besar hampir di seluruh negara bagian dan mempekerjakan 23.000 orang karyawan. Produk yang dijual sangat bervariasi dari obat–obatan, furniture electronic, dan lain-lain. Dalam melakukan fraud, top manajemen membuat laporan keuangan ganda yaitu satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan keuangan bulanan. Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar sedangkan satu set lainnya laporan berisi tentang informasi yang di-adjustment dan diajukan ke auditor.

Ketiga, kasus letter of credit (L/C) fiktif Bank BNI, kasus fraud di BNI ini menyebabkan negara mengalami kerugian mencapai 1,7 triliun rupiah. Kasus bermula dari diterimanya L/C bernilai 1,7 triliun rupiah oleh Bank BNI cabang Kebayoran Baru. L/C tersebut dibuka oleh bank-bank yang bukan merupakan koresponden Bank BNI, juga bank-bank yang berasal dari negara-negara dalam kategori berisiko tinggi (high risk countries). Sebelum L/C tersebut diteruskan kepada eksportir, pertama-tama yang harus dilakukan Bank BNI Kebayoran Baru


(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha adalah membuat/mengisi work sheet, tetapi Bank BNI Kebayoran Baru ternyata tidak membuat work sheet, padahal work sheet merupakan salah satu sarana pengamanan bagi para petugas dan pejabat bank yang terkait dan bertanggung jawab dengan L/C tersebut. Disamping itu, dokumen-dokumen L/C mengandung penyimpangan dan negosiasi L/C dilakukan tanpa kelengkapan dokumen. Akhirnya, pihak kepolisian menahan pegawai Bank BNI Kebayoran Baru yang terlibat, yaitu Koesadiyuwono (mantan pemimpin cabang Bank BNI Kebayoran Baru) dan Edi Santoso (mantan customer service manager luar negeri cabang Bank BNI Kebayoran Baru).

Keempat, PT. Kimia Farma, yang merupakan salah satu dari produsen obat-obatan milik pemerintah yang ada di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih yaitu sebesar 132 miliar rupiah, dan laporan tersebut di audit oleh KAP Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Namun, Kementerian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa, sehingga perlu dilaksanakan audit ulang. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali dan hasilnya telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Diduga upaya penggelembungan dana yang dilakukan oleh pihak direksi Kimia Farma, dilakukan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada PT. Kimia Farma. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan, sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak di-sampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Kasus-kasus diatas memperlihatkan bagaimana buruknya tata kelola perusahaan yang ada sehingga menimbulkan kesempatan untuk melakukan kecurangan. Apalagi dengan pesatnya perkembangan dunia dalam segala bidang membuat perilaku bisnis semakin kompleks. Perusahaan makin berkembang dan seiring dengan perkembangannya itu makin banyak permasalahan yang muncul. Permasalahan yang makin kompleks dan pengawasan terhadap segala kegiatan usaha yang ada pun menjadi sulit, sehingga memungkinkan terjadi kecurangan dan penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Good corporate governance (GCG) menjadi isu yang sangat penting dalam dunia bisnis. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) berpartisipasi dalam mengembangkan konsep corporate governance. Krisis yang terjadi di Indonesia juga tidak terlepas dari keberadaan isu corporate governance. Apalagi sejak Indonesia dilanda krisis finansial pada tahun 1997-1998 yang dipandang akibat lemahnya good corporate governance (GCG).

Sebuah hasil survey yang dilakukan oleh PriceWaterhouse Coopers LLP terhadap investor-investor internasional di Asia menunjukan bahwa Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk dalam standar-standar akuntansi, ketaatan dan pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan atau dengan kata lain terburuk pada corporate governance.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha Good corporate governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan menaikan nilai pemegang saham serta mengakomodasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Implementasi GCG dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kecurangan di dalam perusahaan serta menjadi kunci sukses perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

GCG memberikan kontribusi penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan regulasi penerapan tata kelola yang baik (GCG) untuk BUMN. BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi yang diharapkan dapat menerapkan praktek GCG dalam menjalankan usahanya. Penerapan praktek-praktek GCG merupakan salah satu langkah penting bagi perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada pemegang saham, dewan komisaris, mitra bisnis, serta stakeholder lainnya.

