IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA BINJAI.

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH MELALUI TEKNIK
PERCAKAPAN INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU SMP NEGERI
DI KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:
HARISDAYANI
NIM: 8126131008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH MELALUI TEKNIK

PERCAKAPAN INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU SMP NEGERI
DI KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:
HARISDAYANI
NIM: 8126131008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRACT

Harisdayani. The Implementation of Scientific Supervision by Using Individual
Conversation Technique in Improving Teachers’ Performance at state Junior High
School in Binjai. Thesis. Medan: Educational Administration
Program,
Postgraduate School State University of Medan, 2014.
The objective of this research is to know whether the scientificsupervision
by using individual conversation technique improves Bahasa teachers’
performance at State Junior High School in Binjai. The hypothesis of this
research is the implementation of scientific supervision by using individual
conversation technique improves teachers’ performance.
This research has been done in SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6, SMPN 7,
SMPN 9, and SMPN 12 Kotamadya Binjai for a month and a half i.e. in April
until Mei 2014. The subject ofthis research is 30 Bahasa teachers at State Junior
High School in Binjai. The object of this research is teachers’ performance which
is consist of three aspects lesson planning, teaching process, and evaluating.
The result of analyzing data in teaching process. The score’s average in
pre-cycle is 30,99 (not good) with the completeness percentage 55,35%. In the
first cycle the average of performance’s score is 39,66 (good enough) with the
completeness percentage 70,77% and the average of performance’s score in the
second cycle is 49,40 (good) with the completeness percentage 93.99%. The

average score shows that the performance of teachers from the pre-cycle until
the second cycle increases from 55,35 % to 93,99%. The increasing of the
teacher’s performance : 93,99%-55,35% = 38,64%.
The implication of this research shows that teachers’ performance in
teaching process improves so that the teachers influences the improvement of
teaching quality in the classroom.
Keywords: Teaching performance, Individual conversation technique, Scientific
supervision.

1

ABSTRAK
Harisdayani. Implementasi Supervisi Ilmiah Melalui Teknik Percakapan Individu
dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Binjai. Tesis, Medan:
Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi supervisi
ilmiah melalui teknik percakapan individu dapat meningkatkan kinerja guru
bidang studi bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai. Hipotesis tindakan pada
penelitian ini adalah pengimplementasian supervisi ilmiah melalui teknik

percakapan individu dapat meningkatkan kinerja guru.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6, SMPN 7,
SMPN 9, dan SMPN 12 Kotamadya Binjai selama 1,5 bulan yaitu bulan April
2014 s.d Mei 2014. Subjek penelitian adalah 30 orang guru Bahasa Indonesia
pada SMP Negeri di Kota Binjai. Objek penelitian adalah kinerja guru dalam
pembelajaran yang terdiri atas tiga aspek yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Hasil analisis data kinerja guru dalam pembelajaran Skor rata-rata kinerja
guru pada prasiklus adalah 30, 99 (kurang baik) dengan persentasi ketuntasan
55,35%. Pada siklus I skor rata-rata kinerja adalah 39,66 (cukup baik) dengan
persentasi ketuntasan 70,77% dan skor rata-rata kinerja guru pada siklus II adalah
49,50 (baik) dengan persentasi ketuntasan 93,99%.Skor rata-rata kinerja guru
meningkat dari prasiklus sampai dengan siklus II yaitu 55,35% menjadi 93,99%.
Peningkatan nilai rata-rata kinerja guru: 93,99%-55,35% = 38,64%.
Implikasi penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran
meningkat sehingga diharapkan kinerja guru tersebut dapat mempengaruhi
peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
Kata Kunci: Kinerja Guru, Teknik Percakapan Individu, Supervisi Ilmiah.

2


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis persembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulisan tesis dengan judul
“Implementasi Supervisi Ilmiah Melalui Teknik Percakapan Individu dalam
Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Binjai” ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi
Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tesis ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Prof.Dr.
Biner Ambarita, M.Pd selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Sri Milfayetty,
M.S.Kons. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan,
dan saran-saran yang sangat berharga kepada Penulis selama menyusun tesis.

Selanjutnya ucapan terima kasih Penulis sampaikan pula kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, Pembantu Rektor beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas
belajar ketika Penulis dalam studi,
2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, Asdir I, Asdir II beserta staf yang banyak
memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi Penulis,

iv

3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
dan Dr. P. Siburian, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi.
4. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. sebagai narasumber, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd
sebagai narasumber dan validator serta

