KESALAHAN SISTEM INFORMASI DEBITUR DALAM PEMBERIAN KREDIT DIKAITKAN DENGAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK.

KESALAHAN SISTEM INFORMASI DEBITUR DALAM PEMBERIAN KREDIT
DIKAITKAN DENGAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI PENERAPAN PRINSIP
KEHATI-HATIAN BANK
Nindita Citra Utami
110110080226
ABSTRAK
Bank sebagai lembaga intermediary yang memiliki peran penting dalam
perekonomian, bank memiliki salah satu kegiatan usaha yaitu memberikan kredit,
dalam kegiatan usahanya ini bank memiliki tanggung jawab untuk menjaga tingkat
kesehatan bank dan menerapkan prinsip kehati-hatian bank dalam setiap kegiatan
usaha yang dilakukannya. Manajemen risiko merupakan salah satu bentuk
penerapan prinsip tersebut. Sebagai implementasinya Bank Indonesia
mengeluarkan suatu Sistem Informasi Debitur yang berisi tentang profil dan kondisi
debitur yang kemudian dibutuhkan untuk menentukan profil risiko debitur dalam
pemberian kredit. Dalam praktiknya, Sistem Informasi Debitur menentukan apakah
permohonan kredit calon debitur akan dikabulkan atau tidak. Namun Sistem
Informasi Debitur ini tak luput dari kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi
calon Debitur. Hal ini menuntut bank sebagai pihak pelapor dalam Sistem Informasi
Debitur untuk bertanggung jawab atas kesalahan laporannya dan memberikan hak
bagi calon debitur untuk mengambil langkah-langkah yang dapat memperbaiki
kembali namanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini disusun menggunakan
pendekatan yuridis normatif dengan meneliti data kepustakaan berkaitan dan
menganalisis kaitan antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
teori-teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum positif yang menyangkut
permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan melalui metode normatifkualitatif dengan bertitik tolak dari peraturan perundang-undangan yang ada sebagai
norma hukum positif yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
Penelitian ini memeliki kesimpulan bahwa kesalahan dalam Sistem Informasi
Debitur merupakan tanggung jawab dari bank yang melaporkan dan hanya dapat
diubah atau dihapus oleh bank tersebut. Calon Debitur hanya memiliki hak untuk
mendapat penjelasan dan meminta bank untuk mengubah laporannya tersebut
melalui permohonan tertulis kepada Bank Indonesia

FAULT OF DEBTOR INFORMATION SYSTEM IN LOAN EXTENSION
RELATED TO RISK MANAGEMENT OF BANK AS AN IMPLEMENTATION OF
PRUDENT BANKING PRINCIPLE
Nindita Citra Utami
110110080226
ABSTRACT
Bank as an intermediary institution which has an important role in the
economy, the bank has one business activity that provides credit, in the normal

course of business the bank has a responsibility to maintain the health of the bank
and apply the precautionary principle in any bank doing business. Risk management
is one of the application of these principles. As the implementation of Bank Indonesia
issued a Debtor Information System that contains the profile and condition of the
debtor which then needed to determine the risk profile of borrowers in lending. In
practice, the Debtor Information System to determine whether a prospective
borrower loan application will be granted or not. However, the Debtor Information
System is not spared from the mistakes that lead to losses for the prospective
debtor. This requires the bank as the reporter in Information Systems is responsible
for the Debtor to report errors and entitle the debtor to take steps to improve its
name.
The method used in this study were prepared using normative juridical
approach by examining the related literature and analyzing the data link between the
legislation that applies the theories of law and positive law enforcement practice
concerning the issues to be discussed. Data analysis was carried out through
qualitative methods of normative-starts from the legislation that exists as a positive
legal norm that is used to analyze the data obtained
This study concluded that the errors in Debtor Information System is the
responsibility of the reporting bank and can only be changed or deleted by the bank.
Prospective Debtor only has the right to receive an explanation and ask the bank to

change its report through a written request to Bank Indonesia