Lebih lanjut, pihak direksi, dewan komisaris, manajemen dan staf berkomitmen untuk menerapkan praktek-praktek GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha BUMN. Kesadaran akan pentingnya GCG bagi BUMN adalah karena keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis yang sehat dan tuntutan kebutuhan akan transparansi dan akuntabilitas.

Kebutuhan stakeholder akan transparansi dan akuntabilitas manajemen dalam mengelola perusahaan telah mendorong pada perlunya peran seorang profesional akuntan perusahaan yang akan bertanggung jawab dalam menyiapkan data keuangan


(16)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha dan operasional yang dapat dipercaya, akuntabilitas, akurat, tepat waktu, objektif, mudah dimengerti dan relevan bagi para stakeholder dalam pengambilan keputusan.

Audit internal dapat membantu penerapan GCG dalam perusahaan. Audit internal merupakan salah satu tenaga penunjang dalam perusahaan untuk menyebarkan informasi secara efektif dan efisien. Auditor internal haruslah seorang yang independen yang dapat mengawasi kinerja manajemen, tanpa adanya kemungkinan dilakukannya kecurangan. Auditor internal juga mempunyai akses langsung ke komite audit, fungsi audit internal dan komite audit ini dapat mendukung terciptanya GCG.

Auditor internal diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dari sistem ataupun kegagalan-kegagalan dari program/kegiatan yang dicanangkan oleh perusahaan dalam melaksanakan bisnisnya, sehingga dapat dilakukan perbaikan dari sistem atau program/kegiatan agar dapat terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.

Adanya audit internal juga mencegah timbulnya konflik kepentingan antara pemegang saham perusahaan dengan manajemen yang diberi wewenang. Audit internal mengawasi manajemen agar tetap dalam tanggung jawabnya untuk menjalankan perusahaan dan tidak menyimpang sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai tanpa adanya tindak kecurangan manajemen untuk memenuhi kepentingannya sendiri.

Berkaitan dengan penerapan tata kelola yang baik, perusahaan didirikan tidaklah hanya bertanggung jawab pada pemegang saham saja, ada jaminan kepentingan pihak-pihak lain yang juga harus menjadi prioritas perusahaan, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Pergeseran


(17)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha orientasi perusahaan diharapkan bergeser dari orientasi ekonomi ke orientasi pada stakeholder, karena stakeholder memegang peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan. Oleh karena pentingnya peranan stakeholder, pemerintah mulai menyorotinya dengan mengeluarkan regulasi yang mengatur tanggung jawab perusahaan khususnya dalam hal tanggung jawab sosial, salah satunya adalah UU Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007.

UU Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bab 1 pasal 2 menyatakan bahwa ”Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.” Undang-undang tersebut menyatakan bahwa perusahaan haruslah memperhatikan keseimbangan dalam melakukan usahanya dan tidak hanya melihat dari segi ekonominya saja, tetapi dari segi lingkungan dan bagaimana dampak sosial kepada masyarakatnya.

Keberadaan perusahaan ditengah lingkungan yang lebih besar tidaklah bersifat independen, melainkan sangat ditentukan juga oleh faktor sosial dari masyarakat sekitar yang memberikan jaminan going concern bagi perusahaan. Dalam konteks seperti itu, perusahaan memiliki ketergantungan pada pemangku kepentingan agar dapat menjalankan fungsi dan aktivitasnya.