Dr. P. Siburian, M.Pd sebagai

narasumber dan notulen.
5. Kepala Sekolah SMP Negeri Binjai, Pengawas Bidang Studi dan rekan guru
(SMP Negeri 3, SMP Negeri 4, SMP Negeri 6, SMP Negeri 7, SMP Negeri 9,

dan SMP Negeri 12) yang telah berkontribusi dalam penelitian tesis ini,
6. Orang tua (st. H. Sinaga dan R. br. Pandiangan) dan adik-adik saya (David
P.M. Sinaga, S.E, Libri Sinaga dan Eric Cantona Sinaga) serta kekasih hati
(Anton Wandi Pasaribu, S.Pd) yang dalam suasana bagaimanapun kalian terus
memberikan doa dan dukungan kepada penulis, tesis ini merupakan wujud dari
kasih sayang kalian kepada Penulis.
7. Seluruh teman angkatan XXI/A Prodi Administrasi Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan terkhusus Novita Siringo-ringo ,
Yenny Marlim, Dame Ukur Pinem, Astri Novia Siregar, Ramli M. Manurung,
Eka Mutia,Ria Wulan Dayanti, Swandy T. Siburian, dan Hilmi Irawan yang
senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan Penulis dalam
menyelesaikan studi,
8. Rekan kerja di SD Negeri 026147 Binjai yang selalu meluangkan waktunya
untuk membantu Penulis menyelesaikan tesis ini.

v

Atas bantuan dan bimbingan yang diterima, Penulis mengucapkan terima
kasih dan berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkat kepada
kita semua.

Akhir kata Penulis sampaikan semoga tesis ini dapat diterima dengan
baik dan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Terima kasih.

Medan,

Juli 2014

Penulis,

Harisdayani
NIM.8126131008

1

DAFTAR ISI
TAT I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah..........................................................................

1


1.2.
Identifikasi Masalah................................................................................

11

1.3.
Pemnatasan Masalah...............................................................................

12

1.4.
Perumusan Masalah................................................................................

12

1.5.
Tujuan Penelitian....................................................................................

13


1.6.
Manfaat Penelitian..................................................................................

13

TAT II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. Kajian Teoritis........................................................................................

15

2.1.1. Konsep Kinerja Guru........................................................................

15

2.1.2. Konsep Supervisi Akademik............................................................

23


2.1.3. Supervisi Model Ilmiah....................................................................

30

2.1.4. Teknik Percakapan Individu.............................................................

34

2.1.5. Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Teknik
Percakapan Individu Dalam Supervisi Ilmiah...........................
2.2. Penelitian Yang Relevan........................................................................
2.3. Kerangka Konseptual.............................................................................
2.4. Hipotesis Tindakan.................................................................................

37
39
40
42

TAT III METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian...................................................................................

43

3.2. Sunjek dan Sampel Penelitian...............................................................

44

2

3.3. Desain Penelitian...................................................................................

45

3.4. Prosedur Penelitian................................................................................

46

3.5. Varianel dan Definisi Operasional........................................................

49

3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................

51

3.7. Teknik Analisis Data.............................................................................

52

3.8. Kriteria Kenerhasilan Tindakan............................................................

53

BAB IV ........................................................................................................
BAB V..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN

55

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... .

42

Tabel 3.2 Jumlah Guru Bahasa Indonesia Pada Satu Rayon Kepengawasan
di SMP Negeri Binjai......................................................................

43

Tabel 3.3 Penilaian Perencanaan Pembelajaran............................................

50

Tabel 3.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran.............................................

50

Tabel 3.5 Penilaian Evaluasi Pembelajaran...................................................

50

Tabel 3.6 Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi Ilmiah Melalui
Teknik Percakapan Individu ....................................................... .

51

Tabel 3.7 Interval Kelas dan Kriteria.............................................................

52

Tabel 3.8 Tingkat Kecenderungan Skor Kompetensi Kinerja
Pembelajaran Guru........................................................................

53

Tabel 4.1 Skor Kinerja Guru Pada Prasiklus.................................................

55

Tabel 4.2 Rentang Skor Kinerja Guru Pada Prasiklus...................................

56

Tabel 4.3 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator
Kinerja Guru Prasiklus..................................................................

57

Tabel 4.4 Skor Kinerja Guru Pada Siklus I....................................................

64

Tabel 4.5 Rentang Skor Kinerja Guru Pada Siklus .I.....................................

65

Tabel 4.6 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator
Kinerja Guru Siklus ...I..................................................................

66

Tabel 4.7 Skor Kinerja Guru Pada Siklus II....................................................

71

Tabel 4.8 Rentang Skor Kinerja Guru Pada Siklus II.....................................

72

Tabel 4.9 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator
Kinerja Guru Siklus II...................................................................

73

Tabel 4.10 Signifikasi Perbedaan Uji t antara Prasiklus dan Siklus I............

76

Tabel 4.11 Signifikasi Perbedaan Uji t antara Siklus I dan Siklus II.............

77

Tabel 4.12 Signifikasi Perbedaan Uji t antara Prasiklus dan Siklus II............

78

Tabel 4.13 Persentasi Nilai Kinerja Guru dalam Perencanaan, Pelaksanaan,
Dan Evaluasi Pembelajaran Pada Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II..........................................................................................

