PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM PEMBERIAN KREDIT UNTUK KEGIATAN USAHA YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN DAN PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP.
PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM PEMBERIAN
KREDIT UNTUK KEGIATAN USAHA YANG BERPOTENSI
MENYEBABKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN
PERATURAN PERBANKAN DAN PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP
PUTRI ESTA NAPITU
110110100211
ABSTRAK
Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip utama bagi perbankan dalam
menjalankan usahanya. Prinsip kehati-hatian digunakan dalam penyaluran kredit
hingga penyelamatan kredit yang gagal. Sebagai pelaksanaan prinsip kehati-hatian
dalam menyalurkan kredit, Undang-Undang Perbankan menentukan bank wajib
memiliki keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas asas itikad baik dan
kemampuan serta kesanggupan calon debiturnya untuk melunasi kredit tersebut.
Prinsip kehati-hatian harus dipegang teguh terutama yang berkaitan dengan
penyaluran dana, termasuk peningkatan peranan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan berskala besar dan/atau berisiko tinggi.
Karena walaupun bank telah melakukan analisis pemberian kredit dengan benar,
tetap ada kemungkinan bahwa kredit yang disalurkan berpotensi menimbulkan
masalah, termasuk masalah lingkungan. Masalah lingkungan akan mendesak bank
untuk meninjau kembali apakah kebijakan perkreditannya telah tepat dan tidak
berpotensi menyebabkan rusaknya lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat yuridis normatif,
yaitu metode penelitian hukum dengan meneliti bahan pustaka mencakup bahan
hukum primer dengan menelaah kaidah-kaidah hukum dalam Peraturan
Perbankan dan Peraturan Lingkungan Hidup, bahan hukum sekunder serta bahan
hukum tersier. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskripif analistis
untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif melalui suatu proses analisis
dengan menggunakan teori dan peraturan hukum yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah penerapan
prinsip kehati-hatian oleh bank terhadap pemberian kredit untuk kegiatan usaha
yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dilakukan pihak bank
melalui tahapan pemberian kredit sampai dengan disepakatinya Perjanjian Kredit.
Dalam tahapan tersebut pihak bank menganalisis dengan seksama setiap risiko
yang mungkin terjadi dengan adanya pemberian kredit tersebut, termasuk
menganalisis dan melakukan pemeriksaan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan usaha debitur yang berdampak penting
dan/atau berisiko tinggi terhadap lingkungan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Perbankan, sehingga kemungkinan pencemaran dapat diantisipasi lebih
dulu, bahkan pencemaran lingkungan tidak terjadi. Dengan kata lain bank telah
mendukung kelestarian lingkungan melalui penerapan prinsip kehati-hatiannya.
iv
KREDIT UNTUK KEGIATAN USAHA YANG BERPOTENSI
MENYEBABKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN
PERATURAN PERBANKAN DAN PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP
PUTRI ESTA NAPITU
110110100211
ABSTRAK
Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip utama bagi perbankan dalam
menjalankan usahanya. Prinsip kehati-hatian digunakan dalam penyaluran kredit
hingga penyelamatan kredit yang gagal. Sebagai pelaksanaan prinsip kehati-hatian
dalam menyalurkan kredit, Undang-Undang Perbankan menentukan bank wajib
memiliki keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas asas itikad baik dan
kemampuan serta kesanggupan calon debiturnya untuk melunasi kredit tersebut.
Prinsip kehati-hatian harus dipegang teguh terutama yang berkaitan dengan
penyaluran dana, termasuk peningkatan peranan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan berskala besar dan/atau berisiko tinggi.
Karena walaupun bank telah melakukan analisis pemberian kredit dengan benar,
tetap ada kemungkinan bahwa kredit yang disalurkan berpotensi menimbulkan
masalah, termasuk masalah lingkungan. Masalah lingkungan akan mendesak bank
untuk meninjau kembali apakah kebijakan perkreditannya telah tepat dan tidak
berpotensi menyebabkan rusaknya lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat yuridis normatif,
yaitu metode penelitian hukum dengan meneliti bahan pustaka mencakup bahan
hukum primer dengan menelaah kaidah-kaidah hukum dalam Peraturan
Perbankan dan Peraturan Lingkungan Hidup, bahan hukum sekunder serta bahan
hukum tersier. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskripif analistis
untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif melalui suatu proses analisis
dengan menggunakan teori dan peraturan hukum yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah penerapan
prinsip kehati-hatian oleh bank terhadap pemberian kredit untuk kegiatan usaha
yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dilakukan pihak bank
melalui tahapan pemberian kredit sampai dengan disepakatinya Perjanjian Kredit.
Dalam tahapan tersebut pihak bank menganalisis dengan seksama setiap risiko
yang mungkin terjadi dengan adanya pemberian kredit tersebut, termasuk
menganalisis dan melakukan pemeriksaan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan usaha debitur yang berdampak penting
dan/atau berisiko tinggi terhadap lingkungan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Perbankan, sehingga kemungkinan pencemaran dapat diantisipasi lebih
dulu, bahkan pencemaran lingkungan tidak terjadi. Dengan kata lain bank telah
mendukung kelestarian lingkungan melalui penerapan prinsip kehati-hatiannya.
iv