Wartick dan Cochran (1985) menyatakan perusahaan memiliki kewajiban mengupayakan kebijakan yang seimbang dalam keputusan dan tindakan yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan nilai masyarakat. Oleh karena itu, orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi


(18)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha (economic orientation), ke arah keseimbangan lingkungan dan masyarakat dengan memperhatikan dampak sosial (stakeholder orientation).

Post (2002) dalam Hadi (2010) menyatakan ada tiga tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang bersifat simultan dan independen. Pertama adalah tanggung jawab ekonomi, yaitu bagaimana perusahaan mampu menciptakan dan meningkatkan kinerja ekonomi. Kedua, tanggung jawab peraturan perundangan, yaitu walaupun perusahaan berusaha meningkatkan kinerja ekonomi, perusahaan hendaknya melakukan aktivitasnya secara etis dan legal. Ketiga, tanggung jawab sosial, yaitu tanggung jawab etis perusahaan terhadap dampak negatif lingkungan dan masyarakat.

Dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan salah satu tuntutan stakeholder sebagai akibat bagian dari hak yang dimiliki terganggu oleh eksistensi perusahaan. Rudito dan Famiola (2013) menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) pada dasarnya bukanlah sebuah beban bagi korporat yang beraktivitas, akan tetapi lebih besar dimaknai sebagai usaha korporat untuk beradaptasi dengan kehidupan sosial masyarakat, menjalin kesalingpercayaan antara perusahaan dan masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia pada dasarnya juga tersebar juga di seluruh bagian negara ini, dan ini mengakibatkan masing-masing perusahaan akan lebih tahu bentuk kebutuhan dan bentuk kesejahteraan yang diperlukan oleh masyarakat yang ada disekitar perusahaan.

CSR adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas


(19)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha hidup. International Standard Organisation (ISO) 26000 (2010) juga mendefinisikan CSR, sebagai berikut “responsibility of an organization and the environment for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to sustainable development, health and the welfare of the society, takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior; and its integrated throughtout the organizatiton and practice in its relationship.”

Oleh karena itu, penerapan CSR sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, terutama dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan juga CSR ini menjadi nilai tambah perusahaan (value added).

Uraian tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang “PERANAN AUDITOR INTERNAL DALAM PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PT.


(20)

BAB I PENDAHULUAN 10

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh auditor internal dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening di PT. Telekomunikasi Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh auditor internal dan good corporate governance (GCG) dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) di PT. Telekomunikasi Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh auditor internal terhadap penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dalam kaitannya dengan good corporate governance di PT. Telekomunikasi Indonesia.

Sesuai identifikasi masalah yang diuraikan diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh auditor internal dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening di PT. Telekomunikasi Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh auditor internal dan good corporate governance (GCG) dalam penerapan tanggung jawab sosial


(21)

BAB I PENDAHULUAN 11

Universitas Kristen Maranatha perusahaan (corporate social responsibility/CSR) di PT. Telekomunikasi Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Akademisi

Dengan adanya penelitian ini, kiranya dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan penting auditor internal di perusahaan dalam menunjang aktivitas perusahaan, pengendalian dan pengawasan dan juga pentingnya independensi auditor internal dalam melaksanakan pekerjaannya di tengah situasi yang tidak etis sekalipun. Transparansi dan akuntabilitas merupakan tuntutan stakeholder terhadap pertanggungjawaban perusahaan, sehingga perusahaan perlu menerapkan GCG. GCG membawa perusahaan kearah yang lebih baik dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. GCG berperan dalam aktivitas perusahaan, khususnya BUMN yang sudah ditetapkan regulasinya oleh pemerintah, serta pentingnya corporate social responsibility dan implementasinya dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder, karena stakeholder memiliki andil dalam kelangsungan usaha. Penulis juga berharap penelitian ini bisa dijadikan referensi lebih lanjut dalam menelaah kaitan auditor internal dengan corporate social responsibility.