82

Tabel 4.14 Data Skor Totak Kinerja Guru......................................................

83

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tujuan Supervisi Akademik.......................................................

24

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan.........................................................

44

Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru Pada Prasiklus............................

56

Gambar 4.2 Histogram Skor Kinerja Guru Pada Siklus I..............................

65

Gambar 4.3 Histogram Skor Kinerja Guru Pada Siklus II ...........................

73

Gambar 4.4 Histogram Persentasi Nilai Kinerja Guru dalam Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II..................................................

83

Gambar 4.5 Histogram Skor Kinerja Guru (Responden 1-15) pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II..................................................

84

Gambar 4.6 Histogram Skor Kinerja Guru (Responden 16-30) pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II..................................................

8

85

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG)
dalam Menyusun Rencana Pembelajaran ..........................

93

Lampiran 2 Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG)
dalam Pelaksanaan Pembelajaran .................................... .

95

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG)
dalam Evaluasi Pembelajaran ............................................ .

98

Lampiran 4 Instrumen Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi
Ilmiah Melalui Teknik Percakapan Individu...... .............. .

100

Lampiran 5 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1 Prasiklus..................................................................

102

Lampiran 6 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 2 Prasiklus..................................................................

103

Lampiran 7 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 3 Prasiklus..................................................................

104

Lampiran 8 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1, Penilai 2, dan Penilai 3 Prasiklus............................

105

Lampiran 9 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1 Siklus I.....................................................................

106

Lampiran 10 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 2 Siklus I.....................................................................

107

Lampiran 11Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 3 Siklus I.....................................................................

108

Lampiran 12 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1, Penilai 2, dan Penilai 3 Siklus I............................

109

Lampiran 13 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1 Siklus II.....................................................................

110

Lampiran 14 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 2 Siklus II.....................................................................
Lampiran 15 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh

111

Penilai 3 Siklus II.....................................................................

110

Lampiran 16 Skor Penilaian Kemampuan Kinerja Guru oleh
Penilai 1, Penilai 2, dan Penilai 3 Siklus II.........................

111

Lampiran 17 Hasil Refleksi Pelaksanaan Supervisi Ilmiah
Melalui Teknik Percakapan.................................................

114

Lampiran 18 Transkrip Percakapan Individu Antara Supervisor
dan Guru ..............................................................................

126

Lampiran 19 Hasil Observasi Pelaksanaan Proses Supervisi Ilmiah
Melalui Teknik Percakapan Individu.................................

134

Lampiran 20 Dokumentasi Proses Penelitian..........................................

136

1

BABBI
PENDAHULUAN

1.1. LatarBBelakangBMasalah
Perkembangan era globalisasi telah membawa perubahan terhadap seluruh
aspek bidang kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi adalah perubahan pola
pikir masyarakat dan perilaku ke arah modernisasi, perubahan budaya dimana
budaya barat bebas masuk, dan perubahan iptek yang sangat pesat . Hal ini
merupakan tantangan yang berat bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kebudayaan dan kepribadiannya. Oleh sebab itu segala usaha guna meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia harus dipersiapkan. Salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan,

karena

pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia dan didalam pendidikanlah terdapat langkah-langkah
pasti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu bangsa
secara menyeluruh. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar sumber daya manusia
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi pendidikan harus diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional yang tertuang pada pasal 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

2

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Arti dari fungsi pendidikan ini adalah sebagai pemberi arah yang jelas
terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan sehingga penyelenggaraan
pendidikan harus diarahkan kepada: (1) pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2)
pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multi makna, (3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
(4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, serta mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses maupun
kegiatan pembelajaran, (5) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan
budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat dan (6)
pendidikan

diselenggarakan

dengan

memberdayakan

semua

komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.
Usaha peningkatan mutu pendidikan telah lama menjadi pusat perhatian
pemerintah Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tiga dekade pemerintahannya,
Indonesia telah berusaha memperbaiki seluruh struktur maupun sistem pendidikan
menuju pendidikan berkualitas. Adapun perbaikan dimulai dari menyusun ulang
undang- undang pendidikan, penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
seluruh sekolah, mewajibkan program wajib belajar sembilan tahun bagi peserta

3

didik, dan peningkatan profesionalisme guru melalui sertifikasi guru dan beasiswa
bagi pengembangan kerja guru, menciptakan sekolah universal dan perubahan
kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Usaha pemerintah ini membutuhkan
kerjasama dari seluruh komponen pendidikan baik dari masyarakat, sekolah,
maupun tenaga pendidik dan kependidikan agar pelaksanaan pendidikan berjalan
sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang telah dipaparkan diatas.
Pelaksana pendidikan baik pemerintah, masyarakat, dan pendidik
memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing dan saling berkesinambungan.
Salah satu dari pelaksana pendidikan yang menjadi kunci utama terlaksananya
pendidikan adalah pendidik (guru). Guru merupakan salah satu komponen
pendidikan yang mempunyai peran penting dalam menentukan kualitas
pendidikan karena gurulah pelaku utama yang menterjemahkan kurikulum
kedalam satuan aksi di dalam kelas. Selain sebagai faktor sentral di dalam sistem
pembelajaran di sekolah, guru memiliki

peranan sangat penting dalam

mentransformasikan input pendidikan melalui proses pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan pendapat Tilaar (2002: 387) bahwa guru merupakan faktor
dominan dalam upaya pembenahan kualitas pendidikan melalui proses
pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran yang bermutu menuntut proses
pendidikan harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat tercapai apabila ditangani
secara profesional. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pencapaian tujuan
pendidikan

akan

sangat

dipengaruhi

oleh

profesionalisme

guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan
iklim kelas yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.
Beberapa kriteria guru profesional menurut UU No.4/2005 dan PP 19/25
menjelaskan bahwa tugas guru adalah menguasai, dan terampil menggunakan

4

sumber-sumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompotensi profesional dan kompetensi sosial sebagai bagian dari
profesional guru. Ambarita (2013: 42) menyatakan bahwa seorang guru yang
profesional adalah guru yang mampu melakukan proses pembelajaran secara
efektif. Penjelasan tersebut memaparkan bahwa guru profesional adalah guru
kompeten yang mampu memenuhi tuntutan dalam mengembangkan seluruh
konsep, asas kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu
mendemonstrasikan keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan
meningkatkan efisiensi pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas
dalam praktek nyatanya dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses
pembelajaran disekolah.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas prestasi belajar peserta didik.
Ukuran seorang guru melakukan kinerjanya dengan baik menurut Ambarita
(2013: 44) adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan
menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam
proses pembelajaran. Rincian kinerja guru ini tertuang dalam

Permendiknas

No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Menengah
dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan
pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d)
membimbing dan melatih peserta didik, (e) melaksanakan tugas tambahan.
Sehingga sebagai seorang guru profesional dengan kinerja yang baik seorang guru
harus menguasai kemampuan dalam hal (a) merencanakan program belajar

5

mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai
kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik.
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk
berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk
berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara
wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang
muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi di lapangan mencerminkan keadaan
kinerja guru yang belum sesuai dengan harapan. Sagala (2009: 38) menyatakan
bahwa kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal. Guru melaksanakan
tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin, inovasi bagi guru relatif tertutup,
kreativitas bukan merupakan bagian dari prestasi. Jika ada guru mengembangkan
kreativitasnya guru tersebut cenderung dinilai membuang-buang waktu dan boros.
Hasil penataran guru pada berbagai bidang studi belum menunjukkan daya kerja
berbeda dibanding kinerja guru yang tidak mengikuti penataran. Tidak ada kontrol
terhadap hasil penataran meski penataran itu telah menghabiskan biaya cukup
besar. Institusi yang membina kinerja guru dan tenaga kependidikan tidak jelas.
Hasil penelitian Balitbang (2011) dalam jurnal menyatakan bahwa kinerja
guru di Sumatera Utara tergolong rendah ditinjau dari kelayakan mengajarnya di
sekolah. Adapun persentasi kelayakan mengajarnya sebagai berikut : guru yang
layak mengajar di SD negeri dan swasta ternyata hanya 28,94%, sedangkan guru
SMP Negeri 44,3 % dan guru di swasta 60, 99%, guru SMA negeri 65% dan guru
SMA swasta 64, 73% dan guru di SMK negeri dan swasta 55, 90%. Sejalan
dengan hasil penelitan di atas, Nurharani Selamat, dkk

(2013) dalam jurnal

6

penelitiannya memaparkan bahwa kinerja guru di wilayah Klang sangat rendah
mencapai 81,3%.
Hasil wawancara awal peneliti pada awal Februari 2014 dengan pengawas
bagian bidang studi bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai menjelaskan bahwa,
kinerja guru bahasa indonesia masih kurang baik, diukur dari (1) kurangnya
kesiapan guru dalam merencanakan pembelajaran sekitar 56,34%. Para guru
jarang membuat dan membawa perangkat pembelajarannya (Silabus, Prota,
Prosem, RPP, KKM) sesuai dengan kebutuhan peserta didik. ketika memulai
pengajaran; (2) Penyampaian bahan ajar yang dilakukan oleh guru masih bersifat
klasikal maupun verbalisme sekitar 46,70%; (3) Keterbatasan kemampuan guru
dalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode, model

maupun media

pembelajaran yang ada sekitar 68,77% dan (5) Minimnya pengetahuan guru
dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam penyampaian
bahan ajar sekitar 48,79%.
Para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar walaupun siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.
Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang
disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Akibat yang diperoleh dari
lemahnya kinerja guru dalam pembelajaran adalah rendahnya kualitas prestasi
belajar peserta didik.
Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan mengundang berbagai
pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya. Di sisi lain kinerja guru
pun

dipersoalkan

ketika

memperbicangkan

masalah

peningkatan

mutu

pendidikan. Kontroversi antara kondisi ideal yang harus dijalani guru
sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