2. Bagi Praktisi Bisnis

Bagi perusahaan, kiranya penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan menyangkut peranan auditor internal


(22)

BAB I PENDAHULUAN 12

Universitas Kristen Maranatha dalam penerapan corporate social responsibility, serta dapat berguna bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan-perbaikan menyangkut pengendalian dan tata kelola perusahaan, serta dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan, juga semakin menyadari pentingnya implementasi dari corporate social responsibility juga good corporate governance (GCG) dalam mendapatkan nilai tambah (value added) dan kepercayaan bagi perusahaan.


(23)

96 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan mengenai pengaruh auditor internal dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa auditor internal memberikan pengaruh yang signifikan dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening. Hal tersebut dikarenakan karena auditor internal adalah salah satu faktor penunjang terlaksananya good corporate governance (GCG) dalam suatu perusahaan. Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian berjalan dengan baik, maka tata kelola yang baik pun dapat dilaksanakan. Lalu dengan tata kelola yang baik dari suatu perusahaan, maka perusahaan dapat mempertanggungjawabkan tanggung jawabnya kepada para stakeholders. Salah satu kegiatan pertanggungjawaban perusahaan adalah dengan penerapan corporate social responsibility (CSR).

2. Hasil penelitian ini juga dapat membuktikan bahwa auditor internal dan good corporate governance (GCG) memberikan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap penerapan corporate social responsibility (CSR). Hal tersebut membuktikan bahwa pentingnya fungsi pengawasan oleh pihak yang independen yaitu auditor internal dan pentingnya pelaksanaan good corporate


(24)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 97

Universitas Kristen Maranatha governance (GCG). Dengan adanya kedua faktor tersebut, akuntabilitas dan transparansi perusahaan dalam kaitannya stakeholders dapat terlaksana. Selain itu juga, auditor internal dan implementasi good corporate governance (GCG) dapat mengurangi tindakan kecurangan dalam penerapan corporate social responsibility (CSR).

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner dan sampelnya kecil. Untuk mendapat hasil yang signifikan dan terlihat jelas, sebaiknya penelitian berikutnya hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak.

Penelitian ini juga dilakukan hanya di satu BUMN. Untuk menguji lebih mendalam dan untuk menghasilkan hasil yang lebih jelas dan lebih signifikan, sebaiknya penelitian berikutnya hendaknya menggunakan sampel lebih dari satu BUMN, sehingga hasilnya lebih dapat diperbandingkan.

5.3 Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara auditor internal dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening dan juga pengaruh simultan auditor internal dan good corporate governance (GCG) terhadap penerapan corporate social responsibility (CSR). Hal ini memperlihatkan bagaimana pentingnya peranan auditor internal terhadap mekanisme terlaksananya good corporate governance (GCG), sehingga perusahaan perlu mempertahankan eksistensi auditor internal dalam PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Bandung. Keberadaan dari auditor internal dapat menjadi salah satu faktor akuntabilitas dan transparansi perusahaan. Kiranya staff divisi audit internal tetap dapat


(25)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 98

Universitas Kristen Maranatha mempertahankan sikap independennya sebagai auditor sehingga praktik good corporate governance (GCG) dapat diterapkan. Penerapan good corporate governance (GCG) dapat mempengaruhi kegiatan corporate social responsibility (CSR) suatu perusahaan. Perusahaan kiranya dapat menerapkan good corporate governance (GCG), sehingga tanggung jawabnya terhadap para stakeholder dapat terpenuhi. Kegiatan corporate social responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Bandung hendaknya dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan dari mulai kepada karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan hidup.

Auditor internal bukanlah satu-satunya bagian yang turut ambil bagian dalam penerapan good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR). Kiranya penelitian berikutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR). Penelitian berikutnya juga kiranya dapat lebih menggali variabel-variabel intervening lain dan perlu mempertimbangkan penggunaan sampel yang lebih banyak.


(26)

99

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adams, C.A., (2002). Internal Organisational Factors Influencing Corporate Social and Ethical Reporting Beyond Current Theorizing. Accounting, Auditing, and Accountability Journal.Vol 15. No.2

Amartiwi, Windria. 2008. Analisis Peran dan Penerapan PengendalianIinternal, Audit Internal, dan Komite Audit dalam Upaya Peningkatan Good Corporate Governance (Studi Kasus Grup Rumah Sakit Ramsay Health Care Indonesia. Skripsi, Jakarta: Program Sarjana Universitas Indonesia.

Arens, Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. (2008). Auditing & Jasa Assurance. Edisi 12. Penerjemah Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Clarkson, M.B. (1995). A stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating Corporate Social Performance. Academy of Management Review. hal 168-177.

David, Crowther. (2008). Corporate Social Responsibility.Guler Aras & Ventus Publising ApS

Donaldson, T. and Presston, L. (1995). The stakeholder Theory of The Corporation: Concepts, Evidence, Implications. Academy of Management Review.hal 65-91

Febrianty, Diah. 2010. Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Pada Pt.Bank X, Tbk). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Freeman, R. Edward. (1994). Strategic Management: A stakeholder Approach. Boston: Pitman

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kesatu. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumilang, Gita. 2009. Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Skripsi. Medan: Program Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Guy, M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. (2002). Auditing. Edisi 5. Penerjemah Sugiyarto. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


(27)

100

Universitas Kristen Maranatha Hadi, Nor. 2009. Interaksi Biaya Sosia, Kinerja Sosial, Kinerja Keuangan, dan Luas

Pengungkapan Sosial “Uji Praktik Sosial Responsibility Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Disertasi. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan S. (2002). Menuju Perumusan Akuntansi Islam. Jakarta: Pustaka Quantum.

Hartono,Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal (di Perusahaan Swasta dan BUMN Terkemuka). Bandung: Alfabeta.

Hummels, Harry. (1998). Organizing Ethics: A Stakeholder Debate. Journal of Business Ethics. Vol.17, pp 1403-1419.

Jensen, Michael C., Meckling William H,. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.Vol.3, pp. 305-360.

Luk, Leung C. Yau, Oliver H.M., Tse, Alan CB, Sin, et al. (2005). Stakeholder Orientation and Business Performance: The Case of Service Company in China. Journal of International Marketing. 1069031X. Vol.13.

Majid, Paramita. 2012. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibily (CSR) Terhadap Citra Perusahaan Pada Pt. HadjiKalla Cabang Sultan Alauddin, Makassar. Skripsi. Makassar: Program Sarjana Universitas Hassanudin.

Merry. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Dengan Pengelolaan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Pt Telkom Tbk Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku 1. Edisi 6. Jilid 3. Jakarta: Salemba Empat.

Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Peraturan Pemerintah No.47/2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perseroraan Terbatas

Pramono, Maylia. (2011). Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layanan Umum (BLU) Di Indonesia.Semarang: Universitas Negeri Semarang


(28)

101

Universitas Kristen Maranatha Rudito, Bambang., dan Melia Famiola. (2013). CSR (Corporate Social Responsibility).

Cetakan Pertama. Bandung: Rekayasa Sains.

Sabil, Muhammad. (2010). Peranan Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Praktik Corporate Social Responsibility. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2005). Internal Auditing. Diterjemahkan oleh: Desi Adhariani. Jilid 1.Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2006). Internal Auditing. Diterjemahkan oleh: Ali Akbar. Jilid 3.Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Sukrisno, Agoes. (2004). Good Corporate governance Practice in Indonesia and

Malaysia. Usahawan NO. 10 TH XXXIII.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta. Bandung.

Susanto, A.B. (2009). Reputation-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta: Esensi Erlangga.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Wardoyo, Trimanto S. (2010). Peranan Auditor Internal dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate Governance. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi. No.3.