7

2003 dengan kenyataan yang terjadi di lapangan merupakan suatu hal yang perlu
dan patut untuk dicermati secara mendalam tentang faktor penyebab munculnya
dilema tersebut, sebab hanya dengan memahami faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja guru maka dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga
faktor tersebut bukan menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan
mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah yang lebih baik sebab
kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kinerja
guru mulai dari pelaksanaan pelatihan, penataran, dan seminar untuk menaikkan
motivasi dan karir guru dalam mengajar. Pemerintah juga berupaya menaikkan
kesejahteraan guru dengan menaikkan gaji guru melalui tunjangan sertifikasi guru
dan insentif lainnya, sehingga guru bisa mendapatkan kepuasaan kerja. Namun
usaha ini belum berbuahkan hasil yang maksimal terhadap perbaikan kualitas
kerja guru. Sindo News Edisi Agustus 2012 menjelaskan Hasil Ujian Kompetensi
Guru (UKG) hanya mencapai nilai 44,5 atau masih di bawah rata-rata nasional.
Program peningkatan kinerja guru telah dilakukan namun hasil yang
nyata masih belum jelas karena program yang dilaksanakan tidak berdasarkan
analisis kebutuhan atau masalah nyata yang dihadapi tiap guru di dalam kelas,
selain itu kegiatan pelatihan pun tidak berkelanjutan dan hanya melibatkan aspek
pengetahuan saja. Pemerintah dan sekolah pun jarang melaksanakan kontrol dan
pembinaan terhadap kebutuhan guru. Padahal kontrol dan pembinaan merupakan
kebutuhan terutama untuk melihat sejauh mana proses pendidikan berjalan sesuai
tujuan. Pernyataan ini diperkuat oleh Mark et al (1991:79) dalam Fissama (2013 :
1) salah satu faktor ekstrinsik yang berkontribusi secara signifikan terhadap
motivasi kerja, prestasi, dan profesionalisme guru ialah layanan supervisi. Peter

8

(1994: 67)

juga menyatakan rendahnya motivasi dan prestasi guru yang

mempengaruhi profesi guru tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala
sekolah dalam membina guru disekolah melalui kegiatan supervisi.
Kepala sekolah maupun pengawas dari dinas pendidikan cenderung
mengabaikan kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi pendidikan dilakukan hanya
terhadap penilaian administratif guru saja. Sementara dalam kenyataannya, guru
yang memiliki penilaian yang bagus secara administratif belum tentu mampu
memiliki kinerja yang baik di dalam kelas. Kegiatan supervisi seolah diabaikan.
Padahal, jika dilakukan dengan maksimal supervisi dapat meningkatkan
profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan karena selain proses menilai
juga ada tindak lanjut berupa bimbingan untuk tujuan perbaikan secara berkala
sehingga menuju pada perbaikan mutu secara berkelanjutan. Maka dari itu,
redesain sistem supervisi juga harus terlaksana secara optimal.
Pelaksanaan supervisi memiliki dua jenis yaitu supervisi manajerial dan
supervisi akademik. Sedangkan supervisi yang dibutuhkan guru adalah supervisi
akademik. Glickman (2002:49) menjelaskan supervisi akademik sebagai
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Ia juga menyatakan
tujuan

supervisi

akademik

adalah

membantu

guru

mengembangkan

kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi muridmuridnya. BSejalan dengan pendapat Glickman, Umiarso dan Gojali (2011: 278)
menyatakan bahwa supervisi akademik sebagai langkah pembinaan guru dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.BDengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan

9

membantu

guru

mengembangkan

kemampuan

profesionalismenya

dan

memecahkan segala masalah yang menjadi kelemahan guru dalam proses
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik diharapkan mampu meningkakat
kualitas akademik yang dilakukan oleh guru.
Supervisi dalam prakteknya terbagi atas empat model menurut Sahertian
(2008: 34) yaitu supervisi model konvensional, supervisi model ilmiah, supervisi
model klinis, dan supervisi model artistik. Supervisi model konvensional melalui
penerapan kekuasan yang otoriter akan berpengaruh terhadap perilaku supervisi,
biasanya perilaku supervisi yang nampak adalah mencari-cari kesalahan dan
menemukan kesalahan.
Supervisi model ilmiah memiliki memiliki ciri-ciri yang dilaksanakan
secara berencana dan berkesinambungan, sistematis, dengan menggunakan
prosedur serta teknik tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada
data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang sebenarnya. Sedangkan
supervisi model klinis difokuskan pada peningkatan proses pembelajaran dengan
menggunakan siklus yang sistematis. Supervisi klinis membantu guru-guru
memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku mengajar yang ideal.
Supervisi model artistik memiliki karakteristik yaitu memerlukan
perhatian mendengarkan, memerlukan keahlian khusus untuk memahami
kebutuhan seseorang, menuntut untuk memberikan perhatian lebih banyak
terhadapa proses kehidupan kelas yang diobservasi sepanjang waktu tertentu,
memerlukan laporan yang menunjukkan bahwa dialog supervisor dan guru yang
disupervisi.

10

Selain itu, praktek supervisi juga menggunakan beberapa teknik yaitu
teknik individu dan teknik kelompok. Teknik individu terdiri atas kunjungan
kelas, observasi, percakapam individu, kunjungan dan kunjungan antar kelas.
Sedangkan teknik kelompok terdiri atas rapat, seminar, lokakarya, simposiium dan
penataran serta diskusi kelompok.
Selama ini, pengawas sekolah pada umumnya masih menerapkan
supervisi model konvensional tidak menggunakan teknik. Supervisi model
konvensional bersifat hanya melihat dan menilai proses pembelajaran yang
dilakukan guru tanpa memberikan umpan balik terhadap perbaikan kinerja guru.
Selain itu para supervisor malas melaksanakan supervisi berkelanjutan karena
guru sering berpura-pura dalam melaksanakan pengajaran demi mendapatkan nilai
yang baik.
Menyadari hal tersebut, setiap pengawas sekolah dihadapkan pada
tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan sebenarnya secara
tearah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas kinerja
guru khususnya dalam pembelajaran. Dalam kerangka inilah perlu diterapkan
suatu model supervisi dan teknik sebagai alat yang tepat untuk mengoreksi
kualitas kinerja guru sesuai dengan kebutuhan guru tersebut, sehingga rencana
penelitian yang akan dilaksanakan adalah mengenai “Implementasi Supervisi
Ilmiah Melalui Teknik Percakapan Individu Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
SMP Negeri Di Kota Binjai”

11

1.2. IdentifikasiBMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah maupun ruang lingkup permasalahan
yang telah dipaparkan di atas maka identifikasi masalah yang muncul antara lain:
1. Tidak adanya persiapan perangkat rencana pembelajaran yang relevan yang
dilakukan oleh guru yang berdampak kepada ketidaksiapan guru dalam
memberikan atau menyampaikan materi pelajaran.
2. Penyampaian bahan ajar yang dilakukan guru masih bersifat klasikal dan
verbalisme

kurang

menggali

minat

dan

kreativitas

siswa

dalam

pembelajaran.
3. Keterbatasan kemampuan guru dalam mengaplikasikan bahan ajar dan
perangkat pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik.
4. Minimnya pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media
pembelajaran dalam penyampaian bahan ajar.
5. Program peningkatan kinerja guru belum menunjukkan hasil maksimal.
6. Pelaksanaan supervisi akademik masih jarang dilaksanakan oleh pengawas
sekolah.
7. Supervisi akademik model konvensional tidak tepat sasaran dengan
kebutuhan guru.
8. Supervisor dan guru belum paham akan hakikat supervisi yang sebenarnya.
9. Supervisi ilmiah belum pernah dilaksanakan oleh supervisor di kota Binjai.
10. Supervisor jarang mengkolaborasikan model supervisi dengan teknik-teknik
supervisi.

1.3. PembatasanBMasalah
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, fokus penelitian ini dibatasi
pada hal-hal yang berkaitan dengan implementasi supervisi akademik model
ilmiah melalui teknik percakapan individu

untuk meningkatkan kinerja guru

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai.

12

1.4. PerumusanBMasalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut; “ Bagaimanakah cara implementasi supervisi akademik model ilmiah
melalui teknik percakapan individu dapat meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai?”.

1.5. TujuanBPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah dapat
meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai.

1.6. ManfaatBPenelitian
Hasil penelitian implementasi supervisi akademik model ilmiah dalam
meningkatkan kinerja guru

di SMP Negeri Binja diharapkan memberikan

manfaat, antara lain:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan teori, khususnya teori kinerja, dan
teori supervisi. Selain itu, model teoritis yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat memberikan jawaban teoritis terhadap permasalahan
kinerja, sehingga dapat dijadikan model untuk meningkatkan kinerja guru
khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri Binjai.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
: (a) bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia temuan penelitian ini dapat
dijadikan umpan balik bagi guru dalam rangka memahami kinerjanya
serta faktor yang mempengaruhinya, yaitu supervisi akademik dan
selanjutnya diharapkan dapat menstimulasi usaha mereka untuk

13

meningkatkan kinerjanya; (b) bagi pengawas Dinas Pendidikan Pemko
Binjai sebagai bahan evaluasi agar dapat menerapkan supervisi akademik
model ilmiah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru; (c) bagi kepala
sekolah temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan penting dalam
rangka meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia; (d) bagi peneliti
temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
penelitian-penelitian yang relevan dikemudian hari.