Watrick, S., dan Cochran,P. (1985). The Evolution of the Corporate Social Responsibility Performance Model. Academy of Management Review. Vol.10.

www.bpkp.go.id www.bumn.go.id www.telkom.co.id

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan mengenai pengaruh auditor internal dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa auditor internal memberikan pengaruh yang signifikan dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening. Hal tersebut dikarenakan karena auditor internal adalah salah satu faktor penunjang terlaksananya good corporate governance (GCG) dalam suatu perusahaan. Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian berjalan dengan baik, maka tata kelola yang baik pun dapat dilaksanakan. Lalu dengan tata kelola yang baik dari suatu perusahaan, maka perusahaan dapat mempertanggungjawabkan tanggung jawabnya kepada para stakeholders. Salah satu kegiatan pertanggungjawaban perusahaan adalah dengan penerapan corporate social responsibility (CSR).

2. Hasil penelitian ini juga dapat membuktikan bahwa auditor internal dan good corporate governance (GCG) memberikan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap penerapan corporate social responsibility (CSR). Hal tersebut membuktikan bahwa pentingnya fungsi pengawasan oleh pihak yang independen yaitu auditor internal dan pentingnya pelaksanaan good corporate


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 97

governance (GCG). Dengan adanya kedua faktor tersebut, akuntabilitas dan transparansi perusahaan dalam kaitannya stakeholders dapat terlaksana. Selain itu juga, auditor internal dan implementasi good corporate governance (GCG) dapat mengurangi tindakan kecurangan dalam penerapan corporate social responsibility (CSR).

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner dan sampelnya kecil. Untuk mendapat hasil yang signifikan dan terlihat jelas, sebaiknya penelitian berikutnya hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak.

Penelitian ini juga dilakukan hanya di satu BUMN. Untuk menguji lebih mendalam dan untuk menghasilkan hasil yang lebih jelas dan lebih signifikan, sebaiknya penelitian berikutnya hendaknya menggunakan sampel lebih dari satu BUMN, sehingga hasilnya lebih dapat diperbandingkan.

5.3 Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara auditor internal dalam penerapan corporate social responsibility (CSR) dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel intervening dan juga pengaruh simultan auditor internal dan good corporate governance (GCG) terhadap penerapan corporate social responsibility (CSR). Hal ini memperlihatkan bagaimana pentingnya peranan auditor internal terhadap mekanisme terlaksananya good corporate governance (GCG), sehingga perusahaan perlu mempertahankan eksistensi auditor internal dalam PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Bandung. Keberadaan dari auditor internal dapat menjadi salah satu faktor akuntabilitas dan


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 98

mempertahankan sikap independennya sebagai auditor sehingga praktik good corporate governance (GCG) dapat diterapkan. Penerapan good corporate governance (GCG) dapat mempengaruhi kegiatan corporate social responsibility (CSR) suatu perusahaan. Perusahaan kiranya dapat menerapkan good corporate governance (GCG), sehingga tanggung jawabnya terhadap para stakeholder dapat terpenuhi. Kegiatan corporate social responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Bandung hendaknya dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan dari mulai kepada karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan hidup.

Auditor internal bukanlah satu-satunya bagian yang turut ambil bagian dalam penerapan good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR). Kiranya penelitian berikutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR). Penelitian berikutnya juga kiranya dapat lebih menggali variabel-variabel intervening lain dan perlu mempertimbangkan penggunaan sampel yang lebih banyak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, C.A., (2002). Internal Organisational Factors Influencing Corporate Social and Ethical Reporting Beyond Current Theorizing. Accounting, Auditing, and Accountability Journal.Vol 15. No.2

Amartiwi, Windria. 2008. Analisis Peran dan Penerapan PengendalianIinternal, Audit Internal, dan Komite Audit dalam Upaya Peningkatan Good Corporate Governance (Studi Kasus Grup Rumah Sakit Ramsay Health Care Indonesia. Skripsi, Jakarta: Program Sarjana Universitas Indonesia.

Arens, Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. (2008). Auditing & Jasa Assurance. Edisi 12. Penerjemah Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Clarkson, M.B. (1995). A stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating Corporate Social Performance. Academy of Management Review. hal 168-177.

David, Crowther. (2008). Corporate Social Responsibility.Guler Aras & Ventus Publising ApS

Donaldson, T. and Presston, L. (1995). The stakeholder Theory of The Corporation: Concepts, Evidence, Implications. Academy of Management Review.hal 65-91

Febrianty, Diah. 2010. Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Pada Pt.Bank X, Tbk). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Freeman, R. Edward. (1994). Strategic Management: A stakeholder Approach. Boston: Pitman

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kesatu. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumilang, Gita. 2009. Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Skripsi. Medan: Program Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Guy, M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. (2002). Auditing. Edisi 5. Penerjemah Sugiyarto. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


(5)

Hadi, Nor. 2009. Interaksi Biaya Sosia, Kinerja Sosial, Kinerja Keuangan, dan Luas Pengungkapan Sosial “Uji Praktik Sosial Responsibility Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Disertasi. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan S. (2002). Menuju Perumusan Akuntansi Islam. Jakarta: Pustaka Quantum.

Hartono,Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal (di Perusahaan Swasta dan BUMN Terkemuka). Bandung: Alfabeta.

Hummels, Harry. (1998). Organizing Ethics: A Stakeholder Debate. Journal of Business Ethics. Vol.17, pp 1403-1419.

Jensen, Michael C., Meckling William H,. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.Vol.3, pp. 305-360.

Luk, Leung C. Yau, Oliver H.M., Tse, Alan CB, Sin, et al. (2005). Stakeholder Orientation and Business Performance: The Case of Service Company in China. Journal of International Marketing. 1069031X. Vol.13.

Majid, Paramita. 2012. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibily (CSR) Terhadap Citra Perusahaan Pada Pt. HadjiKalla Cabang Sultan Alauddin, Makassar. Skripsi. Makassar: Program Sarjana Universitas Hassanudin.

Merry. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Dengan Pengelolaan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Pt Telkom Tbk Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku 1. Edisi 6. Jilid 3. Jakarta: Salemba Empat.

Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Peraturan Pemerintah No.47/2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perseroraan Terbatas

Pramono, Maylia. (2011). Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layanan Umum (BLU) Di Indonesia.Semarang: Universitas Negeri Semarang


(6)

Rudito, Bambang., dan Melia Famiola. (2013). CSR (Corporate Social Responsibility). Cetakan Pertama. Bandung: Rekayasa Sains.

Sabil, Muhammad. (2010). Peranan Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Praktik Corporate Social Responsibility. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2005). Internal Auditing. Diterjemahkan oleh: Desi Adhariani. Jilid 1.Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2006). Internal Auditing. Diterjemahkan oleh: Ali Akbar. Jilid 3.Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Sukrisno, Agoes. (2004). Good Corporate governance Practice in Indonesia and

Malaysia. Usahawan NO. 10 TH XXXIII.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta. Bandung.

Susanto, A.B. (2009). Reputation-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta: Esensi Erlangga.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Wardoyo, Trimanto S. (2010). Peranan Auditor Internal dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate Governance. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi. No.3.

Watrick, S., dan Cochran,P. (1985). The Evolution of the Corporate Social Responsibility Performance Model. Academy of Management Review. Vol.10.

www.bpkp.go.id www.bumn.go.id www.telkom.co.id

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Goveranance dan Motivasi Manajemen Laba Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 53 92

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terkait dengan Sustainable Development

4 89 188

Pengaruh Audit Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).

0 0 20

Pengaruh Peranan Audit Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk).

3 20 23

Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance dengan Enterprise Risk Management Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung).

0 3 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Komitmen Manajemen terhadap Implementasi Good Corporate Governance pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.

0 0 21

Peranan Good Corporate Governance dalam Mendorong Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.).

1 2 22

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 0 11