฀6

฀A฀ V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Penelitian yang dilaksanakan di enat sekolah berlokasi di kotatadya
Binjai. Enat sekolah yang tenjadi tetpat penelitian yaitu: SMP Negeri 3 Binjai,
SMP Negeri 4 Binjai, SMP Negeri 6 Binjai, SMP Negeri 7 Binjai, SMP Negeri 9
Binjai, dan SMP Negeri 12 Binjai.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesitpulan sebagai
berikut:
a. Kinerja guru Bahasa Indonesia SMP Negeri di Kota Binjai dalat petbelajaran
teningkat setelah tengikuti supervisi iltiah telalui teknik percakapan
individu.
b. Skor rata-rata kinerja guru pada prasiklus adalah 30, 99 (kurang baik). Kinerja
guru pada prasiklus ini tenunjukkan tidak ada guru yang tetiliki skor kinerja
dalat kategori baik, hanya 1(satu) orang guru atau sekitar 10 %

yang

tetiliki skor kinerja dalat kategori cukup baik, dan sekitar 90 % (29 orang)
guru tetiliki skor kinerja dalat kategori kurang baik.
c. Skor rata-rata kinerja guru pada siklus I adalah 39,66 (cukup baik), dengan
sekitar 96, 67 % guru (29 orang) tetiliki skor kinerja dalat kategori cukup
baik dan hanya 3,33% guru (1 orang) yang tetiliki skor kinerja dalat
kategori baik.
d. Skor rata-rata kinerja guru pada siklus II adalah 49,50 (baik), dengan hasil
฀6,67 % guru (26 orang) sudah tetiliki skor kinerja dalat kategori baik,
13,33 % guru (4 orang) yang tetiliki skor kinerja dalat kategori cukup baik.

฀7

e. Persentasi skor rata-rata kinerja guru tulai dari prasiklus satpai siklus II
tengalati peningkatan tulai dari 55,35% tenjadi 93,99%. Peningkatan nilai
rata-rata kinerja guru: 93,99%-55,35% = 3฀,64%.
f. Hasil tetuan penelitian ini tenetukan bahwa itpletentasi supervisi iltiah
telalui teknik percakapan individu dapat teningkatkan kinerja guru.
1.2 Implikasi
Itplikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesitpulan
penelitian, diantaranya:
a. Secara utut itpletentasi supervisi dapat teningkatkan kinerja guru bidang
studi Bahasa Indonesia dalat perencanaan petbelajaran, pelaksanaan
petbelajaran, dan evaluasi petbelajaran.
b. Penerapan supervisi iltiah telalui teknik percakapan individu tenekankan
pada ketatpuan supervisor dalat tenetukan dan tenyelesaikan kendala
tengajar yang dihadapi guru dan tetbitbing guru untuk tetperbaiki
kendala tengajarnya sehingga kinerja guru teningkat. Selain itu, teknik
percakapan individu tetbantu guru dan supervisor untuk saling tetahati
keadaan dan tasalah yang dihadapi guru sehingga bitbingan yang diberikan
supervisor tepat sasaran.
c. Hasil tetuan penelitian ini tenunjukkan bahwa kinerja guru teningkat,
sehingga diharapkan agar itpletentasi supervisi iltiah telalui teknik
percakapan individu ini dapat dilaksanakan oleh pengawas pada kegiatan
supervisi lanjutan di sekolah dalat teningkatkan kualitas petbelajaran di
kelas.

฀฀

d. Pelaksanaan supervisi iltiah ini juga perlu tendapat perhatian khusus dari
Dinas Pendidikan Kotatadya Binjai agar diterapkan oleh seluruh pengawas
sekolah yang berada di lingkungan Kotatadya Binjai.

1.3 Saran
Berdasarkan kesitpulan dan itplikasi penelitian untuk teningkatkan
kinerja guru dalat petbelajaran Bahasa Indonesia diajaukan saran sebagai
berikut:
a. Kepala Sekolah taupun pengawas sebagai supervisor dalat pelaksanaan
tugasnya sebaiknya tenerapkan supervisi iltiah dengan teknik percakapan
individu.
b. Kepala

Dinas

Pendidikan

Kotatadya

Binjai

sebaiknya

tetberikan

pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk
tetperluas wawasan tentang penerapan supervisi iltiah telalui teknik
percakapan individu.
c. Kepala Dinas Pendidikan Kotatadya Binjai sebaiknya tetberikan pelatihan
secara intensif kepada guru dalat hal penggunaan sutber dan tedia
petbelajaran dan cara berkotunikasi dengan siswa sehingga pelaksanaan
petbelajaran akan berjalan lebih efektif serta pelatihan dalat tetberikan
utpan balik hasil belajar pada proses evaluasi petbelajaran.
d. Guru bidang studi Bahasa Indonesia agar selalu teningkatkan dan
tengetbangkan wawasan tengajar terkhusus dalat petilihan tetode
pengajaran telalui pelatihan dan pendidikan.

฀9

฀AFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner. 2012. ฀anajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
_____________. 2010. ฀anajemen dalam Gamitan Pendidikan. Medan : Usu
Press.
Atmodiwiryo, Soebagio. 2000. ฀anajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :
Arzaziyah Jaya.
Bateman, Thomas S. B, Snell, Scott A. (2004). ฀anagement : The

New

Competitive Landscape. 6th Edition. McGraw Hill, New York.
Dessler, Gary. 2005. ฀anajemen Sumber Daya ฀anusia. Alih bahasa: Eli Tanya.
Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.

Eliezer. 2011. Deterioration in Teachers' Performance: Causes and Some
Remedies.

(OnLine)

Pdf.

Vol.

1,

No.1,

April

2011.

(http://www.sciedu.ca/wje, diakses 30 Desember 2013)
Fissama, Faruha. 2013. Supervisi Akademik. (OnLine), (http://renikudus.
blogspot.com/2013/12/supervisi-akademik.html, diakses 20 Februari
2014)
Gagne, R.M., and Brigs, L.J. 1979. Principle of Instructional Design. New York:
Holt, Rinehart & Winston.
Galpin, Timothy. 1994. How to ฀anage Human Performance. Inform Global.
Glickman, D. Carl. 2002. Supervision of Instruction.Boston : Allyn Bacon.
Harahap, Burhanuddin. (2007). Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh
Guru, Kepala Sekolah, Penilik, dan Pengawas. Jakarta: Damai Jaya.

90

Irawan, Prasetya dkk., 1994. Analisis Kinerja: Panduan Praktis untuk
฀enganalisis Kinerja Organisasi, Kinerja Proses, dan Kinerja Pegawai,
Jakarta, STIA-LAN.
Jones,Gareth R. 2004. Organizational Theory, Design and Change. Pearson
Education,Inc.,Upper Saddle River,New Jersey,0745฀.
Kirom,

Bahrul.

2010.

Konsumen,Service

฀engukur

Kinerja

Performance

Pelayanan

and

dan

Customer

Kepuasan
Satisfaction

฀easurement. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Lembaga Administrasi Negara RI. 1993. Kinerja Aparatur Negara. Jakarta :
LAN.
Mamusung. J. (1991). Hubungan Sekolah dengan ฀asyarakat. Bandung :
Adpen FIP IKIP
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SD฀. Bandung : Refika
Aditama.
Mulyasa. 2012. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya
Offset.
Mustofa, Syaiful. 2013. Supervisi Pendidikan: Terobosan dalam Peningkatan
Kinerja Pengawas dan Guru. Yogyakarta: Art Media.
Nurharani, Selamat. 2013. The Impact of Organizational Climate on Teachers’ Job
Performance. (OnLine) Pdf. Vol. 2, No.1. (http://www.e-journal.ca/wje,

diakses 30 Desember 2013)
Panjaitan, Tauhaposan. 2012. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Pelatihan
Terhadap Peningkatan Kinerja Guru(Studi Kasus Pada Smp Negeri
Kecamatan Percut Sei Tuan). Tesis. Medan : Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.

91

Peter,

&

Robin.

2006.

Supervision

in

The

Professions

(OnLine),

(http://www.uiowa.edu%, diakses 30 Desember 2013)
Prasojo, L.D, & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava.
Purba, Jentina. 2012. Implementasi Supervisi Akademik ฀odel Artistik dalam
฀eningkatkan Kinerja Guru S฀P di Kabupaten Deli Serdang. Tesis.
Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Rasyidah. 2012. Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di ฀adrasah Aliyah Kota
Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rusman. 200฀. ฀odel-฀odel Pembelajaran (฀engembangkan Profesionalisme
Guru). Jakarta : Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung :
Alfabeta.
_____________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sahertian, Piet. 200฀. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya ฀anusia dan Produktivitas Kerja. Bandung :
Mandar Maju.
SindoNews. 2012. http://nasional.sindonews.com /read/2012/0฀/06/15/663259/ kualitasguru-masih-rendah. di akses 10 Januari 2014.

Sergiovanni, T.J. 19฀7. The Principalsship, A Reflective Practice Perspective.
Boston : Allyn and Bacon.
Slavin, Robert.E. 2004. Cooperative Learning. Bandung : Nusa media.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta

92

Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Suratman, Maman.2012. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah. (OnLine),
(http://msuratman.wordpress.com/2012/03/10/supervisi-akademik-olehkepala-sekolah/Di akses 17 Januari 2013).
Umiarso & Gojali, Imam. 2011. ฀anajemen ฀utu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Yogyakarta: Irgisod.